Pedoman Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi Bagi Orang dengan HIV Aids (odha) 2015
セ・
t :2:} World Health
セ@
Organization
WFP
(t.J
セ
World Food
Programme
wlp.orv
Kementerian Kesehatan RJ
PEDOMAN
PELATlHAN
TATALAKSANA DAN DUKUNGAN GIZI
BAGI ORANG DENGAN mv DAN AIDS
(ODHA)
Direktorat Bina Gizi
Ditjeo Bioa Gizi dan KIA
Kementerian Kesehatan RI
2015
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
616 .9792
Ind
P
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Pedoman pelatihan tatalaksana dan dukungan gizi
bagi orang dengan HIV dan AIDS (ODHA).Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI. 2015
ISBN 9786022359258
1. Judui
1. HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
II. ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME
III. NUTRITIONAL REQUIREMENT
IV. WHO
KATAPENGANTAR
Dalam pertemuan Regional Consultation on Nutrition and HIV-AIDS (2007) ctihasilkan
rekomendasi bahwa Penanganan HIVAIDS harus bersifat komprehensif dan terintegrasi,
termasuk memberikan pelayanan gizi bagi ODHA. Pelayanan gizi saat ini memegang peran
penting karena merupakan salah satu komponen utama dalam perawatan dan pengobatan
セ uy
MaidsN@
Infeksi my dan status gizi merupakan dua hal yang saling terkait sehingga
intervensi gizi yang adekuat dapat membantu OOHA mengurangi gejala klinis, mengurangi
risiko infeksi serta dapat meningkatkan status gizi dan kualitas hidupnya. Sejalan dengan
program Layanan KomprehensifBerkesinambungan (LKB), peran tenaga dan tim asuhan gizi
merupakan kunci keberhasilan pelayanan kesehatan baik dalam kegiatan promosi dan
preventif, tatalaksana klinis HIY maupun dukungan psikososiaI, ekonomi dan legal.
Berbagai kebijakan strategis dan progresif telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan RI
sebagai lembaga pelaksana dalam penanggulangan HIY berdasarkan continuum of care,
antara lain menyiapkan sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan dan rujukan OOHA,
menyediakan obatobat Anti Retroviral (ARV), mengembangkan program Pencegahan
Penularan dati Ibu ke Anak (PPIA), dan lainnya.
Peningkatan upaya untuk menghambat progresifitas HIV dan memperbaiki kuaIitas hidup
OOHA dilakukan melalui perbaikan status gizi. Sarnpai saat ini impJementasi kolaborasi Tim
Asuhan Gizi (TAG) dalam pelayanan kesehatan paripurna bagi OOHA bel urn terjalin dengan
harmon is. Hal ini salah satunya disebabkan kurangnya pengetahuan dan keterampilan tenaga
kesehatan mengenai tatalaksana dan dukungan gizi bagi OOHA. Maka dengan ini diperlukan
pelatihan yang berkesinambungan dan merata di pusatpusat layanan HIV dan AIDS.
Saya menyambut balk adanya Kurikulum dan Modul Pelatihan TataIaksana dan OUkungan
Gizi bagi OOHA ini, dan berharap kegiatan pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi
OOHA dapat segera dikembangkan di semua penyedia layanan kesehatan bagi ODHA
sehingga dapat sedini rnungkin mencegah, mengatasi dan memperbaiki masalah gizi yang
timbul pada OOHA. Sasaran pelatihan ini adalah tenaga gizi, dokter, dan perawat yang
berperan sebagai Tim Asuhan Gizi (TAG). Modul ini dikembangkan oleh para ahli yang
berpengalaman dalam perawatan OOHA dan dalam bidang gizi yang berkaitan dengan
H IV/AIDS. Oleh karenanya saya berharap dengan adanya modul ini dapat meningkatkan
kemampuan dan keterampilan Tim Asuhan Gizi (TAG) dalam memberikan pelayanan yang
paripurna terhadap ODHA.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dalam penyusunan modul pelatihan ini. Semoga pelayanan gizi terhadap OOHA semakin
membaik dalam rangka mewujudkan tujuan universal access dan Sustainable Developmem
Goals.
Oirektur Bina Gizi
Wセ@
t-
Ir. Doddy lzwardy, MA
KataJog Dalam Terbitan. Kementerian Kesebatan RI
616.9792
Ind
P
Indonesia. Kementerian Kesehatan RL Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Pedoman pelatihan tatalaksana dan dukungan gizi
bagi orang dengan HIV dan AIDS (ODHA).Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI. 2015
ISBN 9786022359258
I. HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
II. ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME
III. NUTRITIONAL REQUIREMENT
IV. WHO
I . Judui
DAFTAR lSI
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Filosofi Pelatihan
1
2
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI
A. Peran
B. Fungsi
C. Kompetensi .
4
4
4
TUJUAN PELATlHAN
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
5
5
BABIV
STRUKTUR PROGRAM
6
BAB V
GARISGARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
Kebijakan pelayanan gizi pada HIV IAIDS
MD
MI I Informasi dasar HIV & AIDS
MI2 Hubungan HIV/AIDS dengan status gizi ODHA
MI3 Aktivitas fisiklolahraga pada ODHA
MI4 Konseling gizi pad a ODHA
MI5 Asuhan gizi pada HIV IAIDS
MPI
Building learning commitment (BLe)
MP2
Rencana tindak lanjut (RTL)
Anti Korupsi
MP3
7
7
8
16
17
18
21
22
23
DIAGRAM PROSES PENYELENGGARAAN PELATIHAN
A. Pre test
B. Pembukaan
C. Building learning commitment (BLC)
D. Pemberian wawasan
E. Pembekalan pengetahuan dan keterampilan
F. Skill station I praktek lapangan
G. Post test
H. Penutupan
25
26
26
26
26
27
27
27
PESERTA DAN PELATIH
A. Peserta
B. Pelatih/lnstruktur
28
28
28
BAB II
BAB III
BAB VI
BAB VII
II
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Oukungan Gizi bag; OOHA
BAB VIII PENYELENGGARA DAN TEMP AT
PENYELENGGARAAN
A. Penyelenggara
B. Tempat penyelenggaraan
29
BAB IX
EV ALUASI PELATIHAN
A. Evaluasi terhadap peserta
B. Evaluasi terhadap pelatih/instruktur
C. Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan
30
30
30
30
BABX
SERTIFIKAT
31
BAB XI
PENUTUP
32
LAMPIRAN: LEMBARLEMBAR PENUGASAN
33
29
29
Kuriku/um Pe/alihan Tala/aksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
pelatihan khusus gizi bagi petugas di layanan HIV dan sebaliknya belum ada
pelatihan tentang HIV bagi petugas gizi dan tidak tersedia materi edukasi di layanan
tersebut.
Dengan hasi! penelitian dan keadaan di atas dirasa perlu untuk ada penyamaan
layanan dan kemampuan layanan bagi tim asuhan gizi di berbagai fasilitas kesehatan
yang memberi layanan bagi ODHA. Buku Kurikulum ini disusun oleh SubDirektorat
Gizi Klinis, Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan untuk program pelatihan
Asuhan Gizi bagi Orang Dengan HIV I AIDS (ODHA) bagi tim asuhan gizi (dokter,
perawat, ahli gizi) yang melakukan tatalaksana gizi bagi ODHA baik di Puskesmas,
Rumah Sakit, dan layanan HIV/AIDS lainnya . .
B. Filosofi Pelatihan
Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi Bagi Orang dengan HIV Dan AIDS
(ODHA) menggunakan nilainilai dan keyakinan yang menjiwai, mendasari dan
memberikan identitas pada sistem pelatihan sebagai berikut:
1. Adult Learning, yakni proses pelatihan diselenggarakandengan pendekatan
pembelajaran orang dewasa (andragogi) dengan karakteristik antara lain:
a. Pelatihan merupakan upaya untuk memfasilitasi, mengarahkan dan memacu
proses belajar
b. Pelatihan berbasis kompetensi, dengan memperhatikan proses sekaligus
substansi (process as well as content)
c. Belajar merupakan proses untuk memperiuas wawasan, mempertajam
perasaan dan meningkatkan ketrampilan (is not for knowing more but for
behaving differently)
d. Pembelajaran untuk orang dewasa, secara 3 E (efektif, efisien dan
entertaining) dan setiap peserta berhak untuk:
I) Didengarkan dan dihargai pengalamannya sebagai Tim Asuhan Gizi.
2) Dipertimbangkan setiap ide dan pendapatnya apabila berada dalam
konteks pelatihan.
3) Diberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam setiap proses
pembelajaran.
e. Menggunakan berbagai metode dan sumber belajar (para pakar, teman
sebaya, diri sendiri, lingkungan dan sebagainya)
f. Keseluruhan proses pelatihan harus mampu memfasilitasi peserta untuk
mencapai kebutuhan belajar yaitu meningkatkan profesionalisme serta
kinerjanya dalam memberikan asuhan gizi bagi ODHA di layanan kesehatan.
2. Asset-Based Thinking, yakni proses pelatihan yang menekankan pada:
a. Kesempatan daripada masalah
b. Kekuatan daripada kelemahan
c. Apa yang bisa dilakukan daripada apa yang tidak bisa untuk merespon situasi
di lapangan
3. Learning By Doing, yang memungkinkan peserta untuk:
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi HIV/AIDS merupakan masalah besar bagi kesehatan dan sangat berpengaruh
pada pertumbuhan sosioekonomi negaranegara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987 sampai dengan April 2015, HIV dan AIDS
tersebar di 390 (78%) dari 498 kabupatenlkota di Indonesia. Jumlah infeksi HIV yang
dilaporkan adalah sebanyak 167.350. Sementara itu jumlah kasus AIDS kumulatif
adalah sebanyak 66.835 orang. Sekitar 70% dari kasus HIV dan AIDS adalah pada
usia 25 49 tahun dan antara 32 (pada AIDS) 42% (pada infeksi HIV) adalah
perempuan. Di seluruh Indonesia sampai dengan April 2015, layanan HIVAIDS
yang aktif melaporkan layanannya sebagai berikut: 1377 layanan Konseling dan Tes
HIV, 500 layanan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (PDP atau CST care,
support and treatment), 91 layanan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM), 1082
layanan Infeksi Menular Seksual (IMS), 131 layanan Pencegahan Penularan dari Ibu
ke Anak (PPIA) dan 223 layanan TuberkulosisHIV (TBHIV). Jumlah Orang dengan
HIV AIDS (ODHA) yang dalam Terapi Antiretroviral (TAR atau AntiRetroviral
Therapy ART) adalah 52.233orang dengan 97.12% di antaranya menggunakan
Terapi Lini 1 dan sisanya dengan Terapi Lini 2.
Keadaan gizi dan sistem kekebalan seseorang yang terinfeksi HIV akan memburuk
sejalan dengan perjalanan penyakit dan adanya infeksi oportunistik hingga mengalami
gangguan ataupun kegagalan metabolisme, yang pada akhirnya akan menjadi AIDS.
Pada penelitian multicenter di 3 provinsi : DKI Jakarta, Jawa Timur dan Sulawesi
Selatan pada tahun 2007 ditemukan bahwa dari 752 responden ODHA , sebanyak 1 %
berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (rerata BMI 16,92). Selain itu
didapatkan bahwa petugas kesehatan menemukan sekitar 80% ODHA mempunyai
masalah gizi antara lain kehilangan BB (wasting), diare, mual dan muntah, tidak nafsu
makan (loss ofappetite) dan oral kandidiasis.
Penatalaksanaan dan dukungan gizi yang adekuat diperlukan bagi ODHA, terutama
yang dalam keadaan lanjut. Obatobat ARV akan lebih efektif dalam menghambat
replikasi HIV, bila didukung dengan terapi gizi yang tepat dan berkesinambungan.
Akan tetapi dari penel itian yang sarna tersebut di atas didapatkan bahwa hanya 10 %
dari 67 responden (tenaga kesehatan seperti dokter dan paramedis) yang mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan yang cukup dalam menangani masalah gizi pada ODHA.
Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Bagian Gizi Fakultas Kedokteran
UGM menunjukkan bahwa kualitas layanan gizi di beberapa rumah sakit di Daerah
Istimewa Yogyakarta belum memuaskan kl ien. Sejalan dengan itu, belum semua
petugas dan ahli gizi mempunyai pengetahuan yang benar tentang HIV dan layanan
gizi untuk ODHA. Penelitian survey yang lain oleh World Food Program di 10
Puskesmas di Daerah Khusus Ibukota menunjukkan bahwa belum semua tempat
layanan mempunyai instrumen pengukur antropometri (timbangan, pengukur LILA,
pengukur tinggi badan, dan lainlain) dengan lengkap. Lebih lanjut belum ada
Kurikulum Pelalihan Talalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
a. Mendapat kesempatan untuk belajar sambil berbuat (melakukan sendiri)
hasil pembeJajaran dari setiap materi peJatihan. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan · nietode pembelajaran yang partisipatif antara Jain:
studi kasus, simulasi, role-play, bedside teaching, permainan dan latihan
(exercise) baik secara individu maupun kelompok.
b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu untuk
mencapai kompetensi yang ditetapkan.
4. Berbasis kompetensi, yang memungkinkan peserta untuk:
a. Mencapai penguasaan materi yang ditetapkan
b. Meningkatkan keterampilan langkah demi langkah dalam memperoleh
kompetensi sebagai Tim Asuhan Gizi.
c. Mendapatkan penilaian tentang keberhasilannya mencapai kompetensi yang
ditetapkan pada akhir pelatihan.
Pelatihan ini berupaya mengajak peserta untuk mempunyai sifat life-long learners.
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
3
BAB II
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI
A. Peran
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta berperan sebagai Tim Tatalaksana dan
Dukungan gizi pada Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA)
B. Fungsi
Untuk melaksanakan perannya sebagai Tim Tatalaksana dan Dukungan Gizi,
peserta mempunyai fungsi Memberikan Tatalaksana dan Dukungan Gizi pada
ODHA
C. Kompetensi
Untuk menjalankan fungsinya peserta kompeten dalam:
I. Menjelaskan tentang virus, patofisiologi HIV/AIDS dan terapi Antiretroviral
2. Menjelaskan Hubungan antara HIV I AIDS dengan Status Gizi ODHA
3. Menjelaskan Akitivitas fisik I Olah raga pada ODHA
4. Melakukan Konseling Gizi pada ODHA
5. Melakukan Asuhan Gizi pada HIV I AIDS
4
BAB III
TUJUAN PELA TIHAN
A. Tujuan Vmum
Setelah mengikuti pelatihan para pelatihan mampu memberikan tatalaksana dan
dukungan gizi bagi orang dengan HIV/AID's (ODHA).
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu:
I. Menjelaskan tentang virus, patofisiologi HIV I AIDS, dan terapi Antiretroviral
2. Menjelaskan Hubungan antara HIV I AIDS dengan Status Gizi ODHA
3. Menjelaskan Akitivitas fisik I Olah raga pada ODHA
4. Melakukan Konseling Gizi pada ODHA
5. Melakukan Asuhan Gizi pada HIV I AIDS
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
5
BAB IV
STRUKTUR PROGRAM
No
A
B
C
Materi
MA TERI DASAR
Kebijakan HrV/AIDS terkait layanan gizi
Sub Total
MATERI INTI
1. Informasi Dasar HIV
2. Hubungan antara Hrv I AIDS dengan
Status Gizi ODHA
3. Aktivitas fisikiOlahraga pad a ODl:IA
4. Konseling gizi pada ODHA
5. Asuhan Gizi pada HIVI AIDS
Sub Total
Jumlah
PL
2
-
-
2
2
2
3
3
-
-
3
3
1
-
2
1
3
5
4
15
13
3
1
8
7
21
8
8
36
-
3
2
2
MA TERI PENUNJANG
1. Building Learning Commitment (BLC)
2. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
3. Anti Korupsi
Sub Total
3
4
7
Total
23
25
8
57
Keterangan :
1 jam pe\ajaran @ 45 menit
T : Teori
P : Praktek
PL: Praktek Lapangan (Bedside teaching)
6
Waktu
p
T
1
2
BABV
GARIS - GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
Nomor: MD
Materi : KEBIJAKAN HIY/AIDS TERKAIT LAYANAN GIZI
Waktu : 2 jpl (T= 2 jpl, P= 0 jpl, PL= 0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami kebijakan pemerintah ten tang HIY/AIDS terkait
layanan gizi.
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
Setelah mengikuti materi
ini peserta mampu:
1. Menjelaskan
kebijakan dan
program HIY/AIDS
terkait layanan gizi
l. Kebijakan dan program HIY/ AIDS
2. Menjelaskan latar
belakang pelayanan
gizi dalam LKB
HIYAIDS
2. Latar belakang pelayanan gizi
dalam LKB HIY/AIDS
a. Layanan Komprehensif
Berkesinambungan (LKB)
HIY/AIDS
b. Ruang lingkup kegiatan
pelayanan gizi dalam LKB
HIYAIDS
c. Dukungan ODHA dan
keluarga
d. Monitoring, evaluasi dan
penjaminan mutu
terkait gizi
a. Dasar hukum
b. Kebijakan dan program
HIY/AIDS
c. Pelayanan gizi bagi ODHA
Metode
Media dan Alat
Bantu
Referensi
1. Kementerian Kesehatan Republik
1. Tugas
1. LCD
baca
mandiri
2. Curah
pendapat
Ceramah
3.
Tanya
Jawab
2. ;Laptop
3. Flipchart
2.
4. Spidol
5. Pointers
6. Bahan Tayang
7. Modul
3.
4.
5.
Indonesia. 2012. Pedoman
Nasional Pencegahan Penularan
HIY dari Ibu ke Anak (PPIA)
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2012. Pedoman
Penerapan Layanan Komprehensif
HIYIMS Berkesinambungan
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2015. Pedoman
Pelayanan Gizi Pada ODHA.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2112. Pedoman
Nasional Tatalaksana Klinis
Infeksi HIY dan Terapi
Antiretroviral
WFP. 2014. Penilaian 10 layanan gizi
bagi ODHA di Jakarta. Workshop
Sosialisasi Layanan Gizi ODHA.
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
7
Nomor: MI.I
Materi : INFORMASI DASAR HIV
Waktu : 3 jpl (T= 3 jpl, P= 0 jpl, PL= 0 jpl)
Tuiuan Pembelaiaran Umum (TPU): Setelah
...
v
Tujuan Pembelajaran
{' '\
kィオウ⦅セtpj@
" ' ,
'k .
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
h
Md '
eto e
Media dan Alat
Bantu
Setelah
mengikuti
materi
101
peserta
"
1. Human Immunodeficiency
1. Tugas baca 1. LCD
mampu:
1. Menjelaskan tentang
virus
mandiri
2. Laptop
a. Klasifikasi dan Ciri HIV
2. Curah
3. Flipchart
virus HIV
b. Struktur HIV
'
pendapat
4. sーセ、ッャ@
'k
.
3. Ceramah
5. Pomters
T
6 B h
.
C. SJ Ius Hldup HIV
2. MenJelaskan tentang 2 S'
.
a n y a . a an
セ。ョオj@
Jawab
tayang
sistem imun manusia . Istem Niュオセ@
3. PatofislOlogl IOfeksl HIV
7. Modul
3. Menjelaskan tentang
a. Cara penularan HIV
patofisiologi infeksi
b. Perjalanan alamiah infeksi
HlV
HIV
4. Stadium klinis infeksi HIV
4. Menjelaskan tentang 5 I fi k . HIV d Ib H '1
kl'"
n e Sl
pa
sta d · lum
lOIS
. a u ami
infeksi HlV
dan MenyusUi dan
Pencegahan Penularan dari
5. Menjelaskan terapi
Ibu ke Anak (PPIA)
6. Terapi Antiretroviral
antiretroviral
7. Efek samping dan komplikasi
6. Menjelaskan efek
metabolik terapi antiretroviral
samping dan
komplikasi
8
_
fisiolo£i HIV/ AIDS
R ..
.
elerenSI
1. Direktorat Jenderal PPM & PL, Depkes
Rl, (2003); "Pedoman Nasional
Perawatan, Dukungan & Pengobatan bagi
ODHA".
2. Nasronudin, (2007): Pendekatan Biologi
Molekuler, Klinis & Sosial; Airlangga
,
Unversity Press 2007.
.
3. WHO, Depkes R.I. (2007): Pedoman
Pelatihan Perawatan & Dukungan Gizi
bagi ODHA; Terjemahan Indonesia,
terbitan JEN 2008.
4. JEN, 2008: Materi Penatalaksanaan Gizi I
Medis dan Paramedis; funded by IHPCP Jakarta.
5. Jawetz Melnick, Adelberg's, 2005 : AIDS
..
M'kr
I
an d L entlvlrus
I 0 b' 10 I ogl .
Kedokteran, edisi: Bahasa Indonesia.
I
6. Materi ajar Pelatihan Master of Trainer, I
(2006): Program Pelatihan CST WHO &
Depkes R.I.
I
7. ASC, IHPCP, Australian Aids (Agustus
2007): "Gizi HIV dan AIDS" Buku untuk I
petugas kesehatan di Indonesia RS
I
Wahidin Makassar & RS Sulianti Jakarta,
I
I
Tujuan Pembelajaran
Kbusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
Media dan Ala t
Bantu
Metode
metabolik terapi
antiretroviral
Referensi
Indonesia.
8. Miller & Gorbach, 1999 : Nutritional
aspects of HIV infection; Published in
Great Britain in 1999 bi Arnold.
9. World health Organization (2005). Interim
WHO Clinical Staging ofHIVIAIDS and
HIVIAIDS Case Definitionsfor
Surveillance African Region. Dapat
diakses online melalui:
www.who.intlhiv/[2ub/guidelines/casedefi
nitions/enlindex.html
10. Rachmat A & Matulessy PF, 1997: Food
& Nutrition Management Package for
PWHA; presented paper Asia Pacific
Congress on HIV/AIDS, Manila,
Philipines.
11. Regional Centre for Quality of Health
Care (2003). 'Nutrition and HIVIAIDS: A
Training Manual' RCQHC, Uganda
12. Food And Nutrition Technical Asistance
Program (2003). 'Food and nutrition
implications ofantiretroviral therapy in
resource limited settings' .
13. Kementerian Kesehatan Rl, Dirjen PP &
PL (20 11) : Pedoman Nasional
Tatalaksana klinis infeksi HIV dan Terapi
Anti Retroviral pada orang dewasa &
remaJa.
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
9
I
I
I
I
I
I
I
,
I
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
10
Media dan Ala t
Bantu
Metode
--
-
--
-
--
Referensi
14. Direktorat Gizi Masyarakat. Pedoman
Umum Gizi Seimbang. Diambil dari
httQ:llwww.gizi .net/Qugs/index.shtml
15. Fanta 2 - USAID (March 20 I0) : Guide to
screening for food & nutrition services
among adolescents & adult living with
jZiv[セャゥウッョ
J'-!'TIilowicz
-
I
Nomor: MI.2
Materi : HUBUNGAN ANTARA HIV/AIDS DENGAN STATUS GIZI ODHA
Waktu : 3 jpl (T= 3 jpl, P= 0 jpl, PL= 0 jpl)
Tuiuan Pembelaiaran Umum (TPU):
, Setelah men2:ik .
セ@
J
セ@
Tujuan Pembelajaran
Kbusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
J
. laskan hub
セ
HIV/AIDS d
. ·ODHA
セ@
Media dan Alat
Bantu
Metode
セ@
Referensi
Setelah mengikuti materi
ini peserta mampu :
Konsep umum hubungan
1. Menjelaskan konsep
HIV I AIDS dan gizi pada
umum hubungan
ODHA
HIV/AIDS dan gizi pada
a. Dampak gizi pada
ODHA
berbagai stadium HIV
b. Mekanisme tubuh untuk
memelihara ketahanan
tubuh
2. Faktorfaktor yang
2. Menjelaskan faktormempengaruhi status gizi
faktor yang
ODHA
mempengaruhi status
a. Faktor psikososial
gizi ODHA
b. Faktor biologis
c. Faktor medis
d. Faktor sosial ekonomi
Gangguan
metabolisme pada
3.
3. Menjelaskan gangguan
ODHA
metabolisme pada
a. Perubahan-perubahan
ODHA
metabolik & komposisi
tubuh
b. Penurunan berat badan &
M
l.
セ
M
-
-
-
1. Tugas baca
mandiri
2. Curah
pendapat
3. Ceramah
Tanya Jawab
I. LCD
2. Laptop
3. Bahan tayang
4. Flipchart
5. Spidol
6. Pointers
7. Modul
,
-
-
-
-
1. Kotler, D.P., HIV infection
and the gastrointestinal tract.
Aids, 2005.19(2): 10717.
2. Villamor, E., et al., Wasting
and body composition of
adults with pulmonary
tuberculosis in relation to
HIV-l coinfection,
socioeconomic status, and
severity oftuberculosis. Eur J
Clin Nutr, 2006. 60(2): 16371.
3. Hsu, J.-c., et al.
Macronutrients and
HIVIAIDS: A Review of
Current Evidence. In
Consultation on Nutrition and
HIVIAIDS in Africa:
Evidence, Lessons and
- -
- -
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
11
I
I
I
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
4 . Menjelaskan gangguan
metabolisme zat gizi
Mikro pad a ODHA
5. Menjelaskan gangguan
metabolisme zat gizi
Makro pad a ODHA
6. Menjelaskan dampak
status gizi pada progresi
infeksi HIV
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
sel masa tubuh
c. Gangguan metabolisme
pertahanan tubuh
4. Gangguan metabolisme zat
gizi mikro
a. Manifestasi klinis
defisiensi vitamin
danJatau mineral
b. Lingkaran setan HIV dan
status gizi
5. Gangguan metabolisme zat
gizi makro
a. Starvation dan kaheksia
b. Penyebab penurunan berat
badan dan wasting
c. Manifestasi gangguan
metabolisme zat gizi
makro
6. Dampak status gizi pada
progresi infeksi HIV
Metode
Media dan Alat
Bantu
Referensi
4.
5.
6.
7.
12
Recommendations for Action.
2005. Durban, South Africa:
WHO, Department of
Nutrition for Health and
Development.
Skumick, J.H., et al.,
Micronutrient profiles in HIVi-infected heterosexual
adults. J Acquir Immune
Defic Syndr Hum Retrovirol,
1996. 12(1 ):7583.
Allard, J.P., et al., Oxidative
stress and plasma antioxidant
micronutrients in humans with
HIV infection. Am J ClinNutr,
1998. 67(1): 1437.
Materi ajar Pelatihan Master
of Trainer. 2006: Program
Pelatihan CST - WHO &
Depkes R.I.
ASC, IHPCP, Australian Aids
(Agustus 2007): "Gizi HIV
dan AIDS" Buku untuk
petugas kesehatan di
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
Media dan Alat
Bantu
Metode
セ@
Referensi
Indonesia RS Wahidin
Makassar & RS Sulianti
Jakarta, Indonesia.
8. Miller & Gorbach, 1999 :
Nutritional aspects of HIV
infection; Published in Great
Britain.
9. JEN, 2008: Materi
Penatalaksanaan Gizi Medis
dan Pararnedis; funded by
IHPCP - Jakarta..
10. Nasronudin, (2007):
Pendekatan Biologi
Molekuler, Klinis & Sosial;
Airlangga University Press
2007.
II. Kementerian Kesehatan RI.
2010 : Pedornan Pelayanan
Gizi Bagi ODHA; Direktorat
Bina Gizi Masyarakat, Ditjen
Bina Kesehatan Masyarakat.
12. Fanta 2 - USAID (March
2010) : Guide to screening for
food & nutrition services
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
13
,
I
I
I
I
,
I
I
I
I
I
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
Metode
Media dan Alat
Bantu
Referensi
nes/casedefinitions/enlindex.h
tml
16. Rachmat A & Matulessy PF,
1997. Food & Nutrition
Management Package for
PWHA; presented paper Asia
Pacific Congress on
HIV/AIDS, Manila,
Philipines.
17. Maj, M., Psychiatric aspects
ofHIV-J irifection and AIDS.
,
Psychol Med, 1990.
20(3):54763
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
15
Nomor: MI.3
Materi : AKTIVITAS FISIKJOLAHRAGA PADA ODHA
Waktu : 2 jpl (T== 1 jpl, P= 1 jpl, PL== 0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memilih aktivitas fisiklolah raga daJam penatalaksanaan
ODIIA
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu;
1. Aktivitas fisiklolahraga pad a
1. Menjelaskan aktivitas
HIV/AIDS
fisik I olah raga pada
2. Pilihan aktivitas fisikl oJah
ODHA
raga pada ODHA
2. Memilihkan aktivitas
fisikl oIah raga pada
ODHA
Media dan Alat
Bantu
Metode
Referensi
I . Macallan DC, 1996. Metabolic
1. Tugas baca
mandiri
2. Curah
pendapat
3. Ceramah
Tanya Jawab
4. Demonstrasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
LCD
Laptop
FJipchart
Spidol
pointers
Bahan tayang
Modul
DVD
abnormalities and the "wasting
syndrome" in HIY infection.
Nutrition 12(9):64142
2. Roubenoff R, Weiss L,
McDermott A, Cloutier GJ.,
Wood M, Gorbach S. 1999. A
pilot study of exercise training
to reduce trunk fat in adults
with
HIYassociated
fat
redistribution.
AIDS
13(11):12731375
3. World Health Organization.
2009: Nutritional care and
support for people living with
HIV/AIDS: a training course
16
Nomor: MIA
Materi : KONSELLNG GIZI PADA ODHA
Waktu : 7 jpl (T= 3 jpl, P= 4 jpl, PL= 0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu melakukan konseling Gizi pada ODHA sesuai dengan kondisi
penyakitnya
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
Media dan Alat
Bantu
Metode
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu;
Menjelaskan hubungan
ODHA dengan ahi gizi
2. Menjelaskan
perencanaan konseling
Gizi
l.
Menjelaskan kiatkiat
konseling gizi pad a
ODHA
4. Melakukan konseling
Gizi pada ODHA
3.
1. Tugas baca
mandiri
2. Curah
pendapat
2. Perencanaan Konseling Gizi
3. Ceramah
bagi ODHA
Tanya Jawab
a. LangkahIangkah persiapan
4.
Simulasi
Konseling Gizi
konseling
pada
b. Permasalahan gizi
ODHA
3. KiatKiat konseling Gizi pada
ODHA
I. Hubungan ODHA dengan ahli
gizi
4. Proses Konseling Gizi
Referensi
I. Holli, B. and Richard J.
Calabrese (1991 j.
I. LCD
Communication and
2. Laptop
Education Skills'. The
3. FI i pchart
dietitisien's guide.
Second
4. Spidol
edition.
Lea
&
Febiger,
5. pointers
Philadelphia London
6. Bahan tayang
2. Schreiner, Jean E.
7. Modul
'Counseling a Person with
8. Panduan simulasi
AIDS' in Kathy King Helm
and Bridget Klawitter
(1995). 'Nutrition Therapy'.
Advanced Counselling
Skills. Helm Seminars. USA
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dall Dukungan Gizi bagi ODHA
17
Nomor: MI.5
Materi : ASUHAN GIll PADA HIY / AIDS
Waktu : 21 jpl (T= 5 jpl, P= 8 jpl, PL= 8 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan Asuhan Gizi sesuai dengan proses asuhan gizi
d
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
Setelah mengikuti
materi ini peserta
mampu;
1. Menjelaskan pilarpilar asuhan Gizi
pada HIY/AIDS
l. Pilar-Pilar Asuhan Gizi Pada
HIY / AIDS
2. Menjelaskan
pelayanan terpadu
2. Pelayanan dan dukungan untuk
HIY / AIDS
a. Tim pelayanan terpadu
b. Layanan dan dukungan
terpadu
c. Sistem rujukan layanan
HIY/AIDS
3. Melakukan
proses
Asuhan Gizi pada 3. Proses asuhan gizi
a. Skrining Gizi
ODHA
b. Pengkaj ian! Assessmen Gizi
c. Diagnosa Gizi
d. Intervensi Gizi
e. Monitoring & evaluasi Gizi
Media dan Alat
Bantu
Metode
I. Tugas baca
mandiri
2. Curah
pendapat
3. Ceramah
Tanya Jawab
4. Diskusi
Kasus
5. Praktek
konseling gizi
6. Bedside
teaching
(praktek
lapangan)
!.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11 .
12.
13.
LCD
Laptop
Bahan tayang
Flipchart
Spidol
Pointers
Modul
Lembar kerja
asuhan gizi
Alat ukur
antropometri
Food model
Brosur edukasi
gizi HIV
Lembar kasus
Panduan
praktek
lapangan
-
-
18
Referensi
I. Garcia-Prats AJ, McMeans AR, Ferry
GD, Klish WJ. 2002. Nutrition and
HIy/AIDS. Dalam HIV Curriculum
for the Health Professional. Baylor
International Pediatric AIDS Initiative
(BIPAI). Texas
2. Cataldo CB, Rofles SR, Whitney ER.
200!. Understanding Normal &
Clinical Nutrition, 6th ed.West Group
3. Fenton M & Bahl S. 20 II. American
Dietetition Association, HIV/AIDS
Evidence-Based Nutrition Practice
Guideline.
Power
point
slide
presented at Dietetition Association
4. Tumilowicz, Alison. 2010. Guide to
Screening for Food and Nutrition
Services Among Adolescents and
Adults Living with HIV. Washington,
DC: Food and Nutrition Technical
Assistance III Project (FANTA
USAID) , FHI 360
5. Knox TA, Zafonte-Sanders M, Fields-
Tujuan Pembelajaran
Khusus(TPK)
4. Melakukan asuhan I 4.
glZI pada ODHA
dengan
kondisi
khusus
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
Asuhan gizi pada kondisi kusus
a. Diabetes Mellitus
b. Lipodistropi
c. Hipertensi
d. Kelebihan berat badan dan
obesitas
e. Dislipidemia
f. Diare
g. Anoreksia
h. Mual dan muntah
i. Kehilangan berat badan
j. Masalah lainnya
k. Gizi
pada
Terapi
Antiretroviral
Metode
Media dan Alat
Bantu
Referensi
Gardner C, Moen K, Johansen 0,
Paton N. 2003. Assessment of
nutritional status, Body composition,
and Human Immunodeficiency Virus
Associated morphologic changes.
cm 36(Supple 2):S638
6. International Dietetics & Nutrition
Terminology (fNDT) Reference
Manual,
American
Dietetic
Association, 2008
7. Mahan LK & EscottStump S. 2007.
Krause's, Food, Nutrition & Diet
Therapy, 1 I t h ed. Saunders
8. Mahan LK, Raymond JL, EscottStump S. 2012. Krause's, Food and
the Nutrition Care Process 13 th Ed.
9. Nelms M, Sucher K , Lacey K, Roth
SL. 2011, Nutrition Therapy and
Pathophysiology. 2nd ed. Thomson
Higher Education
10. Gibson
R.
2005.
Nutrional
Assessment. Oxford University Press
II. Almatsier S. 2004. Pemmtun Diet
edisi baru. Penerbit Gramedia,
Jakarta
12. American
Dietetic
Association,
Manual
of Clinical
Nutrition
Management, Morrison Management
Specialists, Inc.20 II
13. HIV, Nutrition and Food: A Practical
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
19
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
Metode
Media dan Alat
Bantu
Referensi
Guide for Technical Staff and
Clinicians. 2007. Family Health
International
14. Houtzager L, Matulessy PF. dkk.
2006. Rapid studi KIE Gizi di tiga
Propinsi di Indonesia. IHPCP proyek.
15. Miller TL & Gorbach SL. 1999
Nutritional aspects of HIV Infection.
London, New York: Arnold
16. World Health Organization (2006).
WHO case definitions of HIV for
surveillance and revised clinical
staging
and
inununological
clasification of HIV related disease in
adults and children
17. Rachmat A & Matulessy PF. 1997.
Nutrition Management
Food &
Package for PWHA; presented paper
Asia Pacific Congress on HIV/AIDS,
Manila, Philipines.
18. Jaringan Epidemiologi Nasional.
2008: Materi Penatalaksanaan Gizi
Medis dan Paramedis; funded by
IHPCP, Jakarta
19. Direktorat Bina Gizi Masyarakat,
Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan R.I. 2010.
Pedoman Pelayanan Gizi Bagi
ODHA
20
Nomor: MP.1
Materi : BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC)
Waktu : 3 jpl (T= 0 jpl, P= 3 jpl, PL= 0 jpl)
Tuiuan Pembelaiaran Urn urn (TPU): Setelah mene:ik .
J
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
.
.
Metode
bel·
k
J
Media dan Alat
Bantu
セ@
kondusif
Referensi
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu;
1. Menyadari adanya saling
ketergantungan satu sarna
lain selama proses belajar
2. Menyadari kebutuhan
dan harapan bersama
serta kesepakatan
mencapainya selama
pelatihan.
3. Memiliki komitmen
tentang harapan, nilaidan norma kelas _ _
,_ _______セゥャ。@
2. Konsep sistem social
3. Harapan
4. Norma
5. Komitmen
l. LCD
l. Buku Dinamika Kelompok
2. Alat Bantu
sesuai permainan
2. Buku Team Building
3. Skenario games
4. Standar f1ipchart
5. Kertas f1ipchart
6. Standar f1ipchart
7. Kertas f1ipchart
l. Permainan
l. Sistem temporer
(games)
2. Diskusi
kelompok
;
------
Kurikulum Pe/alihan Tata/aksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
21
Nomor: MP.2
Materi : RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)
Waktu : 2 jpl (T= 1 jpl, P= 1 jpl, PL= 0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut
Tujuan Pembelajaran Khusus
(TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
Metode
Media dan Alat
Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu;
1. Menyebutkan Pengertian
RTL
2. Menyebutkan Manfaat RTL
3. Menyebutkan Sistematika
penyusunan RTL
4. Mengidentifikasi kegiatan
5. Menentukan kegiatan
6. Menyusun RTL
22
1. Pengertian RTL
2. Manfaat adanya RTL
3. Sistemtika penyusunan
RTL
4. Identifikasi kegiatan
5. Penentuan kegiatan
6. Penyusunan R T L
1. Ceramah tanya I. White board
2. Flipchart
jawab
3. LCD
2. Diskusi
kelompok
4. Komputerl
Laptop
5. Fonnat RTL
Referensi
Nomor: MP.3
Materi : ANTI KORUPSI
Waktu : 3 jpl (T= 3 jpJ, P= 0 jpl, PL= 0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami Anti Korupsi
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
Media dan Alat
Bantu
Metode
Referensi
Setelah mengikuti materi
ini peserta mampu;
1. Menjelaskan Konsep
Korupsi
2. Menjelaskan Anti
Korupsi
3. Menjelaskan Upaya
Pencegahan Korupsi
dan Pemberantasan
Korupsi
I
I
I
l.
Konsep Korupsi
a. Definisi Korupsi
b. Ciriciri Korupsi
c. BentukJJenis Korupsi
d. Tingkatan Korupsi
e. Penyebab Korupsi
f. Dasar Hukum ten tang
Korupsi
2. Anti Korupsi
a. Konsep Anti Korupsi
b. Nilainilai Anti Korupsi
c. Prinsipprinsip Anti Korupsi
3. Upaya Pencegahan Korupsi dan
Pemberantasan Korupsi
a. Upaya Pencegahan Korupsi
b. Upaya Pemberantasan
Korupsi
I
1. Ceramah
tanyajawab
2. Pemutaran
film
1. Bahan tayang
2. Papan dan
kertas fl ipcharl
3. LCD projector
4. Laptop
5. White board
6. Spidol
6. Film kartun
animasi
1. Undangundang Nomor
20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Atas Undangundang Nomor 31 Tahun
1999 tentang
Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi
2. Instruksi Presiden Nomor
1 Tahun 2013
3. Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor
232IMENKES/SKNI/20
13 tentang Strategi
Komunikasi Pekerjaan
dan Budaya Anti Korupsi
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
I
I
I
I
I
I
I
23
Tujuan Pembelajaran
Khusus {TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
c. Strategi Komunikasi Anti
Korupsi
Metode
Media dan Ala t
Bantu
Referensi
I
I
I
,
4. Menjelaskan Tata
Cara Pelaporan
Dugaan Pelanggaran
Tindak Pidana
Korupsi
5. Menjelaskan
Gratifikasi
24
4. Tata Cara Pelaporan Dugaan
Pelanggaran Tindak Pidana
Korupsi
1. Laporan
2. Pengaduan
3. Tata Cara Penyampaian
Pengaduan
5. Gratifi kasi
a. Pengertian Gratifikasi
b. Aspek Hukum
c. Gratifikasi merupakan Tindak
Pidana Korupsi
d. Contoh Gratifikasi
e. Sanksi Gratifikasi
!
I
I
I
BAB VI
PROSES PENYELENGGARAAN PELA TIHAN
Proses pembelajaran dalam pelatihan dapat digambarkan seperti pada diagram
berikut:
Building Learning Commitment (BLC)
E
V
A
L
U
A
S
I
Pengetahuan dan Keterampilan
Wawasan
Kebijakan Pelayanan
Gizi pada Orang
dengan HIYI AIDS
Metode: ceramah
tanya j awab, curah
oendaoat
r+
I. Infonnasi Dasar HIY
2. · Hubungan an t ara HIY I AIDS
dengan Status Gizi ODHA
3. Aktivitas fisik/Olahraga pada
ODHA
4. Konseling gizi pada ODHA
5. Asuhan gizi pada HIY/AIDS
Metode: curah pendapat, ceramah
tanya jawab, simulasi dengan kasus,
bedside teaching
Skill Station dan praktek lapangan J
Penutupan
Evaluasi
Penyelenggaraan
Post Test
Diagram I. Proses penyelenggaraan pelatihan
Proses pembelajaran dalam pelatihan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Pre test
Sebelum acara pembukaan, dilakukan pre test terhadap peserta. Pre test bertujuan
untuk mendapatkan informasi awal tentang pengetahuan dan kemampuan peserta
dalam melakukan penatalaksanaan dan dukungan gizi pada Orang dengan HIV /
AIDS (ODHA).
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi DDHA
25
B. Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan pelatihan secara resmi. Proses
pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
I. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
2. Pengarahan sekaligus pembukaan.
3. Penyematan tanda peserta.
4. Perkenalan peserta secara singkat.
5. Pembacaan doa.
C. Building Learning Commitment/BLC (Membangun Komitmen Belajar)
Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses
pelatihan. Kegiatannya antara lain:
I. Penjelasan oleh pelatih/instruktur tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan
yang akan dilakukan dalam materi BLe.
2 .. Perkenalan antara peserta dengan para fasilitator dan dengan panitia
penyelenggara pelatihan, dan juga perkenalan antar sesama peserta. Kegiatan
perkenalan dilakukan dengan permainan, dimana seluruh peserta terlibat secara
aktif.
3. Mengemukakan harapan, kekuatiran dan komitmen masingmasing peserta
selama pelatihan.
4. Kesepakatan antara para pelatihlinstruktur, penyelenggara pelatihan dan peserta
dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian
kelas, kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang lainnya.
D. Pemberian wawasan
Setelah BLC, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi sebagai dasar
pengetahuanlwawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini.
Materi tersebut yaitu: Kebijakan Pelayanan Gizi pada Orang dengan HIV/AIDS
(ODHA)
E. Pembekalan pengetahuan dan keterampilan
Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan dari proses pelatihan mengarah
pada kompetensi yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan
dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk
berperan serta aktif dalam mencapai kompetensi tersebut, yaitu diskusi kelompok
dan simuJasi dengan kasus.
Pengetahuan dan keterampilan meliputi materi:
I. lnformasi Dasar HIV
2. Hubungan antara HIV / AIDS dengan Status Gizi
3. Aktivitas fisikiOlahraga pada ODHA
4. Konseling gizi pada ODHA
5. Asuhan Gizi pada HIV / AIDS
Proses Pembelajaran
a. Proses pelatihan dike lola secara team teaching.
b. Setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai, pelatih/instruktur
melakukan kegiatan refleksi dimana pada kegiatan ini pelatih/instruktur
26
bertugas untuk menyamakan persepsi tentang materi yang sebelumnya
diterima sebagai bahan evaluasi untuk proses pembelajaran berikutnya
c. Setiap hari di akhir pembelajaran, peserta diminta menuliskan materi yang
belum jelas.
d. Apabila suasana pembelajaran menunjukkan adanya kejenuhan,
fasilitatorfMOT melakukan penyegaran suasana (ice break).
e. Proses pembelajaran dilakukan di dalam dan di luar kelas yaitu :
'I) Oi dalam kelas :
a) Kelas plenolkelas besar ,(seluruh peserta), metode yang digunakan
adalah ceramah dan tanya'jawab, simulasi, diskusi kelompok
b) Kelompok kecil ( 4 5 orang), metode yang digunakan adalah
diskusi kelompok, simulasi dan praktek antropometri
2) Di luar kelas tempat perawatan ODHA (Rumah Sakit atau Poliklinik, dan
lainlain) dalam bentuk Bedside teaching.
F. Skill Station dan praktek Japangan
I. Setelah mendapatkan materi, proses dilanjutkan dengan skill station. Kegiatan
ini dilakukan dengan menggunakan metode simulasi, dimana alat bantu telah
disiapkan oleh instruktur. Simulasi dilakukan dengan menggunakan panduan
simulasi seperti terlampir.
Pada pelaksanaan simulasi, peserta berperan sebagai ahli gizi dan melaksanakan
konseling gizi. Peserta dibagi dalam 3 atau 4 kelompok sesuai jumlah skill station
dan setiap kelompok didampingi oleh 1 orang instruktur dengan perbandingan
antara instruktur dan peserta yaitu 1 : 5. Oengan demikian, jumlah JPL untuk skill
station tergantung dari jum lah peserta dan jum lah kelompok.
Pada saat simulasi, instruktur bertugas untuk mengamati apa yang di lakukan oleh
peserta dan memberikan penilaian sesuai dengan cek list penilaian. Form penilaian
terlampir.
2 Praktek lapangan dilakukan pada sesi inti 5 yaitu dengan melakukan
kunjungan ke fasilitas kesehatan yang memberikan perawatan HIV. Peserta akan
diminta melakukan asuhan gizi secara lengkap mulai dari assessmen sampai
monitoring dan evaluasi. Pada saat praktek lapangan, instruktus bertugas untuk
mengamati yang dilakukan oleh peserta dan memberikan penilaian sesuai dengan
cek lis penilaian (form penilaian terlampir)
G. Post Test
Setelah keseluruhan materi dan simulasi dilaksanakan, dilakukan post test. Post
test bertujuan untuk melihat peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta
setelah mengikuti pelatihan.
H. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkaian kegiatan, dilaksanakan
oleh pejabat yang berwenang dengan susunan acara sebagai berikut:
I. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
2. Pengumuman peringkat keberhasilan peserta.
3. Pembagian sertifikat.
4. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta.
5. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang berwenang.
6. Pembacaan doa.
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
27
BABvn
PESERTA DAN PELATIH
A. Peserta
1. Kriteria peserta
Peserta pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA adalah anggota
tim asuhan gizi yang terdiri dari dokter, perawat, bidan dan tenaga gizi dengan
syarat:
a. Ditugaskan oJeh pimpinan dari tempat bekerja
b. Bersedia mengikuti seluruh proses pelatihan dari awal hingga akhir
sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Memiliki ュッエゥカ。セ@
yang tinggi dalam pencapaian keberhasilan asuhan
gizi bagi ODIM
d. Diutamakan yang pernah mengikuti pelatihan yang berhubungan
dengan HIV AIDS
e. Setelah pelatihan ditetapkan menjadi pelatih asuhan gizi bagi ODHA.
f. Tempat kerja peserta adalahdari Rumah Sakit, Puskesmas dan atau
fasilitas pelayanan kesehatan lain yang melayani ODHA
2. Jumiah peserta
Jumlah peserta pada setiap kelas atau angkatan adalah maksimal 30 orang
B. PeJatihlInstruktur
Kriteria Fasilitator
a. Memiliki sertifikat sebagai fasilitator asuhan gizi bagi ODHA
b. Fasilitator diutamakan pakar HIV/AIDS dan Gizi yang telah aktif dalam
kegiatan Perawatan Dukungan dan Pengobatan atau Care Support and
tイ・セエュョ@
(PDP/CST)
t :2:} World Health
セ@
Organization
WFP
(t.J
セ
World Food
Programme
wlp.orv
Kementerian Kesehatan RJ
PEDOMAN
PELATlHAN
TATALAKSANA DAN DUKUNGAN GIZI
BAGI ORANG DENGAN mv DAN AIDS
(ODHA)
Direktorat Bina Gizi
Ditjeo Bioa Gizi dan KIA
Kementerian Kesehatan RI
2015
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
616 .9792
Ind
P
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Pedoman pelatihan tatalaksana dan dukungan gizi
bagi orang dengan HIV dan AIDS (ODHA).Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI. 2015
ISBN 9786022359258
1. Judui
1. HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
II. ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME
III. NUTRITIONAL REQUIREMENT
IV. WHO
KATAPENGANTAR
Dalam pertemuan Regional Consultation on Nutrition and HIV-AIDS (2007) ctihasilkan
rekomendasi bahwa Penanganan HIVAIDS harus bersifat komprehensif dan terintegrasi,
termasuk memberikan pelayanan gizi bagi ODHA. Pelayanan gizi saat ini memegang peran
penting karena merupakan salah satu komponen utama dalam perawatan dan pengobatan
セ uy
MaidsN@
Infeksi my dan status gizi merupakan dua hal yang saling terkait sehingga
intervensi gizi yang adekuat dapat membantu OOHA mengurangi gejala klinis, mengurangi
risiko infeksi serta dapat meningkatkan status gizi dan kualitas hidupnya. Sejalan dengan
program Layanan KomprehensifBerkesinambungan (LKB), peran tenaga dan tim asuhan gizi
merupakan kunci keberhasilan pelayanan kesehatan baik dalam kegiatan promosi dan
preventif, tatalaksana klinis HIY maupun dukungan psikososiaI, ekonomi dan legal.
Berbagai kebijakan strategis dan progresif telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan RI
sebagai lembaga pelaksana dalam penanggulangan HIY berdasarkan continuum of care,
antara lain menyiapkan sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan dan rujukan OOHA,
menyediakan obatobat Anti Retroviral (ARV), mengembangkan program Pencegahan
Penularan dati Ibu ke Anak (PPIA), dan lainnya.
Peningkatan upaya untuk menghambat progresifitas HIV dan memperbaiki kuaIitas hidup
OOHA dilakukan melalui perbaikan status gizi. Sarnpai saat ini impJementasi kolaborasi Tim
Asuhan Gizi (TAG) dalam pelayanan kesehatan paripurna bagi OOHA bel urn terjalin dengan
harmon is. Hal ini salah satunya disebabkan kurangnya pengetahuan dan keterampilan tenaga
kesehatan mengenai tatalaksana dan dukungan gizi bagi OOHA. Maka dengan ini diperlukan
pelatihan yang berkesinambungan dan merata di pusatpusat layanan HIV dan AIDS.
Saya menyambut balk adanya Kurikulum dan Modul Pelatihan TataIaksana dan OUkungan
Gizi bagi OOHA ini, dan berharap kegiatan pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi
OOHA dapat segera dikembangkan di semua penyedia layanan kesehatan bagi ODHA
sehingga dapat sedini rnungkin mencegah, mengatasi dan memperbaiki masalah gizi yang
timbul pada OOHA. Sasaran pelatihan ini adalah tenaga gizi, dokter, dan perawat yang
berperan sebagai Tim Asuhan Gizi (TAG). Modul ini dikembangkan oleh para ahli yang
berpengalaman dalam perawatan OOHA dan dalam bidang gizi yang berkaitan dengan
H IV/AIDS. Oleh karenanya saya berharap dengan adanya modul ini dapat meningkatkan
kemampuan dan keterampilan Tim Asuhan Gizi (TAG) dalam memberikan pelayanan yang
paripurna terhadap ODHA.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dalam penyusunan modul pelatihan ini. Semoga pelayanan gizi terhadap OOHA semakin
membaik dalam rangka mewujudkan tujuan universal access dan Sustainable Developmem
Goals.
Oirektur Bina Gizi
Wセ@
t-
Ir. Doddy lzwardy, MA
KataJog Dalam Terbitan. Kementerian Kesebatan RI
616.9792
Ind
P
Indonesia. Kementerian Kesehatan RL Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Pedoman pelatihan tatalaksana dan dukungan gizi
bagi orang dengan HIV dan AIDS (ODHA).Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI. 2015
ISBN 9786022359258
I. HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
II. ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME
III. NUTRITIONAL REQUIREMENT
IV. WHO
I . Judui
DAFTAR lSI
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Filosofi Pelatihan
1
2
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI
A. Peran
B. Fungsi
C. Kompetensi .
4
4
4
TUJUAN PELATlHAN
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
5
5
BABIV
STRUKTUR PROGRAM
6
BAB V
GARISGARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
Kebijakan pelayanan gizi pada HIV IAIDS
MD
MI I Informasi dasar HIV & AIDS
MI2 Hubungan HIV/AIDS dengan status gizi ODHA
MI3 Aktivitas fisiklolahraga pada ODHA
MI4 Konseling gizi pad a ODHA
MI5 Asuhan gizi pada HIV IAIDS
MPI
Building learning commitment (BLe)
MP2
Rencana tindak lanjut (RTL)
Anti Korupsi
MP3
7
7
8
16
17
18
21
22
23
DIAGRAM PROSES PENYELENGGARAAN PELATIHAN
A. Pre test
B. Pembukaan
C. Building learning commitment (BLC)
D. Pemberian wawasan
E. Pembekalan pengetahuan dan keterampilan
F. Skill station I praktek lapangan
G. Post test
H. Penutupan
25
26
26
26
26
27
27
27
PESERTA DAN PELATIH
A. Peserta
B. Pelatih/lnstruktur
28
28
28
BAB II
BAB III
BAB VI
BAB VII
II
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Oukungan Gizi bag; OOHA
BAB VIII PENYELENGGARA DAN TEMP AT
PENYELENGGARAAN
A. Penyelenggara
B. Tempat penyelenggaraan
29
BAB IX
EV ALUASI PELATIHAN
A. Evaluasi terhadap peserta
B. Evaluasi terhadap pelatih/instruktur
C. Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan
30
30
30
30
BABX
SERTIFIKAT
31
BAB XI
PENUTUP
32
LAMPIRAN: LEMBARLEMBAR PENUGASAN
33
29
29
Kuriku/um Pe/alihan Tala/aksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
pelatihan khusus gizi bagi petugas di layanan HIV dan sebaliknya belum ada
pelatihan tentang HIV bagi petugas gizi dan tidak tersedia materi edukasi di layanan
tersebut.
Dengan hasi! penelitian dan keadaan di atas dirasa perlu untuk ada penyamaan
layanan dan kemampuan layanan bagi tim asuhan gizi di berbagai fasilitas kesehatan
yang memberi layanan bagi ODHA. Buku Kurikulum ini disusun oleh SubDirektorat
Gizi Klinis, Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan untuk program pelatihan
Asuhan Gizi bagi Orang Dengan HIV I AIDS (ODHA) bagi tim asuhan gizi (dokter,
perawat, ahli gizi) yang melakukan tatalaksana gizi bagi ODHA baik di Puskesmas,
Rumah Sakit, dan layanan HIV/AIDS lainnya . .
B. Filosofi Pelatihan
Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi Bagi Orang dengan HIV Dan AIDS
(ODHA) menggunakan nilainilai dan keyakinan yang menjiwai, mendasari dan
memberikan identitas pada sistem pelatihan sebagai berikut:
1. Adult Learning, yakni proses pelatihan diselenggarakandengan pendekatan
pembelajaran orang dewasa (andragogi) dengan karakteristik antara lain:
a. Pelatihan merupakan upaya untuk memfasilitasi, mengarahkan dan memacu
proses belajar
b. Pelatihan berbasis kompetensi, dengan memperhatikan proses sekaligus
substansi (process as well as content)
c. Belajar merupakan proses untuk memperiuas wawasan, mempertajam
perasaan dan meningkatkan ketrampilan (is not for knowing more but for
behaving differently)
d. Pembelajaran untuk orang dewasa, secara 3 E (efektif, efisien dan
entertaining) dan setiap peserta berhak untuk:
I) Didengarkan dan dihargai pengalamannya sebagai Tim Asuhan Gizi.
2) Dipertimbangkan setiap ide dan pendapatnya apabila berada dalam
konteks pelatihan.
3) Diberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam setiap proses
pembelajaran.
e. Menggunakan berbagai metode dan sumber belajar (para pakar, teman
sebaya, diri sendiri, lingkungan dan sebagainya)
f. Keseluruhan proses pelatihan harus mampu memfasilitasi peserta untuk
mencapai kebutuhan belajar yaitu meningkatkan profesionalisme serta
kinerjanya dalam memberikan asuhan gizi bagi ODHA di layanan kesehatan.
2. Asset-Based Thinking, yakni proses pelatihan yang menekankan pada:
a. Kesempatan daripada masalah
b. Kekuatan daripada kelemahan
c. Apa yang bisa dilakukan daripada apa yang tidak bisa untuk merespon situasi
di lapangan
3. Learning By Doing, yang memungkinkan peserta untuk:
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi HIV/AIDS merupakan masalah besar bagi kesehatan dan sangat berpengaruh
pada pertumbuhan sosioekonomi negaranegara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987 sampai dengan April 2015, HIV dan AIDS
tersebar di 390 (78%) dari 498 kabupatenlkota di Indonesia. Jumlah infeksi HIV yang
dilaporkan adalah sebanyak 167.350. Sementara itu jumlah kasus AIDS kumulatif
adalah sebanyak 66.835 orang. Sekitar 70% dari kasus HIV dan AIDS adalah pada
usia 25 49 tahun dan antara 32 (pada AIDS) 42% (pada infeksi HIV) adalah
perempuan. Di seluruh Indonesia sampai dengan April 2015, layanan HIVAIDS
yang aktif melaporkan layanannya sebagai berikut: 1377 layanan Konseling dan Tes
HIV, 500 layanan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (PDP atau CST care,
support and treatment), 91 layanan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM), 1082
layanan Infeksi Menular Seksual (IMS), 131 layanan Pencegahan Penularan dari Ibu
ke Anak (PPIA) dan 223 layanan TuberkulosisHIV (TBHIV). Jumlah Orang dengan
HIV AIDS (ODHA) yang dalam Terapi Antiretroviral (TAR atau AntiRetroviral
Therapy ART) adalah 52.233orang dengan 97.12% di antaranya menggunakan
Terapi Lini 1 dan sisanya dengan Terapi Lini 2.
Keadaan gizi dan sistem kekebalan seseorang yang terinfeksi HIV akan memburuk
sejalan dengan perjalanan penyakit dan adanya infeksi oportunistik hingga mengalami
gangguan ataupun kegagalan metabolisme, yang pada akhirnya akan menjadi AIDS.
Pada penelitian multicenter di 3 provinsi : DKI Jakarta, Jawa Timur dan Sulawesi
Selatan pada tahun 2007 ditemukan bahwa dari 752 responden ODHA , sebanyak 1 %
berada pada stadium 4 dengan status gizi buruk (rerata BMI 16,92). Selain itu
didapatkan bahwa petugas kesehatan menemukan sekitar 80% ODHA mempunyai
masalah gizi antara lain kehilangan BB (wasting), diare, mual dan muntah, tidak nafsu
makan (loss ofappetite) dan oral kandidiasis.
Penatalaksanaan dan dukungan gizi yang adekuat diperlukan bagi ODHA, terutama
yang dalam keadaan lanjut. Obatobat ARV akan lebih efektif dalam menghambat
replikasi HIV, bila didukung dengan terapi gizi yang tepat dan berkesinambungan.
Akan tetapi dari penel itian yang sarna tersebut di atas didapatkan bahwa hanya 10 %
dari 67 responden (tenaga kesehatan seperti dokter dan paramedis) yang mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan yang cukup dalam menangani masalah gizi pada ODHA.
Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Bagian Gizi Fakultas Kedokteran
UGM menunjukkan bahwa kualitas layanan gizi di beberapa rumah sakit di Daerah
Istimewa Yogyakarta belum memuaskan kl ien. Sejalan dengan itu, belum semua
petugas dan ahli gizi mempunyai pengetahuan yang benar tentang HIV dan layanan
gizi untuk ODHA. Penelitian survey yang lain oleh World Food Program di 10
Puskesmas di Daerah Khusus Ibukota menunjukkan bahwa belum semua tempat
layanan mempunyai instrumen pengukur antropometri (timbangan, pengukur LILA,
pengukur tinggi badan, dan lainlain) dengan lengkap. Lebih lanjut belum ada
Kurikulum Pelalihan Talalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
a. Mendapat kesempatan untuk belajar sambil berbuat (melakukan sendiri)
hasil pembeJajaran dari setiap materi peJatihan. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan · nietode pembelajaran yang partisipatif antara Jain:
studi kasus, simulasi, role-play, bedside teaching, permainan dan latihan
(exercise) baik secara individu maupun kelompok.
b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu untuk
mencapai kompetensi yang ditetapkan.
4. Berbasis kompetensi, yang memungkinkan peserta untuk:
a. Mencapai penguasaan materi yang ditetapkan
b. Meningkatkan keterampilan langkah demi langkah dalam memperoleh
kompetensi sebagai Tim Asuhan Gizi.
c. Mendapatkan penilaian tentang keberhasilannya mencapai kompetensi yang
ditetapkan pada akhir pelatihan.
Pelatihan ini berupaya mengajak peserta untuk mempunyai sifat life-long learners.
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
3
BAB II
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI
A. Peran
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta berperan sebagai Tim Tatalaksana dan
Dukungan gizi pada Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA)
B. Fungsi
Untuk melaksanakan perannya sebagai Tim Tatalaksana dan Dukungan Gizi,
peserta mempunyai fungsi Memberikan Tatalaksana dan Dukungan Gizi pada
ODHA
C. Kompetensi
Untuk menjalankan fungsinya peserta kompeten dalam:
I. Menjelaskan tentang virus, patofisiologi HIV/AIDS dan terapi Antiretroviral
2. Menjelaskan Hubungan antara HIV I AIDS dengan Status Gizi ODHA
3. Menjelaskan Akitivitas fisik I Olah raga pada ODHA
4. Melakukan Konseling Gizi pada ODHA
5. Melakukan Asuhan Gizi pada HIV I AIDS
4
BAB III
TUJUAN PELA TIHAN
A. Tujuan Vmum
Setelah mengikuti pelatihan para pelatihan mampu memberikan tatalaksana dan
dukungan gizi bagi orang dengan HIV/AID's (ODHA).
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu:
I. Menjelaskan tentang virus, patofisiologi HIV I AIDS, dan terapi Antiretroviral
2. Menjelaskan Hubungan antara HIV I AIDS dengan Status Gizi ODHA
3. Menjelaskan Akitivitas fisik I Olah raga pada ODHA
4. Melakukan Konseling Gizi pada ODHA
5. Melakukan Asuhan Gizi pada HIV I AIDS
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
5
BAB IV
STRUKTUR PROGRAM
No
A
B
C
Materi
MA TERI DASAR
Kebijakan HrV/AIDS terkait layanan gizi
Sub Total
MATERI INTI
1. Informasi Dasar HIV
2. Hubungan antara Hrv I AIDS dengan
Status Gizi ODHA
3. Aktivitas fisikiOlahraga pad a ODl:IA
4. Konseling gizi pada ODHA
5. Asuhan Gizi pada HIVI AIDS
Sub Total
Jumlah
PL
2
-
-
2
2
2
3
3
-
-
3
3
1
-
2
1
3
5
4
15
13
3
1
8
7
21
8
8
36
-
3
2
2
MA TERI PENUNJANG
1. Building Learning Commitment (BLC)
2. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
3. Anti Korupsi
Sub Total
3
4
7
Total
23
25
8
57
Keterangan :
1 jam pe\ajaran @ 45 menit
T : Teori
P : Praktek
PL: Praktek Lapangan (Bedside teaching)
6
Waktu
p
T
1
2
BABV
GARIS - GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
Nomor: MD
Materi : KEBIJAKAN HIY/AIDS TERKAIT LAYANAN GIZI
Waktu : 2 jpl (T= 2 jpl, P= 0 jpl, PL= 0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami kebijakan pemerintah ten tang HIY/AIDS terkait
layanan gizi.
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
Setelah mengikuti materi
ini peserta mampu:
1. Menjelaskan
kebijakan dan
program HIY/AIDS
terkait layanan gizi
l. Kebijakan dan program HIY/ AIDS
2. Menjelaskan latar
belakang pelayanan
gizi dalam LKB
HIYAIDS
2. Latar belakang pelayanan gizi
dalam LKB HIY/AIDS
a. Layanan Komprehensif
Berkesinambungan (LKB)
HIY/AIDS
b. Ruang lingkup kegiatan
pelayanan gizi dalam LKB
HIYAIDS
c. Dukungan ODHA dan
keluarga
d. Monitoring, evaluasi dan
penjaminan mutu
terkait gizi
a. Dasar hukum
b. Kebijakan dan program
HIY/AIDS
c. Pelayanan gizi bagi ODHA
Metode
Media dan Alat
Bantu
Referensi
1. Kementerian Kesehatan Republik
1. Tugas
1. LCD
baca
mandiri
2. Curah
pendapat
Ceramah
3.
Tanya
Jawab
2. ;Laptop
3. Flipchart
2.
4. Spidol
5. Pointers
6. Bahan Tayang
7. Modul
3.
4.
5.
Indonesia. 2012. Pedoman
Nasional Pencegahan Penularan
HIY dari Ibu ke Anak (PPIA)
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2012. Pedoman
Penerapan Layanan Komprehensif
HIYIMS Berkesinambungan
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2015. Pedoman
Pelayanan Gizi Pada ODHA.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2112. Pedoman
Nasional Tatalaksana Klinis
Infeksi HIY dan Terapi
Antiretroviral
WFP. 2014. Penilaian 10 layanan gizi
bagi ODHA di Jakarta. Workshop
Sosialisasi Layanan Gizi ODHA.
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
7
Nomor: MI.I
Materi : INFORMASI DASAR HIV
Waktu : 3 jpl (T= 3 jpl, P= 0 jpl, PL= 0 jpl)
Tuiuan Pembelaiaran Umum (TPU): Setelah
...
v
Tujuan Pembelajaran
{' '\
kィオウ⦅セtpj@
" ' ,
'k .
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
h
Md '
eto e
Media dan Alat
Bantu
Setelah
mengikuti
materi
101
peserta
"
1. Human Immunodeficiency
1. Tugas baca 1. LCD
mampu:
1. Menjelaskan tentang
virus
mandiri
2. Laptop
a. Klasifikasi dan Ciri HIV
2. Curah
3. Flipchart
virus HIV
b. Struktur HIV
'
pendapat
4. sーセ、ッャ@
'k
.
3. Ceramah
5. Pomters
T
6 B h
.
C. SJ Ius Hldup HIV
2. MenJelaskan tentang 2 S'
.
a n y a . a an
セ。ョオj@
Jawab
tayang
sistem imun manusia . Istem Niュオセ@
3. PatofislOlogl IOfeksl HIV
7. Modul
3. Menjelaskan tentang
a. Cara penularan HIV
patofisiologi infeksi
b. Perjalanan alamiah infeksi
HlV
HIV
4. Stadium klinis infeksi HIV
4. Menjelaskan tentang 5 I fi k . HIV d Ib H '1
kl'"
n e Sl
pa
sta d · lum
lOIS
. a u ami
infeksi HlV
dan MenyusUi dan
Pencegahan Penularan dari
5. Menjelaskan terapi
Ibu ke Anak (PPIA)
6. Terapi Antiretroviral
antiretroviral
7. Efek samping dan komplikasi
6. Menjelaskan efek
metabolik terapi antiretroviral
samping dan
komplikasi
8
_
fisiolo£i HIV/ AIDS
R ..
.
elerenSI
1. Direktorat Jenderal PPM & PL, Depkes
Rl, (2003); "Pedoman Nasional
Perawatan, Dukungan & Pengobatan bagi
ODHA".
2. Nasronudin, (2007): Pendekatan Biologi
Molekuler, Klinis & Sosial; Airlangga
,
Unversity Press 2007.
.
3. WHO, Depkes R.I. (2007): Pedoman
Pelatihan Perawatan & Dukungan Gizi
bagi ODHA; Terjemahan Indonesia,
terbitan JEN 2008.
4. JEN, 2008: Materi Penatalaksanaan Gizi I
Medis dan Paramedis; funded by IHPCP Jakarta.
5. Jawetz Melnick, Adelberg's, 2005 : AIDS
..
M'kr
I
an d L entlvlrus
I 0 b' 10 I ogl .
Kedokteran, edisi: Bahasa Indonesia.
I
6. Materi ajar Pelatihan Master of Trainer, I
(2006): Program Pelatihan CST WHO &
Depkes R.I.
I
7. ASC, IHPCP, Australian Aids (Agustus
2007): "Gizi HIV dan AIDS" Buku untuk I
petugas kesehatan di Indonesia RS
I
Wahidin Makassar & RS Sulianti Jakarta,
I
I
Tujuan Pembelajaran
Kbusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
Media dan Ala t
Bantu
Metode
metabolik terapi
antiretroviral
Referensi
Indonesia.
8. Miller & Gorbach, 1999 : Nutritional
aspects of HIV infection; Published in
Great Britain in 1999 bi Arnold.
9. World health Organization (2005). Interim
WHO Clinical Staging ofHIVIAIDS and
HIVIAIDS Case Definitionsfor
Surveillance African Region. Dapat
diakses online melalui:
www.who.intlhiv/[2ub/guidelines/casedefi
nitions/enlindex.html
10. Rachmat A & Matulessy PF, 1997: Food
& Nutrition Management Package for
PWHA; presented paper Asia Pacific
Congress on HIV/AIDS, Manila,
Philipines.
11. Regional Centre for Quality of Health
Care (2003). 'Nutrition and HIVIAIDS: A
Training Manual' RCQHC, Uganda
12. Food And Nutrition Technical Asistance
Program (2003). 'Food and nutrition
implications ofantiretroviral therapy in
resource limited settings' .
13. Kementerian Kesehatan Rl, Dirjen PP &
PL (20 11) : Pedoman Nasional
Tatalaksana klinis infeksi HIV dan Terapi
Anti Retroviral pada orang dewasa &
remaJa.
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
9
I
I
I
I
I
I
I
,
I
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
10
Media dan Ala t
Bantu
Metode
--
-
--
-
--
Referensi
14. Direktorat Gizi Masyarakat. Pedoman
Umum Gizi Seimbang. Diambil dari
httQ:llwww.gizi .net/Qugs/index.shtml
15. Fanta 2 - USAID (March 20 I0) : Guide to
screening for food & nutrition services
among adolescents & adult living with
jZiv[セャゥウッョ
J'-!'TIilowicz
-
I
Nomor: MI.2
Materi : HUBUNGAN ANTARA HIV/AIDS DENGAN STATUS GIZI ODHA
Waktu : 3 jpl (T= 3 jpl, P= 0 jpl, PL= 0 jpl)
Tuiuan Pembelaiaran Umum (TPU):
, Setelah men2:ik .
セ@
J
セ@
Tujuan Pembelajaran
Kbusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
J
. laskan hub
セ
HIV/AIDS d
. ·ODHA
セ@
Media dan Alat
Bantu
Metode
セ@
Referensi
Setelah mengikuti materi
ini peserta mampu :
Konsep umum hubungan
1. Menjelaskan konsep
HIV I AIDS dan gizi pada
umum hubungan
ODHA
HIV/AIDS dan gizi pada
a. Dampak gizi pada
ODHA
berbagai stadium HIV
b. Mekanisme tubuh untuk
memelihara ketahanan
tubuh
2. Faktorfaktor yang
2. Menjelaskan faktormempengaruhi status gizi
faktor yang
ODHA
mempengaruhi status
a. Faktor psikososial
gizi ODHA
b. Faktor biologis
c. Faktor medis
d. Faktor sosial ekonomi
Gangguan
metabolisme pada
3.
3. Menjelaskan gangguan
ODHA
metabolisme pada
a. Perubahan-perubahan
ODHA
metabolik & komposisi
tubuh
b. Penurunan berat badan &
M
l.
セ
M
-
-
-
1. Tugas baca
mandiri
2. Curah
pendapat
3. Ceramah
Tanya Jawab
I. LCD
2. Laptop
3. Bahan tayang
4. Flipchart
5. Spidol
6. Pointers
7. Modul
,
-
-
-
-
1. Kotler, D.P., HIV infection
and the gastrointestinal tract.
Aids, 2005.19(2): 10717.
2. Villamor, E., et al., Wasting
and body composition of
adults with pulmonary
tuberculosis in relation to
HIV-l coinfection,
socioeconomic status, and
severity oftuberculosis. Eur J
Clin Nutr, 2006. 60(2): 16371.
3. Hsu, J.-c., et al.
Macronutrients and
HIVIAIDS: A Review of
Current Evidence. In
Consultation on Nutrition and
HIVIAIDS in Africa:
Evidence, Lessons and
- -
- -
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
11
I
I
I
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
4 . Menjelaskan gangguan
metabolisme zat gizi
Mikro pad a ODHA
5. Menjelaskan gangguan
metabolisme zat gizi
Makro pad a ODHA
6. Menjelaskan dampak
status gizi pada progresi
infeksi HIV
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
sel masa tubuh
c. Gangguan metabolisme
pertahanan tubuh
4. Gangguan metabolisme zat
gizi mikro
a. Manifestasi klinis
defisiensi vitamin
danJatau mineral
b. Lingkaran setan HIV dan
status gizi
5. Gangguan metabolisme zat
gizi makro
a. Starvation dan kaheksia
b. Penyebab penurunan berat
badan dan wasting
c. Manifestasi gangguan
metabolisme zat gizi
makro
6. Dampak status gizi pada
progresi infeksi HIV
Metode
Media dan Alat
Bantu
Referensi
4.
5.
6.
7.
12
Recommendations for Action.
2005. Durban, South Africa:
WHO, Department of
Nutrition for Health and
Development.
Skumick, J.H., et al.,
Micronutrient profiles in HIVi-infected heterosexual
adults. J Acquir Immune
Defic Syndr Hum Retrovirol,
1996. 12(1 ):7583.
Allard, J.P., et al., Oxidative
stress and plasma antioxidant
micronutrients in humans with
HIV infection. Am J ClinNutr,
1998. 67(1): 1437.
Materi ajar Pelatihan Master
of Trainer. 2006: Program
Pelatihan CST - WHO &
Depkes R.I.
ASC, IHPCP, Australian Aids
(Agustus 2007): "Gizi HIV
dan AIDS" Buku untuk
petugas kesehatan di
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
Media dan Alat
Bantu
Metode
セ@
Referensi
Indonesia RS Wahidin
Makassar & RS Sulianti
Jakarta, Indonesia.
8. Miller & Gorbach, 1999 :
Nutritional aspects of HIV
infection; Published in Great
Britain.
9. JEN, 2008: Materi
Penatalaksanaan Gizi Medis
dan Pararnedis; funded by
IHPCP - Jakarta..
10. Nasronudin, (2007):
Pendekatan Biologi
Molekuler, Klinis & Sosial;
Airlangga University Press
2007.
II. Kementerian Kesehatan RI.
2010 : Pedornan Pelayanan
Gizi Bagi ODHA; Direktorat
Bina Gizi Masyarakat, Ditjen
Bina Kesehatan Masyarakat.
12. Fanta 2 - USAID (March
2010) : Guide to screening for
food & nutrition services
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
13
,
I
I
I
I
,
I
I
I
I
I
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
Metode
Media dan Alat
Bantu
Referensi
nes/casedefinitions/enlindex.h
tml
16. Rachmat A & Matulessy PF,
1997. Food & Nutrition
Management Package for
PWHA; presented paper Asia
Pacific Congress on
HIV/AIDS, Manila,
Philipines.
17. Maj, M., Psychiatric aspects
ofHIV-J irifection and AIDS.
,
Psychol Med, 1990.
20(3):54763
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
15
Nomor: MI.3
Materi : AKTIVITAS FISIKJOLAHRAGA PADA ODHA
Waktu : 2 jpl (T== 1 jpl, P= 1 jpl, PL== 0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memilih aktivitas fisiklolah raga daJam penatalaksanaan
ODIIA
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu;
1. Aktivitas fisiklolahraga pad a
1. Menjelaskan aktivitas
HIV/AIDS
fisik I olah raga pada
2. Pilihan aktivitas fisikl oJah
ODHA
raga pada ODHA
2. Memilihkan aktivitas
fisikl oIah raga pada
ODHA
Media dan Alat
Bantu
Metode
Referensi
I . Macallan DC, 1996. Metabolic
1. Tugas baca
mandiri
2. Curah
pendapat
3. Ceramah
Tanya Jawab
4. Demonstrasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
LCD
Laptop
FJipchart
Spidol
pointers
Bahan tayang
Modul
DVD
abnormalities and the "wasting
syndrome" in HIY infection.
Nutrition 12(9):64142
2. Roubenoff R, Weiss L,
McDermott A, Cloutier GJ.,
Wood M, Gorbach S. 1999. A
pilot study of exercise training
to reduce trunk fat in adults
with
HIYassociated
fat
redistribution.
AIDS
13(11):12731375
3. World Health Organization.
2009: Nutritional care and
support for people living with
HIV/AIDS: a training course
16
Nomor: MIA
Materi : KONSELLNG GIZI PADA ODHA
Waktu : 7 jpl (T= 3 jpl, P= 4 jpl, PL= 0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu melakukan konseling Gizi pada ODHA sesuai dengan kondisi
penyakitnya
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
Media dan Alat
Bantu
Metode
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu;
Menjelaskan hubungan
ODHA dengan ahi gizi
2. Menjelaskan
perencanaan konseling
Gizi
l.
Menjelaskan kiatkiat
konseling gizi pad a
ODHA
4. Melakukan konseling
Gizi pada ODHA
3.
1. Tugas baca
mandiri
2. Curah
pendapat
2. Perencanaan Konseling Gizi
3. Ceramah
bagi ODHA
Tanya Jawab
a. LangkahIangkah persiapan
4.
Simulasi
Konseling Gizi
konseling
pada
b. Permasalahan gizi
ODHA
3. KiatKiat konseling Gizi pada
ODHA
I. Hubungan ODHA dengan ahli
gizi
4. Proses Konseling Gizi
Referensi
I. Holli, B. and Richard J.
Calabrese (1991 j.
I. LCD
Communication and
2. Laptop
Education Skills'. The
3. FI i pchart
dietitisien's guide.
Second
4. Spidol
edition.
Lea
&
Febiger,
5. pointers
Philadelphia London
6. Bahan tayang
2. Schreiner, Jean E.
7. Modul
'Counseling a Person with
8. Panduan simulasi
AIDS' in Kathy King Helm
and Bridget Klawitter
(1995). 'Nutrition Therapy'.
Advanced Counselling
Skills. Helm Seminars. USA
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dall Dukungan Gizi bagi ODHA
17
Nomor: MI.5
Materi : ASUHAN GIll PADA HIY / AIDS
Waktu : 21 jpl (T= 5 jpl, P= 8 jpl, PL= 8 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan Asuhan Gizi sesuai dengan proses asuhan gizi
d
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
Setelah mengikuti
materi ini peserta
mampu;
1. Menjelaskan pilarpilar asuhan Gizi
pada HIY/AIDS
l. Pilar-Pilar Asuhan Gizi Pada
HIY / AIDS
2. Menjelaskan
pelayanan terpadu
2. Pelayanan dan dukungan untuk
HIY / AIDS
a. Tim pelayanan terpadu
b. Layanan dan dukungan
terpadu
c. Sistem rujukan layanan
HIY/AIDS
3. Melakukan
proses
Asuhan Gizi pada 3. Proses asuhan gizi
a. Skrining Gizi
ODHA
b. Pengkaj ian! Assessmen Gizi
c. Diagnosa Gizi
d. Intervensi Gizi
e. Monitoring & evaluasi Gizi
Media dan Alat
Bantu
Metode
I. Tugas baca
mandiri
2. Curah
pendapat
3. Ceramah
Tanya Jawab
4. Diskusi
Kasus
5. Praktek
konseling gizi
6. Bedside
teaching
(praktek
lapangan)
!.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11 .
12.
13.
LCD
Laptop
Bahan tayang
Flipchart
Spidol
Pointers
Modul
Lembar kerja
asuhan gizi
Alat ukur
antropometri
Food model
Brosur edukasi
gizi HIV
Lembar kasus
Panduan
praktek
lapangan
-
-
18
Referensi
I. Garcia-Prats AJ, McMeans AR, Ferry
GD, Klish WJ. 2002. Nutrition and
HIy/AIDS. Dalam HIV Curriculum
for the Health Professional. Baylor
International Pediatric AIDS Initiative
(BIPAI). Texas
2. Cataldo CB, Rofles SR, Whitney ER.
200!. Understanding Normal &
Clinical Nutrition, 6th ed.West Group
3. Fenton M & Bahl S. 20 II. American
Dietetition Association, HIV/AIDS
Evidence-Based Nutrition Practice
Guideline.
Power
point
slide
presented at Dietetition Association
4. Tumilowicz, Alison. 2010. Guide to
Screening for Food and Nutrition
Services Among Adolescents and
Adults Living with HIV. Washington,
DC: Food and Nutrition Technical
Assistance III Project (FANTA
USAID) , FHI 360
5. Knox TA, Zafonte-Sanders M, Fields-
Tujuan Pembelajaran
Khusus(TPK)
4. Melakukan asuhan I 4.
glZI pada ODHA
dengan
kondisi
khusus
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
Asuhan gizi pada kondisi kusus
a. Diabetes Mellitus
b. Lipodistropi
c. Hipertensi
d. Kelebihan berat badan dan
obesitas
e. Dislipidemia
f. Diare
g. Anoreksia
h. Mual dan muntah
i. Kehilangan berat badan
j. Masalah lainnya
k. Gizi
pada
Terapi
Antiretroviral
Metode
Media dan Alat
Bantu
Referensi
Gardner C, Moen K, Johansen 0,
Paton N. 2003. Assessment of
nutritional status, Body composition,
and Human Immunodeficiency Virus
Associated morphologic changes.
cm 36(Supple 2):S638
6. International Dietetics & Nutrition
Terminology (fNDT) Reference
Manual,
American
Dietetic
Association, 2008
7. Mahan LK & EscottStump S. 2007.
Krause's, Food, Nutrition & Diet
Therapy, 1 I t h ed. Saunders
8. Mahan LK, Raymond JL, EscottStump S. 2012. Krause's, Food and
the Nutrition Care Process 13 th Ed.
9. Nelms M, Sucher K , Lacey K, Roth
SL. 2011, Nutrition Therapy and
Pathophysiology. 2nd ed. Thomson
Higher Education
10. Gibson
R.
2005.
Nutrional
Assessment. Oxford University Press
II. Almatsier S. 2004. Pemmtun Diet
edisi baru. Penerbit Gramedia,
Jakarta
12. American
Dietetic
Association,
Manual
of Clinical
Nutrition
Management, Morrison Management
Specialists, Inc.20 II
13. HIV, Nutrition and Food: A Practical
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
19
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
Metode
Media dan Alat
Bantu
Referensi
Guide for Technical Staff and
Clinicians. 2007. Family Health
International
14. Houtzager L, Matulessy PF. dkk.
2006. Rapid studi KIE Gizi di tiga
Propinsi di Indonesia. IHPCP proyek.
15. Miller TL & Gorbach SL. 1999
Nutritional aspects of HIV Infection.
London, New York: Arnold
16. World Health Organization (2006).
WHO case definitions of HIV for
surveillance and revised clinical
staging
and
inununological
clasification of HIV related disease in
adults and children
17. Rachmat A & Matulessy PF. 1997.
Nutrition Management
Food &
Package for PWHA; presented paper
Asia Pacific Congress on HIV/AIDS,
Manila, Philipines.
18. Jaringan Epidemiologi Nasional.
2008: Materi Penatalaksanaan Gizi
Medis dan Paramedis; funded by
IHPCP, Jakarta
19. Direktorat Bina Gizi Masyarakat,
Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan R.I. 2010.
Pedoman Pelayanan Gizi Bagi
ODHA
20
Nomor: MP.1
Materi : BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC)
Waktu : 3 jpl (T= 0 jpl, P= 3 jpl, PL= 0 jpl)
Tuiuan Pembelaiaran Urn urn (TPU): Setelah mene:ik .
J
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
.
.
Metode
bel·
k
J
Media dan Alat
Bantu
セ@
kondusif
Referensi
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu;
1. Menyadari adanya saling
ketergantungan satu sarna
lain selama proses belajar
2. Menyadari kebutuhan
dan harapan bersama
serta kesepakatan
mencapainya selama
pelatihan.
3. Memiliki komitmen
tentang harapan, nilaidan norma kelas _ _
,_ _______セゥャ。@
2. Konsep sistem social
3. Harapan
4. Norma
5. Komitmen
l. LCD
l. Buku Dinamika Kelompok
2. Alat Bantu
sesuai permainan
2. Buku Team Building
3. Skenario games
4. Standar f1ipchart
5. Kertas f1ipchart
6. Standar f1ipchart
7. Kertas f1ipchart
l. Permainan
l. Sistem temporer
(games)
2. Diskusi
kelompok
;
------
Kurikulum Pe/alihan Tata/aksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
21
Nomor: MP.2
Materi : RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)
Waktu : 2 jpl (T= 1 jpl, P= 1 jpl, PL= 0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut
Tujuan Pembelajaran Khusus
(TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok
Bahasan
Metode
Media dan Alat
Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu;
1. Menyebutkan Pengertian
RTL
2. Menyebutkan Manfaat RTL
3. Menyebutkan Sistematika
penyusunan RTL
4. Mengidentifikasi kegiatan
5. Menentukan kegiatan
6. Menyusun RTL
22
1. Pengertian RTL
2. Manfaat adanya RTL
3. Sistemtika penyusunan
RTL
4. Identifikasi kegiatan
5. Penentuan kegiatan
6. Penyusunan R T L
1. Ceramah tanya I. White board
2. Flipchart
jawab
3. LCD
2. Diskusi
kelompok
4. Komputerl
Laptop
5. Fonnat RTL
Referensi
Nomor: MP.3
Materi : ANTI KORUPSI
Waktu : 3 jpl (T= 3 jpJ, P= 0 jpl, PL= 0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami Anti Korupsi
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
Media dan Alat
Bantu
Metode
Referensi
Setelah mengikuti materi
ini peserta mampu;
1. Menjelaskan Konsep
Korupsi
2. Menjelaskan Anti
Korupsi
3. Menjelaskan Upaya
Pencegahan Korupsi
dan Pemberantasan
Korupsi
I
I
I
l.
Konsep Korupsi
a. Definisi Korupsi
b. Ciriciri Korupsi
c. BentukJJenis Korupsi
d. Tingkatan Korupsi
e. Penyebab Korupsi
f. Dasar Hukum ten tang
Korupsi
2. Anti Korupsi
a. Konsep Anti Korupsi
b. Nilainilai Anti Korupsi
c. Prinsipprinsip Anti Korupsi
3. Upaya Pencegahan Korupsi dan
Pemberantasan Korupsi
a. Upaya Pencegahan Korupsi
b. Upaya Pemberantasan
Korupsi
I
1. Ceramah
tanyajawab
2. Pemutaran
film
1. Bahan tayang
2. Papan dan
kertas fl ipcharl
3. LCD projector
4. Laptop
5. White board
6. Spidol
6. Film kartun
animasi
1. Undangundang Nomor
20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Atas Undangundang Nomor 31 Tahun
1999 tentang
Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi
2. Instruksi Presiden Nomor
1 Tahun 2013
3. Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor
232IMENKES/SKNI/20
13 tentang Strategi
Komunikasi Pekerjaan
dan Budaya Anti Korupsi
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
I
I
I
I
I
I
I
23
Tujuan Pembelajaran
Khusus {TPK)
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
c. Strategi Komunikasi Anti
Korupsi
Metode
Media dan Ala t
Bantu
Referensi
I
I
I
,
4. Menjelaskan Tata
Cara Pelaporan
Dugaan Pelanggaran
Tindak Pidana
Korupsi
5. Menjelaskan
Gratifikasi
24
4. Tata Cara Pelaporan Dugaan
Pelanggaran Tindak Pidana
Korupsi
1. Laporan
2. Pengaduan
3. Tata Cara Penyampaian
Pengaduan
5. Gratifi kasi
a. Pengertian Gratifikasi
b. Aspek Hukum
c. Gratifikasi merupakan Tindak
Pidana Korupsi
d. Contoh Gratifikasi
e. Sanksi Gratifikasi
!
I
I
I
BAB VI
PROSES PENYELENGGARAAN PELA TIHAN
Proses pembelajaran dalam pelatihan dapat digambarkan seperti pada diagram
berikut:
Building Learning Commitment (BLC)
E
V
A
L
U
A
S
I
Pengetahuan dan Keterampilan
Wawasan
Kebijakan Pelayanan
Gizi pada Orang
dengan HIYI AIDS
Metode: ceramah
tanya j awab, curah
oendaoat
r+
I. Infonnasi Dasar HIY
2. · Hubungan an t ara HIY I AIDS
dengan Status Gizi ODHA
3. Aktivitas fisik/Olahraga pada
ODHA
4. Konseling gizi pada ODHA
5. Asuhan gizi pada HIY/AIDS
Metode: curah pendapat, ceramah
tanya jawab, simulasi dengan kasus,
bedside teaching
Skill Station dan praktek lapangan J
Penutupan
Evaluasi
Penyelenggaraan
Post Test
Diagram I. Proses penyelenggaraan pelatihan
Proses pembelajaran dalam pelatihan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Pre test
Sebelum acara pembukaan, dilakukan pre test terhadap peserta. Pre test bertujuan
untuk mendapatkan informasi awal tentang pengetahuan dan kemampuan peserta
dalam melakukan penatalaksanaan dan dukungan gizi pada Orang dengan HIV /
AIDS (ODHA).
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi DDHA
25
B. Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan pelatihan secara resmi. Proses
pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
I. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
2. Pengarahan sekaligus pembukaan.
3. Penyematan tanda peserta.
4. Perkenalan peserta secara singkat.
5. Pembacaan doa.
C. Building Learning Commitment/BLC (Membangun Komitmen Belajar)
Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses
pelatihan. Kegiatannya antara lain:
I. Penjelasan oleh pelatih/instruktur tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan
yang akan dilakukan dalam materi BLe.
2 .. Perkenalan antara peserta dengan para fasilitator dan dengan panitia
penyelenggara pelatihan, dan juga perkenalan antar sesama peserta. Kegiatan
perkenalan dilakukan dengan permainan, dimana seluruh peserta terlibat secara
aktif.
3. Mengemukakan harapan, kekuatiran dan komitmen masingmasing peserta
selama pelatihan.
4. Kesepakatan antara para pelatihlinstruktur, penyelenggara pelatihan dan peserta
dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian
kelas, kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang lainnya.
D. Pemberian wawasan
Setelah BLC, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi sebagai dasar
pengetahuanlwawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini.
Materi tersebut yaitu: Kebijakan Pelayanan Gizi pada Orang dengan HIV/AIDS
(ODHA)
E. Pembekalan pengetahuan dan keterampilan
Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan dari proses pelatihan mengarah
pada kompetensi yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan
dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk
berperan serta aktif dalam mencapai kompetensi tersebut, yaitu diskusi kelompok
dan simuJasi dengan kasus.
Pengetahuan dan keterampilan meliputi materi:
I. lnformasi Dasar HIV
2. Hubungan antara HIV / AIDS dengan Status Gizi
3. Aktivitas fisikiOlahraga pada ODHA
4. Konseling gizi pada ODHA
5. Asuhan Gizi pada HIV / AIDS
Proses Pembelajaran
a. Proses pelatihan dike lola secara team teaching.
b. Setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai, pelatih/instruktur
melakukan kegiatan refleksi dimana pada kegiatan ini pelatih/instruktur
26
bertugas untuk menyamakan persepsi tentang materi yang sebelumnya
diterima sebagai bahan evaluasi untuk proses pembelajaran berikutnya
c. Setiap hari di akhir pembelajaran, peserta diminta menuliskan materi yang
belum jelas.
d. Apabila suasana pembelajaran menunjukkan adanya kejenuhan,
fasilitatorfMOT melakukan penyegaran suasana (ice break).
e. Proses pembelajaran dilakukan di dalam dan di luar kelas yaitu :
'I) Oi dalam kelas :
a) Kelas plenolkelas besar ,(seluruh peserta), metode yang digunakan
adalah ceramah dan tanya'jawab, simulasi, diskusi kelompok
b) Kelompok kecil ( 4 5 orang), metode yang digunakan adalah
diskusi kelompok, simulasi dan praktek antropometri
2) Di luar kelas tempat perawatan ODHA (Rumah Sakit atau Poliklinik, dan
lainlain) dalam bentuk Bedside teaching.
F. Skill Station dan praktek Japangan
I. Setelah mendapatkan materi, proses dilanjutkan dengan skill station. Kegiatan
ini dilakukan dengan menggunakan metode simulasi, dimana alat bantu telah
disiapkan oleh instruktur. Simulasi dilakukan dengan menggunakan panduan
simulasi seperti terlampir.
Pada pelaksanaan simulasi, peserta berperan sebagai ahli gizi dan melaksanakan
konseling gizi. Peserta dibagi dalam 3 atau 4 kelompok sesuai jumlah skill station
dan setiap kelompok didampingi oleh 1 orang instruktur dengan perbandingan
antara instruktur dan peserta yaitu 1 : 5. Oengan demikian, jumlah JPL untuk skill
station tergantung dari jum lah peserta dan jum lah kelompok.
Pada saat simulasi, instruktur bertugas untuk mengamati apa yang di lakukan oleh
peserta dan memberikan penilaian sesuai dengan cek list penilaian. Form penilaian
terlampir.
2 Praktek lapangan dilakukan pada sesi inti 5 yaitu dengan melakukan
kunjungan ke fasilitas kesehatan yang memberikan perawatan HIV. Peserta akan
diminta melakukan asuhan gizi secara lengkap mulai dari assessmen sampai
monitoring dan evaluasi. Pada saat praktek lapangan, instruktus bertugas untuk
mengamati yang dilakukan oleh peserta dan memberikan penilaian sesuai dengan
cek lis penilaian (form penilaian terlampir)
G. Post Test
Setelah keseluruhan materi dan simulasi dilaksanakan, dilakukan post test. Post
test bertujuan untuk melihat peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta
setelah mengikuti pelatihan.
H. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkaian kegiatan, dilaksanakan
oleh pejabat yang berwenang dengan susunan acara sebagai berikut:
I. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
2. Pengumuman peringkat keberhasilan peserta.
3. Pembagian sertifikat.
4. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta.
5. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang berwenang.
6. Pembacaan doa.
Kurikulum Pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA
27
BABvn
PESERTA DAN PELATIH
A. Peserta
1. Kriteria peserta
Peserta pelatihan Tatalaksana dan Dukungan Gizi bagi ODHA adalah anggota
tim asuhan gizi yang terdiri dari dokter, perawat, bidan dan tenaga gizi dengan
syarat:
a. Ditugaskan oJeh pimpinan dari tempat bekerja
b. Bersedia mengikuti seluruh proses pelatihan dari awal hingga akhir
sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Memiliki ュッエゥカ。セ@
yang tinggi dalam pencapaian keberhasilan asuhan
gizi bagi ODIM
d. Diutamakan yang pernah mengikuti pelatihan yang berhubungan
dengan HIV AIDS
e. Setelah pelatihan ditetapkan menjadi pelatih asuhan gizi bagi ODHA.
f. Tempat kerja peserta adalahdari Rumah Sakit, Puskesmas dan atau
fasilitas pelayanan kesehatan lain yang melayani ODHA
2. Jumiah peserta
Jumlah peserta pada setiap kelas atau angkatan adalah maksimal 30 orang
B. PeJatihlInstruktur
Kriteria Fasilitator
a. Memiliki sertifikat sebagai fasilitator asuhan gizi bagi ODHA
b. Fasilitator diutamakan pakar HIV/AIDS dan Gizi yang telah aktif dalam
kegiatan Perawatan Dukungan dan Pengobatan atau Care Support and
tイ・セエュョ@
(PDP/CST)