Efektivitas Dukungan Sosial Bagi Odha (Orang Dengan Hiv/Aids) Di Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak Kota Depok
EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG DENGAN
HIV/AIDS) DI KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA KULDESAK
KOTA DEPOK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh:
DHEA ARIESTA KHAIRUNNISA
NIM. 1111054100028
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H /2015 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) Jurusan Kesejahteraan Sosial
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari saya terbukti bahwa dalam penulisan skripsi ini bukan
hasil karya sendiri atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain (plagiat),
maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2015
Dhea Ariesta Khairunnisa
ABSTRAK
Dhea Ariesta Khairunnisa
Efektivitas Dukungan Sosial bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di Kelompok
Dukungan Sebaya Kuldesak, Kota Depok.
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala atau penyakit
yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Stigma dan diskriminasi pada ODHA dapat terjadi di mana saja
dan kapan saja, hal ini terutama dikarenakan stigma negatif yang dilekatkan pada ODHA. Stigma
dan diskriminasi yang dihubungkan dengan penyakit menimbulkan efek psikologi yang berat
tentang bagaimana ODHA melihat diri mereka sendiri, hal ini bisa mendorong terjadinya
depresi, kurangnya penghargaan diri dan keputusasaan. Untuk itu dibutuhkan adanya sumber
dukungan sosial dapat berupa dukungan emosional dari keluarga dan teman sebaya. Seperti
dengan adanya Kelompok dukungan sebaya Kuldesak yang bertujuan untuk menolong para
penderita HIV/AIDS agar tidak merasa dikucilkan dan sendiri dalam menghadapi masalah, dapat
membuka jalan untuk bertemu orang lain dan berteman, bisa menolong mereka menjadi lebih
percaya diri dan merasa kuat dan juga berfungsi sebagai wadah untuk melakukan kegiatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efektivitas bentuk dukungan
sosial bagi ODHA di kelompok dukungan sebaya kuldesak dan untuk mengetahui jenis
dukungan sosial yang paling efektif bagi ODHA. Terdapat lima dimensi dukungan sosial yakni;
dukungan material/instrumental, dukungan emosi/psikologis, dukungan penghargaan, dukungan
integritas sosial dan dukungan informasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
penelitian kuantitatif. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif. Metode penelitian
survei dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data dengan menggunakan metode
pengambilan sampel total sampling sebanyak 40 responden ODHA dari berbagai status.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Efektivitas dukungan sosial bagi ODHA di
kelompok dukungan sebaya kuldesak memiliki rataan skor (2,49) berdasarkan rataan skor
tersebut dikategorikan kurang efektif. Dari kelima dimensi dukungan sosial yang ada memiliki
rataan skor sebagai berikut: Dukungan materi/instrumental memiliki rataan skor (2,25)
berdasakan rataan skor tersebut dikategorikan kurang efektif, lalu dukungan emosi/psikologis
memiliki rataan skor (2,57) berdasarkan rataan skor tersebut dikategorikan efektif, dukungan
penghargaan memiliki rataan skor (2,67) berdasarkan rataan skor tersebut dikategorikan efektif,
dukungan integritas sosial memiliki rataan skor (2,45) berdasarkan rataan skor tersebut
dikategorikan kurang efektif dan dukungan informasi memiliki rataan skor (2,53) berdasarkan
rataan skor tersebut dikategorikan efektif. Dari rataan skor kelima dimensi yang ada, maka
dimensi dukungan sosial yang paling efektif bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) adalah
dukungan penghargaan dengan skor rataan tertinggi 2,67 berdasarkan rataan skor tersebut
dikategorikan efektif.
Kata kunci : Dukungan Sosial, ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS)
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala Puji bagi Allah SWT Yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Dukungan
Sosial bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak, Kota
Depok” dan shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna meraih
gelar sarjana sosial jurusan kesejahteraan sosial. Penulis menyadari banyak pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati,
penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dan membimbing penyusunan skripsi ini, diantaranya:
1. Drs. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Dr. Roudhonah, MA selaku
Wakil Dekan bidang Administrasi Umum. Dr. Suhaimi, M, SI selaku Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan.
2. Lisma Dyawati Fuaida, M.Si, selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial, Hj.
Nunung Khairiyah, MA, selaku Sekertaris Program Studi, dan para dosen Program Studi
Kesejahteraan Sosial yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalamannya kepada
penulis.
ii
3. Ismet Firdaus, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan
bimbingannya kepada penulis.
4. Para pengurus Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian, Khususnya kepada Om Samsu
Budiman, Mba Hages, Bang Awang, Bang Dian dan Mbak Lilis.
5. Kepada kedua orangtua yang sangat penulis cintai, Ibuku Rukminah dan Ayahku Agus
Sulaiman, terimakasih atas dukungan nya sehingga penulis selalu termotivasi dengan
kasih sayang yang selalu tercurah. Juga untuk kedua adik laki-lakiku Rayhan Sulaiman
dan Royyan Sulaiman yang selalu memberikan dukungannya. Serta terimakasih juga
untuk keluarga besar yang telah banyak memberikan dukungan terutama untuk
Almarhum Uwa Suryat D.S yang semasa hidupnya selalu memberikan penulis saran dan
masukan.
6. Terimakasih untuk teman-teman seperjuangan di Kessos 2011 yang selama 4 tahun telah
berjuang bersama dibangku kuliah, Desi Agustin, Evi Arista, Wati Indriani, Oktaviany
Nindy serta teman-teman Kessos 2011 lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih telah memberikan do’a dan dukungan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Juga terimakasih untuk teman-teman terdekat Della Fatmasari, Sarah Azzahrah dan
Wenda Andina Ayu Astari yang juga telah membantu dan terlibat dalam pembuatan
skripsi ini.
8. Dan terimakasih juga untuk Reza Agustiyadi Rachmansyah yang telah meluangkan
waktu, tenaga, selalu memberikan dukungan dan saran kepada penulis.
iii
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik secara
materil maupun penulisannya. Oleh karena itu penulis masih membutuhkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Jakarta, Juni 2015
Dhea Ariesta Khairunnisa
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................
PENGESAHAN ..........................................................................................
ABSTRAK ..................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
v
DAFTAR TABEL.......................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................................................................
1
B. Pembatasan Rumusan Masalah ..............................................................
7
1. Pembatasan Masalah ..........................................................................
7
2. Perumusan Masalah............................................................................
8
C.Tujuan Penelitian.....................................................................................
8
D.Manfaat Penelitian .................................................................................
8
a. Manfaat Akademis ..............................................................................
9
b.Manfaat Praktis....................................................................................
9
E. Pedoman Penulisan Skripsi ....................................................................
9
F. Tinjauan Pustaka .....................................................................................
10
v
G. Sistematika Penulisan ............................................................................
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Efektivitas ...............................................................................................
13
a. Pengertian Efektivitas .........................................................................
13
b. Pengukuran Efektivitas.......................................................................
14
B. Dukungan Sosial ....................................................................................
16
a. Pengertian Dukungan Sosial ...............................................................
16
b. Manfaat Dukungan Sosial ..................................................................
17
c. Dimensi Dukungan Sosial ..................................................................
17
C. ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) .......................................................
24
a. Pengertian ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) .................................
24
b. Penyebab HIV/AIDS ..........................................................................
24
c. Gejala Klinis HIV/AIDS ....................................................................
25
d. Pengobatan HIV/AIDS .......................................................................
25
e. Pencegahan HIV/AIDS .......................................................................
26
D. Kelompok Dukungan Sebaya/Support Grup..........................................
27
a. Pengertian Dukungan Sebaya .............................................................
27
b. Tipe Kelompok Dukungan .................................................................
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian......................................................................
30
a. Subjek dan Objek Penelitian...............................................................
30
vi
b. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................
30
B. Pendekatan Jenis Penelitian ..................................................................
31
a. Pendekatan Penelitian .........................................................................
31
b. Jenis Penelitian ...................................................................................
31
C. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................
33
a. Data Primer .........................................................................................
33
b. Data Sekunder ....................................................................................
35
D. Populasi Sample .....................................................................................
35
E. Operasionalisasi Konsep Penelitian ......................................................
36
F. Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data ..................................................
38
G. Uji Instrumen .........................................................................................
42
a. Uji Validitas........................................................................................
42
b. Reliabilitas ..........................................................................................
43
BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Sejarah Berdirinya Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak .................
45
B. Visi dan Misi Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak ..........................
45
C. Tujuan Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak ....................................
46
D. Strategi Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak ...................................
47
E. Struktur Organisasi Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak .................
47
F. Kegiatan Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak ..................................
48
G. Sarana dan Prasarana Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak .............
51
vii
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden ........................................................................
52
B. Sumber Dukungan Sosial ......................................................................
63
C. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................
66
D. Efektivitas Dukungan Sosial bagi ODHA .............................................
76
E. Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial ........................................
78
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................
96
B. Saran ......................................................................................................
97
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
100
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep ............................................................
36
Tabel 3.2 Skor Item Skala Likert ...............................................................
40
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin................
52
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...............................
53
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ....................
54
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan .........
55
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Terdiagnosa ........
56
Tabel 5.6 Karakteristik Berdasarkan Penyebab Terdiagnosa .....................
57
Tabel 5.7 Sumber Dukungan Sosial ...........................................................
62
Tabel 5.8 Dimensi Dukungan Materi/Instrumental ....................................
64
Tabel 5.9 Dimensi Dukungan Emosi/Psikologi .........................................
66
Tabel 5.10 Dimensi Dukungan Penghargaan .............................................
68
Tabel 5.11 Dimensi Dukungan Integritas Sosial ........................................
70
Tabel 5.12 Dimensi Dukungan Informasi ..................................................
72
Tabel 5.13 Efektivitas Dukungan Sosial Bagi ODHA ...............................
74
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Diagram Pie Karakteristik Responden Jenis Kelamin............
59
Gambar 5.2 Diagram KarakteristikPie Responden Berdasarkan Usia .......
59
Gambar 5.3 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
......................................................................................................
60
Gambar 5.4 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Status
Perkawinan .................................................................................................
60
Gambar 5.5 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Lama
Terdiagnosa ................................................................................................
61
Gambar 5.6 Diagram Pie Karakteristik Berdasarkan Penyebab Terdiagnosa
......................................................................................................
61
Gambar 5.7 Diargam Pie Variasi Sumber Dukungan Sosial ......................
63
Gambar 5.8 Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan sosial Berdasarkan Jenis
Kelamin ......................................................................................................
64
Gambar 5.9 Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan Usia 76
Gambar 5.10 Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan
Pendidikan ..................................................................................................
81
Gambar 5.11 Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan
Status Perkawinan ......................................................................................
84
Gambar 5.12 Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan
Lama Terdiagnosa ......................................................................................
87
Gambar 5.13 Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan
x
Penyebab Terdiagnosa ................................................................................
89
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Form Bimbingan Skripsi
Lampiran 2
Kuisioner Dukungan Sosial
Lampiran 3
Excel Tabel Instrumen
Lampiran 4
Excel Karakteristik Responden
Lampiran 5
Excel Analisis Dimensi
Lampiran 6
Excel Tabulasi Silang
Lampiran 3
Formulir Anggota Kuldesak
Lampiran 4
Brosur Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak
Lampiran 5
Membership Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak
Lampiran 6
Pedoman Observasi dan Hasil observasi
Lampiran 7
Dokumentasi Penyebaran Angket
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akar dari konsep dukungan sosial ditemukan oleh pakar sosiologi pada abad
ke-20 seperti Durkheim, yang membentuk hubungan antara mengurangi permasalahan
sosial dan pertambahan angka bunuh diri.Sebagai sebuah konsep, hal tersebut
dikembangkan dengan istilah yang disebut “social ties” seperti yang digunakan
Durkheim.1
Caplan, mendeskripsikan sistem sosial sebagai; pertama sesuatu yang
membantu seseorang untuk menggerakan sumber psikologi mereka dalam hal
permasalahan emosional (hubungan, cinta, dan empati); yang ke dua informasi
(tentang lingkungan); dan yang ketiga instrumen bantuan (menyediakan bantuan
individu berupa uang, materi, kemampuan, dan bimbingan untuk membantu mereka
mengatasi situasi yang menyebabkan mereka stress).
Dukungan sosial dapat memiliki dimensi yang berbeda dan diekspresikan
melalui bentuk dan cara yang berbeda pula. Sumber dukungan sosial dapat berupa
dukungan emosional dari keluarga dan teman sebaya.Hal itu juga dapat berasal dari
interaksi sosial dalam komunitas profesional dan bahkan dari interaksi dengan
lingkungan.2
Sushil Yadav, “Perceived social support, hope, and quality of life of persons with HIV/AIDS: a case
study from Nepal,”Springer Science+Business Media B.V, 11 December 2009, h.2
1
2
Sushil Yadav, h.2
1
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala atau
penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh
Human Immunodeficiency Virus (HIV).3AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi
HIV.HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia.Ini adalah
retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk
memproduksi kembali dirinya.AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah
fase terakhir dari infeksi HIV dan biasanya dicirikan oleh jumlah CD4 kurang dari
200.AIDS bukanlah penyakit yang khusus melainkan kumpulan dari sejumlah
penyakit yang mempengaruhi tubuh dimana sistem kekebalan yang melemah tidak
dapat merespons.4
Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987 sampai dengan September 2014,
HIV-AIDS tersebar di 386 (78%) dari 498 kabupaten/kota di seluruh provinsi
diIndonesia. Provinsi pertama kali ditemukan adanya HIV-AIDS adalah Provinsi Bali,
sedangkan yang terakhir melaporkan adalah Provinsi Sulawesi Barat padatahun 2011.
Sampai dengan tahun 2005 jumlah kasus HIV yang dilaporkan sebanyak 859,
tahun 2006 (7.195), tahun 2007 (6.048), tahun 2008 (10.362), tahun 2009
(9.793),tahun 2010 (21.591), tahun 2011 (21.031), tahun 2012 (21.511), tahun 2013
(29.037), dan tahun 2014 (22.869). Sampai dengan September 2014, jumlahkumulatif
HIV yang dilaporkan sebanyak 150.296 orang dan AIDS sebanyak 55.799 orang.
Jumlah infeksi HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (32.782), diikuti JawaTimur
(19.249), Papua (16.051), Jawa Barat (13.507), dan Bali (9.637).Faktor resiko
penularan HIV terutama adalah melalu jalur seksual (57%), Pengguna Narkoba Suntik
3
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 21 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan
HIV/AIDS, pasal 1
4
Family Health International, “apa itu hiv/aids?”, pdf diakses pada 19 Januari 2015
2
(15%) Penularan LSL (laki-laki seks laki-laki) (4%),penularan dari Ibu ke
anaksebesar 3%.5
Estimasi Orang dengan HIV dan AIDS di Indonesia tahun 2012 adalah
sebanyak 591.823 sedangkan saat ini ODHA yang sudah kita ketahui baru
berjumlah150.296. Yang ini berarti dalam membongkar fenomena gunung es baru
sekitar 30% ODHA yang telah terdeteksi, sehingga saat ini kita masih
harusmengintensifikasikan penemuan ODHA sehingga setidaknya cakupan sasaran
kita mencapai 80%. Dari data jumlah kasus yang dilaporkan setiap tahun
terjadipeningkatan jumlah pengidap HIV sedangkan jumlah penderita AIDS semakin
menurun.Ini bisa disimpulkan bahwa semakin banyak orang yang diketahui statusHIV
nya masih belum masuk kedalam stadium AIDS, jika dibandingkan dengan sekitar 10
tahun yang lalu, dimana jumlah kasus AIDS lebih banyak dilaporkandibandingkan
kasus HIV. Deteksi dini ini semakin baik seiring dengan makin banyaknya jumlah
fasyankes yang dapat memberikan layanan bagi ODHA baik tesHIV, pengobatan
IMS, dan pengobatan ARV sehingga semakin banyak orang yangmengetahui status
HIV nya lebih dini sebelum muncul gejala-gejala AIDS.6
Jika kita berbicara mengenai penyakit HIV/AIDS pasti banyak masyarakat
yang merasa takut dengan penyakit menular ini.Stigma negatif pun sangat melekat
pada
penderitanya.Tak
jarang
penderita
HIV/AIDS
ini
dikucilkan
oleh
masyarakat.Mereka dianggap sebagai manusia yang memiliki harapan hidup
sedikit.Walaupun telah diketahui bentuk penyebaran HIV/AIDS, masyarakat masih
memandang bahwa dekat dengan seseorang pengidap HIsV/AIDS ini berbahaya atau
Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, “HARI AIIDS SEDUNIIA
2014” artikel ini diakses pada 20 Januari 2015 dariwww.depkes.go.id
6
Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, “HARI AIIDS SEDUNIIA
2014” artikel ini diakses pada 20 Januari 2015 dariwww.depkes.go.id
5
3
mereka merasa takut tertular.Maka stigma negatif banyak didapatkan pengidap
HIV/AIDS atas tanggapan masyarakat tersebut.
Stigma dan diskriminasi pada ODHA dapat terjadi di mana saja dan kapan
saja, hal ini terutama dikarenakan stigma negatif yang dilekatkan pada ODHA,
misalnya sampah masyarakat, pengguna narkotika, dan pelanggan lokalisasi. Bentuk
lain dari stigma berkembang melalui internalisasi oleh ODHA dengan persepsi negatif
tentang diri mereka sendiri. Stigma dan diskriminasi yang dihubungkan dengan
penyakit menimbulkan efek psikologi yang berat tentang bagaimana ODHA melihat
diri mereka sendiri, hal ini bisa mendorong terjadinya depresi, kurangnya
penghargaan diri dan keputusasaan, sesuai dengan hasil penelitian Wagner et al,
bahwa kondisi psikologis yang berat dihubungkan dengan adanya stigma terhadap
penyakit HIV. Stigma dan diskriminasi ini seringkali menyebabkan menurunnya
semangat hidup ODHA yang kemudian membawa efek dominan menurunnya kualitas
hidup ODHA.7
Minimnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit HIV/AIDS juga menjadi
salah satu dinding yang membatasi ODHA. Banyak masyarakat yang belum paham
dan mengerti tentang apa itu HIV/AIDS sebenarnya sehingga akhirnya mereka hanya
akan mengucilkan dan memandang sebelahmata ODHA. Hal tersebut juga menjadi
salah satu mengapa stigma negatif bagi ODHA sangatlah melekat.
Namun, tidakah kalian lihat bahwa para penderita HIV/AIDS ini juga masih
memiliki harapan hidup seperti yang lainnya.Mereka masih harus berjuang melawan
penyakit tersebut, mereka rentan terpukul, down dan penerimaan pun sulit dilakukan
diri sendiri atas penyakit HIV/AIDS yang mereka derita.Dukungan dari orang-orang
7 Suhardiana Rachmawati, “Kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS yang mengikuti terapi
antiretroviral,” ISSN: 2303-2936 Volume I (1), 48 – 6248, 2013.
4
terdekat terutama keluarga menjadi hal terpenting yang seharusnya mereka
dapatkan.Motivasi hidup juga menjadi pendekatan penting yang harus didapatkan
para pengidap HIV/AIDS agar mereka juga memiliki semangat hidup kembali.Dan
walaupun mereka sakit, mereka dapat kembali beraktivitas seperti sediakala.
Studi lainnya pada HIV mengusulkan bahwa harapan merupakan komponen
penting dari penerimaan secara efektif dari HIV/AIDS. Dari pengalaman yang terjadi,
biasanya harapan berkurang setelah didiagnosis HIV, dan sumber potensi dari
pengembangan harapan adalah: (1) dukungan penerimaan; (2) mengikutsertakan
pengalaman hidup yang bermakna; (3) merasa memiliki pilihan; (4) perilaku
penerimaan dan memelihara kualitas hidup.8
Intinya,
dukungan
masyarakat
sangat
penting,
tidak
hanya
untuk
perkembangan kepribadian masyarakat tetapi juga untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidup individu pada khususnya dan kelangsungan hidup pada
masyarakat padaumumnya.Warren dalam Netting, menyebutkan bahwa dukungan
masyarakat (mutual support/social support) merupakan salah satu fungsi penting dari
masyarakat (community).Masyarakat wajib dan harus memberikan dukungan sosial
terhadap
individu-individu
yang
ada
didalam
maupun
diluar
sistem
tersebut.Masyarakat dapat dikatakan mengalami ketidakfungsian sosial (disfungsi
sosial), apabila tidak dapat memberikan dukungan sosial terhadap anggota masyarakat
yang ada didalamnya serta masyarakat yang lebih luas pada umumnya.9
Hal ini juga menjadi salah satu kewajiban kita sebagai manusia untuk saling
memberikan dukungan satu sama lain. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur‟an
Surah Al- Hujurat/49:10 berikut:
8
Sushil Yadav, h.3
Didiet Widhiowati &Rokna Murni,Bagian ke lima: Manual praktek pengembangan sosial
masyarakat “Pemberian Dukungan Kepada Masyarakat” (Bandung: STKS, 2008) h.61
9
5
“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara.sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap
Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”10
Dalam ayat tersebut dikatakan „bersaudara‟ dan karena bersaudara kita harus
berhubungan dengan baik. Dapat diartikan bahwa tidak boleh ada diskriminasi atau
pembedaan diantara kita sesama manusia karena pada dasarnya manusia itu sama di
mata Allah SWT. Untuk itu, dengan adanya ayat tersebut sebagai manusia kita tidak
boleh membedakan atau mengucilkan ODHA.Justru kitalah yang seharusnya
menolong mereka. Salah satu bentuk pertolongan kepada sesama adalah memberikan
dukungan satu sama lain/dukungan sosial. Hal tersebut juga agar terciptanya
kesejahteraan sosial yakni dimana kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual,
dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.11
Hal ini dibuktikan dengan adanya kelompok dukungan sebaya Kuldesak di
Kota Depok yang didirikan bagi para penderita HIV/AIDS.Hal tersebut juga
dikarenakan jumlah penderita HIV dan AIDS di Kota Depok terus bertambah. Komisi
Penanggulangan AIDS Kota (KPAK) Depok, mencatat hingga penghujung tahun
2013 setidaknya sudah ada 301 kasus di mana 36 di antaranya penderita baru.12
Kelompok dukungan sebaya Kuldesak bertujuan untuk menolong para
penderita HIV/AIDS agar tidak merasa dikucilkan dan sendiri dalam menghadapi
10
11
Syamil Al-qur‟an Miracle The Reference, (Bandung: Sygma Publishing, 2010) Cet.Ke-1, h.1029
Undang-undang Republik IndonesiaNo.11 Tahun 2009 TentangKesejahteraan Sosial, Pasal 1 Ayat 1.
12.REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK, “Jumlah Penderita HIV/AIDS di Depok Terus Bertambah,” artikel
diakses
pada
20
Januari
2015
dari
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-
nasional/13/12/19/my283y-jumlah-penderita-hivaids-di-depok-terus-bertambah
6
masalah, dapat membuka jalan untuk bertemu orang lain dan berteman, bisa
menolong mereka menjadi lebih percaya diri dan merasa kuat dan juga berfungsi
sebagai wadah untuk melakukan kegiatan.13Salah satu program divisi kuldesak adalah
Konseling Sebaya. Konseling sebaya bertujuan untuk memberikan dukungan kepada
ODHA yang baru mengetahui status HIV nya, maupun support kepada keluarga
ODHA yang baru mengetahui status HIV salah satu anggota keluarganya. Ada juga
home visit/kunjungan rumah yang bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan diri
teman-teman ODHA terhadap dirinya sendiri sehingga dia dapat melakukan aktivitas
dan kegiatan kesehariannya seperti biasa.14
Menariknya disini adalah kelompok dukungan sebaya kuldesak ini hadir dari
ODHA dan untuk ODHA. Dimana sang pendiri melihat keprihatinan pemerintah yang
kurang memperhatikan permasalahan pada ODHA. Untuk itu dibentuklah dukungan
sebaya kuldesak yang akhirnya menjadi wadah untuk ODHA saling mendukung satu
sama lain untuk terus berjuang mejalani hidup.
Maka, berdasarkan penjabaran latar belakang masalah diatas, penulis tertarik
untuk meneliti mengenai “Efektivitas Dukungan Sosial Bagi ODHA (Orang
Dengan HIV/AIDS) di Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak, Kota Depok”
13
Dukungan
Sebaya
dari
Kuldesak
SG,
web
diakses
pada
21
Januari
2015
dari
http://www.odhaberhaksehat.org/2014/dukungan-sebaya-dari-kuldesak-sg/
14
Profil Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dan pelebaran pembahasan maka penulis
mencoba memfokuskan permasalahan yang akan diteliti antara lain:
a. Penelitian ini dilakukan pada ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) yang
berada di kota depok dan mengikuti kegiatan di kelompok dukungan
sebaya kuldesak.
b. Objek penelitian yang dijadikan populasi dan sampel dalam penelitian
adalah ODHA baik laki-laki, perempuan, gay maupun waria.
c. Penelitian ini dibatasi pada dukungan sosial bagi ODHA di kelompok
dukungan sebaya kuldesak.
2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang peneliti angkat adalah:
1) Seberapa besar efektivitas dukungan sosial bagi ODHAdi kelompok
dukungan sebaya kuldesak?
2) Jenis dukungan sosial apa yang paling efektif bagi ODHA?
C. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka sebagai langkah
penyusunan skripsi yang diteliti agar terhindar dari kesamaan judul dan lain-lain dari
skripsi yang sudah ada sebelumnya, serta sebagai referensi penelitian yang
berhubungan dengan strategi pemberdayaan masyarakat. Setelah mengadakan
tinjauan pustaka, maka peneliti menemukan beberapa skripsi yang berhubungan
8
dengan pemberdayaan, tetapi peneliti akan memaparkan dari sudut yang berbeda
yaitu;
1)
Nama
: Puti Yasmina (090521032)
Universitas
: Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik,
Program Studi Komunikasi Massa. 2008
Judul
: Strategi Komunikasi Dalam Menangani Permasalahan
HIV/AIDS (ODHA) di LSM Rumah Cemara Bogor.
Skripsi tersebut mengenai strategi komunikasi yang digunakan dalam
menangani permasalahan orang dengan HIV/AIDS (ODHA).Perbedaan skripsi
peneliti adalah penelitian ini lebih mengarah kepada efektivitas dukungan sosial
dengan adanya kelompok dukungan sebaya Kuldesak bagi ODHA sebagai salah satu
bentuk upaya menangani permasalahan ODHA namun secara sosial.Selain itu subjek
dan objek penelitian yang berbeda dengan judul penelitian yang tertera di atas.
2)
Nama
: Pian Hermawati (105070002251)
Universitas
: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas
Psikologi. 2011.
Judul
:Hubungan Presepsi ODHA Terhadap Stigma HIV/AIDS
Masyarakat Dengan Interaksi Sosial Pada ODHA.
Skripsi tersebutmengenai presepsi ODHA terhadap stigma yang didapatkan
dari masyarakat dan bagaimana interaksi sosialnya.Perbedaan skripsi peneliti adalah
penelitian ini lebih mengarah kepada adanya kelompok dukungan sebaya Kuldesak
sebagai salah satu alternatif untuk menghilangkan stigma negatif ODHA di
masyarakat salah satunya dengan adanya dukungan sosial yang juga dapat
9
meningkatkan kualitas hidup ODHA.Selain itu subjek dan objek penelitian yang
berbeda dengan judul penelitian yang tertera di atas.
3)
Nama
: Dwi Agustanti, SKp
Universitas
: Thesis S2 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan.
2006.
Judul
: Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup Orang
dengan HIV/AIDS (ODHA) di Bandar Lampung.
Skripsi tersebut lebih menjelaskan tentang hubungan dukungan sosial yang
diberikan kepada ODHA terhadap kualitas hidupnya. Sedangkan perbedaan skripsi
peneliti hanya membahas bagaimana dukungan sosial yang diberikan pada ODHA
dan tipe dukungan apa yang paling efektif. Selain itu tempat penelitian berbeda
dengan skripsi tersebut.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1.) Seberapa besar efektivitas bentuk dukungan sosial bagi ODHA di
kelompok dukungan sebaya kuldesak.
2.) Untuk mengetahui jenis dukungan sosial yang paling efektif bagi ODHA.
10
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penulisan diharapkan dapat digunakan sebagai informan dan dokumentasi
ilmiah dan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan studi kesejahteraan sosial, khususnya yang berkaitan dengan
dukungan sosial.
b. Manfaat Praktis
Penulisan ini di harapkan dapat menjadi masukan dan informasi yang berguna
bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa/i kesejahteraan sosial dalam
mengetahui bagaimana bentuk dukungan sosial bagi ODHA.
F. Pedoman Penulisan Skripsi
Teknik penulisan yang dilakukan dalam skripsi ini merujuk pada buku
pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan
CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007 sebagai pedoman penulisan
skripsi ini.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, secara sistematis penelitiannya
dibagi ke dalam lima bab, yang terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematikanya
sebagai berikut:
11
BAB I
PENDAHULUAN
Di bab I ini peneliti penguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
penelitian skripsi.
BAB II
KAJIAN TEORI
Bab ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan isi skripsi
sebagai dasar pemikiran untuk membahas permasalahan dalam penelitian skripsi,
yaitu: pengertian efektivitas, teori dukungan sosial, pengertian ODHA (Orang dengan
HIV/AIDS) dan pengertian kelompok dukungan sebaya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai metode-metode yang berkenaan dengan
skripsi ini, yaitu: Pendekatan dan desain penelitian, ruang lingkup penelitian, metode
penentuan sampel, metode pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, teknik
analisis data.
BAB IV
GAMBARAN UMUM LEMBAGA
Bab ini akan dijelaskan gambaran umum tentang Kelompok Dukungan Sebaya
Kuldesak.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan dan menjabarkan data hasil penelitian yang telah
didapatkan beserta analisis data berdasarkan statiska.
BAB VI
PENUTUP
Bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
12
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Efektivitas
a. Pengertian Efektivitas
Kata „efektivitas‟ berasal dari bahasa inggris „effective‟ yang berarti berhasil,
mujarab, berlaku atau mengesankan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
„efektif‟ berarti dapat membawa hasil, berhasil guna. 15Efektivitas merupakan
unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan didalam
setiap organisasi, kegiatan ataupun program.Disebut efektif apabila mencapai
tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan.Hal ini sesuai dengan
pendapat H.Emerson yang dikutip Soewarno Handayaningrat S. yang menyatakan
bahwa “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.”16
Efektivitas dapat diterjemahkan sebagai tingkat pengaruh atau akibat yang
ditimbulkan oleh adanya pelaksanaan kegiatan tertentu.Efektivitas dapat juga
diartikan sebagai kondisi atau keadaan yang mengandung pengertian mengenai
terjadinya suatu efek dan akibat sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
Dari dua definisi tersebut dapat diperoleh pengertian, bahwa efektivitas
merupakan suatu hasil atau efek yang timbul setelah dilakukan treatment atau
intervensi tertentu melalui suatu program.Suatu program dapat dikatakan efektif
15
Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Inbdonesia, (Jakarta: Balai Pustaka)
Cet Ke-1, h.284
16
Soewarno Hadayaningrat, Azas-azas Organisasi Manajemen, (1994) h.16
13
apabila dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan berdampak secara positif
terhadap sasaran yang dikenai program.17
Sedangkan jika ditinjau dari segi istilah, banyak pendapat dari para ahli yang
mencoba mengemukakakn mengenai pengertian dari efektivitas sendiri. Beberapa
diantaranya:
a) James A. F Stoner, “efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang
tepat”
b) Peter Drucker, “efektivitas berarti melakukan pekerjaan yang benar”
c) Sarmon, “efektivitas dilakukan untuk menemukan bukti yang kuat agar dapat
menyelesaikan masalah dan memberikan gambaran yang akurat tentang
banyak faktor dalam sekolah yang berkaitan dengan murid.”18
Jika dilihat dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa efektivitas adalah segala jenis kegiatan
yang tepat guna atau sesuai dengan tujuan atau hasil yang kita rencanakan.
b. Pengukuran efektivitas
Untuk mengukur sejauh mana tingkat keefektifan, FX. Suwarto berpendapat
terdapat tiga pendekatan dalam hal pengukuran keefektifan, yaitu:
a) Pendekatan tujuan, adalah yang menekankan pada pentingnya pencapaian
tujuan sebagai kriteria penilaian keefektifan.
b) Pendekatan teori sistem, yaitu pendekatan yang menekankan pentingnya
adaptasi tuntunan ekstern saling tergantung.
17
Istiana Hermawati, dkk, Studi Evaluasi Efektivitas KUBE dalam Pengentasan Keluarga Miskin di
Era Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Departemen Sosial RI, 2005) Cet.Ke-1, h.28
18
James A. F Stoner&Alofonsius Sirait, Manajemen,(Jakarta: Penerbit Erlangga, 1994) Cet.Ke-5, h.14
14
c) Pendekatan Teori Multipel Konstituensi Organisasi, dapat dikatakan efektif
apabila dapat terpenuhi tuntunan dari konstituensi yang menjadi pendukung
kelanjutan eksistensi organisasi tersebut.19
Sedangkan R Elkin dan Cornick juga mengemukakan criteria dalam mengukur
efektivitas, yaitu:
a) Produktivitas dari tujuan khusus program yang diekspresikan baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.
b) Pencapaian hasil dampak dari pelayanan kepada individu yang tercermin dari
fungsi dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
c) Dampak program terhadap komunitas.20
Pada sisi lain dalam konteks mengukur efektivitas yang dilakukan melalui
evaluasi, Earl Bargy mengemukakan bahwa efektivitas suatu program dapat
dilihat dari tiga aspek yaitu:
a) Kemandirian masyarakat secara sosial dan ekonomi (not recommitted anymore
with institution).
b) Organisasi kerja bergerak sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat (to
wards reality) sesuai dengan rencana program.
c) Masyarakat yang menjadi sasaran dapat menikmati program yang diberikan
(enjoy general well-being).21
19
FX. Suwarto, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1999) h.5-8.
Istiana Hermawati, dkk, h.29
21
Warto, dkk, Uji Coba Model Pelayanan Sosial Penyandang HIV dan AIDS, (Yogyakarta:
Departemen Sosial RI B2P3KS, 2008) h.32
20
15
B. Dukungan Sosial
a. Pengertian Dukungan Sosial
Beberapa
ahli
memberikan
definisi
tentang
dukungan
sosial
yang
dikemukakan sebagai berikut22:
Dukungan sosial dipahami sebagai suatu bentuk hubungan sosial yang bersifat
menolong dengan melibatkan aspek emosi, informasi, bantuan instrumenal dan
penghargaan (Cohen & Syme)
Sejalan dengan hal tersebut diatas Leavy menyatakan bahwa dukungan sosial
adalah suatu hubungan yang didalamnya terkandung isi pemberian bantuan dan
hubungan itu memiliki nilai positif bagi si penerima dukungan.
Brehm dan Kassin menyatakan arti dukungan sosial melalui kontak sosial
adalah tersedianya orang yang membantu hubungan yang berkualitas dan
tersedianya bantuan.
Johnson dan Johnson menjelaskan bahwa dukungan sosial adalah pemanfaatan
sumber-sumber di lingkungan individu untuk membuat kehidupan agar menjadi
lebih baik dengan cara meningkatkan kemampuan pada diri seorang dengan
memberikan bantuan berupa dorongan, peralatan dan penerimaan.
Sarason, Lerin dan Basham mendefinisikan dukungan sosial suatu keadaan
yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat
dipercaya.
Dengan
demikian
individu
mengetahui
bahwa
orang
lain
memperhatikan, menghargai dan mencintai.
Ganster, Fullier dan Mayes mengemukakan bahwa dukungan sosial secara
luas didefinisikan sebagai tersedianya atau adanya hubungan yang bersifat
menolong dan hubungan tersebut mempunyai nilai khusus.Definisi ini
22
Didiet Widhiowati & Rokna Murni, h.62-63
16
mengkonotasikan adanya ikatan-ikatan sosial yang bersifat positif. Senada dengan
pendapat Kaplan mengemukakan bahwa dukungan sosial adalah tindakan
menolong dari orang lain dan adanya ketentraman berkomunikasi dengan orang
lain.23
b. Manfaat Dukungan Sosial
Ada tiga pengaruh dasar dari dukungan sosial yang menonjol dikemukakan
oleh Brownell dan Schumaker diantaranya, pengaruh langsung, tidak langsung
dan interaktif
1) Pengaruh langsung, yaitu terciptanya hubungan interpersonal dan
hubungan yang bersifat menolong dan hubungan tersebut dapat
memfasilitasi terbentuknya perilaku yang lebih sehat.
2) Pengaruh tidak langsung, yaitu membantu individu menghadapi dan
mengatasi stressor yang datang dengan cara membantu individu mengatasi
stress yang datang, dengan mencoba membantu indidvidu mempelajari
cara pemecahan masalah dan mengontrol masalah-masalah kecil sebelum
menjadi besar.
3) Pengaruh interaktif, berupa dampak yang diinterprestasikan untuk
meredam atau memperbaiki dampak-dampak yang merugikan dengan
mempengaruhi rekognisi, kualitas dan kuantitas terhadap sumber-sumber
coping.
23
Didiet Widhiowati & Rokna Murni, h.62-63
17
c. Dimensi Dukungan Sosial
Menurut Oxford ada lima dimensi dukungan sosial yaitu24:
a) Dukungan materi/ instrumenal, berupa bantuan nyata (tangible aid) atau
dukungan alat (instrumenal aid). Menurut Jacobson (dalam Oxford), dukungan
ini mengacu pada penyediaan benda-benda dan layanan untuk memecahkan
masalah praktis. Wortman berpendapat bahwa tangible assistance
dapat
berupa bentuk pemberian uang atau makanan kepada seseorang dimasa sulit
atau kesusahan. Pada ODHA, dukungan materi dapat diberikan berupa uang,
obat maupun kendaraan untuk membantu perawatan maupun pengobatan
sehingga
ODHA
dapat
mempertahankan
dan
meningkatkan
status
kesehatannya. Selain itu, tenaga ataupun jasa yang diberikan orang lain juga
termasuk dalam dukungan materi (Shirey).
b) Dukungan emosi/psikologis, yaitu dukungan yang berhubungan dengan hal
yang bersifat emosional atau menjaga keadaan emosi, afeksi atau ekspresi.
Tolsdorf (dalam Oxford) menyebutkan bahwa tipe dukungan ini lebih
mengacu pada pemberian semangat, kehangatan, cinta kasih dan emosi. Leavy
(dalam Oxford) juga mengemukakan bahwa dukungan emosi ini melibatkan
ekspresi empati, perhatian, dorongan dan keprihatinan terhadap seseorang.
Dukungan emosi adalah dukungan yang dapat membuat seseorang merasa
nyamabn, tenang, rasa memiliki dan dicintai saat stress (Sarafino).
Wortman, menyebutkan bahwa berusaha menghibur orang lain yang
sedang berduka atau mengalami kesusahan juga merupakan salah satu bentuk
dukungan emosional. Dukungan emosi ini sangat diperlukan ODHA, terutama
dukungan dari masyarakat. Perlakuan diskriminasi dari masyarakat yang
Dwi Agustanti, “Hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) di Bandar Lampung” (Thesis S2 Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, 2006) h.54-59
24
18
diterima ODHA membuat ODHA semakin stress dan anakn membawa
dampak yang lebih buruk pada ODHA, dimana perkembangan penyakit justru
akan semakin cepat dan memperburuk kondisi ODHA.
Davis, menyebutkan bahwa stress dapat membawa pengaruh negatif
dan dapat mempengaruhi sistem imun seseorang.Seseorang yang terinfeksi
HIV/AIDS tanpa stress saja sudah mengalami penurunan daya tahan tubuh
karena sifat virus HIV yang merusak sistem imun seseorang, apalagi dengan
adanya stress.Oleh karena itu dukungan emosional ini sangat dibutuhkan oleh
ODHA demi mempertahankan dan meningkatkan status kesehatannya.
c) Dukungan penghargaan, yaitu terjadi apabila ada ekspresi penilaian yang
positif terhadap individu. Cohen dan Wills mengemukakan bahwa dukungan
penghargaan ini merupakan informasi yang diberikan pada seseorang bahwa
dia dihargai dan diterima, diakui keberadaannya dan rasa dimiliki dan dicintai
orang lain.
Harga
diri
seseorang
dapat
ditingkatkan
dengan
cara
mengkomunikasikan kepadanya bahwa dia bernilai dan diterima meskipun
tidak luput dari kesalahan. ODHA membutuhkan dukungan penghargaan
berupa penerimaan dan penilaian positif dari masyarakat, walaupun adanya
stigma yang berkembang dimasyarat yang menganggap bahwa penyakit
HIV/AIDS adalah penyakit “kutukan” yang disebabkan oleh kesalahan
individu berupa perilaku seksual menyimpang ataupun pengguna narkoba.
Munculnya stigma ini dikarenakan 2 hal yaitu adanya salah presepsi atas cara
penularan HIV/AIDS dan adanya anggapan bahwa semua ODHA adalah
orang tercela.
19
d) Dukungan integritas sosial, yaitu perasaan individu sebagai bagian dari suatu
kelompok. Cohen dan Will berpendapat bahwa dukungan ini dapat berupa
menghabiskan waktu bersama-sama dengan orang lain dalam aktifitas
rekreasional dan waktu senggang. Dukungan ini dapat mengurangi stress
dengan memenuhi kebutuhan afiliasi dan kontak dengan orang lain, dengan
membantu mengalihkan perhatian seseorang dari kecemasan terhadap
masalah, atau dengan memfasilitasi suatu suasana hati yang positif. Menurut
Barrerra dan Ainley (dalam Oxford) menggambarkan dukungan ini termasuk
didalamnya membuat lelucon, membicarakan minat, berorganisasi dan
melakukan aktifitas yang menciptakan perasaan senang/kesenangan.
Orang yang telah terinfeksi HIV umumnya tidak akan membukakan
rahasia penyakitnya ini kepada teman maupun keluarganya, apalagi pada
masyarakat sampai ia tidak mampu lagi menutupinya, biasanya setelah ia
mengalami AIDS dan membutuhkan perawatan segera. Hal ini disebabkan
mereka takut akan diisolasi dari aktifitas sosial yang ada di masyarakat,
sedangkan bersosialisasi merupakan salah satu kebutuhan manusia sebagai
mahluk hidup. Oleh karena itu, masyarakat sangat berperan dalam
meningkatkan semangat hidup harga diri ODHA dengan tetap menerima
ODHA berada ditengah-tengah masyarakat yang melibatkannya dalam segala
aktifitas sosial yang ada dimasyarakat, seperti pengajian, kegiatan gotong
royong, peringatan hari-hari besar agama atau nasional maupun kegiatan
sosialnya.
e) Dukungan informasi, yaitu pemberian informasi yang diperlukan individu.
House menyatakan bahwa dukunga informasi ini berarti member informasi
atau mengajarkan suatu keahlian yang dapat member solusi terhadap satu
20
masalah. Sarafino menyebutkan bahwa dukungan informasi ini termasuk
pemberian nasehat, arahan, saran dan feedback atau umpan balik tentang apa
yang sedang dan telah dilakukan seseorang, misalnya: pemberian informasi
tentang penyakit oleh dokter pada pasien yang membutuhkannya.
Masyarakat khususnya ODHA perlu diberikan informasi berupa
pendidikan kesehatan tentang penyakit HIV/AIDS agar mereka mengetahui
begaimana terjadinya perjalanan virus HIV sampai menyebabkan AIDS, tanda
dan gejalanya, serta mekanisme penularan penyakitnya. Informasi ini akan
membuat masyarakat dapat lebih bijaksana dalam mmenyikapi ODHA dan
akan memberikan dukungan sepenuhnya pada ODHA.
Ketidaktahuan ODHA akan mekanisme penularan virus HIV ini akan
mempercepat perluasan penyebaran virus HIV kepada masyarakat. Kampanye
tentang pencegahan, pengobatan dan perawatan HIV/AIDS ini sangat perlu
digalakkan,
terutama
pada
masyarakat
luas
agar
masyarakat
lebih
meningkatkan perhatian dan kewaspadaannya terhadap ODHA yang berada
disekitarnya sehingga dapat mengantisipasi penularan lebih lanjut.25
Herth menguji strategi pengembangan harapan di PLWHA yang
menggambarkan sumber tersebut sebagai bantuan, pengukuhan, atau
mengembalikan harapan dalam beberapa cara. Selanjutnya strategi tersebut
dikategorikan dalam 7 kategori: (1) hubungan interpersonal; fokus utama
dalam kasih sayang dari keluarga, dan teman, dapat berupa pertalian,
mencintai dan dicintai; (2) Dasar spiritual berfokus pada sumber harapan
dalam praktik spiritual, keyakinan terhadap tuhan dan keluarga, keyakinan
membantu mengatasi kesengsaraan. (3) Tujuan dapat langsung dicapai melalui
25
Dwi Agustanti, h.54-59
21
seting capaian dan mempertahankan kemandirian, lebih lanjut lagi capaian
dapat terbagi menjadi dapat dicapai dan ti
HIV/AIDS) DI KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA KULDESAK
KOTA DEPOK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh:
DHEA ARIESTA KHAIRUNNISA
NIM. 1111054100028
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H /2015 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) Jurusan Kesejahteraan Sosial
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari saya terbukti bahwa dalam penulisan skripsi ini bukan
hasil karya sendiri atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain (plagiat),
maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2015
Dhea Ariesta Khairunnisa
ABSTRAK
Dhea Ariesta Khairunnisa
Efektivitas Dukungan Sosial bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di Kelompok
Dukungan Sebaya Kuldesak, Kota Depok.
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala atau penyakit
yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Stigma dan diskriminasi pada ODHA dapat terjadi di mana saja
dan kapan saja, hal ini terutama dikarenakan stigma negatif yang dilekatkan pada ODHA. Stigma
dan diskriminasi yang dihubungkan dengan penyakit menimbulkan efek psikologi yang berat
tentang bagaimana ODHA melihat diri mereka sendiri, hal ini bisa mendorong terjadinya
depresi, kurangnya penghargaan diri dan keputusasaan. Untuk itu dibutuhkan adanya sumber
dukungan sosial dapat berupa dukungan emosional dari keluarga dan teman sebaya. Seperti
dengan adanya Kelompok dukungan sebaya Kuldesak yang bertujuan untuk menolong para
penderita HIV/AIDS agar tidak merasa dikucilkan dan sendiri dalam menghadapi masalah, dapat
membuka jalan untuk bertemu orang lain dan berteman, bisa menolong mereka menjadi lebih
percaya diri dan merasa kuat dan juga berfungsi sebagai wadah untuk melakukan kegiatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efektivitas bentuk dukungan
sosial bagi ODHA di kelompok dukungan sebaya kuldesak dan untuk mengetahui jenis
dukungan sosial yang paling efektif bagi ODHA. Terdapat lima dimensi dukungan sosial yakni;
dukungan material/instrumental, dukungan emosi/psikologis, dukungan penghargaan, dukungan
integritas sosial dan dukungan informasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
penelitian kuantitatif. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif. Metode penelitian
survei dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data dengan menggunakan metode
pengambilan sampel total sampling sebanyak 40 responden ODHA dari berbagai status.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Efektivitas dukungan sosial bagi ODHA di
kelompok dukungan sebaya kuldesak memiliki rataan skor (2,49) berdasarkan rataan skor
tersebut dikategorikan kurang efektif. Dari kelima dimensi dukungan sosial yang ada memiliki
rataan skor sebagai berikut: Dukungan materi/instrumental memiliki rataan skor (2,25)
berdasakan rataan skor tersebut dikategorikan kurang efektif, lalu dukungan emosi/psikologis
memiliki rataan skor (2,57) berdasarkan rataan skor tersebut dikategorikan efektif, dukungan
penghargaan memiliki rataan skor (2,67) berdasarkan rataan skor tersebut dikategorikan efektif,
dukungan integritas sosial memiliki rataan skor (2,45) berdasarkan rataan skor tersebut
dikategorikan kurang efektif dan dukungan informasi memiliki rataan skor (2,53) berdasarkan
rataan skor tersebut dikategorikan efektif. Dari rataan skor kelima dimensi yang ada, maka
dimensi dukungan sosial yang paling efektif bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) adalah
dukungan penghargaan dengan skor rataan tertinggi 2,67 berdasarkan rataan skor tersebut
dikategorikan efektif.
Kata kunci : Dukungan Sosial, ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS)
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala Puji bagi Allah SWT Yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Dukungan
Sosial bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak, Kota
Depok” dan shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna meraih
gelar sarjana sosial jurusan kesejahteraan sosial. Penulis menyadari banyak pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati,
penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dan membimbing penyusunan skripsi ini, diantaranya:
1. Drs. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Dr. Roudhonah, MA selaku
Wakil Dekan bidang Administrasi Umum. Dr. Suhaimi, M, SI selaku Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan.
2. Lisma Dyawati Fuaida, M.Si, selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial, Hj.
Nunung Khairiyah, MA, selaku Sekertaris Program Studi, dan para dosen Program Studi
Kesejahteraan Sosial yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalamannya kepada
penulis.
ii
3. Ismet Firdaus, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan
bimbingannya kepada penulis.
4. Para pengurus Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian, Khususnya kepada Om Samsu
Budiman, Mba Hages, Bang Awang, Bang Dian dan Mbak Lilis.
5. Kepada kedua orangtua yang sangat penulis cintai, Ibuku Rukminah dan Ayahku Agus
Sulaiman, terimakasih atas dukungan nya sehingga penulis selalu termotivasi dengan
kasih sayang yang selalu tercurah. Juga untuk kedua adik laki-lakiku Rayhan Sulaiman
dan Royyan Sulaiman yang selalu memberikan dukungannya. Serta terimakasih juga
untuk keluarga besar yang telah banyak memberikan dukungan terutama untuk
Almarhum Uwa Suryat D.S yang semasa hidupnya selalu memberikan penulis saran dan
masukan.
6. Terimakasih untuk teman-teman seperjuangan di Kessos 2011 yang selama 4 tahun telah
berjuang bersama dibangku kuliah, Desi Agustin, Evi Arista, Wati Indriani, Oktaviany
Nindy serta teman-teman Kessos 2011 lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih telah memberikan do’a dan dukungan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Juga terimakasih untuk teman-teman terdekat Della Fatmasari, Sarah Azzahrah dan
Wenda Andina Ayu Astari yang juga telah membantu dan terlibat dalam pembuatan
skripsi ini.
8. Dan terimakasih juga untuk Reza Agustiyadi Rachmansyah yang telah meluangkan
waktu, tenaga, selalu memberikan dukungan dan saran kepada penulis.
iii
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik secara
materil maupun penulisannya. Oleh karena itu penulis masih membutuhkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Jakarta, Juni 2015
Dhea Ariesta Khairunnisa
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................
PENGESAHAN ..........................................................................................
ABSTRAK ..................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
v
DAFTAR TABEL.......................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................................................................
1
B. Pembatasan Rumusan Masalah ..............................................................
7
1. Pembatasan Masalah ..........................................................................
7
2. Perumusan Masalah............................................................................
8
C.Tujuan Penelitian.....................................................................................
8
D.Manfaat Penelitian .................................................................................
8
a. Manfaat Akademis ..............................................................................
9
b.Manfaat Praktis....................................................................................
9
E. Pedoman Penulisan Skripsi ....................................................................
9
F. Tinjauan Pustaka .....................................................................................
10
v
G. Sistematika Penulisan ............................................................................
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Efektivitas ...............................................................................................
13
a. Pengertian Efektivitas .........................................................................
13
b. Pengukuran Efektivitas.......................................................................
14
B. Dukungan Sosial ....................................................................................
16
a. Pengertian Dukungan Sosial ...............................................................
16
b. Manfaat Dukungan Sosial ..................................................................
17
c. Dimensi Dukungan Sosial ..................................................................
17
C. ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) .......................................................
24
a. Pengertian ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) .................................
24
b. Penyebab HIV/AIDS ..........................................................................
24
c. Gejala Klinis HIV/AIDS ....................................................................
25
d. Pengobatan HIV/AIDS .......................................................................
25
e. Pencegahan HIV/AIDS .......................................................................
26
D. Kelompok Dukungan Sebaya/Support Grup..........................................
27
a. Pengertian Dukungan Sebaya .............................................................
27
b. Tipe Kelompok Dukungan .................................................................
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian......................................................................
30
a. Subjek dan Objek Penelitian...............................................................
30
vi
b. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................
30
B. Pendekatan Jenis Penelitian ..................................................................
31
a. Pendekatan Penelitian .........................................................................
31
b. Jenis Penelitian ...................................................................................
31
C. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................
33
a. Data Primer .........................................................................................
33
b. Data Sekunder ....................................................................................
35
D. Populasi Sample .....................................................................................
35
E. Operasionalisasi Konsep Penelitian ......................................................
36
F. Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data ..................................................
38
G. Uji Instrumen .........................................................................................
42
a. Uji Validitas........................................................................................
42
b. Reliabilitas ..........................................................................................
43
BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Sejarah Berdirinya Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak .................
45
B. Visi dan Misi Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak ..........................
45
C. Tujuan Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak ....................................
46
D. Strategi Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak ...................................
47
E. Struktur Organisasi Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak .................
47
F. Kegiatan Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak ..................................
48
G. Sarana dan Prasarana Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak .............
51
vii
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden ........................................................................
52
B. Sumber Dukungan Sosial ......................................................................
63
C. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................
66
D. Efektivitas Dukungan Sosial bagi ODHA .............................................
76
E. Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial ........................................
78
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................
96
B. Saran ......................................................................................................
97
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
100
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep ............................................................
36
Tabel 3.2 Skor Item Skala Likert ...............................................................
40
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin................
52
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...............................
53
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ....................
54
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan .........
55
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Terdiagnosa ........
56
Tabel 5.6 Karakteristik Berdasarkan Penyebab Terdiagnosa .....................
57
Tabel 5.7 Sumber Dukungan Sosial ...........................................................
62
Tabel 5.8 Dimensi Dukungan Materi/Instrumental ....................................
64
Tabel 5.9 Dimensi Dukungan Emosi/Psikologi .........................................
66
Tabel 5.10 Dimensi Dukungan Penghargaan .............................................
68
Tabel 5.11 Dimensi Dukungan Integritas Sosial ........................................
70
Tabel 5.12 Dimensi Dukungan Informasi ..................................................
72
Tabel 5.13 Efektivitas Dukungan Sosial Bagi ODHA ...............................
74
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Diagram Pie Karakteristik Responden Jenis Kelamin............
59
Gambar 5.2 Diagram KarakteristikPie Responden Berdasarkan Usia .......
59
Gambar 5.3 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
......................................................................................................
60
Gambar 5.4 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Status
Perkawinan .................................................................................................
60
Gambar 5.5 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Lama
Terdiagnosa ................................................................................................
61
Gambar 5.6 Diagram Pie Karakteristik Berdasarkan Penyebab Terdiagnosa
......................................................................................................
61
Gambar 5.7 Diargam Pie Variasi Sumber Dukungan Sosial ......................
63
Gambar 5.8 Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan sosial Berdasarkan Jenis
Kelamin ......................................................................................................
64
Gambar 5.9 Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan Usia 76
Gambar 5.10 Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan
Pendidikan ..................................................................................................
81
Gambar 5.11 Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan
Status Perkawinan ......................................................................................
84
Gambar 5.12 Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan
Lama Terdiagnosa ......................................................................................
87
Gambar 5.13 Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan
x
Penyebab Terdiagnosa ................................................................................
89
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Form Bimbingan Skripsi
Lampiran 2
Kuisioner Dukungan Sosial
Lampiran 3
Excel Tabel Instrumen
Lampiran 4
Excel Karakteristik Responden
Lampiran 5
Excel Analisis Dimensi
Lampiran 6
Excel Tabulasi Silang
Lampiran 3
Formulir Anggota Kuldesak
Lampiran 4
Brosur Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak
Lampiran 5
Membership Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak
Lampiran 6
Pedoman Observasi dan Hasil observasi
Lampiran 7
Dokumentasi Penyebaran Angket
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akar dari konsep dukungan sosial ditemukan oleh pakar sosiologi pada abad
ke-20 seperti Durkheim, yang membentuk hubungan antara mengurangi permasalahan
sosial dan pertambahan angka bunuh diri.Sebagai sebuah konsep, hal tersebut
dikembangkan dengan istilah yang disebut “social ties” seperti yang digunakan
Durkheim.1
Caplan, mendeskripsikan sistem sosial sebagai; pertama sesuatu yang
membantu seseorang untuk menggerakan sumber psikologi mereka dalam hal
permasalahan emosional (hubungan, cinta, dan empati); yang ke dua informasi
(tentang lingkungan); dan yang ketiga instrumen bantuan (menyediakan bantuan
individu berupa uang, materi, kemampuan, dan bimbingan untuk membantu mereka
mengatasi situasi yang menyebabkan mereka stress).
Dukungan sosial dapat memiliki dimensi yang berbeda dan diekspresikan
melalui bentuk dan cara yang berbeda pula. Sumber dukungan sosial dapat berupa
dukungan emosional dari keluarga dan teman sebaya.Hal itu juga dapat berasal dari
interaksi sosial dalam komunitas profesional dan bahkan dari interaksi dengan
lingkungan.2
Sushil Yadav, “Perceived social support, hope, and quality of life of persons with HIV/AIDS: a case
study from Nepal,”Springer Science+Business Media B.V, 11 December 2009, h.2
1
2
Sushil Yadav, h.2
1
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala atau
penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh
Human Immunodeficiency Virus (HIV).3AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi
HIV.HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia.Ini adalah
retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk
memproduksi kembali dirinya.AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah
fase terakhir dari infeksi HIV dan biasanya dicirikan oleh jumlah CD4 kurang dari
200.AIDS bukanlah penyakit yang khusus melainkan kumpulan dari sejumlah
penyakit yang mempengaruhi tubuh dimana sistem kekebalan yang melemah tidak
dapat merespons.4
Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987 sampai dengan September 2014,
HIV-AIDS tersebar di 386 (78%) dari 498 kabupaten/kota di seluruh provinsi
diIndonesia. Provinsi pertama kali ditemukan adanya HIV-AIDS adalah Provinsi Bali,
sedangkan yang terakhir melaporkan adalah Provinsi Sulawesi Barat padatahun 2011.
Sampai dengan tahun 2005 jumlah kasus HIV yang dilaporkan sebanyak 859,
tahun 2006 (7.195), tahun 2007 (6.048), tahun 2008 (10.362), tahun 2009
(9.793),tahun 2010 (21.591), tahun 2011 (21.031), tahun 2012 (21.511), tahun 2013
(29.037), dan tahun 2014 (22.869). Sampai dengan September 2014, jumlahkumulatif
HIV yang dilaporkan sebanyak 150.296 orang dan AIDS sebanyak 55.799 orang.
Jumlah infeksi HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (32.782), diikuti JawaTimur
(19.249), Papua (16.051), Jawa Barat (13.507), dan Bali (9.637).Faktor resiko
penularan HIV terutama adalah melalu jalur seksual (57%), Pengguna Narkoba Suntik
3
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 21 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan
HIV/AIDS, pasal 1
4
Family Health International, “apa itu hiv/aids?”, pdf diakses pada 19 Januari 2015
2
(15%) Penularan LSL (laki-laki seks laki-laki) (4%),penularan dari Ibu ke
anaksebesar 3%.5
Estimasi Orang dengan HIV dan AIDS di Indonesia tahun 2012 adalah
sebanyak 591.823 sedangkan saat ini ODHA yang sudah kita ketahui baru
berjumlah150.296. Yang ini berarti dalam membongkar fenomena gunung es baru
sekitar 30% ODHA yang telah terdeteksi, sehingga saat ini kita masih
harusmengintensifikasikan penemuan ODHA sehingga setidaknya cakupan sasaran
kita mencapai 80%. Dari data jumlah kasus yang dilaporkan setiap tahun
terjadipeningkatan jumlah pengidap HIV sedangkan jumlah penderita AIDS semakin
menurun.Ini bisa disimpulkan bahwa semakin banyak orang yang diketahui statusHIV
nya masih belum masuk kedalam stadium AIDS, jika dibandingkan dengan sekitar 10
tahun yang lalu, dimana jumlah kasus AIDS lebih banyak dilaporkandibandingkan
kasus HIV. Deteksi dini ini semakin baik seiring dengan makin banyaknya jumlah
fasyankes yang dapat memberikan layanan bagi ODHA baik tesHIV, pengobatan
IMS, dan pengobatan ARV sehingga semakin banyak orang yangmengetahui status
HIV nya lebih dini sebelum muncul gejala-gejala AIDS.6
Jika kita berbicara mengenai penyakit HIV/AIDS pasti banyak masyarakat
yang merasa takut dengan penyakit menular ini.Stigma negatif pun sangat melekat
pada
penderitanya.Tak
jarang
penderita
HIV/AIDS
ini
dikucilkan
oleh
masyarakat.Mereka dianggap sebagai manusia yang memiliki harapan hidup
sedikit.Walaupun telah diketahui bentuk penyebaran HIV/AIDS, masyarakat masih
memandang bahwa dekat dengan seseorang pengidap HIsV/AIDS ini berbahaya atau
Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, “HARI AIIDS SEDUNIIA
2014” artikel ini diakses pada 20 Januari 2015 dariwww.depkes.go.id
6
Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, “HARI AIIDS SEDUNIIA
2014” artikel ini diakses pada 20 Januari 2015 dariwww.depkes.go.id
5
3
mereka merasa takut tertular.Maka stigma negatif banyak didapatkan pengidap
HIV/AIDS atas tanggapan masyarakat tersebut.
Stigma dan diskriminasi pada ODHA dapat terjadi di mana saja dan kapan
saja, hal ini terutama dikarenakan stigma negatif yang dilekatkan pada ODHA,
misalnya sampah masyarakat, pengguna narkotika, dan pelanggan lokalisasi. Bentuk
lain dari stigma berkembang melalui internalisasi oleh ODHA dengan persepsi negatif
tentang diri mereka sendiri. Stigma dan diskriminasi yang dihubungkan dengan
penyakit menimbulkan efek psikologi yang berat tentang bagaimana ODHA melihat
diri mereka sendiri, hal ini bisa mendorong terjadinya depresi, kurangnya
penghargaan diri dan keputusasaan, sesuai dengan hasil penelitian Wagner et al,
bahwa kondisi psikologis yang berat dihubungkan dengan adanya stigma terhadap
penyakit HIV. Stigma dan diskriminasi ini seringkali menyebabkan menurunnya
semangat hidup ODHA yang kemudian membawa efek dominan menurunnya kualitas
hidup ODHA.7
Minimnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit HIV/AIDS juga menjadi
salah satu dinding yang membatasi ODHA. Banyak masyarakat yang belum paham
dan mengerti tentang apa itu HIV/AIDS sebenarnya sehingga akhirnya mereka hanya
akan mengucilkan dan memandang sebelahmata ODHA. Hal tersebut juga menjadi
salah satu mengapa stigma negatif bagi ODHA sangatlah melekat.
Namun, tidakah kalian lihat bahwa para penderita HIV/AIDS ini juga masih
memiliki harapan hidup seperti yang lainnya.Mereka masih harus berjuang melawan
penyakit tersebut, mereka rentan terpukul, down dan penerimaan pun sulit dilakukan
diri sendiri atas penyakit HIV/AIDS yang mereka derita.Dukungan dari orang-orang
7 Suhardiana Rachmawati, “Kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS yang mengikuti terapi
antiretroviral,” ISSN: 2303-2936 Volume I (1), 48 – 6248, 2013.
4
terdekat terutama keluarga menjadi hal terpenting yang seharusnya mereka
dapatkan.Motivasi hidup juga menjadi pendekatan penting yang harus didapatkan
para pengidap HIV/AIDS agar mereka juga memiliki semangat hidup kembali.Dan
walaupun mereka sakit, mereka dapat kembali beraktivitas seperti sediakala.
Studi lainnya pada HIV mengusulkan bahwa harapan merupakan komponen
penting dari penerimaan secara efektif dari HIV/AIDS. Dari pengalaman yang terjadi,
biasanya harapan berkurang setelah didiagnosis HIV, dan sumber potensi dari
pengembangan harapan adalah: (1) dukungan penerimaan; (2) mengikutsertakan
pengalaman hidup yang bermakna; (3) merasa memiliki pilihan; (4) perilaku
penerimaan dan memelihara kualitas hidup.8
Intinya,
dukungan
masyarakat
sangat
penting,
tidak
hanya
untuk
perkembangan kepribadian masyarakat tetapi juga untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidup individu pada khususnya dan kelangsungan hidup pada
masyarakat padaumumnya.Warren dalam Netting, menyebutkan bahwa dukungan
masyarakat (mutual support/social support) merupakan salah satu fungsi penting dari
masyarakat (community).Masyarakat wajib dan harus memberikan dukungan sosial
terhadap
individu-individu
yang
ada
didalam
maupun
diluar
sistem
tersebut.Masyarakat dapat dikatakan mengalami ketidakfungsian sosial (disfungsi
sosial), apabila tidak dapat memberikan dukungan sosial terhadap anggota masyarakat
yang ada didalamnya serta masyarakat yang lebih luas pada umumnya.9
Hal ini juga menjadi salah satu kewajiban kita sebagai manusia untuk saling
memberikan dukungan satu sama lain. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur‟an
Surah Al- Hujurat/49:10 berikut:
8
Sushil Yadav, h.3
Didiet Widhiowati &Rokna Murni,Bagian ke lima: Manual praktek pengembangan sosial
masyarakat “Pemberian Dukungan Kepada Masyarakat” (Bandung: STKS, 2008) h.61
9
5
“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara.sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap
Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”10
Dalam ayat tersebut dikatakan „bersaudara‟ dan karena bersaudara kita harus
berhubungan dengan baik. Dapat diartikan bahwa tidak boleh ada diskriminasi atau
pembedaan diantara kita sesama manusia karena pada dasarnya manusia itu sama di
mata Allah SWT. Untuk itu, dengan adanya ayat tersebut sebagai manusia kita tidak
boleh membedakan atau mengucilkan ODHA.Justru kitalah yang seharusnya
menolong mereka. Salah satu bentuk pertolongan kepada sesama adalah memberikan
dukungan satu sama lain/dukungan sosial. Hal tersebut juga agar terciptanya
kesejahteraan sosial yakni dimana kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual,
dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.11
Hal ini dibuktikan dengan adanya kelompok dukungan sebaya Kuldesak di
Kota Depok yang didirikan bagi para penderita HIV/AIDS.Hal tersebut juga
dikarenakan jumlah penderita HIV dan AIDS di Kota Depok terus bertambah. Komisi
Penanggulangan AIDS Kota (KPAK) Depok, mencatat hingga penghujung tahun
2013 setidaknya sudah ada 301 kasus di mana 36 di antaranya penderita baru.12
Kelompok dukungan sebaya Kuldesak bertujuan untuk menolong para
penderita HIV/AIDS agar tidak merasa dikucilkan dan sendiri dalam menghadapi
10
11
Syamil Al-qur‟an Miracle The Reference, (Bandung: Sygma Publishing, 2010) Cet.Ke-1, h.1029
Undang-undang Republik IndonesiaNo.11 Tahun 2009 TentangKesejahteraan Sosial, Pasal 1 Ayat 1.
12.REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK, “Jumlah Penderita HIV/AIDS di Depok Terus Bertambah,” artikel
diakses
pada
20
Januari
2015
dari
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-
nasional/13/12/19/my283y-jumlah-penderita-hivaids-di-depok-terus-bertambah
6
masalah, dapat membuka jalan untuk bertemu orang lain dan berteman, bisa
menolong mereka menjadi lebih percaya diri dan merasa kuat dan juga berfungsi
sebagai wadah untuk melakukan kegiatan.13Salah satu program divisi kuldesak adalah
Konseling Sebaya. Konseling sebaya bertujuan untuk memberikan dukungan kepada
ODHA yang baru mengetahui status HIV nya, maupun support kepada keluarga
ODHA yang baru mengetahui status HIV salah satu anggota keluarganya. Ada juga
home visit/kunjungan rumah yang bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan diri
teman-teman ODHA terhadap dirinya sendiri sehingga dia dapat melakukan aktivitas
dan kegiatan kesehariannya seperti biasa.14
Menariknya disini adalah kelompok dukungan sebaya kuldesak ini hadir dari
ODHA dan untuk ODHA. Dimana sang pendiri melihat keprihatinan pemerintah yang
kurang memperhatikan permasalahan pada ODHA. Untuk itu dibentuklah dukungan
sebaya kuldesak yang akhirnya menjadi wadah untuk ODHA saling mendukung satu
sama lain untuk terus berjuang mejalani hidup.
Maka, berdasarkan penjabaran latar belakang masalah diatas, penulis tertarik
untuk meneliti mengenai “Efektivitas Dukungan Sosial Bagi ODHA (Orang
Dengan HIV/AIDS) di Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak, Kota Depok”
13
Dukungan
Sebaya
dari
Kuldesak
SG,
web
diakses
pada
21
Januari
2015
dari
http://www.odhaberhaksehat.org/2014/dukungan-sebaya-dari-kuldesak-sg/
14
Profil Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dan pelebaran pembahasan maka penulis
mencoba memfokuskan permasalahan yang akan diteliti antara lain:
a. Penelitian ini dilakukan pada ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) yang
berada di kota depok dan mengikuti kegiatan di kelompok dukungan
sebaya kuldesak.
b. Objek penelitian yang dijadikan populasi dan sampel dalam penelitian
adalah ODHA baik laki-laki, perempuan, gay maupun waria.
c. Penelitian ini dibatasi pada dukungan sosial bagi ODHA di kelompok
dukungan sebaya kuldesak.
2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang peneliti angkat adalah:
1) Seberapa besar efektivitas dukungan sosial bagi ODHAdi kelompok
dukungan sebaya kuldesak?
2) Jenis dukungan sosial apa yang paling efektif bagi ODHA?
C. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka sebagai langkah
penyusunan skripsi yang diteliti agar terhindar dari kesamaan judul dan lain-lain dari
skripsi yang sudah ada sebelumnya, serta sebagai referensi penelitian yang
berhubungan dengan strategi pemberdayaan masyarakat. Setelah mengadakan
tinjauan pustaka, maka peneliti menemukan beberapa skripsi yang berhubungan
8
dengan pemberdayaan, tetapi peneliti akan memaparkan dari sudut yang berbeda
yaitu;
1)
Nama
: Puti Yasmina (090521032)
Universitas
: Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik,
Program Studi Komunikasi Massa. 2008
Judul
: Strategi Komunikasi Dalam Menangani Permasalahan
HIV/AIDS (ODHA) di LSM Rumah Cemara Bogor.
Skripsi tersebut mengenai strategi komunikasi yang digunakan dalam
menangani permasalahan orang dengan HIV/AIDS (ODHA).Perbedaan skripsi
peneliti adalah penelitian ini lebih mengarah kepada efektivitas dukungan sosial
dengan adanya kelompok dukungan sebaya Kuldesak bagi ODHA sebagai salah satu
bentuk upaya menangani permasalahan ODHA namun secara sosial.Selain itu subjek
dan objek penelitian yang berbeda dengan judul penelitian yang tertera di atas.
2)
Nama
: Pian Hermawati (105070002251)
Universitas
: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas
Psikologi. 2011.
Judul
:Hubungan Presepsi ODHA Terhadap Stigma HIV/AIDS
Masyarakat Dengan Interaksi Sosial Pada ODHA.
Skripsi tersebutmengenai presepsi ODHA terhadap stigma yang didapatkan
dari masyarakat dan bagaimana interaksi sosialnya.Perbedaan skripsi peneliti adalah
penelitian ini lebih mengarah kepada adanya kelompok dukungan sebaya Kuldesak
sebagai salah satu alternatif untuk menghilangkan stigma negatif ODHA di
masyarakat salah satunya dengan adanya dukungan sosial yang juga dapat
9
meningkatkan kualitas hidup ODHA.Selain itu subjek dan objek penelitian yang
berbeda dengan judul penelitian yang tertera di atas.
3)
Nama
: Dwi Agustanti, SKp
Universitas
: Thesis S2 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan.
2006.
Judul
: Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup Orang
dengan HIV/AIDS (ODHA) di Bandar Lampung.
Skripsi tersebut lebih menjelaskan tentang hubungan dukungan sosial yang
diberikan kepada ODHA terhadap kualitas hidupnya. Sedangkan perbedaan skripsi
peneliti hanya membahas bagaimana dukungan sosial yang diberikan pada ODHA
dan tipe dukungan apa yang paling efektif. Selain itu tempat penelitian berbeda
dengan skripsi tersebut.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1.) Seberapa besar efektivitas bentuk dukungan sosial bagi ODHA di
kelompok dukungan sebaya kuldesak.
2.) Untuk mengetahui jenis dukungan sosial yang paling efektif bagi ODHA.
10
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penulisan diharapkan dapat digunakan sebagai informan dan dokumentasi
ilmiah dan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan studi kesejahteraan sosial, khususnya yang berkaitan dengan
dukungan sosial.
b. Manfaat Praktis
Penulisan ini di harapkan dapat menjadi masukan dan informasi yang berguna
bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa/i kesejahteraan sosial dalam
mengetahui bagaimana bentuk dukungan sosial bagi ODHA.
F. Pedoman Penulisan Skripsi
Teknik penulisan yang dilakukan dalam skripsi ini merujuk pada buku
pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan
CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007 sebagai pedoman penulisan
skripsi ini.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, secara sistematis penelitiannya
dibagi ke dalam lima bab, yang terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematikanya
sebagai berikut:
11
BAB I
PENDAHULUAN
Di bab I ini peneliti penguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
penelitian skripsi.
BAB II
KAJIAN TEORI
Bab ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan isi skripsi
sebagai dasar pemikiran untuk membahas permasalahan dalam penelitian skripsi,
yaitu: pengertian efektivitas, teori dukungan sosial, pengertian ODHA (Orang dengan
HIV/AIDS) dan pengertian kelompok dukungan sebaya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai metode-metode yang berkenaan dengan
skripsi ini, yaitu: Pendekatan dan desain penelitian, ruang lingkup penelitian, metode
penentuan sampel, metode pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, teknik
analisis data.
BAB IV
GAMBARAN UMUM LEMBAGA
Bab ini akan dijelaskan gambaran umum tentang Kelompok Dukungan Sebaya
Kuldesak.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan dan menjabarkan data hasil penelitian yang telah
didapatkan beserta analisis data berdasarkan statiska.
BAB VI
PENUTUP
Bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
12
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Efektivitas
a. Pengertian Efektivitas
Kata „efektivitas‟ berasal dari bahasa inggris „effective‟ yang berarti berhasil,
mujarab, berlaku atau mengesankan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
„efektif‟ berarti dapat membawa hasil, berhasil guna. 15Efektivitas merupakan
unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan didalam
setiap organisasi, kegiatan ataupun program.Disebut efektif apabila mencapai
tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan.Hal ini sesuai dengan
pendapat H.Emerson yang dikutip Soewarno Handayaningrat S. yang menyatakan
bahwa “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.”16
Efektivitas dapat diterjemahkan sebagai tingkat pengaruh atau akibat yang
ditimbulkan oleh adanya pelaksanaan kegiatan tertentu.Efektivitas dapat juga
diartikan sebagai kondisi atau keadaan yang mengandung pengertian mengenai
terjadinya suatu efek dan akibat sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
Dari dua definisi tersebut dapat diperoleh pengertian, bahwa efektivitas
merupakan suatu hasil atau efek yang timbul setelah dilakukan treatment atau
intervensi tertentu melalui suatu program.Suatu program dapat dikatakan efektif
15
Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Inbdonesia, (Jakarta: Balai Pustaka)
Cet Ke-1, h.284
16
Soewarno Hadayaningrat, Azas-azas Organisasi Manajemen, (1994) h.16
13
apabila dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan berdampak secara positif
terhadap sasaran yang dikenai program.17
Sedangkan jika ditinjau dari segi istilah, banyak pendapat dari para ahli yang
mencoba mengemukakakn mengenai pengertian dari efektivitas sendiri. Beberapa
diantaranya:
a) James A. F Stoner, “efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang
tepat”
b) Peter Drucker, “efektivitas berarti melakukan pekerjaan yang benar”
c) Sarmon, “efektivitas dilakukan untuk menemukan bukti yang kuat agar dapat
menyelesaikan masalah dan memberikan gambaran yang akurat tentang
banyak faktor dalam sekolah yang berkaitan dengan murid.”18
Jika dilihat dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa efektivitas adalah segala jenis kegiatan
yang tepat guna atau sesuai dengan tujuan atau hasil yang kita rencanakan.
b. Pengukuran efektivitas
Untuk mengukur sejauh mana tingkat keefektifan, FX. Suwarto berpendapat
terdapat tiga pendekatan dalam hal pengukuran keefektifan, yaitu:
a) Pendekatan tujuan, adalah yang menekankan pada pentingnya pencapaian
tujuan sebagai kriteria penilaian keefektifan.
b) Pendekatan teori sistem, yaitu pendekatan yang menekankan pentingnya
adaptasi tuntunan ekstern saling tergantung.
17
Istiana Hermawati, dkk, Studi Evaluasi Efektivitas KUBE dalam Pengentasan Keluarga Miskin di
Era Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Departemen Sosial RI, 2005) Cet.Ke-1, h.28
18
James A. F Stoner&Alofonsius Sirait, Manajemen,(Jakarta: Penerbit Erlangga, 1994) Cet.Ke-5, h.14
14
c) Pendekatan Teori Multipel Konstituensi Organisasi, dapat dikatakan efektif
apabila dapat terpenuhi tuntunan dari konstituensi yang menjadi pendukung
kelanjutan eksistensi organisasi tersebut.19
Sedangkan R Elkin dan Cornick juga mengemukakan criteria dalam mengukur
efektivitas, yaitu:
a) Produktivitas dari tujuan khusus program yang diekspresikan baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.
b) Pencapaian hasil dampak dari pelayanan kepada individu yang tercermin dari
fungsi dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
c) Dampak program terhadap komunitas.20
Pada sisi lain dalam konteks mengukur efektivitas yang dilakukan melalui
evaluasi, Earl Bargy mengemukakan bahwa efektivitas suatu program dapat
dilihat dari tiga aspek yaitu:
a) Kemandirian masyarakat secara sosial dan ekonomi (not recommitted anymore
with institution).
b) Organisasi kerja bergerak sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat (to
wards reality) sesuai dengan rencana program.
c) Masyarakat yang menjadi sasaran dapat menikmati program yang diberikan
(enjoy general well-being).21
19
FX. Suwarto, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1999) h.5-8.
Istiana Hermawati, dkk, h.29
21
Warto, dkk, Uji Coba Model Pelayanan Sosial Penyandang HIV dan AIDS, (Yogyakarta:
Departemen Sosial RI B2P3KS, 2008) h.32
20
15
B. Dukungan Sosial
a. Pengertian Dukungan Sosial
Beberapa
ahli
memberikan
definisi
tentang
dukungan
sosial
yang
dikemukakan sebagai berikut22:
Dukungan sosial dipahami sebagai suatu bentuk hubungan sosial yang bersifat
menolong dengan melibatkan aspek emosi, informasi, bantuan instrumenal dan
penghargaan (Cohen & Syme)
Sejalan dengan hal tersebut diatas Leavy menyatakan bahwa dukungan sosial
adalah suatu hubungan yang didalamnya terkandung isi pemberian bantuan dan
hubungan itu memiliki nilai positif bagi si penerima dukungan.
Brehm dan Kassin menyatakan arti dukungan sosial melalui kontak sosial
adalah tersedianya orang yang membantu hubungan yang berkualitas dan
tersedianya bantuan.
Johnson dan Johnson menjelaskan bahwa dukungan sosial adalah pemanfaatan
sumber-sumber di lingkungan individu untuk membuat kehidupan agar menjadi
lebih baik dengan cara meningkatkan kemampuan pada diri seorang dengan
memberikan bantuan berupa dorongan, peralatan dan penerimaan.
Sarason, Lerin dan Basham mendefinisikan dukungan sosial suatu keadaan
yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat
dipercaya.
Dengan
demikian
individu
mengetahui
bahwa
orang
lain
memperhatikan, menghargai dan mencintai.
Ganster, Fullier dan Mayes mengemukakan bahwa dukungan sosial secara
luas didefinisikan sebagai tersedianya atau adanya hubungan yang bersifat
menolong dan hubungan tersebut mempunyai nilai khusus.Definisi ini
22
Didiet Widhiowati & Rokna Murni, h.62-63
16
mengkonotasikan adanya ikatan-ikatan sosial yang bersifat positif. Senada dengan
pendapat Kaplan mengemukakan bahwa dukungan sosial adalah tindakan
menolong dari orang lain dan adanya ketentraman berkomunikasi dengan orang
lain.23
b. Manfaat Dukungan Sosial
Ada tiga pengaruh dasar dari dukungan sosial yang menonjol dikemukakan
oleh Brownell dan Schumaker diantaranya, pengaruh langsung, tidak langsung
dan interaktif
1) Pengaruh langsung, yaitu terciptanya hubungan interpersonal dan
hubungan yang bersifat menolong dan hubungan tersebut dapat
memfasilitasi terbentuknya perilaku yang lebih sehat.
2) Pengaruh tidak langsung, yaitu membantu individu menghadapi dan
mengatasi stressor yang datang dengan cara membantu individu mengatasi
stress yang datang, dengan mencoba membantu indidvidu mempelajari
cara pemecahan masalah dan mengontrol masalah-masalah kecil sebelum
menjadi besar.
3) Pengaruh interaktif, berupa dampak yang diinterprestasikan untuk
meredam atau memperbaiki dampak-dampak yang merugikan dengan
mempengaruhi rekognisi, kualitas dan kuantitas terhadap sumber-sumber
coping.
23
Didiet Widhiowati & Rokna Murni, h.62-63
17
c. Dimensi Dukungan Sosial
Menurut Oxford ada lima dimensi dukungan sosial yaitu24:
a) Dukungan materi/ instrumenal, berupa bantuan nyata (tangible aid) atau
dukungan alat (instrumenal aid). Menurut Jacobson (dalam Oxford), dukungan
ini mengacu pada penyediaan benda-benda dan layanan untuk memecahkan
masalah praktis. Wortman berpendapat bahwa tangible assistance
dapat
berupa bentuk pemberian uang atau makanan kepada seseorang dimasa sulit
atau kesusahan. Pada ODHA, dukungan materi dapat diberikan berupa uang,
obat maupun kendaraan untuk membantu perawatan maupun pengobatan
sehingga
ODHA
dapat
mempertahankan
dan
meningkatkan
status
kesehatannya. Selain itu, tenaga ataupun jasa yang diberikan orang lain juga
termasuk dalam dukungan materi (Shirey).
b) Dukungan emosi/psikologis, yaitu dukungan yang berhubungan dengan hal
yang bersifat emosional atau menjaga keadaan emosi, afeksi atau ekspresi.
Tolsdorf (dalam Oxford) menyebutkan bahwa tipe dukungan ini lebih
mengacu pada pemberian semangat, kehangatan, cinta kasih dan emosi. Leavy
(dalam Oxford) juga mengemukakan bahwa dukungan emosi ini melibatkan
ekspresi empati, perhatian, dorongan dan keprihatinan terhadap seseorang.
Dukungan emosi adalah dukungan yang dapat membuat seseorang merasa
nyamabn, tenang, rasa memiliki dan dicintai saat stress (Sarafino).
Wortman, menyebutkan bahwa berusaha menghibur orang lain yang
sedang berduka atau mengalami kesusahan juga merupakan salah satu bentuk
dukungan emosional. Dukungan emosi ini sangat diperlukan ODHA, terutama
dukungan dari masyarakat. Perlakuan diskriminasi dari masyarakat yang
Dwi Agustanti, “Hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) di Bandar Lampung” (Thesis S2 Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, 2006) h.54-59
24
18
diterima ODHA membuat ODHA semakin stress dan anakn membawa
dampak yang lebih buruk pada ODHA, dimana perkembangan penyakit justru
akan semakin cepat dan memperburuk kondisi ODHA.
Davis, menyebutkan bahwa stress dapat membawa pengaruh negatif
dan dapat mempengaruhi sistem imun seseorang.Seseorang yang terinfeksi
HIV/AIDS tanpa stress saja sudah mengalami penurunan daya tahan tubuh
karena sifat virus HIV yang merusak sistem imun seseorang, apalagi dengan
adanya stress.Oleh karena itu dukungan emosional ini sangat dibutuhkan oleh
ODHA demi mempertahankan dan meningkatkan status kesehatannya.
c) Dukungan penghargaan, yaitu terjadi apabila ada ekspresi penilaian yang
positif terhadap individu. Cohen dan Wills mengemukakan bahwa dukungan
penghargaan ini merupakan informasi yang diberikan pada seseorang bahwa
dia dihargai dan diterima, diakui keberadaannya dan rasa dimiliki dan dicintai
orang lain.
Harga
diri
seseorang
dapat
ditingkatkan
dengan
cara
mengkomunikasikan kepadanya bahwa dia bernilai dan diterima meskipun
tidak luput dari kesalahan. ODHA membutuhkan dukungan penghargaan
berupa penerimaan dan penilaian positif dari masyarakat, walaupun adanya
stigma yang berkembang dimasyarat yang menganggap bahwa penyakit
HIV/AIDS adalah penyakit “kutukan” yang disebabkan oleh kesalahan
individu berupa perilaku seksual menyimpang ataupun pengguna narkoba.
Munculnya stigma ini dikarenakan 2 hal yaitu adanya salah presepsi atas cara
penularan HIV/AIDS dan adanya anggapan bahwa semua ODHA adalah
orang tercela.
19
d) Dukungan integritas sosial, yaitu perasaan individu sebagai bagian dari suatu
kelompok. Cohen dan Will berpendapat bahwa dukungan ini dapat berupa
menghabiskan waktu bersama-sama dengan orang lain dalam aktifitas
rekreasional dan waktu senggang. Dukungan ini dapat mengurangi stress
dengan memenuhi kebutuhan afiliasi dan kontak dengan orang lain, dengan
membantu mengalihkan perhatian seseorang dari kecemasan terhadap
masalah, atau dengan memfasilitasi suatu suasana hati yang positif. Menurut
Barrerra dan Ainley (dalam Oxford) menggambarkan dukungan ini termasuk
didalamnya membuat lelucon, membicarakan minat, berorganisasi dan
melakukan aktifitas yang menciptakan perasaan senang/kesenangan.
Orang yang telah terinfeksi HIV umumnya tidak akan membukakan
rahasia penyakitnya ini kepada teman maupun keluarganya, apalagi pada
masyarakat sampai ia tidak mampu lagi menutupinya, biasanya setelah ia
mengalami AIDS dan membutuhkan perawatan segera. Hal ini disebabkan
mereka takut akan diisolasi dari aktifitas sosial yang ada di masyarakat,
sedangkan bersosialisasi merupakan salah satu kebutuhan manusia sebagai
mahluk hidup. Oleh karena itu, masyarakat sangat berperan dalam
meningkatkan semangat hidup harga diri ODHA dengan tetap menerima
ODHA berada ditengah-tengah masyarakat yang melibatkannya dalam segala
aktifitas sosial yang ada dimasyarakat, seperti pengajian, kegiatan gotong
royong, peringatan hari-hari besar agama atau nasional maupun kegiatan
sosialnya.
e) Dukungan informasi, yaitu pemberian informasi yang diperlukan individu.
House menyatakan bahwa dukunga informasi ini berarti member informasi
atau mengajarkan suatu keahlian yang dapat member solusi terhadap satu
20
masalah. Sarafino menyebutkan bahwa dukungan informasi ini termasuk
pemberian nasehat, arahan, saran dan feedback atau umpan balik tentang apa
yang sedang dan telah dilakukan seseorang, misalnya: pemberian informasi
tentang penyakit oleh dokter pada pasien yang membutuhkannya.
Masyarakat khususnya ODHA perlu diberikan informasi berupa
pendidikan kesehatan tentang penyakit HIV/AIDS agar mereka mengetahui
begaimana terjadinya perjalanan virus HIV sampai menyebabkan AIDS, tanda
dan gejalanya, serta mekanisme penularan penyakitnya. Informasi ini akan
membuat masyarakat dapat lebih bijaksana dalam mmenyikapi ODHA dan
akan memberikan dukungan sepenuhnya pada ODHA.
Ketidaktahuan ODHA akan mekanisme penularan virus HIV ini akan
mempercepat perluasan penyebaran virus HIV kepada masyarakat. Kampanye
tentang pencegahan, pengobatan dan perawatan HIV/AIDS ini sangat perlu
digalakkan,
terutama
pada
masyarakat
luas
agar
masyarakat
lebih
meningkatkan perhatian dan kewaspadaannya terhadap ODHA yang berada
disekitarnya sehingga dapat mengantisipasi penularan lebih lanjut.25
Herth menguji strategi pengembangan harapan di PLWHA yang
menggambarkan sumber tersebut sebagai bantuan, pengukuhan, atau
mengembalikan harapan dalam beberapa cara. Selanjutnya strategi tersebut
dikategorikan dalam 7 kategori: (1) hubungan interpersonal; fokus utama
dalam kasih sayang dari keluarga, dan teman, dapat berupa pertalian,
mencintai dan dicintai; (2) Dasar spiritual berfokus pada sumber harapan
dalam praktik spiritual, keyakinan terhadap tuhan dan keluarga, keyakinan
membantu mengatasi kesengsaraan. (3) Tujuan dapat langsung dicapai melalui
25
Dwi Agustanti, h.54-59
21
seting capaian dan mempertahankan kemandirian, lebih lanjut lagi capaian
dapat terbagi menjadi dapat dicapai dan ti