Komunikasi dan Konflik Sosial Studi Tentang Komunikasi dalam Konflik dan Upaya Resolusi Konflik yang Terjadi Antara Warga Bantaran, di Wilayah Semanggi dengan Pemerintah Kota Surakarta

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Komunikasi dan Konflik Sosial: Studi Tentang Komunikasi dalam
Konflik dan Upaya Resolusi Konflik yang Terjadi Antara Warga
Bantaran, di Wilayah Semanggi dengan Pemerintah Kota Surakarta
Berkenaan dengan Dana Banjir

TESIS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Sebagai Syarat Mencapai
Gelar Magister Program Ilmu Komunikasi

Disusun oleh :

DEWANTO PUTRA FAJAR
NIM: S220908005

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010
commit to user

1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Komunikasi dan Konflik Sosial: Studi Tentang Komunikasi dalam
Konflik dan Upaya Resolusi Konflik yang Terjadi Antara Warga
Bantaran, di Wilayah Semanggi dengan Pemerintah Kota Surakarta
Tentang Dana Banjir

TESIS
oleh:
DEWANTO PUTRA FAJAR
NIM S220908005


Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing
Jabatan

Nama

Tanda Tangan

Tanggal

Pembimbing I

Prof. Pawito, Ph.D
NIP. 195408051985031002

......................

...........


Pembimbing II

Drs. Mursito BM, SU
NIP. 195307271980031001

........................

...........

Mengetahui
Ketua Program Ilmu Komunikasi

Dr. Widodo Muktiyo, SE, M.Com
NIP. 196402271988031002

commit to user

2


perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Komunikasi dan Konflik Sosial: Studi Tentang Komunikasi dalam
Konflik dan Upaya Resolusi Konflik yang Terjadi Antara Warga
Bantaran, di Wilayah Semanggi dengan Pemerintah Kota Surakarta
Berkenaan dengan Dana Banjir
TESIS
oleh:
DEWANTO PUTRA FAJAR
NIM S220908005

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji
Jabatan

Ketua

Nama


Tanda Tangan

: Dr. Widodo Muktiyo, SE, M.Com
NIP. 196402271988031002

Sekretaris : Sri Hastjarjo, S. Sos, Ph. D
NIP. 197102171998021001

Anggota

Tanggal

.

: 1. Prof. Pawito, Ph.D
NIP. 195408051985031002

: 2. Drs. Mursito BM, SU
NIP. 195307271980031001


Mengetahui
Ketua Program Studi : Dr. Widodo Muktiyo, SE, M.Com
Ilmu Komunikasi
NIP. 196402271988031002

Direktur Program : Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, MSc. Ph.D
Pascasarjana
NIP. 195708210985031004

commit to user

3

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya:
Nama

: Dewanto Putra Fajar
NIM
: S220908005
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul ―Komunikasi dan
Konflik Sosial: Studi Tentang Komunikasi dalam Konflik dan Upaya Resolusi
Konflik yang Terjadi Antara Warga Bantaran, di Wilayah Semanggi, dengan
Pemerintah Kota Surakarta Tentang Dana Banjir‖ adalah betul-betul karya saya
sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya, dalam tesis ini tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila
di kemudian hari ditemukan bahwa peryataan saya tidak benar, saya bersedia
menerima sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, Juli 2010
yang membuat pernyataan

Dewanto Putra Fajar


commit to user

4

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
KATA MUTIARA

Berusahalah untuk apa yang kau inginkan dan berdoalah untuk apa yang kau
harapakan
(Dewanto Putra Fajar)

commit to user

5

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Tesis ini saya persembahkan untuk:
Kedua orang tuaku
Adik-adikku.
Kekasihku: Anggita Permana Putri

commit to user

6

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR

Pada dasarnya konflik merupakan salah satu bentuk komunikasi dan
interaksi sosial yang dimulai dari perbedaan kepentingan, tujuan, atau juga kesalahan
persepsi, dan kegagalan komunikasi yang terjadi antaran dua pihak yang berbeda.
Kasus perselisihan yang terjadi antara pemerintah kota dengan warga bantaran

tentang dana bantuan banjir salah satunya disebabkan oleh kegagalan komunikasi
dan kesalahan persepsi, meskipun hal itu bukan satu-satunya penyebab konfik yang
utama. Secara umum, konflik yang melanda pemerintah kota dan warga bantaran
dapat dikategorikan sebagai konflik berbasis ekonomi, yang secara sederhana
menuntut penyelesaian secara ekonomi pula. Akan tetapi penyelesaian secara
ekonomi menjadi kurang bermanfaat apabila ada satu pihak yang menunda-nunda
pembayaran dana bantuan banjir tersebut, sementara pihak yang lain terus menuntut.
Karena itu komunikasi untuk mencari jalan tengah yang terbaik bagi dua pihak yang
berseteru tampaknya memberikan potensi positif untuk menuju resolusi konflik yang
menguntungkan semua pihak.
Penelitian ini berusaha menggambarkan komunikasi yang digunakan
dalam konflik dan upaya komunikasi menuju resolusi konflik. Komunikasi dalam
konflik sejatinya menjadi satu hal yang penting, karena komunikasi menjadi
semacam alat untuk menghubungkan dua pihak yang saling bertikai. Sementara itu,
komunikasi untuk mencari jalan tengah rupanya juga perlu dilakukan karena
pemerintah kota belum berniat menyelesaikan permasalahan tersebut melalui ranah
ekonomi, sementara warga bantaran terus menuntut hak mereka.
Atas selesainya karya tesis ini, penulis sampaikan banyak terima kasih
commit to user
kepada Prof. Pawito, Ph.D dan Drs. Mursito BM, SU, sebagai pembimbing yang


7

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

telah banyak memberikan masukan sumbangan wawasan yang berharga bagi
peneliti. Selain itu peneliti juga tidak lupa menyampaikan terima kasih pada semua
karyawan di program studi komunikasi yang telah banyak memberikan bantuan.
Banyak pihak yang telah memberikan bantuan terhadap selesainya
penelitian ini, yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Namun demikian, peneliti
secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah
mendoakan semua anak-anaknya agar mencapai keberhasilan, teman-teman senasibsepenanggungan di Pascasarjana Komunikasi angkatan 2008, terutama Mas Irul,
Lita, dan Eka, yang telah menjadi teman seperjuangan dan banyak memberikan
bantuan kepada peneliti dalam menyelesaikan tesis. Anggita Permana Putri, sebagai
seorang kekasih, yang telah banyak memberikan dukungan moral secara pribadi
dengan ucapan ―Mas Dewan ayo selesaikan tesisnya dulu.‖ atau ―Mas Dewan, adek
yakin Mas Dewan pasti bisa lebih baik dari sekarang.‖. Kepada semua pihak yang
telah banyak membantu penyelesaian tesis ini, peneliti mengucapkan banyak terima
kasih.
Akhirnya, hanya atas kehendak Allah SWT. segala usaha dan daya
penulis dalam penyelesaian penelitian tesis ini bisa terwujud. Sebagai pribadi yang
masih banyak kekurangan dan pengalaman dalam bidang penelitian, penulis terbuka
atas segala kritik dan saran pada karya ini. Semoga karya sederhana ini bisa
bermanfaat bagi diri pribadi penulis dan siapapun yang membaca karya ini.

Surakarta, Agustus 2010
Peneliti

commit to user

8

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iv
KATA MUTIARA .............................................................................................. v
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xii
ABSTRAK ......................................................................................................xiii
ABSTRACT ..................................................................................................... xiv

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ...................... 10
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 10
1. Kajian Tentang Konflik Sosial ...................................................... 10
a. Penyebab Konflik dalam Perspektif Komunikasi .................... 17
b. Tipe dan Sifat Konflik dalam Ilmu Komunikasi ....................... 23
c. Teori-teori yang Digunakan
28
commit to......................................................
user
2. Komunikasi, Konflik, dan Kelompok Masyarakat........................ 33
9

perpustakaan.uns.ac.id
a.

digilib.uns.ac.id

Komunikasi dan Konflik Antarkelompok ................................. 38

b. Komunikasi dalam Beragam Upaya Penghentian Konflik. ..... 46
B. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 58
C. Penjelasan Kerangka Pemikiran .......................................................... 59

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 61
A. Lokasi Penelitian dan Sasaran Penelitian ............................................. 61
B. Bentuk dan Jenis Penelitian .................................................................. 62
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 63
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 65
E. Teknik Cuplikan (Sampling) ................................................................ 66
F. Pengembangan Validitas ...................................................................... 67
G. Teknik Analisis ..................................................................................... 68
H. Prosedur Kegiatan ............................................................................... 71

BAB 4. TEMUAN DAN ANALISIS DATA ................................................. 73
A. Sekilas Kehidupan Warga Bantaran (Profil Wilayah Penelitian) ......... 73
B. Penyebab Terjadinya Konflik ............................................................... 80
1. Pernyataan-Pernyataan dalam Penyebab Konflik .......................... 80
2. Pola dan Proses Komunikasi dalam Konflik .................................. 94
3. Analisis dalam Penyebab Konflik ................................................ 100
C. Perkembangan dan Eskalasi Konflik ................................................. 107
1. Pernyataan-Pernyataan Awal dalam Eskalasi Konflik ................. 107
2. Pola dan Proses Komunikasi dalam Eskalasi Konflik ................. 120
3. Analisis Tentang Eskalasi Konflik ............................................... 122
commit to user

10

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

D. Upaya Menuju Resolusi Konflik ...................................................... .132
1. Pernyataan-Pernyataan dalam Upaya Resolusi ............................ 132
2. Analisis Tentang Upaya Resolusi Konflik ................................... 148
E. Aspek Komunikasi pada Konflik dan Resolusi Konflik ................... 161
1. Aspek Komunikasi Penyebab dan Eskalasi Konflik .................... 161
a. Petunjuk Komunikasi pada Penyebab Konflik ...................... 161
b. Aspek Komunikasi pada Penyebab Konflik .......................... 169
c. Petunjuk Tentang Komunikasi pada Eskalasi Konflik ........... 171
d. Aspek Komunikasi pada Eskalasi Konflik ............................. 180
e. Analisis Tentang Aspek Komunikasi
dalam Penyebab dan Eskalasi ................................................ 182
2. Aspek Komunikasi pada Upaya Menuju Resolusi Konflik ........ .189
a. Petunjuk Komunikasi pada Upaya Resolusi Konflik ............. 195
b. Aspek dan Pola Komunikasi pada Upaya Resolusi Konflik .. 199
c. Analisis Tentang Aspek Komunikasi
pada Upaya Resolusi Konflik ................................................ 202

BAB 5. KESIMPULAN ................................................................................ 207
A. Kesimpulan ......................................................................................... 207

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 206
LAMPIRAN

commit to user

11

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN

Bagan 1 : Kerangka Pemikiran ....................................................................... 50
Bagan 2 : Teknik Analisis Data ...................................................................... 62
Bagan 3 : Komponen-komponen Analisis Data .............................................. 69

commit to user

12

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
ABSTRAK

DEWANTO PUTRA FAJAR, S220908005, KOMUNIKASI DAN KONFLIK
SOSIAL: STUDI TENTANG KOMUNIKASI DALAM KONFLIK DAN UPAYA
RESOLUSI KONFLIK YANG TERJADI ANTARA WARGA BANTARAN, DI
WILAYAH SEMANGGI, DENGAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA
BERKENAAN DENGAN DANA BANJIR, Tesis, Program Studi Ilmu Komunikasi,
Program Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010.
Konflik yang terjadi antara warga bantaran dengan pemerintah kota
Surakarta secara sederhana dimulai ketika pemerintah kota menunda pembayaraan
dana bantuan banjir bagi warga bantaran serta menggulirkan program relokasi, untuk
menyikapi banjir yang terjadi di akhir tahun 2007. Proses sosialisasi yang dilakukan
pemerintah kota sebagai satu pengantar menuju program relokasi rupanya membuat
sebagian warga yang tinggal bantaran, terutama yang tinggal di tanah hak milik
(TMH) merasa resah. Proses sosialisasi yang dilakukan pemerintah kota rupanya
memberikan pemahaman ganda, sehingga warga bantaran salah mempersepsikan
pesan yang diterima. Hal itu membuat warga bantaran, yang tinggal di tanah hak
milik (THM), menggulirkan konflik terhadap pemerintah kota.
Pembahasan konflik dalam penelitian ini lebih banyak difokuskan pada
kajikan komunikasi. Namun demikian ilmu sosial lain, seperti sosiologi dan
psikologi digunakan untuk membantu ilmu komunikasi memahami konflik dan
implikasinya. Selain itu tinjauan pustaka dalam penelitian ini berusaha mengamati
konflik melalui aspek penyebab konflik dari perspektif komunikasi, tipe dan sifatnya,
serta beberapa teori komunikasi yang berkaitan dengan konflik dan perselisihan.
Selain itu beberapa implikasi konflik terhadap masyarakat dan kelompok, juga
dibahas dalam tunjauan pustaka.
Penelitian ini pada dasarnya menggunakan metodologi kualitatif dengan
pendekatan studi kasus, karena berusaha menggambarkan dan memahami suatu
kasus tertentu dalam masyarakat. Pendekatan studi kasus memungkinkan penelitian
ini menggambarkan dan menjelaskan kasus tertentu secara lebih baik berdasarkan
struktur yang membentuk suatu fenomena–dalam kasus ini, konflik yang terjadi
antara warga bantaran dan pemerintah kota.
Penelitian ini berusaha menggambarkan proses komunikasi yang terjadi
pada setiap tahapan perselisihan yang ada, pada penyebab konflik, eskalasi konflik,
dan upaya menuju resolusi konflik. Di samping itu, penelitian ini mengurai penyebab
konflik dan aspek komunikasi yang terlibat. Hal yang sama juga dilakukan untuk
memahami proses eskalasi konflik, struktur, dan aspek komunikasi di dalamya.
Bagian paling penting dalam penelitian ini terletak pada penjelasan tentang upaya
menuju resolusi konflik yang dilakukan oleh dua pihak yang saling berseteru, serta
aspek komunikasi yang terjadi pada upaya resolusi konflik, meskipun belum ada
suatu resolusi konflik yang tepat dalam kasus ini.
Jika komunikasi dalam konflik menjadi satu kunci dalam semua proses
interaksi sosial, maka konflik pasti menggunakan proses komunikasi dalam semua
aspeknya. Hal itu membuat komunikasi menjadi satu bagian penting dalam semua
konflik termasuk pada konflik yang terjadi antara pemerintah kota dengan warga
bantaran tersebut.
commit to user
(Kata Kunci: Konflik Sosial, Komunikasi, Resolusi Konflik, Relokasi dan Bantuan
Banjir ).
13

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
ABSTRACT

DEWANTO PUTRA FAJAR, S220908005, COMMUNICATION AND SOCIAL
CONFLICT: STUDY ABOUT COMMUNICATION ON CONFLICT AND WAY
TO CONFLICT RESOLUTION WHICH HAPPEN BETWEEN RIVER BANK
SOCEITY, IN SEMANGGI, AGAINST SURAKARTAN CITY GOVERMENT
RELATED WITH FLOOD VICTIMS SUPPORT FUND, Thesis, Communication
Departement, Postgraduate, Sebelas Maret University, 2010.
The conflict which happen between river bank soceity agains Surakartan
city goverment is simplically started when the city goverment delayed the flood
victims support fund for river bank soceity and started the relocation program, to
postured flood which came in end of 2007. The socialisation procces held by the city
goverment as a foreword to relocation program has been make a one part of river
bank resident, especially who live in private property ground (PPG), restless. The
socialisation procces did by the city goverment has give ambiguous understanding,
so the river bank soceity have misperception about that. That situation has been make
the river bank soceity, which live in private property ground (PPG), do conflict
against city goverment.
The Expalanation of conflict in this research more focused in
communication paradigm. Even though, another social sciences, like sociology and
psychology has used to help communication to understanding conflict and all
implications. Beside that, the refernce in this research tries to observe confict from
commnucation conflict source aspect, types and natures, and some communication
theories which related conflict and all aspects. Conflict implications to society and
groups are described in this reference either.
This research basically used qualitative method with case study approach,
due to describe and understand some case in specific soceity. The case study
approach allowed this research explained and described some case better based
structure which build the social phenomena–in this case, conflict which happent
between river bank soceity against city goverment.
This research trying to describe communcation process which happen on
all stages of conflict, such as, source of conflict, conflict escalation, and way to
conflict resolution. Beside that, this research analized conflict structure and
communication aspect which involve. The same method are used to understand
conflict escalation process, structure, and all communiction aspects. The most
important section in this research has located in the expalanation of struggle to
conflict resolution which did by two confrontation parties, and communication aspect
in the struggle to conflict resolution, although not right conflict resolution yet.
When communication on conflict become the key in all procceses of
social interaction, then conflict is certain using the communication procces in all
aspects. That is makes communication became one important process in all conflicts
situation, include the conflict between river bank soceity agains city goverment.
(Keywords: Social Conflict, Communication, Conflict Resolution, Relocation and
Flood Victim Support Fund)
commit to user

14

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latarbelakang Masalah
Pada akhir bulan Desember 2007 wilayah eks-karesidenan Surakarta
dilanda hujan deras selama sehari penuh. Hujan deras tersebut rupanya membawa
akibat langsung berupa banjir yang melanda sebagian besar wilayah Surakarta, juga
beberapa bagian di sudut kota Solo, termasuk wilayah Gandekan, Sangkrah, Pasar
Kliwon, dan Semanggi. Pada akhirnya, banjir tersebut membuat wilayah bantaran
Sungai Bengawan Solo tergenang air hingga beberapa meter. Setidaknya sekitar
1.650 rumah di kawasan bantaran Sungai Bengawan Solo terendam dan sekitar 8 ribu
jiwa diungsikan (Radar Solo, 27 Desember 2007: 1). Kejadian tersebut juga terjadi di
kawasan RW 8 Semanggi yang letaknya berdampingan dengan RW 10 dan 11
Joyosuran.
Banjir tersebut rupanya membuat pemerintah pusat dan daerah melakukan
koordinasi serius untuk mengatasi kondisi pascabanjir sekaligus menyalurkan
bantuan bagi para korban. Beberapa hari setelah banjir, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono mengunjungi Surakarta untuk melihat keadaan korban sekaligus
memberikan bantuan. Kedatangan presiden jelas memberikan harapan bagi para
korban untuk mendapatkan bantuan pascabanjir dari pemerintah pusat, yang biasanya
berupa ganti rugi dan bantuan lainnya. Sementara pemerintah kota Solo menyikapi
bencana banjir tersebut dengan bencana tersebut dengan menganggarkan bantuan
sebanyak 1 miliar yang berasal dari dana tak terduga APBD 2007 (Radar Solo, 28
Desember 2007: 4). Dana tersebut pada awalnya khusus dialokasikan untuk
commit to user
memperbaiki rumah korban banjir, sebab pascabanjir pasti banyak hunian yang rusak

15

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

(Radar Solo, 28 Desember 2007: 4). Dari sini mulai nampak bahwa sebenarnya
konflik yang terjadi antara masyarakat Semanggi dengan pemerintah kota Surakarta
tidak terjadi begitu saja, tetapi ada beberapa tahapan yang mengawali konflik
tersebut.
Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa konflik tersebut
sebenarnya dimulai ketika pemerintah kota menangguhkan pembayaran uang
bantuan banjir yang diberikan oleh pemerintah pusat untuk membatu pembangunan
dan ganti rugi akibat banjir yang melanda Surakarta pada tahun 2007. Penangguhan
pembayaran yang dilakukan pemerintah kota rupanya tetap berlangsung hingga awal
tahun 2009. Keterlambatan pembayaran ganti rugi tersebut membuat masyarakat,
yang tinggal di wilayah bantaran Sungai Bengawan Solo, merasakan ada indikasi
bahwa pemerintah kota merasa kurang serius membayarkan ganti rugi yang
seharusnya menjadi hak masyarakat. Di lain pihak, ada sinyalemen bahwa
pemerintah kota sebenarnya berniat penuh membayarkan uang bantuan banjir
tersebut, namun, karena ada beberapa syarat administratif yang harus dipenuhi oleh
masyarakat, maka pemerintah kota merasa perlu menangguhkan pembayaran uang
tersebut.
Data-data awal penelitian, yang berhasil dikumpulkan, menunjukkan
bahwa perselisihan tersebut tampaknya dipengaruhi oleh perbedaan bentuk-bentuk
penyelesaian ganti rugi berdasarkan status kepemilikan tanah yang dilakukan
pemerintah kota kepada masyarakat. Secara sederhana ada dua tipe kepemilikan
tanah di wilayah Semanggi, yaitu tanah negara (TN) dan tanah hak milik (THM).
Perbedaan bentuk-bentuk status tersebut membuat pemerintah kota membedakan
juga bentuk penyelesaian pemberian bantuan bagi korban banjir, baik itu dalam
commit
to userpenyelesaian urusan ganti rugi, serta
bentuk uang, renovasi, atau relokasi.
Perbedaan

16

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

tertundanya mekanisme pemberian bantuan bagi masyarakat terutama yang tinggal di
tanah hak milik, memicu terjadinya ketegangan antara warga yang tinggal di
bantaran Sungai Bengawan Solo, khususnya wilayah Semanggi, dengan pemerintah
kota Surakarta.
Di samping itu, kesalahpahaman tersebut tampaknya juga disebabkan
oleh proses komunikasi dan sosialisasi yang kurang menjangkau sasaran atau tidak
sesuai dengan target, sehingga menimbulkan banyak asumsi negatif di masyarakat,
yang tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo, terhadap pemerintah kota
Surakarta. Di samping itu, munculnya jeda waktu sekitar dua tahun, sejak terjadinya
banjir hingga terjadinya permasalahan tersebut, membuat masyarakat yang tinggal di
bantaran sungai merasa bahwa pemerintah kota surakarta tidak begitu serius
melakukan pembayaran uang ganti rugi akibat banjir yang seharusnya menjadi hak
mereka. Di samping itu rupanya pemerintah kota juga mengaitkan program dana
banjir tersebut dengan program relokasi wilayah bantaran Sungai Bengawan Solo,
yang dinilai warga sebagai program yang bertentangan program dana banjir.
Kesalahpahaman tersebut didukung dengan sosialisasi yang kurang tepat dari
pemerintah kota terkait dengan program dana banjir dan relokasi warga bantaran
Sungai Bengawan Solo.
Di lain pihak, kondisi dan aktivitas komunikasi masyarakat yang tinggal
di bantaran Sungai Bengawan Solo, tidak begitu buruk, dalam artian mereka
memiliki suatu forum yang pada dasarnya dikembangkan sebagai upaya untuk
menyelesaikan dan menuntaskan masalah dana banjir tersebut. Forum yang dibentuk
pada akhir tahun 2007, bernama Solidaritas Korban Banjir Bantaran (SKoBB),
berfungsi wadah warga yang tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo untuk
user
melakukan komunikasi, bertukar commit
pikiran,toberembuk,
juga melakukan aksi bersama.

17

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Kegiatan komunikasi dalam forum tersebut mulai diwujudkan dalam bentuk tindakan
nyata dan dalam bentuk komunikasi yang lebih luas, yaitu berupa demonstrasi untuk
menuntut pembayaran ganti rugi agar segera dikucurkan. Forum tersebut mengayomi
sekitar 800 orang yang berada di tujuh RT, yang berada di wilayah bataran. Pada
setiap sesinya, pertemuan dalam forum membahas semua permasalahan yang terkait
dengan permasalahan yang ada dalam masyarakat, terutama yang berhubungan
dengan dana bantuan banjir.
Keberadaan forum tersebut dalam masyarakat rupanya memberikan suatu
bentuk kekuatan bagi warga untuk memberikan pesan-pesan ke pemerintah kota
tentang permasalahan dana banjir. Namun demikian bentuk-bentuk komunikasi yang
dilakukan masyarakat dengan cara demonstrasi serta menyampaikan pendapat di
hadapan forum sosialisasi belum membuahkan hasil nyata. Pemerintah kota sendiri
juga belum begitu memberikan perhatian terhadap keberadaan forum masyarakat
tersebut,

terutama

untuk

menyampaikan

pesan-pesan

tentang

bagaimana

permasalahan dana banjir tersebut sebaiknya diselesaikan. Data-data awal
menunjukkan bahwa tindakan komunikasi yang dilakukan pemerintah kota, yang
dianggap kurang tanggap terhadap permasalahan dana banjir, membuat masyarakat
yang tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo membawa permasalahan tersebut ke
pengadilan negeri Surakarta, pada 1 April 2009 (Solo Pos, 2 April 2009: I).
Tentang bentuk komunikasi yang digunakan masyarakat yang tinggal di
bantaran Sungai Bengawan Solo, rupanya lebih banyak terfokus pada upaya
komunikasi kelompok yang ditandai dengan munculnya keputusan bersama untuk
melakukan aktivitas tekanan kepada pemerintah kota terkait bantuan banjir. Bentuk
komunikasi kelompok yang dilakukan oleh warga diwujudkan dalam wujud
commit tokota.
user Hal itu menujukkan bahwa forum
demonstrasi untuk menekan pemerintah

18

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

masyarakat berperan besar dalam proses komunikasi yang dilakukan warga.
Seandainya pemerintah kota lebih banyak menggunakan forum tersebut secara
maksimal untuk sosialisasi dan komunikasi, maka dampak permasalahan dana banjir
tersebut dapat ditekan dan diminimalisasi.
Selain itu, secara sederhana, masyarakat bantaran Sungai Bengawan Solo,
terutama wilayah Semanggi, mungkin menggerakkan konflik melawan pemerintah
kota Surakarta ketika mereka mulai merasakan adanya kebutuhan hidup yang
semakin mendesak. Keadaan tersebut membuat masyarakat yang tinggal di sana
merasa perlu dan berhak untuk mendapatkan bantuan dana banjir tersebut
secepatnya. Dengan tujuan tersebut, masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai
Bengawan Solo membentuk perwakilan yang secara umum bertugas untuk membawa
masalah tersebut ke jalur hukum. Tindakan membawa permasalahan tersebut ke jalur
hukum mungkin dirasakan perlu, karena tindakan dan aksi protes biasa mungkin
belum membawa hasil yang pasti. Larry A. Samovar menjelaskan bahwa konflik
sebenarnya bisa disebabkan karena hilangnya kesempatan untuk mendapatkan
keuntungan (Samovar, 2007: 251). Situasi seperti itu menyebabkan terjadinya
ketegangan antara masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo,
dengan pemerintah kota Surakarta, tampaknya mirip seperti yang dijelaskan oleh
Samovar, karena konflik tersebut sedikit banyak diakibatkan oleh tertundanya
kesempatan warga untuk mendapatkan dana bantuan banjir dari pemerintah.
Penelitian ini sebenarnya berkepentingan untuk mengamati konflik yang
terjadi dan menggambarkan bentuk komunikasi yang terkait dengan konflik tersebut,
termasuk pada penyelesaian konflik atau resolusi konflik, serta implikasinya. Dengan
demikian, penelitian sebenarnya dapat digunakan sebagai referensi untuk mengamati
committerjadi
to userdalam konflik tersebut pada suatu
bagaimana proses komunikasi yang

19

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

masyarakat tertentu. Dari situ, penelitian ini pada dasarnya juga berusaha melihat
konflik dan keunikan komunikasi yang berhubungan dengan konflik tersebut atau
setidaknya yang digunakan dalam upaya menuju resolusi konflik, secara lebih
mendalam.
Masyarakat yang tinggal di kawasan lain mungkin juga pernah melakukan
dan menggulirkan pertentangan dengan pemerintah kota, terkait permasalahan
bantuan materi, tetapi tidak semua bentuk komunikasi yang menjadi latarbelakang
konflik dengan pemerintah kota, terkait dana bantuan banjir, dapat disamakan
dengan komunikasi konflik di masyarakat lain. Sederhananya, selalu ada keunikan
tersendiri yang terdapat dalam komunikasi yang dilakukan suatu kelompok
masyarakat yang sebenarnya tidak dapat disamaratakan dengan kelompok-kelompok
yang ada di masyarakat lain. Perbedaan dan keunikan komunikasi di suatu kelompok
masyarakat kemungkinan besar membawa pengaruh luas bagi perbedaan-perbedaan
bentuk perselisihan atau konflik serta resolusi konflik. Keunikan-keunikan dalam
kelompok tersebut mungkin sedikit banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor
demografis dan kondisi sosial masyarakat yang berbeda-beda antara satu daerah
dengan yang lain

B. Rumusan Masalah
Dari uraian yang dikemukakan dalam latarbelakang masalah, dirumuskan
beberapa masalah yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian.
1. Bagaimana sebenarnya gambaran penyebab konflik, serta pola komunikasi dalam
penyebab konflik secara umum, antara warga masyarakat yang tinggal di
bantaran Sungai Bengawan Solo, Surakarta, dengan pemerintah kota?
commit to user

20

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2. Bagaimana bentuk eskalasi konflik dan pola komunikasi dalam eskalasi konflik
antara warga bantaran Sungai Bengawan Solo, Surakarta, khususnya yang tinggal
di wilayah Semanggi, dengan pemerintah kota?
3. Bagaimana upaya resolusi konflik yang digunakan oleh warga bantaran Sungai
Bengawan Solo, Surakarta, khususnya yang tinggal di wilayah Semanggi, dengan
pemerintah kota untuk menyelesaikan permasalahan tersebut?
4. Bagaimana sebenarnya komunikasi terlibat pada penyebab dan eskalasi konflik
tentang dana banjir tersebut pada warga Semanggi dan pemerintah kota?
5. Bagaimana upaya komunikasi yang dilakukan masyarakat Semanggi dan
pemerintah kota, terkait untuk mengakhiri konflik tentang dana banjir tersebut?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum memiliki tujuan untuk mengambarkan dan
menjelaskan konflik yang terjadi antara warga bantaran Sungai Bengawan Solo
dengan pemerintah kota Surakarta, yang dibagi menjadi beberapa rincian, yaitu:
1. Mendapatkan

deskripsi

detail

tentang

penyebab

konflik

serta

aspek

komunikasinya yang terjadi antara warga bantaran di Sungai Bengawan Solo,
khusunya di wilayah Semanggi, dengan pemerintah kota.
2. Memperoleh penjelasan yang komprehensif tentang eskalasi konflik dan
komunikasi dalam eskalasi konflik yang terjadi antara warga bantaran Sungai
Bengawan Solo, terutama di wilayah Semanggi, dengan pemerintah kota.
3. Mendapatkan gambaran dan penjelasan secara menyeluruh tentang upaya menuju
resolusi konflik yang dilakukan oleh warga bantaran Sungai Bengawan Solo,
terutama di wilayah Semanggi dengan pemerintah kota, terkait konflik yang
commit to user
sedang terjadi.

21

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4. Menjelaskan dan menggambarkan aspek komunikasi dalam penyebab konflik
dan eskalasi konflik yang dilakukan warga bantaran Sungai Bengawan Solo,
terutama di wilayah Semanggi, dengan pemerintah kota.
5. Mendapatkan penjelasan yang menyeluruh tentang upaya komunikasi yang
dilakukan masyarakat bantaran Sungai Bengawan Solo, terutama yang tinggal di
wilayah Semanggi, dengan pemerintah kota demi menuju resolusi konflik.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat, sesuai
dengan masalah-masalah dan harapan-harapan yang tertuang dalam tujuan penelitian.
Berdasarkan hal itu, maka penelitian ini akan memberikan manfaat dalam beberapa
aspek penting.
1. Berupaya

memberikan

sumbangan

teoritis

dalam

pengembangan

ilmu

komunikasi yang berkaitan dengan konflik dan mungkin juga dalam proses
resolusi konflik.
2. Memberikan landasan serta bantuan teoritis bagi penelitian-penelitian yang
sejenis yang secara umum berguna untuk mengembangkan ilmu-ilmu sosial yang
terkait, khususnya ilmu komunikasi.
3. Penelitian berusaha menjelaskan penyebab terjadinya konflik yang ada di
masyarakat, serta hubungannya dengan aspek komunikasi.
4. Penelitian ini secara umum juga berusaha memberikan pemahaman tentang
semua proses komunikasi yang terjadi dalam konflik dan proses resolusi konflik
tersebut.

commit to user

22

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

5. Sejatinya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan lebih dalam
tentang konflik dan aspek komunikasi yang melingkupinya, sebagai sebuah
upaya mendapatkan bentuk resolusi konflik yang tepat.
6. Menjadi salah satu bahan acuan untuk penelitian lain, terutama yang berusaha
menyoroti tentang proses komunikasi yang terjadi dalam konflik di masyarakat
secara umum.

commit to user

23

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka
1. Kajian Tentang Konflik Sosial
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa ilmu komunikasi bukanlah
disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan bisa dilepaskan disiplin ilmu yang lain seperti
yang terjadi pada ilmu-ilmu eksak. Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang berada di
percabangan ilmu-ilmu sosial lain. Stephen W. Littlejohn, mengutip pendapat
Thomas Steller dan David Sholle, menyatakan bahwa komunikasi merupakan cabang
ilmu yang multidispliner (dalam Littlejohn dan Foss, 2005: 3). Karena itu
komunikasi membutuhkan bantuan dari beragam ilmu lain, seperti sosiologi dan
psikologi untuk dapat berkembang lebih jauh. Aspek multidisiplin ilmu komunikasi
terlihat ketika membahas konflik sosial. Karena konflik merupakan bentuk interaksi
sosial yang melibatkan aspek sosiolgis, psikologis dan komunikasi, maka tampaknya
sudah menjadi keharusan jika pembahasan tentang konflik harus dikaji melalui
paradigma ketiga ilmu tersebut. Namun demikian, penelitian ini lebih memfokuskan
kajian komunikasi yang terjadi pada konflik, meskipun masih ada beberapa kajian
dari ilmu sosiologi dan psikologi.
Secara umum konflik merupakan suatu interkasi sosial yang tampaknya
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial manusia, sebagaimana fakta bahwa
komunikasi tidak dapat dipisahkan dari konflik dan interaksi sosial manusia. Lee
Raffel, seorang pakar dalam bidang konflik dari Amerika Serikat, rupanya berhasil
menemukan beberapa aspek penting
sekiranya melatarbelakangi penyebab
commityang
to user
konflik secara umum dari aspek mikro, individu. Secara umum Raffel, yang
24

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

memandang konflik dari kajian ilmu komunikasi, menemukan bahwa latarbelakang
penyebab konflik sebenarnya berasal bentuk-bentuk kegagalan berkomunikasi yang
dapat menyebabkan satu pihak merasa terintimidasi, tertekan, terancam, atau
terpaksa (Raffel, 2008: 37). Sederhananya, Raffel hanya menjelaskan bahwa
komunikasi yang salah dan bentuk-bentuk kegagalan komunikasi menjadi jiwa dari
semua penyebab konflik dalam berbagai tingkatan. Dengan begitu, kita dapat
memahami semua latarbelakang penyebab konflik.
Bentuk dan prinsip kegagalan komunikasi, yang dijelaskan Raffel dan
pada umumnya berperan besar sebagai penyebab konflik, tampaknya masih berkitan
dengan bentuk dan konsep komunikasi secara umum yang melibatkan bentuk-bentuk
pertukaran pesan dari komunikator ke kemunikan. Proses pertukaran pesan tersebut
pada prinsipnya merupakan proses sederhana ketika semua unsur penyusun
komunikasinya tersedia, namun hal itu bisa menjadi proses rumit tatkala unsur
penyusun komunikasi gagal menyampaikan pesan dan meneruskan pesan dengan
baik. Sehingga apabila proses komunikasi tidak dapat berlangsung dengan baik,
maka hal itu dapat dipandang sebagai salah satu bentuk kegagalan komunikasi.
Kajian lebih dalam tentang kegagalan komunikasi diberikan oleh Brian H.
Spitzberg dan William R. Cupach. Kedua pakar komunikasi tersebut menjelaskan
bahwa kegagalan komunikasi tampaknya bisa berasal dari dalam diri individu–
sebagai komunikator atau komunikan–yang disebabkan oleh bentuk-bentuk
komunikasi yang agresif dan komunikasi yang tidak diinginkan sebagai hasil dari
kekacauan kepribadian seseorang yang akan mempengaruhi perkembangan persepsi
seseorang (Spitzberg dan Cupach, 2009: 457). Bagi Spitzberg dan Cupach, peranan
aspek psikologis rupanya bertanggungjawab besar bagi proses kelancaran dan
to user yang diajukan oleh Robert A. Baron
perkembangan proses komunikasi.commit
Sama seperti

25

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dan Donn Byrne bahwa kondisi psikologis tertentu dapat membuat individu
berkomunikasi dengan orang lain dengan cara yang salah sehingga menyebabkan
orang lain marah (Baron dan Byrne, 2005: 194). Kenyataan tersebut menjelaskan
bagaimana keadaan psikologis mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan proses
komunikasi.
Kondisi yang psikologis yang dijelaskan oleh Spitzberg-Cupach dan
Baron-Byrne pada akhirnya berujung pada kenyataan bahwa semua kondisi
psikologis tersebut akan menghasilkan bentuk tindakan fisik dalam bentuk konflik.
Jika kondisi psikologis telah bergerak menjadi bentuk konflik, maka aksi tersebut
tentu akan bertalian dengan bentuk interaksi sosial yang lebih luas. Secara sederhana,
kondisi psikologis tertentu menghasilkan bentuk-bentuk kegagalan komunikasi yang
pada akhirnya dapat memunculkan konflik sosial dalam masyarakat. Dari sini
tampak hubungan yang relatif erat antara kegagalan komunikasi dengan konflik
sosial.
Hubungan tentang komunikasi dengan bentuk interaksi sosial dalam
konflik, secara sederhana diajukan oleh Charles S. Berger. Secara umum ia
menyatakan bahwa sebenarnya komunikasi dan beragam tujuannya berada dalam
wilayah interaksi sosial yang terbentang dalam rutinitas yang unik, yang semakin
besar sepanjang waktu. Sebagai bentuk interaksi sosial maka semua pihak yang
terlibat di dalamnya dapat merasakan hubungan serta pengalaman yang positif dan
negatif (Berger, 2003: 257). Paparan yang diberikan oleh Berger pada dasarnya tidak
lagi membahas tentang peranan sisi psikologis, namun lebih banyak memahami
bagaimana komunikasi berperan dalam interaksi sosial. Karena itu bentuk
pengalaman positif dan negatif yang dijelaskan Berger tampaknya dapat
commit to user
dihubungkan dengan penyebab konflik.

26

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Bagi Berger (2003), komunikasi tampaknya memainkan peranan penting
bagi semua aspek interaksi sosial, sehingga memunculkan suatu kenyataan bahwa
komunikasi bisa menciptakan bentuk-bentuk pengalaman positif dan negatif. Hal itu
secara tidak langsung menghasilkan perbedaan persepsi tentang masalah tertentu.
Dengan demikian, tampak sebuah hubungan langsung antara komunikasi, konflik,
dan interaksi sosial yang ada di dalamnya.
Bentuk interaksi antarkelompok dari pandangan psikologi sosial diberikan
oleh Nick Hopkins dan Vared Kahani-Hopkins. Keduanya berpendapat bahwa
konsep yang diberikan oleh psikologi sosial menitikberatkan pada bagaimana
hubungan (contact) bisa mengembangkan bentuk-bentuk relasi antarkelompok
(Hopkins dan Kahani-Hopkins, 2006: 245) Lebih detailnya, psikologi sosial juga
mendukung semua bentuk perubahan yang mendorong semua bentuk kondisi untuk
mencapai kesuksesan (Hopkins dan Kahani-Hopkins, 2006: 245). Kondisi yang
dijelaskan oleh Hopkins dan Kahani-Hopkins, serta beberapa pakar lain, sejatinya
menujukkan bahwa aspek psikologi sosial mendukung semua bentuk interaksi yang
bertujuan mengembangkan semua bentuk hubungan dan relasional antarkelompok.
Selain itu, kondisi tersebut menunjukkan bahwa komunikasi, sebagai sarana interaksi
sosial, bisa digunakan sebagai cara untuk mendukung dan mengembangkan interaksi
antarkelompok termasuk dalam konflik.
Pandangan yang diberikan Hopkins dan Kahani-Hopkins (2006) tentang
hubungan antara psikologi sosial dengan interaksi sosial dikuatkan oleh kajian dari
Francisco Gomes de Matos, tentang bahasa serta implikasi yang dihasilkan oleh
penggunaan bahasa dalam interaksi sosial. De Matos menjabarkan bentuk-bentuk
bahasa yang berhubungan dengan konflik yang pada hakekatnya menuju satu bentuk
commit
to user
pemahaman tentang tindakan dalam
konflik
tersebut. De Matos berhasil menemukan

27

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

sekitar tiga belas kata kerja dalam bahasa Inggris yang behubungan dengan konflik,
seperti: abuse (kekerasan), antagonize (perlawanan), attack (serangan), belittle
(kebencian), blow off stream (menghancurkan), hingga stigmatize (melukai), dan
vilify (menundukkan) (De Matos, 2006: 160-161). Semua kata kerja tersebut secara

garis besar menunjukkan konsep-konsep umum tentang perilaku yang biasanya
dilakukan dalam konflik secara umum. Hal itu tampaknya menghubungkan antara
komunikasi dan aktivitas dalam konflik sosial. Penjelasan De Matos (2006) rupanya
dapat menjelaskan bagaimana bentuk aktivitas umum yang biasanya terjadi dalam
konflik sekaligus memberikan pemahaman erat tentang hubungan komunikasi
dengan konflik.
Pendapat dan penjelasan De Matos (2006) tentang bahasa dalam konflik
menujukkan bahwa bentuk aktivitas sosial yang disertai penggunaan kata-kata
tersebut atau tindakan-tindakan sosial yang dijelaskan dapat dijelaskan oleh kata-kata
tersebut, dapat dimasukkan sebagai salah satu indikasi terjadinya konflik. Kenyataan
seperti itu tampaknya menjadi semacam konsensus di masyarakat bahwa konflik,
pertikaian, konfrontasi, dan perselisihan selalu melibatkan bentuk-bentuk kekerasan
atau setidaknya semua bentuk perilaku yang mendukung hal itu. Selain itu, paparan
pakar bahasa di atas tentang bahasa dan konsep bahasa mungkin dapat digunakan
sebagai penjelasan tentang sesuatu yang terjadi di dalam konflik.
Sementara itu, penjelasan tentang konflik secara sosiologi makro
diberikan oleh Susanne Buckley-Ziestel, dari Universitas Berlin. Dalam karyanya,
Buckley-Ziestel lebih banyak menjelaskan bahwa ada kemungkinan konflik sosial
mampu menghancurkan bentuk dan sendi-sendi sosial yang terlah terbentuk. Di
samping itu, hampir semua konfik–termasuk konflik mikro dan makro–biasanya
to user
disebabkan oleh perbedaan dan commit
perselisihan
atau bentuk-bentuk ketakutan pribadi

28

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

terhadap sesuatu yang menguasai, atau mungkin juga disebabkan oleh bentuk
perselisihan skala besar antara penguasa dan yang dikuasai. Kenyataan itu membuat
penyebab konflik biasanya bersifat multifaset (Buckley-Ziestel, 2008: 13). Di sisi
lain, Buckley-Ziestel sendiri tidak menampik kemungkinan bahwa semua konflik
yang menjadi fokus perhatiannya juga disebabkan oleh bentuk-bentuk perselisihan,
pertentangan yang mungkin dilatarbelakangi oleh sesuatu yang lain. Dalam bukunya
yang berjudul ―Conflict Transformation and The Social Change in Uganda ‖,
Buckley-Ziestel tampaknya lebih banyak menjelaskan semua aspek konflik yang
terjadi di Afrika melalui pendekatan politik. Secara sederhana, penjelasan BuckleyZiestel mengindikasikan bahwa konflik merupakan salah satu bentuk interkasi sosial
yang melibatkan berbagai macam kajian ilmu sosial, seperti komunikasi dan
sosiologi.
Paparan lebih jauh tentang tindakan dalam konflik secara umum rupanya
diberikan oleh Randall Collins, dari Universitas Pennsylvania, dalam sebuah jurnal
ilmiah. Ia menuliskan dalam salah satu karyanya bahwa bentuk-bentuk penyerangan
merupakan bentuk paling umum yang terjadi dalam konflik terbuka. Banyak buktibukti dan fakta di lapangan yang menujukkan bahwa beberapa kelompok terpecah
dalam beberapa bagian kecil untuk melakukan penyerangan terhadap individuindividu yang terisolasi. Hal itu membuat bentuk-bentuk kekerasan dalam konflik
ditujukan bagi pihak-pihak yang lemah dan tertekan (Collins, 2009: 11). Dari sini
muncul indikasi yang relatif erat bahwa, bagi sebagian pihak, salah satu cara
menghilangkan penghalang–dalam konflik–hanya dapat dilakukan dengan kekerasan
dan tindakan fisik dari pihak yang kuat menuju pihak yang lemah.
Namun demikian, ada beberapa konflik yang tidak selalu berlangsung
commit to user
dengan cara kekerasan dan penggunaan
kekuatan fisik dan verbal. Jika kita

29

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

perhatikan fakta bahwa salah satu penyebab konflik ialah perbedaan kepentingan dan
kegagalan komunikasi, maka bentuk-bentuk konflik yang terjadi tidak harus selalu
menggunakan tindakan fisik. Dengan begitu, bentuk-bentuk interaksi menggunakan
aspek komunikasi secara keras dengan tekanan psikologis yang tinggi, dan
digunakan dengan cara emosional, juga menjadi indikasi bahwa konflik sedang
berlangsung. Manuel Eisner percaya bahwa konflik berkaitan bentuk-bentuk
kesinambungan pada ranah biologi, psikologi, dan sosial yang kenyataannya bisa
menjadi indikasi terjadinya konflik itu sendiri (Eisner, 2009: 44). Penjabaran yang
diberikan Eisner sebenarnya lebih banyak menyimpulkan bahwa konflik tidak dapat
dilihat dari satu sisi saja, namun harus dilihat dari kerangka holistik atau lebih luas
dan mendalam. Dengan demikian, konflik tidak hanya dapat menggunakan kekerasan
fisik atau verbal, tapi jauh lebih luas dari itu.
Jika kita memasukkan pendapat Eisner untuk memahami konflik, maka
semua bentuk pertentangan dalam jalur apapun dengan beragam tekanan–entah itu
menggunakan kekerasan fisik atau psikologis–dapat dikategorikan sebagai konflik.
Sebetulnya, penjelasan dan kepercayaan Eisner terhadap pengaruh dan kaitan konflik
dengan ranah-ranah tertentu lebih banyak difokuskan untuk memahami penyebab
penggunaan kekerasan terhadap individu lain dalam suatu konflik. Walaupun
demikian, Eisner sendiri tidak menjelaskan bahwa konflik juga dapat terjadi tanpa
kekerasan dan penggunaan kekuatan fisik.
Penjelasan yang diberikan oleh banyak pakar dalam berbagai bidang
yang mendukung kajian komunikasi dalam konflik, tampaknya membawa pada
sebuah muara besar pemahaman bahwa konflik yang terjadi pada kelompok sosial
merupakan bentuk pertentangan yang salah satunya diakibatkan bentuk kegagalan
commit
user pertentangan dan pertikaian yang
komunikasi. Hal itu menimbulkan
sebuahto bentuk

30

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

berhubungan mempengaruhi kondisi biologis, psikologi, dan keadaan sosial manusia.
Karena itu, konflik mampu membawa perubahan besar dalam bidang-bidang tertentu,
terutama dalam bidang sosial. Kebanyakan konflik bisa berlangsung menggunakan
kekerasan fisik dan agresi pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah, namun pada
beberapa kasus, konflik juga dapat terjadi tanpa kekerasan.
Penjelasan umum tentang konflik yang diberikan oleh para pakar
komunikasi dan sosiologi di atas membawa pada satu pemahaman yang menjelaskan
konflik sebagai suatu aktivitas sosial yang tidak dapat lepas dari peranan dan
pengaruh komunikasi. Hal itu juga menujukkan bahwa komunikasi menjadi suatu
syarat mutlak bagi konflik untuk menujukkan eksitensinya dalam kehidupan dan
semua bentuk aktivitas sosial. Selain itu, penjelasan dan tinjauan ilmu komunikasi
tentang konflik memberikan suatu sudut pandang baru bahwa sebagai ilmu sosial,
komunikasi turut menjelaskan konflik sebagai suatu interaksi sosial, sama seperti
yang diberikan oleh disiplin ilmu yang lain. Di samping itu, proses komunikasi
rupanya tidak dapat dipisahkan dari semua bentuk aktivitas sosial, termasuk dalam
konflik.

a. Penyebab Konflik dalam Perspektif Komunikasi
Paparan umum tentang konflik di atas membawa pada suatu pemahaman
bahwa konflik merupakan bentuk interaksi sosial yang memiliki penyebab dan
implikasi. Seperti kebanyakan fenomena sosial, konflik juga memiliki tahapan kritis
yang menjadi penyebab sekaligus mengawali kejadian selanjutnya. Seperti
kabanyakan ilmu sosial yang lain, ilmu komunikasi juga memberikan perhatian
tersendiri terhadap permulaan dan terjadinya konflik. Kenyataan tersebut membuat
commit to user
proses terjadinya konflik dapat dipelajari dengan baik berdasarkan penyebabnya.

31

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Berdasarkan hal itu, bagian ini akan lebih difokuskan untuk menjelaskan bagian awal
dari konflik dan menilik penyebab konflik melalui sudut pandang ilmu komunikasi.
Dari sudut pandang komunikasi, konflik merupakan hasil dari
ketimpangan dan gangguan penyampaian proses komunikasi dari sumber pesan
menuju penerima pesan. Linda L. Putnam, dari Universitas California di Santa
Barbara, menyatakan bahwa konflik dapat muncul karena adanya kesalahpahaman,
perbedaan cara dalam menanggapi suatu urusan, hingga bentuk-bentuk perbedaan
tujuan yang hendak dicapai (Putnam, 2009: 211). Lebih lanjut, Putnam juga
menjelaskan bahwa komunikasi membangun konflik melalui cara dan pola interaksi
yang dikembangkan oleh pihak-pihak yang terlibat. Keberadaan pola interaksi
tersebut sebenarnya berkaitan dengan bentuk-bentuk pesan yang disampaikan oleh
satu pihak untuk ditanggapi oleh pihak yang lain (Putnam, 2009: 212). Penjelasan
Putnam memberikan titik terang bahwa konflik sejatinya dapat berhubungan dengan
komunikasi. Perhatikan, peryataan yang menunjukkan bahwa pola