5
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Permasalahan yang dihadapi oleh keluarga Ibu Ni Wayan Suami diperoleh setelah melakukan kunjungan ke rumah keluarga dampingan. Identifikasi permasalahan tersebut
menggunakan metode wawancara dengan melakukan percakapan dengan narasumber yaitu Ibu Ni Wayan Suami beserta anak
– anaknya. Adapun hal – hal yang dilakukan untuk memperoleh informasi antara lain berkenalan atau beramah
– tamah, sosialisasi mengenai program KKN – PPM, berdiskusi dengan anggota keluarga Ibu Ni Wayan Suami, melihat
– lihat suasana tempat tinggal beliau serta mengikuti aktivitas keluarganya yaitu membantu mejejaitan. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan dan hasil wawancara dengan keluarga dampingan, diperoleh beberapa permasalahan yang dihadapi oleh keluarga Ibu Ni Wayan Suami sebagai berikut:
2.1 Permasalahan Keluarga
Dalam waktu satu bulan pendampingan, telah dilakukan 18 kali pertemuan dengan keluarga Ibu Ni Wayan Suami. Dalam jangka waktu tersebut, telah diidentifikasi beberapa permasalahan
yang diperoleh melalui bincang – bincang bersama keluarga Ibu Ni Wayan Suami. Adapun
masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis adalah sebagai berikut:
1.
Permasalahan ekonomi, dimana pendapatan keluarga Ibu Ni Wayan Suami hanya
ditanggung oleh beliau sendiri. Pendapatan yang beliau peroleh digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti kebutuhan hidup sehari-hari, dapur, biaya sekolah
anak – anaknya, listrik dan air, kegiatan sosial, serta upacara keagamaan. Dalam
memenuhi kebutuhan tersebut, gaji yang di dapat oleh Ibu Ni Wayan Suami tidak
mencukupi apalagi ketika beliau tidak bekerja.
2.2 Masalah Prioritas
Permasalahan prioritas yang dihadapi diantaranya adalah masalah ekonomi: 1.
Ekonomi
Permasalahan pokok yang dihadapi keluarga Ibu Ni Wayan Suami adalah masalah ekonomi. Dimana dari segi keuangan pengeluaran sehari-hari ditanggung oleh Ibu Ni
Wayan Suami, baik kebutuhan hidup sehari-hari, dapur, biaya sekolah anak – anaknya,
6
listrik dan air, kegiatan sosial, serta upacara keagamaan. Namun dari pendapatan Ibu Ni Wayan Suami terbilang kecil, dimana beliau berpenghasilan kurang lebih Rp 1.500.000
per bulannya. Ibu Ni Wayan Suami juga membuat banten pesucian dan bayuhan serta jejaitan tangkih, porosan, taledan, dan lain-lain untuk upakara. Banten dibuat jika ada
pesanan dari orang lain, sedangkan jejahitan dijual ke Pasar Tubuh, Bedulu. Dari hasil pekerjaan sampingan ini, Ibu Ni Wayan Suami mendapatkan penghasilan tambahan
sekitar Rp 35.000 - Rp 50.000. Pendapatan Ibu Ni Wayan Suami tidak mampu untuk menutupi pengeluaran keluarga selama sebulan. Apalagi saat bahan-bahan kebutuhan
pokok harganya semakin melonjak.
7
BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH