LKP : Implementasi Web User Management View Controller Menggunakan Oracle ADF.

(1)

IMPLEMENTASI WEB USER MANAGEMENT VIEW

CONTROLLER MENGGUNAKAN ORACLE ADF

KERJA PRAKTIK

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

ZULFIKAR 11410100235

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2014


(2)

x

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 3

1.3.Pembatasan Masalah... 3

1.4.Tujuan ... 3

1.5.Manfaat ... 4

1.6.Sistematika Penulisan ... 4

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 6

2.1.Sejarah Perusahaan ... 6

2.2.Profil Perusahaan ... 8

2.3.Tata Letak Perusahaan ... 11

2.4.Komposisi Kepemilikan Saham Perusahaan ... 13

2.5.Bahan Baku dan Produk yang Dihasilkan ... 14


(3)

xi

2.6.Struktur Organisasi Perusahaan ... 18

2.6.1. Production Division ... 19

2.6.2. Business Support Division ... 34

2.6.3. Accounting Operation and Control Department ... 35

2.6.4. Internal Audit Department ... 35

2.6.5. Safety and Health Environment Quality Department ... 36

2.6.6. Corporate Strategic Planning and Business Development Department ... 36

2.6.7. Corporate Secretary Department ... 36

BAB 3 LANDASAN TEORI ... 37

3.1.Teori Umum ... 37

3.1.1. CDM (Conceptual Data Model) ... 37

3.1.2. PDM (Physical Data Model) ... 37

3.1.3. Database ... 38

3.2.Teori Khusus ... 39

3.2.1. Pengertian Oracle ADF ... 40

3.2.2. Arsitektur Oracle ADF ... 40

3.2.3. Arsitektur MVC ... 42

3.2.4. Arsitektur MVC untuk Web ... 44

3.2.5. Keuntungan Oracle ADF ... 45


(4)

xii

3.2.9. Java Server Faces (JSF) ... 48

BAB 4 DISKRIPSI KERJA PRAKTIK ... 49

4.1.Metodologi ... 49

4.2.Perancangan Database ... 50

4.2.1. CDM (Conceptual Data Model) ... 50

4.2.2. PDM (Physical Data Model) ... 51

4.2.3. Struktur Tabel ... 52

4.2.4. Implementasi pada Oracle JDeveloper ... 56

4.2.5. Desain Input/Output ... 66

BAB 5 PENUTUP ... 74

5.1.Kesimpulan ... 74

5.2.Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Teknologi informasi mempunyai peran penting dihampir semua aspek kehidupan, mulai dari sektor pendidikan hingga sektor usaha. Meningkatnya kebutuhan akan teknologi informasi menjadikan kebutuhan sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas pada bidang teknologi informasi ikut meningkat pesat.

Selain belajar dan menuntut ilmu di bangku kuliah, mahasiswa juga dituntut untuk dapat mengamalkan ilmunya dalam kehidupan nyata. Dengan kerja praktik yang termasuk dalam bagian dari perkuliahan yang menjadi suatu kewajiban untuk diambil oleh seluruh mahasiswa Stikom, diharapkan mahasiswa lebih mampu mempersiapkan dirinya untuk bisa terjun ke dunia kerja yang sebenarnya. Adapun bagi perusahaan sebagai instansi yang menyediakan sarana dan prasarana merupakan suatu bentuk pengabdian terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia

Berkaitan dengan hal tersebut maka penulis melaksanakan kerja praktik di PT BADAK NGL, yang mana merupakan salah satu perusahaan yang telah menerapkan Teknologi Informasi secara kompleks dan modern. Pemanfaatan Teknologi Informasi di PT BADAK NGL terutama ditujukan dalam kegiatan operasional pabrik dan proses produksi serta sebagai sarana pendukung lainnya seperti sarana informasi dan komunikasi.


(6)

Information Technology (IT) Department merupakan salah satu departemen PT BADAK NGL yang menangani segala macam hal yang berhubungan dengan sistem informasi, teknologi informasi, dan komunikasi. Departemen IT melaksanakan sistem pengolahan data diseluruh departemen, pengadaan sistem komunikasi, pengolahan perpustakaan digital secara terpusat dan lain sebagainya.

Dalam pelaksanaannya, IT Department membutuhkan suatu software Enterprise Resource Planning (ERP) yaitu, suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengelola seluruh aktifitas perusahaan termasuk keuangan, produksi, human resource development, marketing, supply chain, logistik dan lain sebagainya. ERP juga sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. PT BADAK NGL menggunakan software ERP yang merupakan produk dari Oracle.

Dengan semakin berkembangnya teknologi, Oracle mengeluarkan Oracle Application Development Framework atau biasa disebut Oracle ADF yang mengintegrasikan campuran subframework untuk memberikan fungsi tombol sebagai object-relational-mapping dan berbagai bentuk service acces, data bindings, dan user interface, bersama dengan functional glue untuk menahan itu semua bersama-sama.

Pada kerja praktik ini kami mengimplementasikan Oracle ADF dalam pembuatan user management, dimana pembangunan aplikasi membutuhkan pondasi yang kokoh dan hal tersebut dapat diperoleh dari pengelolaan user management secara baik dan benar karena dapat mendukung autentifikasi


(7)

identitas user berdasarkan kebijakan akses. Pengelolaan ini menggunakan framework ADF, dimana PT Badak NGL mulai menggunakan teknologi ini sehingga memungkinkan untuk dijadikan referensi pembangunan aplikasi yang lebih kompleks nantinya.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat ditulis perumusan masalah yaitu bagaimana mengimplementasikan web user management menggunakan ORACLE ADF.

1.3. Batasan Masalah

Dalam pengimplementasian web user management ini, agar tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai maka pembahasan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Framework yang digunakan adalah Oracle ADF JDeveloper 12c. 2. Database menggunakan oracle database 11g.

3. Login hanya bisa dilakukan oleh tiga user yang sudah dibuat pada LDAP aplikasi (jazn-data).

4. Terdapat proses insert, update, delete untuk USER dan ROLE. 5. Pada bagian dalam proyek membahas komponen Model.

1.4. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari kerja praktik ini adalah mengetahui implementasi web user management menggunakan ORACLE ADF.


(8)

1.5. Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dalam implementasi web user management menggunakan ORACLE ADF adalah pengetahuan user yang semakin bertambah terhadap keuntungan implementasi web user management menggunakan ORACLE ADF.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan laporan praktik kerja lapangan ini dibagi menjadi beberapa bab, seperti dijelaskan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.

Bab II : Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menguraikan tentang sejarah perusahaan, profil perusahaan, tata letak perusahaan, komposisi kepemilikan saham perusahaan, bahan baku dan produk yang dihasilkan, struktur organisasi perusahaan.

Bab III : Landasan Teori

Bab ini menguraikan tentang beberapa teori yang berhubungan dengan permasalahan yang digunakan dalam penyusunan laporan kerja praktik. Teori-teori tersebut meliputi Teori-teori umum meliputi pembahasan tentang CDM (Conceptual Data Model), PDM (Physical Data Model), dan Database. Dan teori khusus meliputi pembahasan tentang pengertian Oracle ADF, Arsitektur Oracle ADF, Arsitektur MVC, Arsitektur MVC untuk Web, Keuntungan Oracle ADF, Java, Java EE, JavaServer Pages (JSP), dan Java Server Faces (JSF).


(9)

Bab IV : Diskripsi Kerja Praktik

Bab ini menguraikan tentang metodologi dan pemodelan database yang berisi Conceptual Data Model (CDM) dan Physical Data Model (PDM), struktur tabel, implementasi pada Oracle JDeveloper, dan desain Input/Output.

Bab V : Penutup

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran mengenai aplikasi yang telah dibuat.


(10)

6 2.1. Sejarah Perusahaan

Berdirinya PT. BADAK NGL berawal dari ditemukannya cadangan gas alam dalam jumlah besar pada dua wilayah di nusantara, yaitu di ladang gas Arun yang ditemukan oleh Mobil Oil Indonesia pada akhir tahun 1971 dan di ladang gas BADAK yang ditemukan oleh Huffco Inc pada awal tahun 1972 yang berlokasi di Kalimantan Timur. Kedua perusahaan tersebut berada di bawah kontrak bagi hasil dengan Perusahan Gas Negara yaitu Pertamina.

Gambar 2.1. Lokasi Ladang Gas yang diolah PT. BADAK

Kedua daerah tersebut terletak sangat jauh dari konsumen yang mengkonsumsi gas alam dalam jumlah besar. Oleh sebab itu untuk memenuhi skala ekonomi dalam pembangunan proyek pada tahap awal, Pertamina, Mobil Oil dan Huffco sepakat untuk mengembangkan proyek LNG yang dapat mengekspor


(11)

gas alam cair dalam jumlah besar. Kontrak penjualan pertama terjadi pada tanggal 5 Desember 1973 yang dilaksanakan oleh lima pembeli dari Jepang yaitu:

a) Chubu Electric Co

b) The Kansai Electric Power Co

c) Kyushu Electric Power Co

d) Nippon Steel Corp

e) Osaka Gas Co, Ltd

Gambar 2.2. Papan pengenal PT. BADAK dan Planasite PT. BADAK

Kontrak yang kemudian lebih dikenal sebagai kontrak 1973 berisi komitmen antara pembeli untuk mengimport LNG dari Indonesia selama 20 tahun yang akan diproduksi dan dipasok oleh kilang LNG yang belum sepenuhnya didirikan. Pertamina menyetujui untuk memulai pasokan LNG pada pertengahan 1977 dari dua pabrik LNG yang dibangun dalam waktu 42 bulan. Pada bulan Juni 1974, mulai dibangun dua buah kilang LNG pertama di Bontang, Kalimantan Timur di bawah koordinasi Pertamina dan Huffco. Untuk mengoperasikan kedua buah kilang tersebut maka didirikan PT. BADAK Natural Gas Liquefaction yang


(12)

secara umum bertugas untuk mengelola, mengoperasikan dan memelihara kilang LNG Bontang.

Pada tanggal 1 Agustus 1977, kilang LNG BADAK diresmikan oleh Presiden Soeharto. Delapan hari kemudian dilakukan pengapalan LNG yang pertama menggunakan kapal Aquarius dengan kapasitas 125,000 m3 tujuan Jepang.

2.2. Profil Perusahaan

Gambar 2.3. Gedung Utama dan Plantsite PT. BADAK

Nama Perusahaan : PT. BADAK Natural Gas Liquefaction

Visi : “Menjadi perusahaan energi kelas dunia yang terdepan dalam inovasi”

Misi : “Memproduksi energi bersih serta mengelola standar kinerja terbaik (best performance standard) sehingga menghasilkan nilai tambah maksimal (maximum return) bagi pemangku kepentingan (stakeholders)”


(13)

Untuk mencapai visi dan misinya dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut, yaitu:

1. Berupaya bersungguh-sungguh untuk mencapai safety excellence dengan menerapkan process safety management.

2. Ramah lingkungan dalam setiap kegiatan operasi melalui penerapan dan sertifikasi EMS ISO 14001.

3. Menghasilkan produk yang memenuhi semua persyaratan pelanggan melalui penerapan Quality Management System dan mempertahankan sertifikat ISO 9001-2000.

4. Professional Exellence melalui pengembangan SDM yang berdasarkan

kompetensi.

5. Mengelola bisnis dengan menerapkan “Best Industrial Practices and Good

Corporate Governace”.

Nilai-nilai:

1. Profesionalisme

Memberikan hasil dengan kualitas terbaik, andal dan kompetitif melalui komitmen pribadi, fokus dan perbaikan terus menerus yang berkesinambungan.

2. Integritas

Satunya kata dengan perbuatan melalui kejujuran, transparan dan mengutamakan kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi.

3. Bermartabat


(14)

4. Inovatif

Mencari peluang untuk mencapai keunggulan dengan terus-menerus melakukan pembelajaran termasuk belajar dari kegagalan untuk maju.

5. Safety, Healthy and Environment (SHE)

Menjadikan aspek keamanan, kesehatan dan lingkungan sebagai acuan dalam menjalankan seluruh kegiatan kerja dan kegiatan bisnis.

Tabel 2.1. Kapasitas kilang PT. BADAK NGL Kapasitas Kilang PT. BADAK NGL

Jumlah train (unit) 8

Kapasitas produksi LNG (juta ton/tahun) 22,3 Kapasitas produksi LPG (juta ton/tahun) 1,00 Gas alam yang diproduksi (juta standard kaki/hari) 3.700

Pipa gas alam

2 x 36” 2 x 42”

Dermaga muat LNG/LPG 3

Kapasitas tangki penyimpanan LNG (m3) 636.000

Jumlah tangki LNG 6

Kapasitas tangki penyimpanan LPG (m3) 200.000

Jumlah tangki LPG 5

Daya listrik (MW) 180

Pendingin air laut (m3/jam) 330.000


(15)

Steam tekanan tinggi 6.990

Jumlah boiler 21

Pabrik BADAK LNG terus melakukan pengembangan dan akhirnya mampu menghasilkan produk LNG terbesar di dunia. Kilang LNG BADAK telah mengirimkan LNG 4500 dan proyek pengapalan sebanyak 5000 pada kuartal kedua tahun 2003.

2.3. Tata Letak Perusahaan

Gambar 2.4. Pembagian Zone Lokasi BADAK LNG

[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK LNG]

PT. BADAK NGL dibagi menjadi empat daerah (zone) yang masing-masing memiliki fungsi sendiri serta peraturan keamanan dan keselamatan masing-masing. Zone tersebut adalah:


(16)

a. Zone I

Zone I merupakan daerah tempat proses berlangsung. Zone ini terdiri atas Process Train, Utilities, dan Storage and Loading. Pabrik pencairan LNG (process train) dan sistem utilities dibagi menjadi dua modul. Modul I terdiri atas Process Train ABCD, Utilities I, dan Storage and Loading. Modul II terdiri atas Process Train EFGH dan Utilities II.

Gambar 2.5. Layout Zone I BADAK LNG

[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK LNG]

b. Zone II

Zone II merupakan daerah perkantoran yang berhubungan langsung dengan proses dan sarana pendukung proses. Perkantoran yang terdapat di Zone II, antara lain gedung TOP (Technical/Operation Department) Office, Laboratory, Warehouse, dan Maintenance Department, dan lain sebagainya.

c. Buffer Zone

Buffer zone merupakan daerah penyangga Zone II dengan Zone III. Area ini sebagian besar berupa hutan. Tujuan diadakannya zona ini adalah untuk


(17)

menghindari dan meminimalisir dampak langsung terhadap area pemukiman jika sewaktu-waktu terjadi kegagalan atau kecelakaan pada area kilang (Zone I dan II).

d. Zone III

Zone III merupakan daerah lingkungan BADAK LNG yang tidak berhubungan langsung dengan proses. Zone III terdiri atas daerah tempat kantor, perumahan pekerja, sarana olah raga, dan fasilitas-fasilitas pendukung perumahan yang lain. Kantor pusat BADAK LNG (Gedung Putih) terletak di zone ini.

2.4. Komposisi Kepemilikan Saham Perusahaan

BADAK LNG merupakan sebuah perusahaan Joint Venture. Sejak didirikan pada tahun 1974 sampai tahun 1990, kepemilikan sahamnya terdiri atas:

a) Pertamina (pemilik aset) : 55 % b) Huffco Inc. (produsen gas) : 30 %

c) JILCO (wakil pembeli dari Jepang) : 15%

Di tahun 1990, terjadi perubahan kepemilikan dan komposisi saham. Produsen gas, yaitu Total E&P Indonesie, masuk menjadi shareholder baru. Dengan adanya restrukturisasi Huffco Inc. menjadi VICO, kepemilikan saham pun berubah menjadi:

a) Pertamina : 55 %

b) VICO : 20%

c) Total E&P Indonesie : 10%


(18)

Gambar 2.6. Komposisi Kepemilikan Saham BADAK LNG Sejak Tahun 1990 [Sumber Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK LNG]

Dalam perjanjian kerjasama disebutkan bahwa BADAK LNG tidak akan memperoleh keuntungan dari usaha ini, dan hanya berperan sebagai salah satu jaringan di tengah rantai bisnis LNG. Dengan demikian BADAK LNG merupakan operating organization yang bersifat non profit.

2.5. Bahan Baku dan Produk Yang Dihasilkan 2.5.1. Bahan Baku

PT. BADAK NGL mendapatkan sumber bahan baku (feed gas) dari beberapa sumur gas alam yang dikelola oleh Total, Chevron dan Vico. Dari sumur-sumur tersebut, gas alam dialirkan ke Muara BADAK dan selanjutnya akan dialirkan ke kilang PT. BADAK dengan menggunakan empat buah pipa sepanjang 57 km dengan diameter pipa 36 inch untuk dua pipa dan dua pipa lainnya sebesar 42 inch dengan tekanan 47 kg/cm2.

Berikut ini merupakan komposisi dari feed gas yang digunakan untuk menghasilkan LNG di PT. BADAK NGL.


(19)

Tabel 2.2. Komposisi feed gas yang dugunakan PT. BADAK NGL

Senyawa Kadar

CH4 Lebih dari 84,19%

C2H6 5,26%

C3H8 2,96%

i-C4H10 0,55%

n-C4H10 0,64%

i-C5H12 0,23%

n-C5H12 0,16%

C6H14 0,36%

N2 Lebih dari 0,05%

CO2 Lebih dari 5,6%

Hg Kurang dari 0,03 ppbw H2S Kurang dari 0,5 ppbw

2.5.2. Produk

Produk yang dihasilkan dari hasil pengolahan feed gas adalah LNG yang memiliki wujud cair dengan suhu LNG sekitar -159 oC dan nilai kalor 1.107 s.d 1.115 Btu/SCF. Berikut ini merupakan komposisi produk LNG yang diproduksi PT. BADAK NGL.


(20)

Tabel 2.3. Komposisi produk LNG yang dihasilkan PT. BADAK

Senyawa Kadar

C1 (Metana) Lebih dari 95% mol C4 (Butana) Kurang dari 2% mol C5 Kurang dari 0,1% mol

N2 Kurang dari 1%

H2S Kurang dari 0,25 gr/100 SCF

Selain memproduksi LNG, PT. BADAK NGL juga memproduksi LPG dimana terdiri atas 2 jenis LPG yaitu LPG propana dengan suhu -40oC dan LPG

butana dengan suhu -10oC. Berikut ini merupakan komposisi LPG propana dan LPG butana yang diproduksi PT. BADAK NGL.

Tabel 2.4. Komposisi LPG Propana dan LPG Butana

LPG Propana LPG Butana

Senyawa Kadar Senyawa Kadar

C3 Lebih dari 95% C4 Lebih dari 98% C2 Kurang dari 2% C5 Kurang dari 1% C4 Kurang dari 2,5%

Berikut ini merupakan stastistik hasil produksi LNG dari tahun 1977 – 2010 dan juga statistik shiping cargo dari tahun 1977 – 2010.


(21)

Gambar 2.7. Hasil produksi tahun 1977 – 2010

Gambar 2.8. Shiping Cargo tahun 1977-2010

BADAK LNG dalam operasional perusahaannya mempunyai struktur organisasi yang terdiri atas beberapa bagian di mana setiap bagian memiliki tugas masing-masing. PT. BADAK NGL dipimpin oleh seorang President Director & Chief Executive Officer (CEO) yang berkedudukan di Jakarta.


(22)

2.6. Struktur Organisasi Perusahaan

BADAK NGL dalam operasional perusahaannya mempunyai struktur organisasi yang terdiri atas beberapa bagian di mana setiap bagian memiliki tugas masing-masing. PT. BADAK NGL dipimpin oleh seorang President Director & Chief Executive Officer (CEO) yang berkedudukan di Jakarta.

Gambar 2.9. Struktur Organisasi BADAK LNG

[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK LNG.]

Sebagai pelaksana kegiatan operasi kilang LNG/LPG Bontang ditunjuk seorang Director & Chief Operating Officer (COO) yang berkedudukan di


(23)

Bontang. Director & Chief Operating Officer ini dalam menjalankan tugasnya membawahi dua divisi dan dua departemen, yaitu:

a. Production Division.

b. Business Support Division.

c. Safety Health & Environtment Quality Department.

d. Accounting Operation and Control Department.

Kemudian terdapat tiga departemen yang langsung berada di bawah pengawasan Chief Executive Officer (CEO), yaitu:

a. Internal Audit Department.

b. Corporate Strategic Planning and Business Development Department.

c. Corporate Secretary Department.

Dari dua divisi dan dua departemen yang telah disebutkan di atas masing-masing juga dibagi menjadi beberapa departemen dan seksi.

2.6.1. Production Division

Production Division bertanggung jawab atas kelancaran pengolahan dan perawatan pabrik. Divisi ini terbagi atas tiga departemen, yaitu Operation Department, Technical Department, dan Maintenance Department.


(24)

Gambar 2.10. Struktur Organisasi Production Division

[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK LNG]

A. Operation Department

Departemen ini bertugas mengendalikan jalannya proses pada setiap train, mulai dari penerimaan gas alam dari sumur, pengolahan gas alam, penyediaan utilitas untuk kelancaran proses produksi dan komunitas, penyimpanan LNG/LPG, sampai pengapalannya. Operasi kilang dilakukan selama 24 jam sehari, sehingga umumnya pekerjaan pada departemen ini dibagi dalam 3 shift kerja. Departemen ini terbagi atas 7 seksi, yang masing-masing dikepalai oleh seorang Manager.


(25)

Gambar 2.11. Struktur Organisasi Operation Department

[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK LNG]

a. Process Train ABCD Section

Seksi ini bertanggung jawab atas proses pencairan gas alam menjadi LNG khusus Process Train ABCD. Seksi ini juga mempunyai tanggung jawab untuk kelangsung penyediaan LNG yang siap untuk dikapalkan kepada pembeli. Di dalamnya termasuk fasilitas penghilangan CO2 (karbondioksida), H2O (air) serta

Hg (merkuri) yang mungkin ada, unit fraksinasi, sistem refigerasi, dan sistem pencairan. Setiap dua train memiliki satu orang Shift Supervisor dan setiap Shift Supervisor mengepalai dua orang Senior Officer masing-masing mengoperasikan satu train. Setiap train dioperasikan oleh satu orang Senior Officer dan dua sampai tiga orang Field Operator. Saat ada train yang shut-down, maka train yang shut-down diawasi oleh satu orang Shift Supervisor, sedangkan Shift Supervisor lain mengawasi tiga train yang beroperasi.


(26)

b. Process Train EFGH Section

Seksi ini bertanggung jawab atas proses pencairan gas alam menjadi LNG khusus untuk Process Train EFGH dan produksi LPG propana dan butana. Proses pencairan gas yang terjadi memiliki kesamaan dengan Process Train ABCD. Seksi ini juga mempunyai tanggung jawab untuk kelangsungan penyediaan LNG yang siap untuk dikapalkan kepada pembeli. Di dalamnya termasuk fasilitas-fasilitas antara lain penghilangan CO2, H2O yang terkandung dalam gas umpan

yang bertekanan tinggi, serta Hg yang mungkin ada, sistem refrigerasi untuk proses pencairan, unit-unit fraksinasi untuk pemisahan fraksi berat dan ringan, pemisahan komponen-komponen etana, propana, butane, dan Splitter Unit.

c. Utility I Section

Seksi ini bertanggung jawab terhadap semua hal yang mendukung proses di train modul I (Train ABCD) seperti pembangkit listrik, pengadaan udara bertekanan, sistem air pendingin, unit pengolahan air boiler, nitrogen plant, sumur air tawar, unit pengolahan air minum, dan pemadam kebakaran.

d. Utility II Section

Tugas seksi ini memiliki kesamaan dengan Utilities I Section, hanya saja seksi ini bertanggung jawab untuk mendukung proses di Modul II (Train EFGH).

e. Storage and Loading Section

Seksi ini bertanggung jawab atas penerimaan feed natural gas, fasilitas penyimpanan LNG/LPG, nitrogen plant, dermaga pengapalan dan pemuatan LNG ke kapal.


(27)

f. Marine Section

Seksi ini bertanggung jawab atas fasilitas penyediaan tug boat dan mooring boat serta rambu-rambu yang ada di alur pelayanan kolam pelabuhan.

g. Fire and Safety Section

Seksi ini bertanggung jawab atas keselamatan kerja di daerah BADAK LNG, khususnya apabila terjadi kebakaran di area BADAK LNG.

B. Maintenance Department

Departemen ini bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan bangunan baik di kilang maupun servis serta pelabuhan dan pipa gas alam di lapangan gas sampai kilang. Pekerjaan Maintenance Department meliputi:

a. Pemeriksaan yang bersifat rutin, yaitu harian, bulanan, tiga bulanan, maupun tahunan.

b. Pembersihan alat-alat dari kotoran. c. Pengkalibrasian alat-alat.

d. Perbaikan alat-alat.

e. Penggantian alat-alat yang rusak.

Sistem pemeliharaan kilang yang dilakukan dibagi menjadi tiga macam yaitu:

a. Corrective Maintenance

Perbaikan peralatan yang dilakukan langsung setelah terjadi kerusakan pada peralatan tersebut.


(28)

b. Preventive Maintenance (PM)

Pemeliharaan dilaksanakan berdasarkan waktu yang telah ditentukan baik atas dasar rekomendasi pembuat peralatan, regulasi pemerintah, maupun evaluasi mandiri. Pekerjaan preventive maintenance yang tidak dapat dikerjakan pada waktu plant on-line dapat dikerjakan pada waktu alat tidak beroperasi (shutdown). Beberapa pekerjaan seperti overhaul turbin dan kompresor dilakukan dengan bantuan kontraktor.

c. Predictive Maintenance

Pekerjaan pemeliharaan ini dilaksanakan berdasarkan hasil pengamatan ketika peralatan sedang beroperasi. Contoh pengamatan saat pabrik beroperasi adalah pengamatan korosi, pengukuran vibrasi mesin berputar, analisa sampel minyak pelumas, pemeriksaan bahan isolasi, dan pengukuran kabel.

Gambar 2.12. Struktur Organisasi Maintenance Department

[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK LNG]


(29)

Sebagaimana ditunjukkan dalam di atas, dalam Maintenance Department terdapat enam seksi yang masing-masing dikepalai oleh seorang manager. Keenam seksi tersebut adalah:

a. Maintenance Planning & Turn Around (MPT.A) Section

Adapun tugas dan tanggung jawab dari MPT.A section di antaranya adalah sebagai berikut:

a) Planning/programming, yakni membuat jadwal aktivitas maintenance dan

pendistribusian tenaga kerja untuk pekerjaan-pekerjaan shutdown dan non-shutdown.

b) Coordinating, yakni mengkoordinasikan semua pelaksana (eksekutor) yang

terlibat dalam pemeliharaan kepada seluruh seksi yang ada di Maintenance Department.

c) Servicing, yakni melayani kebutuhan bahan, material, dan suku cadang dalam

suatu pemeliharaan, dengan kata lain menghubungkan Logistic Department dengan eksekutor.

d) Controlling, yakni mengatur atau mengawasi pekerjaan seperti pemeriksaan

ulang terhadap project package dan material serta mengatur atau mengawasi pemakaian budget. MPT.A bertugas untuk mengevaluasi work order dan service order.

MPT.A section terbagi atas lima sub-seksi yaitu:

a) Process Area.

b) Utilities Area.

c) Storage/Loading, Off-plot, and Pipeline Coordinator.


(30)

e) Cost Control and Budget.

b. Stationary Equipment and Construction (SEC) Section

Dalam menjalankan tugasnya, Stationary Equipment Section dibagi dalam tiga sub-seksi, yaitu:

a) Trains.

b) Utilities Off-Plot, Storage and Loading.

c) Fiberglass, Isolation and Painting, Civil & Contract Monitoring.

Tugas dan tanggung jawab dari Stationary Equipment Section ini adalah:

a) Bertanggungjawab atas pemeliharaan dan perbaikan semua station equipment seperti vessel, column, pipa, dan sebagainya.

b) Mengkondisikan perbaikan-perbaikan preventive maintenance yang bersifat statis.

c) Pekerjaan listrik, instrument, mobil and equipment, non-rotating.

d) Perbaikan dan perawatan daerah off-plot, yaitu daerah yang menunjang kegiatan plant.

Contoh peralatan yang ditangani oleh Stationary Equipment Section, yaitu:

a) Piping dan sarana penunjang.

b) Heat Exchanger.

c) Column and Vessel.

d) Fiber Glass.


(31)

c. Machinery and Heavy Equipment Section

Tanggung jawab Machinery Heavy Equipment Section adalah merawat dan memperbaiki rotating machine yang terdapat pada plant dan non-plant. Section ini dibagi atas tiga sub-seksi, yaitu:

a) Machine and Welding Shop Sub-Section

Sub-seksi ini bertanggung jawab untuk melakukan pengelasan, pembubutan, penggerindaan, dan lain-lain yang berhubungan dengan reparasi dan modifikasi dari peralatan.

b) Field Rotating Equipment Sub-Section

Sub-seksi ini bertanggung jawab untuk memelihara dan memperbaiki semua peralatan berputar yang ada di kilang agar tetap handal, efisien, dan aman.

c) Machinery Reliability and Preventive Maintenance Sub-Section

Sub-seksi ini bertanggung jawab melakukan preventive maintenance dan predictive maintenance pada seluruh rotating equipment yang ada di seluruh kilang.

d. Electrical Section

Tanggung jawab Electrical Section adalah memperbaiki, memelihara, serta memasang suku cadang apabila ada kerusakan yang terjadi pada instalasi komponen elektrik di pabrik. Section ini dibagi dalam tiga sub-seksi, yaitu:

a) Trains and Utilities

Sub-seksi ini bertugas menangani pemeliharaan komponen-komponen listrik yang dipakai pada sistem pembangkit tenaga listrik dan distribusi serta perlengkapan di BADAK LNG, baik yang digunakan di plant maupun community


(32)

dan bertanggung jawab terhadap kelancaran operasi alat-alat listrik yang digunakan di semua unit train.

b) Off-Plot, Plant Support Facilities, and Feeder

Sub-seksi ini bertugas menangani pemeliharaan komponen-komponen listrik pada bagian Off-Plot, Plant Support Facilities, dan Feeder. Alat-alat yang dipelihara di antaranya:

1. Cooling Water Pump Unit.

2. Storage/Loading LPG and LNG Unit (Loading & Circulation Pumps, BOG

Compressors).

3. Hypochlorinator.

c) Preventive Maintenance, Air Conditioning, and Shop

Sub-seksi ini memonitor kelayakan alat-alat listrik yang dipakai di plant. Tanggung jawab utama sub-seksi ini adalah kalibrasi (kalibrasi relay-relay, alat ukur, breaker, dan lain sebagainya), air conditioner preventive maintenance, serta rewinding (perbaikan motor- motor dengan kapasitas di bawah 200 HP).

e. Instrument Section

Instrument Section bertanggung jawab untuk melaksanakan perbaikan serta pemeliharaan alat-alat instrumen yang ada diseluruh plant, rumah sakit, laboratorium, alat-alat rumah tangga, komputer, dan alat-alat elektronika arus lemah lainnya sehingga dapat berjalan dengan baik. Peralatan instrument yang dipelihara dan diperbaiki antara lain adalah control valve, pressure/flow/temperature indicator, controller, dan lain sebagainya. Instrument Section dibagi dalam empat sub-section yaitu:


(33)

a) Instrument Shop

Sub-seksi ini bertanggung jawab memperbaiki dan memelihara seluruh peralatan instrument yang ada di plant, rumah sakit, dan lain-lain. Dalam menjalankan tugas, sub-section ini dibagi antara lain electronic shop, general, dan analyzer.

b) Train and Preventive Maintenance Sub-Section

Sub-seksi ini bertanggung jawab melakukan perbaikan dan pemeliharan peralatan instrument di plant, dan melakukan preventive maintenance untuk menjaga kualitas alat.

c) Utilities, Storage/Loading and Off-Plot Sub-Section

Sub-seksi ini bertugas untuk memelihara dan memperbaiki seluruh peralatan instrument yang ada di daerah Utilities, Storage and Loading, dan Off-Plot.

d) DCS and PLC Group

Sub-seksi ini melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan DCS (Distributed Control System) dan PLC (Programmable Logic Controller) yang terdapat pada plant.

f. Warehouse and Supply Chain

Warehouse and Supply Chain bertanggung jawab dalam penerimaan, penyimpanan dan pemesanan barang-barang yang diperlukan BADAK LNG.


(34)

C.Technical Department

Departemen ini bertanggung jawab atas kelancaran pengoperasian, perawatan, dan efisiensi kilang dengan cara memberikan bantuan teknik kepada semua departemen yang terkait, antara lain berupa hal-hal sebagai berikut:

a. Solusi atas masalah yang membutuhkan analisis mendalam.

b. Perencanaan produksi berdasarkan permintaan dan kondisi supply gas.

c. Quality assurance, yaitu memberikan jaminan mutu objek yang diverifikasi

dan yang diperiksa serta mengendalikan kualitas produksi LNG/LPG berdasarkan analisis laboratorium.

d. Project engineering, yaitu melakukan modifikasi terhadap peralatan-peralatan

kilang untuk meningkatkan kehandalan dan efisiensi.

Gambar 2.13. Struktur Organisasi Technical Department

[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK LNG]

Dalam pelaksanaannya, Technical Department dibagi menjadi lima seksi yaitu sebagai berikut:


(35)

a. Process & SHE Engineering Section.

Process & SHE Engineering (PSHEE) Section mempunyai tugas sebagai Project Engineering dan Contact Engineering. Dalam melakukan tugasnya Process & SHE Engineering bertanggung jawab dalam menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi, dalam hal ini Process & SHE Engineering memiliki wewenang untuk menentukan spesifikasi alat dan kemungkinan penggunaan alat atau sistem baru sehubungan dengan oPT.imalisasi proses produksi. Selain itu seksi ini juga bertanggung jawab atas keselamatan yang berhubungan dengan pengoperasian, perencanaan, pengawasan dan pemeliharaan kilang serta keselamatan pekerja.

Process & SHE Engineering dipimpin oleh seorang Manager. Untuk melaksanakan tugas tersebut Process & SHE Engineering dibagi menjadi empat sub-seksi utama yaitu Process Train, Utilities, Storage & Loading, dan SHE (Safety, Health and Enviroment). Setiap sub-seksi diisi oleh seorang lead-engineer dan beberapa orang lead-engineer. Selain lead-engineer-lead-engineer di sub-seksi utama, PSHEE juga memiliki teknisi-teknisi dan administrasi.

b. Production Planning & Energy Conservation Section.

Tugas dari seksi ini antara lain:

a) Mengadakan konfirmasi dengan pihak Pertamina mengenai kapasitas produksi kilang.

b) Mengadakan konfirmasi dengan produsen gas tentang supply gas alam dari sumber gas.

c) Menentukan rencana produksi kilang dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, diantaranya adalah pasokan feed gas, permintaan dari


(36)

buyer, kondisi operasional pabrik, dan kontrak Pertamina dengan buyer jadwal kedatangan kapal, ataupun adanya kemungkinan keterlambatan kapal.

c. Facilities & Project Engineering Section.

Secara umum tugas Facilities & Project Engineering Section memiliki kesamaan dengan PSHE Engineering, tetapi ditambah dengan beberapa tugas seperti memberikan bantuan teknis untuk pembangunan dan proyek ekspansi plant serta mengadakan diskusi teknis, mengevaluasi proyek yang berhubungan dengan mekanik, instrumen, dan listrik dalam suatu manajemen.

d. Inspection Section.

Inspection Section merupakan bagian dari Technical Department yang bertanggung jawab terhadap kegiatan inspeksi, analisis, pembuatan prosedur perbaikan dan pemeriksaan, serta evaluasi peralatan plant. Berkaitan dengan tugas dan kewajiban seksi inspeksi dalam hal quality assurance dan quality control, terdapat berbagai macam kualifikasi teknik yang harus dipahami. Kualifikasi teknik tersebut diantaranya Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3), Pesawat Uap dan Bejana Tekan (Depnaker), Inspektur Bejana Tekan (MIGAS), Inspektur Perpipaan (MIGAS), Inspektur Tangki Penimbun (MIGAS), Radiography Test Interpreter (B4T), dan lain sebagainya.

e. Laboratory and Environment Control Section.

Laboratory & Environment Control Section bertanggung jawab dalam memberikan informasi mengenai kualitas suatu sampel, sehingga hasil dari informasi ini dapat memberikan interpretasi kondisi sampel. Dalam hal ini, seksi ini berperan sebagai kontrol dari kondisi operasi yang dilaksanakan sehari-hari. Tugas dari seksi ini adalah sebagai berikut:


(37)

a) Quality control terhadap gas umpan yang masuk kilang, intermediate maupun final production.

b) Technical support, yaitu mempelajari dan memberikan penjelasan mengenai

suatu percrobaan dan penelitian.

Dalam menjalankan tugasnya seksi ini dibagi menjadi empat bagian:

a) Control Laboratory yang bekerja selama 24 jam secara kontinu untuk

menganalisis sampel dari bagian operasi.

b) Project Laboratory yang bertugas memberikan support untuk penelitian atau

performance test dari suatu plant.

c) Gas Laboratory yang bertugas menganalisis sampel dari lapangan, MCR

(Multi Component Refrigerant), LNG, dan lain sebagainya.

d) Wet Laboratory yang bertugas menganalisa raw water, BFW (Boiler Feed

Water), maupun air minum komunitas.

e) Environment Control yang bertugas :

1.Mengawasi pengoperasian Unit Insinerator Limbah B3, TPS, sumur pantau lingkungan, dan peralatan lindungan lingkungan lainnya.

2.Merencanakan, mengkoordinir, mengimplementasikan, mengawasi, mengevaluasi dan mengembangkan Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan di seluruh kawasan pengoperasian kilang LNG/LPG BADAK serta penunjang lainnya.

3.Merencanakan, mengkoordinir, mengimplementasikan, mengawasi, mengevaluasi, dan mengembangkan Program Inspeksi Lindungan Lingkungan dan Pembuatan Rekomendasi secara rutin dan berkala.


(38)

2.6.2. Business Support Division

Business Support Division bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya manusia, manajemen, meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan pekerja. Divisi ini dibagi menjadi empat departemen dan satu bagian non-departemen:

a. Human Resources and Development Department, bertanggung jawab atas

masalah kepegawaian dan peningkatan kemampuan para pekerja. Dalam menjalankan tugasnya, departemen dibagi menjadi dua seksi yaitu Training Section dan Human Resources Service Section.

b. Information Technology Department, bertanggung jawab untuk membuat dan

menjalankan sistem pengelolaan data informasi, pengelolaan sistem telekomunikasi di lingkungan BADAK LNG dan pengelolaan perpustakaan pusat. Departemen ini terdiri atas Application Technology Section dan Network Technology Section.

Gambar 2.14. Struktur Organisasi Information Technology Department [Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation BADAK


(39)

c. Services Department, bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas yang layak bagi pekerja dan keluarga, seperti perumahan, sarana olahraga, dan hiburan. Departemen ini terdiri atas Community Planning and Contract Implementation Section dan Facility Service Section.

d. Procurement and Contract Department, bertanggung jawab untuk membantu

departemen lain dalam mengadakan perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek yang dilaksanakan oleh kontraktor di BADAK LNG, serta mengkoordinasi pelaksanaan persetujuan kontrak. Departemen ini terbagi menjadi dua seksi, yaitu Procurement Section dan Contract Section.

2.6.3. Accounting Operation and Control Department

Departemen ini bertanggungjawab atas pengelolaan administrasi keuangan dan transaksi perusahaan serta membuat pembukuan perusahaan. Departemen ini terdiri atas:

a) Accounting Operation.

b) Accounting Control.

2.6.4. Internal Audit Department

Departemen ini berada di bawah pengawasan langsung Director & Chief Executive Officer. Tugas dari departemen ini adalah memeriksa masalah keuangan dan administrasi BADAK LNG.


(40)

2.6.5. Safety and Health Environment Quality Department

Departemen ini bertanggung jawab atas keselamatan yang berhubungan dengan pengoprasian, perencanaan, pengawasan dan pemeliharaan kilang, serta keselamatan pekerja. Departemen ini dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Occupational Health & Industrial Hygiene.

b. Audit & Compliance.

c. SHE-Q MS (Safety, Health, Environment-Quality Management System).

2.6.6. Corporate Strategic Planning and Business Development Department

Departemen ini bertugas untuk membantu departemen lain dalam mengadakan perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek yang dilaksanakan oleh kontraktor di BADAK LNG, melakukan evaluasi pelaksanaan kepada sistem manajemen BADAK LNG terhadap adanya perluasan kilang yang berskala besar, serta sebagai koordinator BADAK LNG pada saat pelaksanaan perluasan kilang serta mengkoordinir pelaksanaan persetujuan kontrak. Departemen ini terdiri atas Gas Processing Group dan Revenue Generating Group.

2.6.7. Corporate Secretary Department

Departemen ini bertanggung jawab atas semua yang berhubungan dengan kontrol dokumen dan komunikasi baik internal atau eksternal BADAK LNG.


(41)

37 BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Teori Umum

Terdapat beberapa teori umum yang digunakan dalam implementasi web user management seperti yang diuraikan oleh definisi-definisi berikut.

3.1.1. CDM (Conceptual Data Model)

Merupakan model yang universal dan dapat menggambarkan semua struktut logic database (DBMS), dan tidak bergantung dari software atau pertimbangan struktur data storage. Sebuah CDM dapat diubah langsung menjadi PDM (Jogiyanto, 1990).

Aturan CDM sebagai berikut:

a. Mempresentasikan pengorganisasian data dalam format grafis. b. Memverifikasi validasi desain data

c. Menghasilkan PDM dimana menspesifikasikan implementasi secara fisik pada database.

3.1.2. PDM (Physical Data Model)

Merupakan model ERD yang telah mengacu pada pemilihan software DBMS yang spesifik. Hal ini sering kali berbeda dikarenakan oleh struktur database yang bervariasi, mulai dari model schema, tipe data penyimpanan, dan sebagainya (Jogiyanto, 1990). PDM mengikuti aturan-aturan sebagai berikut: a. Mempresentsaikan pengorganisasian data secara fisik dalam format grafis.


(42)

b. Menghasilkan script pembuat dan pemodifikasi database. c. Mendefinisikan referential integrity triggers and constraints Ada beberapa derajat relasi yang dapat terjadi, yaitu:

a. One to One Relationship

Menggambarkan bahwa antara satu entity hanya dapat berhubungan dengan satu entity. Biasanya derajat relasi ini digambarkan dengan simbol 1-1.

b. One to Many Relationship

Menggambarkan bahwa satu entity dapat memiliki hubungan dengan lebih dari satu entity. Biasanya derajat relasi ini digambarkan dengan simbol 1-N.

c. Many to Many Relationship

Menggambarkan bahwa lebih dari satu entity dapat memiliki hubungan dengan lebih dari satu entity. Biasanya derajat relasi ini digambarkan dengan simbol N-N.

3.1.3. Database

Menurut Jogiyanto (1999, p217), Basis data (database) adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan dalam perangkat keras computer dan digunakan oleh perangkat lunak untuk memanipulasinya.

Berikut ini adalah sifat-sifat basis data: 1. Berbagi Data

Data yang disimpan dalam basis data tidak secara umum digunakan oleh seseorang. Suatu basis data secara normal diharapkan bisa diakses oleh lebih dari satu orang, dan mungkin pada waktu yang sama.


(43)

2. Integrasi Data

Salah satu bentuk tanggung jawab pemakaian basis data yang utama adalah memastikan bahwa data terintegrasi. Suatu basis data harus menjadi koleksi data agar tidak terjadi redundansi data (yang berlebihan). Nilai data dikatakan redundansi bila suatu atribut memiliki dua atau lebih nilai yang sama. 3. Integritas Data

Tanggung jawab lain yang timbul sebagai konsekuensi dari data bersama adalah bahwa basis data perlu menunjukkan integritas. Dengan kata lain, basis data perlu secara akurat mencerminkan seluruh bidang yang mencoba model. 4. Keamanan Data

Salah satu cara untuk memastikan integritas basis data adalah dengan melakukan pembatasan akses yaitu pengamanan basis data.

5. Abstraksi Data

Suatu basis data dipandang sebagai model nyata. Informasi yang disimpan dalam basis data pada umumnya merupakan sebuah usaha untuk menyajikan sifat dari beberapa objek sesungguhnya. Oleh karena itu, suatu basis data adalah suatu abstraksi dari dunia nyata.

6. Independensi Data

Salah satu konsekuensi dari abstraksi adalah gagasan untuk buffering data dari proses yang menggunakan data.

3.2. Teori-teori Khusus (Peter, 2010)

Terdapat beberapa teori khusus yang digunakan dalam implementasi web user management seperti yang diuraikan oleh definisi-definisi berikut.


(44)

3.2.1. Pengertian Oracle ADF

Oracle Application Development Framework (Oracle ADF) adalah sebuah framework pengembangan aplikasi Java Platform, Enterprise Editon (Java EE) yang inovatif namun matang yang dikeluarkan oleh Oracle. Oracle ADF ini didukung secara langsung oleh IDE (Integrated Development Environment) yang telah memenangkan banyak penghargaan, yakni Oracle JDeveloper 11g.

Oracle ADF mengintegrasikan campuran subframework untuk memberikan fungsi tombol sebagai object-relational-mapping dan berbagai bentuk service acces, data bindings, dan user interface, bersama dengan functional glue untuk menahan itu semua bersama-sama.

3.2.2. Arsitektur Oracle ADF

Oracle ADF mengimplementasikan MVC, namun Layer Model terpisah dari Business Service.

Arsitektur Oracle ADF terdiri dari 4 layer:

a) Layer Model: menghubungkan Business Service dengan objek yang

digunakan di layer lain. Implementasi layer model terletak di atas layer Business Service, yang menyediakan suatu interface tunggal sehingga memungkinkan layer View dan Controller mengakses Business Service yang beragam dengan cara yang konsisten.

b) Layer Model sendiri terdiri dari dua komponen, yakni data controls yang

mengabstraksi detail implementasi Business Service, termasuk informasi properties, methods, dan type yang dipakai dan data bindings yang


(45)

mengekspos methods dan attributes Data Control ke komponen UI, yang memberikan pemisah antara View dan Model.

c) Layer Business Services: menyediakan akses kedata dari berbagai sumber,

object atau relational mapping dan menangani business logic. Layer Business Services di Oracle ADF bisa diimplementasikan dengan pilihan sebagai berikut: class Java, EJB 2.1/3.0, Web Services, JPA objects, dan Oracle ADF Business Components.

d) Layer Controller: menyediakan mekanisme untuk mengontrol task flows di

aplikasi web. Ada 3 pilihan controller di JDeveloper: Oracle ADF Controller, JSF Controller atau Apache Struts.

e) Layer View: merepresentasikan UI aplikasi. Layer View bisa berupa web

client, aplikasi desktop client-server atau implementasi wireless untuk mobile device seperti handphone.


(46)

Oracle ADF memberikan pilihan kepada developer dalam menentukan jenis teknologi yang diimplementasikan pada setiap layer. Gambar di atas menunjukan pilihan-pilihan yang bisa dipakai oleh developer ketika membangun suatu aplikasi Oracle ADF. EJB, Web Services, JavaBeans, dan JPA/EclipseLink/TopLink bisa dipakai sebagai Business Services untuk Oracle ADF. Yang termasuk layer View antara lain aplikasi Swing, integrasi dengan MS Office, maupun tampilan HTML dengan menggunakan JSP, Java Server Faces (JSF) dan ADF Faces.

3.2.3. Arsitektur MVC

Arsitektur Model-View-Controller adalah sebuah pola yang terbukti membangun proyek secara lebih efektif. Hal itu dilakukan dengan memilah komponen antara Model, View dan Controller pada bagian-bagian dalam proyek.

1. Model

Pola MVC memiliki layer Model, merepresentasikan data yang digunakan oleh aplikasi sebagaimana proses bisnis yang diasosiasikan terhadapnya. Dengan memilahnya sebagai bagian terpisah, seperti penampungan data, persistence, serta proses manipulasi, terpisah dari bagian lain aplikasi.

Terdapat beberapa kelebihan dalam pendekatan ini. Pertama, membuat detail dari data dan operasinya dapat ditempatkan pada area yang ditentukan (Model) dibanding tersebar dalam keseluruhan lingkup aplikasi. Hal ini memberikan keuntungan dalam proses maintenance aplikasi.


(47)

Kedua, dengan pemisahan total antara data dengan implementasi interface, komponen model dapat digunakan kembali oleh aplikasi lain yang memiliki kegunaan yang hampir sama.

2. View

Layer ini mengandung keseluruhan detail dari implementasi user interface. Disini, komponen grafis menyediakan representasi proses internal aplikasi dan menuntun alur interaksi user terhadap aplikasi. Tidak ada layer lain yang berinteraksi dengan user, hanya View.

Penggunaan layer View memiliki beberapa kelebihan: Pertama, memudahkan penggabungan divisi desain dalam development team. Divisi desain dapat berkonsentrasi pada style, look & feel, dan sebagainya, dalam aplikasi tanpa harus memperhatikan lebih detail pada yang lain. Dan juga, memiliki layer View yang terpisah memungkinkan ketersediaan multiple interface dalam aplikasi. Jika inti dari aplikasi terletak pada bagian lain (Model), multiple interfaces dapat dibuat (Swing, Web, Console), secara keseluruhan memiliki tampilan yang berbeda namun mengeksekusi komponen Model sesuai fungsionalitas yang diharapkan.

3. Controller

Layer ini menyediakan detail alur program dan transisi layer, dan juga bertanggung jawab pada penampungan events yang dibuat oleh user dari View dan melakukan update terhadap komponen Model menggunakan data yang dimasukkan oleh user.

Dengan menggunakan layer terpisah yang melakukan update terhadap komponen Model, detail tersebut dihapus dari layer presentasi. Layer presentasi


(48)

kembali pada fungsi utamanya untuk menampilkan data kepada user. Detail tentang bagaimana data dari user mengubah ketetapan aplikasi disembunyikan oleh Controller. Hal ini memisahkan dengan jelas antara presentation logic dengan business logic.

3.2.4. Arsitektur MVC untuk Web

Arsitektur MVC secara sederhana dirancang dan diadaPT.asi dalam penggunaan Web-Application. Arsitektur yang dihasilkan kemudian disebut dengan Model 2 Architecture.

Aplikasi Model 2 umumnya memiliki:

a) Servlet Controller yang menyediakan akses tunggal terhadap keseluruhan

aplikasi, Controller ini bertanggung jawab menyediakan manajemen terpusat terhadap alur aplikasi dan juga service lain seperti penanganan security dan user management.

b) Konfigurasi XML untuk menentukan alur aplikasi dan pemrosesan perintah yang membuat helper components yang berfungsi sebagai Command objects. Hal ini berarti helper components terasosiasikan dengan user actions dan dibuat atau dipanggil untuk menangani actions yang terjadi, memanggil komponen Model yang diperlukan. Hal ini berfungsi untuk memisahkan antara controller servlet dan model.

Implementasi sebuah pola dapat dipermudah dengan menggunakan third-party framework. Framework tersebut menyediakan detail terkait (request, konfigurasi, dan sebagainya) sehingga kita dapat berkonsentrasi pada hal lain yang lebih penting.


(49)

3.2.5. Keuntungan Oracle ADF

1. Pengembangan Java EE secara visual dan deklaratif

Aspek yang membuat suatu development framework menjadi berguna adalah tersedianya tool pengembangan yang menyederhanakan pembuatan aplikasi dengan menggunakan framework tersebut. Oracle menyediakan tool visual dan deklaratif untuk setiap layer di Oracle ADF. Tool-tool ini terintegrasi dalam IDE Jdeveloper 11g, memberikan kemudahan bagi developer Java, walaupun jika mereka tidak menggunakan fitur runtime dari Oracle ADF.

2. Business Services Development

Oracle Jdeveloper memungkinkan berbagai macam cara dalam membangun business services meliputi: EJB/JPA, web services, Objek Java yang sederhana, ADF BC, dan lain-lain. “Productivity with Choice” merupakan sebuah landasan untuk pendekatan ini.

3. Pengembangan User Interface

Fitur pengembangan secara visual dan deklaratif di layer View dan Controller suatu aplikasi banyak tersedia di Oracle JDeveloper. Fitur-fitur tersebut antara lain:

a) Model Page Flow untuk ADF controller, menyediakan pengembangan model visual dari page flow dengan menggunakan drag and drop dari komponen ke diagram.

b) Tool pengembangan yang bersifat deklaratif untuk menambah komponen ke

user interface, property inspector, komponen palette yang extensible, dan data control pallete.


(50)

c) Fitur reusability, antara lain dalam pembuatan work flow, ADF Libraries, dan komponen deklaratif.

d) Oracle ADF Faces, suatu set komponen UI untuk aplikasi web yang dibuat dengan menggunakan JSF, menyediakan tampilan UI yang lebih kaya.

1. ADF Business Component (ADF BC)

ADF Business Component adalah sebuah framework dari Oracle yang memudahkan pengembangan aplikasi bisnis dengan menggunakan platform Java EE. ADF Business Components terdiri dari:

a) Entity Object: entity object adalah sebuah komponen ADF Business

Components yang mewakili sebuah row dari sebuah tabel di data source yang sudah ditentukan sebelumnya. Entity object mengenkapsulasi business logic untuk menjaga konsistensi business rule.

b) View Object: view object mewakili sebuah query SQL dan menyederhanakan

langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan perubahan data dengan hasil dari query SQL.

c) Application Module: application module adalah komponen trasaksional yang

digunakan UI untuk mengakses data aplikasi. Application module mendefinisikan data model yang updateable dan prosedur-prosedur dan function-function.

3.2.6. Java

Java adalah sebuah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Sun Microsystems dan beredar di tahun 1995 sebagai bagian inti dari platform Java dari Sun Microsystems. Bahasa pemrograman Java memiliki kemiripan sintaks


(51)

dengan bahasa pemrograman C dan C++, tetapi memiliki model objek yang lebih sederhana dan fasilitas low-level yang lebih sedikit. Aplikasi-aplikasi Java akan di-compile dalam bytecode yang dapat berjalan pada Java Virtual Machine (JVM).

3.2.7. Java EE

Java Platform, Enterprise Edition (Java EE) adalah sebuah platform untuk server programming pada bahasa pemrograman Java. Platform Java EE berbeda dari platform Java Standard Edition (Java SE) dalam hal library-librarynya yang menyediakan fungsionalitas untuk men-deploy software Java yang terdistribusi dan multi-tier serta didasarkan pada komponen-komponen modular yang berjalan pada sebuah application server.

3.2.8. Java Server Pages (JSP)

JavaServer Pages (JSP) adalah sebuah teknologi Java yang memungkinkan para software developer untuk meng-generate HTML, XML dan dokumen-dokumen lain secara dinamis sebagai response dari request client. Dengan menggunakan JSP, code Java dapat disisipkan dalam content statis. Dalam perkembangannya format penulisan sintaks-sintaks JSP menjadi kompatibel dengan XML.

Keuntungan penggunaan JSP yang kompatibel dengan XML antara lain: a) Menghindari pencampuran code Java dan tag-tag komponen. b) Memudahkan parsing halaman untuk membuat dokumentasi. c) Memudahkan pembuatan layer view yang dapat dipersonalisasi.


(52)

3.2.9. Java Server Faces (JSF)

Dengan munculnya kesadaran dari komunitas pengembang akan perlunya standarisasi framework layer view, Java Community Process (JCP) mulai mengembangkan JSF sebagai standar UI untuk aplikasi web yang berbasis Java. Dari rilis pertamanya di tahun 2004 hingga rilis terbarunya (JSR-252) di tahun 2006, JCP telah mengumpulkan resources dari komunitas, termasuk Oracle, dalam mendefinisikan spesifikasi JSF. JSF menyederhanakan pengembangan User Interface dengan menyediakan pendekatan yang berfokus pada komponen. Sekarang ini, JSF telah menjadi bagian dari standar Java EE.


(53)

49 4.1. Metodologi

Pembuatan tugas khusus ini terbagi menjadi beberapa tahap yang tertera sebagai berikut :

1. Studi Literatur dan Identifikasi Permasalahan

Studi literatur dilakukan untuk mempelajari dan memahami referensi-referensi yang berhubungan dengan pembuatan tugas khusus ini, serta mengidentifikasi seluruh permasalahan dalam tugas khusus ini.

2. Perancangan dan Desain Aplikasi

Tahap ini adalah proses menerjemahkan kebutuhan pengguna yang telah didefinisikan menjadi sebuah rancangan aplikasi yang sesuai dengan keinginan user.

3. Pengembangan Sistem

Tahap ini merupakan tahap pembuatan dan pengembangan aplikasi dengan desain sistem yang diterapkan pada tahap sebelumnya. Sistem ini dibuat dengan menggunakan framework Oracle ADF dan Oracle Database 11g.

4. Uji Coba dan Evaluasi

Uji coba dilakukan dengan menjalankan semua fungsi yang telah didefinisikan sebelumnya.


(54)

Tahap terakhir ini merupakan dokumentasi pelaksanaan tugas khusus. Diharapkan laporan kerja praktik ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang ingin mengembangkan sistem ini lebih lanjut maupun pada lain kasus.

4.2. Perancangan Database

Entity Relationship Diagram (ERD) yang menggambarkan struktur database dari implementasi web user management yang terdiri dari Conceptual Data Model (CDM) dan Physical Data Model (PDM).

4.2.1. Conceptual Data Model (CDM)

CDM ini menggambarkan struktur basis data yaitu relasi antara tabel yang satu dengan tabel yang lain. Berikut ini merupakan tabel-tabel yang terdapat dalam CDM :


(55)

Gambar 4.1. Conceptual Data Model (CDM)

4.2.2. Physical Data Model (PDM)

Physical Data Model (PDM) merupakan hasil generate dari Conceptual Data Model (CDM). Perancangan PDM merupakan perancangan database secara fisik. PDM menggunakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Berikut ini adalah PDM yang ada pada implementasi web user management:


(56)

Gambar 4.2. Physical Data Model (PDM)

4.2.3. Struktur Tabel

Struktur tabel pada sistem informasi pembelian pada implementasi web user management adalah sebagai berikut:


(57)

a. Tabel LOGIN USERS

Nama Tabel : LOGIN_USERS Primary Key : USER_ID

Foreig Key : ROLE_ID dan DETAIL_ID

Fungsi : Tabel untuk memasukkan data-data login users

Tabel 4.1. LOGIN_USERS

No. Field Type Length Constraints

1. USER_ID Integer - Primary Key

2. ROLE_ID Integer - Foreign Key

3. DETAIL_ID Integer - Foreign Key

4. USER_USERNAME Varchar 25 5. USER_PASSWORD Varchar 20

6. CREATED_BY Varchar 25

7. CREATION_DATE Date

8. LAST_UPDATE_BY Varchar 25 9. LAST_UPDATE_DATE Date


(58)

b. Tabel LOGIN DETAIL

Nama Tabel : LOGIN_DETAIL Primary Key : DETAIL_ID Foreig Key : USER_ID

Fungsi : Tabel untuk memasukkan data-data login detail

Tabel 4.2. LOGIN_DETAIL

No. Field Type Length Constraints

1. DETAIL_ID Integer - Primary Key

2. USER_ID Integer - Foreign Key

3. DETAIL_FIRST_NAME Varchar 25 4. DETAIL_LAST_NAME Varchar 25 5. DETAIL_ADDRESS Varchar 50 6. DETAIL_PHONE_NUMBER Varchar 15

7. CREATED_BY Varchar 25

8. CREATION_DATE Date

9. LAST_UPDATE_BY Varchar 25 10. LAST_UPDATE_DATE Date


(59)

c. Tabel LOGIN ROLE

Nama Tabel : LOGIN_ROLE Primary Key : ROLE_ID Foreig Key : -

Fungsi : Tabel untuk memasukkan data-data login role

Tabel 4.3. LOGIN_ROLE

No. Field Type Length Constraints

1. ROLE_ID Integer - Primary Key

2. ROLE_NAME Varchar 25

3. ROLE_DESCRIPTION Varchar 150

4. CREATED_BY Varchar 25

5. CREATION_DATE Date

6. LAST_UPDATE_BY Varchar 25 7. LAST_UPDATE_DATE Date


(60)

d. Tabel LOGIN MENU

Nama Tabel : LOGIN_MENU Primary Key : MENU_ID Foreig Key : -

Fungsi : Tabel untuk memasukkan data-data login menu

Tabel 4.4. LOGIN_USERS

No. Field Type Length Constraints

1. MENU_ID Integer - Primary Key

2. LOGIN_MENU_LABEL Varchar 60 3. LOGIN_MENU_DESCRIPTION Varchar 150 4. LOGIN_PARENT_LEVEL Integer -

5. CREATED_BY Varchar 25

6. CREATION_DATE Date

7. LAST_UPDATE_BY Varchar 25

8. LAST_UPDATE_DATE Date

4.2.4. Implementasi pada Oracle JDeveloper

A.Create Search Page

a) Pada Application Navigator > expand project SecurityAdministration > expand view, dan double klik LoginUsersVO > pilih View Criteria.


(61)

Gambar 4.3. View Criteria

b) Klik untuk menambah kriteria. c) Pada halaman Create View Criteria:

1. Enter SearchByUserId pada Criteria Name.

2. Pilih Add Item > drop down list Attribute pilih UserId > drop down list Operator Does not equal.

3. Klik OK.


(62)

Untuk menampilkan View Criteria yang baru saja dibuat menjadi sebuah Search Page membutuhkan sebuah Page, dan untuk membuat Page membutuhkan Fragment terlebih dahulu.

d) Pada Application Navigator > expand

SecurityAdministrationViewController > expand Web Content > klik kanan Fragment > New > ADF Page Fragment.

e) Create ADF Page Fragment:

1. Enter searchUserID sebagai File Name. 2. Enter Document Type Facelets.

3. Enter Page Layout Create Blank Page. 4. Klik OK.

f) Expand Data Control Secure_DetailUserAMDataControl > expand LoginUsersVO2 > expand folder Named Criteria dalam folder tersebut dapat menemukan view criteria yaitu SearchByUserId.


(63)

g) Drag Criteria SearchByUserId dalam fragment page, setelah itu pilih Query > pilih ADF Query Panel with Table.

Gambar 4.6.Query

h) selanjutnya pilih kolom tabel yang akan ditampilkan pada Search Page, gunakan untuk menghapus kolom yang tidak di inginkan.

i) Klik OK.

Gambar 4.7.Creat Table


(64)

Gambar 4.8. Fragment Search Page B.Functionality Create Read Update Delete

a) Pada Application Navigator > expand project SecurityAdministrationViewController > expand Web Content > expand SecurityAdministration > expand Flow > klik kanan New > ADF Task Flow.

Gambar 4.9. ADF Task Flow

b) Pada Create Task Flow:

1. Enter CRUD-user-flow pada File Name.

2. Centang checkbox Create as Bounded Task Flow. 3. Centang checkbox Create with Page Fragments.

c) Drag component View ke Task Flow CRUD-user-flow, beri nama masing-masing Page sesuai dengan kebutuhan.


(65)

Note: View yang mempunyai “halo” berwarna hijau merupakan default activity dari sebuah Taskflow dimana View tersebut menjadi tampilan awal ketika Task Flow tersebut dipanggil.

d) Beri nama Flow.

Note: Pemberian nama Flow harus sesuai dengan kebutuhan, karena nanti akan digunakan untuk navigasi pada saat pembuatan halaman fragment

Gambar 4.10. View dan Flow

e) Drag operation Commit dan Rollback yang ada dalam Data Control Secure_DetailUserAMDataControl ke Task Flow.

f) Berikan Flow dari View, Update, dan Create. Tambahkan Flow Delete dari viewUser menuju commit untuk melakukan Delete.

Note: Commit berfungsi untuk mengeksekusi data yang sudah di input ke database, sedangkan rollback digunakan untuk membatalkan inputan yang akan dimasukkan ke database.


(66)

Gambar 4.11. User Flow

g) Double click viewUser view. Dan klik OK.

h) Buka kembali Data Control > View Object LoginUsersVO. Drag View Object ke Page Fragment > Table/List view > ADF Table.

i) Pada halaman Create Table, pilih kolom akan ditampilkan datanya. Setelah selesai memilih, centang checkbox Read-only Table dan pada pilihan Row Selection, pilih Single Row. Klik OK untuk membuat table.

Gambar 4.12. Create Table

j) Komponen utama viewUser telah selesai. Berikan tambahan fungsional lainnnya seperti header, button, dan lainnya. Untuk navigasi menuju


(67)

createUser, updateUser, dan juga delete dapat dibuat langsung dibutton yang baru dibuat. Pada component properties :

1. Button 1: berikan nama Create lalu berikan action "Create" untuk navigasi menuju halaman createUser

2. Button 2: berikan nama delete lalu berikan action "delete" untuk navigasi delete data yang sudah di pilih dari table

3. Button 3: berikan nama update lalu berikan action "update" untuk navigasi menuju halaman updateUser

Gambar 4.13. Button1


(68)

Gambar 4.15. Button3

k) Kembali ke Task Flow untuk membuat page fragment createUser dan updateUser. Double click createUser untuk membuat page fragment, lalu tekan OK.

l) Buka operations folder yang ada LoginUsersVO pada Data control > Create with Parameters. Drag operations ke page fragment createUser, lalu pilih ADF Parameter Form.

m) Pada halaman Create Form, pilih kolom mana saja yang akan di inputkan datanya. Klik OK untuk membuat Form createUser.


(69)

Gambar 4.17. Fragment Create

n) Berikan tambahan fungsionalitas seperti header dan button untuk navigasi pada Fragment createUser. Untuk navigasi commit data inputan dan juga cancel/rollback kita letakkan pada button yang baru dibuat.

1. Button 1: berikan nama save lalu berikan action "save" untuk commit data inputan

2. Button 2: berikan nama cancel lalu berikan action "cancel" untuk rollback data inputan dan kembali ke halaman viewUser


(70)

Gambar 4.19.Button2

o) Kembali menuju task flow untuk membuat halaman updateUser. Lakukan langkah pembuatan page fragment seperti pada saat membuat createUser. p) Drag LoginUsersVO pada data control, lalu pilih ADF Form untuk membuat

form yang akan di gunakan untuk mengupdate data yang di ambil dari fragment viewUser.

q) Pilih kolom kolom apa saja yang akan di update. Setelah selesai tekan OK. r) Berikan header dan juga button untuk navigasi commit dan juga rollback,

untuk navigasi commit data inputan dan juga cancel/rollback kita letakkan pada button yang baru dibuat.

1. Button 1: berikan nama save lalu berikan action "save" untuk commit data inputan

2. Button 2: berikan nama cancel lalu berikan action "cancel" untuk rollback data inputan dan kembali ke halaman viewUser. Fragment updateUser berhasil di buat. Begitu pula langkah dasar pembuatan CRUD telah selesai.

s) Selanjutanya tinggal menggunakan taskflow yang baru saja di buat di dalam halaman JSP kemudian klik Run untuk melihat hasilnya.


(71)

4.2.5. Desain Input/Output

1. Form Login

Form Login adalah form yang pertama kali muncul pada saat aplikasi pertama kali dijalankan. Pengguna harus menginputkan Username dan Password. Berikut ini adalah tampilan Form Login yang dapat dilihat pada gambar 4.20.

Gambar 4.20.Tampilan Form Login

2. Form Dashboard

Setelah sukses Login, halaman yang tampil berikutnya adalah halaman Dashboard. Berikut ini adalah tampilan Form Login yang dapat dilihat pada gambar 4.21.


(72)

Gambar 4.21.Halaman Utama

3. Form Search

Aplikasi ini juga dilengkapi search untuk mencari User atau Role yang ingin dicari. Klik Search pada bagian kanan atas jika akan menggunakannya.

Gambar 4.22.Form Search

Enter Username dan First Name yang akan dicari, lalu klik Search. Berikut ini adalah tampilan Form Search dapat dilihat pada gambar 4.23.


(73)

(74)

Dan hasil search dapat dilihat pada gambar 4.24.

Gambar 4.24.Hasil Search

4. Form Create

Aplikasi ini juga dilengkapi Create untuk membuat User atau Role baru. Klik Create pada bagian kanan atas jika akan menggunakannya.


(75)

Enter First Name, Last Name, Address, dan Phone Number yang akan dibuat, lalu klik Submit. Berikut ini adalah tampilan Form Create dapat dilihat pada gambar 4.26.

Gambar 4.26.Form Inputan Create

Dan hasil Create dapat dilihat pada gambar 4.27.


(76)

5. Form Update

Aplikasi ini juga dilengkapi Update untuk mengubah User atau Role. Klik pada User Name yang akan diubah.

Gambar 4.28.Form Update

Enter First Name, Last Name, Address, dan Phone Number yang akan diubah, lalu klik Submit. Berikut ini adalah tampilan Form Update dapat dilihat pada gambar 4.29.


(77)

Dan hasil Update dapat dilihat pada gambar 4.30.

Gambar 4.30. Hasil Update

6. From Tree

Untuk mengecek sebuat Tree itu dinamis, klik Menu dan Create new Sub.


(78)

Enter Login Menu Id, Login Menu Label, Login Menu Description, dan drop down list Login Parent Level yang akan dibuat. Berikut ini adalah tampilan Form Menu dapat dilihat pada gambar 4.32.

Gambar 4.32. Menu

Dan hasil Update dapat dilihat pada gambar 4.33.


(79)

74 BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Oracle Application Development Framework (Oracle ADF) adalah sebuah framework pengembangan aplikasi Java Platform yang mengintegrasikan campuran subframework untuk memberikan fungsi tombol sebagai object-relational-mapping. Oracle ADF juga menyediakan implementasi keamanan yang didasarkan pada Java Authentication and Authorization Service (JAAS). Hal ini memungkinkan aplikasi untuk mengautentifikasi pengguna. Kami mendefinisikan hak akses ini dan memberikan roles aplikasi yang sudah diasosiasikan dengan pengguna aplikasi.

5.2. Saran

Aspek yang membuat suatu development framework menjadi berguna adalah tersedianya tool pengembangan yang menyederhanakan pembuatan aplikasi dengan menggunakan framework tersebut. Oracle menyediakan tool visual dan deklaratif untuk setiap layer di Oracle ADF. Tool-tool ini terintegrasi dalam IDE Jdeveloper 11g, memberikan kemudahan bagi developer Java, walaupun jika mereka tidak menggunakan fitur runtime dari Oracle ADF sehingga perlu pemahaman yang lebih mendalam bagi pihak PT Badak yang akan mengembangkan penggunaan Oracle ADF lebih lanjut agar user management bisa terhubung dengan database sehingga user login tidak terbatas pada LDAP aplikasi (jazn-data).


(80)

75

DAFTAR PUSTAKA

Al Fatta, H. (2007). Analisa dan Perancangan Sistem informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: ANDI.

Roy-Faderham, Dr. Avrom. Mills, Duncan. Koletzke, Peter. (2010). Oracle JDeveloper 11g handbook : a guide to Oracle fusion web development.

Jogiyanto. 1990.Analisis dan Desain Sistem Informasi.Yogyakarta: ANDI OFFSET.


(1)

Enter First Name, Last Name, Address, dan Phone Number yang akan dibuat, lalu klik Submit. Berikut ini adalah tampilan Form Create dapat dilihat pada gambar 4.26.

Gambar 4.26.Form Inputan Create

Dan hasil Create dapat dilihat pada gambar 4.27.


(2)

72

5. Form Update

Aplikasi ini juga dilengkapi Update untuk mengubah User atau Role. Klik pada User Name yang akan diubah.

Gambar 4.28.Form Update

Enter First Name, Last Name, Address, dan Phone Number yang akan diubah, lalu klik Submit. Berikut ini adalah tampilan Form Update dapat dilihat pada gambar 4.29.


(3)

Dan hasil Update dapat dilihat pada gambar 4.30.

Gambar 4.30. Hasil Update

6. From Tree

Untuk mengecek sebuat Tree itu dinamis, klik Menu dan Create new Sub.


(4)

74

Enter Login Menu Id, Login Menu Label, Login Menu Description, dan drop down list Login Parent Level yang akan dibuat. Berikut ini adalah tampilan Form Menu dapat dilihat pada gambar 4.32.

Gambar 4.32. Menu

Dan hasil Update dapat dilihat pada gambar 4.33.


(5)

74 BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Oracle Application Development Framework (Oracle ADF) adalah sebuah framework pengembangan aplikasi Java Platform yang mengintegrasikan campuran subframework untuk memberikan fungsi tombol sebagai object-relational-mapping. Oracle ADF juga menyediakan implementasi keamanan yang didasarkan pada Java Authentication and Authorization Service (JAAS). Hal ini memungkinkan aplikasi untuk mengautentifikasi pengguna. Kami mendefinisikan hak akses ini dan memberikan roles aplikasi yang sudah diasosiasikan dengan pengguna aplikasi.

5.2. Saran

Aspek yang membuat suatu development framework menjadi berguna adalah tersedianya tool pengembangan yang menyederhanakan pembuatan aplikasi dengan menggunakan framework tersebut. Oracle menyediakan tool visual dan deklaratif untuk setiap layer di Oracle ADF. Tool-tool ini terintegrasi dalam IDE Jdeveloper 11g, memberikan kemudahan bagi developer Java, walaupun jika mereka tidak menggunakan fitur runtime dari Oracle ADF sehingga perlu pemahaman yang lebih mendalam bagi pihak PT Badak yang akan mengembangkan penggunaan Oracle ADF lebih lanjut agar user management bisa terhubung dengan database sehingga user login tidak terbatas pada LDAP aplikasi (jazn-data).


(6)

75

DAFTAR PUSTAKA

Al Fatta, H. (2007). Analisa dan Perancangan Sistem informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: ANDI.

Roy-Faderham, Dr. Avrom. Mills, Duncan. Koletzke, Peter. (2010). Oracle JDeveloper 11g handbook : a guide to Oracle fusion web development.

Jogiyanto. 1990.Analisis dan Desain Sistem Informasi.Yogyakarta: ANDI OFFSET.