Kerukunan dan Toleransi Dalam Pluralitas Agama

Namun kebebasan beragama di Indonesia bukanlah kebebasan tanpa batas, kebebasan tersebut dibatasi oleh penghormatan terhadap orang lain dalam tertib hidup bermasyarakat bebangsa dan bernegara, sebagaimana dijelaskan pada pasal 28 J ayat 1 dan 2 yang berbunyi : 1 Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tetib hukum bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2 2 Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin.

B. Kerukunan dan Toleransi Dalam Pluralitas Agama

Pluralitas adalah sebuah kata yang sangat erat hubungannya dengan Negara Indonesia, keragaman budaya, suku, bahasa dan agama adalah sebuah kenyataan yang sedari dulu sebelum Indonesia merdeka sudah terwujud, sekarang kesadaran akan pluralitas tersebut semakin kuat dan diyakini sebagai kekayaan sekaligus kekuatan untuk membangun Indonesia ke depan. Dalam konteks pluralitas agama yang ada di Indonesia khususnya, isu yang tidak bisa dipisahkan dari pluralitas tersebut adalah isu kerukunan dan toleransi. Dua buah kata yang tidak bisa dipisahkan dari keadaan plural ini menjadi sangat penting untuk diketengahkan, karena dalam masyarakat yang plural jika tidak rukun dan tidak ada toleransi maka pembangunan tidak akan berjalan dan tatanan masyarakat menjadi rusak 1. Pengertian Rukun Secara bahasa berasal dari Bahasa Arab ruknun yang artinya tiang, dasar, sila. Jamaknya arkaan artinya bangunan sederhana yang terdiri dari berbagai unsure. Dari kata arkaan diperoleh pengertian bahwa kerukunan merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai unsure yang berlainan dan setiap unsur tersebut saling menguatkan. Kesatuan tidak terwujud jika ada di antara unsur tersebut yang tidak berfungsi. 3 Dalam pengertian sehari-hari rukun dan kerukunan adalah damai dan perdamaian. Dengan kerukunan dimaksudkan agar terbina dan terpelihara hubungan baik dalam pergaulan antara warga yang berlainan agama. Urgensi kerukunan adalah untuk mewujudkan kesatuan pandangan yang membutuhkan kesatuan sikap, guna melahirkan kesatuan perbuatan dan tindakan. Dengan kerukunan umat beragama, masyarakat menyadari bahwa Negara adalah milik bersama dan menjadi tanggungjawab bersama umat beragama. 4 Jadi kerukunan umat beragama adalah sebuah sikap tanggungjawab sebagai pemeluk agama yang dilandasi oleh ketaatan kepada ajaran agama yang dianutnya. Dalam kerukunan antar umat beragama diperlukan beberapa unsur sebagai penunjang utama terciptanya kerukunan, unsur-unsur tersebut yaitu : - Adanya beberapa subjek sebagai unsur utama Rukun dan kerukunan adalah hasil suatu interaksi antara dua orang atau lebih. Setiap pihak yang terlibat dalam mewujudkan kerukunan adalah unsure utama, dalam hal ini setiap golongan umat beragama adalah unsur utama yang berperan menciptakan kerukunan dan setiap golongan umat beragama memiliki posisi dan peran yang sama. - Tiap subjek berpegang kepada agama masing-masing Untuk menciptakan kerukunan yang sesungguhnya dan untuk menciptakan situasi komunikasi yang positif antar pemeluk agama, setiap pemeluk agama tidak dituntut untuk melepaskan keyakinannya, tetapi kerukunan justru akan terwujud jika setiap pemeluk agama tetap konsisten berpegang dan menjalankan agamanya. - Setiap subjek adalah sebagai patner Kerukunan meminta kesediaan setiap subjek saling menyatakan diri sebagai patner antara satu dengan yang lain. Yang dimaksud dengan menyatakan diri di sini bahwa setiap subjek dengan segala keberadaannya saling menghormati, menghargai dan tidak saling menekan untuk kepentingan kelompok tertentu 3 Sebagaimana dikutip Said Agil Munawwar dalam Munawar Khalil, Kamus Bahasa Arab-indonesia, dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, Jakarta, 1988. Lihat Said Agil Husin Al Munawwar dan Abdul Halim ed., Fikih Hubungan Antar Agama, Jakarta : PT Ciputat Press, 2005, hal. 4 4 Said Agil Husin Al Munawwar dan Abdul Halim ed., Fikih Hubu ga A tar….., Hal. 5-6 2. Pengertian Toleransi Istilah toleransi berasal dari Bahasa Inggris “tolerance” yang artinya sikap membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan persetujuan. Dalam Bahasa Arab “tasamuh” yang berarti saling mengizinkan, saling memudahkan. 5 Toleransi Agama adalah perwujudan sikap keberagamaan pemeluk agama dalam pergaulan hidup antara orang yang tidak seagama dalam masalah-masalah kemasyarakatan. Toleransi agama juga mempunyai makna pengakuan adanya kebebasan setiap warga untuk memeluk agama yang menjadi keyakinannya dan kebebasan untuk menjalankan ibadatnya. Realisasi toleransi antar umat beragama dalam bentuk :  Setiap penganut agama mengakui eksistensi agama-agama lain dan menghormati hak asasi penganutnya  Setiap golongan umat beragama menampakkan sikap saling mengerti,menghormati dan menghargai. Toleransi tidak pernah tercermin jika kerukunan belum terwujud, dalam bahasa yang lain tanpa kerukunan toleransi tidak akan pernah ada. Dalam konteks Indonesia, toleransi yang dituju adalah toleransi yang dinamis dan aktif, yaitu toleransi yang melahirkan kerjasama untuk tujuan bersama, bukan toleransi statis yang pasif yang hanya muncul dalam bentuk wacana teoretis dan tidak menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama berpangkal dari penghayatan terhadap ajaran agama masing-masing. Perwujudan sikap toleransi tersebut dapat direalisasikan dengan cara : 1 Setiap penganut agama mengakui eksistensi agama-agama lain dan menghormati segala hak asasinya, 2 Dalam pergaulan bermasyarakat, setiap golongan umat beragama menampakkan sikap saling mengerti, menghormati dan menghargai. 5 Said Agil Husin Al Munawwar dan Abdul Halim ed., Fikih Hubu ga A tar…., Hal 3

C. FKUB dan Kerukunan Beragama