1
1. Pendahuluan
Internet memberikan kemudahan untuk bertukar informasi. Informasi yang dilewatkan di Internet, berjalan dari satu komputer, ke komputer yang lain, hingga
akhirnya sampai ke komputer tujuan. Proses tersebut berlangsung begitu cepat sekalipun melalui beberapa titik. Pada dasarnya, informasi melakukan perjalanan
di internet dengan cara yang tidak aman. Ini berarti bahwa pesan dapat disadap atau dirusak pada setiap titik perangkat yang dilewati [1].
Untuk menjamin keamanan pertukaran informasi yang bersifat rahasia atau pribadi, diperlukan suatu metode yang membatasi akses ke informasi ini.
Pembatasan dapat berupa penyandian informasi kriptografi [2], atau dengan menyembunyikan informasi pada media yang umum steganografi [3], sehingga
tidak menyebabkan kewaspadaan awareness pihak lain yang mengakses informasi ini.
Metode penyembunyian informasi pada media lain disebut dengan steganografi. Steganografi membutuhkan media sebagai cover, yang merupakan
wadah penyembunyian informasi. Cover dapat berupa file image, audio, video ataupun jenis file yang lain. Informasi yang disembunyikan dapat berupa pesan
singkat dalam bentuk kalimat, atau berupa file dokumen rahasia. Ukuran file dokumen rahasia yang disembunyikan bergantung pada ukuran cover tempat
data rahasia disembunyikan.
Keberhasilan suatu steganografi bergantung pada mencolok atau tidaknya perubahan yang terjadi pada cover dan kemampuan algoritma yang digunakan
untuk menyembunyikan [4]. Untuk memperkecil perubahan, digunakan bit terendah LSB pada tiap piksel citra digital, sebagai lokasi penyisipan informasi.
Steganografi pada citra digital pada umumnya mengganti bit-bit LSB tersebut secara berurutan, dari ujung kiri atas gambar, atau mundur dari ujung kanan
bawah gambar. Hal ini memberikan kelemahan yaitu bit-bit informasi ini dapat diekstrak dengan mudah oleh pihak lain. Enkripsi dapat ditambahkan sebelum
proses penyisipan, namun hal ini akan memberikan tambahan waktu proses.
Pada penelitian ini diajukan suatu metode steganografi pada citra digital, yang menyisipkan informasi secara acak. Tujuannya adalah agar tanpa proses
enkripsi sekalipun, informasi yang disisipkan akan lebih aman daripada steganografi LSB pada umumnya. Metode pengacakan yang digunakan adalah
algoritma Fisher-Yates [5]. Data yang diacak adalah lokasi penyisipan.
2. Tinjauan Pustaka