ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (Studi Kasus Pada RSIA Mutiara Putri)

Judul Skripsi

: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP
DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
(Studi Kasus Pada RSIA Mutiara Putri)

Nama Mahasiswa

: Feri Wahyudi

No. Pokok Mahasiswa : 0851031016
Program Studi

: Akuntansi

Fakultas

: Ekonomi dan Bisnis

MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing


R. Weddie Andriyanto, S.E., M.Si., CPA
NIP. 195909 09198903 1 004

Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt.
NIP. 19730923 200501 1 001

2. Ketua Jurusan Akuntansi

Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt.
NIP. 195606201986031003

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji
Ketua

: R. Weddie Andriyanto, S.E., M.Si., CPA

………………


Sekretaris

: Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt.

………………

Penguji Utama

: Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si.

………………

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si.
NIP 196109041987031001

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 25 April 2013


PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISM

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis
dengan sungguh-sungguh dan tidak merupakan penjiplakan hasil karya orang lain
apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya
sanggup menerima hukuman sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, 27 April 2013
Penulis

FERI WAHYUDI

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Belalau tanggal 15 Mei 1990, sebagai anak kedua dari
pasangan Bapak Suandi Sahri dan Ibu Zurni.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Nurul Islam
Liwa tahun 1996, Sekolah Dasar di SDN 1 Liwa tahun 2002, Sekolah
Menengah Pertama di SMPN I Liwa tahun 2005 dan Sekolah Menengah

Atas di SMA Negeri 3 Bandar Lampung tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswi Strata Satu
(S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
.

MOTTO

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu
Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar”
(Al-Baqarah: 153)

“Live simply, Love generously, Care deeply, Speak kindly”
(Feri Wahyudi)

"Dia yang tahu, tidak bicara. Dia yang bicara, tidak Tau."

(Loo Tse)


HALAMAN PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini kepada :

ALLAH SWT,
Pelindung hidup ku disetiap nafas dan langkah ku. Semoga karya
kecil ini sebagai salah satu jalan untuk mendapatkan ridho-Mu.

Ayahanda dan Ibunda tercinta,
Terima kasih tak terhingga atas doa, kasih sayang, perhatian,
dukungan dan senyuman terindahnya yang tidak tergantikan.

Keluarga, kekasih dan sahabat-sahabat terbaik.

SANWACANA
Bismillahirohmannirrohim.
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan tuntunan-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Tidak lupa, Shalawat serta salam juga penulis sampaikan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari kemudian.

Skripsi dengan judul “Analisis Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Activity
Based Costing System (Studi Kasus Pada RSIA Mutiara Putri)” adalah salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di
Universitas Lampung.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
4. Bapak R. Weddie Andriyanto, S.E., M.Si., CPA. dan Bapak Sudrajat, S.E.,
M.Acc., Akt., selaku pembimbing utama dan pendamping, yang telah
memberikan waktu untuk memberi bimbingan, saran, kritik, semangat dan
dukungannya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si., selaku penguji utama. Terima kasih atas

kesediaannya untuk dapat memberikan kritik dan sarannya yang membangun
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si., selaku pembimbing akademik yang telah
membantu dalam perihal akademik.
7. Seluruh bapak/ibu dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Terima kasih untuk semua ilmu, wawasan, serta pelajaran yang telah diberikan
selama ini.
8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Terima kasih atas semua bantuannya.
9. Bak dan Mak tercinta (Ayahanda Suandi Sahri, S.IP. dan Ibunda Zurni), atas
segala dukungan dan doa yang tiada henti kalian ucap dan pinta untukku, untuk
pengorbanan dan kepercayaan yang kalian berikan untukku. Terima kasih banyak
atas kasih sayang, doa, dukungan, perhatian, dan semua yang telah diberikan
selama ini.
10. Seluruh keluarga terbaikku, ngah Rika, adek Haris, Sepupuku Fatih, mamak Wili
dan inan Yuli serta semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima
kasih untuk semuanya doa, dukungan, dan semangatnya.
11. Kekasihku Reviyana Endriyani . Terima kasih atas doa, dukungan, kesabaran,
dan kesetiaan dalam suka dan duka. It’s always been you since the first time.
12. Keluarga TENBRO : Try Syabandi Rasyid, Rivan Apriyan, Rangga Pemana, Febi

Febrian, Wendra Marta, Nanda Dwi Yantono, Bimo Muhammad, Ridho Riadi,
Irham. Ditambah Suryo Suharyo dan teman beda jurusan Taufan Arahmansyah.
Terima kasih atas dukungan, kebersamaannya, futsal, nobar, maen kartu, tawa dan
sukacita selama 4 tahun ini.
13. Teman-teman di Akuntansi 2008: Priska Risma, Dewi Zakia, Susanti, Heni
Meilisa, Hanna Rahmadiani, Septi Gian, Santi Wahyu, Jerry Bastian,
Kamaluddin, Nidya Alyssa, Paulina, Eva Hermanto, Endah Permana, Putri
Faliyanti, Emma Khairunisa, Jenny, Sabik Haryanto, Tri Hatmanti, Karina
Arsiliya, Andi Susetiyanto dan semua yang lain teman satu angkatan. Terima
kasih atas informasi perkuliahan, kerja sama dan hiburannya selama ini. Semoga
kita sukses selalu kedepannya.

14. Teman-teman satu kost: Ahmadi, Mikhail, Fedrik, Ari Meidiansyah, Arijaya, kang
Soson, Jaka, Nando dan yang lainnya. Terima kasih atas dukungan dan
becandaannya.
15. Direktur RSIA Mutiara Putri dr. Syahadah Siregar, MARS., Mbak Novi, dan
Mbak Uci serta pihak-pihak lainnya di RSIA. Terima kasih atas segala bantuan
dan perhatian yang Ibu dan Mbak berikan sehingga penelitian berjalan lancar.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang baik secara langsung
ataupun tidak langsung membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki kekurangan dan jauh
dari sempurna. Namun, penulis berharap semoga keberadaan skripsi ini dapat
bermanfaat sebagai sumber informasi maupun literatur bagi penulisan karya-karya
ilmiah berikutnya.

Bandar Lampung, April 2013
Penulis,

Feri Wahyudi

DAFTAR ISI

Halaman
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ......................................... 4
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 4
LANDASAN TEORI .......................................................................................... 6
2.1. Biaya ................................................................................................. 6
2.2. Cost Driver ......................................................................................... 10

METODE PENELITIAN ................................................................................... 14
3.1. Metode Penelitian ............................................................................. 14
3.2. Objek Penelitian ............................................................................... 14
3.3. Jenis data .......................................................................................... 14
3.4. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 15
3.5. Alat Analisis ..................................................................................... 16
PEMBAHASAN ................................................................................................ 18
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................ 18
4.2. Penyajian Data Ruang Rawat Inap ..................................................... 20
4.3. Data Pendukung Activity Based Costing ............................................ 22

4.4. Penentuan Tarif Rawat Inap Menggunakan Activity Based Costing
System ................................................................................................ 25
4.3. Perbandingan Dalam Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap ..................... 48

PENUTUP .......................................................................................................... 52
5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 52
5.2. Saran ................................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman
4.1 Tarif Jasa Rawat Inap RSIA Mutiara Putri ............................
21
4.2 Data Biaya Rawat Inap Semua Kelas RSIA Mutiara Putri ....

22

4.3 Data Biaya Laboratorium RSIA Mutiara Putri ......................

23

4.4 Data Pendukung Lama Hari Rawat Pasien Rawat Inap .........

23

4.5 Data Pendukung Lama Hari Rawat Pasien Rawat Inap .........

23

4.6 Data Pendukung Jumlah Pasien Rawat Inap ..........................

24

4.7 Data Pendukung Luas Ruangan Rawat Inap ..........................

24

4.8 Tarif Konsumsi Tiap Kelas ....................................................

25

4.9 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Tingkat Aktivitas ..................

28

4.10 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver ..............

29

4.11 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver ..............

34

4.12 Tarif Jasa Rawat Inap untuk kelas Suite Family Mom ...........

38

4.13 Tarif Jasa Rawat Inap untuk kelas Junior Suite Mom ............

39

4.14 Tarif Jasa Rawat Inap untuk kelas Deluxe Plus Mom .............

40

4.15 Tarif Jasa Rawat Inap untuk kelas Deluxe Mom ....................

41

4.16 Tarif Jasa Rawat Inap untuk kelas Standard Mom .................

42

4.17 Tarif Jasa Rawat Inap untuk kelas Suite Family Child ..........

43

4.18 Tarif Jasa Rawat Inap untuk kelas Junior Suite Child ...........

44

4.19 Tarif Jasa Rawat Inap untuk kelas Deluxe Plus Child ...........

45

4.20 Tarif Jasa Rawat Inap untuk kelas Deluxe Child ...................

46

4.21 Tarif Jasa Rawat Inap untuk kelas Standard Child ................

47

4.22 Perbandingan Tarif Rawat Inap ..............................................

48

4.23 Fasilitas Setiap Kamar yang Disediakan ................................

50

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Rumah Sakit adalah suatu lembaga pelayanan kesehatan dan sekaligus sebagai
suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga
kesehatan ini dari waktu ke waktu semakin lama akan semakin berkembang, baik
dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas dan dilihat dari berbagai macam
bentuk rumah sakit kecil maupun besar yang ada di seluruh penjuru tanah air.
Perkembangan rumah sakit tersebut bukan hanya penambahan jumlah staff
karyawan dan jumlah rumah sakit lainnya tetapi juga peningkatan pelayanan
kesehatan yang menjadi lebih lengkap dan memuaskan baik dari segi pelayanan
maupun dari segi peralatan rumah sakit.
Khusus rumah sakit milik swasta harus dikelola secara professional sebagai
organisasi yang bertujuan mencari laba/profit, dimana salah satu pendapatan
rumah sakit adalah jasa rawat inap, dan pendapatan didapat dari tarif yang harus
dibayar oleh pemakai jasa rawat inap. Penentuan jasa rawat inap merupakan suatu
keputusan yang sangat penting karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu
rumah sakit, karena dengan adanya berbagai fasilitas pada jasa rawat inap, serta
jumlah biaya overhead yang tinggi, maka semakin menuntut ketepatan dalam
pembebanan biaya yang seungguhnya.

2

Selama ini penentuan tarif untuk rumah sakit masih menggunakan sistem
penentuan tradisional, sistem penentuan tradisional tidak mencerminkan aktivitas
yang spesifik, kendala utama sistem tradisional adalah penentuan tarif didasarkan
pada volume output, mengingat output rumah sakit yang tidak berujud, seperti
kecepatan pelayanan jasa, kualitas informasi, serta pemberian kepuasan layanan
terhadap pasien dengan volume dan kompleksitas pelayanan, penanganan,
perawatan, serta fasilitas yang berbeda beda serta sebagian besar biaya yang
terjadi adalah biaya overhead, maka sistem penentuan tarif tradisional akan
menghasilkan tarif yang tidak akurat.
Tarif yang tidak akurat akan memberikan informasi biaya yang terdistorsi yaitu
undercosting atau overcosting yang mengakibatkan kesalahan pengambilan
keputusan dan kelangsungan organisasi. Secara tradisional, pembebanan biaya
atas biaya tidak langsung dilakukan dengan menggunakan dasar pembebanan
secara menyeluruh atau per departemen. Hal ini akan menimbulkan banyak
masalah karena produk yang dihasilkan tidak dapat mencerminka biaya yang
sebenarnya diserap untuk menghasilkan produk tersebut. Sebagai akibatnya akan
muncul produk undercosting dan produk overcosting (Hansen & Mowen, 2005 ).
Sehingga perlu diterapkannya sistem penentuan harga pokok produk berdasarkan
aktivitasnya (activity based) atau lebih dikenal dengan nama Activity Based
Costing System. Activty Based Costing (ABC) memfokuskan pada biaya yang
melekat pada produk berdasarkan aktivitas yang dikerjakan untuk memproduksi,
menjalankan, dan mendistribusikan atau menunjang produk yang bersangkutan.
Activity Based Costing menganggap bahwa timbulnya biaya disebabkan oleh
aktivitas yang menghasilkan produk. Pendekatan ini menggunakan penggerak

3

biaya pada aktivitas yang menimbulkan biaya dan akan lebih akurat diterapkan
pada perusahaan yang menghasilkan beraneka ragam jenis produk serta sukar
untuk mengidentifikasi biaya tersebut ke setiap produk secara individual.
Activity Based Costing System (ABC) merupakan sebuah sistem informasi
akuntansi yang mengidentifikasikan bermacam-macam aktivitas yang dikerjakan
didalam suatu organisasi dan mengumpulkan biaya dengan dasar sifat yang ada
dari aktivitas tersebut. ABC memfokuskan dari biaya yang melekat pada produk
berdasarkan aktivitas yang dikerjakan untuk memproduksi, menjalankan, dan
mendistribusikan atau untuk menunjang produk yang bersangkutan, artinya ABC
menganggap bahwa timbulnya biaya disebabkan oleh aktivitas yang menghasilkan
produk, sehingga pendekatan ini menggunakan cost driver pada aktivitas yang
menimbulkan biaya. Jadi perbedaan utama penghitungan harga pokok produk
antara akuntansi biaya tradisional dengan ABC adalah jumlah cost driver (pemicu
biaya) yang digunakan, dalam sistem penentuan harga pokok produk dengan
metode ABC menggunakan cost driver dalam jumlah lebih banyak dibandingkan
dalam sistem akuntansi biaya tradisional yang hanya menggunakan satu atau dua
cost driver berdasarkan unit.
Activity Based Costing (ABC) dinilai dapat mengukur secara cermat biaya biaya
yang keluar dari setiap aktivitas, hal ini disebabkan karena banyaknya cost driver
yang digunakan dalam pembebanan biaya overhead, sehingga dalam ABC dapat
meningkatkan ketelitian dalam perincian biaya, dan ketepatan pembebanan biaya
lebih akurat.(Mulyadi,2003).
Penelitian sebelumnya di lakukan pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). H.
A. Sulthan Daeng Radja, Bulukumba (Yulianti, 2011). Meskipun hasil dari

4

penelitian tersebut dengan menggunakan metode Activity Based Costing System
lebih akurat, mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat
berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Akan tetapi rumah sakit tersebut
milik dan didanai oleh pemerintah tentu tujuan utama dari organisasi bukan untuk
mencari laba. Oleh karena itu penulis memilih objek rumah sakit milik pihak
swasta, yaitu Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Putri Bandar Lampung,
Lampung.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Putri adalah salah satu rumah sakit milik
swasta yang memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan kandungan. Dalam
menentukan tarif rawat inap pihak rumah sakit menggunakan metode unit cost
dan melakukan perbandingan dengan harga yang dimiliki pesaing. Oleh karena itu
tarif yang ada sekarang tentu tidak mencerminkan tarif yang sesungguhnya yang
dapat memberikan informasi secara terperinci. Atas dasar uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Penetuan Tarif
Jasa Rawat Inap Dengan Activity Based Costing System”
1.2. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
“ Apakah dengan menggunakan Activity Based Costing System tarif jasa
rawat inap rumah sakit lebih memberikan informasi lebih terperinci yang
sesuai dengan standar pelayanan ? ”

5

1.2.2 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini agar penulisan lebih terarah dan terfokus,
yaitu :
1. Data-data yang digunakan dari rumah sakit hanya mencakup data aktivitas
rumah sakit tahun 2011.
2. Penentuan tarif rawat inap yang akan di teliti adalah jenis perawatan umum.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tarif jasa rawat inap rumah sakit
dengan Activity Based Costing System yang dapat memberikan informasi lebih
terperinci.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Dengan adanya tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan
memberikan manfaat kepada:
1. Manfaat bagi Rumah Sakit, di harapkan dapat membantu rumah sakit
memberikan masukan informasi tentang kemungkinan penerapan Activity
Based Costing System dalam memperhitungkan biaya dan penentuan harga
pokok, khususnya di unit rawat inap.
2. Manfaat bagi penulis, untuk memperoleh pengetahuan mengenai penerapan
Activity Based Costing System dalam kaitannya dengan penentuan tarif jasa

6

rawat inap dan untuk membandingkan sekaligus menerapkan teori yang
diperoleh mengenai Activity Based Costing System selama studi dengan
praktek yang terjadi di dunia bisnis secara nyata dapat menambah kepustakaan.
3. Bagi pihak lainnya, penulis berharap bahwa hasil penelitian ini berguna
sebagai bacaan yang berguna untuk menambah pengetahuan dan sebagai
panduan bagi penelitia lain yang akan melakukan penelitian pada masalah yang
sama.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Biaya
2.1.1 Definisi Biaya
Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:
“Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa datang
bagi organisasi. Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat
ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Jadi, kita dapat menganggap
biaya sebagai ukuran dollar dari sumber daya yang digunakan untuk mencapai
keuntungan tertentu.”
Perusahaan mengeluarkan biaya (cost) jika menggunakan sumber daya untuk
tujuan tertentu (Blocher 2005:102).
Biaya dalam arti luas adalah penggunaan sumber-sumber ekonomi yang diukur
dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk obyek
atau tujuan tertentu.

7

2.1.2 Komponen Biaya dari Akuntansi Rumah Sakit
1. Biaya langsung, merupakan seluruh biaya yang dapat dilacak secara langsung
ke objek biaya. Contohnya adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung, biaya
diagnostik, biaya terapi dan biaya–biaya lainnya.
2. Biaya tidak langsung, merupakan biaya yang sulit untuk dilacak secara
langsung ke satu objek biaya spesifik. Item overhead pabrik merupakan seluruh
biaya tidak langsung. Biaya dibagi oleh departemen berbeda, produk, atau
pekerjaan yang disebut biaya bersama (common cost) atau biaya gabungan (joint
cost), juga merupakan biaya tidak langsung. Contohnya adalah Biaya pelayanan,
biaya kebersihan, biaya pemeliharaan dan lain-lain.
2.1.3 Pembebanan Biaya Overhead Pada Activity Based Costing
Dengan metode Activity Based Costing akan dihasilkan perhitungan yang lebih
akurat, karena metode ini dapat mengidentifikasikan secara teliti aktivitasaktivitas yang dilakukan manusia, mesin dan peralatan dalam menghasilkan suatu
produk maupun jasa.
Menurut Warindrani (2006:27) terdapat dua tahapan pembebanan biaya overhead
dengan metode Activity Based Costing yaitu:
1. Biaya overhead dibebankan pada aktivitas-aktivitas. Dalam tahapan ini
diperlukan 5 (lima) langkah yang dilakukan yaitu:

8

a. Mengidentifikasi aktivitas.
Pada tahap ini harus diadakan (1) identifikasi terhadap sejumlah aktivitas yang
dianggap menimbulkan biaya dalam memproduksi barang atau jasa dengan cara
membuat secara rinci tahap proses aktivitas produksi sejak menerima barang
sampai dengan pemeriksaana akhir barang jadi dan siap dikirim ke konsumen, dan
(2) dipisahkan menjadi kegiatan yang menambah nilai (value added) dan tidak
menambah nilai (non added value).
b. Menentukan biaya yang terkait dengan masing-masing aktivitas.
Aktivitas merupakan suatu kejadian atau transaksi yang menjadi penyebab
terjadinya biaya (cost driver atau pemicu biaya). Cost driver atau pemicu biaya
adalah dasar yang digunakan dalam Activity Based Costing yang merupakan
faktor-faktor yang menentukan seberapa besar 13 atau seberapa banyak usaha dan
beban tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu aktivitas.
c. Mengelompokkan aktivitas yang seragam menjadi satu.
Pemisahan kelompok aktivitas diidentifikasikan sebagai berikut :
i.

Unit level activities merupakan aktivitas yang dilakukan untuk setiap unit

produk yang dihasilkan secara individual.
ii.

Batch level activities merupakan aktivitas yang berkaitan dengan

sekelompok produk.
iii. Product sustaining activities dilakukan untuk melayani berbagai kegiatan
produksi produk yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

9

iv. Facility sustaining activities sering disebut sebagai biaya umum karena
tidak berkaitan dengan jenis produk tertentu.
d. Menggabungkan biaya dari aktivitas yang dikelompokkan.
Biaya untuk masing-masing kelompok (unit, batch level, product, dan facility
sustaining) dijumlahkan sehingga dihasilkan total biaya untuk tiap-tiap
kelompok.
e. Menghitung tarif per kelompok aktivitas (homogeny cost pool rate).
Dihitung dengan cara membagi jumlah total biaya pada masing-masing
kelompok dengan jumlah cost driver.
2. Membebankan biaya aktivitas pada produk.
Setelah tarif per kelompok aktivitas diketahui maka dapat dilakukan perhitungan
biaya overhead yang dibebankan pada produk adalah sebagai berikut:
Overhead yang dibebankan = Tarif kelompok x Jumlah Konsumsi tiap
Produk
2.1.4 Activity Based Costing untuk Perusahaan Jasa
Sistem kerja Activity Based Costing banyak diterapkan pada perusahaan
manufaktur, tetapi juga dapat diterapkan pada perusahaan jasa. Penerapan metode
Activity Based Costing pada perusahaan jasa memiliki beberapa ketentuan khusus,
hal ini disebabkan oleh karakteristik yang dimiliki perusahaan jasa. Beberapa
karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan jasa, yaitu:

10

a. Output seringkali sulit didefinisi
b. Pengendalian aktivitas pada permintaan jasa kurang dapat didefinisi
c. Cost mewakili proporsi yang lebih tinggi dari total cost dari seluruh kapasitas
yang ada dan sulit untuk menghubungkan antara output dengan aktivitasnya.
Output dari perusahaan jasa adalah manfaat dari jasa itu sendiri yang
kebanyakan tidak terwujud.
Untuk menjawab permasalahan di atas, Activity Based Costing benar-benar dapat
digunakan pada perusahaan jasa, setidak-tidaknya pada beberapa perusahaan. Halhal yang perlu diperhatikan dalam penerapan activity based costing pada
perusahaan jasa adalah sebagai berikut :
a. Identifying and Costing Activities. Mengidentifikasi dan menghargai aktivitas
dapat membuka beberapa kesempatan untk pengoperasian yang efisien.
b. Special Challenger. Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan
manufaktur akan memiliki permasalahan-permasalahan yang serupa.
Permasalahan itu seperti sulitnya mengalokasikan biaya ke aktivitas. Selain itu
jasa tidak dapat menjadi suatu persediaan, karena kapasitas yang ada namun
tidak dapat digunakan menimbulkan biaya yang tidak dapat dihindari.
c. Output Diversity. Perusahaan jasa juga memiliki kesulitan-kesulitan dalam
mengidentifikasi output yang ada. Pada perusahaan jasa, diversity yang
menggambarkan aktivitas-aktivitas pendukung pada hal-hal yang berbeda
mungkin sulit untuk dijelaskan atau ditentukan.

11

2.2

Cost Driver

2.2.1 Definisi Cost Driver
Menurut Warindrani (2006 : 28) pengertian Cost driver atau pemicu biaya adalah
dasar alokasi yang digunakan dalam Activity Based Costing system yang
merupakan faktor-faktor yang menentukan seberapa besar atau seberapa banyak
usaha dan beban kerja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu aktivitas. Cost
driver digunakan untuk menghitung biaya sumber dari setiap unit aktivitas.
Kemudian setiap biaya sumber daya dibebankan ke produk atau jasa dengan
mengalihkan biaya setiap aktivitas dengan kuantitas setiap aktivitas yang
dikonsumsikan pada periode tertentu.
Cost driver adalah penyebab terjadi biaya, sedangkan aktivitas adalah merupakan
dampak yang ditimbulkannya. Dalam sistem biaya Activity Based Costing (ABC)
digunakan beberapa macam pemicu biaya sedangkan pada sistem biaya
tradisional hanya menggunakan satu macam pemacu biaya tertentu.
2.2.2 Faktor Utama Cost Driver
Paling tidak ada dua faktor utama yang harus diperhatikan dalam pemilihan
pemacu biaya (cost driver) ini yaitu biaya pengukuran dan tingkat korelasi antara
cost driver dengan konsumsi biaya overhead sesungguhnya. Hal ini dapat
dijelaskan, sebagai berikut:
a. Biaya Pengukuran (Cost of Measurement)
Dalam sistem biaya Activity Based Costing (ABC), sejumlah besar pemacu
biaya dapat dipilih dan digunakan. Jika memungkinkan, adalah sangat penting
untuk memilih pemacu biaya yang menggunakan informasi yang telah

12

tersedia. Informasi yang tidak tersedia pada sistem yang ada sebelumnya
berarti harus dihasilkan dan akibatnya akan meningkatkan biaya sistem
informasi perusahaan. Kelompok biaya (cost pool) yang homogen dapat
menawarkan sejumlah pemacu biaya. Untuk keadaan ini, pemacu biaya yang
dapat digunakan pada sistem informasi yang ada sebelumnya hendaknya
dipilih. Pemilihan ini akan meminimumkan biaya pengukuran.
b. Tingkat Korelasi (Degree of Corelation) antara Cost Driver dan Konsumsi
Overhead Aktualnya
Struktur informasi yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan cara lain untuk
meminimalkan biaya pengumpulan informasi konsumsi pemacu biaya.
Terdapat kemungkinan untuk menggantikan suatu pemacu biaya yang secara
langsung mengukur konsumsi suatu aktivitas dengan pemacu biaya yang tidak
secara langsung, mengukur konsumsi tersebut.
2.2.3 Jenis-jenis Cost Driver
Ada dua jenis cost driver yaitu:
1. Driver Sumber Daya (resources driver)
Merupakan ukuran kuantitas sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas.
2. Driver Kuantitas (activity driver)
Merupakan ukuran frekuensi dan intensitas permintaan terhadap suatu aktivitas
terhadap objek biaya.
Menurut Supriyono (1994:652), menyatakan bahwa pemicu biaya dapat
diklasifikasikan ke dalam dua jenis utama yaitu:

13

1. Pemicu biaya yang berkaitan dengan volume produksi.
Pemicu biaya ini dianggap sebagai pemicu sejumlah biaya yang berkaitan
dengan volume produksi. Pemicu biaya jenis ini telah mendominasi sistem
akuntansi biaya tradisional. Sebagian besar biaya-biaya pemanufakturan
dianggap berkaitan erat dengan pemicu biaya tersebut. Dalam hal variabilitas
biaya-biaya pemanufakturan dianggap dapat diterapkan dengan besarnya jam
kerja langsung, biaya tenaga kerja langsung, jam mesin dan biaya bahan baku.
2. Pemicu biaya yang berkaitan dengan pemanufakturan.
Pemicu biaya ini dianggap memicu sejumlah biaya pemanufakturan karena
terdapatnya diversitas dan kompleksitas produk.
Diversitas dan kompleksitas produk disebabkan oleh karena perusahaan
memproduksi berbagai macam produk dengan karateristik yang berbeda-beda
baik karena kerumitan rancangan, ukuran volume produksi, ukuran bentuk,
maupun karateristik lainnya. Jika perusahaan memproduksi berbagai macam
produk dengan batch (ukuran volume dan karateristik tertentu) yang berbedabeda, maka akan timbul sejumlah biaya yang terjadi karena pola aktivitas untuk
memproduksi setiap jenis produk berbeda-beda. Dalam hal ini fokus pengukuran
biaya diarahkan pertama-tama bukan kepada produk, tetapi ke unit-unit yang
menyebabkan aktivitas terjadi.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1

Metode Penelitian

Jenis penilitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang menunjukkan dan
membandingkan hasil perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan
Activity Based Costing dengan tarif rawat inap rumah sakit saat ini. Subjek
penelitian adalah karyawan bagian accounting dari rumah sakit.
3.2

Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Putri yang
merupakan rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan
kandungan. Rumah sakit ini terletak di daerah Pahoman yang beralamat di Jalan
Hos Cokroaminoto No. 96, Tanjung Karang, Bandar Lampung.
3.3

Jenis Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1.

Data Primer
Data yang diperoleh dan dikumpulkan dengan cara melakukan penelitian
pada objek penelitian dengan teknik wawancara dengan beberapa item

15

pertanyaan yang telah ditentukan guna mendapatkan data yang berkaitan
dengan masalah sebagai langkah awal penelitian dan kemudian untuk diolah
lebih lanjut.
2.

Data Sekunder
Data yang diperoleh merupakan data yang sudah diolah dalam dokumen
perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, serta data
keuangan yang berkaitan dengan pembebanan biaya dalam aktivitas
perusahaan.

3.4

Metode Pengumpulan Data

Untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan, penulis membutuhkan data
yang berkaitan dengan topik penelitian. Data yang relevan yang mencakup ruang
lingkup menjadi acuan penulis untuk dapat memberikan gambaran secara
menyeluruh tentang masalah yang diteliti.
Pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian ini dilakukan dengan cara :
1.

Penelitian Lapangan
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung berupa wawancara dengan
pihak yang berwenang dalam rumah sakit guna memperoleh informasi yang
terkait dengan objek penelitian.

2.

Penelitian Kepustakaan
Yaitu penelitian yang dilakukan guna memperoleh pengetahuan dan
landasan teori dari berbagai literatur, referensi dan hasil penelitian yang
berhubungan dengan objek penelitian.

16

3.5

Alat Analisis Data

3.5.1 Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif (angka) untuk menunjukkan dan membandingkan metode
penentuan tarif jasa rawat inap berdasarkan unit cost yang diterapkan rumah sakit
selama ini dengan menggunakan Activity Based Costing.
Langkah-langkah penerapan Activity Based Costing dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1). Mengidentifikasikan aktivitas.
2). Mengklasifikasikan biaya berdasar aktivitas ke dalam berbagai aktivitas.
3). Mengidentifikasi cost driver.
4). Menentukan tarif per unit cost driver.
Untuk menentukan tarif per unit dihitung dengan rumus:

Jumlah aktivitas = jumlah keseluruhan biaya yang dihabiskan oleh suatu aktivitas
Cost Driver = jumlah keseluruhan pemicu biaya dari suatu aktivitas

5). Membebankan biaya ke produk dengan menggunakan tarif cost driver dan
ukuran aktivitas.
a). Pembebanan biaya overhead dari tiap aktivitas ke setiap kamar dihitung
dengan rumus sebagai berikut:

17

BOP yang dibebankan = tarif per unit Cost Driver X Cost Driver yang dipilih
b). Kemudian perhitungan tarif masing-masing tipe kamar dengan metode activity
based costing dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Tarif per kamar = Cost Rawat Inap + Laba yang diharapkan
6). Membandingkan perhitungan harga pokok produksi yang menggunakan metode
Activity Based Costing dengan metode yang diterapkan oleh rumah sakit.
3.5.2 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif, yaitu analisis dilakukan dengan cara membandingkan antara
hasil dengan teori-teori yang relevan untuk dianalisis dan menarik kesimpulan

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan mengenai tarif jasa rawat inap
dengan menggunakan metode ABC pada RSIA Mutiara Putri yang telah diuraikan
dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode ABC
menghasilkan tarif yang lebih besar dari metode yang diterapkan rumah
sakit yaitu untuk Kelas Deluxe Mom Rp. 230.084, Kelas Standard Mom
Rp. 159.505, Kelas Deluxe Child Rp. 213.815, dan Kelas Standard Child
Rp. 149.763. Sedangkan yang lainnya dihasilkan tarif yang lebih rendah
yaitu Kelas Family Suite Mom Rp. 494.669, Kelas Junior Suite Mom Rp.
340.887, Kelas Deluxe Plus Mom Rp. 264.333, Kelas Family Suite Child
Rp. 436.559, Kelas Junior Suite Child Rp. 332.594, Kelas Deluxe Plus
Child Rp. 268.853.
2. Perbedaan tarif yang terjadi disebabkan karena pembebanan biaya
overhead pada masing-masing produk. Activity based costing system telah
mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat
berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.

53

5.2

Saran

RSIA Mutiara Putri sebaiknya mulai mempertimbangkan tarif rawat inap dengan
menggunakan activity based costing system karena dengan activity based costing
system akan diperoleh informasi biaya rawat inap yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2008. Akuntansi Kesehatan. Gelora Aksara Pratama, Jakarta.
Blocher, Edward J., et al. 2005. “Cost Management, 3rd”. Diterjemahkan
oleh Tim Penerjemah Penerbit Salemba dengan judul “
Manajemen Biaya: Penekanan Strategis, Edisi 3. Buku 1”. Salemba Empat,
Jakarta.
Dunia, Firdaus. A and Abdullah, Wasilah. 2009. Akuntansi Biaya.Edisi 2.
Salemba Empat, Jakarta.
Gorrison, Ray H and Eric W, Norren. 2000. Akuntansi Manajerial. Alih Bahasa
A. Totok Budisantoso. Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta.
Hansen, Don R and Maryanne M. Mowen. 2003. Manajemen Accounting,
Fourth Edition, Cincinnati, Ohio, South Western College Publishing.
Ikhsan, Arfan. Ida Bagus Agung Dharmanegara. 2010. Akuntansi dan
Manajemen Keuangan Rumah Sakit. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mardiasmo. 1994. Akuntansi Biaya, Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Yogyakarta.
Mulyadi. 1993. Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Edisi 2.
BP STIE YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi. 2003. “Activity Based Cost System”: Sistem Informasi Biaya untuk
Pengurangan Biaya, Edisi 6”. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Supriyono. 1994. Akuntansi Biaya:Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga
Pokok Produksi, Edisi 2, Yogyakarta:BPFE.
_________. 2002. Akuntansi Manajemen, Proses Pengendalian Manajemen. STIE
YKPN, Yogyakarta.
Tunggal, Amin Widjaja. 2010. Activity-Basd Costing and Mangement,
Harvarindo, Jakarta
Warindrani, Armila Krisna. 2006. Akuntansi Manajemen. Edisi Pertama,
Cetakan Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Dokumen yang terkait

Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Berdasarkan Metode Activity Based Costing (ABC) Di Rumah Sakit Islam Al Ummah

25 169 114

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RS Islam Klaten).

1 1 11

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT TIDAR MAGELANG.

1 4 9

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta).

0 0 14

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSJD Surakarta).

0 0 14

PENDAHULUAN PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSJD Surakarta).

0 0 6

PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU.

0 2 12

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (STUDI KASUS PADA RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG).

0 0 1

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING TERHADAP PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus pada RB. Kemala Bhayangkari) - Unika Repository

0 0 10

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING TERHADAP PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus pada RB. Kemala Bhayangkari) - Unika Repository

0 0 9