DEVELOPMENT OF GUIDANCE COUNSELING SOFTWARE DATABASE AT SENIOR HIGH SCHOOL IN BANDARLAMPUNG PENGEMBANGAN SOFTWARE BASIS DATA BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KOTA BANDARLAMPUNG

(1)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF GUIDANCE COUNSELING SOFTWARE DATABASE AT SENIOR HIGH SCHOOL IN BANDARLAMPUNG

BY

WULAN YULIANNISA

The aims of research are : (1) to describe potency and condition BK software which has been used in saving data/ BK information, (2) to produce software database, (3) to evaluate degree of effectiveness of software database usage, and (4) to evaluate degree of efficient software database usage as saving guidance counseling information service.

This research is developing research. Subjects of research are SMPN 19 Bandarlampung, SMPN 20 Bandarlampung, SMAN 13 Bandarlampung, and SMAN 15 Bandarlampung. To collecting the data used scoring scale system of BK software database and it was anlyzed quantitative descriptive.

Result of reseacrh shown that (1) software database has potency in saving BK information service at SMP and SMA Bandarlampung, (2) to produce database product which can save BK information and this product which has been developed based on BK teacher’s needs in school. (3) Had been used efective product as information saving , it was shown that score average after product usage, that is 3,84 by very effective criteria and (4) had been used efficient product, it was shown that result a count efficiently score range 14,13 it is higher than 1.


(2)

ABSTRAK

P E N G E M B A N G A N

S O F T W A R E

B A S I S D A T A

BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH

KOTA BANDARLAMPUNG

Oleh

WULAN YULIANNISA

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan potensi dan kondisi software BK yang dikembangkan untuk penyimpanan data/informasi BK, (2) menghasilkan

software basis data, (3) menganalisis tingkat efektivitas penggunaan software

basis data, dan (4) menganalisis tingkat efisiensi penggunaan software basis data sebagai penyimpanan informasi pelayanan bimbingan konseling.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan.Tempat penelitian di SMPN 19 Bandarlampung, SMPN 20 Bandarlampung, SMAN 13 Bandarlampung, dan SMAN 15 Bandarlampung. Data dikumpulkan menggunakan skala penilaian software basis data BK dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) software basis data berpotensi sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK di SMP dan SMA Kota Bandarlampung, (2) menghasilkan produk basis data yang dapat menyimpan informasi BK dan produk yang dikembangkan sudah disesuaikan dengan kebutuhan guru BK di sekolah, (3) produk efektif digunakan sebagai penyimpanan informasi dengan rata-rata skor 3,84 (sangat efektif) dan (4) efisiensi produk ditunjukkan dengan tingkat nilai efisiensi sebesar 14,13 lebih besar dari 1.


(3)

P E N G E M B A N G A N

S O F T W A R E

B A S I S D A T A

BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH

KOTA BANDARLAMPUNG

Oleh :

Wulan Yuliannisa

Tesis

Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG


(4)

P E N G E M B A N G A N

S O F T W A R E

B A S I S D A T A

BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH

KOTA BANDARLAMPUNG

(Tesis)

Oleh :

Wulan Yuliannisa

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG


(5)

(6)

(7)

(8)

RIWAYAT HIDUP

Wulan Yuliannisa. Lahir di Kampung Sawah, Brebes Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandarlampung tanggal 28 Juli 1988, anak pertama dari empat bersaudara, dari Bapak Kabul Riyanto dan Ibu Gunarti.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Al – Azhar IV Kecamatan Kedaton, Kota Bandarlampung diselesaikan pada tahun 1993, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Al – Azhar Kecamatan Kedaton, Kota Bandarlampung pada tahun 2000, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri 19 Bandarlampung pada tahun 2003, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di SMK Negeri 3 Bandarlampung, penulis terdaftar sebagai siswa jurusan Tata Boga dan diselesaikan pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Lampung dan meraih Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada tahun 2010. Pada tahun 2012 melanjutkan studi S-2 di FKIP Universitas Lampung Jurusan Teknologi Pendidikan.

Sejak tahun 2009 sampai sekarang bekerja di SMA Negeri 15 Bandarlampung dan menjabat sebagai guru BK.


(9)

MOTO

“Beranilah untuk bermimpi, dan beranilah dirimu untuk

mewujudkan semua impian kamu. Karena impian tidak

akan tercapai tanpa k

eberanian”.

“Kesalahan dan kegagalan dapat terjadi pada siapa pun.

Jangan habiskan waktumu hanya untuk menyesalinya,

tapi belajarlah darinya”.

“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah

penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah

ke

beranian dan keyakinan yang teguh. (Schopenhauer)”


(10)

PERSEMBAHAN:

Segala puji bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Sempurna Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Uswatun Hasanah

Rasululloh Muhammad SAW

Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta dan kasih sayangku kepada : 1. Bapak (Kabul Riyanto) dan Ibuku (Gunarti) yang selalu memberikan,

semangat, motivasi, dan doa untuk kesuksesanku

2. Adik-adikku yang tercinta Novita, Neti, dan Indah yang selalu memberikan do’a dan motivasi untuk kesuksesanku

3. Seluruh keluarga besar, yang terus memberikan do’anya, terima kasih 4. Teman-Teman seprofesiku di SMAN 15 Bandarlampung

5. Para pengajar dan pendidik hidupku yang telah mengajar dengan penuh kesabaran

6. Teman-temanku mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan

7. Sahabat-sahabatku yang selalu membantuku, mendukung setiap langkahku, dan selalu mendampingiku disetiap kesulitanku


(11)

SANWACANA

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul:

”Pengembangan Software Basis Data Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah Kota Bandar Lampung”.

Tesis ini disusun sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Pendidikan pada Program Pascasarjana Magister Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung memberikan konstribusi dalam penyelesaian tesis ini. Secara khusus pada kesempat an ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Lampung Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. 2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Lampung Prof. Dr. Sudjarwo,

M.S.

3. Dr. Bujang Rahman, M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(12)

ii

I yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama penyusunan tesis ini dari awal hingga tesis ini dapat diselesaikan.

5. Dr. Hj. Herpratiwi, M.Pd. Sekretaris Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan FKIP Universitas Lampung dan Dosen Pembahas II dalam penyusunan tesis ini.

6. Dr. Syarifuddin Dahlan, M.Pd. Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama penyusunan tesis ini dari awal hingga tesis ini dapat diselesaikan.

7. Dr. Riswandi, M.Pd. Dosen Pembahas I dalam penyusunan tesis ini. 8. Seluruh Dosen Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan FKIP

Universitas Lampung berikut staf administrasinya.

9. Bapak H. Teguh Budi Santoso, M.Pd. Kepala SMAN 15 Bandar Lampung yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

10.Bapak Triyatmo, S.Pd. Kepala SMAN 13 Bandar Lampung yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 11.Ibu Hj. Sri Chairattini E. A, S.Pd. Kepala SMPN 19 Bandar Lampung

yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

12.Ibu Hj. Dra. Listadora, M.Pd. Kepala SMPN 20 Bandar Lampung yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.


(13)

iii

yang telah berkenan memberi bantuan informasi dan kesempatan untuk melakukan penelitian pengembangan ini.

14.Kedua orang tuaku yang tercinta Bapak Kabul Riyanto dan Ibuku Gunarti, S.Pd. yang tak henti-hentinya menyayangiku, memberikan do’a, dukungan, semangat serta menantikan keberhasilanku.

15.Ketiga adik-adikku: Novita, Neti, dan Indah terima kasih atas doa dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

16.Semua rekan seperjuangan mahasiswa, khususnya Angkatan 2012 Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan FKIP Universitas Lampung. Terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih.

Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Tidak sedikit kekurangan dan kelemahan yang ada didalamnya. Penulis berharap mudah-mudahan tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 2014 Penulis

WULAN YULIANNISA NPM 1223011070


(14)

iv DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Pembatasan Masalah ... 10

1.4 Rumusan Masalah ... 11

1.5 Tujuan Penelitian ... 11

1.6 Kegunaan Penelitian... 12

1.7 Spesifikasi Produk ... 12

1.7.1 Produk Software Basis Data Layak Digunakan untuk Layanan Bimbingan Konseling ... 12

1.7.2 Produk Software Basis Data dapat Digunakan secara User dan Multiuser ... 15

1.7.3 Pentingnya Pengembangan Software Basis Data ... 16

1.8 Definisi Istilah ... 16

II. KAJIAN PUSTAKA ... 17

2.1 Software Basis Data sebagai Multimedia Pelayanan Bimbingan Konseling ... 17

2.1.1 Basis Data ... 18

2.1.2 Sistem Basis Data ... 19


(15)

v

2.2.2 Administrasi Bimbingan Konseling ... 24

2.2.3 Pengumpulan, Pencatatan, Penyimpanan dan Penggunaan Data dalam Administrasi Bimbingan Konseling ... 26

2.3 Teori Belajar dan Pembelajaran ... 30

2.3.1 Teori Belajar... 30

2.3.2 Teori Pembelajaran ... 34

2.4 Desain Pengembangan Software Basis Data Bimbingan Konseling dalam Kawasan Teknologi Pendidikan ... 40

2.5 Prosedur Pengembangan Software Basis Data ... 41

2.5.1 Ms. SQL Server 2008 ... 41

2.5.2 Visual Basic 2010 (VB.Net.2010) ... 44

2.5.3 Karakteristik dari Kualitas Software yang Baik ... 46

2.5.4 Efektivitas Penggunaan Software Basis Data ... 50

2.5.5 Efisiensi Penggunaan Software Basis Data ... 52

2.6 Desain Konsep Software Basis Data Bimbingan Konseling ... 55

2.6.1 Kerangka Data Software Basis Data Bimbingan Konseling ... 56

2.6.2 Manual Guide Software Basis Data Bimbingan Konseling ... 57

2.7 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 57

2.8 Kerangka Konseptual ... 61

2.9 Hipotesis ... 63

III. METODE PENELITIAN ... 64

3.1 Pendekatan Penelitian ... 64

3.2 Tempat dan Waktu Uji Coba ... 69

3.3 Prosedur Pengembangan dan Uji Coba Produk ... 69

3.3.1 Penelitian Pendahuluan ... 69

3.3.2 Perencanaan Pengembangan Produk ... 70


(16)

vi

3.3.6 Uji Coba Produk ... 72

3.4 Subjek Penelitian ... 73

3.4.1 Subjek Penelitian Analisis Kebutuhan ... 73

3.4.2 Subjek Uji Coba Satu-Satu ... 73

3.4.3 Subjek Uji Coba Kelompok Kecil ... 74

3.4.4 Subjek Uji Coba Terbatas Kelas ... 74

3.4.5 Subjek Uji Lapangan ... 75

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 77

3.6 Variabel Penelitian, Definisi Konseptual dan Definisi Operasional... 79

3.6.1 Variabel Penelitian ... 79

3.6.2 Definisi Konseptual ... 79

3.6.3 Definisi Operasional... 80

3.7 Kisi-Kisi Instrumen ... 80

3.8 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 93

3.8.1 Validitas Instrumen ... 93

3.8.2 Reliabilitas Instrumen ... 95

3.9 Teknik Analisis Data ... 99

3.9.1 Uji Ahli ... 99

3.9.2 Uji Coba Satu-Satu, Uji Kelompok Kecil dan Uji Terbatas Kelas ... 100

3.9.3 Uji Lapangan ... 101

3.9.4 Uji Efektivitas ... 103

3.9.5 Uji Efisiensi ... 107

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 108

4.1 Hasil Penelitian ... 108

4.1.1 Hasil Analisis Kebutuhan ... 109


(17)

vii

4.2.1 Hasil Telaah Pakar ... 126

4.2.2 Revisi Produk Awal ... 131

4.2.3 Hasil Uji Coba Satu-Satu ... 131

4.2.4 Revisi Produk Uji Coba Satu-Satu ... 135

4.2.5 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil ... 136

4.2.6 Revisi Produk Uji Coba Kelompok Kecil ... 137

4.2.7 Hasil Uji Coba Terbatas Kelas ... 137

4.2.8 Revisi Produk Akhir ... 139

4.2.9 Hasil Uji Lapangan ... 139

4.3 Efektivitas dan Efisiensi Produk ... 141

4.3.1 Efektivitas Penggunaan Software Basis Data BK ... 141

4.3.2 Efisiensi Penggunaan Software Basis Data BK ... 143

4.4 Hasil Kajian Produk Akhir ... 145

4.5 Pembahasan ... 148

4.5.1 Potensi dan Kondisi Pengembangan Produk Bagi BK ... 148

4.5.2 Efektivitas Software Basis Data BK ... 151

4.5.3 Efisiensi Software Basis Data BK ... 156

4.6 Keunggulan dan Keterbatasan Produk Hasil Pengembangan ... 157

4.6.1 Keunggulan Produk Hasil Pengembangan ... 157

4.6.2 Keterbatasan Produk Hasil Pengembangan ... 159

4.7 Keterbatasan Penelitian ... 160

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 161

5.1 Kesimpulan ... 161

5.2 Implikasi ... 162

5.2.1 Implikasi Praktis ... 162

5.2.2 Implikasi Teoritis ... 163

5.3 Saran ... 165

DAFTAR PUSTAKA ... 170


(18)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data Guru BK yang Melakukan Pengarsipan Data Bimbingan

Konseling Melalui Dokumen Kertas dan Komputer... 4

1.2 Data Hasil Kendala atau Hambatan Penyimpanan Data Bimbingan Konseling di Sekolah yang Belum Terlaksana ... 6

1.3Data Analisis Kebutuhan Guru BK terhadap Software Basis Data Bimbingan Konseling ... 7

2.1 Karakteristik Kualitas Perangkat Lunak Model ISO 9126 ... 48

3.1 Data Guru BK SMP Negeri 19, SMP Negeri 20, dan SMA Negeri 15 Bandarlampung... 76

3.2 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Program Aplikasi dan Ahli Desain ... 82

3.3 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Materi/Konten BK ... 85

3.4 Kisi-Kisi Uji Perseorangan/Satu-Satu, Uji Kelompok Kecil, Uji Terbatas Kelas dan Uji Lapangan ... 91

3.5 Kekuatan Koefisien Kappa ... 97

3.6 Nilai Koefisien Kappa Uji Coba Teoritik untuk Skala Penilaian Kualitas SBD_BK ... 97

3.7 Nilai Koefisien Kappa Uji Coba Teoritik untuk Skala Penilaian Efektivitas SBD_BK ... 98

3.8 Kriteria Tingkat Kelayakan ... 101

3.9 Hasil Uji Normalitas ... 104

3.10 Hasil Uji Homogenitas ... 105

3.11 Kriteria Tingkat Efektivitas... 106

4.1 Hasil Analisis Kebutuhan Guru BK ... 110


(19)

ix

4.3Hasil Evaluasi Software Basis data Bimbingan Konseling oleh

Ahli Program Aplikasi dan Desain ... 127

4.4 Hasil Evaluasi Penyajian Data Pada Software Basis Data BK ... 129

4.5 Hasil Evaluasi oleh Ahli Konten/Materi BK ... 130

4.6 Hasil Penggunaan Software Basis Data BK pada Uji Lapangan ... 140

4.7 Instrumen Penilaian Software Basis Data BK ... 141


(20)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1Start Up Page VB.Net.2010 ... 46

2.2Kualitas Perangkat Lunak Model ISO 9126 ... 47

2.3Kerangka Konseptual ... 62

3.1Alur Penelitian Pengembangan Software Basis Data BK ... 68

3.2Pola One-Shot Case Study ... 101

3.3Pola One-Group Pretest-Posttest Design... 102

4.1 Menu File ... 115

4.2 Submenu Identitas Siswa ... 116

4.3 Submenu Latar Belakang Siswa... 116

4.4 Submenu Kesehatan ... 117

4.5 Submenu Pendidikan ... 117

4.6 Submenu Aktivitas ... 118

4.7 Submenu Rekomendasi Guru BK ... 119

4.8 Submenu Catatan Anekdot ... 119

4.9 Submenu Sarana dan Prasarana ... 120

4.10 Submenu Absensi ... 120

4.11 Submenu Data Alumni ... 121

4.12 Submenu Peminatan Siswa ... 121

4.13 Submenu Pelayanan Bimbingan Konseling ... 122

4.14 Submenu Backup Database ... 123

4.15 Submenu Tambah User ... 123


(21)

xi


(22)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Pedoman Wawancara ... 170 Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen Prapenelitian ... 172 Lampiran 3. Angket Prapenelitian Guru BK... 173 Lampiran 4. Instrumen Analisis Kebutuhan Data Software (Guru BK) . 178 Lampiran 5. Instrumen Penilaian Software Basis Data

(Uji Ahli Program Aplikasi dan Desain) ... 184 Lampiran 6. Kisi-Kisi Penilaian Software Basis Data Bimbingan

Konseling (Ahli Konten/Materi BK) ... 189 Lampiran 7. Instrumen Penilaian Software Basis Data

(Ahli Konten/Materi BK) ... 191 Lampiran 8. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Penggunaan Software

Basis Data Bimbingan Konseling (Sebelum divalidasi) .... 195 Lampiran 9. Instrumen Penilaian Software Basis Data

(Uji Lapangan) ... 197 Lampiran 10. Pedoman Wawancara untuk Uji Lapangan ... 201 Lampiran 11. Hasil Analisis Uji Ahli Program Aplikasi dan

Desain ... 203 Lampiran 12. Hasil Analisis Uji Ahli Konten/Materi BK ... 205 Lampiran 13. Hasil Uji Satu-Satu ... 207 Lampiran 14. Hasil Uji Kelompok Kecil ... 208 Lampiran 15. Hasil Uji Terbatas Kelas ... 209 Lampiran 16. Hasil Uji Setelah Penggunaan Produk ... 210


(23)

xiii

Lampiran 18. Hasil Efisiensi Data Pribadi ... 213 Lampiran 19. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 215 Lampiran 20. FlowchartSoftware Basis Data BK... 217 Lampiran 21. Manual Guide ... 218 Lampiran 22. Hasil Laporan Output Software Basis Data BK ... 232


(24)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Menjelang diberlakukannya kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah memberikan pelayanan berkaitan dengan pengembangan diri, sesuai minat dan bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas perkembangan siswa dalam lingkup usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), mengingat adanya keberagaman individu. Implementasi kurikulum 2013 yang mengamanatkan adanya peminatan siswa pada kelompok mata pelajaran, lintas mata pelajaran dan pendalaman mata pelajaran.

Sesuai dengan hal tersebut, maka BK merupakan salah satu pendukung dari kegiatan pendidikan yang harus berkembang mengikuti perkembangan pendidikan di Indonesia. BK dalam pendidikan senantiasa menyelaraskan dengan perkembangan pendidikan yang juga selaras dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, BK juga memerlukan suatu penyesuaian dengan kemajuan yaitu dengan penerapan aplikasi teknologi informasi.


(25)

Urgensi BK mengacu pada perkembangan kemajuan teknologi yang mutakhir, salah satunya ialah penggunaan alat atau media komunikasi serta informasi elektronik baik secara online maupun offline. Pesatnya teknologi dan luasnya informasi menuntut dunia BK untuk menyesuaikan dengan lingkungan agar memenuhi kebutuhan masyarakat. Teknologi informasi juga menuntut baik siswa ataupun guru BK untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan up to date.

Agar kegiatan BK dapat berjalan dengan baik dan diakui oleh siswa sebagai hal yang nyaman, maka guru BK seyogyanya memikirkan dan menciptakan cara-cara, strategi maupun metode baru sehingga sifatnya lebih inovatif. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pribadi konselor dalam aspek penguasaan teknologi dan pengembangan pemikiran yang inovatif.

Kompetensi yang dimiliki konselor sekolah dalam menghadapi dunia teknologi nampaknya masih jauh dari harapan. Salah satu imbas dari perkembangan teknologi informasi dalam BK diantaranya pada penyelenggaraan dukungan sistem. Dukungan sistem dapat berupa sarana-prasarana, sistem pendidikan, sistem pembelajaran, visi-misi sekolah dan lain sebagainya. Berbicara sarana-prasarana, memasuki dunia globalisasi dengan pesatnya teknologi dan luasnya informasi menuntut dunia BK untuk menyesuaikan dengan lingkungannya agar memenuhi kebutuhan masyarakat luas.

Kehadiran teknologi informasi dalam konteks BK dapat dijadikan sebagai media baru untuk membantu individu mengarahkan diri dan menyelesaikan masalah dalam hidup. Saat ini terdapat guru BK yang memanfaatkan komputer sebagai media penunjang pelaksanaan layanan BK walaupun terdapat beberapa guru BK


(26)

yang kurang memanfaatkan komputer dikarenakan kekurangmampuan dalam menggunakan komputer.

Sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka, tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet dalam bentuk cyber counseling.

Berbeda halnya dengan manfaat komputer berbasis internet yang lebih banyak berorientasi kepada layanan. Sedangkan komputer berbasis offline lebih banyak bermanfaat sebagai media partner untuk mempermudah kerja-kerja konselor dalam mengoptimalkan layanannya. Penggunaan komputer berbasis offline

digunakan untuk pengarsipan data personal siswa. Data personal tersebut terdiri atas data pribadi siswa, catatan informasi siswa dan catatan-catatan kasus.

Sebagai seorang guru BK memang tidak akan terjun ke lapangan untuk memberikan proses pembelajaran, tetapi proses pelayananlah yang akan diberikan kepada siswa baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam hal ini, komputer akan sangat bermanfaat bagi guru BK untuk mempermudah proses-proses yang mendukung dalam memaksimal layanan BK.

Hasil kajian prapenelitian yang diperoleh dari guru BK di sekolah menengah baik SMP dan SMA Negeri di Bandarlampung, yaitu SMP Negeri 20 Bandarlampung dan SMA Negeri 15 Bandarlampung menunjukkan bahwa masih terdapat guru BK yang belum memahami kegunaan komputer sebagai media partner guru BK, hal ini terlihat dari pelaksanaan penyimpanan data BK yang masih berupa


(27)

dokumen kertas dan penyimpanan di lemari khusus, beberapa guru BK mengalami kesulitan dalam mencari kelengkapan biodata siswa dikarenakan pengarsipan data kurang tertata dan beberapa guru BK masih belum mahir dalam menggunakan komputer sebagai sarana penunjang pelaksanaan layanan BK.

Sebagai gambaran berikut peneliti sajikan tabel hasil prapenelitian di SMPN 20 Bandarlampung dengan jumlah guru BK sebanyak 6 orang dan SMAN 15 Bandarlampung dengan jumlah guru BK sebanyak 6 orang. Hasil prapenelitian tersebut dilakukan terhadap guru BK yang melaksanakan layanan BK dan melakukan pengarsipan data siswa diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1.1 Data Guru BK yang Melakukan Pengarsipan Data Bimbingan Konseling Melalui Dokumen Kertas dan Komputer

No Jenis Data

Bentuk Pengarsipan Data Siswa Asuh

Jumlah Guru

BK Dokumen

Kertas Komputer SMPN 20 SMAN 15 SMPN 20 SMAN 15

1 Identitas siswa 4 4 2 2 12

2 Latar belakang

keluarga 6 5 0 1 12

3 Informasi

kesehatan 4 4 2 2 12

4 Data pendidikan

siswa 6 4 0 2 12

5 Data aktivitas

siswa 6 5 0 1 12

6 Peminatan siswa 6 5 0 1 12

7 Data sarana dan prasarana yang dimiliki siswa


(28)

No Jenis Data

Bentuk Pengarsipan Data Siswa Asuh

Jumlah Guru

BK Dokumen

Kertas Komputer SMPN 20 SMAN 15 SMPN 20 SMAN 15

8 Catatan anekdot 6 5 0 1 12

9 Data kehadiran

siswa 6 5 0 1 12

10 Data sosiometri 6 4 0 2 12

11 Data alumni 4 4 2 2 12

12 Data penjurusan dan penempatan kelas

6 6 0 0 12

Sumber: Dokumentasi Guru BK di SMP Negeri 20 Bandarlampung dan SMA Negeri 15 Bandarlampung Tahun 2013

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa dalam melakukan pengarsipan data-data siswa masih berupa dokumen kertas dan pemanfaatan komputer sebagai media penyimpanan data belum dilakukan secara maksimal. Sehingga penyimpanan data-data BK masih disimpan di dalam lemari khusus dan menyebabkan beberapa guru BK mengalami kesulitan dalam mencari kelengkapan biodata siswa dikarenakan pengarsipan data kurang tertata.

Berdasarkan hasil prapenelitian, peneliti juga memperoleh hasil beberapa kendala atau hambatan dalam penyimpanan data BK yang belum terlaksanakan dikarenakan sekolah belum menggunakan komputer sebagai media partner terutama belum adanya software basis data.


(29)

Tabel 1.2 Data Hasil Kendala atau Hambatan Penyimpanan Data Bimbingan Konseling di Sekolah yang Belum Terlaksana

No SMPN 20 BL SMAN 15 BL

1 Kurang efisien dalam mencari data pribadi siswa arsip berupa dokumen kertas. Guru BK

mencari satu per satu data siswa.

Kurang efisien dalam mencari data pribadi siswa dikarenakan arsip berupa dokumen kertas. Guru BK mencari satu per satu data siswa.

2 Dalam menjumlah

ketidakhadiran siswa (sakit, izin, alfa) guru BK menjumlahkan satu per satu dan membutuhkan waktu yang cukup lama

Dalam menjumlah ketidakhadiran siswa (sakit, izin, alfa) guru BK menjumlahkan satu per satu dan membutuhkan waktu yang cukup lama

3 Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencari arsip data kasus/permasalahan/konsultasi/ konseling siswa apabila

digunakan guru BK sebagai bahan evaluasi, laporan rapat, atau laporan siswa ke orang tua dan wali kelas

Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencari arsip data kasus/permasalahan/konsultasi/ konseling siswa apabila

digunakan guru BK sebagai bahan evaluasi, laporan rapat, atau laporan siswa ke orang tua dan wali kelas

4 Apabila siswa/orang tua/ wali kelas ingin mengetahui

perkembangan prestasi akademik maupun non akademik guru BK harus mencari dokumen tersebut dengan menanyakan data-data tersebut kepada pihak tata usaha atau operator sekolah.

Apabila siswa/orang tua/ wali kelas ingin mengetahui

perkembangan prestasi akademik maupun non akademik guru BK harus mencari dokumen tersebut dengan menanyakan data-data tersebut kepada pihak tata usaha atau operator sekolah.

Sumber : hasil wawancara terhadap guru BK di SMA Negeri dan Swasta di Bandarlampung, yaitu SMP Negeri 20 Bandarlampung dan SMA Negeri 15 Bandarlampung pada tahun 2013.

Tabel 1.2 menunjukan bahwa masih banyak kendala atau permasalahan yang dihadapi guru BK dalam penyimpanan data BK sehingga dalam melayani siswa, orang tua ataupun staf guru akan terhambat. Permasalahan tersebut muncul dikarenakan guru BK kurang memanfaatkan komputer secara efektif sebagai media partner. Selain itu, fungsi komputer yang berada di ruang BK hanya dimanfaatkan dalam pengetikan surat -surat atau proposal kegiatan sekolah oleh siswa OSIS, staf tata usaha ataupun wakil


(30)

kepala sekolah yang membuat surat-surat atau dokumen sekolah, guru mata pelajaran yang membuat media pembelajaran ataupun program mengajar dan pemanfaatan komputer BK digunakan oleh panitia kegiatan sekolah dalam pembuatan dokumen-dokumen yang diperlukan.

Hasil penelitian sementara memperlihatkan bahwa file-file ataupun data-data yang tersimpan dalam komputer BK belum berisikan file-file yang dibutuhkan oleh guru BK, melainkan berisi tentang data-data administrasi sekolah secara umum.

Selanjutnya peneliti mengumpulkan data menggunakan wawancara yang dilakukan oleh guru BK untuk mengetahui tingkat kebutuhan software BK sebagai media partner untuk mempermudah kerja-kerja konselor dalam penyimpanan data BK di sekolah. Hasil rekapitulasi analisis awal kebutuhan diperoleh dari guru BK di SMP Negeri 20 Bandarlampung dan SMA Negeri 15 Bandarlampung. Hasil rekapitulasi analisis awal kebutuhan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1.3 Data Analisis Kebutuhan Guru BK terhadap Software Basis Data BK

No. Kebutuhan terhadap Software Basis Data BK SMPN 20 SMAN 15 Jumlah

Guru Persentase

1 Membutuhkan 4 5 9 75 %

2 Tidak

membutuhkan 0 0 0 0 %

3 Absen/tidak

menjawab 2 1 3 25 %

* Jumlah 6 6 12 100 %

Sumber: Hasil Analisis Kebutuhan Guru BK SMP Negeri 20 Bandarlampung dan SMA Negeri 15 Bandarlampung Tahun 2013


(31)

Tabel 1.3 menunjukan bahwa guru BK membutuhkan software basis data sebagai media partner untuk mempermudah pekerjaan dan penyimpanan data BK di sekolah.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti perlu untuk mengadakan penelitian dengan memanfaatkan penggunaan komputer berbasis offline sebagai tempat penyimpanan database yang berfungsi untuk pengarsipan data personal siswa. Penggunaan komputer berbasis offline yang peneliti gunakan adalah melalui pembuatan sofware basis data BK. Aplikasi-aplikasi yang terdapat dalam

software tersebut dirancang sesuai dengan kebutuhan data yang diperlukan dalam BK.

Penggunaan komputer sebagai tempat penyimpanan database ini tentu memberikan kemudahan dalam hal efisiensi waktu, biaya, ruang dan tenaga bagi guru BK. Melalui penggunaan komputer guru BK tidak perlu lagi menyiapkan lemari khusus untuk menyimpan dokumen atau berkas-berkas yang menyimpan data-data siswa di sekolah.

Berdasarkan realita tersebut, maka peneliti perlu untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengembangan Software Basis Data Bimbingan Konseling Di Sekolah Menengah Kota Bandarlampung”.


(32)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ditimbulkannya. Masalah-masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Penyimpanan data siswa masih dalam bentuk dokumen kertas dan disimpan di lemari khusus.

2. Guru BK sering mengalami kehilangan data arsip siswa ataupun alumni dikarenakan data masih berupa dokumen kertas dan tersimpan ditempat yang tidak tertata.

3. Beberapa guru BK mengalami kesulitan dalam mencari dokumen siswa yang berprestasi atau dokumen siswa yang memiliki masalah dikarenakan pengarsipan data kurang tertata.

4. Beberapa guru BK membutuhkan waktu yang lama untuk mencari berkas/dokumen siswa sehingga menghambat proses pelayanan BK. 5. Beberapa guru BK mengalami kesulitan dalam pelaksanaan home visit

dikarenakan guru BK ataupun wali kelas membutuhkan waktu yang lama untuk mencari alamat siswa.

6. Beberapa guru BK mengalami hambatan saat kegiatan rapat rutin, rapat kenaikan kelas ataupun konferensi kasus dikarenakan kurang lengkapnya rekaman data siswa dan data yang tidak tertata rapi.

7. Pemanfaatan komputer di ruang BK beralihfungsi menjadi peralatan administrasi sekolah secara umum dan tidak digunakan sebagai sarana kebutuhan BK.


(33)

8. Beberapa guru BK kurang memanfaat komputer secara efektif sebagai media partner dikarenakan masih belum mahir dalam menggunakan komputer.

9. Belum ada sistem penyimpanan data BK yang efektif dan efisien.

1.3Pembatasan Masalah

Pelaksanakan penelitian diperlukan pembatasan masalah yang dibahas agar penelitian tidak meluas dari konteks yang telah ditentukan, oleh karena itu penulis memberikan batasan terhadap permasalahan yang teliti, yaitu sebagai berikut:

1. Belum diketahui kondisi software BK yang digunakan guru BK untuk penyimpanan informasi pelayanan BK

2. Belum diketahui proses pengembangan software basis data sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK

3. Belum dapat diketahuinya tingkat efektivitas penggunaan software basis data sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK

4. Belum dapat diketahuinya tingkat efisiensi penggunaan software basis data sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK


(34)

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, maka dapat dibuat rumusan masalah, sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi software BK yang digunakan guru BK untuk penyimpanan informasi pelayanan BK?

2. Bagaimana proses pengembangan software basis data sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK?

3. Bagaimana efektivitas software basis data sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK?

4. Bagaiana efisiensi software basis data sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Mendeskripsikan kondisi software BK yang digunakan guru BK untuk penyimpanan informasi pelayanan BK

2. Menghasilkan software basis data yang dapat menyimpan informasi pelayanan BK

3. Menganalisis tingkat efektivitas penggunaan software basis data sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK

4. Menganalisis tingkat efisiensi penggunaan software basis data sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK


(35)

1.6Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang akan diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah: a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan konsep-konsep, teori, prinsip dan prosedur teknologi pendidikan dalam kawasan pengembangan dan pemanfaatan IT berupa software basis data sebagai inovasi sarana penyimpanan informasi pelayanan BKdan evaluasi produk.

b. Secara Praktis

1. Bagi praktisi pendidikan, khususnya guru BK, dapat dijadikan sebagai bahan bacaan akan pentingnya penggunaan komputer sebagai sarana kerja. 2. Bagi Guru BK, yaitu:

a. Memudahkan guru BK dalam menyimpan informasi dan data yang berhubungan dengan siswa.

b. Memberikan solusi alternatif baru dalam mempermudah proses-proses yang mendukung dalam memaksimal layanan BK.

c. Penggunaan software basis data memberikan efisiensi waktu dan tenaga dalam penyimpanan data BK.

1.7Spesifikasi Produk

1.7.1 Produk Software Basis Data BK Layak Digunakan Guru BK

Software basis data BK adalah sebuah software BK yang berisikan tentang sekumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik/teratur sehingga dapat diakses menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh


(36)

informasi dari basis data tersebut sehingga memudahkan seseorang/pengguna untuk mencari data yang diinginkannya.

Software basis data BK dibangun dengan bahasa pemrograman berbasis offline

dengan menggunakan program VBnet sebagai tampilan dan program SQL Server 2008 sebagai penyimpanan data. Informasi yang dapat diakses melalui software

basis data BK yaitu : (1) identitas siswa, (2) latar belakang keluarga, (3) informasi kesehatan, (4) pendidikan, (5) aktivitas siswa, (6) peminatan siswa, (7) sarana dan prasarana yang dimiliki, (8) catatan anekdot, (9) data alumni dan (10) rekomendasi BK.

Melalui software basis data sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK diharapkan akan tercipta berbagai hal yang positif di lingkungan sekolah, beberapa contoh antara lain:

a. Terciptanya komunikasi yang lancar antara pihak sekolah dan para orang tua/wali murid dan juga antara guru dan murid.

b. Dapat dengan cepat dan mudah melihat daftar pelanggaran siswa, daftar absensi siswa atau data konseling siswa.

c. Software ini berguna sebagai arsip data dari laporan BK setiap siswa. d. Dapat membuat keputusan dengan cepat tindakan apa yang akan dilakukan

sekolah pada siswa dengan melihat arsip yang ada.

e. Dapat melihat perkembangan kepribadian siswa yang bermasalah serta mengambil tindakan apa yang sebaiknya dilakukan padanya.


(37)

Perlu adanya dukungan perangkat komputer yang memadai untuk mendukung jalannya aplikasi ini. Diperlukan suatu pertimbangan perangkat komputer yang akan digunakan untuk membangun aplikasi ini secara optimal.

1) Kebutuhan hardware

a. Personal Komputer (PC) yang digunakan membuat aplikasi ini adalah sebagai berikut:

1. Processor Intel Pentium 4 processor 2.0 GHz 2. Memory 1 GB

3. Hardisk 80 GB

4. Monitor 14” color SVGA 5. Keyboard 102 Keys 6. Mouse standar 7. DVD Room Drive b. Printer

Printer diperlukan dengan pertimbangan kebutuhan dalam pencetakan sebagai hasil laporan. Jenis/tipe printer bebas dengan jenis kertas legal.

2) Kebutuhan software

a. Sistem Operasi

Aplikasi ini merupakan aplikasi berbasis Windows, sehingga membutuhkan sistem operasi Windows serta disarankan menggunakan Windows XP proffesional atau Windows 7.

b. Ms. SQL Server 2008

Aplikasi ini membutuhkan SQL Server 2008 sebagai penyimpanan


(38)

1.7.2 Produk Software Basis Data dapat Digunakan secara User dan Multiuser

Produk software basis data BK dapat digunakan secara user dan multiuser. Program komputer yang digunakan untuk membuat basis data BK adalah SQL server 2008 yang salah satu keunggulannya yaitu SQL server 2008 merupakan program yang multithreaded dapat dipasang pada server yang memiliki multi CPU dan multiuser. Data yang tersimpan di dalam basis data dapat dibuka/dilihat secara bersamaan dalam waktu yang sama, tempat yang sama ataupun tempat yang berbeda.

Melalui software basis data BK, guru BK memiliki akses untuk mengolah data-data semua siswa dan admin user memiliki akses untuk mendaftarkan user dalam sistem program dan memberikan/menentukan akses untuk masing-masing user. Spesifikasi user dan admin yang dapat menggunakan software basis data BK, yaitu :

1. Administrator 2. Guru BK 3. Tata usaha 4. Wali kelas 5. Guru piket


(39)

1.7.3 Pentingnya Pengembangan Software Basis Data

Melalui pengembangan software basis data BK, akan membantu guru BK dalam melaksanakan penyimpanan data BK secara efektif dan efisien sebagai media

partner untuk mempermudah kerja-kerja guru BK dan sebagai penyimpanan

informasi pelayanan BK di sekolah.

1.8Definisi Istilah

Software basis data BK adalah sebuah software BK yang berisikan tentang sekumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik/teratur sehingga dapat diakses/ diperiksa/ digunakan menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut sehingga memudahkan seseorang/pengguna untuk mencari data yang diinginkannya. Melalui software basis data BK ini, pencarian data-data siswa akan lebih mudah sehingga dalam waktu yang singkat guru BK dapat mencari data siswa melalui basis data tersebut.


(40)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Software Basis Data sebagai Multimedia Pelayanan BK

Operasi komputer terbagi menjadi dua perangkat yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Software merupakan perangkat utama yang harus ada pada komputer karena software adalah perangkat lunak yang berupa program-program yang digunakan untuk menjalankan petunjuk atau perintah-perintah saat menjalankan komputer. Karena disebut juga sebagai perangkat lunak, maka sifatnya pun berbeda dengan hardware atau perangkat keras, jika perangkat keras adalah komponen yang nyata yang dapat dilihat dan disentuh secara langsung oleh manusia, maka software atau perangkat lunak tidak dapat disentuh dan dilihat secara fisik, software memang tidak tampak secara fisik dan tidak berwujud benda namun bisa untuk dioperasikan.

Pengertian software adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. Melalui software

atau perangkat lunak inilah suatu komputer dapat menjalankan suatu perintah atau program.


(41)

2.1.1 Basis Data

Istilah basis data mungkin telah umum didengar dikalangan akademik maupun masyarakat teknologi informasi. Basis data pada awalnya timbul karena adanya kebutuhan seperti pencatatan data dalam jumlah besar. Jika hal itu dilakukan oleh seorang manusia tentu memakan waktu yang lebih lama daripada kalau kita menggunakan teknologi komputer. Basis data dapat diibaratkan lemari besar dimana didalamnya terdapat banyak rak-rak yang berisikan dokumen-dokumen.

Software basis data merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan oleh user

untuk mengelola dan memanggil basis data tersebut. Pengelolaan dan pemanggilan query basis data disebut dengan sistem manajemen basis data (database management system). Menurut Yakub (2008 : 2) “basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan (memiliki relasi)”. Pendapat Chou dalam Kadir (2001 : 9), “basis data sebagai kumpulan informasi bermanfaat yang diorganisasikan ke dalam tata cara ruang khusus”.

Berdasarkan kedua pendapat yang menyatakan bahwa basis data adalah kumpulan data atau informasi yang saling berhubungan. Selanjutnya pendapat dikemukakan oleh Fabbri dan Schwab dalam Kadir (2001 : 9) menyatakan bahwa basis data adalah sistem berkas terpadu yang dirancang terutama untuk meminimalkan pengulangan data.

Beberapa pendapat tersebut dilengkapi oleh Date dalam Kadir (2001 : 9), basis data dapat dianggap sebagai tempat untuk sekumpulan berkas data terkomputerisasi. Menurut Date, sistem basis data pada dasarnya adalah sistem


(42)

terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara informasi dan membuat informasi tersebut tersedia saat dibutuhkan.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa arti basis data adalah sistem penyimpanan data secara elektronik dan merupakan sekumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik/teratur sehingga dapat diakses/ diperiksa/ digunakan menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Di sini terlihat dari proses manual ke otomatisasi. Sistem di sini menunjukkan sesuatu yang diolah secara teratur sehingga memudahkan pengguna/user untuk mencari data yang diinginkannya.

2.1.1 Sistem Basis Data

Sistem basis data merupakan sistem yang terdiri dari sekumpulan file atau tabel yang saling berhubungan dan memungkinkan beberapa pemakai mengakses dan memanipulasinya. Sistem basis data juga merupakan suatu sistem yang menyusun dan mengelola data organisasi, sehingga mampu menyediakan informasi yang diperlukan oleh pemakai.

Menurut Date (2004 : 5), sistem basis data pada dasarnya adalah sebuah komputerisasi sistem penyimpanan record: yaitu merupakan sebuah sistem komputerisasi yang tujuan keseluruhannya adalah menyimpan informasi dan mengijinkan pemakai untuk mengambil kembali dan memperbarui informasi tersebut atas permintaan. Sistem basis data meliputi empat komponen, yaitu : data, hardware, software dan pemakai.


(43)

Pendapat tersebut didukung oleh Yakub (2008 : 13), sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu: perangkat keras (hardware), sistem operasi, basis data, program aplikasi, DBMS (Database Management System), pemakai (user) dan administrator basis data.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa komponen dalam sistem basis data, yaitu : perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), basis data, program aplikasi, DBMS (Database Management System), pemakai (user) dan administrator basis data.

1. Perangkat keras (hardware)

Perangkat keras yang biasanya terdapat dalam sebuah sistem basis data adalah komputer dan perangkatnya yang digunakan sebagai media penyimpanan dan komunikasi untuk sistem jaringan.

2. Perangkat lunak (software)

Perangkat lunak merupakan program yang mengaktifkan sistem komputer, mengendalikan seluruh sumber daya dalam komputer dan melakukan operasi-operasi dalam komputer, pengelolaan file dan lain-lain.

3. Basis data

Basis data merupakan koleksi dari data yang terorganisasi dengan cara sedemikian rupa sehingga data tersebut mudah disimpan dan dimanipulasi. 4. DBMS (Database Management System)

DBMS merupakan kumpulan program aplikasi yang digunakan untuk membuat dan mengelola basis data. DBMS berisi suatu koleksi data dan satu set program untuk mengakses data. DBMS merupakan perangkat lunak yang menentukan bagaimana data tersebut diorganisasikan,


(44)

disimpan, diubah, dan diambil kembali. Perangkat lunak ini juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data bersama dan konsistensi data.

5. Pemakai (user)

User atau pemakai adalah beberapa jenis atau tipe pemakai pada sistem basis data, diantaranya program aplikasi, pemakai mahir, pemakai umum dan pemakai khusus.

6. Administrator basis data

Administrator basis data adalah orang yang bertanggungjawab dan bekerjasama dengan analis sistem dan user-user lain guna melengkapi berbagai tugas. Seperti : mendefinisikan data, pemodelan data, desain basis data dan menjamin keserasian integritas data.

2.1.4 Manfaat Basis Data

Penggunaan basis data memiliki beberapa keuntungan bagi pemakai terutama dalam memperoleh informasi yang diinginkan. Keuntungan dari sebuah sistem basis data yang berawal dari metode penyimpanan catatan tradisional berupa sistem berkas kertas beralih menjadi sistem pemrosesan berkas yang menggunakan perangkat komputer sebagai media penyimpanan dan pengolahan informasi.

Menurut Date (2004 : 16), beberapa keuntungan dalam penggunaan basis data, yaitu : ringkas, kecepatan, tidak membosankan dan tekini.


(45)

Yakub (2008 : 3), prinsip utama basis data adalah pengaturan data dengan tujuan utama fleksibilitas dan kecepatan dalam pengambilan data kembali. Adapun tujuan basis data diantaranya sebagai efisiensi yang meliputi kecepatan dan kemudahan, space (efisiensi ruang penyimpanan) dan

accurancy (keakuratan), menangani data dalam jumlah besar, kebersamaan pemakaian dan meniadakan duplikasi dan inkonsistensi data.

Kadir (2001 : 10) pengguna sistem basis data dapat melakukan berbagai operasi, antara lain:

1. Menambahkan file baru ke sistem basis data 2. Mengosongkan berkas

3. Menyisipkan data yang ada pada suatu berkas 4. Mengambil data yang ada pada suatu berkas 5. Mengubah data pada suatu berkas

6. Menghapus data pada suatu berkas

7. Menyajikan informasi yang diambil dari sejumlah berkas

Sesuai dengan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa manfaat basis data yaitu : (1) kecepatan dan kemudahan dalam mengakses data, (2) efisiensi ruang penyimpanan, (3) keakuratan data dapat terjaga sehingga tidak ada duplikasi data, (4) ketersediaan data, (5) kelengkapan data, (6) keamanan data dan (7) kebersamaan pemakai (user).

2.2 Bimbingan Konseling

2.2.1 Pengertian Bimbingan Konseling

Bimbingan Konseling (BK) merupakan unit yang seharusnya ada di setiap lembaga pendidikan. Sebab upaya mengantarkan siswa menjadi manusia seutuhnya membutuhkan peran dari berbagai pihak dan guru saja tidak cukup. Melalui layanan BK, siswa memiliki kesempatan lebih besar untuk mencapai kehidupan yang sukses dan bahagia.


(46)

Menurut Shertzer dan Stone (dalam Yusuf dan Juntika, 2005 : 6) guidance is process of helping an individual to understand himself and his world.

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya.

Sunaryo Kartadinata (dalam Yusuf dan Juntika, 2006 : 6) mengartikan bimbingan sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal.

Shertzer dan Stone (dalam Yusuf dan Juntika, 2006 : 7 – 8) menyimpulkan definisi konseling, yaitu:

Counseling is an interaction process which facilitates meaningful understanding of self and environment and result in the establishment and / or goals and values of future behavior.

Sedangkan menurut ASCA (American School Counselor Associaton) dalam Yusuf dan Juntika (2006 : 8), mengemukakan bahwa :

Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya.

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk siswa, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. (Depdiknas, 2004 : 5)


(47)

Berdasarkan pengertian tersebut disimpulkan hal-hal pokok bahwa:

 Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan.

 Pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan melalui kegiatan, secara perorangan dan kelompok.

 Arah bimbingan dan konseling membantu siswa untuk melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri.

 Ada empat bimbingan yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir.

 Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan melalui jenis layanan tertentu.

 Pelayanan bimbingan dan konseling harus didasarkan pada norma-norma yang berlaku.

2.2.2 Administrasi BK

Melalui administrasi yang baik dan teratur setiap petugas bimbingan mengetahui posisinya masing-masing, baik itu berupa tugas, tanggung jawab maupun wewenang. Dengan memahami, mengetahui dan melaksanakan tugas, tanggung jawab dan wewenang yang dibebankan kepada masing-masing petugas bimbingan, maka terciptalah suatu mekanisme kerja administrasi bimbingan.

Gunawan (2001 : 278), mengemukakan bahwa tugas administrasi BK adalah : 1. Mengisi kartu pribadi

2. Menyimpan catatan-catatan (record) dan data lainnya

3. Menyelesaikan laporan dan pengumpulan data tentang siswa 4. Mengirim dan menerima surat panggilan dan surat pemberitahuan

5. Mempersiapkan alat-alat atau formulir pengumpulan data siswa seperti angket, observasi, wawancara, riwayat hidup, sosiometri dan sosiogram,


(48)

kunjungan rumah, panggilan orang tua, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan psikologis.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa mekanisme kerja administrasi BK sekolah adalah sebagai berikut :

a. Pada pemulaan memasuki sekolah dilaksanakan pencatatan data pribadi siswa dengan menyebarkan angket. Apabila data yang telah terkumpul dari masing-masing siswa sudah dianggap cukup memadai, maka data-data itu kemudian dihimpun dalam satu berkas, map, buku pribadi (kumulatif record) untuk masing-masing siswa secara teratur dan sistematis.

b. Catatan kejadian siswa (catatan anekdot) tentang tingkah laku siswa dalam kelas selama proses belajar mengajar berlangsung dan dibuat oleh guru bidang studi dan disampaikan kepada wali kelasnya.

c. Buku pribadi siswa dan catatan anekdot kemudian dipelajari oleh guru BK/koordinator BK. Jika masalah siswa dipandang cukup serius dan mendesak untuk segera diselesaikan, maka siswa yang bersangkutan dipanggil oleh guru BK untuk diadakan konseling. Jika proses konseling belum memadai maka diselenggarakan konferensi kasus, yang mana dalam konferensi kasus harus diketahui dan diikuti oleh kepala sekolah.

d. Hasil sosiometri berupa sosiogram yang telah diselenggarakan oleh wali kelas dan guru BK dimasukkan ke dalam buku pribadi siswa sebagai bahan studi kasus.

e. Hasil wawancara, daftar presensi, daftar nilai rapor (legger) yang diselenggarakan oleh wali kelas dimasukkan ke dalam kartu pribadi siswa.


(49)

f. Hasil kunjungan rumah (home visit) yang diselenggarakan oleh wali kelas disampaikan kepada guru BK sebagai bahan dalam rapat dengan kepala sekolah kemudian oleh koordinator BK dihimpun dalam catatan kasus pribadi.

g. Hasil pemeriksaan dari petugas khusus (tenaga ahli) yang kemudian disampaikan kepada kepala sekolah.

h. Konselor sekolah membuat laporan bulanan. Kegiatan layanan BK, kemudian disampaikan kepada kepala sekolah untuk diperiksa.

i. Data-data, informasi yang berasal dari berbagai sumber dan telah dikumpulkan dalam buku pribadi, map pribadi, catatan komulatif hendaknya diperiksa oleh kepala sekolah sehingga terwujud kerjasama antara semua staf.

2.2.3 Pengumpulan, Pencatatan, Penyimpanan dan Penggunaan Data dalam Administrasi BK di Sekolah

Pengembangan software basis data BK merujuk pada pengumpulan data dan pencatatan informasi siswa. Pengumpulan data dan pencatatan informasi dapat memberikan informasi pada staf sekolah tentang sejauhmana sekolah telah memenuhi kebutuhan siswa. Pengumpulan data dan pencatatan informasi merupakan gudang data tentang siswa, yang dapat menghasilkan banyak informasi.


(50)

Administrasi data diri siswa merupakan program inti dalam organisasi bimbingan. Menurut Ryan dan Zerah (Gunawan, 2001 : 280) program inti termasuk dalam program layanan analisis individual. Semua kegiatan ini harus diadministrasikan dalam organisasi bimbingan yang efektif dan efisien.

Semua data yang ada dalam pencatatan informasi harus selalu diperbaharui. Data tersebut harus merupakan sumber informasi yang dapat menciptakan pemahaman siswa dan mendorongnya untuk membuat perencanaan yang realistis. Semua data informasi yang masuk harus diberi tanggal, sehingga pembaca data dapat mendapatkan gambar yang jelas tentang skema dan perkembangan informasi. Semua data dapat ditambah (entry), sehingga memungkinkan guru dan konselor untuk mencari kejelasan informasi yang diperlukan dan untuk menambahkan informasi yang diperlukan.

1. Pengumpulan Data

Informasi tentang diri siswa harus diberikan secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan proses pendidikan dan tujuan bimbingan. Hal ini berarti bahwa informasi tentang siswa harus dikumpulkan sepanjang waktu dan harus menggambarkan perkembangan pribadi siswa.

Ryan dan Zerah (Gunawan, 2001 : 281), menyebutkan 5 kategori data yang harus dikumpulkan, yaitu :

1) Data identitas diri siswa : meliputi nama, tempat tinggal, tanggal lahir, agama, jenis kelamin, nama orang tua, pekerjaan orang tua, nama-nama saudara dan sebagainya.

2) Catatan hasil sekolah : meliputi prestasi siswa di sekolah, baik akademis maupun nonakademis. Data ini diharapkan dapat menunjukkan hubungan prestasi sekolah dengan potensi belajar.


(51)

3) Catatan hasil tes : meliputi hasil tes prestasi yang dibakukan dan hasil tes kemampuan belajar serta sifat-sifat kepribadiannya.

4) Laporan penilaian diri : meliputi data pribadi siswa yang dapat diperoleh melalui otobiografi, buku harian, lembaran rating diri sendiri, check list, dan inventori tingkah laku.

5) Laporan lain yang berguna : meliputi laporan dari dokter, guru, orang tua, dan teman sebayanya. Laporan ini merupakan sumbangan yang berarti untuk data diri anak.

Semua data tersebut dikumpulkan dalam rangka membantu siswa untuk semakin mengerti dirinya sendiri dan membantu guru dalam memahami siswanya. Berdasarkan pendapat tersebut mengenai pengumpulan data, peneliti akan mengembangkan pengumpulan data yang awalnya menggunakan media penyimpanan berupa kertas dialihkan ke dalam media komputer berupa software

basis data BK sehingga penyimpanan data memiliki jangka waktu yang lebih lama dan informasi dapat diperoleh secara cepat dan mudah.

2. Pencatatan Informasi

Semua data yang telah dikumpulkan harus diproses untuk dianalisis, disintesis dan dibuat gambarannya secara keseluruhan tentang pribadi siswa. Tugas ini merupakan tanggung jawab pengelola bimbingan. Semua data harus dicatat dengan rapi, terorganisir dan bertujuan agar dapat membantu setiap siswa untuk mengembangkan dirinya secara penuh. Gambaran diri siswa yang tidak lengkap dapat mengakibatkan tindakan petugas sekolah menggunakan dasar pemikiran yang salah.

Catatan kumulatif harus melukiskan keadaan diri siswa secara keseluruhan dan kontinu sehingga tampak perkembangannya. Jadi semua dimensi siswa dicatat secara kumulatif, termasuk kelemahan dan kelebihannya serta semua


(52)

pengalamannya yang berguna. Berdasarkan catatan kumulatif inilah para petugas bimbingan dapat memahami diri siswa dan siswa dapat mengerti dirinya sendiri secara utuh.

3. Penyimpanan Informasi

Jika catatan kumulatif merupakan alat pencatatan yang efektif dan dapat melayani tujuan bimingan, secara esensial alat pencatatan ini harus disimpan dalam satu tempat yang mudah dijangkau oleh pemakai sistem pencatatan ini. Sesuai dengan penelitian yang akan dikembangkan, yaitu pengembangan software basis data.

Software ini akan berfungsi sebagai penyimpanan informasi sehingga lebih mudah untuk dijangkau pengguna.

4. Penggunaan Informasi

Informasi yang tersimpan digunakan dalam membantu setiap siswa untuk mengerti dirinya sendiri dan memudahkan siswa dalam mengambil keputusan. Penggunaan lainnya adalah untuk orang tua, guru, konselor dan kepala sekolah agar mereka lebih memahami siswanya dan dengan demikian mereka dapat menyediakan lingkungan yang dibutuhkan siswa atau yang mendukung perkembangan siswa agar lebih optimal.

Farwell dan Ricco (Gunawan, 2001 : 283) menyebutkan bahwa informasi diri siswa dapat dipakai dalam studi kasus, catatan kumulatif dan akan menjadi alat yang sangat berarti untuk memasukkan layanan bimbingan dalam sistem sekolah. Guru BK dalam hal ini memberikan bantuan bagaimana menggunakan informasi pribadi untuk pengambilan keputusan atau perencanaan masa depan siswa.


(53)

2.3 Teori Belajar dan Pembelajaran 2.3.1 Teori Belajar

Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Individu dapat dikatakan telah mengalami proses belajar, meskipun pada dirinya hanya ada perubahan dalam kecenderungan perilaku (De Cecco & Crawford, 1977 dalam Ali, 2000 : 14). Perubahan perilaku tersebut mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya yang dapat maupun tidak dapat diamati. Sedangkan Slavin (dalam Trianto, 2001 : 141) mendefinisikan belajar sebagai :

Learning is usually defined as a change in an individual caused by experience. Changes caused by development (such as growing taller) are not instances of learning. Neither are characteristics of individuals that are present at birth (such as reflexes and respons to hunger or pain). However, humans do so much learning from the day of their birth (and some say earlier) that learning and development are inseparably linked.

Gagne dalam Sagala (2007 : 17) mengungkapkan bahwa :

Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersamaan dengan isi ingatan mempengaruhi siswa. Belajar dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan faktor luar diri dimana keduanya saling berinteraksi.

Belajar sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Belajar merupakan suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Melalui belajar akan membentuk manusia yang cerdas dan mampu meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Segala potensi-potensi diri manusia yang dibawa sejak lahir akan dapat berkembang dengan belajar.


(54)

Menurut Muhammad (2004:2) bahwa “pandangan belajar teori konstruktivisme adalah guru tidak hanya semata-semata memberikan pengetahuan kepada siswa, tapi siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri”. Guru harus membantu dengan cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa untuk menerapkan sendiri ide-ide dan menggunakan sendiri pendekatan mereka untuk belajar.

Sedangkan menurut Nurhadi (2003:33) pendekatan kontruktivisme adalah suatu pendekatan yang mana siswa harus mampu menemukan dan mentransformasikan suatu informasi komplek ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dalam proses pembelajaran siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam pembelajaran dan siswa menjadi pusat kegiatan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan, bahwa makna belajar menurut konstruktivisme adalah aktivitas yang aktif, dimana siswa membina sendiri pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dan dimilikinya atau mengkaitkan pengalaman yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimilikinya, sehingga pengetahuannya dapat dikembangkan.

Konstruktivisme sosial yang dikembangkan oleh Vigotsky adalah bahwa belajar bagi anak dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial maupun fisik. Penemuan atau discovery dalam belajar lebih mudah diperoleh dalam konteks sosial budaya seseorang. Dalam penjelasan lain mengatakan bahwa inti


(55)

konstruktivis Vigotsky adalah interaksi antara aspek internal dan ekternal yang penekanannya pada lingkungan sosial dalam belajar.

Ada empat alat untuk melakukan metode konstruktivis, yaitu scaffolding, pelatihan kognitif (cognitive apprenticeship), tutoring, dan pembelajaran kooperatif (Rogoff, Turkanis, & Barlett, 2001) dengan penjesalan sebagai berikut: 1. Scaffolding

Scaffolding adalah teknik mengubah level dukungan sepanjang jalannya sesi pengajaran. Orang yang lebih ahli (guru atau teman sebaya yang lebih pandai) menyesuaikan jumlah bimbingannya dengan kinerja murid. Para peneliti menemukan bahwa ketika scaffolding dipakai oleh guru dan teman sebaya dalam pembelajaran kolaboratif, murid akan terbantu dalam proses belajarnya (Pressly,dkk., 2001; Yarrow & Topping, 2001).

2. Pelatihan kognitif/ Cognitive Apprenticeships

Istilah “pelatihan” atau “magang” (apprenticeship) menunjukkan pentingnya aktivitas dalam pembelajaran dan menjelaskan sifat dari pembelajaran yang ditempatkan dalam suatu konteks. Pendekatan cognitive apprenticeships

menggunakan pembimbing yang berpengetahuan luas, atau “master” (pakar) untuk memberikan model, demonstrasi dan koreksi dalam tugas-tugas belajar, serta ikatan pribadi yang memotivasi bagi para peserta magang yang lebih muda atau kurang pengalaman selama mereka melaksanakan dan menyempurnakan berbagai tugas. Aspek kunci dari pelatihan kognitif adalah evaluasi atas kapan seorang pembelajar sudah siap diajak ke langkah selanjutnya.


(56)

3. Tutoring

Tutoring pada dasarnya adalah pelatihan kognitif antara pakar dengan pemula. Tutoring bisa terjadi antara orang dewasa dan anak-anak, atau antara anak yang pandai dengan anak yang kurang pandai. Tutoring dapat dilakukan dengan teman sebaya dan teman lintas usia. Tutoring teman sebaya, seorang murid mengajar murid lainnya. Dalam tutoring teman sebaya, teman yang mengajar biasanya teman sekelas. Sedangkan tutoring teman lintas usia, teman yang mengajar biasanya lebih tua usianya. Tutoring teman lintas usia biasanya lebih baik dibandingkan tutoring teman sebaya. Teman yang lebih tua biasanya lebih pandai dari teman sebaya. Para peneliti menemukan bahwa tutoring teman sering kali membantu prestasi murid, tutoring memberi manfaat bagi tutor maupun yang diajari, terutama ketika tutor yang lebih tua adalah murid berprestasi. Mengajari orang lain tentang sesuatu adalah cara terbaik untuk belajar.

4. Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif terjadi ketika murid bekerja sama dalam kelompok kecil (kelompok belajar) untuk saling membantu dalam belajar. Jika kondisi penghargaan dan akuntabilitas individual di atas terpenuhi, maka pembelajaran kooperatif akan meningkatkan prestasi di grade yang berbeda-beda, dan meningkatkan prestasi di bidang keterampilan dasar seperti pemecahan masalah/problem solving.

Melalui kelompok belajar, biasanya terjadi pertambahan motivasi untuk belajar. Pembelajaran kooperatif juga memperbesar interdependensi dan hubungan dengan murid lain. Dalam sebuah kelompok belajar, murid biasanya mempelajari satu


(57)

bagian dari unit yang lebih besar dan kemudian mengajarkan bagian itu kepada kelompok. Saat murid mengajar sesuatu kepada orang lain, mereka cenderung belajar lebih mendalam. Ada sejumlah pendekatan kooperatif telah dikembangkan, antara lain Student-Teams-Achievement Divisions (STAD), jigsaw, belajar bersama, investigasi kelompok dan penulisan kooperatif. Pembelajaran kooperatif perlu didukung oleh komunitas yang kooperatif pula.

Sesuai dengan penelitian ini, peristiwa belajar yang terjadi adalah guru BK akan melatih dirinya sesuai dengan pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki dalam menggunakan komputer dan dalam melaksanakan pelayanan BK sehingga memperoleh keterampilan yang dikuasai dalam penggunaan software basis data. Proses belajar dilakukan dengan menggunakan metode tutoring. Tujuan tutoring adalah pelatihan kognitif antara pakar dengan pemula. Dalam hal ini yang mejadi pakar adalah peneliti sebagai pengembang software basis data dan pemula adalah guru BK yang akan menggunakan produk sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK.

2.3.2 Teori Pembelajaran

Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi antara peserta belajar dengan pengajar dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan tertentu. Teori pembelajaran adalah preskriptif, karena tujuan utamanya menetapkan metode pembelajaran yang optimal (Bruner dalam Degeng, 1989 dalam Budiningsih, 2005 : 11).


(58)

Proses belajar manusia berlangsung hingga akhir hayat (long life education). Namun, ada korelasi negatif antara pertambahan usia dengan kemampuan belajar orang dewasa. Artinya, setiap individu yang telah dewasa, makin bertambah usianya, akan semakin sukar baginya belajar (karena semua aspek kemampuan fisiknya semakin menurun). Misalnya penglihatan, daya ingat, kekuatan fisik, kemampuan menalar, kemampuan berkonsentrasi dan lain-lain semuanya memperlihatkan penurunannya sesuai pertambahan usianya pula.

Subjek dalam penelitian pengembangan ini adalah guru BK, yaitu orang yang telah dewasa, telah memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan dalam pelaksanaan tugas di bidang BK serta pengalaman dalam penggunaan komputer. Dikarenakan orang dewasa menganggap dirinya mampu belajar sendiri, mampu mengatur dirinya sendiri (mandiri) dan tidak suka diajari apalagi diperintah kecuali jika mereka diberi kesempatan untuk bertanya, mengambil keputusan sendiri, serta sikap yang terkesan mengguruinya akan cenderung ditolaknya, atau dihindarinya. Sesuai dengan hal tersebut, maka peneliti menggunakan pembelajaran andragogi.

Pendidikan orang dewasa (andragogi) dalam hal ini sangat diperlukan. Istilah andragogi telah digunakan untuk menunjukkan perbedaan antara pendidikan yang diarahkan diri sendiri dengan pendidikan melalui pengajaran oleh orang lain. Menurut Lindeman dalam Uno (2011 : 56-57), konsep pembelajaran orang dewasa merupakan pembelajaran yang berpola nonotoriter, lebih bersifat informal yang pada umumnya lebih bertujuan untuk menemukan pengertian pengalaman dan/atau pencarian pemikiran guna merumuskan perilaku yang standar. Dengan


(59)

demikian teknik pembelajaran orang dewasa adalah bagaimana membuat pembelajaran menjadi selaras dengan kehidupan nyata.

Darkenwald dan Meriam (Sudjana, 2005: 62) memandang bahwa seseorang dikatakan dewasa apabila ia telah melewati masa pendidikan dasar dan telah memasuki usia kerja, yaitu sejak umur 16 tahun. Dengan demikian orang dewasa diartikan sebagai orang yang telah memiliki kematangan fungsi-fungsi biologis, sosial dan psikologis dalam segi-segi pertimbangan, tanggung jawab dan peran dalam kehidupan. Namun kedewasaan seseorang akan bergantung pula pada konteks sosio-kulturalnya. Kedewasaan itupun merupakan suatu gejala yang selalu mengalami perubahan dan perkembangan untuk menjadi dewasa.

Membelajarkan anak (pedagogi) merupakan upaya mentransmisikan sejumlah pengalaman dan keterampilan dalam rangka mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan di masa datang. Sebaliknya, pembelajaran orang dewasa (andragogi) lebih menekankan pada membimbing dan membantu orang dewasa untuk menemukan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam rangka memecahkan masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.

Hal ini sesuai dengan pendapat dari Knowles (Sudjana, 2005: 62) mendefinisikan andragogi sebagai seni dan ilmu dalam membantu siswa (orang dewasa) untuk belajar (the science and arts of helping adults learn). Berbeda dengan pedagogi karena istilah ini dapat diartikan sebagai seni dan ilmu untuk mengajar anak-anak (pedagogy is the science and arts of teaching children).

Malcolm Knowles dalam Uno (2011 : 58-59), mengembangkan enam pokok asumsi model pembelajaran orang dewasa sebagai berikut:

a. Kebutuhan untuk mengetahui. Orang dewasa perlu mengetahui mengapa mereka harus mempelajari sesuatu. Oleh karena itu, tugas utama fasilitator adalah membantu peserta belajar menjadi sadar akan perlunya mengetahui atau paling tidak fasilitator dapat memaparkan kasus yang bersifat intelektual untuk menunjukkan nilai dari pembelajaran yang akan


(60)

dijalaninya guna meningkatkan efektivitas kinerjanya atau kualitas hidupnya.

b. Konsep diri. Konsep diri anak-anak masih tergantung sedangkan pada orang dewasa konsep dirinya sudah mandiri.

c. Peranan pengalaman. Seorang individu mengalami dan mengumpulkan berbagai pengalaman pahit-getirnya kehidupan, dimana hal ini menjadikan seorang individu sebagai sumber belajar yang demikian kaya, dan pada saat yang bersamaan individu tersebut memberikan dasar yang luas untuk belajar dan memperoleh pengalaman baru.

d. Kesiapan belajar. Penentuan waktu belajar (kapan dan berapa lama) hendaknya disesuaikan dengan tahap perkembangan orang dewasa. Hal yang lebih penting adalah perlu ada rangsangan terjadinya kesiapan belajar melalui pengenalan terhadap model-model pembelajaran orang dewasa. e. Orientasi belajar. Pada orang dewasa mempunyai kecenderungan memiliki

orientasi belajar yang berpusat pada pemecahan permasalahan yang dihadapi (Problem Centered Orientation).

f. Motivasi. Motivasi orang dewasa untuk belajar, antara lai tanggap terhadap beberapa dorongan eksternal (posisi kerja yang lebih baik, kenaikan pangkat, kenaikan gaji dan lain-lain)

Orang dewasa pada hakikatnya adalah makhluk yang kreatif bilamana seseorang mampu menggerakkan/menggali potensi yang ada dalam diri mereka. Di samping itu, orang dewasa dapat dibelajarkan lebih aktif apabila mereka merasa ikut dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran, terutama apabila mereka dilibatkan memberi sumbangan pikiran dan gagasan yang membuat mereka merasa berharga dan memiliki harga diri di depan sesama temannya. Artinya, orang dewasa akan belajar lebih baik apabila pendapat pribadinya dihormati dan akan lebih senang kalau ia dapat memberikan sumbang saran pemikiran dan mengemukakan ide pikirannya, daripada pembimbing selalu memberikan teori dan gagasannya sendiri kepada mereka.

Menurut Uno (2011 : 55) mengemukakan bahwa dalam praktiknya pembelajaran orang dewasa sering disebut dengan Diklat (Pendidikan dan Pelatihan), pelatihan ataupun training.


(61)

Bagi orang dewasa, terciptanya suasana belajar yang kondusif merupakan suatu fasilitas yang mendorong mereka mau mencoba perilaku baru, berani tampil beda, dapat berlaku dengan sikap baru dan mau mencoba pengetahuan baru yang mereka peroleh.

Prosedur yang perlu ditempuh oleh pendidik sebagaimana dikemukakan Knowles (1979) dalam Sudjana (2005 : 63) adalah sebagai berikut:

(a) menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar melalui kerjasama dalam merencanakan program pembelajaran, (b) menemukan kebutuhan belajar, (c) merumuskan tujuan dan materi yang cocok untuk memenuhi kebutuhan belajar, (d) merancang pola belajar dalam sejumlah pengalaman belajar untuk siswa, (e) melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan metode, teknik dan sarana belajar yang tepat dan (f) menilai kegiatan belajar serta mendiagnosis kembali kebutuhan belajar untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya. Inti teori andragogi adalah teknologi keterlibatan diri (ego) siswa. Artinya kunci keberhasilan daam proses pembelajaran siswa terletak pada keterlibatan diri mereka dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran yang diberikan kepada orang dewasa dapat efektif (lebih cepat dan melekat pada ingatannya), bilamana pembimbing (pelatih, pengajar, penatar, instruktur dan sejenisnya) tidak terlalu mendominasi kelompok kelas, mengurangi banyak bicara, namun mengupayakan agar individu orang dewasa itu tetap mampu menemukan alternatif-alternatif untuk mengembangkan kepribadian mereka.

Agar pembelajaran orang dewasa dapat berjalan dengan efektif diperlukan strategi-strategi dalam pelaksanaan pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi secara sistematis sehingga menghasilkan hasil belajar


(1)

keputusan sendiri, serta sikap yang terkesan mengguruinya akan cenderung ditolaknya, atau dihindarinya.

Sesuai dengan hal tersebut, maka peneliti menggunakan pembelajaran andragogi. Pendidikan orang dewasa (andragogi) dalam hal ini sangat diperlukan. Istilah andragogi telah digunakan untuk menunjukkan perbedaan antara pendidikan yang diarahkan diri sendiri dengan pendidikan melalui pengajaran oleh orang lain.

Sesuai dengan hasil penelitian ini, peristiwa belajar yang terjadi adalah guru BK akan melatih dirinya sesuai dengan pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki dalam menggunakan komputer sehingga memperoleh keterampilan yang dikuasai dalam penggunaan software basis data. Tujuan pembelajaran dalam penelitian ini menurut teori andragogi ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas guru BK dalam meningkatkan keterampilannya dalam menggunakan software basis data BK.

Sesuai dengan fungsi basis data, dalam penelitian pengembangan yang telah dilakukan efektif digunakan dalam menambahkan file baru, mengosongkan berkas, menyisipkan data, mengambil data, mengubah, menghapus, menyajikan informasi sesuai kebutuhan guru BK, sebagai efisiensi yang meliputi kecepatan dan kemudahan, space (efisiensi ruang penyimpanan) dan accurancy (keakuratan), menangani data dalam jumlah besar, kebersamaan pemakaian, dan meniadakan duplikasi dan inkonsistensi data.


(2)

165

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan impilkasi hasil penelitian, saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan pengembangan Software Basis Data BK (SBD_BK) adalah sebagai berikut:

1) Bagi guru BK yang akan menggunakan produk Software Basis Data BK (SBD_BK) sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK, disarankan mempelajari dan memahami petunjuk penggunaan aplikasi. Sehingga guru BK tidak mengalami kesulitan dalam penggunaan aplikasi serta produk ini dapat melatih guru BK dalam menggunakan komputer sebagai sarana pendukung kinerja pelayanan BK.

2) Perlu adanya fasilitas sarana pendukung terutama komputer sehingga guru BK dapat memanfaatkan perkembangan IT sebagai media partner pelayanan BK.

3) Software basis data BK bukanlah satu-satunya aplikasi komputer yang dapat menentukan keberhasilan pelayanan BK, perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai pengaruh penggunaan dan pengembangan aplikasi komputer lainnya yang dirancang untuk mencapai efektivitas dan efisiensi.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah. 2011. Sistem Informasi Nilai Siswa Sekolah Dasar Sebagai Penunjang Dalam Pengambilan Keputusan. http://jurnal.untad.ac.id Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 4. Nopember 2011: 287 – 299. Diakses tanggal 19 Desember 2012.

Ali, H.M. 2000. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Cetakan ke-1. Bandung : PT Sinar Baru Algensindo.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Budiningsih, C.A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Cetakan ke-1. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Date. et.al 2000. Pengenalan Sistem Basisdata Jilid 1 Edisi Ketujuh. Terjemahan Carey Tanya. Jakarta : Indeks Group Gramedia.

Degeng, I N. 2000. Paradigma Baru Pendidikan Memasuki Era Desentralisasi dan Demokratisasi. Makalah Seminar Regional, di Universitas PGRI Surabaya, 19 April 2000.

Gunawan, Yusuf. 2001. Bimbingan dan Konseling : Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta : Prenhallindo.

Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Indriana, St. Zulfaidah. 2013. Efektivitas, Efisiensi Dan Produktivitas

Manajemen Berbasis Sekolah. http://zulfaidah-indriana.blogspot.com diakses tanggal 2 oktober 2013.

Januszewski & Molenda. 2008. Educational Technologi A definition with Commentary. USA: Taylor & Francis Group, LLC.

Kadir, Abdul. 2001. Konsep & Tuntunan Praktis Basis Data. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.


(4)

167

Kani, dkk. 2010. Pemrograman Database Menggunakan Delphi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Karwono & Mularsih, Heni. 2010. Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber Belajar. Ciputat : Cerdar Jaya.

Knowles, Malcolm. 1979. The Adult Learning (thirt Edition), Houston, Paris, London, Tokyo: Gulf Publishing Company.

Kristanto, Eko Budi. 2013. Kualitas Perangkat Lunak Model ISO 9126. http://fxekobudi.net diakses tanggal 5 Oktober 2013.

Laura Hyden, Timothy A. Poynton & Russell A. Sabella. 2012. “School Counselors’ Use of Technology within the ASCA National Model’s Delivery System”. http://jtc.columbusstate.edu/Vol5_1/Hayden.htm diakses tanggal 19 Desember 2012.

Mackenzie, Duncan. 2004. Belajar Sendiri dalam 21 Hari Visual Basic .Net. Terjemahan Bayu Probo. Yogyakarta : ANDI.

Maeyasari, Eka. 2012. Pengaruh Efektivitas Penerapan Absensi Finger Print Terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak. http://www.academia.edu Diakses tanggal 2 Oktober 2013.

Maj Jane E Heetderks-Cox;Alford, Betty B;Bednar, Carolyn M;Heiss, Cynthia J;et al. 2001. CD-ROM Nutrient Analysis Database Assists Self-Monitoring Behavior Of Active Duty Air Force Personnel Receiving Nutrition Counseling For Weight Loss. http://search.proquest.com Diakses tanggal 19 Desember 2012.

Miarso, Yusufhadi, 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Prenada Media dan Pustekkom Diknas.

Mohamad, Nur. 2004. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya. Munir. 2012. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung :

ALFABETA.

Nugroho, Adi. 2010. Mengembangkan Aplikasi Basis Data Menggunakan C#+ SQL Server. Yogyakarta : ANDI.

Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapan Dalam KBK. Malang : Universitas Negeri Malang.


(5)

Ohira, Norman. 2013. Pengembangan Rubrik Penilaian Proposal Penelitian Mahasiswa Pada Program Studi Tadris Biologi Jurusan Tarbiyah Stain Kerinci. Tesis. Pascasarjana Teknologi Pendidikan. Padang : Universitas Negeri Padang.

Pidekso, Ari. 2009. SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik. Yogyakarta : ANDI.

Piaget, J. (1959). The Growth Of Logical Thinking From Childood Fo Adolescence. New York : Basic Books.

Putra, Nusa. 2012. Research & Development Penelitian dan Pengembangan : Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Raharjo, Budi. 2011. Membuat Database Menggunakan MySQL. Bandung : Informatika.

Reigeluth, C.M & Chellman, A.C. 2007. Instructional-Design Theories and Models Volume III, Building a Common Knowledge Base. New York: Taylor & Francis.

Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA. Saputra, Agus. 2013. Membangun Aplikasi Toko Online dengan PHP dan SQL

Server Edisi Revisi. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Siagian, Sondang P. 2001. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Steers, M. Richard, dan Jamin, Magdalena. 1985. Organizational Effectiveness. Jakarta: Erlangga.

Sudjana, H.D. 2005. Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production. Sudijono, Anas. 2009. Statistik untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Press.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA.

Sukardi, D. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Susanto, Eko. 2012. Aplikasi E-Sosiometri. http://www.konselingindonesia.com diakses tanggal 19 Desember 2012.

Trianto.2001. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.


(6)

169

Uncategorized. 2010. Pengertian Efisiensi dan Efektifitas Kerja. http://apustpicurug.wordpress.com diakses tanggal 5 Oktober 2013. Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Wardati dan Jauhar Mohammad. 2012. Implementasi Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Widoyoko, S. Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Yakub. 2008. Sistem Basis Data Tutorial Konseptual. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A.Juntika. 2006. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.