21
B. Kajian Penelitian yang Relevan.
Penelitian tentang manjemen pembinaan prestasi PENGDA PBVSI belum penah diteliti sebelumnya, namun demikian dalam penelitian yang mengungkap manajemen
sudah banyak. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Suroyo Catur Wahyudi 2003 dengan judul manajemen klub bola voli di Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2003 yang menggunakan metode survai dan teknik pengambilan data dengan menggunakan angket dengan subjek klub bola voli DIY yang berjumlah
14 klub. Kesimpulanya adalah penerapan manajemen pada klub bolavoli DIY menunjukan bahwa 7,14 telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen cukup baik,
92,86 responden telah menerapkan fungsi manajemen dengan baik. Penelitian lain yang pernah dilakukan oleh Sulis Nur Prasetyo 2010 dengan
judul manajemen perguruan pencak silat di kabupaten bantul yang menggunakan metode survey dan teknik pengambilan data dengan menggunakan angket dengan
subjek penelitian 7 tujuh perguruan pencak silat kesimpulanya adalah 1 penerapan fungsi perencanaan: Perguruan Bina Mental baik sebesar 50, perguruan Persatuan
Hati cukup baik sebesar 33,3, perguruan Tapak Suci kurang baik sebesar 50, perguruan Perisai Diri baik sebesar 50, perguruan telapak sakti tidak baik sebesar
50, perguruan PSHT tidak baik sebesar 66,6, perguruan ASAD baik sebesar 34,3. 2 Penerapan fungsi pengorganisasian: perguruan Bina Mental kurang baik
sebesar 50, perguruan Persatuan Hati baik sebesar 50, perguruan Tapak Suci tidak baik sebesar 50, perguruan Perisai Diri baik sebesar 66,6, perguruan
Telapak Sakti cukup baik sebesar 33,3, perguruan PSHT cukup baik sebesar 33,3, perguruan ASAD tidak baik sebesar 66,6. Penerapan fungsi pengarahan
pada perguruan Bina Mental baik sebesar 50, perguruan persatuan hati cukup baik sebesar 33,3, perguruan Tapak Suci tidak baik sebesar 50, perguruan Perisai
22
Diri baik sebesar 66,6, perguruan Telapak Sakti tidak baik 50, perguruan PSHT cukup baik sebesar 66,6, perguruan ASAD kurang baik sebesar 50. 4
fungsi pengawasan pada persatuan bina mental baik sebesar 50, perguruan persatuan hati baik sebesar 66,6, perguruan tapak suci tidak baik sebesar 50,
perguruan perisai diri baik sebesar 50, perguruan telapak suci kurang baik sebesar 50, perguruan PSHT kurang baik sebesar 33,3, perguruan ASAD tidak baik
sebesar 50. Jadi penerapan manajemen perguruan pencak silat di kabupaten
Bantul secara keseluruhan kurag baik 54,8.
C. Kerangka Berfikir