Peta konsep 008

B. Fungsi Peta Konsep
Dalam pendidikan, peta konsep dapat diterapkan untuk berbagai tujuan.
Menurut Dahar (1989:129) menyatakan bahwa berdasarkan tujuannya,
fungsi peta konsep ada empat.
1. Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa.
Sebelumnya telah diketahui bahwa belajar bermakna membutuhkan usaha
yang sungguh-sungguh dari pihak siswa untuk menghubungkan
pengetahuan baru dengan konsep-konsep relevan yang telah mereka
miliki.Untuk memperlancar proses ini, baik dosen dan mahasiswa perlu
mengetahui konsep-konsep apa yang telah dimiliki mahasiswa ketika
pelajaran baru akan dimulai, sedangkan maha-siswa diharapkan dapat
menunjukkan di mana mereka berada, atau konsep-konsep apa yang telah
mereka miliki.dalam menghadapi pelajaran baru itu. Dengan menggunakan
peta konsep dosen dapat melaksankan apa yang telah dikemukakan di atas,
dan dengan demikian mahasiswa diharapkan akan mengalami belajar bermakna. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dosen untuk maksud
ini ialah dengan memilih satu konsep utama dari pokok bahasan yang akan
dibahas, kemu-dian menyuruh mahasiswa untuk menyusun peta konsep
dengan menghubungkan konsep-konsep itu. Selanjutnya mahasiswa diminta
untuk menambahkan konsep-konsep dan mengaitkan konsep-konsep itu
hingga mambentuk proposisi yang ber-makna. Dari peta konsep-peta konsep
yang dihasilkan oleh mahasiswa, guru dapat mengetahui sejauh mana

pengetahuan mahasiswa tentang pokok bahasan yang akan diajarkan.
2. Mempelajari Cara Belajar
Bila seseorang dihadapkan pada suatu bab dari buku pelajaran , ia tidak
akan begitu saja memahami apa yang dibacanya.Dengan diminta untuk
menyusun peta konsep dari isi bab itu , ia akan berusaha untuk
mengeluarkan konsep-konsep dari apa yang dibacanya, meletakkan konsep
yang paling inklusif pada puncak pe-ta konsep yang dibuatnya, kemudian
mengurutkan konsep-konsep yang lain yang kurang inklusif pada konsep
yang paling inklusif, demikian seterusnya.
3. Mengungkapkan konsepsi salah
Selain kegunaan-kegunaan yang telah disebutkn di atas, peta konsep dapat
pula mengungkapkan konsepsi salah (misconception) yang terjadi pada
mahasis-wa. Konsep salah biasanya timbul karena terdapat kaitan antara
konsep-konsep yang mengakibatkan proposisi yang salah.
4. Alat Evaluasi

Penerapan peta konsep dalam pendidikan yang terakhir dibahas adalah peta
konsep sebagai alat evaluasi. Selama ini alat-alat evaluasi yang digunakan
guru adalah tes obyektif atau tes esai. Walaupun cara evaluasi ini akan terus
me-megang peranan dalam dunia pendidikan, teknik-teknik evaluasi baru

perlu dipi-kirkan untuk memecahkan masalah-masalah evaluasi yang kita
hadapi selama ini.
Menurut Susilo dalam Parno (2007:8) fungsi peta konsep dalam pembelajaran adalah (1) merencanakan kuliah, (2) merencanakan dan evaluasi
kurikulum, (3) mengembangkan pembelajaran dengan bertitik tolak pada
identifikasi miskon-sepsi mahasiswa dari peta konsep, (4) mendiskusikan
peta konsep dalam kelas, (5) peta konsep yang menghubungkan teori dasar
dan prosedur eksperimen dalam praktikum mahasiswa, (6) mempelajari buku
teks, (7) meminta mahasiswa mem-buat peta konsep dari soal tes, dan (8)
menganalisis miskonsepsi mahasiswa.
Dalam penelitian ini peta konsep yang dibuat oleh mahasiswa bersumber
pada pengetahuannya tentang materi fisika sekolah yang sudah
didapatkannya dari matakuliah yang ditempuhnya selama empat semester
sebelumnya. Peta konsep yang telah dibuat oleh mahasiswa digunakan
untuk menemukan miskonsepsi ten-tang dasar-dasar fisika sekolah.
Selanjutnya sejumlah miskonsepsi tersebut akan diperbaiki dengan
pembelajaran pemecahan masalah dalam matakuliah KSFS.

C. Cara Membuat Peta Konsep
“Dalam membuat peta konsep ada enam langkah yang harus diikuti“ (Dahar, 1989:126). Keenam langkah tersebut adalah (1) menentukan bahan
bacaan, (2) menentukan konsep-konsep yang relevan, (3) mengurutkan

konsep-konsep itu, mulai dari yang paling inklusif sampai yang paling tidak
inklusif atau contoh- contoh, (4) menyusun konsep- konsep itu di atas kertas,
mulai dengan konsep yang paling inklusif di puncak ke konsep yang paling
tidak inklusif (5) menghu-bungkan konsep yang berkaitan dengan garis-garis
penghubung dan memberi kata penghubung pada setiap garis penghubung
itu, dan (6) mengembangkan peta kon-sep tersebut, misalnya dengan
menambahkan dua atau lebih konsep yang baru ke setiap konsep yang
sudah ada dalam peta konsep.

D. Keunggulan dan Kelemahan Peta Konsep
a)

Keunggulan Peta Konsep

Novak dan Gowin (dalam Haris, 2005:18) mengemukakan kelebihan peta
konsep bagi guru dan siswa. Kelebihan peta konsep bagi guru adalah sebagai
berikut.
Pemetaan konsep dapat menolong guru mengorganisir seperangkat
pe-ngalaman belajar secara keseluruhan yang akan disajikan


Pemetaan konsep merupakan cara terbaik menghadirkan materi pelajaran, hal ini disebabkan peta konsep adalah alat belajar yang tidak
menimbulkan efek verbal bagi siswa, karena siswa dengan mudah melihat, membaca, dan mengerti makna yang diberikan

Pemetaan konsep menolong guru memilh aturan pengajaran berdasarkan kerangka kerja yang hierarki, hal ini mengingat banyak materi pelajaran yang disajikan dalam urutan yang acak

Peta konsep membantu guru meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengajaran.
Sedangkan kelebihan peta konsep bagi siswa adalah sebagai berikut.


Pemetaan konsep merupakan cara belajar yang mengembangkan proses belajar yang bermakna, yang akan meningkatkan pemahaman sis-wa
dan daya ingat belajarnya,

Dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berfikir siswa, yang pada
gilirannya akan menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pa-da
siswa

Mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik, yang
akan memudahkan belajar

Dapat membantu siswa melihat makna materi pelajaran secara lebih

komprehensif dalam setiap komponen konsep- konsep dan mengenali
miskonsepsi.
b)
Kelemahan Peta Konsep


Beberapa kelemahan atau hambatan yang mungkin dialami mahasiswa dalam menyusun peta konsep antara lain: (1) Perlunya waktu yang cukup lama
un-tuk menyusun peta konsep, sedangkan waktu yang tersedia terbatas, (2)
Sulit me-nentukan konsep-konsep yang terdapat pada materi yang dipelajari,
(3) Sulit me-nentukan kata-kata untuk menghubungkan konsep yang satu
dengan konsp yang lain (Haris, 2005:20).
Jadi hambatan yang kemungkinan dialami mahasiswa akan dapat diatasi
dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) Mahasiswa diminta untuk
membu-at peta konsep di rumah dan pada pertemuan selanjutnya dibahas di
kelas, (2) Ma-hasiswa diharapkan dapat membaca kembali materi dan
memahaminya, agar da-pat mengenali konsep-konsep yang ada dalam
bacaan sehingga dapat mengaitkan konsep-konsep tersebut dalam peta
konsep (Haris, 2005:21).

SUMBER:

http://areknerut.wordpress.com
Sanjaya, Sailendra Srihadi. 2008. Peningkatan Prestasi Belajar Kapita Selekta
Fisika Sekolah dengan Menggunakan Peta Konsep dan Pemecahan Masalah
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang
Semester Gasal Tahun Akademik 2007/2008 . Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: Universitas Negeri Malang