Propagasi Gelomban Refleksi Pantulan

Gambar 2.1 Pan Sudut masuk dari pantulan. S menggunakan efek gelombang radio yan satu tujuan. Onno dkk, 2

2.2.2. Propagasi Gelomban

Propagasi Gelom perambatan gelombang pemancar radio hingga perambatan atau biasa gelombang dapat berupa konduktor, kabel koak gelombang radio atau sin gambaran singkat tentan 1986: 1.4. 10 antulan dari gelombang radio. uk gelombang akan sama dengan sudut Sebuah bentuk parabolik akan ek ini untuk mengkonsentrasikan yang tersebar dipermukaannya menuju nno dkk, 2008 bang Radio lombang Radio merupakan proses g radio mulai saat dipancarkan dari ngga sampai pada penerima. Media asa juga disebut saluran transmisi berupa fisik yaitu sepasang kawat koaksial dan berupa non fisik yaitu inar laser. Pada Gambar 1 merupakan ntang propagasi gelombang J, Herman, Gambar 2.2 Propagasi Gelombang Gelombang radio yang terpancar dari pemancar sampai dapat diterima pada stasiun penerima dapat melalui beberapa metode, antara lain : 1. Terpantul balik oleh bumi Ground Waves 2. Terpantul balik oleh lapisan ion atau ionosfir Sky Waves 3. Secara Langsung Line of Sight Surface Wave 1. Gelombang Bumi Ground Wave Gelombang bumi merupakan gelombag radio yang perambatannya merupakan hasil pantulan oleh permukaan bumi. Gelombang permukaan bumi berpolarisasi vertikal, karena setiap komponen horisontalnya akan dihubung singkat oleh permukaan bumi. Daerah frekuensi utama gelombang ini adalah 30 kHz – 3 MHz yaitu band MF dan LF dan konfigurasi medannya terlihat seperti pada gambar. Perubahan kadar air mempunyai pengaruh yang besar terhadap gelombang tanah. Redaman gelombang tanah berbanding lurus terhadap impedansi permukaan tanah. Impedansi ini merupakan fungsi dari konduktivitas dan frekuensi. Jika bumi mempunyai konduktivitas yang tinggi, maka redaman penyerapan energi gelombang akan berkurang. Dengan demikian, propagasi gelombang tanah di atas air, terutama air garam air laut jauh lebih baik dari pada di tanah kering berkonduktivitas rendah, seperti padang pasir. Rugi-rugi redaman tanah akan meningkat dengan cepat dengan semakin besarnya frekuensi. Karena alasan tersebut, gelombang tanah sangat tidak efektif pada frekuensi di atas 2 MHz. Gambar 2.3 Perambatan Gelombang permukaan bumi Propagasi gelombang radio ini biasa digunakan untuk komunikasi pantai. Pemanfaatan gelombang bumi dalam teknik komunikasi, kuat medan di stasiun penerima akan ditentukan oleh : 1. Daya pancar dari pemancar 2. Karakteristik antena pancar 3. Frekuensi operasinya 4. Pemantulan yang terjadi pada permukaan bumi 5. Kondisi meteorologi suhu, humiditas, cuaca, dll 6. Karakteristik dari medan penghantar 2. Gelombang Langit Sky Waves Propagasi gelombang radio pada gelombang langit sangat dipengaruhi oleh kondisi atmosfir di atas permukaan bumi. Atmosfir di atas bumi terbagi dalam beberapa lapisan, yaitu ; a. Troposfir : adalah bagian atmosfir bumi yang membentang dari permukaan bumi hingga ketinggian sekitar 11 Km. b. Stratosfir : adalah atmosfir bumi yang berada di ketinggian sekitar 11 Km sd 50 Km. c. Ionosfir : adalah lapisan atmosfir yang berada pada ketinggian di atas 50 Km dari permukaan bumi. Pada lapisan ionosfir inilah terdapat gas-gas yang secara terus-menerus terkena sinar matahari dan membentuk lapisan ion yang dapat memantulkan gelombang radio. Ionosfir tersusun dari 3 tiga lapisan , mulai dari yang terbawah yang disebut dengan lapisan D, E dan F. Sedangkan lapisan F dibagi menjadi dua, yaitu lapisan F1 dan F2 yang lebih atas, seperti Gambar 12. Gambar 2.4 Lapisan ionosfir Untuk lebih jelasnya tentang fenomena masing-masing lapisan pada ionosfir klik tombol nama-nama lapisan ionosfir. 1 Lapisan D terletak sekitar 40 km – 90 km. Ionisasi di lapisan D sangat rendah, karena lapisan ini adalah daerah yang paling jauh dari matahari. Lapisan ini mampu membiaskan gelombang- gelombang yang berfrekuensi rendah. Frekuensi- frekuensi yang tinggi, terus dilewatkan tetapi mengalami redaman. Setelah matahari terbenam, lapisan ini segera menghilang karena ion-ionnya dengan cepat bergabung kembali menjadi molekul- molekul. 2 Lapisan E terletak sekitar 90 km – 150 km. Lapisan ini, dikenal juga dengan lapisan Kenelly– Heaviside, karena orang-orang inilah yang pertama kali menyebutkan keberadaan lapisan E ini. Setelah matahari terbenam, pada lapisan ini juga terjadi penggabungan ion-ion menjadi molekul-molekul, tetapi kecepatan penggabungannya lebih rendah dibandingkan dengan lapisan D, dan baru bergabung seluruhnya pada tengah malam. Lapisan ini mampu membiaskan gelombang dengan frekuensi lebih tinggi dari gelombang yang bisa dibiaskan lapisan D. Dalam praktek, lapisan E mampu membiaskan gelombang hingga frekuensi 20 MHz. 3 Lapisan F terdapat pada ketinggian sekitar 150 km – 400 km. Selama siang hari, lapisan F terpecah menjadi dua, yaitu lapisan F1 dan F2. Level ionisasi pada lapisan ini sedemikian tinggi dan berubah dengan cepat se iring dengan pergantian siang dan malam. Pada siang hari, bagian atmosfir yang paling dekat dengan matahari mengalami ionisasi yang paling hebat. Karena atmosfir di daerah ini sangat renggang, maka penggabungan kembali ion-ion menjadi molekul terjadi sangat lambat setelah terbenam matahari. Karena itu, lapisan ini terionisasi relatif konstan setiap saat. Lapisan F bermanfaat sekali untuk transmisi jarak jauh pada frekuensi tinggi dan mampu membiaskan gelombang pada frekuensi hingga 30 MHz.

3. Propagasi Line of Sight LOS

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Transmitter Dan Receiver Sebagai Alat Pengirim Dan Penerima Suara Berbasis Radio Frekuensi Di Dalam Air

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Transmitter Dan Receiver Sebagai Alat Pengirim Dan Penerima Suara Berbasis Radio Frekuensi Di Dalam Air T0 562010003 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Transmitter Dan Receiver Sebagai Alat Pengirim Dan Penerima Suara Berbasis Radio Frekuensi Di Dalam Air T0 562010003 BAB IV

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Transmitter Dan Receiver Sebagai Alat Pengirim Dan Penerima Suara Berbasis Radio Frekuensi Di Dalam Air T0 562010003 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Alat Pengirim Suara Berbasis Radio Frekuensi Di Dalam Air

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Alat Pengirim Suara Berbasis Radio Frekuensi Di Dalam Air T0 562010008 BAB I

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Alat Pengirim Suara Berbasis Radio Frekuensi Di Dalam Air T0 562010008 BAB II

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Alat Pengirim Suara Berbasis Radio Frekuensi Di Dalam Air T0 562010008 BAB IV

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Alat Pengirim Suara Berbasis Radio Frekuensi Di Dalam Air T0 562010008 BAB V

0 0 3

T0__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Receiver Sebagai Switch Menggunakan Media Infrared T0 BAB II

0 0 4