Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah
sekolah kejuruan lebih banyak menekankan materi pelajaran yang berorientasi masalah kerja dalam proses pengajarannya.
Komposisi antara Mata Diklat Dasar Kompetensi Kejuruan DKK dan Mata Diklat Kompetensi Kejuruan KK di SMK telah tersusun baik, sehingga diharapkan
setelah proses pengajaran akan dihasilkan tenaga-tenaga terampil dan siap latih untuk memenuhi tenaga kerja yang sesuai dengan bidangnya dan memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan oleh industri yang membutuhkan. Keinginan setiap lulusan SMK adalah memperoleh pekerjaan setelah lulus dari SMK. Siswa SMK dituntut untuk
memiliki kesiapan kerja untuk bisa memperoleh pekerjaan dan bekerja dengan baik. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia TPIP UPI,
2007:385, menerangkan tentang kesiapan kerja terbentuk dari tiga aspek yang harus berkembang secara simultan yaitu afektif, kognitif, maupun psikomotorik.
Pengamatan sementara dapat diketahui bahwa kesiapan kerja siswa Program Keahlian Teknik Audio Video di SMK Bunda Satria Wangon untuk terjun ke dunia kerja
atau industri relatif masih rendah, hal ini terindikasi dari minimnya lulusannya yang diterima kerja di perusahaan-perusahaan besar. Masih rendahnya kesiapan kerja siswa
di dunia industri, dimungkinkan dipengaruhi oleh masih rendahnya kecakapan akademik dan kecakapan vokasional siswa di sekolah. Siswa SMK yang mempunyai kecakapan
akademik dan kecakapan vokasional diharapkan dapat memenuhi dua dari tiga aspek yang membentuk kesiapan kerja yaitu aspek afektif dan kognitif. Kondisi empiris ini
mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Kecakapan Akademik dan Kecakapan Vokasional Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI
Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Bunda Satria Wangon ”.