Pernyataan Bersama Antara Panitia Urusan Piutang Negara Dengan Debitur Dalam Kaitannya Dengan...

PERNYATAAN BERSAMA ANTARA PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA DENGAN DEBITUR DALAM
KAITANNYA DENGAN PENGURUSAN KREDIT MACET DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN
(Penelitian Pada Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara di padang)
TESIS OLEH : DEVIANTY FITRI 982105006
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2002
Devianty Fitri : Pernyataan Bersama Antara Panitia Urusan Piutang Negara Dengan Debitur Dalam…, 2002 USU Repository © 2007

PERNYATAAN BERSAMA ANTARA PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA DENGAN DEBITUR DALAM KAITANNYA DENGAN
PENGURUSAN KREDIT MACET DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN
(Penelitian Pada Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara di Padang) Devianty Fitril
Mariam Darus Badrulzaman2 Sri Kastini2
INTISARI
Setiap kredit macet yang berasal dari bank pemerintah diserahkan pengurusannya kepada Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 Tentang Panitia Urusan Piutang Negara. PUPN mempunyai kewenangan untuk melakukan pengurusan piutang negara dengan menerbitkan keputusan-keputusan hukum, salah satunya yaitu Pernyataan Bersama. Pernyataan Bersama merupakan suatu kesepakatan atau persetujuan antara debitur atau penanggung hutang dengan Ketua PUPN yang dituangkan dalam bentuk surat yang berisikan pengakuan hutang dari debitur atau penanggung hutang dan atau penjamin hutang untuk membayar sekaligus seluruh hutangnya kepada negara. Berdasarkan latar belakang di atas perlu dibahas mengenai bagaimana pelaksanaan Pernyataan Bersama tersebut ditinjau dari Hukum Perjanjian dan mengenai kendala yang dihadapi dalam Pernyataan Bersama tersebut.
Untuk membahas permasalahan itu dilakukan penelitian yang bersifat deskriptif analitis. Lokasi penelitian di kota Padang, sebagai sampel PT. Bank Negar a Ind onesia (Persero) Tbk Cabang Padang, PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Padang dan PT. Bank Nagari Cabang Padang. Responden ditetapkan secara random sebanyak 30 orang debitur dan informan 12 orang. Alat pengumpulan data primer adalah pedoman wawancara, kuesioner dan check list. Sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui studi kepustakaan. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif.
1 Fakultas Hukum Universitas Andalas Padang 2 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan
Devianty Fitri : Pernyataan Bersama Antara Panitia Urusan Piutang Negara Dengan Debitur Dalam…, 2002 USU Repository © 2007

Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1. Dalam pelaksanaan Pernyataan Bersama antara PUPN dengan debitur dalam pengurusan
kredit macet berlangsung sesuai dengan asas kebebasan berkontrak dan kedudukan antara PUPN dengan debitur seimbang. Pada Pernyataan Bersama sudah ada format standarnya yang harus ditandatangani oleh debitur; sama halnya dengan perjanjian kredit pada suatu bank. Akan tetapi Pernyataan Bersama memuat pengakuan hutang dan berkekuatan hukum tetap karena Pernyataan Bersama memuat irah-irah Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kendala-kendala yang ditemui dalam pelaksanaan Pernyataan Bersama antara PUPN dan debitur, yaitu: a) pihak debitur tidak memenuhi panggilan KP3N untuk melaksanakan wawancara dalam rangka pelaksanaan Pernyataan Bersama; b) debitur tidak mau mengakui jumlah hutang yang telah diserahkan oleh penyerah hutang (BNI, BRI. BPD), dengan alasan hutang mereka tidak sebanyak yang tertera dalam Berkas Kasus Piutang Negara (BKPN); c) debitur meminta hutang tersebut dihitung ulang; d) debitur tidak mau menandatangani Pernyataan Bersama; e) debitur takut karena dipengaruhi atau diancam oleh pihak ketiga. Kata kunci: - Pernyataan Bersama - Kredit Macet - Hukum Perjanjian
Devianty Fitri : Pernyataan Bersama Antara Panitia Urusan Piutang Negara Dengan Debitur Dalam…, 2002 USU Repository © 2007


THE MUTUAL AGREEMENT BETWEEN THE COMMITTEE OF STATE CREDIT AFFAIRS WITH THE DEBITOR IN RELATING TO UNPAID CREDIT AFFAIR IS VIEWED FROM CONTRACT LAW (A research at the Service Office of the State Credit Affairs in Padang) Devianty Fitril Mariam Darus Badrulzaman2 Sri Kastini2
ABSTRACT
Every unpaid credit from Government Bank is given to Committee of State Affair (PUPN) based on Law Number 49 Prp of 1960 about PUPN. PUPN has authority to do state credit affairs by publishing legal decisions, one of that is Mutual Agreement. Mutual Agreement is as an agreement or accord between debitor or debt warrantor with the head of PUPN which is poured in the letter form that contain debt creed or debt warrantor and/or debt guaranty to pay full all of his that to the government. Based on the above back ground, it is necessary to study about how the Mutual Agreement is viewed from Contract Law and about the obstacles that stated in the mutual agreement.
A descriptive analytical research was done to study the problems. The research location is Padang City, as samples are PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Branch of Padang, PT. Bank Rakyat Indonesia and PT. Bank Nagari Branch of Padang. There are 30 debitors as respondents were chosen by random method and 12 informants. The primary data collectors are interview direction, questionnaire and check list. Where as the secondary data where collected by literature study. The data analysis was done by the descriptive qualitative method.
The research results show that: 1. In the Mutual Agreement accomplishment between PUPN with the debitor in unpaid credit
affairs is viewed from Contract Law is done suitable with freedom contract principle and the position between PUPN and the debitor is balance. There is a standard format on Mutual Agreement that must be sign by debitor, the same as credit contract at a bank. But Mutual Agreement contains debt creed and has an absolute legal power, because
1Faculty of Law, Andalas University - Padang 2 Faculty of Law, North Sumatera University - Medan
Devianty Fitri : Pernyataan Bersama Antara Panitia Urusan Piutang Negara Dengan Debitur Dalam…, 2002 USU Repository © 2007

Mutual Agreement has an adagium With Justice Based On One Supreme God. 2. The obstacle which are found in the mutual agreement accomplishment between PUPN and
debitor idest : a) the debitor side is not fulfill KP3N calling to do interview in the frame of Mutual Agreement accomplishment; b) the debitor does not creed of total debit that has be given by debit giver (BNI, BRI, BPD) with a reason that their debit is not as much as stated in the File of State Credit Case (BKPN); c) the debitor asked for recalculate the debit; d) the debitor does not want to sign the Mutual Agreement. e) the debitor fear because is influenced or threatened by the third party. Key Words: - Mutual Agreement - Unpaid Credit - Contract Law
vi
Devianty Fitri : Pernyataan Bersama Antara Panitia Urusan Piutang Negara Dengan Debitur Dalam…, 2002 USU Repository © 2007

Dokumen yang terkait

Upaya Penyelesaian Piutang Negara Macet Oleh Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) Dan Direktorat Jenderal Piutang Dan Lelang Negara (DJPLN) Departemen Keuangan Republik Indonesia

0 43 171

Hukum Perjanjian Dalam Kaitannya Dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara (Penelitian Pada Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara Medan)

0 25 152

Pelaksanaan Surat Paksa Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara (Penelitian pada Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara Medan)

1 27 148

Paksaan Pemerintahan (Bestuursdwang) Dalam Pengurusan Piutang Negara Oleh Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) (Studi Kasus Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara Medan)

1 25 147

Peningkatan Jaminan Yang Tidak Sempurna Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara (Studi...

0 27 5

ADMINISTRASI PENGELOLAAN PIUTANG MACET BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 49 TENTANG PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA PADA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL) JEMBER

0 38 14

Kedudukan Surat Paksa Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)Bertitel , Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Dalam Percepatan Pelunasan Piutang Bank milik Negara

0 4 76

KEWENANGAN PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA (PUPN) DALAM MENYELESAIKAN KREDIT MACET Kewenangan Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)Dalam Menyelesaikan Kredit Macet Bank Pemerintah.

0 1 10

PENDAHULUAN Kewenangan Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)Dalam Menyelesaikan Kredit Macet Bank Pemerintah.

0 3 24

PANITYA URUSAN PIUTANG NEGARA perpu0491960

0 0 16