Taman Nasional Alas Purwo

c. Umur Imago Serangga pada umumnya mempunyai umur imago yang pendek. Ada yang beberapa hari dan ada yang beberapa bulan Jumar, 2000. Menurut Sepdia 2006, umur serangga ordo Orthoptera terutama pada belalang berkisar antara 1 – 6 minggu.

2.4.2 Faktor Eksternal

a. Suhu Suhu tubuh serangga dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Setiap serangga memiliki kisaran suhu tertentu Sepdia, 2006. Untuk melakukan aktifitas, masing- masing serangga mempunyai suhu optimal yang berbeda-beda. Pada suhu tertentu aktifitas serangga tinggi, akan tetapi pada suhu yang lain akan berkurang. Pada umunya, kisaran suhu yang efektif adalah pada suhu minimum 15°C, suhu optimum 25°C, dan suhu maksimum 45°C Jumar, 2000. b. Kelembapan Kelembapan yang dimaksud adalah kelembapan tanah, udara, dan tempat hidup serangga tersebut. Kelembapan tersebut merupakan faktor terpenting yang dapat mempengaruhi distribusi, aktifitas dan perkembangan serangga Jumar, 2000.

2.5 Taman Nasional Alas Purwo

Taman Nasional Alas Purwo didirikan pada tahun 1992 berdasarkan SK Mentri Kehutanan No. 283Kpts-II1992. TNAP merupakan kawasan hutan yang terletak di Semenanjung Blambangan Kabupaten Banyuwangi. Taman Nasional ini mempunyai luas 43.420 Ha dengan ketinggian antara 0-322 m diatas permukaan laut BTNAP, 2011. Kawasan TNAP yang terletak pada ketinggian 0 - 322 m diatas permukaan laut memiliki curah hujan yang tidak merata sepanjang tahun, dan secara geografis TNAP terletak di 8°2 5’-8°47’ LS, 114°20’-114°36’ BT. Curah hujannya mencapai 1.079 mm Tegaldlimo, 1491 mm Purwoharjo, 1554 mm Muncar, dan 2.147 Glagah. Suhu udara maksimum antara 31,2°C-34,5°C dan suhu udara minimum antara 20,7°C-22,5°C, sedangkan fluktuasi kelembapan udara juga tergolong kecil, yaitu berkisar 75-81 BTNAP, 2008. TNAP secara umum memiliki tipe hutan hujan tropis dataran yang dipengaruhi oleh angin musim. TNAP merupakan taman nasional yang memiliki formasi vegetasi yang lengkap, dan hampir semua tipe vegetasi dapat dijumpai di lokasi taman nasional. Formasi yang dimiliki mulai dari pantai hutan pantai sampai hutan hujan tropika dataran rendah BTNAP, 2012. Kawasan TNAP selain memiliki keanekaragaman flora, fauna serta goa alamnya, kawasan ini juga dikelilingi oleh beberapa pantai berpasir putih bersih dan dikenal dengan pasir gotrinya. Di sini terdapat 15 lokasi obyek wisata alam dan budaya dimana 4 lokasi telah dikembangkan dan dikenalkan kepada masyarakat yaitu Sadengan, Trianggulasi, Pura Luhur Giri Saloka dan Plengkung Paludi, 2001.

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2014. Pengumpulan spesimen Orthoptera dilakukan di Jalur Triangulasi sampai Pancur TNAP Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Identifikasi terhadap spesimen pada tingkat famili dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember, sedangkan untuk tingkat jenis dilakukan di Laboratorium Entomologi Puslitbang Zoologi Puslit Biologi LIPI Cibinong, Bogor. Triangulasi Pancur U B T S Gambar 3.1 Lokasi Penelitian sumber : http:maps.google.com