Rancang bangun model prediksi keberlanjutan agroindustri perikanan tangkap

RANCANG BANGUN MODEL PREDIKSI
KEBERLANJUTAN AGROINDUSTRI
PERIKANAN TANGKAP

BAMBANG HERRY PURNOMO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi tentang Rancang Bangun Model
Prediksi Keberlanjutan Agroindustri Perikanan Tangkap adalah karya saya sendiri
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Bogor, Januari 2012

Bambang Herry Purnomo
NIM F361060031

ii

ABSTRACT

BAMBANG HERRY PURNOMO. A Design of Sustainable Predictive Model for
Capture Fishery Agroindustry. Under direction of MACHFUD, MARIMIN, AJI
HERMAWAN and EKO SRI WIYONO
The capture fishery agroindustry has been facing serious problems on various
dimensions. Those problems threat its sustainability in the future. Chirimen
agroindustry was one of capture fishery agroindustries that have problems threaten their
sustainability. The purpose of this study was to design a predictive model of chirimen
agroindustry sustainability using dynamic system modeling and developed policies to
improve their sustainability. This model was composed of six sub models, namely submodels of resource, economic, social, technology and environmental. Those sub models
were used to predict values of sustainability indicators on each dimension. The last sub
model was aggregation that used to build an index of sustainability. Techniques used to
aggregate the value of sustainability indicators consist of two types, namely MDS
(multidimensional scaling) and SAWM (simple additive weighting method). The

determination of sustainability indicators based on field surveys and in-depth interviews
with expert respondents through brainstorming and expert meetings and supported by
the results of an in-depth literature review. The results obtained 21 types of indicators
were divided into 5 dimensions, i.e dimension of resources (4), the economic dimension
(6), the environmental dimension (3), the technological dimension (3) and the social
dimension (5). The dimensions of the resource had the greatest weight compared to
other dimensions, namely 34.65%, followed by economics (27.58%), social (19.30%),
technology (11.77%) and environment (6.71%). Based on the MDS technique,
multidimensional sustainability index in 2016 was 22.78 (not sustainable), whereas the
SAWM method was 48.39 (also not sustainable). This situation indicated that chirimen
agroindustry need policy to improve their sustainability. The best policy scenario that
could improve their sustainability was synergetic policy that involved government and
agroindustry. Government should regulate fishing effort, provide tax incentives and fuel
subsidies to fishermen, while agroindustry establish some policies i.e. 1) reduce
production cost; 2) increase product differentiation; 3) improve human resource; and 4)
increase volume of the semi finished good; 5) increase product price; 6) increase
employee salaries; and 7) improve the efficiency of processing water usage. The
implementation of this policy could increase the value of 18 sustainability indicators.
By using the MDS method, the application scenarios could increase the sustainability of
a multidimensional index from 22.78 (not sustainable) to 62.98 (enough sustainable),

whereas the SAWM method from 48.39 (not sustainable) to 81.96 (enough sustainable).
Keywords: capture fishery agroindustry, chirimen agroindustry, predictive model,
sustainability, dynamic system modeling, multidimensional scaling (MDS),
simple additive weighting method (SAWM), policy

iii

RINGKASAN
BAMBANG HERRY PURNOMO. Rancang Bangun Model Prediksi Keberlanjutan
Agroindustri Perikanan Tangkap. Dibimbing oleh MACHFUD, MARIMIN, AJI
HERMAWAN dan EKO SRI WIYONO
Potensi keunggulan komparatif sumber daya perikanan Indonesia sudah
selayaknya diikuti dengan upaya pengembangan agroindustri perikanan tangkap secara
berkelanjutan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif sektor perikanan. Upaya
tersebut diharapkan dapat mempercepat terwujudnya 3 pilar tujuan pembangunan
ekonomi, yaitu pro-growth strategy (mewujudkan pertumbuhan ekonomi), pro-job
strategy (penyerapan tenaga kerja) dan pro-poor strategy (pengentasan kemiskinan).
Realisasi pencapaian tujuan tersebut ternyata masih sulit diwujudkan karena
agroindustri perikanan tangkap skala kecil dan menengah masih mempunyai sejumlah
permasalahan yang mengancam potensi keberlanjutannya pada masa mendatang antara

lain, lemahnya daya saing, penguasaan teknologi, mutu produk, modal dan ketrampilan
sumber daya manusia yang relatif masih rendah. Ancaman terhadap keberlanjutannya
semakin serius karena pemanfaatan sumber daya perikanan tangkap bersifat terbuka
sehingga mudah terdegradasi dari segi jumlah (stok) dan mengalami over fishing.
Situasi tersebut menggambarkan bahwa keberlanjutan agroindustri perikanan tangkap
merupakan sistem yang kompleks sehingga penilaiannya bukanlah hal yang sederhana
dan mudah karena mencakup berbagai aspek yang sifatnya saling terkait dan dinamis.
Hal ini memperkuat bahwa model prediksi keberlanjutan sangat dibutuhkan untuk
mengetahui bagaimana keberlanjutan agroindustri perikanan tangkap pada masa
mendatang sehingga langkah-langkah kebijakan peningkatan keberlanjutannya dapat
diformulasikan secara tepat.
Salah satu agroindustri perikanan tangkap yang menghadapi ancaman
keberlanjutan adalah agroindustri teri nasi. Agroindustri teri nasi merupakan salah satu
agroindustri perikanan tangkap yang pernah menjadi primadona di Indonesia. Hal ini
ditandai dengan nilai ekspor produk teri nasi kering (chirimen) ke sejumlah negara,
terutama Jepang, yang relatif tinggi. Akan tetapi volume ekspor dalam sepuluh tahun
terakhir terus mengalami penurunan akibat keterbatasan bahan baku. Agroindustri teri
nasi juga menghadapi persoalan lainnya diantaranya adalah kontinuitas bahan baku,
mutu bahan baku, teknologi pengolahan, inovasi produk dan jaringan kerja dengan
pelaku lainnya (partnership). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa agroindustri teri

nasi mempunyai permasalahan yang cukup kompleks sehingga berpotensi mengancam
keberlanjutannya pada masa mendatang
Penelitian ini bermaksud untuk menghasilkan model prediksi keberlanjutan
agroindustri perikanan tangkap (teri nasi) skala kecil dan menengah di kawasan pesisir
Kabupaten Tuban, Lamongan dan Gresik serta menghasilkan kebijakan bagi
peningkatan keberlanjutannya pada masa mendatang. Model yang dirancang tersusun
atas 6 sub model, yaitu sub model sumber daya, ekonomi, sosial, teknologi dan
lingkungan yang berfungsi untuk memprediksi nilai indikator pada setiap dimensi. Sub
model yang terakhir adalah sub model agregasi yang berfungsi untuk mengintegrasikan
nilai indikator keberlanjutan menjadi indeks keberlanjutan. Teknik yang digunakan
untuk agregasi terdiri 2 metode, yaitu MDS (multidimensional scaling) dan SAWM
(simple additive weighting method). Teknik yang pertama mengasumsikan bahwa bobot

iv

masing-masing indikator keberlanjutan adalah sama, sedangkan teknik yang kedua
masing-masing indikatornya mempunyai bobot yang berbeda. Bobot masing-masing
indikator ditentukan menggunakan metode perbandingan berpasangan. Model
diimplementasikan dalam model sistem dinamis, sementara pembentukan indeks
keberlanjutan dengan teknik MDS dengan software AGROPETA.

Indikator keberlanjutan ditentukan berdasarkan survei lapang dan wawancara
mendalam dengan 4 orang narasumber ahli melalui brainstorming serta didukung oleh
hasil pengkajian pustaka yang mendalam. Hasilnya diperoleh 21 jenis indikator yang
terbagi ke dalam 5 dimensi, yaitu dimensi sumber daya (4), dimensi ekonomi (6),
dimensi lingkungan (3), dimensi teknologi (3) dan dimensi sosial (5). Indikatorindikator tersebut mampu mencerminkan kinerja masing-masing dimensi keberlanjutan
agroindustri teri nasi secara komprehensif. Dimensi sumber daya mempunyai bobot
yang paling besar dibandingkan dimensi lainnya, yaitu 34.65%, berikutnya ekonomi
(27.58%), sosial (19.30%), teknologi (11.77%) dan lingkungan (6.71%).
Validasi model dilakukan menggunakan teknik face validity, pengujian perilaku
berbasis struktur model dan pengujian perilaku kuantitatif model dengan sistem nyata.
Hasil validasi dengan face validity menunjukkan bahwa model telah mengandung
semua elemen, kejadian, dan relasi dari sebuah sistem keberlanjutan agroindustri
perikanan tangkap dan menghasilkan output yang bersesuaian dengan perilaku sistem
nyata sehingga model dinilai cukup akurat dan mempunyai kegunaan bagi para pelaku
agroindustri teri nasi dan pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan. Validasi
terhadap pengujian perilaku berbasis struktur model dilakukan melalui uji sensitivitas
dan stabilitas model, sedangkan validasi terakhir dilakukan dengan uji statistik MAPE
(mean absolute percentage error). Hasil pengujian menunjukkan bahwa perilaku model
telah dapat menggambarkan sistem nyata dan termasuk kategori cukup akurat karena
nilai beberapa variabel model mempunyai nilai MAPE kurang dari 10%.

Hasil simulasi model menunjukkan bahwa nilai indikator keberlanjutan saat ini
(tahun 2011) secara umum relatif rendah. Hasil analisis MDS, nilai indeks keberlanjutan
multidimensi sebesar 37.47% (kurang berkelanjutan), sedangkan dengan metode
SAWM diperoleh nilai indeks sebesar 53.90 (kurang berkelanjutan). Dimensi sosial
mempunyai tingkat keberlanjutan terendah (tidak berkelanjutan), sedangkan dimensi
lainnya berada pada kategori kurang berkelanjutan.
Hasil simulasi prediksi tingkat keberlanjutan agroindustri teri nasi pada 5 tahun
mendatang (tahun 2016) diperoleh bahwa nilai indeks keberlanjutannya cenderung
mengalami penurunan. Berdasarkan teknik MDS, indeks keberlanjutan pada dimensi
sumber daya menurun dari 36.46 (kurang berkelanjutan) menjadi 19.01 (tidak
berkelanjutan). Indeks keberlanjutan ekonomi menurun dari 46.99 (kurang
berkelanjutan) menjadi 21.77 (tidak berkelanjutan). Indeks keberlanjutan pada dimensi
sosial mengalami penurunan dari 19.62 menjadi 10.86 (tidak berkelanjutan), sedangkan
dimensi teknologi dan lingkungan indeks keberlanjutannya tidak mengalami perubahan
masing-masing sebesar 48.32 dan 35.87 yang termasuk ke dalam kategori kurang
berkelanjutan. Indeks keberlanjutan multidimensi dengan MDS pada tahun 2016
sebesar 22.78 (tidak berkelanjutan), sedangkan dengan metode SAWM sebesar 48.39
(tidak berkelanjutan).
Hasil tersebut mengindikasikan bahwa agroindustri teri nasi menghadapi
permasalahan yang cukup serius pada semua aspek khususnya sumber daya, ekonomi

dan sosial. Apabila keadaan tersebut dibiarkan berlangsung terus menerus

v

dikhawatirkan dapat berdampak buruk sehingga diperlukan kebijakan peningkatan
keberlanjutan yang tepat dan efektif.
Skenario kebijakan peningkatan keberlanjutan dibangun berdasarkan 4 tahapan,
yaitu (1) identifikasi indikator pengungkit keberlanjutan masing-masing dimensi; (2)
analisis keterkaitan antara variabel model dengan indikator pengungkit; (3) penentuan
parameter kebijakan; dan (4) pengembangan alternatif skenario kebijakan. Identifikasi
indikator pengungkit dilakukan menggunakan analisis leverage dengan aplikasi
AGROPETA. Hasil analisis diperoleh 9 indikator pengungkit, yaitu indikator
penyediaan bahan baku kawasan, kontinuitas bahan baku, mutu produk, profit margin,
target penjualan, ketrampilan SDM, pendapatan tenaga kerja agroindustri, tingkat
kecacatan produk dan efisiensi penggunaan air. Tahap analisis keterkaitan variabel
dilakukan dengan bantuan diagram alir sistem dan diagram sebab akibat (causal loop
diagram) untuk menentukan variabel-variabel model yang mempunyai relasi atau
keterkaitan kuat dengan indikator pengungkit. Tahap penetapan parameter kebijakan
dilakukan melalui proses sintesis dan didukung oleh pendapat ahli dan pengkajian
pustaka mendalam. Tahap terakhir adalah mengembangkan alternatif skenario kebijakan

dengan pendekatan what if analysis.
Skenario kebijakan diterapkan mulai tahun 2012 dan disimulasikan sampai
tahun 2016. Hasil simulasi menunjukkan bahwa skenario terbaik adalah skenario yang
melibatkan sinergitas pemerintah dan agroindustri. Pada skenario ini pemerintah
menerapkan kebijakan fiskal berupa pengurangan pajak bagi agroindustri sebesar 30%,
subsidi solar bagi nelayan 15% dan pengaturan jumlah upaya penangkapan pada tingkat
optimum yaitu sebesar 86,940 trip per tahun. Sementara itu, agroindustri teri nasi
melakukan berbagai upaya, yaitu penghematan biaya produksi 7.5%, peningkatan
diferensiasi produk 35%, peningkatan dana pelatihan SDM 5%, peningkatan volume
bahan baku setengah jadi sebesar 20%, alokasi dana bagi gaji karyawan 20%,
peningkatan harga ekspor 5% dan penghematan air 40%.
Penerapan skenario kebijakan tersebut dapat meningkatkan nilai 18 indikator
keberlanjutan. Dengan menggunakan metode MDS, penerapan skenario dapat
meningkatkan indeks keberlanjutan multidimensi dari 22.78 (tidak berkelanjutan)
menjadi 62.98 (cukup berkelanjutan), sedangkan dengan metode SAWM dari 48.39
(tidak berkelanjutan) menjadi 81.96 (cukup berkelanjutan).
Agar kebijakan tersebut dapat diimplementasikan secara efektif maka diperlukan
tindakan operasional. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan pemerintah diantaranya
adalah menyusun instrumen hukum dalam bentuk Perda mengenai pembatasan upaya
penangkapan dan meningkatkan pengawasannya dan mengalokasikan dana retribusi TPI

untuk subsidi BBM nelayan teri nasi. Dalam rangka penghematan biaya produksi,
agroindustri dapat melakukan upaya penghematan biaya operasional, transportasi dan
bahan pendukung. Peningkatan harga ekspor dapat ditempuh dengan cara kelembagaan
melalui pembentukan asosiasi. Peningkatan dana untuk perbaikan ketrampilan SDM
maupun gaji karyawan dapat dialokasikan dari net profit agroindustri disertai dengan
upaya penyusunan sistem pelatihan yang sistematis dan sistem kompensasi gaji
berdasarkan prestasi. Peningkatan volume bahan setengah jadi dapat dilakukan dengan
melakukan ekspansi dengan mendirikan unit-unit pengolahan di wilayah lain, profit
sharing dengan pemasok dan bantuan SDM bagi agroindustri skala kecil. Sementara itu,
upaya diferensiasi, yaitu peningkatan volume produk excellent (produk ekspor bermutu
paling tinggi), dapat dilakukan dengan menyusun sistem kerja dan mekanisme
koordinasi yang tepat sehingga proses produksi dapat berlangsung dengan efektif.

vi

©

Hak Cipta Milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau

menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam
bentuk apa pun tanpa ijin IPB

vii

RANCANG BANGUN MODEL PREDIKSI
KEBERLANJUTAN AGROINDUSTRI
PERIKANAN TANGKAP

BAMBANG HERRY PURNOMO

Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Teknologi Industri Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

viii

Penguji pada Ujian Tertutup

Dr. Ir Sugeng Hari Wisudo, MSi

:

Dr. Ir. Sukardi, MM.

Penguji pada Ujian Terbuka

Prof. Dr. Eriyatno, MSAE.

:

Dr. Ir. Syafril Fauzi, MSi.

ix

Judul Disertasi

:

Nama Mahasiswa
NIM

:
:

Rancang Bangun Model Prediksi Keberlanjutan
Agroindustri Perikanan Tangkap
Bambang Herry Purnomo
F361060031

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Machfud, MS.
Ketua

Prof. Dr. Ir. Marimin, MSc.
Anggota

Dr. Ir. Aji Hermawan, MM.
Anggota

Dr. Eko Sri Wiyono, SPi, MSi.
Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi
Teknologi Industri Pertanian

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Machfud, MS.

Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc.Agr.

Tanggal Ujian :

Tanggal Lulus :
x

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya atas rahmat
dan karunia-Nya maka disertasi ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Tulisan ini merupakan
hasil penelitian yang disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian di Institut
Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian tulisan ini tidak lepas dari bantuan
banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan
dan ucapan terima kasih yang tulus dan mendalam kepada Bapak Dr. Ir. Machfud, MS
selaku Ketua Komisi Pembimbing, serta Bapak Prof. Dr. Ir. Marimin, MSc., Bapak Dr.
Ir. Aji Hermawan, MM dan Bapak Dr. Eko Sri Wiyono, MSi. masing-masing selaku
Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan curahan waktu, bimbingan,
arahan dan dorongan moral dengan penuh dedikasi kepada penulis dari awal hingga
selesainya disertasi ini. Ucapan terima kasih setinggi-tingginya juga penulis sampaikan
kepada Dr. Ir. Sukardi, MM dan Dr. Ir. Sugeng Hari Wisudo, MSi sebagai penguji pada
ujian tertutup, serta kepada Prof. Dr. Eriyatno, MSAE dan Dr. Ir. Syafril Fauzi, MSi
selaku penguji pada ujian terbuka atas segala masukan berharga yang telah diberikan
kepada penulis sehingga menambah kesempurnaan bagi disertasi ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Rektor Institut Pertanian Bogor,
Dekan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Dekan Fakultas Teknologi
Pertanian Institut Pertanian Bogor, Ketua Departemen Teknologi Industri Pertanian
Institut Pertanian Bogor dan Ketua Program Studi Teknologi Industri Pertanian Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor atas segala bantuan dan pelayanan yang diberikan
selama ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh staf pengajar
Program Studi Teknologi Industri Pertanian Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya selama penulis mengikuti
pendidikan.
Terima kasih yang mendalam penulis sampaikan kepada Rektor Universitas
Jember, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember dan Ketua Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian atas ijin dan kesempatan yang diberikan kepada penulis
untuk mengikuti Program Doktor pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih yang sama juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan staf
pengajar dan pegawai pada Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember atas segala
bantuan dan dorongan moralnya.
Penghargaan dan terima kasih penulis sampaikan kepada Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional atas dukungan dana beasiswa
BPPS yang telah diberikan. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor
Universitas Jember yang telah memberikan dukungan dana bagi penelitian ini.
Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada PT Muda Prima Insan,
PT Multi Mina Mandiri, PT Insan Citra Prima Sejahtera, CV Mahera, UD Hatena, UD
Bersama Maju Jaya dan semua narasumber yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu atas segala waktu, pengalaman dan informasi yang diberikan kepada penulis
selama melakukan pengumpulan data di lapangan.
Rasa hormat dan terima kasih yang sangat dalam penulis sampaikan kepada
kedua orang tua, Ayahanda Sri Suhardji dan Ibunda Sih Wuryani yang telah

xi

mencurahkan segenap perhatian, waktu dengan selalu membantu dan mendo’akan
penulis agar berhasil dengan penuh rasa cinta. Demikian juga kepada Ayahanda
Soetomo Ali Taman dan Ibunda Masrifah yang tiada henti mendo’akan penulis agar
dapat menyelesaikan studi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan penghargaan dan
kebanggaan yang tidak terhingga kepada istri tercinta Adinda Siti Muhlisotin serta
ananda tersayang Muhammad Isa Bilhaq atas ketulusan, pengertian, kesabaran,
semangat dan pengorbanan yang terus-menerus diberikan oleh penulis selama
menempuh pendidikan. Penulis juga menyampaikan rasa penghargaan dan rasa terima
kasih kepada adik-adik tercinta, keluarga Yanti Dwi Susilowati, keluarga Lina Tri Setyo
Ningsih dan Wahyu Catur Pamungkas serta seluruh keluarga dan handai taulan yang
selalu memberikan dorongan dan do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikan ini.
Kepada rekan-rekan mahasiswa Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Program Studi Teknologi Industri Pertanian, khususnya angkatan 2006, penulis
menyampaikan terima kasih atas kebersamaan, kerjasama dan persaudaraannya selama
menempuh pendidikan. Secara khusus, penulis menyampaikan penghargaan kepada
Yuli Wibowo, M. Fuad Fauzul Muktamar, Alfian Futuhul Hadi dan Dedy Wirawan
Soedibyo atas perhatian, dukungan dan bantuannya yang secara terus-menerus diberikan
kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa disertasi ini masih jauh dari kesempurnaan. Segala
kritik dan saran selalu penulis harapkan demi kesempurnaan disertasi ini. Akhirnya
penulis berharap semoga disertasi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk, perlindungan dan kesejahteraan bagi
kita semua. Hadanallahu wa iyakum ajma'in tsummas salammu.

Bogor, Januari 2012
Bambang Herry Purnomo

xii

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tuban pada tanggal 30 Mei 1975. Penulis merupakan anak
pertama dari empat bersaudara dari Bapak Sri Suhardji dan Ibu Sih Wuryani. Penulis
menikah dengan Siti Muhlisotin pada tahun 2006 dan dikaruniai seorang anak, yaitu
Muhammad Isa Bilhaq.
Penulis menyelesaikan Pendidikan dasar dan menengah di Kabupaten Tuban.
Pada tahun 1998, penulis memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian dari Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Jember. Pada tahun 1999, penulis mulai bekerja
sebagai staf pengajar pada Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember hingga
sekarang. Pada tahun 2002, penulis mendapatkan beasiswa pendidikan BPPS dari
Direktorat Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang magister dan menyelesaikannya pada tahun 2006. Pada tahun
yang sama, penulis melanjutkan pendidikan program doktor pada Program Studi
Teknologi Industri Pertanian Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dengan
beasiswa pendidikan BPPS.
Selama mengikuti program doktor, penulis berkesempatan menulis artikel ilmiah
dan dipublikasikan pada beberapa jurnal, yaitu: (i) Analisis Keberlanjutan Agroindustri
Perikanan Tangkap Potensial dan Kebijakan Pengembangannya di Kawasan Pesisir
Kabupaten Tuban, Lamongan dan Gresik: jurnal Agroteknologi Volume 4 Nomor 2
tahun 2010 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Jember; dan (ii) Model
Prediksi Indikator Keberlanjutan Sumber Daya Agroindustri Teri Nasi Kering
menggunakan Sistem Dinamis: jurnal Agrointek Volume 5 Nomor 2 tahun 2011
Jurusan Teknologi Industri Pertanian Universitas Trunojoyo.

xiii

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .........................................................................................
xi
DAFTAR ISI .......................................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
xvii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
xx
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
xxiv
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH ..........................................................
xxv
I. PENDAHULUAN ..........................................................................................

1

1.1 Latar belakang ........................................................................................

1

1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................................

6

1.3 Ruang Lingkup Penelitian .....................................................................

7

1.4 Manfaat penelitian .................................................................................

7

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................

9

2.1 Model Prediksi Keberlanjutan …………………………………………

9

2.2 Posisi Strategis dan Kebaruan Penelitian ...............................................

12

2.3 Keberlanjutan Agroindustri Perikanan Tangkap ....................................

16

2.4 Model Pendugaan Stok Sumber Daya Ikan ............................................

21

2.5 Pemodelan Sistem Dinamis ....................................................................

27

2.6 Indeks Keberlanjutan ..............................................................................

41

2.7 Teknik MDS (Multidimension Scaling) .................................................

44

III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................

47

3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian .............................................................

47

3.2 Tahapan Penelitian .................................................................................

49

3.3 Tempat Penelitian ...................................................................................

57

3.4 Metode Pengumpulan Data dan Informasi .............................................

58

3.5 Metode Analisis ......................................................................................

59

IV. ANALISIS SISTEM .....................................................................................

61

4.1 Analisis Situasi .......................................................................................

61

4.2 Analisis Kebutuhan Sistem ....................................................................

66

4.3 Formulasi Permasalahan ........................................................................

69

4.4 Identifikasi Sistem ..................................................................................

70

4.5 Indikator Keberlanjutan ..........................................................................

74

xiv

V. PEMODELAN SISTEM ................................................................................

85

5.1 Ruang Lingkup Model ...........................................................................

85

5.2 Asumsi Model ........................................................................................

86

5.3 Model Konseptual Prediksi Keberlanjutan ............................................

87

5.4 Perancangan Model Prediksi Keberlanjutan Agroindustri Teri Nasi .....

93

5.4.1 Sub Model Sumber Daya ...............................................................

94

5.4.2 Sub Model Ekonomi ......................................................................

111

5.4.3 Sub Model Sosial ...........................................................................

141

5.4.4 Sub Model Teknologi .....................................................................

161

5.4.5 Sub Model Lingkungan ..................................................................

172

5.4.6 Sub model Agregasi .......................................................................

182

5.4.7 Telaah Variabel Model ..................................................................

193

5.5 Pengujian Model Sistem Dinamis Prediksi Keberlanjutan ....................

195

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................

205

6.1 Kajian Keberlanjutan Agroindustri Teri Nasi pada Saat ini ..................

205

6.2 Prediksi Keberlanjutan Agroindustri Teri Nasi .....................................

218

6.3 Kebijakan Peningkatan Keberlanjutan Agroindustri Teri Nasi ..............

227

6.3.1 Identifikasi Indikator Pengungkit Keberlanjutan .......................

227

6.3.2 Analisis Keterkaitan Indikator Pengungkit dan Variabel Model

236

6.3.3 Parameter Kebijakan Peningkatan Agroindustri Teri Nasi ........

241

6.3.4 Pengembangan Skenario Kebijakan ..........................................

249

6.3.5 Peluang Indikator Kinerja Kunci (KPI) sebagai Dasar bagi
Pengembangan Skenario Kebijakan ...........................................

256

6.3.6 Hasil Simulasi Skenario Kebijakan ............................................

264

6.3.7 Skenario Kebijakan Terbaik Bagi Peningkatan Keberlanjutan
Agroindustri Teri Nasi ..............................................................

279

6.3.8 Pengaruh Indikator Pengungkit dan KPI dalam Meningkatkan
Keberlanjutan Agroindustri Teri Nasi ........................................

282

6.4 Rekomendasi Kebijakan bagi Peningkatan Keberlanjutan Agroindustri
Teri Nasi ................ ................................................................................

287

6.5 Keterbatasan Model ................................................................................

300

xv

VII. SIMPULAN DAN SARAN .........................................................................

303

7.1 Simpulan ...........................................................................................

303

7.2 Saran .................................................................................................

304

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

307

LAMPIRAN ........................................................................................................

321

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1

Volume dan nilai ekspor teri nasi kering tahun 1999 – 2008 .....................

5

2

Posisi strategis penelitian ...........................................................................

14

3

Metode analisis dalam perancangan model prediksi
keberlanjutan
agroindustri teri nasi ...................................................................................

60

Kebutuhan pelaku utama dalam sistem keberlanjutan agroindustri teri
nasi ………………………………………………………….……………

68

5

Indikator keberlanjutan agroindustri teri nasi ............................................

75

6

Kategorisasi nilai indikator penyediaan bahan baku (PBBK)....................

106

7

Kategorisasi nilai indikator kecukupan bahan baku (KBB) ......................

108

8

Kaidah untuk menentukan kontinuitas bahan baku (KTBB) .....................

109

9

Hubungan antara mutu bahan baku dan proporsi kelas mutu bahan baku

110

10

Kategori indikator net profit (NP) per unit usaha ......................................

123

11

Kategori indikator profit margin (PM) .......................................................

124

12

Kategori indikator target penjualan (TP) agroindustri ...............................

126

13

Kategori indikator kontribusi ekonomi agroindustri (KEK) ......................

127

14

Kaidah untuk menentukan perkembangan jumlah unit usaha ....................

129

15

Kategori indikator jumlah unit usaha .........................................................

130

16

Hubungan antara nilai ketrampilan dan klasifikasi SDM (KSDM) ...........

149

17

Klasifikasi intensitas pelatihan terhadap jumlah jam pelatihan .................

150

18

Hubungan intensitas pelatihan dengan peningkatan ketrampilan SDM ....

150

19

Hubungan jenjang masa kerja dengan nilai ketrampilan SDM ..................

151

20

Kategori indikator penyerapan tenaga kerja (PTK) ...................................

156

21

Kategori indikator pendapatan tenaga kerja (PDTK) .................................

157

22

Kaidah penentuan indikator partnership (PSHIP) agroindustri …….……

159

23

Kategori indikator pendapatan nelayan teri nasi (PDTN) ..........................

161

24

Kategori indikator diferensiasi produk (DP) ..............................................

169

25

Hubungan ketrampilan SDM dengan tingkat kecacatan produk ................

169

26

Kategori indikator tingkat kecacatan produk (TKP) ..................................

170

27

Klasifikasi indikator kesesuaian jenis teknologi (KJT) ..............................

171

4

xvii

28

Klasifikasi indikator potensi volume limbah cair (VLC)……....................

179

29

Klasifikasi indikator efisiensi penggunaan air (PA)...................................

180

30

Hubungan antara keuntungan agroindustri dan penyediaan dana
pengolahan limbah cair ..............................................................................

182

31

Klasifikasi indikator pengelolaan limbah cair (PL) ...................................

182

32

Kategori nilai indikator keberlanjutan agroindustri teri nasi .....................

184

33

Kategori indeks keberlanjutan agroindustri teri nasi .................................

186

34

Bobot dimensi dan indikator keberlanjutan ...............................................

190

35

Kategori indeks keberlanjutan (IK) multidimensi SAWM .......................

193

36

Hasil pengujian distribusi probabilitas .......................................................

194

37

Hasil pengujian kuantitatif model ..............................................................

203

38

Nilai indikator keberlanjutan pada tahun 2011 ..........................................

206

39

Indeks keberlanjutan tahun 2011 berdasarkan analisis MDS .....................

215

40

Penentuan indeks keberlanjutan multidimensi dari nilai indeks yang
diperoleh dari MDS ....................................................................................

216

41

Indeks keberlanjutan berdasarkan metode SAWM ....................................

217

42

Penentuan indeks keberlanjutan multidimensi dari nilai indeks yang
diperoleh dengan metode SAWM ..............................................................

217

43

Hasil prediksi nilai indikator keberlanjutan pada tahun 2016 ....................

219

44

Indeks keberlanjutan tahun 2016 berdasarkan analisis MDS .....................

224

45

Indeks keberlanjutan tahun 2016 berdasarkan metode SAWM .................

225

46

Indikator pengungkit keberlanjutan agroindustri teri nasi .........................

236

47

Matrik skenario kebijakan peningkatan keberlanjutan agroindustri teri
nasi .............................................................................................................

254

48

Proses elisitasi KPI berdasarkan bobot prioritas ........................................

261

49

KPI berdasarkan bobot prioritas dan keterwakilan setiap dimensi ............

262

50

Hasil simulasi skenario kebijakan I ............................................................

266

51

Hasil simulasi skenario kebijakan II ..........................................................

268

52

Hasil simulasi skenario kebijakan III .........................................................

270

53

Hasil simulasi skenario kebijakan IV .........................................................

272

54

Hasil simulasi skenario kebijakan V ..........................................................

274

55

Hasil simulasi skenario kebijakan VI .........................................................

277

56

Indeks keberlanjutan untuk masing-masing skenario kebijakan dengan
teknik MDS ................................................................................................

281

xviii

57
58
59

Indeks keberlanjutan untuk masing-masing skenario kebijakan dengan
metode SAWM ...........................................................................................

281

Perubahan nilai indikator pengungkit dan pengaruhnya terhadap indeks
keberlanjutan ……………………………………………………………..

283

Pengaruh KPI terhadap indeks keberlanjutan agroindustri teri nasi ……..

286

xix

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

1

Ranah perekayasaan model prediksi keberlanjutan agroindustri
perikanan tangkap ......................................................................................

13

2

Peta jalan (road map) penelitian ................................................................

15

3

Keterkaitan pelaku dalam sistem agroindustri perikanan tangkap ............

17

4

Model keseimbangan bioekonomi Gordon – Schaefer ..............................

26

5

Disiplin keilmuan yang tercakup dalam metodologi sistem dinamis ........

30

6

Mencari pengungkit yang tertinggi ............................................................

32

7

Diagram kausal pertumbuhan penduduk ....................................................

34

8

Model hubungan stock dan flow .................................................................

35

9

Model pertumbuhan penduduk dalam bentuk SFD ....................................

36

10

Pola pertumbuhan eksponensial ................................................................

37

11

Pola pencarian tujuan .................................................................................

38

12

Pola perilaku gelombang sinus ...................................................................

38

13

Pola perilaku batas pertumbuhan atau kurva ”S” .......................................

39

14

Metodologi sistem dinamis ………………………………………………

40

15

Kerangka pemikiran penelitian ..................................................................

48

16

Tahapan penelitian rancang bangun model prediksi keberlanjutan
agroindustri teri nasi ................. ...............................................................

50

17

Struktur model prediksi keberlanjutan agroindustri teri nasi .....................

54

18

Konfigurasi model prediksi keberlanjutan agroindustri teri nasi ...............

54

19

Pelaku yang terlibat dalam aliran bahan dari nelayan hingga siap ekspor

64

20

Diagram kausal sistem keberlanjutan agroindustri teri nasi secara makro

71

21

Diagram input-output model prediksi keberlanjutan agroindustri teri nasi

73

22

Ilustrasi proses untuk mendapatkan indikator keberlanjutan .....................

74

23

Diagram kausal model prediksi keberlanjutan ...........................................

88

24

Mekanisme keterkaitan antar sub model pada model prediksi
keberlanjutan agroindustri teri nasi ............................................................

91

Makanisme umpan balik model untuk memperbaiki indeks keberlanjutan
agroindustri teri nasi ...................................................................................

92

26

Diagram kausal sub model sumber daya ...................................................

95

27

Diagram alir sub model sumber daya .........................................................

98

25

xx

28

Diagram IPO sub model sumber daya ........................................................

98

29

Model sistem dinamis sub model sumber daya .........................................

102

30

Diagram kausal sub model ekonomi ..........................................................

113

31

Diagram alir sub model ekonomi ...............................................................

115

32

Diagram IPO sub model ekonomi ..............................................................

116

33

Model sistem dinamis sub model ekonomi ................................................

120

34

Model sistem dinamis prediksi harga ........................................................

132

35

Model sistem dinamis prediksi biaya produksi AIM .................................

137

36

Model sistem dinamis penentuan biaya tetap AIM ...................................

139

37

Model sistem dinamis penentuan gaji karyawan .......................................

140

38

Model sistem dinamis penentuan biaya tata niaga ekspor .........................

140

39

Diagram kausal sub model sosial ...............................................................

141

40

Diagram alir sub model sosial ....................................................................

143

41

Diagram IPO sub model sosial ...................................................................

145

42

Model sistem dinamis sub model sosial ....................................................

146

43

Model sistem dinamis prediksi jumlah tenaga kerja agroindustri menurut
masa kerjanya .............................................................................................

152

44

Model sistem dinamis prediksi jumlah tenaga kerja ..................................

154

45

Model sistem dinamis pendapatan nelayan teri nasi ..................................

160

46

Diagram kausal sub model teknologi .........................................................

163

47

Diagram alir sub model teknologi ..............................................................

165

48

Diagram IPO sub model teknologi .............................................................

166

49

Model sistem dinamis sub model teknologi ..............................................

167

50

Model sistem dinamis produksi produk excellent ......................................

168

51

Model sistem dinamis hubungan ketrampilan SDM dengan tingkat
kecacatan produk ........................................................................................

170

52

Diagram kausal sub model lingkungan ......................................................

173

53

Diagram alir sub model lingkungan ...........................................................

174

54

Diagram IPO sub model lingkungan ..........................................................

175

55

Model sistem dinamis sub model lingkungan ............................................

177

56

Tahap agregasi nilai indikator menjadi indeks keberlanjutan agroindustri
dengan teknik MDS ....................................................................................

183

57

Tahapan agregasi nilai indikator dengan metode SAWM .........................

189

58

Perilaku volume produk ekspor akibat perubahan volume bahan baku
sebesar 75% ................................................................................................

198

xxi

59

Perilaku keuntungan bersih per unit usaha akibat perubahan volume
bahan baku sebesar 75% ............................................................................

198

60

Sensitivitas harga teri nasi RM ...................................................................

200

61

Sensitivitas volume produk ekspor ………………………………………

200

62

Sensitivitas keuntungan bersih per unit usaha ...........................................

201

63

Sensitivitas ketrampilan SDM agroindustri ...............................................

202

64

Sensitivitas jumlah tenaga kerja agroindustri .............................................

202

65

Pola hasil tangkapan teri nasi sampai tahun 2016 ......................................

207

66

Pola pasokan bahan BSJ sampai tahun 2016 .............................................

208

67

Perkembangan volume produk ekspor (kiri) dan keuntungan bersih per
unit usaha (kanan) ......................................................................................

209

Perkembangan harga produk ekspor (kiri) dan harga bahan baku teri nasi
RM (kanan) ................................................................................................

209

69

Perkembangan profit margin ……………………………………………..

210

70

Perkembangan pendapatan tenaga kerja agroindustri dan nelayan teri
nasi hingga tahun 2016 …………………………………………………...

211

71

Perkembangan ketrampilan SDM ..............................................................

212

72

Perkembangan nilai indikator tingkat kecacatan produk ...........................

213

73

Perkembangan volume limbah cair ............................................................

214

74

Diagram layang indeks keberlanjutan yang diperoleh dari analisis MDS

215

75

Diagram layang indeks keberlanjutan yang diperoleh dari metode
SAWM …………………………………………………………………...

217

Diagram layang indeks keberlanjutan tahun 2016 yang diperoleh dari
analisis MDS ..............................................................................................

224

Diagram layang indeks keberlanjutan tahun 2016 yang diperoleh dari
Metode SAWM ..........................................................................................

225

Tahapan untuk mendapatkan alternatif kebijakan peningkatan
keberlanjutan agroindustri teri nasi................. ...........................................

228

79

Hasil analisis leverage dimensi sumber daya .............................................

230

80

Hasil analisis leverage dimensi ekonomi .................. ................................

232

81

Hasil analisis leverage dimensi sosial ........................................................

233

82

Hasil analisis leverage dimensi teknologi ..................................................

234

83

Hasil analisis leverage dimensi lingkungan ...............................................

235

84

Pengaruh parameter kebijakan terhadap indikator pengungkit
keberlanjutan dan sasarannya .....................................................................

245

Pengaruh parameter kebijakan terhadap pelaku sistem ..............................

246

68

76
77
78

85

xxii

86
87
88

Diagram tulang ikan paramater kebijakan yang berpengaruh terhadap
keberlanjutan agroindustri teri nasi ............................................................

247

Peranan parameter kebijakan sebagai umpan balik model dalam
meningkatkan indeks keberlanjutan ...........................................................

248

Tahapan untuk mendapatkan alternatif kebijakan peningkatan
keberlanjutan agroindustri teri nasi berdasarkan KPI ................................

264

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1

Teknologi pengolahan teri nasi kering (chirimen) ……………………….

321

2

Kaidah (rule base) penentuan nilai variabel model ...................................

324

3

Persamaan model sistem dinamis ..............................................................

327

4

Metode SAWM (simple additive weighting method ) ................................

347

5

Nilai variabel model hasil simulasi ............................................................

355

6

Indikator keberlanjutan agroindustri teri nasi dan kategorinya .................

357

7

Data perbandingan berpasangan penentuan bobot kriteria pemilihan
komoditas perikanan tangkap potensial .....................................................

359

8

Matrik penilaian pakar untuk pemilihan komoditas perikanan tangkap
potensial dengan metode CPI .....................................................................

362

9

Data perbandingan berpasangan untuk menentukan bobot dimensi
keberlanjutan ..............................................................................................

364

10

Penentuan bobot indikator keberlanjutan ..................................................

366

11

Pengujian distribusi probabilitas data ........................................................

371

12

Penentuan nilai MSY dan EMSY menggunakan metode surplus produksi

379

13

Penentuan hubungan antara effort dan keuntungan per upaya tangkap

381

14

Diagram alir penentuan MSY, EMSY dan hubungan antara keuntungan
tangkap dan effort .......................................................................................

382

15

Pedoman penilaian kualitas FG (finished good) teri nasi kering
(chirimen) ...................................................................................................

383

Petunjuk penggunaan perangkat lunak .......................................................

385

16

xxiv

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
Agroindustri perikanan
tangkap

= Agroindustri yang mengolah bahan baku yang berasal
dari aktivitas penangkapan di laut

AGROPETA

= Paket program komputer hasil modifikasi dari program
rapfish untuk agregasi nilai indikator keberlanjutan
agroindustri teri nasi

AIM

= Agroindustri teri nasi skala menengah

AIK

= Agroindustri teri nasi skala kecil

AIM UP

= Unit pengolahan agroindustri teri nasi skala menengah.
AIM UP adalah perluasan kapasitas dari AIM.
Keduanya merupakan kesatuan entitas bisnis yang
sama.

Bahan baku RM

= Bahan baku raw material (RM) bagi AIM maupun AIK
yang berupa teri nasi basah atau segar

BSJ

= Bahan semi jadi yang diperoleh AIM dari pemasok
untuk diolah menjadi menjadi chirimen kualitas ekspor.
BSJ terdiri dari BSJ jenis BLS dan BSJ jenis SDS

BSJ jenis BLS

= Bahan baku RM yang dikeringkan sehingga diperoleh
bahan kering. Selain teri nasi, bahan ini masih
mengandung ikan lain dan kotoran sehingga perlu
disortasi. Bahan ini dihasilkan oleh unit pengolahan
AIM dari luar kawasan. AIM di dalam kawasan
memprosesnya lebih lanjut menjadi chirimen kualitas
ekspor

BSJ jenis SDS

= BSJ jenis BLS yang telah dilakukan sortasi. SDS
dihasilkan oleh AIK. AIM akan memprosesnya lebih
lanjut menjadi chirimen kualitas ekspor

Chirimen

= Produk teri nasi kering dengan kadar air 33 – 35%

Cold chain system

= Sistem rantai dingin adalah mekanisme penanganan
bahan baku yang menjamin bahwa teri nasi berada
dalam keadaan dingin, sesuai syarat yang ditentukan,
mulai dari nelayan sampai penerimaan di pabrik
dengan tujuan untuk menjaga kualitas bahan agar tetap
segar dan tidak rusak

Diferensiasi produk

= Upaya untuk memproduksi produk unik yang bernilai
tambah tinggi. Pada agroindustri teri nasi, diferensiasi
dilakukan dengan memproduksi produk excellent, yaitu
produk chirimen bebas kotoran dan logam yang
mempunyai harga jual lebih tinggi dari produk
chirimen ekspor lainnya

xxv

Dimensi keberlanjutan

= Dalam
ke