Evaluasi Kualitas Visual dan Fungsional Lapangan Golf Senayan National Golf Club
i
EVALUASI KUALITAS VISUAL DAN FUNGSIONAL
LAPANGAN GOLF SENAYAN NATIONAL GOLF CLUB
MARISKA NADYA RAMADANI
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Kualitas
Visual dan Fungsional Lapangan Golf Senayan National Golf Club adalah benar
karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya ilmiah saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Mariska Nadya Ramadani
NIM A44090015
2
ABSTRAK
MARISKA NADYA RAMADANI. Evaluasi Kualitas Visual dan Fungsional
Lapangan Golf Senayan National Golf Club. Dibimbing oleh NIZAR
NASRULLAH.
Senayan National Golf Club ialah salah satu lapangan golf terkenal dan
tertua di Jakarta. Sejak dibawah pengelolaan Ancora Group di tahun 2011, SNGC
melakukan renovasi ulang dengan tema Reborn dan Konsep Botanical Herritage.
Melihat kondisi SNGC yang baru melakukan renovasi tersebut menjadikan SNGC
lokasi yang tepat dilaksanakannya magang untuk mempelajari kualitas visual dan
fungsional lapangan golf dan pemeliharaan rumput. Kegiatan ini juga
mengevaluasi kualitas visual dan fungsional dari rumput dan mengobservasi
keseluruhan dari prosedur pemeliharaan. Hasil akhir dari kegiatan magang ini
ialah rencana pemeliharaan rumput. Metode dari magang ini ialah partisipasi aktif
dan pasif pada area lapangan. Hasil dari evaluasi pada lapangan ialah area Tee
Box dan Fairway telah memenuhi 8 indikator dari 10 indikator standar kualitas
baik (80%) dan area Green memenuhi 9 indikator dari 11 indikator standar
kualitas baik (81%), sehingga kualitas visual dan fungsional lapangan golf SNGC
sudah tergolong baik karena telah memenuhi 80% dari indikator standar kualitas
baik. Kualitas yang baik dari ketiga area ini ditunjang oleh pemeliharaan yang
intensif pada ketiga area tersebut.
Kata kunci: kualitas fungsional, lapangan golf, rencana pemeliharaan, kualitas
visual
ABSTRACT
MARISKA NADYA RAMADANI. Visual and Functional Quality Evaluation of
Senayan National Golf Course. Supervised by NIZAR NASRULLAH.
Senayan National Golf Club (SNGC) is one of the famous and the oldest
golf course in Jakarta. Since SNGCunder the management ofAncoraGroup in
2011, it has been renovated on the theme of Reborn and adopted the concept of
Botanical Herritage. These makes SNGC a great place for internship to
studyvisualand functionalqualities ofthe golf course and turfgrass management.
The methods of this internship is active and passive participation in the field. It
was also evaluated about visual dan functional qualities of turfgrass and observed
all maintenance procedure. Output of this internship is maintenance plan of
turfgrass. The result of the evaluation are both Tee Box and Fairway area comply
8 indicators from 10 standard indicators of good quality (80%) and Green area
comply 9 indicators from 11 standard indicators of good quality (81%), so that the
visual and functional quality of SNGC already quite good because it has comply
80% of the standard indicators of good quality. The good qualities of Green, Tee
Box, and Fairway due to the regular intensive maintenance.
Keywords: functional quality, golf course, maintenance plan, visual quality.
EVALUASI KUALITAS VISUAL DAN FUNGSIONAL
LAPANGAN GOLF SENAYAN NATIONAL GOLF CLUB
MARISKA NADYA RAMADANI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi: Evaluasi Kualitas Visual dan Fungsional Lapangan Golf Senayan
National Golf Club
: Mariska Nadya Ramadani
Nama
: A44090015
NIM
Disetujui oleh
Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr
Pembimbing
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
1 4 AUG 2013
Judul Skripsi : Evaluasi Kualitas Visual dan Fungsional Lapangan Golf Senayan
National Golf Club
Nama
: Mariska Nadya Ramadani
NIM
: A44090015
Disetujui oleh
Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah swt atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah yang berjudul Kualitas Visual dan Fungsional Lapangan Golf Senayan
National Golf Club. Salawat serta salam tercurah kepada Nabi Besar Muhammad
Saw, keluarganya, sahabatnya, serta umatnya.
Karya ilmiah ini merupakan tugas akhir yang menjadi syarat memperoleh
gelar sarjana pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis banyak
mendapatkan dukungan, doa, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
penghargaan yang tulus serta ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr selaku dosen pembimbing tugas akhir yang
telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik yang bermanfaat
untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA selaku dosen pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan masukan dan saran selama penulis menempuh
perkuliahan.
3. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr dan Dr. Ir. Andi Gunawan, MAgr.Sc.
selaku dosen penguji sidang yang telah banyak memberikan masukan,
saran, dan kritik yang bermanfaat untuk perbaikan tugas akhir ini
selanjutnya.
4. Orangtua tercinta Ridwan Usman, SE dan Lies Maniar, Spd juga Kakak
tercinta Skotia Fitriastri Putri, S.si yang telah memberikan dukungan,
semangat, dan doanya.
5. Bagian Pemeliharaan Senayan National Golf Club, Ibu Yeti, Pak Kamal,
Pak Imron, Pak Hendra, Mbak Resti, Mbak Indah, Pak Joko, Pak Yayan,
Pak Pendi, Pak Jumhadi, Pak Dion, Pak Tarma, dan yang lainnya, terima
kasih telah menerima penulis dengan sangat baik, ilmu yang sangat
bermanfaat, canda tawa selama ini, dan dukungan kepada penulis untuk
tetap bergelut pada bidang ini.
6. Sahabat terbaik, Amira, Rizka Zahra Tamira, Nurul Fajriyah, Dyah Ayu
Mustikasari. Terima kasih atas canda tawa, suka duka, curahan hatinya,
dan dukungannya selama ini.
7. Sahabat dari SMP, Karina Indah Pertiwi dan Muhammad Umar Alfaruqi,
terima kasih atas kebersamaan dan kesetiaannya selalu.
8. Keluarga Arsitektur Lanskap angkatan 46, terima kasih atas canda tawa,
suka duka, bantuan, dan semangatnya selama tiga tahun terakhir ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat kedepannya.
Bogor, Juli 2013
Mariska Nadya Ramadani
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Magang
2
Tujuan Umum
2
Tujuan Khusus
2
Manfaat Magang
2
Kerangka Pikir
3
TINJAUAN PUSTAKA
4
Lapangan Golf
4
Media Tanam dan Sistem Utilitas Lapangan golf
5
Faktor Pertumbuhan Rumput Lapangan Golf
5
Pemeliharaan Lapangan Golf
6
Kualitas Visual dan Fungsional
7
METODOLOGI
8
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
8
Batasan Studi
8
Metode Pelaksanaan Magang
8
Persiapan
9
Pengenalan Perusahaan
9
Pengambilan Data
9
Evaluasi Aspek Kualitas Visual dan Fungsional
12
Analisis Aspek Kualitas Visual dan Fungsional
14
Rekomendasi Alternatif
15
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
Sejarah Perusahaan
15
Konsep Dasar
16
Letak Geografis dan Aksesibilitas
16
Struktur Organisasi
16
Ketenagakerjaan
18
Iklim
19
Hidologi
19
Vegetasi dan Tata Hijau
20
Fasilitas dan Utilitas
23
Desain dan Konstruksi Lapangan
28
Kualitas Visual
33
Kualitas Fungsional
39
Pelaksanaan Pemeliharaan
43
Korelasi Antar Kualitas
57
Rekomendasi Peningkatan Kualitas
60
Rencana Pemeliharaan
61
SIMPULAN DAN SARAN
65
Simpulan
65
Saran
65
DAFTAR PUSTAKA
66
DAFTAR TABEL
1. Standar jarak par
5
2. Jadwal pelaksanaan magang
9
3. Jenis data, sumber, dan cara pengambilan
9
4. Skor warna rumput berdasarkan Munsell Colour Chart for Plant
11
5. Kategori kecepatan bola area Green
12
6. Parameter penilaian aspek kualitas visual
13
7. Parameter penilaian aspek kualitas fungsional
13
8. Pembobotan penilaian akhir evaluasi
14
9. Standar umum pelaksanaan pemeliharaan lapangan golf
14
10. Komposisi tenaga kerja SNGC
18
11. Daftar vegetasi pada SNGC
21
12. Par per hole
28
13. Kepadatan pada SNGC
34
14. Skor warna rumput pada SNGC
35
15. Keseragaman warna rumput pada SNGC
36
16. Tekstur rumput pada SNGC
36
17. Kemurnian jenis pada lapangan SNGC
37
18. Keberadaan partikel lain pada lapangan SNGC
38
19. Ketinggian pangkas rumput pada SNGC
39
20. Berat kering pucuk pada SNGC
40
21. Berat kering akar pada SNGC
41
22. Panjang akar pada SNGC
41
23. Elastisitas rumput pada SNGC
42
24. Jenis dan waktu pemakaian
43
25. Obat-obatan yang digunakan beserta kegunaannya
48
26. Pelaksanaan penyiraman pada SNGC
49
27. Pelaksaanaan pemangkasan pada SNGC
51
28. Jadwal Pola Pemangkasan
51
29. Pelaksaanaan kultivasi pada SNGC
53
30. Korelasi antar aspek pada ketiga area SNGC
57
31. Rekapitulasi penilaian pencapaian kualitas
60
32. Rencana kegiatan pemeliharaan pada SNGC
62
33. Rencana pemeliharaan rumput
62
DAFTAR GAMBAR
1. Bagan kerangka pikir magang
3
2. Lokasi magang
8
3. Penghitungan kepadatan rumput dengan stik eskrim
10
4. Perataan kontur dan penggelindingan bola
12
5. Struktur organisasi KSO Senayan
16
6. Struktur organisasi PT Power Tech Prima
17
7. Pemakaian paranet pada Air Mata Pengantin
23
8. Jenis Kembang Sepatu Bangkok
23
9. Club House
24
10. Nursery
24
11. Putting Green pada SNGC
25
12. Cabana pada hole 3
25
13. Helipad pada hole 2
26
14. Menara pengintai pada hole 2 dan hole 18
26
15. Golf Cart (1) dan Golf Cart Food and Beverages (2)
27
16. Pool Out pada hole 17
27
17. Halfway House pada hole 12
27
18. Batu Split dan Batu Skreening
28
19. Landscape Plan pada SNGC
29
20. Jaringan drainase Green hole 14 dan Tee hole 15
30
21. Pembangunan drainase sirip ikan dan pipa catchment
30
22. Penempatan Tee Marker
31
23. Konstruksi lapangan SNGC area Tee Box dan Fairway
31
24. Konstruksi lapangan SNGC area Green
32
25. Konstruksi lapangan SNGC area Rough
33
26. Kepadatan rumput yang buruk pada lapangan
34
27. Warna rumput di Green dan Tee Box
35
28. Keseragaman warna Tee Box hole 3 akibat arah pemotongan
36
29. Keberadaan partikel yang rendah dan tinggi
38
30. Keberadaan partikel yang tinggi pada Tee Box
39
31. Pelaksanaan peniupan sampah dan alat penyedot sampah
39
32. Penggunaan Spyker Spreaders dan Lely
46
33. Pengerjaan weeding dan Rumput Teki
47
34. Mesin penyemprotan dan pengerjaan penyemprotan
47
35. Kondisi lapangan yang terkena Fairy Ring
48
36. Wall to wall sprinkler dan alat pengaturan
49
37. Barscreen untuk pengangkutan sampah
50
38. Arah pemangkasan rumput
51
39. Rol, Reel, dan Bend Map pada mesin pemotong
52
40. Reel Mower dan Rotary Mower
52
41. Rough Mower dan Bunker Mower
53
42. Pelaksanaan Top Dressing
54
43. Pelaksanaan Aerating dan alat Redexim Vertidrain 7007
55
44. Pelaksanaan Slicing dan pelaksanaan rol
55
45. Pelaksanaan Verticut pada Rough dan rumput hasil Verticut
56
46. Pelaksanaan Sodding
56
47. Proses Pelaksanaan Plugging
57
48. Grafik hubungan linier antar aspek
59
8
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan magang dilaksanakan di Senayan National Golf Club milik PT
Ancora Group yang terletak di Jalan Asia Afrika Pintu IX, Senayan, Jakarta Pusat
10270 (Gambar 2). Kegiatan magang berlangsung selama empat bulan dimulai
pada 12 Februari 2013 hingga 30 Mei 2013.
a
b
Gambar 2 Lokasi magang
Sumber : (a)http://asiamaya.com, (b) http://earth.google.com
Batasan Studi
Pengambilan data hanya terbatas pada area permainan yaitu lapangan golf,
tidak mencakup area non permainan berupa fasilitas-fasilitas yang ada di Senayan
National Golf Club. Pemilihan sebagai lokasi magang karena telah melakukan
renovasi dari keadaan sebelumnya, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan
pembelajaran yang baik.
Metode Pelaksanaan Magang
Kegiatan magang dilakukan dengan partisipasi aktif maupun pasif di lapang
pada aspek pemeliharaan lanskap pada area permainan berdasarkan jadwal
magang pada Tabel 2.
10
3
Tabel 3 (lanjutan)
Jenis Data
Sumber
Aspek Sosial
Sejarah Perusahaan Perusahaan
Tenaga Kerja
Perusahaan
Struktur Organisasi Perusahaan
Aspek Pengelolaan
Kondisi Lapangan
Lapangan,
Perusahaan
Pemeliharaan
Lapangan,
Perusahaan
Kualitas Visual
Lapangan, Literatur
4
Kualitas Fungsional
No
1
2
3
1
2
Cara Pengambilan
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Observasi,
Wawancara
Partisipasi aktif,
Wawancara
Observasi, Studi
Pustaka
Lapangan, Literatur Observasi, Studi
Pustaka
Untuk data kualitas visual dan fungsional, dilakukan pengambilan sampel 9
hole secara acak diambil di tiga pengulangan masing-masing hole di tiga bagian
penting yang mendukung permainan pada lapangan golf yaitu, Tee Box, Fairway,
dan Green, sehingga terdapat 81 titik yang akan diamati.
Parameter aspek kualitas visual yang diamati dalam menentukan kualitas
rumput lapangan golf, yaitu:
1. Kepadatan (densitas)
Parameter aspek kualitas diamati dengan menghitung jumlah pucuk dalam
luasan sampel 10 cm x 10 cm dengan menggunakan stik es krim pada 27 titik
yang tersebar pada area Tee Box, Fairway, dan Green seperti pada Gambar 3.
Gambar 3 Penghitungan kepadatan rumput dengan stik es krim
2. Warna hamparan rumput
Kualitas penampakan warna diamati dengan melihat keseluruhan warna
rumput yang terdapat pada 81 titik yang tersebar pada lapangan golf di SNGC
dengan membandingkan dengan Munsell Colour Chart for Plant pada Tabel 4.
11
Tabel 4 Skor warna rumput berdasarkan munsell colour chart for plant
Skor
Warna
Notasi Munsell
1
(2.5
GY P
9/6)
Kuning muda
2
3
4
Kuning
Hijau kekuningan
5
Hijau tua
Hijau sangat tua
Hijau
6
(2.5 GY B.1 8/9)
(2.5 GY L.3 7.5/6)
(2.5 GY L.4 6/6.5)
(2.5 GY DI.3 5/6.5)
(2.5 GY DI.4 4/6)
3. Keseragaman warna rumput
Kualitas keseragaman warna dinilai dengan menggunakan metode grid yaitu
melakukan pemotretan pada 27 titik untuk Green, Fairway, dan Tee Box yang
kemudian dilakukan penggunaan grid pada Adobe Photoshop. Setelah dilakukan
metode tersebut, dilakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut,
∑
4.
∑
Tekstur rumput
Aspek tekstur rumput diamati dengan menghitung lebar rata-rata daun rumput
yang diambil. Sampel diambil secara acak pada 3 titik diantara 9 hole yang
tersebar pada tiga bagian penting yang mempengaruhi permainan pada lapangan
golf. Pengukuran menggunakan jangka sorong.
5. Keberadaan partikel di permukaan
Aspek keberadaan partikel diamati dengan melihat apakah terdapat sampah
ataupun partikel lain selain rumput yang ada pada lapangan tersebut. Pengolahan
data menggunakan metode grid dengan rumus,
∑
∑
6. Kemurnian jenis rumput
Didapatkan dengan melihat apakah rumput yang digunakan dalam lapangan
memiliki jenis yang sama. Pengamatan dilakukan dengan metode sisir yaitu setiap
10 cm dicatat jenis rumput yang dilakukan pemakuan tersebut.
Kemudian, parameter aspek kualitas fungsional yang diamati dalam
menentukan kualitas rumput lapangan golf, yaitu:
1. Ketinggian pangkas
Ketinggian pangkas diamati untuk mendapatkan tinggi rumput yang paling
baik untuk lapangan golf. Ketinggian rumput diukur mulai dari permukaan tanah.
Ketinggian pangkas diambil pada 27 titik yang tersebar di daerah Tee Box,
Fairway, dan Green. Pengukuran dapat menggunakan jangka sorong atau mistar
besi.
2. Berat kering pucuk
Diukur dengan mengambil sampel rumput pada lapangan. Sampel rumput
diambil dengan cara menggunting permukaan rumput pada luasan sampel.
12
Rumput diambil menggunakan plug cutter dikeringkan dengan oven selama 24
jam dengan suhu 100 C dan kemudian ditimbang. Sampel diambil secara acak
pada 27 titik diantara 9 hole yang tersebar pada tiga bagian penting yang
mendukung permainan pada lapangan golf.
3. Berat kering akar
Akar diambil dengan menggunakan metode plug cutter dengan diameter 5 cm
dengan kedalaman 8 cm. Kemudian, akar dipisahkan dari stolon dengan
pengguntingan. Prosedur selanjutnya mirip dengan pengamatan berat kering
pucuk.
4. Panjang akar
Pengamatan panjang akar menggunakan metode plug cutter. Sampel akar
diambil 3 pengulangan pada 9 hole dan diukur panjang akar yang terpanjang
dengan menggunakan penggaris atau jangka sorong.
5. Elastisitas rumput
Pengamatan dilakukan dengan mengukur jarak luncuran bola dari titik jatuh
bola dengan stimpmeter sepanjang 3 feet tegak lurus permukaan rumput.
Pengukuran jarak luncuran dilakukan pada 9 hole pada bagian terpenting di
lapangan golf yang merupakan landing area bola yaitu area green seperti pada
Gambar 4.
a
b
Gambar 4 Perataan kontur (a) dan pegelindingan bola (b)
Pengujian penggelindingan ini diuji hingga tiga kali pengulangan. Setelah itu,
dibandingkan dengan pengkategorian kecepatan bola pada lapangan (Tabel 5).
Tabel 5 Kategori kecepatan bola pada area Green menurut Beard (1982)
Relative Green Speed
Fast
Medium Fast
Medium
Medium Slow
Slow
Average Length of Roll
Regular Play (inch)
Tournament Play (inch)
97
121
85
109
73
97
61
85
49
73
Evaluasi Aspek Kualitas Visual dan Fungsional
Tahap Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara kualitas visual
dan fungsional pada kondisi lapangan golf dengan literatur secara kuantitatif dan
17
Gambar 5 Bagan struktur KSO Senayan
Sumber : GA & HR Manager SNGC (2013)
Kemudian, untuk pemeliharaan lapangan golf SNGC dilaksanakan oleh Golf
Course Superintendant langsung bertanggung jawab pada PT Power Tech Prima
sebagai Kontraktor Pemelihara Lapangan Golf SNGC. Bagan struktur organisasi
PT Power Tech Prima SNGC dapat diperlihatkan melalui Gambar 6.
Gambar 6 Struktur organisasi PT Power Tech Prima pada SNGC
Sumber: Administrasi PT Power Tech Prima(2013)
23
Gambar 7 Pemakaian paranet pada Air Mata Pengantin
Selain itu, Air Mata Pengantin juga digunakan untuk menutupi tembok di sekitar
terowongan, sehingga memberikan kesan lembut pada tembok. Selain itu, Lantana
Ungu juga digunakan untuk menutupi kesan kaku dari tembok sungai. Selain Air
Mata Pengantin dan Lantana Ungu, Thunbergia juga digunakan sebagai tanaman
atap merambat di Club House.
Bambu Jepang banyak digunakan sebagai pagar hidup disekeliling SNGC.
Selain itu, Tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) merupakan vocal
point dari lapangan ini. Kembang Sepatu ini banyak menjadi pagar tanaman
apabila sering dilakukan pemangkasan. Kembang Sepatu ini ada dua varietas hasil
persilangan yaitu, jenis Bangkok dan Brazil seperti pada gambar 8.
Gambar 8 Jenis Kembang Sepatu varietas Bangkok yang ditemukan
Bunga Kembang Sepatu ini sering mekar walaupun dalam kondisi cuaca yang
kurang baik, berbeda keadaanya dengan Bougenvill dan Melati Costa yang
keadaannya kurang baik. Pada area Tee Box dilakukan penanaman semak yang
tidak boleh menghalangi pandangan ke Green. Selain itu, pemangkasan pohon
juga sering dilakukan pada lapangan terutama pada area Green. Hal ini untuk
menghindari keadaan teduh atau sinar matahari yang terhalang pada lapangan.
Fasilitas dan Utilitas
Lapangan Golf SNGC dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang
menunjang, sehingga memberikan kemudahan pemain dalam bermain. Fasilitas
utama meliputi Club House, Nursery, Putting Green, Cabana, Helipad, Menara
Pengintai, dan Golf Cart. Fasilitas penunjang lapangan lainnya ialah Pool Out dan
Round About yang berada di pinggir lapangan.
24
Club House
Club House merupakan bangunan besar yang merupakan bangunan utama
pada kawasan padang golf. Club House memiliki bagian-bagian ruangan dengan
fungsi masing-masing. Pada Club House terdapat Meeting Room yang terdiri dari
delapan ruangan. Ruang Meeting Room ini dapat dikategorikan dalam ruang VIP.
Selain Meeting Room, pada Club House juga terdapat dua restoran. Satu
Restoran bernama Takumi yang menyajikan makanan Jepang. Restoran kedua
bernama Terace yang menyajikan makanan Eropa dan Indonesia. Selain kedua
restoran tersebut, Pada Club House juga terdapat sebuah kafe bernama Cafe
Dujour yang menyajikan kopi dan makanan ringan.
Selain ketiga tempat tersebut, pada Club House juga terdapat Pro Shop yang
menjual keperluan pemain golf untuk bermain golf. Kemudian, pada Club House
juga terdapat Reflexiologi bernama Kenji. Pada Kenji Reflexiologi ini tersedia
Loker room, Jakusi, dan Sauna. Club House ini dapat diperlihatkan melalui
Gambar 9.
Gambar 9 Club House pada SNGC
Nursery
Nursery SNGC merupakan tempat pembimbitan untuk rumput golf dan
lanskap. Nursery ini berada di dekat kantor maintenance. Nursery untuk rumputini
digunakan untuk memperbanyak jenis Rumput Tifeagle dan Rumput Seashore
Paspalum yang belum boleh diperjualbelikan secara bebas di Indonesia. Rumput
ini digunakan untuk memperbaiki rumput di area lapangan pada SNGC.
Selain untuk pembibitan rumput, Nursery ini juga digunakan untuk
pembimbitan tanaman lanskap. Tanaman ini berfungsi sebagai penyedia tanaman
untuk desain dan redesain lanskap. Perbanyakan yang sering dilakukan ialah stek,
biji, dan anakan. Tenaga kerja yang bertanggung jawab untuk Nursery ini
berjumlah 2 orang dan berasal dari bagian landscape. Nursery ini dapat
diperlihatkan melalui Gambar 10.
Gambar 10 Nursery pada SNGC
25
Putting Green
Putting Green merupakan area yang digunakan untuk melakukan jarak
pendek/pukulan lunak. Area ini merupakan area percobaan bagi pemain sebelum
melakukan permainan golf pada lapangan, sehingga ketinggian Putting Green ini
sesuai dengan ketinggian Green pada lapangan. Area ini memiliki 9 hole. Putting
Green ini terletak di depan Club House. Putting Green ini juga merupakan area
pengecekan kecepatan bola oleh pemain, sehingga bisa memperkirakan pukulan
yang akan diberikan nantinya ketika bermain di lapangan. Area Putting Green ini
dapat diperlihatkan melalui Gambar 11.
Gambar 11 Putting Green pada SNGC
Cabana
Cabana merupakan rumah singgah yang disewakan untuk pemain. Cabana
ini dapat dikategorikan pada kelas VVIP. Cabana ini terdiri dari meja meeting
beserta kursi, dapur, dan kamar mandi. Cabana ini berada di hole 3 dengan
penataan lanskap yang baik untuk mendukung keistimewaan tempat tersebut.
Cabanadapat diperlihatkan pada Gambar 12.
Gambar 12 Cabana pada hole 3
Helipad
Helipad merupakan tempat pendaratan helikopter pada SNGC. Helipad ini
berada di hole 2. Helipad ini memiliki luasan 64 m2. Helipad pada SNGC dapat
diperlihatkan pada Gambar 13.
26
Gambar 13 Helipad pada hole 2
Menara Pengintai
Menara pengintai ini ialah tempat untuk mengawasi lapangan golf secara
keseluruhan dari atas. Terdapat dua menara pengintai pada lapangan yaitu pada
hole 2 dan hole 18. Menara pengintai ini memiliki tinggi 27 m. Menara Pengintai
dapat diperlihatkan pada Gambar 14.
a
b
Gambar 14 Menara pengintai pada hole 2 (a) dan hole 18 (b)
Golf Cart
Golf Cart merupakan kendaraan khusus berkanopi dengan tenaga baterai
untuk pemain pada lapangan Golf. Kendaraan ini dikemudikan dengan setir, pedal
gas, pedal rem, dan tombol pengatur arah maju dan mundur. Golf Cart pada
SNGC terdiri dari 50 unit dengan dua tempat duduk. Selain untuk pemain, Golf
Cart ini juga disediakan satu buah untuk Marshall dan Starter dalam melakukan
pengawasan lapangan. Selain untuk Marshall dan Starter, Golf Cart juga
disediakan dua buah untuk keperluan maintenance lapangan. Selain Golf Cart
dengan ukuran tersebut, terdapat juga Golf Cart Foods and Beverages Mobile
yang digunakan untuk menjajakan makanan dan minuman kepada pemain yang
berada di lapangan. Golf Cart ini dapat diperlihatkan melalui Gambar 15.
27
a
b
Gambar 15 Golf Cart (a) dan Golf Cart Food and Beverages (b)
Pool Out dan Round About
Pool Out dan Round About ialah tempat memarkirkan Golf Cart pemain
pada lapangan. Penggunaan Pool Out dan Round About ini untuk mencegah
kerusakan rumput akibat ban. Selain itu, penggunaan Pool Out dan Round About
untuk mencegah dan menanggulangi keadaan pinggir lapangan yang mengalami
penggenangan air. Pool Out dan Round About ini dapat diperlihatkan pada
Gambar 16.
Gambar 16 Pool Out pada hole 17
Halfway House
Halfway House merupakan shelter untuk tempat istirahat pemain pada
lapangan. Halfway House ini berada pada hole 12. Halfway House ini juga
menjajakan makanan dan minuman ringan yang bisa dibeli pemain pada lapangan.
Pada Halfway House ini juga terdapat meja dan kursi untuk beristirahat. Halfway
House ini dapat diperlihatkan pada Gambar 17.
Gambar 17 Halfway House pada hole 12
28
Desain dan Konstruksi Lapangan
Menurut Chiara dan Koppelman (1990), Tipe rancangan lapangan golf
SNGC dengan penelaahan topografi termasuk 18 hole jalur ganda 9 balikan.
Menurut Muirhead dan Rando (1994), keuntungan tipe lapangan ini memerlukan
perawatan yang rendah karena antara Green dan Tee berdekatan satu sama lain.
Selain itu, tipe lapangan ini cocok untuk area yang sempit dan dapat
mengedepankan pemandangan, sehingga baik diterapkan pada SNGC yang
memiliki lahan sempit dan ingin mengedepankan lanskap pada lapangan.
Landscape Plan lapangan SNGC dapat diperlihatkan melalui Gambar 19.
Lapangan Golf SNGC memiliki 69 par, sehingga tidak cocok untuk digunakan
turnamen internasional karena tidak memiliki 72 par. Par pada tiap hole dapat
diperlihatkan melalui Tabel 12.
Tabel 12 Par per hole
Hole
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Par
5
4
3
3
5
3
5
4
4
Hole
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Par
3
5
3
3
4
4
3
4
4
Keseluruhan area lapangan menggunakan media tanam pasir. Menurut
Beard (1982), media tanam pasir banyak digunakan pada sebagian besar pada
lapangan olahraga terutama golf karena, permeabilitas pasir tinggi, sehingga dapat
mencegah pemadatan dan memiliki aerasi, infiltrasi, dan perkolasi yang sama,
sehingga baik untuk digunakan sebagai media untuk zona perakaran pada
lapangan golf. Selain itu, pada bagian bawah media pasir menggunakan Batu Split
dan Batu Skreening dengan antara Batu Split diberi geotekstil untuk mengurangi
penyumbatan pada pipa drainase. Batu Skreening dan Split dapat diperlihatkan
pada Gambar 18
a
b
Gambar 18 Batu Split (a) dan Batu Skreening (b) sebagai media tanam
29
15
17
16
18
6
14
10
9
5
8
7
1
11
13
12
4
2
3
Gambar 19 Landscape Plan SNGC
Sumber: PT. Power Tech Prima (2013)
30
Kemudian, Untuk drainase lapangan digunakan tipe drainase sirip ikan
(herringbone) dengan penggunaan pipa paralon. Penggunaan Pipa paralon karena
pipa paralon tidak terjadi penyumbatan apabila terdapat beban berat. Berbeda
dengan Drain coil yang akan mengalami penyumbatan apabila beban semakin
berat. Area SNGC menggunakan dua tipe saluran yaitu, pipa makro dan pipa
mikro dengan diameter 4 inch. Pipa makro merupakan saluran pembuangan air ke
kali atau danau, sedangkan pipa mikro merupakan pipa resapan untuk mencegah
genangan air. Kedua pipa tersebut akan mengalirkan air ke sungai melalui
catchment area dengan pipa berdiameter 6 inch seperti pada Gambar 20.
a
b
Gambar 20 Jaringan drainase Green pada hole 14 (a) dan Tee hole 15 (b)
Lokasi SNGC dilalui Kali Grogol yang sangat berguna sebagai sumber
irigasi. Namun, Kali Grogol ini sering meluap apabila terjadi hujan deras,
sehingga menyebabkan banjir. Apabila hal ini terjadi maka dilakukan dok yaitu,
penutupan pipa keluar dari kali pada hole 17. Kemudian, pada sumur digunakan
Pompa Submersible untuk dilakukan penyedotan dan penyerapan air. Selain
menggunakan Pompa Submersible secara otomatis juga dapat digunakan Pompa
Alkon secara manual untuk area-area yang drainase yang lambat turun terutama
untuk area Fairway. Proses pembangunan pipa drainase dapat diperlihatkan pada
Gambar 21.
a
b
Gambar 21 Pembangunan drainase sirip ikan (a) dan pipa catchment (b)
31
Tee Box dan Fairway
Tee Box adalah tempat memulai permainan golf atau suatu area permainan
golf yang khusus disiapkan untuk pemukulan pertama pada setiap hole. Luas Tee
Box SNGC secara keseluruhan ialah 1 ha. Bentuk Tee box di SNGC pada
umumnya berbentuk persegi. Tee box memiliki sepasang tee marker dan pukulan
dilakukan diantara atau dibelakang garis yang terbentuk oleh tee marker. Tee
marker ini dilaksanakan pemindahan setiap minggunya untuk menjaga rumput
agar tidak rusak. Minggu pertama berada di sebelah landscape dan minggu kedua
akan berada di sebelah carpart. Tee Box paling atas ialah memiliki tee marker
berwarna hitam yang digunakan untuk turnamen/ kejuaraan profesional. Tee Box
yang kedua berwarna biru digunakan untuk pemain laki-laki terampil yang
memiliki handicap rendah. Tee Box yang ketiga berwarna putih untuk pemain
laki-laki yang kurang terampil. Tee Box yang paling depan atau dekat dengan area
fairway disebut forward tees dengan warna merah untuk wanita. Antara tee
markerbiru dan putih sering dilakukan penggabungan saat dilakukan turnamen
dengan metode penghitungan langkah juga seperti pada Gambar 22.
Gambar 22 Penempatan tee marker
Di bawah Tee Box, terdapat Fairway yang merupakan area rumput antara
tee dan green untuk jatuhnya bola sebelum masuk ke green dan atau sesudah
memukul dari Tee. Luas Fairway SNGC secara keseluruhan ialah 21 ha.
Konstruksi Tee Box dan Fairway pada SNGC menggunakan Pasir Tulang
Bawang/ Bangka dengan daya serap yang baik dibawah Pasir Galunggung.
Konstruksi untuk Tee Box dan Fairway mempunyai kesamaan seperti pada
Gambar 23.
Gambar 23 Konstruksi lapangan SNGC area Tee Box dan Fairway
Sumber: PT. Flora Tjipta Sarana (2013)
34
yang sangat baik pada areal lapangan dan penyegeraan dilakukannya penyulaman
apabila terdapat rumput yang rusak. Kepadatan rumput dapat diperlihatkan
melalui Tabel 13.
Tabel 13 Kepadatan pada area SNGC
Area
Green
Tee Box
Fairway
Kepadatan (pucuk/100cm2)
251
220
212
Untuk area Green memiliki kepadatan (densitas) rumput yang baik
dibandingkan areal yang lainnya, karena, area Green memiliki pengutamaan
dalam pemeliharaan dibandingkan dengan areal lainnya. Selain itu, dilakukannya
teknik repair slongsong rumput pada tiap areal Green apabila terjadi boalmark
dan Lumutjuga turut mempengaruhi kepadatan rumput yang tinggi.
Area Tee Box dan Fairway memiliki kepadatan (densitas) rumput yang lebih
rendah dibandingkan Green karena, sering dilakukan pemukulan bola dengan
keras oleh pemain untuk mendapatkan pelambungan bola yang tinggi
dibandingkan pada area Green, sehingga sering terjadi kerusakan pada rumput
akibat gesekan dengan stik golf yang tinggi. Selain itu, kepadatan rendah tersebut
juga dapat diakibatkan karena dilakukannya Weeding rumput liar yang tidak
sesuai seperti pada Gambar 26.
Gambar 26 Kepadatan rumput yang buruk pada area lapangan
Warna
Menurut Turgeon (1991), Warna merupakan ukuran cahaya yang
direfleksikan oleh rumput. Warna dapat menjadi indikator kondisi tanaman seperti
defisiensi hara, penyakit, dan faktor tumbuh lainnya. Warna kuning atau klorosis
dapat mengindikasikan kekurangan gizi, atau beberapa faktor yang tidak
menguntungkan yang mempengaruhi pertumbuhan, sehingga warna rumput
merupakan salah satu indikator kondisi umum rumput tersebut tumbuh sehat.
Menurut Narra (2007), sebagian besar orang, warna hijau tua lebih disukai
daripada hijau kekuningan. Pada ketiga area memiliki warna yang sudah cukup
baik mendekati skor warna yang baik. Terlihat pada area Fairway memiliki warna
paling baik atau mendekati warna hijau tua. Kemudian, warna daun yang baik
35
selanjutnya berada pada area Green dan yang terakhir pada area Tee Box. Skor
warna rumput dapat diperlihatkan melalui Tabel 14.
Tabel 14 Skor warna rumput pada SNGC
Tee Box
Green
Fairway
Warna
Warna
Warna
Hole
Hole
Hole
(Skor)
(skor)
(skor)
2
4.00
2
5.00
11
6.00
6
3.00
3
5.00
3
6.00
7
4.00
4
5.00
2
6.00
11
3.00
5
5.00
15
6.00
13
3.00
10
6.00
17
6.00
15
5.00
14
4.00
18
6.00
16
4.00
16
4.00
7
5.00
17
4.00
17
4.00
8
6.00
18
3.00
18
6.00
1
5.00
Rata-rata
3.91 (4) Rata-rata
4.89 (5) Rata-rata
5.78 (6)
Warna
Warna
Warna
Notasi
Notasi
Notasi
(2.5 GY L.4 6/6.5)
(2.5 GY DI.3/6.5)
(2.5 GY DI.4 4/6)
Skor warna rata-rata Fairway
warnanya menuju warna hijau tua.
Fairway, area Tee Box dan Green
mendekati 4 untuk area Tee Box dan
yang diperlihatkan pada Gambar 27.
a
ialah 5,7 atau mendekati skor 6, sehingga
Berbeda dengan warna rumput pada area
memiliki skor dibawahnya yaitu 3,9 atau
4,8 atau mendekati skor 5 untuk area Green
b
Gambar 27 Warna rumput di Green hole 15 (a) dan Tee Box hole 17 (b)
Pada area Tee Box dan Green tidak memiliki skor warna tinggi, sehingga belum
tergolong warna hijau tua. Hal ini dapat disebabkan intensitas penggunaan yang
cukup tinggi pada kedua area tersebut, sehingga tidak memiliki waktu yang cukup
untuk mengalami pemulihan.
Penangkapan nutrisi yang kurang dan hama juga dapat mempengaruhi
warna pada rumput. Penangkapan nutrisi ini dipengaruhi salah satunya oleh
penangkapan cahaya matahari oleh rumput terutama pada area Green. Area Green
hole 14 merupakan area Green dengan skor warna lebih rendah dibanding area
36
Green lain. Hal ini dikarenakan penangkapan cahaya matahari yang rendah karena
terhalang oleh bangunan tinggi disekitar SNGC.
Keseragaman Warna Rumput
Keseragaman warna rumput ini dapat dipengaruhi adanya gulma, tekstur
rumput yang tidak seragam, dan arah pemotongan yang berbeda. Data hasil
pengolahan dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15 Keseragaman warna rumput pada SNGC
Area
Tee Box
Fairway
Green
Keseragaman Warna Rumput (%)
86
88
91
Pada area Green memiliki keseragaman warna rumput yang lebih baik karena
pengendalian gulma dan pemeliharaan yang intensif pada Green yang merupakan
area utama permainan, sehingga warna rumput seragam. Area Tee Box memiliki
keseragaman warna rumput terendah karena, terjadinya arah pemotongan yang
berbeda seperti pada Gambar 28.
Gambar 28 Keseragaman warna Tee Box hole 3 akibat arah pemotongan
Tekstur Rumput
Tekstur rumput merupakan lebar helai suatu rumput. Tekstur rumput dapat
dipengaruhi oleh pemangkasan rumput. Tekstur rumput ini juga turut
mempengaruhi elastisitas rumput di lapangan. Tekstur rumput yang semakin kecil
akan mempengaruhi elastisitas rumput yang tinggi. Tekstur rumput di lapangan
dapat diperlihatkan melalui Tabel 15.
Area
Green
Tee Box
Fairway
Tabel 16 Tekstur rumput pada lapangan SNGC
Rata-Rata Lebar Daun (mm)
Lebar Standar Literatur (mm)
1.1
12
1.7
12
1.6
12
38
Tabel 18 Keberadaan partikel lain pada Lapangan SNGC
Area Green
Keberadaan
Hole
Partikel (%)
18
0
3
0
10
0
5
0
17
0
15
0
16
0
2
0
4
0
0
Rata-rata
Area Fairway
Area Tee Box
Keberadaan
Keberadaan
Hole
Partikel (%)
Hole
Partikel (%)
18
42
2
30
17
6
6
0
15
8
7
1
11
5
11
52
7
34
13
29
8
16
16
19
1
8
15
36
9
32
17
16
2
0
18
87
Rata-rata
17
Rata-rata
30
Area Tee Box dan Fairway merupakan area dengan keberadaan partikel yang
tinggi. Hal ini dikarenakan banyaknya sampah daun yang berguguran dari sekitar
pohon area lapangan. Area Green menempati keberadaan partikel terbaik yaitu
0%. Hal ini dikarenakan pemeliharaan intensif dari Area Green yang merupakan
area utama lapangan yang dapat diperlihatkan melalui Gambar 29.
a
b
Gambar 29 Keberadaan partikel yang rendah (a) dan tinggi (b)
Selain itu, jenis rumput Tifeagle yang tidak tahan naungan menjadikan pohon
disekitar Area Green rutin dilakukan pemangkasan, sehingga penutupan lapangan
oleh tajuk pohon tidak terjadi dan gugurnya daun dapat dicegah.
Area Tee Box hole 18 dan hole 16 memiliki keberadaan partikel yang tinggi
dibandingkan area Tee Box yang lain karena kedua Tee Box ini cukup rindang dan
cukup banyak dikelilingi oleh pohon dan semak, sehingga gugurnya pohon dan
semak tersebut memenuhi lapangan pada kedua Tee Box tersebut. Kondisi ini
dapat diperlihatkan melalui Gambar 30.
39
a
b
Gambar 30 Keberadaan Partikel yang tinggi pada Tee Box
hole 18 (a) dan hole 15 (b)
Untuk kebersihan lapangan agar terjaga dari sampah, terutama sampah
organik seperti batang atau daun pohon yang sering gugur, Lapangan secara rutin
dibersihkan dengan terlebih dahulu dilakukan peniupan dengan mesin blower
yaitu, John Deere 4230 kemudian, dilakukan penyedotan dengan menggunakan
Leaf and Debris Collector 4420 seperti pada Gambar 31.
a
b
Gambar 31 Pelaksanaan peniupan sampah dengan John Deere 4230 (a)
dan Leaf and Debris Collector 4420 untuk penyedotan
sampah (b)
Kualitas Fungsional
Ketinggian Pangkas
Ketinggian pangkas mempengaruhi elastisitas rumput yang terdapat pada
lapangan terutama untuk area Green. Semakin tinggi ketinggian pangkas rumput
maka elastisitas rumput semakin rendah. Hal inilah yang kurang disukai pemain.
Selain itu, ketinggian pangkas juga mempengaruhi kepadatan rumput, tekstur
rumput, warna rumput, kedalaman akar, toleransi udara dingin, penggunaan air,
dan populasi gulma. Ketinggian pangkas area SNGC dapat diperlihatkan pada
Tabel 19.
No.
1
2
3
Tabel 19 Ketinggian pangkas rumput pada lapangan SNGC
Area
Ketinggian Pangkas (mm)
Standar (mm)
Green
3.2–3.5
≤ 3.2
Tee Box
11.6–11.8
9.512.5
Fairway
10.811.4
9.512.5
Menurut Sole dan Weyandt (2007), Pemangkasan yang direkomendasikan
untuk Rumput Seashore Paspalum ialah antara 9.5–12.5 mm, sehingga
46
Gipsum juga dilakukan untuk penyerapan air apabila ada area-area tertentu yang
mengalami penggenangan air terutama pada area Fairway.
Pemupukan dengan pupuk cair tersebut juga baik digunakan pada rumput
terutama area Green. Pada umumnya pemupukan di SNGC menggunakan
penambahan pupuk cair Xtra Iron. Pupuk cair ini memiliki dosis Fe lebih tinggi
yaitu 9%. Menurut Brosnan dan Deputy (2007), aplikasi penggunaan Fe dapat
memperbaiki warna rumput tanpa menyebabkan pertumbuhan rumput yang
berlebihan, sehingga hal ini baik digunakan di SNGC dan dapat memperbaiki
warna rumput pada area Green. Selain itu, menurut Sole dan Weyandth (2007),
Unsur Iron yang rendah dapat disebabkan kadar pH air yang tinggi (>7.0),
sehingga pemupukan Xtra Iron ini baik dilakukan karena dapat memperbaiki pH
air irigasi menjadi normal.
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan Spyker Spreaders untuk area
Tee Box dan Green. Selain itu, pemupukan juga dapat menggunakan Lely
Spreaders 1250. Mesin pemupukan ini digunakan untuk pemupukan di area yang
luas. Alat ini ialah jenis Rotary Spreader yang dapat mengkontrol dengan baik
bentuk pupuk yang tidak seragam (Turgeon 1991). Mesin ini dapat diperlihatkan
seperti pada Gambar 32.
a
b
Gambar 32 Penggunaan Spyker Spreaders di area Green (a) dan
Lely Spreaders 1250 pada Fairway (b)
Penyiangan dan Pengendalian Gulma
Penyiangan atau pengendalian gulma di SNGC dilakukan untuk
menghilangkan atau memberantas gulma pada lapangan. Gulma yang tumbuh
merupakan rumput liar dengan batang kaku dan daun kasar. Gulma yang sering
tumbuh di area lapangan ialah Rumput Teki (Cyperus rotundus).
Menurut Leihner dan Doll (1984), Rumput Teki mudah beradaptasi dengan
lingkungan dan kondisi yang beragam dan sulit dikontrol. Selain itu, rumput ini
dapat bertahan dibawah kondisi yang ekstrim yaitu, suhu yang tinggi, kekeringan,
banjir, dan aerasi yang buruk. Akar dari rumput teki ini mampu menjalar dengan
cepat dan memproduksi anakan baru, sehingga diperlukan pencabutan hingga ke
akarnya untuk memutus anakan tersebut. Penyiangan Rumput Teki ini dilakukan
dengan weeding. Weeding merupakan pemberantasan gulma secara manual
dengan cara mencabut gulma sampai ke akarnya. Pelaksanaan Weeding ini
dilakukan pada jam kerja shift kedua dengan keseluruhan tenaga kerja wanita.
Weeding dilaksanakan dengan intensitas rutin seperti pada Gambar 33.
47
a
b
Gambar 33 Pengerjaan weeding (a) dan Rumput Teki ditemukan di lapangan (b)
Selain itu, pelaksanaan Weeding juga dilakukan untuk menghilangkan rumput
yang tidak seharusnya ada di suatu area seperti Rumput Tifeagle yang sering
terdapat pada area Fairway. Selain dengan Weeding, pembasmian Rumput Teki
dapat menggunakan herbisida yaitu, Ally Plus 77 WP, Gramoxone 80 EC, dan
Round Up 486 SL.
Gulma lain yang sering terdapat pada area Green ialah Lumut. Menurut
Christians (1998), Lumut akan muncul pada rumput yang ternaungi dan basah.
Lumut akan menjadi masalah yang serius untuk area Green akibat naungan
matahari yang disebabkan bangunan tinggi disekitar SNGC, sehingga
pemberantasan lumut ini dapat dilakukan dengan cara aerating dan top dress.
Pengendalian gulma ini juga dapat menggunakan pupuk cair.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu kegiatan yang
penting dilaksanakan di lapangan Golf. Intensitas yang dilakukan tergantung pada
kondisi di lapangan (insidental). Apabila terdapat gejala atau serangan oleh
penyakit dan hama tertentu akan langsung dilaksanakan pengendalian secara
manual. Pada SNGC terdapat dua alat penyemprotan hama dan penyakit yaitu,
Professional SPS1 untuk area yang tidak luas dan John Deere HD 200 untuk area
yang cukup luas. Pada John Deere HD 200, penyemprotan tergantung pada area
yang akan dilakukan penyemprotan seperti pada gambar 34.
a
b
Gambar 34 Mesin penyemprot pestisida John Deere HD 200
(a) dan pengerjaan penyemprotan pestisida (b)
Obat-obatan digunakan untuk membasmi serangga (insektisida), jamur
(fungisida), dan cacing (nematisida). Obat-obatan yang digunakan bisa
diperlihatkan berdasarkan Tabel 25.
48
Tabel 25 Obat-obatan yang digunakan beserta kegunaannya
No.
Nama Obat
Kegunaan
Hama/Penyakit
1 Dursban 200 EC
Insektisida
Army Worms
2 Diazinon 10 GR
Sod Webworms
3 Rovral 50 WP
Frit Flies
4 Decis 25 EC
5 Akodan 35 EC
6 Curacron 50 EC
7 Sherpa 50 EC
8 Furadan 3 GR
9 Tri Cure Aqua Dynamics
Wetting Agent
Fairy ring
10 Amistartop 325 SC
Fungisida
Fairy ring
11 Dithane M-45 80 WP
Fungisida
Dollar spot
12 Antracol 70 WP
Jenis insektisida yang sering digunakan ialah Dursban200 EC, Akodan 35 EC,
dan Decis25 EC. Decis merupakan insektisida paling bagus yang digunakan.
Fungisida yang paling sering digunakan ialah Dithane M-45 80 WP. DithaneM-45
80 WP dapat dilakukan dengan percampuran dengan obat lain dan paling sering
digunakan pada area Green.
Penyakit yang sering terdapat pada rumput pada area Tee Box, Fairway, dan
Rough ialah Dollar Spot. Menurut Christians (1998), Dollar Spot disebabkan oleh
fungi Sclerotinia bomeocarpa. Dollar Spot ini bentuk pertahanan rumput dari
stress akibat embun dan kelebihan rumput liar. Daya pemulihan rumput dari
infeksi terhadap Dollar Spot ini cukup lama. Dollar Spot dapat menyebar melalui
sepatu, mesin pemotong rumput, dan alat lainnya. Pembasmian hama ini dapat
dilakukan dengan menggunakan fungisida.
Selain lumut, Fairy Ring juga sering terdapat pada area Green. Menurut
Fidanza (2009), penyakit ini disebabkan oleh fungi Armillaria sp. Gejala dari
penyakit ini ialah jamur yang membentuk cincin dan menghambat air menyentuh
akar, sehingga akan membuat rumput mati. Fairy ring ini pada lapangan dapat
diperlihatkan pada Gambar 35.
Gambar 35 Kondisi lapangan yang terkena Fairy Ring
Fairy Ring ini dapat menyebar luas secara cepat. Pembasmian hama ini
menggunakan penyemprotan dengan fungisida Amistartop 325 SC. Amistartop
325 SC baik digunakan untuk mengendalikan Fairy ring karena mengandung
Azoxystrobin yang merupakan bahan aktif yang sangat efektif untuk
49
mengendalikan Fairy Ring (Fidanza 2009). Selain itu, Fairy ring juga dapat
dikontrol dengan aerating dan disiram dengan Tri Cure Aqua Dynamics. Tri Cure
Aqua Dynamics ini merupakan jenis Wetting agents berbentuk liquid. Menurut
Brosnan dan Deputy (2007), Penggunaan Wetting agents ini untuk meningkatkan
air infiltrasi ke dalam akar. Kelebihan dari Wetting agents ini ialah tidak
mengurangi pemadatan atau menambah ruang pori, sehingga obat ini baik untuk
digunakan dalam penanggulangan Fairy ring.
Irigasi dan Pengolahan Air
Menurut Deputy dan Brosnan (2007), Irigasi dibutuhkan untuk memperbaiki
toleransi rumput untuk hidup pada lapangan. Hal ini dikarenakan pertumbuhan
rumput terdiri dari lebih dari 75 persen dari berat air. Penyiraman dilakukan
menggunakan sprinkler yang dikendalikan secara otomatis dengan satelit kontrol
yang dapat diatur waktunya. Menurut Deputy dan Brosnan (2007), sistem
sprinkler otomatis paling baik digunakan untuk mengairi seluruh jenis Rumput
pada lapangan. Sistem sprinkler dan satelit kontrol ini dapat diperlihatkan seperti
Gambar 36.
a
b
Gambar 36 Wall to wall sprinkler di lapangan (a) dan alat
pengaturan sprinkler secara otomatis (b)
Terdapat dua macam sprinkler yang digunakan pada lapangan SNGC yaitu half
sprinkler dan full sprinkler. Half Sprinkler ini merupakan sprinkler yang bisa
diatur perputarannya sesuai keinginan seperti, setengah atau seperempat putaran.
Half sprinkler ini baik digunakan untuk mengatur apabila terdapat area yang tidak
akan dilakukan penyiraman, sedangkan Full sprinkler merupakan sprinkler yang
melakukan satu putaran penyiraman penuh dan tidak dapat diatur perputarannya
sesuai keinginan seperti pada Half sprinkler. Tabel pelaksanaan penyiraman dapat
diperlihatkan melalui Tabel 26.
Bahan
Air
Tabel 26 Pelaksanaan penyiraman pada SNGC
Volume
Waktu
Alat
7,5 liter/ Setiap hari, 24.00 –
Field Control System PAR+ES
m2
04.00
Controller
Quick Coupling Valves
Central Control System Status II
Sprinkler Gear Driven Rotors
50
Menurut Murphy (2002), waktu yang paling efisien untuk menyiram ialah antara
pukul 22.00 dan pukul 08.00 karena membatasi jumlah jaringan daun tetap
lembab dan mengurangi penguapan, sehingga
penyiraman yang telah
dilaksanakan dapat dikatakan baik untuk dilakukan karena, dilaksanakan antara
pukul 24.00 hingga pukul 04.00. Kemudian, menurut Turgeon (1991), kesesuaian
volume air irigasi untuk lapangan golf dapat ditentukan dari kedalaman akar
rumput menembus tanah dan volume dari perakaran tersebut. Panjang akar yang
semakin panjang dapat menjadi indikator kesuburan dan kekuatan rumput karena
mampu memegang media dan menyerap unsur hara lebih baik, sehingga volume
air irigasi pada SNGC dapat dikatakan sesuai karena, menghasilkan panjang akar
yang baik mendekati standar.
Menurut Christians (1998), Ketinggian pangkas yang sangat rendah
menyebabkan rumput menjadi stress akibat pertumbuhan akar yang rendah,
sehingga rumput dapat mengalami scalping dan dapat membahayakan rumput.
Namun, menurut Turgeon (1991), perakaran yang buruk ini dapat diperbaiki
dengan irigasi yang baik. Hal inilah yang membuat rumput pada SNGC tetap
sehat dan subur walaupun dipangkas dengan ketinggian yang rendah.
Selain pelaksanaan rutin tersebut, penyiraman juga dilakukan setelah
pemupukan bentuk Granule. Menurut Turgeon (1991), kegiatan ini sangat baik
dilakukan untuk mencegah terbakarnya rumput dan mempercepat penyerapan
pupuk pada rumput, sehingga kegiatan ini baik dilakukan di SNGC.
Pengolahan air juga menggunakan barscreen. Barscreen ini merupakan alat
untuk mengangkat sampah yang ada pada air sungai yang akan mengalir pada
sungai dan danau SNGC. Sampah yang ada diangkat dengan barscreen yang
kemudian akan dialirkan ke dalam bak penampungan sampah, sehinggaair yang
akan mengalir ke dalam SNGC tidak menimbulkan aroma yang tidak sedap.
Barscreen ini dapat diperlihatkan melalui gambar 37.
Gambar 37 Barscreen untuk pengangkutan sampah
Pemangkasan
Menurut Brosnan dan Deputy (2007), pemangkasan yang tepat dapat
menumbuhkan akar, kepadatan yang baik, dan pertumbuhan seragam.
Pemangkasan rumput pada area lapangan dilakukan umumnya setiap hari
terutama pada area Green yang merupakan bagian utama pada Lapangan. Tabel
pelaksanaan pemangkasan dan waktu pemangkasan dapat diperlihatkan pada tabel
27.
52
a
b
c
Gambar 39 Rol (a), Reel (b), dan Bend map (c) pada mesin pemotong rumput
Pada Green, pemangkasan menggunakan groomer, sehingga dapat
mengangkat rumput dengan penampilan yang baik dan menghasilkan elastisitas
rumput yang baik terutama pada area Green. Berbeda dengan jenis mower Toro
dan Jacobson, jenis Green mower John Deere E Cut 220 bisa melakukan
pemangkasan secara keseluruhan dengan baik dan alat ini merupakan mesin
potong yang dioperasikan secara otomatis, sehingga dapat mengefisiensikan
waktu dan tenaga. Namun, kekurangan dari mesin pangkas John Deere ini
beresiko akar langsung terangkat apabila diputar, sehingga mengakibatkan
kerusakan pada rumput. Selain itu, jenis ini mengakibatkan bensin lebih boros.
Jenis mesin potong rumput yang lain yang dapat digunakan untuk area Tee Box
dan Green ialah Jacobsondengan tingkat kerusakan akar yang lebih rendah namun
dioperasikan secara manual. Mesin pemotong Jacobson dan John Deere ini
merupakan jenis Reel mower. Menurut Brosnan dan Deputy (2007), Reel Mower
memberikan kualitas terbaik pada rumput lapangan. Mesin Reel mower baik
digunakan untuk Rumput Bermuda Hibrida seperti Tifeagledibandingkan mesin
Rotary Mower yang hanya bisa mempertahankan ketinggian pangkas diatas 1 inch
seperti pada Gambar 40.
a
b
Gambar 40 Jenis Reel Mower John Deere 7700 Precision Cut (a) dan
Jenis Rotary Mower John Deere 7400 Precision Cut (b)
Mesin pangkas John Deere 7200 Precision Cut memiliki jumlah Reel lebih
sedikit yaitu tujuh buah. Hal ini berbeda dengan mesin pangkas rumput John
Deere 7700 Precision Cut memiliki jumlah Reelsebelas buah,
sehinggamenghasilkan rumput yang lebih lembut. Selain itu, Mower Poulan Pro
G25 digunakan untuk area Rough yang memiliki slope yang besar, sedangkan
pemangkasan untuk area sekitar Bunker dan Tee Box yang memiliki slopedan
berkontur menggunakan Hover Mower seperti pada Gambar 41
53
a
b
Gambar 41 Mower Poulan Pro G25 untuk area Rough (a) dan
Hover Mower untuk area Bunker (b)
Menurut Sole dan Weyandt (2007), ketinggian pemangkasan dapat
disesuaikan melalui pertimbangan beberapa faktor salah satunya ialah cuaca.
Ketinggian pemangkasan pada SNGC pada Green yang tidak sesuai literatur yaitu
3.5 mm dikarenakan disesuaikan kondisi cuaca yang pada saat pengamatan
tergolong kategori bulan basah dengan curah hujan yang tinggi. Hal ini dilakukan
agar tidak terjadi penggenangan air pada lapangan dan penangkapan sinar
matahari oleh rumput. Namun, apabila berada pada musim kering maka,
pengaturan pangkas diturunkan menjadi 2.8 hingga 3 mm.
Persentase keseragaman warna rumput area Tee Box dan area Fairway yang
lebih rendah dar
EVALUASI KUALITAS VISUAL DAN FUNGSIONAL
LAPANGAN GOLF SENAYAN NATIONAL GOLF CLUB
MARISKA NADYA RAMADANI
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Kualitas
Visual dan Fungsional Lapangan Golf Senayan National Golf Club adalah benar
karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya ilmiah saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Mariska Nadya Ramadani
NIM A44090015
2
ABSTRAK
MARISKA NADYA RAMADANI. Evaluasi Kualitas Visual dan Fungsional
Lapangan Golf Senayan National Golf Club. Dibimbing oleh NIZAR
NASRULLAH.
Senayan National Golf Club ialah salah satu lapangan golf terkenal dan
tertua di Jakarta. Sejak dibawah pengelolaan Ancora Group di tahun 2011, SNGC
melakukan renovasi ulang dengan tema Reborn dan Konsep Botanical Herritage.
Melihat kondisi SNGC yang baru melakukan renovasi tersebut menjadikan SNGC
lokasi yang tepat dilaksanakannya magang untuk mempelajari kualitas visual dan
fungsional lapangan golf dan pemeliharaan rumput. Kegiatan ini juga
mengevaluasi kualitas visual dan fungsional dari rumput dan mengobservasi
keseluruhan dari prosedur pemeliharaan. Hasil akhir dari kegiatan magang ini
ialah rencana pemeliharaan rumput. Metode dari magang ini ialah partisipasi aktif
dan pasif pada area lapangan. Hasil dari evaluasi pada lapangan ialah area Tee
Box dan Fairway telah memenuhi 8 indikator dari 10 indikator standar kualitas
baik (80%) dan area Green memenuhi 9 indikator dari 11 indikator standar
kualitas baik (81%), sehingga kualitas visual dan fungsional lapangan golf SNGC
sudah tergolong baik karena telah memenuhi 80% dari indikator standar kualitas
baik. Kualitas yang baik dari ketiga area ini ditunjang oleh pemeliharaan yang
intensif pada ketiga area tersebut.
Kata kunci: kualitas fungsional, lapangan golf, rencana pemeliharaan, kualitas
visual
ABSTRACT
MARISKA NADYA RAMADANI. Visual and Functional Quality Evaluation of
Senayan National Golf Course. Supervised by NIZAR NASRULLAH.
Senayan National Golf Club (SNGC) is one of the famous and the oldest
golf course in Jakarta. Since SNGCunder the management ofAncoraGroup in
2011, it has been renovated on the theme of Reborn and adopted the concept of
Botanical Herritage. These makes SNGC a great place for internship to
studyvisualand functionalqualities ofthe golf course and turfgrass management.
The methods of this internship is active and passive participation in the field. It
was also evaluated about visual dan functional qualities of turfgrass and observed
all maintenance procedure. Output of this internship is maintenance plan of
turfgrass. The result of the evaluation are both Tee Box and Fairway area comply
8 indicators from 10 standard indicators of good quality (80%) and Green area
comply 9 indicators from 11 standard indicators of good quality (81%), so that the
visual and functional quality of SNGC already quite good because it has comply
80% of the standard indicators of good quality. The good qualities of Green, Tee
Box, and Fairway due to the regular intensive maintenance.
Keywords: functional quality, golf course, maintenance plan, visual quality.
EVALUASI KUALITAS VISUAL DAN FUNGSIONAL
LAPANGAN GOLF SENAYAN NATIONAL GOLF CLUB
MARISKA NADYA RAMADANI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi: Evaluasi Kualitas Visual dan Fungsional Lapangan Golf Senayan
National Golf Club
: Mariska Nadya Ramadani
Nama
: A44090015
NIM
Disetujui oleh
Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr
Pembimbing
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
1 4 AUG 2013
Judul Skripsi : Evaluasi Kualitas Visual dan Fungsional Lapangan Golf Senayan
National Golf Club
Nama
: Mariska Nadya Ramadani
NIM
: A44090015
Disetujui oleh
Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah swt atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah yang berjudul Kualitas Visual dan Fungsional Lapangan Golf Senayan
National Golf Club. Salawat serta salam tercurah kepada Nabi Besar Muhammad
Saw, keluarganya, sahabatnya, serta umatnya.
Karya ilmiah ini merupakan tugas akhir yang menjadi syarat memperoleh
gelar sarjana pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis banyak
mendapatkan dukungan, doa, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
penghargaan yang tulus serta ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr selaku dosen pembimbing tugas akhir yang
telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik yang bermanfaat
untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA selaku dosen pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan masukan dan saran selama penulis menempuh
perkuliahan.
3. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr dan Dr. Ir. Andi Gunawan, MAgr.Sc.
selaku dosen penguji sidang yang telah banyak memberikan masukan,
saran, dan kritik yang bermanfaat untuk perbaikan tugas akhir ini
selanjutnya.
4. Orangtua tercinta Ridwan Usman, SE dan Lies Maniar, Spd juga Kakak
tercinta Skotia Fitriastri Putri, S.si yang telah memberikan dukungan,
semangat, dan doanya.
5. Bagian Pemeliharaan Senayan National Golf Club, Ibu Yeti, Pak Kamal,
Pak Imron, Pak Hendra, Mbak Resti, Mbak Indah, Pak Joko, Pak Yayan,
Pak Pendi, Pak Jumhadi, Pak Dion, Pak Tarma, dan yang lainnya, terima
kasih telah menerima penulis dengan sangat baik, ilmu yang sangat
bermanfaat, canda tawa selama ini, dan dukungan kepada penulis untuk
tetap bergelut pada bidang ini.
6. Sahabat terbaik, Amira, Rizka Zahra Tamira, Nurul Fajriyah, Dyah Ayu
Mustikasari. Terima kasih atas canda tawa, suka duka, curahan hatinya,
dan dukungannya selama ini.
7. Sahabat dari SMP, Karina Indah Pertiwi dan Muhammad Umar Alfaruqi,
terima kasih atas kebersamaan dan kesetiaannya selalu.
8. Keluarga Arsitektur Lanskap angkatan 46, terima kasih atas canda tawa,
suka duka, bantuan, dan semangatnya selama tiga tahun terakhir ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat kedepannya.
Bogor, Juli 2013
Mariska Nadya Ramadani
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Magang
2
Tujuan Umum
2
Tujuan Khusus
2
Manfaat Magang
2
Kerangka Pikir
3
TINJAUAN PUSTAKA
4
Lapangan Golf
4
Media Tanam dan Sistem Utilitas Lapangan golf
5
Faktor Pertumbuhan Rumput Lapangan Golf
5
Pemeliharaan Lapangan Golf
6
Kualitas Visual dan Fungsional
7
METODOLOGI
8
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
8
Batasan Studi
8
Metode Pelaksanaan Magang
8
Persiapan
9
Pengenalan Perusahaan
9
Pengambilan Data
9
Evaluasi Aspek Kualitas Visual dan Fungsional
12
Analisis Aspek Kualitas Visual dan Fungsional
14
Rekomendasi Alternatif
15
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
Sejarah Perusahaan
15
Konsep Dasar
16
Letak Geografis dan Aksesibilitas
16
Struktur Organisasi
16
Ketenagakerjaan
18
Iklim
19
Hidologi
19
Vegetasi dan Tata Hijau
20
Fasilitas dan Utilitas
23
Desain dan Konstruksi Lapangan
28
Kualitas Visual
33
Kualitas Fungsional
39
Pelaksanaan Pemeliharaan
43
Korelasi Antar Kualitas
57
Rekomendasi Peningkatan Kualitas
60
Rencana Pemeliharaan
61
SIMPULAN DAN SARAN
65
Simpulan
65
Saran
65
DAFTAR PUSTAKA
66
DAFTAR TABEL
1. Standar jarak par
5
2. Jadwal pelaksanaan magang
9
3. Jenis data, sumber, dan cara pengambilan
9
4. Skor warna rumput berdasarkan Munsell Colour Chart for Plant
11
5. Kategori kecepatan bola area Green
12
6. Parameter penilaian aspek kualitas visual
13
7. Parameter penilaian aspek kualitas fungsional
13
8. Pembobotan penilaian akhir evaluasi
14
9. Standar umum pelaksanaan pemeliharaan lapangan golf
14
10. Komposisi tenaga kerja SNGC
18
11. Daftar vegetasi pada SNGC
21
12. Par per hole
28
13. Kepadatan pada SNGC
34
14. Skor warna rumput pada SNGC
35
15. Keseragaman warna rumput pada SNGC
36
16. Tekstur rumput pada SNGC
36
17. Kemurnian jenis pada lapangan SNGC
37
18. Keberadaan partikel lain pada lapangan SNGC
38
19. Ketinggian pangkas rumput pada SNGC
39
20. Berat kering pucuk pada SNGC
40
21. Berat kering akar pada SNGC
41
22. Panjang akar pada SNGC
41
23. Elastisitas rumput pada SNGC
42
24. Jenis dan waktu pemakaian
43
25. Obat-obatan yang digunakan beserta kegunaannya
48
26. Pelaksanaan penyiraman pada SNGC
49
27. Pelaksaanaan pemangkasan pada SNGC
51
28. Jadwal Pola Pemangkasan
51
29. Pelaksaanaan kultivasi pada SNGC
53
30. Korelasi antar aspek pada ketiga area SNGC
57
31. Rekapitulasi penilaian pencapaian kualitas
60
32. Rencana kegiatan pemeliharaan pada SNGC
62
33. Rencana pemeliharaan rumput
62
DAFTAR GAMBAR
1. Bagan kerangka pikir magang
3
2. Lokasi magang
8
3. Penghitungan kepadatan rumput dengan stik eskrim
10
4. Perataan kontur dan penggelindingan bola
12
5. Struktur organisasi KSO Senayan
16
6. Struktur organisasi PT Power Tech Prima
17
7. Pemakaian paranet pada Air Mata Pengantin
23
8. Jenis Kembang Sepatu Bangkok
23
9. Club House
24
10. Nursery
24
11. Putting Green pada SNGC
25
12. Cabana pada hole 3
25
13. Helipad pada hole 2
26
14. Menara pengintai pada hole 2 dan hole 18
26
15. Golf Cart (1) dan Golf Cart Food and Beverages (2)
27
16. Pool Out pada hole 17
27
17. Halfway House pada hole 12
27
18. Batu Split dan Batu Skreening
28
19. Landscape Plan pada SNGC
29
20. Jaringan drainase Green hole 14 dan Tee hole 15
30
21. Pembangunan drainase sirip ikan dan pipa catchment
30
22. Penempatan Tee Marker
31
23. Konstruksi lapangan SNGC area Tee Box dan Fairway
31
24. Konstruksi lapangan SNGC area Green
32
25. Konstruksi lapangan SNGC area Rough
33
26. Kepadatan rumput yang buruk pada lapangan
34
27. Warna rumput di Green dan Tee Box
35
28. Keseragaman warna Tee Box hole 3 akibat arah pemotongan
36
29. Keberadaan partikel yang rendah dan tinggi
38
30. Keberadaan partikel yang tinggi pada Tee Box
39
31. Pelaksanaan peniupan sampah dan alat penyedot sampah
39
32. Penggunaan Spyker Spreaders dan Lely
46
33. Pengerjaan weeding dan Rumput Teki
47
34. Mesin penyemprotan dan pengerjaan penyemprotan
47
35. Kondisi lapangan yang terkena Fairy Ring
48
36. Wall to wall sprinkler dan alat pengaturan
49
37. Barscreen untuk pengangkutan sampah
50
38. Arah pemangkasan rumput
51
39. Rol, Reel, dan Bend Map pada mesin pemotong
52
40. Reel Mower dan Rotary Mower
52
41. Rough Mower dan Bunker Mower
53
42. Pelaksanaan Top Dressing
54
43. Pelaksanaan Aerating dan alat Redexim Vertidrain 7007
55
44. Pelaksanaan Slicing dan pelaksanaan rol
55
45. Pelaksanaan Verticut pada Rough dan rumput hasil Verticut
56
46. Pelaksanaan Sodding
56
47. Proses Pelaksanaan Plugging
57
48. Grafik hubungan linier antar aspek
59
8
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan magang dilaksanakan di Senayan National Golf Club milik PT
Ancora Group yang terletak di Jalan Asia Afrika Pintu IX, Senayan, Jakarta Pusat
10270 (Gambar 2). Kegiatan magang berlangsung selama empat bulan dimulai
pada 12 Februari 2013 hingga 30 Mei 2013.
a
b
Gambar 2 Lokasi magang
Sumber : (a)http://asiamaya.com, (b) http://earth.google.com
Batasan Studi
Pengambilan data hanya terbatas pada area permainan yaitu lapangan golf,
tidak mencakup area non permainan berupa fasilitas-fasilitas yang ada di Senayan
National Golf Club. Pemilihan sebagai lokasi magang karena telah melakukan
renovasi dari keadaan sebelumnya, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan
pembelajaran yang baik.
Metode Pelaksanaan Magang
Kegiatan magang dilakukan dengan partisipasi aktif maupun pasif di lapang
pada aspek pemeliharaan lanskap pada area permainan berdasarkan jadwal
magang pada Tabel 2.
10
3
Tabel 3 (lanjutan)
Jenis Data
Sumber
Aspek Sosial
Sejarah Perusahaan Perusahaan
Tenaga Kerja
Perusahaan
Struktur Organisasi Perusahaan
Aspek Pengelolaan
Kondisi Lapangan
Lapangan,
Perusahaan
Pemeliharaan
Lapangan,
Perusahaan
Kualitas Visual
Lapangan, Literatur
4
Kualitas Fungsional
No
1
2
3
1
2
Cara Pengambilan
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Observasi,
Wawancara
Partisipasi aktif,
Wawancara
Observasi, Studi
Pustaka
Lapangan, Literatur Observasi, Studi
Pustaka
Untuk data kualitas visual dan fungsional, dilakukan pengambilan sampel 9
hole secara acak diambil di tiga pengulangan masing-masing hole di tiga bagian
penting yang mendukung permainan pada lapangan golf yaitu, Tee Box, Fairway,
dan Green, sehingga terdapat 81 titik yang akan diamati.
Parameter aspek kualitas visual yang diamati dalam menentukan kualitas
rumput lapangan golf, yaitu:
1. Kepadatan (densitas)
Parameter aspek kualitas diamati dengan menghitung jumlah pucuk dalam
luasan sampel 10 cm x 10 cm dengan menggunakan stik es krim pada 27 titik
yang tersebar pada area Tee Box, Fairway, dan Green seperti pada Gambar 3.
Gambar 3 Penghitungan kepadatan rumput dengan stik es krim
2. Warna hamparan rumput
Kualitas penampakan warna diamati dengan melihat keseluruhan warna
rumput yang terdapat pada 81 titik yang tersebar pada lapangan golf di SNGC
dengan membandingkan dengan Munsell Colour Chart for Plant pada Tabel 4.
11
Tabel 4 Skor warna rumput berdasarkan munsell colour chart for plant
Skor
Warna
Notasi Munsell
1
(2.5
GY P
9/6)
Kuning muda
2
3
4
Kuning
Hijau kekuningan
5
Hijau tua
Hijau sangat tua
Hijau
6
(2.5 GY B.1 8/9)
(2.5 GY L.3 7.5/6)
(2.5 GY L.4 6/6.5)
(2.5 GY DI.3 5/6.5)
(2.5 GY DI.4 4/6)
3. Keseragaman warna rumput
Kualitas keseragaman warna dinilai dengan menggunakan metode grid yaitu
melakukan pemotretan pada 27 titik untuk Green, Fairway, dan Tee Box yang
kemudian dilakukan penggunaan grid pada Adobe Photoshop. Setelah dilakukan
metode tersebut, dilakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut,
∑
4.
∑
Tekstur rumput
Aspek tekstur rumput diamati dengan menghitung lebar rata-rata daun rumput
yang diambil. Sampel diambil secara acak pada 3 titik diantara 9 hole yang
tersebar pada tiga bagian penting yang mempengaruhi permainan pada lapangan
golf. Pengukuran menggunakan jangka sorong.
5. Keberadaan partikel di permukaan
Aspek keberadaan partikel diamati dengan melihat apakah terdapat sampah
ataupun partikel lain selain rumput yang ada pada lapangan tersebut. Pengolahan
data menggunakan metode grid dengan rumus,
∑
∑
6. Kemurnian jenis rumput
Didapatkan dengan melihat apakah rumput yang digunakan dalam lapangan
memiliki jenis yang sama. Pengamatan dilakukan dengan metode sisir yaitu setiap
10 cm dicatat jenis rumput yang dilakukan pemakuan tersebut.
Kemudian, parameter aspek kualitas fungsional yang diamati dalam
menentukan kualitas rumput lapangan golf, yaitu:
1. Ketinggian pangkas
Ketinggian pangkas diamati untuk mendapatkan tinggi rumput yang paling
baik untuk lapangan golf. Ketinggian rumput diukur mulai dari permukaan tanah.
Ketinggian pangkas diambil pada 27 titik yang tersebar di daerah Tee Box,
Fairway, dan Green. Pengukuran dapat menggunakan jangka sorong atau mistar
besi.
2. Berat kering pucuk
Diukur dengan mengambil sampel rumput pada lapangan. Sampel rumput
diambil dengan cara menggunting permukaan rumput pada luasan sampel.
12
Rumput diambil menggunakan plug cutter dikeringkan dengan oven selama 24
jam dengan suhu 100 C dan kemudian ditimbang. Sampel diambil secara acak
pada 27 titik diantara 9 hole yang tersebar pada tiga bagian penting yang
mendukung permainan pada lapangan golf.
3. Berat kering akar
Akar diambil dengan menggunakan metode plug cutter dengan diameter 5 cm
dengan kedalaman 8 cm. Kemudian, akar dipisahkan dari stolon dengan
pengguntingan. Prosedur selanjutnya mirip dengan pengamatan berat kering
pucuk.
4. Panjang akar
Pengamatan panjang akar menggunakan metode plug cutter. Sampel akar
diambil 3 pengulangan pada 9 hole dan diukur panjang akar yang terpanjang
dengan menggunakan penggaris atau jangka sorong.
5. Elastisitas rumput
Pengamatan dilakukan dengan mengukur jarak luncuran bola dari titik jatuh
bola dengan stimpmeter sepanjang 3 feet tegak lurus permukaan rumput.
Pengukuran jarak luncuran dilakukan pada 9 hole pada bagian terpenting di
lapangan golf yang merupakan landing area bola yaitu area green seperti pada
Gambar 4.
a
b
Gambar 4 Perataan kontur (a) dan pegelindingan bola (b)
Pengujian penggelindingan ini diuji hingga tiga kali pengulangan. Setelah itu,
dibandingkan dengan pengkategorian kecepatan bola pada lapangan (Tabel 5).
Tabel 5 Kategori kecepatan bola pada area Green menurut Beard (1982)
Relative Green Speed
Fast
Medium Fast
Medium
Medium Slow
Slow
Average Length of Roll
Regular Play (inch)
Tournament Play (inch)
97
121
85
109
73
97
61
85
49
73
Evaluasi Aspek Kualitas Visual dan Fungsional
Tahap Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara kualitas visual
dan fungsional pada kondisi lapangan golf dengan literatur secara kuantitatif dan
17
Gambar 5 Bagan struktur KSO Senayan
Sumber : GA & HR Manager SNGC (2013)
Kemudian, untuk pemeliharaan lapangan golf SNGC dilaksanakan oleh Golf
Course Superintendant langsung bertanggung jawab pada PT Power Tech Prima
sebagai Kontraktor Pemelihara Lapangan Golf SNGC. Bagan struktur organisasi
PT Power Tech Prima SNGC dapat diperlihatkan melalui Gambar 6.
Gambar 6 Struktur organisasi PT Power Tech Prima pada SNGC
Sumber: Administrasi PT Power Tech Prima(2013)
23
Gambar 7 Pemakaian paranet pada Air Mata Pengantin
Selain itu, Air Mata Pengantin juga digunakan untuk menutupi tembok di sekitar
terowongan, sehingga memberikan kesan lembut pada tembok. Selain itu, Lantana
Ungu juga digunakan untuk menutupi kesan kaku dari tembok sungai. Selain Air
Mata Pengantin dan Lantana Ungu, Thunbergia juga digunakan sebagai tanaman
atap merambat di Club House.
Bambu Jepang banyak digunakan sebagai pagar hidup disekeliling SNGC.
Selain itu, Tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) merupakan vocal
point dari lapangan ini. Kembang Sepatu ini banyak menjadi pagar tanaman
apabila sering dilakukan pemangkasan. Kembang Sepatu ini ada dua varietas hasil
persilangan yaitu, jenis Bangkok dan Brazil seperti pada gambar 8.
Gambar 8 Jenis Kembang Sepatu varietas Bangkok yang ditemukan
Bunga Kembang Sepatu ini sering mekar walaupun dalam kondisi cuaca yang
kurang baik, berbeda keadaanya dengan Bougenvill dan Melati Costa yang
keadaannya kurang baik. Pada area Tee Box dilakukan penanaman semak yang
tidak boleh menghalangi pandangan ke Green. Selain itu, pemangkasan pohon
juga sering dilakukan pada lapangan terutama pada area Green. Hal ini untuk
menghindari keadaan teduh atau sinar matahari yang terhalang pada lapangan.
Fasilitas dan Utilitas
Lapangan Golf SNGC dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang
menunjang, sehingga memberikan kemudahan pemain dalam bermain. Fasilitas
utama meliputi Club House, Nursery, Putting Green, Cabana, Helipad, Menara
Pengintai, dan Golf Cart. Fasilitas penunjang lapangan lainnya ialah Pool Out dan
Round About yang berada di pinggir lapangan.
24
Club House
Club House merupakan bangunan besar yang merupakan bangunan utama
pada kawasan padang golf. Club House memiliki bagian-bagian ruangan dengan
fungsi masing-masing. Pada Club House terdapat Meeting Room yang terdiri dari
delapan ruangan. Ruang Meeting Room ini dapat dikategorikan dalam ruang VIP.
Selain Meeting Room, pada Club House juga terdapat dua restoran. Satu
Restoran bernama Takumi yang menyajikan makanan Jepang. Restoran kedua
bernama Terace yang menyajikan makanan Eropa dan Indonesia. Selain kedua
restoran tersebut, Pada Club House juga terdapat sebuah kafe bernama Cafe
Dujour yang menyajikan kopi dan makanan ringan.
Selain ketiga tempat tersebut, pada Club House juga terdapat Pro Shop yang
menjual keperluan pemain golf untuk bermain golf. Kemudian, pada Club House
juga terdapat Reflexiologi bernama Kenji. Pada Kenji Reflexiologi ini tersedia
Loker room, Jakusi, dan Sauna. Club House ini dapat diperlihatkan melalui
Gambar 9.
Gambar 9 Club House pada SNGC
Nursery
Nursery SNGC merupakan tempat pembimbitan untuk rumput golf dan
lanskap. Nursery ini berada di dekat kantor maintenance. Nursery untuk rumputini
digunakan untuk memperbanyak jenis Rumput Tifeagle dan Rumput Seashore
Paspalum yang belum boleh diperjualbelikan secara bebas di Indonesia. Rumput
ini digunakan untuk memperbaiki rumput di area lapangan pada SNGC.
Selain untuk pembibitan rumput, Nursery ini juga digunakan untuk
pembimbitan tanaman lanskap. Tanaman ini berfungsi sebagai penyedia tanaman
untuk desain dan redesain lanskap. Perbanyakan yang sering dilakukan ialah stek,
biji, dan anakan. Tenaga kerja yang bertanggung jawab untuk Nursery ini
berjumlah 2 orang dan berasal dari bagian landscape. Nursery ini dapat
diperlihatkan melalui Gambar 10.
Gambar 10 Nursery pada SNGC
25
Putting Green
Putting Green merupakan area yang digunakan untuk melakukan jarak
pendek/pukulan lunak. Area ini merupakan area percobaan bagi pemain sebelum
melakukan permainan golf pada lapangan, sehingga ketinggian Putting Green ini
sesuai dengan ketinggian Green pada lapangan. Area ini memiliki 9 hole. Putting
Green ini terletak di depan Club House. Putting Green ini juga merupakan area
pengecekan kecepatan bola oleh pemain, sehingga bisa memperkirakan pukulan
yang akan diberikan nantinya ketika bermain di lapangan. Area Putting Green ini
dapat diperlihatkan melalui Gambar 11.
Gambar 11 Putting Green pada SNGC
Cabana
Cabana merupakan rumah singgah yang disewakan untuk pemain. Cabana
ini dapat dikategorikan pada kelas VVIP. Cabana ini terdiri dari meja meeting
beserta kursi, dapur, dan kamar mandi. Cabana ini berada di hole 3 dengan
penataan lanskap yang baik untuk mendukung keistimewaan tempat tersebut.
Cabanadapat diperlihatkan pada Gambar 12.
Gambar 12 Cabana pada hole 3
Helipad
Helipad merupakan tempat pendaratan helikopter pada SNGC. Helipad ini
berada di hole 2. Helipad ini memiliki luasan 64 m2. Helipad pada SNGC dapat
diperlihatkan pada Gambar 13.
26
Gambar 13 Helipad pada hole 2
Menara Pengintai
Menara pengintai ini ialah tempat untuk mengawasi lapangan golf secara
keseluruhan dari atas. Terdapat dua menara pengintai pada lapangan yaitu pada
hole 2 dan hole 18. Menara pengintai ini memiliki tinggi 27 m. Menara Pengintai
dapat diperlihatkan pada Gambar 14.
a
b
Gambar 14 Menara pengintai pada hole 2 (a) dan hole 18 (b)
Golf Cart
Golf Cart merupakan kendaraan khusus berkanopi dengan tenaga baterai
untuk pemain pada lapangan Golf. Kendaraan ini dikemudikan dengan setir, pedal
gas, pedal rem, dan tombol pengatur arah maju dan mundur. Golf Cart pada
SNGC terdiri dari 50 unit dengan dua tempat duduk. Selain untuk pemain, Golf
Cart ini juga disediakan satu buah untuk Marshall dan Starter dalam melakukan
pengawasan lapangan. Selain untuk Marshall dan Starter, Golf Cart juga
disediakan dua buah untuk keperluan maintenance lapangan. Selain Golf Cart
dengan ukuran tersebut, terdapat juga Golf Cart Foods and Beverages Mobile
yang digunakan untuk menjajakan makanan dan minuman kepada pemain yang
berada di lapangan. Golf Cart ini dapat diperlihatkan melalui Gambar 15.
27
a
b
Gambar 15 Golf Cart (a) dan Golf Cart Food and Beverages (b)
Pool Out dan Round About
Pool Out dan Round About ialah tempat memarkirkan Golf Cart pemain
pada lapangan. Penggunaan Pool Out dan Round About ini untuk mencegah
kerusakan rumput akibat ban. Selain itu, penggunaan Pool Out dan Round About
untuk mencegah dan menanggulangi keadaan pinggir lapangan yang mengalami
penggenangan air. Pool Out dan Round About ini dapat diperlihatkan pada
Gambar 16.
Gambar 16 Pool Out pada hole 17
Halfway House
Halfway House merupakan shelter untuk tempat istirahat pemain pada
lapangan. Halfway House ini berada pada hole 12. Halfway House ini juga
menjajakan makanan dan minuman ringan yang bisa dibeli pemain pada lapangan.
Pada Halfway House ini juga terdapat meja dan kursi untuk beristirahat. Halfway
House ini dapat diperlihatkan pada Gambar 17.
Gambar 17 Halfway House pada hole 12
28
Desain dan Konstruksi Lapangan
Menurut Chiara dan Koppelman (1990), Tipe rancangan lapangan golf
SNGC dengan penelaahan topografi termasuk 18 hole jalur ganda 9 balikan.
Menurut Muirhead dan Rando (1994), keuntungan tipe lapangan ini memerlukan
perawatan yang rendah karena antara Green dan Tee berdekatan satu sama lain.
Selain itu, tipe lapangan ini cocok untuk area yang sempit dan dapat
mengedepankan pemandangan, sehingga baik diterapkan pada SNGC yang
memiliki lahan sempit dan ingin mengedepankan lanskap pada lapangan.
Landscape Plan lapangan SNGC dapat diperlihatkan melalui Gambar 19.
Lapangan Golf SNGC memiliki 69 par, sehingga tidak cocok untuk digunakan
turnamen internasional karena tidak memiliki 72 par. Par pada tiap hole dapat
diperlihatkan melalui Tabel 12.
Tabel 12 Par per hole
Hole
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Par
5
4
3
3
5
3
5
4
4
Hole
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Par
3
5
3
3
4
4
3
4
4
Keseluruhan area lapangan menggunakan media tanam pasir. Menurut
Beard (1982), media tanam pasir banyak digunakan pada sebagian besar pada
lapangan olahraga terutama golf karena, permeabilitas pasir tinggi, sehingga dapat
mencegah pemadatan dan memiliki aerasi, infiltrasi, dan perkolasi yang sama,
sehingga baik untuk digunakan sebagai media untuk zona perakaran pada
lapangan golf. Selain itu, pada bagian bawah media pasir menggunakan Batu Split
dan Batu Skreening dengan antara Batu Split diberi geotekstil untuk mengurangi
penyumbatan pada pipa drainase. Batu Skreening dan Split dapat diperlihatkan
pada Gambar 18
a
b
Gambar 18 Batu Split (a) dan Batu Skreening (b) sebagai media tanam
29
15
17
16
18
6
14
10
9
5
8
7
1
11
13
12
4
2
3
Gambar 19 Landscape Plan SNGC
Sumber: PT. Power Tech Prima (2013)
30
Kemudian, Untuk drainase lapangan digunakan tipe drainase sirip ikan
(herringbone) dengan penggunaan pipa paralon. Penggunaan Pipa paralon karena
pipa paralon tidak terjadi penyumbatan apabila terdapat beban berat. Berbeda
dengan Drain coil yang akan mengalami penyumbatan apabila beban semakin
berat. Area SNGC menggunakan dua tipe saluran yaitu, pipa makro dan pipa
mikro dengan diameter 4 inch. Pipa makro merupakan saluran pembuangan air ke
kali atau danau, sedangkan pipa mikro merupakan pipa resapan untuk mencegah
genangan air. Kedua pipa tersebut akan mengalirkan air ke sungai melalui
catchment area dengan pipa berdiameter 6 inch seperti pada Gambar 20.
a
b
Gambar 20 Jaringan drainase Green pada hole 14 (a) dan Tee hole 15 (b)
Lokasi SNGC dilalui Kali Grogol yang sangat berguna sebagai sumber
irigasi. Namun, Kali Grogol ini sering meluap apabila terjadi hujan deras,
sehingga menyebabkan banjir. Apabila hal ini terjadi maka dilakukan dok yaitu,
penutupan pipa keluar dari kali pada hole 17. Kemudian, pada sumur digunakan
Pompa Submersible untuk dilakukan penyedotan dan penyerapan air. Selain
menggunakan Pompa Submersible secara otomatis juga dapat digunakan Pompa
Alkon secara manual untuk area-area yang drainase yang lambat turun terutama
untuk area Fairway. Proses pembangunan pipa drainase dapat diperlihatkan pada
Gambar 21.
a
b
Gambar 21 Pembangunan drainase sirip ikan (a) dan pipa catchment (b)
31
Tee Box dan Fairway
Tee Box adalah tempat memulai permainan golf atau suatu area permainan
golf yang khusus disiapkan untuk pemukulan pertama pada setiap hole. Luas Tee
Box SNGC secara keseluruhan ialah 1 ha. Bentuk Tee box di SNGC pada
umumnya berbentuk persegi. Tee box memiliki sepasang tee marker dan pukulan
dilakukan diantara atau dibelakang garis yang terbentuk oleh tee marker. Tee
marker ini dilaksanakan pemindahan setiap minggunya untuk menjaga rumput
agar tidak rusak. Minggu pertama berada di sebelah landscape dan minggu kedua
akan berada di sebelah carpart. Tee Box paling atas ialah memiliki tee marker
berwarna hitam yang digunakan untuk turnamen/ kejuaraan profesional. Tee Box
yang kedua berwarna biru digunakan untuk pemain laki-laki terampil yang
memiliki handicap rendah. Tee Box yang ketiga berwarna putih untuk pemain
laki-laki yang kurang terampil. Tee Box yang paling depan atau dekat dengan area
fairway disebut forward tees dengan warna merah untuk wanita. Antara tee
markerbiru dan putih sering dilakukan penggabungan saat dilakukan turnamen
dengan metode penghitungan langkah juga seperti pada Gambar 22.
Gambar 22 Penempatan tee marker
Di bawah Tee Box, terdapat Fairway yang merupakan area rumput antara
tee dan green untuk jatuhnya bola sebelum masuk ke green dan atau sesudah
memukul dari Tee. Luas Fairway SNGC secara keseluruhan ialah 21 ha.
Konstruksi Tee Box dan Fairway pada SNGC menggunakan Pasir Tulang
Bawang/ Bangka dengan daya serap yang baik dibawah Pasir Galunggung.
Konstruksi untuk Tee Box dan Fairway mempunyai kesamaan seperti pada
Gambar 23.
Gambar 23 Konstruksi lapangan SNGC area Tee Box dan Fairway
Sumber: PT. Flora Tjipta Sarana (2013)
34
yang sangat baik pada areal lapangan dan penyegeraan dilakukannya penyulaman
apabila terdapat rumput yang rusak. Kepadatan rumput dapat diperlihatkan
melalui Tabel 13.
Tabel 13 Kepadatan pada area SNGC
Area
Green
Tee Box
Fairway
Kepadatan (pucuk/100cm2)
251
220
212
Untuk area Green memiliki kepadatan (densitas) rumput yang baik
dibandingkan areal yang lainnya, karena, area Green memiliki pengutamaan
dalam pemeliharaan dibandingkan dengan areal lainnya. Selain itu, dilakukannya
teknik repair slongsong rumput pada tiap areal Green apabila terjadi boalmark
dan Lumutjuga turut mempengaruhi kepadatan rumput yang tinggi.
Area Tee Box dan Fairway memiliki kepadatan (densitas) rumput yang lebih
rendah dibandingkan Green karena, sering dilakukan pemukulan bola dengan
keras oleh pemain untuk mendapatkan pelambungan bola yang tinggi
dibandingkan pada area Green, sehingga sering terjadi kerusakan pada rumput
akibat gesekan dengan stik golf yang tinggi. Selain itu, kepadatan rendah tersebut
juga dapat diakibatkan karena dilakukannya Weeding rumput liar yang tidak
sesuai seperti pada Gambar 26.
Gambar 26 Kepadatan rumput yang buruk pada area lapangan
Warna
Menurut Turgeon (1991), Warna merupakan ukuran cahaya yang
direfleksikan oleh rumput. Warna dapat menjadi indikator kondisi tanaman seperti
defisiensi hara, penyakit, dan faktor tumbuh lainnya. Warna kuning atau klorosis
dapat mengindikasikan kekurangan gizi, atau beberapa faktor yang tidak
menguntungkan yang mempengaruhi pertumbuhan, sehingga warna rumput
merupakan salah satu indikator kondisi umum rumput tersebut tumbuh sehat.
Menurut Narra (2007), sebagian besar orang, warna hijau tua lebih disukai
daripada hijau kekuningan. Pada ketiga area memiliki warna yang sudah cukup
baik mendekati skor warna yang baik. Terlihat pada area Fairway memiliki warna
paling baik atau mendekati warna hijau tua. Kemudian, warna daun yang baik
35
selanjutnya berada pada area Green dan yang terakhir pada area Tee Box. Skor
warna rumput dapat diperlihatkan melalui Tabel 14.
Tabel 14 Skor warna rumput pada SNGC
Tee Box
Green
Fairway
Warna
Warna
Warna
Hole
Hole
Hole
(Skor)
(skor)
(skor)
2
4.00
2
5.00
11
6.00
6
3.00
3
5.00
3
6.00
7
4.00
4
5.00
2
6.00
11
3.00
5
5.00
15
6.00
13
3.00
10
6.00
17
6.00
15
5.00
14
4.00
18
6.00
16
4.00
16
4.00
7
5.00
17
4.00
17
4.00
8
6.00
18
3.00
18
6.00
1
5.00
Rata-rata
3.91 (4) Rata-rata
4.89 (5) Rata-rata
5.78 (6)
Warna
Warna
Warna
Notasi
Notasi
Notasi
(2.5 GY L.4 6/6.5)
(2.5 GY DI.3/6.5)
(2.5 GY DI.4 4/6)
Skor warna rata-rata Fairway
warnanya menuju warna hijau tua.
Fairway, area Tee Box dan Green
mendekati 4 untuk area Tee Box dan
yang diperlihatkan pada Gambar 27.
a
ialah 5,7 atau mendekati skor 6, sehingga
Berbeda dengan warna rumput pada area
memiliki skor dibawahnya yaitu 3,9 atau
4,8 atau mendekati skor 5 untuk area Green
b
Gambar 27 Warna rumput di Green hole 15 (a) dan Tee Box hole 17 (b)
Pada area Tee Box dan Green tidak memiliki skor warna tinggi, sehingga belum
tergolong warna hijau tua. Hal ini dapat disebabkan intensitas penggunaan yang
cukup tinggi pada kedua area tersebut, sehingga tidak memiliki waktu yang cukup
untuk mengalami pemulihan.
Penangkapan nutrisi yang kurang dan hama juga dapat mempengaruhi
warna pada rumput. Penangkapan nutrisi ini dipengaruhi salah satunya oleh
penangkapan cahaya matahari oleh rumput terutama pada area Green. Area Green
hole 14 merupakan area Green dengan skor warna lebih rendah dibanding area
36
Green lain. Hal ini dikarenakan penangkapan cahaya matahari yang rendah karena
terhalang oleh bangunan tinggi disekitar SNGC.
Keseragaman Warna Rumput
Keseragaman warna rumput ini dapat dipengaruhi adanya gulma, tekstur
rumput yang tidak seragam, dan arah pemotongan yang berbeda. Data hasil
pengolahan dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15 Keseragaman warna rumput pada SNGC
Area
Tee Box
Fairway
Green
Keseragaman Warna Rumput (%)
86
88
91
Pada area Green memiliki keseragaman warna rumput yang lebih baik karena
pengendalian gulma dan pemeliharaan yang intensif pada Green yang merupakan
area utama permainan, sehingga warna rumput seragam. Area Tee Box memiliki
keseragaman warna rumput terendah karena, terjadinya arah pemotongan yang
berbeda seperti pada Gambar 28.
Gambar 28 Keseragaman warna Tee Box hole 3 akibat arah pemotongan
Tekstur Rumput
Tekstur rumput merupakan lebar helai suatu rumput. Tekstur rumput dapat
dipengaruhi oleh pemangkasan rumput. Tekstur rumput ini juga turut
mempengaruhi elastisitas rumput di lapangan. Tekstur rumput yang semakin kecil
akan mempengaruhi elastisitas rumput yang tinggi. Tekstur rumput di lapangan
dapat diperlihatkan melalui Tabel 15.
Area
Green
Tee Box
Fairway
Tabel 16 Tekstur rumput pada lapangan SNGC
Rata-Rata Lebar Daun (mm)
Lebar Standar Literatur (mm)
1.1
12
1.7
12
1.6
12
38
Tabel 18 Keberadaan partikel lain pada Lapangan SNGC
Area Green
Keberadaan
Hole
Partikel (%)
18
0
3
0
10
0
5
0
17
0
15
0
16
0
2
0
4
0
0
Rata-rata
Area Fairway
Area Tee Box
Keberadaan
Keberadaan
Hole
Partikel (%)
Hole
Partikel (%)
18
42
2
30
17
6
6
0
15
8
7
1
11
5
11
52
7
34
13
29
8
16
16
19
1
8
15
36
9
32
17
16
2
0
18
87
Rata-rata
17
Rata-rata
30
Area Tee Box dan Fairway merupakan area dengan keberadaan partikel yang
tinggi. Hal ini dikarenakan banyaknya sampah daun yang berguguran dari sekitar
pohon area lapangan. Area Green menempati keberadaan partikel terbaik yaitu
0%. Hal ini dikarenakan pemeliharaan intensif dari Area Green yang merupakan
area utama lapangan yang dapat diperlihatkan melalui Gambar 29.
a
b
Gambar 29 Keberadaan partikel yang rendah (a) dan tinggi (b)
Selain itu, jenis rumput Tifeagle yang tidak tahan naungan menjadikan pohon
disekitar Area Green rutin dilakukan pemangkasan, sehingga penutupan lapangan
oleh tajuk pohon tidak terjadi dan gugurnya daun dapat dicegah.
Area Tee Box hole 18 dan hole 16 memiliki keberadaan partikel yang tinggi
dibandingkan area Tee Box yang lain karena kedua Tee Box ini cukup rindang dan
cukup banyak dikelilingi oleh pohon dan semak, sehingga gugurnya pohon dan
semak tersebut memenuhi lapangan pada kedua Tee Box tersebut. Kondisi ini
dapat diperlihatkan melalui Gambar 30.
39
a
b
Gambar 30 Keberadaan Partikel yang tinggi pada Tee Box
hole 18 (a) dan hole 15 (b)
Untuk kebersihan lapangan agar terjaga dari sampah, terutama sampah
organik seperti batang atau daun pohon yang sering gugur, Lapangan secara rutin
dibersihkan dengan terlebih dahulu dilakukan peniupan dengan mesin blower
yaitu, John Deere 4230 kemudian, dilakukan penyedotan dengan menggunakan
Leaf and Debris Collector 4420 seperti pada Gambar 31.
a
b
Gambar 31 Pelaksanaan peniupan sampah dengan John Deere 4230 (a)
dan Leaf and Debris Collector 4420 untuk penyedotan
sampah (b)
Kualitas Fungsional
Ketinggian Pangkas
Ketinggian pangkas mempengaruhi elastisitas rumput yang terdapat pada
lapangan terutama untuk area Green. Semakin tinggi ketinggian pangkas rumput
maka elastisitas rumput semakin rendah. Hal inilah yang kurang disukai pemain.
Selain itu, ketinggian pangkas juga mempengaruhi kepadatan rumput, tekstur
rumput, warna rumput, kedalaman akar, toleransi udara dingin, penggunaan air,
dan populasi gulma. Ketinggian pangkas area SNGC dapat diperlihatkan pada
Tabel 19.
No.
1
2
3
Tabel 19 Ketinggian pangkas rumput pada lapangan SNGC
Area
Ketinggian Pangkas (mm)
Standar (mm)
Green
3.2–3.5
≤ 3.2
Tee Box
11.6–11.8
9.512.5
Fairway
10.811.4
9.512.5
Menurut Sole dan Weyandt (2007), Pemangkasan yang direkomendasikan
untuk Rumput Seashore Paspalum ialah antara 9.5–12.5 mm, sehingga
46
Gipsum juga dilakukan untuk penyerapan air apabila ada area-area tertentu yang
mengalami penggenangan air terutama pada area Fairway.
Pemupukan dengan pupuk cair tersebut juga baik digunakan pada rumput
terutama area Green. Pada umumnya pemupukan di SNGC menggunakan
penambahan pupuk cair Xtra Iron. Pupuk cair ini memiliki dosis Fe lebih tinggi
yaitu 9%. Menurut Brosnan dan Deputy (2007), aplikasi penggunaan Fe dapat
memperbaiki warna rumput tanpa menyebabkan pertumbuhan rumput yang
berlebihan, sehingga hal ini baik digunakan di SNGC dan dapat memperbaiki
warna rumput pada area Green. Selain itu, menurut Sole dan Weyandth (2007),
Unsur Iron yang rendah dapat disebabkan kadar pH air yang tinggi (>7.0),
sehingga pemupukan Xtra Iron ini baik dilakukan karena dapat memperbaiki pH
air irigasi menjadi normal.
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan Spyker Spreaders untuk area
Tee Box dan Green. Selain itu, pemupukan juga dapat menggunakan Lely
Spreaders 1250. Mesin pemupukan ini digunakan untuk pemupukan di area yang
luas. Alat ini ialah jenis Rotary Spreader yang dapat mengkontrol dengan baik
bentuk pupuk yang tidak seragam (Turgeon 1991). Mesin ini dapat diperlihatkan
seperti pada Gambar 32.
a
b
Gambar 32 Penggunaan Spyker Spreaders di area Green (a) dan
Lely Spreaders 1250 pada Fairway (b)
Penyiangan dan Pengendalian Gulma
Penyiangan atau pengendalian gulma di SNGC dilakukan untuk
menghilangkan atau memberantas gulma pada lapangan. Gulma yang tumbuh
merupakan rumput liar dengan batang kaku dan daun kasar. Gulma yang sering
tumbuh di area lapangan ialah Rumput Teki (Cyperus rotundus).
Menurut Leihner dan Doll (1984), Rumput Teki mudah beradaptasi dengan
lingkungan dan kondisi yang beragam dan sulit dikontrol. Selain itu, rumput ini
dapat bertahan dibawah kondisi yang ekstrim yaitu, suhu yang tinggi, kekeringan,
banjir, dan aerasi yang buruk. Akar dari rumput teki ini mampu menjalar dengan
cepat dan memproduksi anakan baru, sehingga diperlukan pencabutan hingga ke
akarnya untuk memutus anakan tersebut. Penyiangan Rumput Teki ini dilakukan
dengan weeding. Weeding merupakan pemberantasan gulma secara manual
dengan cara mencabut gulma sampai ke akarnya. Pelaksanaan Weeding ini
dilakukan pada jam kerja shift kedua dengan keseluruhan tenaga kerja wanita.
Weeding dilaksanakan dengan intensitas rutin seperti pada Gambar 33.
47
a
b
Gambar 33 Pengerjaan weeding (a) dan Rumput Teki ditemukan di lapangan (b)
Selain itu, pelaksanaan Weeding juga dilakukan untuk menghilangkan rumput
yang tidak seharusnya ada di suatu area seperti Rumput Tifeagle yang sering
terdapat pada area Fairway. Selain dengan Weeding, pembasmian Rumput Teki
dapat menggunakan herbisida yaitu, Ally Plus 77 WP, Gramoxone 80 EC, dan
Round Up 486 SL.
Gulma lain yang sering terdapat pada area Green ialah Lumut. Menurut
Christians (1998), Lumut akan muncul pada rumput yang ternaungi dan basah.
Lumut akan menjadi masalah yang serius untuk area Green akibat naungan
matahari yang disebabkan bangunan tinggi disekitar SNGC, sehingga
pemberantasan lumut ini dapat dilakukan dengan cara aerating dan top dress.
Pengendalian gulma ini juga dapat menggunakan pupuk cair.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu kegiatan yang
penting dilaksanakan di lapangan Golf. Intensitas yang dilakukan tergantung pada
kondisi di lapangan (insidental). Apabila terdapat gejala atau serangan oleh
penyakit dan hama tertentu akan langsung dilaksanakan pengendalian secara
manual. Pada SNGC terdapat dua alat penyemprotan hama dan penyakit yaitu,
Professional SPS1 untuk area yang tidak luas dan John Deere HD 200 untuk area
yang cukup luas. Pada John Deere HD 200, penyemprotan tergantung pada area
yang akan dilakukan penyemprotan seperti pada gambar 34.
a
b
Gambar 34 Mesin penyemprot pestisida John Deere HD 200
(a) dan pengerjaan penyemprotan pestisida (b)
Obat-obatan digunakan untuk membasmi serangga (insektisida), jamur
(fungisida), dan cacing (nematisida). Obat-obatan yang digunakan bisa
diperlihatkan berdasarkan Tabel 25.
48
Tabel 25 Obat-obatan yang digunakan beserta kegunaannya
No.
Nama Obat
Kegunaan
Hama/Penyakit
1 Dursban 200 EC
Insektisida
Army Worms
2 Diazinon 10 GR
Sod Webworms
3 Rovral 50 WP
Frit Flies
4 Decis 25 EC
5 Akodan 35 EC
6 Curacron 50 EC
7 Sherpa 50 EC
8 Furadan 3 GR
9 Tri Cure Aqua Dynamics
Wetting Agent
Fairy ring
10 Amistartop 325 SC
Fungisida
Fairy ring
11 Dithane M-45 80 WP
Fungisida
Dollar spot
12 Antracol 70 WP
Jenis insektisida yang sering digunakan ialah Dursban200 EC, Akodan 35 EC,
dan Decis25 EC. Decis merupakan insektisida paling bagus yang digunakan.
Fungisida yang paling sering digunakan ialah Dithane M-45 80 WP. DithaneM-45
80 WP dapat dilakukan dengan percampuran dengan obat lain dan paling sering
digunakan pada area Green.
Penyakit yang sering terdapat pada rumput pada area Tee Box, Fairway, dan
Rough ialah Dollar Spot. Menurut Christians (1998), Dollar Spot disebabkan oleh
fungi Sclerotinia bomeocarpa. Dollar Spot ini bentuk pertahanan rumput dari
stress akibat embun dan kelebihan rumput liar. Daya pemulihan rumput dari
infeksi terhadap Dollar Spot ini cukup lama. Dollar Spot dapat menyebar melalui
sepatu, mesin pemotong rumput, dan alat lainnya. Pembasmian hama ini dapat
dilakukan dengan menggunakan fungisida.
Selain lumut, Fairy Ring juga sering terdapat pada area Green. Menurut
Fidanza (2009), penyakit ini disebabkan oleh fungi Armillaria sp. Gejala dari
penyakit ini ialah jamur yang membentuk cincin dan menghambat air menyentuh
akar, sehingga akan membuat rumput mati. Fairy ring ini pada lapangan dapat
diperlihatkan pada Gambar 35.
Gambar 35 Kondisi lapangan yang terkena Fairy Ring
Fairy Ring ini dapat menyebar luas secara cepat. Pembasmian hama ini
menggunakan penyemprotan dengan fungisida Amistartop 325 SC. Amistartop
325 SC baik digunakan untuk mengendalikan Fairy ring karena mengandung
Azoxystrobin yang merupakan bahan aktif yang sangat efektif untuk
49
mengendalikan Fairy Ring (Fidanza 2009). Selain itu, Fairy ring juga dapat
dikontrol dengan aerating dan disiram dengan Tri Cure Aqua Dynamics. Tri Cure
Aqua Dynamics ini merupakan jenis Wetting agents berbentuk liquid. Menurut
Brosnan dan Deputy (2007), Penggunaan Wetting agents ini untuk meningkatkan
air infiltrasi ke dalam akar. Kelebihan dari Wetting agents ini ialah tidak
mengurangi pemadatan atau menambah ruang pori, sehingga obat ini baik untuk
digunakan dalam penanggulangan Fairy ring.
Irigasi dan Pengolahan Air
Menurut Deputy dan Brosnan (2007), Irigasi dibutuhkan untuk memperbaiki
toleransi rumput untuk hidup pada lapangan. Hal ini dikarenakan pertumbuhan
rumput terdiri dari lebih dari 75 persen dari berat air. Penyiraman dilakukan
menggunakan sprinkler yang dikendalikan secara otomatis dengan satelit kontrol
yang dapat diatur waktunya. Menurut Deputy dan Brosnan (2007), sistem
sprinkler otomatis paling baik digunakan untuk mengairi seluruh jenis Rumput
pada lapangan. Sistem sprinkler dan satelit kontrol ini dapat diperlihatkan seperti
Gambar 36.
a
b
Gambar 36 Wall to wall sprinkler di lapangan (a) dan alat
pengaturan sprinkler secara otomatis (b)
Terdapat dua macam sprinkler yang digunakan pada lapangan SNGC yaitu half
sprinkler dan full sprinkler. Half Sprinkler ini merupakan sprinkler yang bisa
diatur perputarannya sesuai keinginan seperti, setengah atau seperempat putaran.
Half sprinkler ini baik digunakan untuk mengatur apabila terdapat area yang tidak
akan dilakukan penyiraman, sedangkan Full sprinkler merupakan sprinkler yang
melakukan satu putaran penyiraman penuh dan tidak dapat diatur perputarannya
sesuai keinginan seperti pada Half sprinkler. Tabel pelaksanaan penyiraman dapat
diperlihatkan melalui Tabel 26.
Bahan
Air
Tabel 26 Pelaksanaan penyiraman pada SNGC
Volume
Waktu
Alat
7,5 liter/ Setiap hari, 24.00 –
Field Control System PAR+ES
m2
04.00
Controller
Quick Coupling Valves
Central Control System Status II
Sprinkler Gear Driven Rotors
50
Menurut Murphy (2002), waktu yang paling efisien untuk menyiram ialah antara
pukul 22.00 dan pukul 08.00 karena membatasi jumlah jaringan daun tetap
lembab dan mengurangi penguapan, sehingga
penyiraman yang telah
dilaksanakan dapat dikatakan baik untuk dilakukan karena, dilaksanakan antara
pukul 24.00 hingga pukul 04.00. Kemudian, menurut Turgeon (1991), kesesuaian
volume air irigasi untuk lapangan golf dapat ditentukan dari kedalaman akar
rumput menembus tanah dan volume dari perakaran tersebut. Panjang akar yang
semakin panjang dapat menjadi indikator kesuburan dan kekuatan rumput karena
mampu memegang media dan menyerap unsur hara lebih baik, sehingga volume
air irigasi pada SNGC dapat dikatakan sesuai karena, menghasilkan panjang akar
yang baik mendekati standar.
Menurut Christians (1998), Ketinggian pangkas yang sangat rendah
menyebabkan rumput menjadi stress akibat pertumbuhan akar yang rendah,
sehingga rumput dapat mengalami scalping dan dapat membahayakan rumput.
Namun, menurut Turgeon (1991), perakaran yang buruk ini dapat diperbaiki
dengan irigasi yang baik. Hal inilah yang membuat rumput pada SNGC tetap
sehat dan subur walaupun dipangkas dengan ketinggian yang rendah.
Selain pelaksanaan rutin tersebut, penyiraman juga dilakukan setelah
pemupukan bentuk Granule. Menurut Turgeon (1991), kegiatan ini sangat baik
dilakukan untuk mencegah terbakarnya rumput dan mempercepat penyerapan
pupuk pada rumput, sehingga kegiatan ini baik dilakukan di SNGC.
Pengolahan air juga menggunakan barscreen. Barscreen ini merupakan alat
untuk mengangkat sampah yang ada pada air sungai yang akan mengalir pada
sungai dan danau SNGC. Sampah yang ada diangkat dengan barscreen yang
kemudian akan dialirkan ke dalam bak penampungan sampah, sehinggaair yang
akan mengalir ke dalam SNGC tidak menimbulkan aroma yang tidak sedap.
Barscreen ini dapat diperlihatkan melalui gambar 37.
Gambar 37 Barscreen untuk pengangkutan sampah
Pemangkasan
Menurut Brosnan dan Deputy (2007), pemangkasan yang tepat dapat
menumbuhkan akar, kepadatan yang baik, dan pertumbuhan seragam.
Pemangkasan rumput pada area lapangan dilakukan umumnya setiap hari
terutama pada area Green yang merupakan bagian utama pada Lapangan. Tabel
pelaksanaan pemangkasan dan waktu pemangkasan dapat diperlihatkan pada tabel
27.
52
a
b
c
Gambar 39 Rol (a), Reel (b), dan Bend map (c) pada mesin pemotong rumput
Pada Green, pemangkasan menggunakan groomer, sehingga dapat
mengangkat rumput dengan penampilan yang baik dan menghasilkan elastisitas
rumput yang baik terutama pada area Green. Berbeda dengan jenis mower Toro
dan Jacobson, jenis Green mower John Deere E Cut 220 bisa melakukan
pemangkasan secara keseluruhan dengan baik dan alat ini merupakan mesin
potong yang dioperasikan secara otomatis, sehingga dapat mengefisiensikan
waktu dan tenaga. Namun, kekurangan dari mesin pangkas John Deere ini
beresiko akar langsung terangkat apabila diputar, sehingga mengakibatkan
kerusakan pada rumput. Selain itu, jenis ini mengakibatkan bensin lebih boros.
Jenis mesin potong rumput yang lain yang dapat digunakan untuk area Tee Box
dan Green ialah Jacobsondengan tingkat kerusakan akar yang lebih rendah namun
dioperasikan secara manual. Mesin pemotong Jacobson dan John Deere ini
merupakan jenis Reel mower. Menurut Brosnan dan Deputy (2007), Reel Mower
memberikan kualitas terbaik pada rumput lapangan. Mesin Reel mower baik
digunakan untuk Rumput Bermuda Hibrida seperti Tifeagledibandingkan mesin
Rotary Mower yang hanya bisa mempertahankan ketinggian pangkas diatas 1 inch
seperti pada Gambar 40.
a
b
Gambar 40 Jenis Reel Mower John Deere 7700 Precision Cut (a) dan
Jenis Rotary Mower John Deere 7400 Precision Cut (b)
Mesin pangkas John Deere 7200 Precision Cut memiliki jumlah Reel lebih
sedikit yaitu tujuh buah. Hal ini berbeda dengan mesin pangkas rumput John
Deere 7700 Precision Cut memiliki jumlah Reelsebelas buah,
sehinggamenghasilkan rumput yang lebih lembut. Selain itu, Mower Poulan Pro
G25 digunakan untuk area Rough yang memiliki slope yang besar, sedangkan
pemangkasan untuk area sekitar Bunker dan Tee Box yang memiliki slopedan
berkontur menggunakan Hover Mower seperti pada Gambar 41
53
a
b
Gambar 41 Mower Poulan Pro G25 untuk area Rough (a) dan
Hover Mower untuk area Bunker (b)
Menurut Sole dan Weyandt (2007), ketinggian pemangkasan dapat
disesuaikan melalui pertimbangan beberapa faktor salah satunya ialah cuaca.
Ketinggian pemangkasan pada SNGC pada Green yang tidak sesuai literatur yaitu
3.5 mm dikarenakan disesuaikan kondisi cuaca yang pada saat pengamatan
tergolong kategori bulan basah dengan curah hujan yang tinggi. Hal ini dilakukan
agar tidak terjadi penggenangan air pada lapangan dan penangkapan sinar
matahari oleh rumput. Namun, apabila berada pada musim kering maka,
pengaturan pangkas diturunkan menjadi 2.8 hingga 3 mm.
Persentase keseragaman warna rumput area Tee Box dan area Fairway yang
lebih rendah dar