Trend Tata Hijau, Kualitas Rumput Dan Pohon Pada Area Permainan Lapangan Golf Sedana Golf And Country Club Karawang Jawa Barat

TREND TATA HIJAU, KUALITAS RUMPUT DAN POHON
PADA AREA PERMAINAN LAPANGAN GOLF SEDANA
GOLF AND COUNTRY CLUB KARAWANG
JAWA BARAT

SRI RENGGANIS

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Trend Tata Hijau,
Kualitas Rumput dan Pohon pada Area Permainan Lapangan Golf Sedana Golf
and Country Club Karawang Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip baik dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, 21 Oktober 2015

Sri Rengganis
NIM A44100005

ABSTRAK
SRI RENGGANIS. Trend Tata Hijau, Kualitas Rumput dan Pohon pada Area
Permainan Lapangan Golf Sedana Golf and Country Club Karawang Jawa Barat.
Dibimbing oleh NIZAR NASRULLAH.
Sedana Golf and Country Club merupakan salah satu lapangan golf
terkenal di Karawang, Jawa Barat yang dirancang oleh Mark Rathert di atas tanah
seluas 75 hektar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend tata hijau pada
area permainan lapangan golf, untuk mengevaluasi kualitas fungsional dan visual
rumput, untuk mengevaluasi kualitas visual pohon, dan untuk menyusun
rekomendasi tata hijau pada lapangan golf SGCC. Trend tata hijau dapat diketahui
dari jenis tanaman dan penataan tanaman yang digunakan. Untuk mengetahui

jenis-jenis tanaman yang digunakan pada tiap hole, tanaman-tanaman tersebut
dihitung nilai dominansi, frekuensi,
kelimpahan, dan indeks keragaman
menggunakan metode Shannon-Wiener. Aspek fungsi dan estetika dari masingmasing area juga dinilai dengan cara membandingkan kondisi lapang dengan
kriteria ideal yang didapat dari studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tanaman dengan nilai kelimpahan, frekuensi, dan dominansi tertinggi
adalah rumput bermuda (Cynodon dactylon). Indeks keragaman pohon pada
sebagian besar lokasi studi tergolong sedang. Demikian pula indeks keragaman
jenis semak dan tanaman penutup tanah tergolong rendah. Penilaian aspek fungsi
tanaman pada lokasi studi tergolong baik, sedangkan aspek estetika tanaman pada
lokasi studi tergolong buruk. Hal tersebut dikarenakan pemilihan jenis tanaman
yang monoton dan tiap hole tidak mempunyai pohon penciri yang khas. Secara
umum, pola penanaman di SGCC pada bagian tee box dapat dibedakan menjadi
tiga tipe, yaitu tipe berkelompok, tipe menerus, dan kombinasi tipe berkelompok
dan menerus. Pola penanaman pada bagian fairway dapat dibedakan menjadi dua
tipe penanaman, yaitu tipe menerus, dan kombinasi tipe menerus dan
berkelompok. Tipe penanaman pada bagian green dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu tipe menerus dan berkelompok. Kualitas fungsional dan visual rumput
lapangan golf SGCC tergolong baik pada area permainan karena telah memenuhi
80% dan 61% dari indikator standar kualitas baik. Sedangkan kualitas visual

pohon pada lokasi studi tergolong sangat baik. Trend tata hijau pada lapangan golf
SGCC secara keseluruhan menggunakan tanaman jenis palem (Arecaceae) dengan
setiap hole ditambahkan vegetasi penyemarak seperti kayu putih (Melaleuca
cajuputi), dadap merah (Erythrina crista-galli), nusa indah (Mussaenda
philippica), dan tabebuya bunga kuning (Tabebuia rosea). Penataan tanaman pada
sebagian besar lokasi studi menggunakan pola linear mengikuti bentukan hole.
Kata kunci: aspek estetika, aspek fungsi, kualitas rumput, tata hijau, trend.

ABSTRACT
SRI RENGGANIS. Trend of Planting Design, Quality of Turfgrass and Trees at
Golf Course in Sedana Golf and Country Club Karawang West Java. Supervised
by NIZAR NASRULLAH
Sedana Golf and Country Club is one of the famous golf course in
Karawang, West Java. 18 hole golf course designed by Mark Rathert on a land
area of 75 hectares. This research aims to determine the trend of planting design
on golf courses, to evaluate the functional and visual quality of turfgrass, to
evaluate the visual quality of trees, and to develop recommendations of planting
design on a golf course SGCC. Trend of planting design can be known from the
type of plant and the arrangement of the plants used. To determine the types of
plants that are used on each hole, it was calculated values of dominance,

frequency, abundance and diversity using the Shannon-Wiener. Function and
aesthetic aspects of each area was also assessed by comparing the ideal field
conditions with the criteria derived from literature. The study results showed that
the plants with an abundance, frequency, and dominance with the highest value is
bermuda grass (Cynodon dactylon). Tree diversity index in most of the study area
was moderate. Index diversity of shrubs and ground cover plants in most of the
study area is low. Assessment functional aspect of plants in the study area
relatively well. For aesthetic aspect on the location of the study was bad. That is
because the selection of plants monotonous and each hole has no identify or a
distinctive tree. In general, planting patterns in SGCC on the tee box can be
divided into three types, such as group planting type, line planting type, and
combination both line and group planting type. Planting patterns on fairway can
be divided into two types, such as line planting type, and combination both line
and group planting type. Whereas the type of planting on green can be divided
into two types, such as line planting type, and group planting type. Functional and
visual quality of turfgrass golf course quite well because it has met the 80% and
61% of the standard indicators of good quality. Visual quality of the trees in the
study area was in excellent. Trend of planting design on golf course SGCC overall
use tropical plant species of palm (Arecaceae). Each hole was added attractive
plant like eucalyptus, cockspur coral tree, dona aurora, and tabebuia rosea.

Placing the plant in most study locations using linear pattern following the
formation hole.
Keywords: aesthetic aspect, functional aspect, planting design, quality of
turfgrass, trend.

TREND TATA HIJAU, KUALITAS RUMPUT DAN POHON
PADA AREA PERMAINAN LAPANGAN GOLF SEDANA
GOLF AND COUNTRY CLUB KARAWANG JAWA BARAT

SRI RENGGANIS

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Arsitektur Lanskap
pada
Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2015

PRAKATA
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Trend Tata
Hijau, Kualitas Rumput dan Pohon pada Area Permainan Lapangan Golf Sedana
Golf and Country Club Karawang Jawa Barat”. Shalawat serta salam senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Penelitian yang berlangsung selama tiga bulan ini bertujuan untuk
memberikan rekomendasi tata hijau lapangan golf dengan aspek fungsi dan
estetika yang dipenuhi. Dalam penyelesaian penelitian ini penulis banyak
mendapatkan dukungan, motivasi, dan kerjasama dari beberapa pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak tersebut.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M. Agr
selaku dosen pembimbing atas bimbingannya selama mengerjakan skripsi, juga
kepada manager dan pegawai Sedana Golf and Country Club atas izin dan
bantuannya. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada kedua orangtua dan
teman-teman atas do’a, dukungan, dan kasih sayangnya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam

penyusunan skripsi ini. Namun demikian, penulis berharap hasil penelitian ini
dapat memberikan manfaat kepada seluruh pihak yang terkait baik peneliti
maupun pembaca.

Bogor, 21 Oktober 2015

Sri Rengganis

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Penelitian
Manfaat Penelitian
Kerangka Pikir Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Trend

Tata Hijau
Kualitas Rumput
Kualitas Pohon
Lapangan Golf
METODOLOGI
Lokasi,dan Waktu Penelitian
Alat dan Bahan
Metode Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
KONDISI UMUM
Letak Geografis
Aksesibilitas
Iklim
Geologi dan Tanah
Hidrologi
Fasilitas dan Utilitas
Tata Guna Lahan
Elemen Tanaman
ANALISIS
Diversitas Vegetasi

Aspek Fungsi dan Estetika
Pola Penanaman
Kualitas Rumput
Korelasi antar Peubah
Kualitas Visual Pohon
REKOMENDASI TATA HIJAU
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

ix
x
x
1
1
2
2

2
4
4
4
5
5
6
8
8
8
8
17
17
17
18
18
18
18
19
19

21
22
22
26
31
34
43
44
45
56
56
56
57
59
76

DAFTAR TABEL
1. Standar jarak par
2. Jenis, bentuk, dan sumber data kondisi umum
3. Jenis, bentuk, dan sumber data tata hijau
4. Kriteria penilaian aspek kualitas visual pohon
5. Matriks area studi dan aspek penilaian
6. Kriteria penilaian fungsi tanaman
7. Kriteria penilaian estetika tanaman
8. Kategori kecepatan bola pada green menurut Beard (1982)
9. Kriteria kelas kepadatan pucuk menurut Beard (1982)
10. Skor warna rumput berdasarkan munsell colour chart for plant
11. Kriteria penilaian aspek kualitas visual pohon
12. Hubungan jumlah par dengan hole permainan
13. Spesies tanaman yang digunakan di lokasi studi
14. Jumlah dan jenis tanaman pada tiap lokasi studi
15. Tiga spesies dengan nilai kelimpahan relatif tertinggi
di setiap lokasi studi
16. Tiga spesies dengan nilai frekuensi relatif tertinggi
di setiap lokasi studi
17. Tiga spesies dengan nilai dominansi relatif tertinggi
di setiap lokasi studi
18. Indeks keragaman spesies pada masing-masing lokasi studi
19. Pemenuhan nilai kriteria fungsi tanaman pembatas visual (screen)
20. Pemenuhan nilai kriteria fungsi tanaman sebagai kontrol kesilauan
21. Pemenuhan nilai kriteria fungsi tanaman sebagai peneduh
22. Pemenuhan nilai kriteria fungsi tanaman sebagai pembatas hole
23. Pemenuhan kriteria estetika pemilihan tanaman
24. Pemenuhan kriteria estetika pengaturan tanaman
25. Tipe Penataan tanaman pada bagian tee Box
26. Tipe Penataan tanaman pada bagian fairway
27. Tipe Penataan tanaman pada bagian green
28. Ketinggian pangkas rumput pada masing-masing lokasi studi
29. Berat Kering Pucuk pada masing-masing lokasi studi
30. Berat Kering Akar pada masing-masing lokasi studi
31. Panjang Akar pada masing-masing lokasi studi
32. Jarak gelinding bola pada masing-masing lokasi studi
33. Kepadatan rumput pada masing-masing lokasi studi
34. Skor warna rumput pada lokasi studi
35. Keseragaman warna pada lokasi studi
36. Tekstur rumput pada lokasi studi
37. Kemurnian jenis rumput pada lokasi studi
38. Keberadaan partikel pada lokasi studi
39. Korelasi antar peubah
40. Kualitas visual pohon di lokasi studi

7
9
9
10
12
12
13
15
15
15
16
19
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
30
31
33
33
34
35
35
36
37
37
39
40
40
41
41
42
43
44

DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka pikir penelitian
2. Area permainan Hole 1 lapangan golf SGCC
3. Lima susunan prototype dasar untuk lapangan golf 18 lubang
(Chiara dan Koppleman 1990 dalam Merinda 2002)
4. Peta Sedana Golf & Country Club Karawang-Jawa Barat
5. Fasilitas dan utilitas
6. Peta tata guna lahan
7. Ilustrasi tipe penanaman pada tee box
8. Ilustrasi tipe penanaman pada fairway
9. Ilustrasi tipe penanaman pada green
10. Percobaan penggelindingan bola pada area green
11. Kepadatan rumput yang baik pada area lapangan
12. Warna rumput di tee box, fairway, dan green
13. Keberadaan rumput gajah di area permainan
14. Keberadaan partikel di permukaan rumput
15. Pohon flamboyan dan pohon bungur
16. Rekomendai konsep tata hijau Hole 1
17. Rekomendai konsep tata hijau Hole 3
18. Rekomendai konsep tata hijau Hole 5
19. Rekomendai konsep tata hijau Hole 7
20. Rekomendai konsep tata hijau Hole 9
21. Rekomendai konsep tata hijau Hole 11
22. Rekomendai konsep tata hijau Hole 13
23. Rekomendai konsep tata hijau Hole 15
24. Rekomendai konsep tata hijau Hole 17

3
7
7
8
19
20
32
33
34
38
39
40
42
43
45
47
48
49
50
51
52
53
54
55

DAFTAR LAMPIRAN
1a.
1b.
1c.
1d.
1e.
1f.
1g.
1h.
1i.
2.
3.

Peta sebaran plot sampel pada area permainan hole 1
Peta sebaran plot sampel pada area permainan hole 3
Peta sebaran plot sampel pada area permainan hole 5
Peta sebaran plot sampel pada area permainan hole 7
Peta sebaran plot sampel pada area permainan hole 9
Peta sebaran plot sampel pada area permainan hole 11
Peta sebaran plot sampel pada area permainan hole 13
Peta sebaran plot sampel pada area permainan hole 15
Peta sebaran plot sampel pada area permainan hole 17
Tabel diversitas tanaman pada lokasi studi
Hasil sidik ragam

60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
72

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Olahraga merupakan salah satu aktivitas jasmani atau rohani seseorang
yang memiliki manfaat untuk menjaga, meningkatkan, dan menyeimbangkan
kualitas kesehatan sekaligus meningkatkan kebersamaan serta daya saing antar
individu atau kelompok. Sejalan dengan Program Pemerintah dalam
“memasyarakatkan olahraga dan meng-olahragakan masyarakat” dan melestarikan
lingkungan hidup, maka di era 90-an olahraga golf telah menjadi primadona bagi
olahragawan dikalangan menengah keatas.
Golf merupakan salah satu permainan yang unik jika dibandingkan dengan
permainan lainnya baik dari sisi keterampilan yang diperlukan untuk
mengembangkan, menyiapkan, dan memelihara lapangan permainan maupun dari
segi-segi yang lain (Campbell dalam Beard, 1982). Permainan golf merupakan
salah satu permainan olahraga yang rekreatif, karena pemain dapat menikmati
pemandangan alam disekitar lapangan golf saat melakukan permainan. Klemme
(1995) menyatakan bahwa golf merupakan olahraga yang meningkatkan interaksi
antara manusia dengan alamnya. Lingkungan di sekitar padang golf sangat
menentukan keseluruhan karakter dari padang golf tersebut, oleh karena itu antara
keduanya harus harmonis.
Menurut Lily (1999) lapangan golf merupakan salah satu bentuk ruang
terbuka hijau yang dibuat sebagai area untuk melakukan olahraga yang rekreatif
dengan tanaman yang mendominasi berupa rumput yang keberadaannya dapat
mencegah timbulnya erosi dan memperbaiki sirkulasi udara. Namun disamping
tanaman rumput ada juga jenis tanaman lain seperti pohon, perdu, semak, dan
groundcover yang ditata dengan baik untuk memperbaiki iklim mikro dan
memperbaiki estetika serta digunakan sebagai rintangan alami dalam permainan
golf. Menurut Merinda (2002) keberadaan tanaman di lapangan golf harus tetap
memperhatikan persyaratan fungsional dan estetik yang terkait dengan olahraga
golf sehingga keberadaannya tidak mengganggu permainan.
Setiap lapangan golf memiliki gaya atau trend sendiri dalam penataan
tanaman yang dapat membedakan dengan lapangan golf lainnya. Hal yang perlu
diperhatikan pada lapangan golf salah satunya adalah kualitas rumput karena
dapat mempengaruhi permainan dari pemain golf. Menurut Beard (1973) kriteria
kualitas rumput dibagi menjadi kualitas visual dan kualitas fungsional. Kualitas
visual meliputi aspek-aspek kerapatan, tekstur, keragaman, warna, sifat
pertumbuhan, dan kehalusan. Sedangkan kualitas fungsional meliputi ketegaran,
elastisitas, ketahanan, hasil pemangkasan, kedalaman perakaran, dan kapasitas
pemulihan. Jika melihat lapangan golf yang ada di Indonesia kualitas rumput
lapangannya tidak bisa disamakan dengan kualitas rumput pada lapangan golf di
Eropa maupun Amerika karena perbedaan iklim.
Rumput Bermuda paling banyak digunakan di Indonesia yang awalnya
dirancang untuk lapangan golf. Cynodon dactylon merupakan rumput perennial
musim hangat yang tumbuh pada iklim tropis dan subtropis. Rumput Bermuda
memiliki karakteristik hijau keabu-abuan, bertekstur halus, mempunyai ¼ -inchwide, daun berbulu tajam, bercabang, dan penyebarannya cepat. Rumput Bermuda
cukup mudah tumbuh dan dapat berfungsi sebagai penutup tanah pada lapangan

2

golf, lapangan sepak bola, halaman rumah, dan dapat memperindah lanskap
(Turgeon, 2002).
Kualitas pohon juga perlu diperhatikan selain kualitas rumputnya.
Menurut Booth (1990), pohon dapat meningkatkan kualitas udara, mencegah
erosi, meningkatkan kualitas air, dan memodifikasi iklim. Selain itu keberadaan
pohon juga mampu menghadirkan kenyamanan pengguna. Manfaat-manfaat
tersebut dapat dihadirkan ketika suatu tanaman berada pada kondisi fisik yang
baik. Didalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.03/MENHUT-V/2004
Bagian Kelima tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pelaksanaan
Kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan, tanaman dinyatakan
sehat apabila tanaman tersebut memiliki pertumbuhan baik (daun dan batang
segar), batang lurus, tajuk lebar dan tidak terserang hama dan penyakit.
Tujuan Penelitian

1.

2.
3.
4.

Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui trend tata hijau pada lanskap area permainan lapangan golf Sedana
Golf and Country Club yang ditunjukkan oleh jenis tanaman dan penataan
tanaman yang digunakan untuk estetika dan fungsi penanaman pada area
permainan golf dan pelayanan dalam lapangan golf;
mengevaluasi kualitas fungsional dan visual rumput lapangan golf Sedana Golf
and Country Club;
mengevalusi kualitas visual pohon pada lapangan golf Sedana Golf and
Country Club;
menyusun rekomendasi tata hijau pada lanskap lapangan golf Sedana Golf and
Country Club.
Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah
1. menambah pengetahuan mengenai kualitas rumput yang digunakan di lapangan
golf;
2. menambah pengetahuan mengenai kualitas visual pohon;
3. memberikan rekomendasi tata hijau yang dapat diaplikasikan di lapangan golf
Sedana Golf and Country Club Karawang.
Kerangka Pikir Penelitian
Lapangan golf memiliki area permainan yang terdiri dari bagian tee box,
fairway, green, rough, dan hazard. Di seluruh bagian tersebut terdapat
penanaman, penataan dan pemilihan tanaman yang berbeda-beda. Untuk
mempelajari trend pemilihan tanaman yang ada pada lokasi studi dibutuhkan
analisis diversitas vegetasi dengan cara menghitung kelimpahan jenis vegetasi,
keragaman spesies vegetasi, frekuensi vegetasi dan dominansi vegetasi, serta pola
penanaman, sedangkan untuk mempelajari trend penataan tanaman dibutuhkan
analisis fungsi vegetasi, dan estetika vegetasi. Hal yang sangat diperhatikan pada
lapangan golf adalah kualitas rumput yang terdiri dari kualitas visual dan kualitas
fungsional. Kualitas visual dibagi atas kepadatan, warna, keseragaman warna,
tekstur, kemurnian jenis, dan keberadaan partikel dipermukaan rumput. Kualitas

3

fungsional terdiri dari berat kering akar, berat kering pucuk, panjang akar, dan
elastisitas rumput. Selain itu perlu juga diperhatikan kualitas visual pohon yang
dapat dilihat dari bentuk tajuk, cabang, akar, batang, dan daun. Setelah melakukan
analisis tersebut, dilakukan pembuatan rekomendasi yang mempertimbangkan
standar penanaman pada lanskap lapangan golf. Gambar 1 menjelaskan diagram
alir kerangka pikir penelitian ini.
Lapangan Golf

Trend Tata Hijau Area Permainan

Tee Box

Fairway

Rough

Green

Diversitas
Vegetasi

Fungsi
Vegetasi

Estetika
Vegetasi

Keragaman
Frekuensi
Kelimpahan
Dominansi

Pembatas
Pengarah
Peneduh
Konservasi
Alas

Pemilihan
Tanaman
Penataan
Tanaman

Hazard

Kualitas
Rumput

Kualitas
Visual Pohon

Tajuk
Daun
Akar
Cabang
Batang

Kualitas
Fungsional

Kualitas Visual

Berat kering
pucuk
Berat kering
Akar
Panjang akar
Elastisitas
rumput

Kepadatan
Warna
hamparan
rumput
Keseragaman
Tekstur
rumput
Keberadaan
partikel
Kemurnian
jenis rumput

Standar Persyaratan Lapangan Golf

Rekomendasi Tata Hijau

Gambar 1. Kerangka pikir penelitian

4

TINJAUAN PUSTAKA
Trend
Secara etimologi, trend memiliki padanan kata sebagai gaya, model atau
kecenderungan (Echols dan Shadily 1996). Trend juga dapat didefinisikan sebagai
kecenderungan gaya atau fenomena populer yang digunakan dalam beberapa
waktu tertentu. Trend penanaman dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
kondisi lingkungan, preferensi dan faktor ekonomi pemilik properti. Dalam
penelitian ini, trend diartikan sebagai kecenderungan gaya dalam penataan dan
penggunaan jenis tanaman pada lapangan golf. Pola desain yang sering digunakan
dalam penataan tanaman dapat dikategorikan menjadi kelompok besar, yaitu pola
geometric (formal) dan organik (informal).
Tata Hijau
Tata hijau merupakan penataan dan perancangan tanaman yang mencakup
habitus tanaman, karakter tanaman, fungsi tanaman dan peletakan tanaman. Tata
hijau yang baik dapat memberikan manfaat dan visual yang baik. Penataan tata
hijau harus dapat menciptakan iklim mikro berskala lingkungan, sebagai
pelindung, pengaman, dan pembatas lingkungan. Menurut Laurie (1994)
perencanaan tata hijau merupakan aspek penting dalam perencanaan suatu lahan
yang mencakup fungsi tanaman, peletakan tanaman, tujuan perencanaan, habitat
tanaman, dan prinsip desain penanaman.
Menurut Marsh (1991) vegetasi merupakan bagian yang paling terlihat
pada suatu lanskap. Vegetasi juga merupakan sebuah tolak ukur yang sensitive
terhadap kondisi suatu lanskap yang tidak terlihat, kecuali oleh pengukuran dan
observasi yang cermat.
Laurie (1994) menyatakan bahwa sebaiknya vegetasi asli dipertahankan,
karena pada umumnya jenis tersebut memiliki daya penyesuaian yang paling erat
dengan daerahnya sendiri. Keanekaragaman jenis vegetasi dan distribusinya pada
sebuah kawasan dipengaruhi oleh berbagai variable iklim, kondisi air, jenis dan
keadaan tanah, serta topografi dan kemiringan. Sementara itu banyak satwa yang
bergantung kepada kuantitas dan distribusi vegetasi pada sebuah kawasan.
Menurut Stevens et al (1994) penyusunan komposisi tanaman perlu
memperhatikan bentuk, tinggi, tekstur, dan warna dari bagian tanaman sehingga
menciptakan keserasian secara menyeluruh. Komposisi merupakan susunan
unsur-unsur rupa yang menciptakan kesan, kesatuan, paduan irama, dan
keseimbangan (Reid, 1993). Penyusunan komposisi tanaman harus serasi diantara
unsur lain disekitarnya, juga diperlukan adanya kontras sehingga tercipta fokus,
irama, dan keseimbangan. Merancang lanskap dapat menciptakan pandangan yang
menyenangkan (Carpenter et al, 1975).
Menurut Booth (1990) fungsi yang dihadirkan vegetasi secara umum dapat
dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut.
1. Fungsi struktural
Vegetasi sebagai elemen struktural berperan sebagai pembentuk dan pengatur
ruang, mempengaruhi pemandangan, dan mempengaruhi arah pergerakan.
2. Fungsi lingkungan

5

Vegetasi sebagai fungsi lingkungan dapat berperan sebagai pembersih, penjaga
kelembaban tanah, pencegah erosi, pengatur suhu, dan sebagai habitat satwa
3. Fungsi visual
Vegetasi sebagai elemen visual dapat berperan sebagai focal point dan
penghubung visual terhadap karakter vegetasi yang berupa ukuran, bentuk,
warna, dan tekstur.
Kualitas Rumput
Menurut Turgeon (2002), rumput termasuk dalam family Poaceae, yang
biasanya disebut Graminae. Rumput merupakan tanaman monokotil yang lambat
pertumbuhannya, memiliki toleransi yang tinggi terhadap pemangkasan dan
tekanan. Hal ini disebabkan titik tumbuhnya terdapat di atas stem yang
memanjang yang disebut crown yang berada tepat diatas permukaan tanah.
Menurut Emmos (2000), rumput merupakan tanaman penutup tanah yang sangat
baik untuk lapangan olahraga dan tempat rekreasi. Terdapat beberapa jenis rumput
yang dapat digunakan di lapangan golf diantaranya adalah St. Augustine grass
(Stenotaphrum secundatum), Zoysia grass (Zoysia japonica), Bahia grass
(Paspalum notatum), Centipede grass (Eremochloa ophiuroides), Carpet grass
(Axonopus compressus), dan Bermuda grass (Cynodon dactylon) (Turgeon,
1980).
Kualitas visual dari rumput dapat dilihat dari fungsinya, penampilannya,
dan pada rumput untuk lapangan olahraga yang utama adalah kualitas
permainannya. Kualitas visual rumput dapat diukur melalui empat karakter yaitu
warna, tekstur, densitas, dan keseragaman. Menurut Turgeon (2002), kualitas
rumput ditentukan melalui dua hal, yaitu kualitas visual dan kualitas fungsional.
Kualitas visual dibagi atas densitas, tekstur, keseragaman, warna, tipe
pertumbuhan, dan kehalusan. Kualitas fungsional terdiri dari rigiditas, elastisitas,
kemampuan menahan beban, yield, verdure, perakaran, dan kemampuan
memulihkan diri. Untuk mencapai kualitas rumput yang baik, kedua aspek diatas
harus diperhatikan karena apabila diabaikan dapat mempengaruhi penampilan dan
pertumbuhan rumput dan juga dapat mempengaruhi kualitas permainan.
Menurut Beard (1982), terdapat enam komponen pokok yang sangat
menentukan kualitas tee box yaitu kehalusan, keteguhan/kekuatan, kerapatan,
keseragaman, kepegasan, dan pemotongan yang pendek. Sedangkan untuk
fairway yaitu kerapatan, keseragaman, kehalusan, keteguhan, dan kepegasan.
Komponen untuk mempengaruhi kualitas green yaitu keseragaman, kehalusan,
kekuatan/keteguhan, kepegasan, kependekan pemotongan, dan tidak adanya grain.
Kualitas Pohon
Menurut International society of Arboriculture (2003), sebuah pohon
memiliki kualitas dan arti penting bagi kehidupan manusia, yaitu
a. pohon adalah organisme yang paling lama hidup di muka bumi ini
b. pohon dapat menurunkan suhu udara sebanyak 20ºC pada musim panas
c. dua pohon yang sudah dewasa dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk
empat keluarga. Satu pohon dewasa dapat menyerap 117.934 kg karbon
dioksida setiap tahunnya

6

d. pohon di area metropolitan hanya dapat bertahan sampai umur 8 tahun
e. pohon yang mati pada usia 70 tahun dapat mengembalikan karbon ke atmosfir
sebanyak 3 ton
f. satu hektar dapat mengambil 2.6 ton karbondioksida setiap tahunnya.
Sesuai dengan uraian diatas, pohon juga memiliki peranan sebagai pelindung.
Syarat-syarat pohon pelindung yang memiliki kualitas yang baik yaitu berbatang
besar, tinggi, dan menarik.
Lapangan Golf
Menurut Hurdzan (1996), lapangan golf mengatur ruang dari lubanglubang pada suatu luasan lahan dengan arahan yang jelas antara titik awal yang
disebut tees dan titik akhir berupa potongan lubang sebesar satu dan satu
seperempat inchi pada tanah. Sedangkan menurut Lily (1999), lapangan golf
merupakan salah satu bentuk ruang terbuka hijau yang dibuat sebagai sarana
olahraga yang bersifat rekreatif, dimana tanaman yang mendominasi adalah
rumput. Selain rumput, terdapat juga jenis tanaman lain seperti pohon, perdu,
semak, dan tanaman penutup tanah lainnya yang berfungsi sebagai pengendali
iklim mikro dan memberikan pemandangan yang baik serta digunakan sebagai
rintangan dalam permainan golf.
Menurut Emmons (2000), area permainan suatu lapangan golf terdiri dari
beberapa zona, yaitu tee box, fairway, green, rough, dan hazard (Gambar 2).
Rintangan pada lapangan golf terdiri dari bunker, rumput yang tinggi, vegetasi
selain rumput, kemiringan lereng, gundukan tanah, bebatuan, kolam dan air. Tee
box adalah tempat memulai permainan golf atau suatu area permainan golf yang
khusus disiapkan untuk pemukulan pertama pada setiap hole. Bentuk tee box
dapat berbentuk bulat persegi maupun lonjong dan dibuat mengarah ke fairway,
mempunyai posisi agak tinggi, dan mempunyai kemiringan sebesar 1-2%. Jenis
rumput yang biasa digunakan adalah rumput Bermuda Tifway 419.
Menurut Chiara dan Koppleman (1990) terdapat lima rancangan dasar
untuk lapangan golf yang dapat menampung kebutuhan-kebutuhan khusus melalui
penentuan lokasi dengan cara penelaahan topografi dan sifat khas alamiah tapak.
Lima susunan dasar prototip dari lapangan golf tersebut dapat dilihat pada gambar
2.
Tata hijau pada lapangan golf dipengaruhi oleh type lapangan golf,
landform atau bentukan lahan, dan zona lapangan golf (tee box, fairway, green,
rough, dan hazard). Panjang dari suatu area permainan ditentukan oleh par yaitu
angka yang dapat diraih oleh seorang pemain golf ahli untuk satu lubang tertentu.
Persatuan Golf Amerika Serikat telah menetapkan standar umum untuk par dalam
kaitannya dengan jarak (yard) dari satu lubang. Standar jarak par dapat dilihat
pada Tabel 1.

7

9

Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan penentuan tujuan penelitian, penetapan
lokasi penelitian, dan membuat proposal penelitian, kemudian pengumpulan datadata sekunder mengenai lokasi penelitian serta pembuatan surat izin untuk
melakukan penelitian.
Tahap Inventarisasi Data
Tahap inventarisasi merupakan tahap pengumpulan data. Pengambilan
data primer dilakukan dengan cara pengukuran, pemotretan, dan penghitungan.
Dilakukan juga pengumpulan data sekunder dari sumber-sumber yang
berhubungan dengan lokasi penelitian ini seperti kantor pengelola setempat,
pemerintah, dan studi pustaka. Data yang diambil terbagi menjadi data kondisi
umum (Tabel 2), data tata hijau (Tabel 3), parameter karakter fungsional dan
parameter karakter visual, serta data kualitas visual pohon (Tabel 4).
Tabel 2 Jenis, bentuk, dan sumber data kondisi umum
No
1

Jenis Data
Letak geografis

2
3

Geologi, tanah,
dan topografi
Iklim

4

Tata guna lahan

Parameter
Batas wilayah, luas
wilayah, ketinggian tempat
Struktur geologi,
klasifikasi tanah, topografi
Suhu udara, kelembaban
udara, curah hujan
Pola penggunaan lahan

5

Aktivitas

Pemakaian lapangan

Bentuk Data
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Primersekunder
Primer

Sumber Data
Pengelola,
pustaka
Pemerintah
Daerah, pustaka
Pemerintah
Daerah, pustaka
Pengelola,
lapang
Survey dan
wawancara

Data tata hijau diambil dengan cara membuat plot berbentuk persegi
dengan ukuran 20mx20m dengan jumlah 9 plot pada tiap hole yang dipilih, yaitu
Hole 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, dan 17 (Lampiran 1). Data kualitas fungsional
rumput diamati dengan cara mengambil sampel rumput menggunakan plug
sampler sedalam 8 cm kemudian diuji laboratorium. Data kualitas visual rumput
diamati secara langsung dengan dipotret, setelah itu pada foto dibuat grid dengan
menggunakan software Adobe Photoshop. Pola penanaman dan kualitas visual
pohon diamati secara langsung di lapang. Kualitas visual pohon diamati pada
empat hole karena jenis pohon yang digunakan sama, dengan menggunakan
parameter yang tertera pada Tabel 4.
Tabel 3 Jenis, bentuk, dan sumber data tata hijau
No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis Data
Keragaman
Dominansi
Frekuensi
Kelimpahan
Pola penanaman
Fungsi
Estetika

Bentuk Data

Sumber Data

Primer
Primer
Primer
Primer
Primer
Primer
Primer

Lapang
Lapang
Lapang
Lapang
Lapang
Lapang
Lapang

Parameter karakter fungsional yang diamati adalah
a) berat kering pucuk,

10

b) berat kering akar,
c) banjang akar (akar terpanjang),
d) blastisitas rumput.
Parameter karakter visual yang diamati adalah
a) kepadatan (densitas),
b) warna hamparan rumput,
c) keseragaman warna rumput,
d) tekstur rumput,
e) keberadaan partikel dipermukaan,
f) kemurnian jenis rumput.
Tabel 4 Parameter, bentuk, dan sumber data kualitas visual pohon
No.
1
2
3
4
5

Parameter
Tajuk
Daun
Percabangan
Batang
Akar

Bentuk Data

Sumber Data

Primer
Primer
Primer
Primer
Primer

Lapang
Lapang
Lapang
Lapang
Lapang

Tahap Analisis
Tahap analisis merupakan tahap penilaian kondisi tapak dengan cara
pengukuran, pemotretan, dan studi literatur. Analisis vegetasi memerlukan data
kuantitatif untuk mendapatkan nilai diversitas vegetasi. Selanjutnya dilakukan
analisis untuk mendapatkan nilai fungsi dan estetika vegetasi, pola penanaman,
kualitas fungsional rumput, kualitas visual rumput, dan kualitas visual pohon pada
lapangan golf Sedana Golf and Country Club Karawang.
a. Diversitas vegetasi
Menurut Indriyanto (2006), parameter kuantitatif yang digunakan untuk
analisis vegetasi adalah sebagai berikut:
1. Kelimpahan Vegetasi
Kelimpahan vegetasi adalah jumlah individu suatu spesies dalam suatu
luasan tertentu. Nilai kelimpahan dapat dihitung dengan rumus berikut:
elimpahan

umlah atang tiap spesies
uas plot

elimpahan elatif

elimpahan spesies
x
elimpahan total spesies

2. Frekuensi Vegetasi
Frekuensi suatu jenis menunjukan penyebaran suatu jenis dalam suatu area.
Nilai frekuensi dapat dihitung dengan rumus berikut:
rekuensi

umlah plot terisi suatu spesies
umlah seluruh plot

11

rekuensi elatif

rekuensi spesies
x
rekuensi total spesies

3. Dominansi Vegetasi
Dominansi merupakan nilai yang menunjukan penguasaan suatu jenis
terhadap komunitas. Dominansi dapat dinyatakan dengan menggunakan luas
penutupan tajuk. Nilai dominansi dapat dihitung dengan rumus berikut:
Dominansi

uas tajuk spesies tertentu
uas plot

Dominansi elatif

Dominansi spesies
x
Dominansi total spesies

4. Keragaman
Nilai keragaman dapat dihitung dengan metode Shanon-Wiener dalam
Vitasari (2004), yaitu:
H = -∑Pi ln Pi

dengan

Pi = Ni/N total

Keterangan
H
= Indeks keragaman Shannon-Wiener;
Pi
= Jumlah individu suatu spesies/jumlah total seluruh spesies;
Ni
= Jumlah individu spesies i;
N total = Jumlah total individu.
Nilai perhitungan indeks keragaman (H) tersebut dapat menunjukkan bahwa
jika
H 81%;
b) 3 (tiga) bila volume pemenuhan kriteria yang diamati adalah 61-80%;
c) 2 (dua) bila volume pemenuhan kriteria yang diamati adalah 41-60%;
d) 1 (satu) bila volume pemenuhan kriteria yang diamati adalah < 40%.
Tabel 11 Kriteria penilaian aspek kualitas visual pohon
No.
1

Komponen aspek
kualitas visual
Tajuk

2

Daun

3

4

Percabangan

Batang

Kriteria penilaian
a.simetris
b.terdapat bunga
Jumlah
a.jumlah daun
banyak/rimbun
b.tidak terserang hama
dan penyakit
c.warna daun hijau
Jumlah
a.cabang merata di
bagian atas 2/3 dari
batang
b.tidak terdapat luka
c.simetris
Jumlah
a.lurus
b.berdiri tegak
c.tidak terdapat luka
Jumlah

Penilaian di
lapang
1-4
1-4
2-8
1-4

Nilai ideal
4
4
8
4

50%
50%
100%
40%

1-4

4

30%

1-4
3-12
1-4

4
12
4

30%
100%
40%

1-4
1-4
3-12
1-4
1-4
1-4
3-12

4
4
12
4
4
4
12

30%
30%
100%
40%
30%
30%
100%

Bobot

17

Tabel 11 Kriteria penilaian aspek kualitas visual pohon (lanjutan)
No.
5

Komponen aspek
kualitas visual
Akar

Kriteria penilaian

Penilaian di
lapang

Nilai ideal

1-4

4

100%

1-4
12-48

4
48

100%

1 jika akar muncul di
permukaan
2 jika akar muncul
setengah di
permukaan
3 jika akar terlihat
sedikit di permukaan
4 jika akar tidak terlihat
di permukaan
Jumlah

Jumlah total

Bobot

Sumber: O’Brien (2009)
Nilai yang telah didapatkan dihitung sesuai bobot masing-masing kriteria
yang telah ditetapkan. Penilaian dari masing-masing kriteria tersebut dijumlahkan
sehingga didapatkan nilai total untuk setiap komponen aspek. Nilai total yang
diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai ideal atau total maksimum yang
dapat diperoleh dari masing-masing komponen lalu diubah ke dalam bentuk
persen sehingga total bobot penilaian dapat dikelompokkan kembali menjadi
empat kategori penilaian akhir untuk setiap aspek. Persyaratan pemenuhan kriteria
adalah sebagai berikut:
a) Sangat baik bila pemenuhan kriteria >81%;
b) Baik bila pemenuhan kriteria 61-80%;
c) Buruk bila pemenuhan kriteria 41-60%;
d) Sangat buruk bila pemenuhan kriteria