Terapi keratoakantoma sesuai kotak 117-3.
1
Dikutip sesuai dengan aslinya
Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari sinar matahari langsung dan memakai krem pelindung kulit.
1
1
II. Laporan Kasus
Seorang laki-laki, usia 69 tahun, datang ke poli kulit dan kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan dengan keluhan timbul benjolan dipunggung kaki kanan sejak + 4 bulan yang lalu.
Permukaan benjolan kasar. Awalnya berupa bintil kemerahan kecil yang disertai rasa gatal, lalu bintil semakin membesar dalam 3 bulan dan kemudian besar menetap. Gatal, nyeri dan riwayat
mudah berdarah tidak dijumpai. Status dermatologis, nodul hiperkeratotik, soliter, berwarna putih kekuningan dengan
ukuran 2x2x1 cm regio dorsalis pedis.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Sebelum di operasi
Diagnosis banding pasien ini adalah dengan keratoakantoma, karsinoma sel skuamosa dan veruka vulgaris, dengan diagnosis sementara keratoakantoma.
Penatalaksanaan pada pasien, dilakukan elektrodesikasi dan kuretase. Selanjutnya diterapi dengan siprofloksasin 2 x 500 mg, asam mefenamat 3 x 500 mg, roborantia 1 x 1 tablet
dan asam fusidat krem 2 x sehari. Dilakukan pemeriksaan histopatologi dari hasil operasi. Hasil pemeriksaan histopatologi
dari pasien ini, mikroskopis: pada sediaan dengan pelapis epitel tatah yang mengalami hiperkeratosis, akantosis, dan papilomatosis dengan rete ridge sangat memanjang, tampak batas
basal kelihatan masih utuh. Pada sub epitel tampak infiltrasi limfosit dan plasma yang padat diffus. Juga tampak nekrosis dan proliferasi pembuluh darah. Kesimpulan proses radang kronis
dengan gambaran Pseudokarsinomatosa.
Universitas Sumatera Utara
a. b.
c.
Gambar 2. a.b.c. Gambaran histopatologi pasien
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Foto kontrol
III. Diskusi
Keratoakantoma merupakan tumor epithelial yang umum dijumpai pada kulit dengan karakteristik pertumbuhan yang cepat.
1
Pertumbuhannya cepat dalam beberapa minggu, dan resolusi dalam 4-6 bulan pada beberapa kasus.
1-3,5,6
Etiologi keratoakantoma salah satunya adalah trauma, pada pasien yang kemungkinan dikarenakan trauma akibat garukan pada lesi.
Pada pasien, keluhan benjolan timbul cepat membesar dalam waktu 3 bulan dan besar menetap selama 1 bulan kemudian.
Gambaran klinis berupa tumor soliter hiperkeratotik.
1-6 1,5
Pada pasien dijumpai nodul hiperkeratotik, soliter, berwarna putih kekuningan. Terdapat tiga tahap klinis yaitu proliferasi,
matur, dan regresi.
1,5
Pada tahap matur, lesi simetris, berbatas tegas, nodul merah atau berwarna kulit dengan inti keratotik pada tengah lesi. Lesi pada tahap matur dibagi menjadi tiga yaitu tipe
1, bud-shape; tipe 2, berbentuk kubah dan tipe 3, berbentuk seperti buah berry.
1,6
Diagnosis banding pasien ini adalah dengan keratoakantoma, karsinoma sel skuamosa dan veruka vulgaris, dengan diagnosis sementara keratoakantoma. Diagnosis karsinoma sel
skuamosa dapat disingkirkan dengan riwayat pasien dimana lesi cepat berkembang. Pada karsinoma sel skuamosa lesi tidak berasa, tidak sembuh-sembuh, mudah berdarah, menembus
jaringan sekitar, tumbuh lambat dan riwayat terpapar sinar matahari.
7,8
Veruka vulgaris dapat
Universitas Sumatera Utara
disingkirkan, secara klinis berukuran kecil, biasanya pada tangan, mudah menyebar ke bagian tubuh yang lain, disebabkan Human Papiloma Virus.
Penatalaksanaan pada pasien, dilakukan elektrodesikasi dan kuretase. Sesuai dengan literatur, terapi pada keratoakantoma dapat dilakukan elektrodesikasi ditambah kuretase.
9,10
Hasil pemeriksaan histopatologi dari pasien ini, mikroskopis: pada sediaan dengan pelapis epitel tatah yang mengalami hiperkeratosis, akantosis, dan papilomatosis dengan rete
ridge sangat memanjang, tampak batas basal kelihatan masih utuh. Pada sub epitel tampak infiltrasi limfosit dan plasma yang padat diffus. Juga tampak nekrosis dan proliferasi pembuluh
darah. Kesimpulan proses radang kronis dengan gambaran Pseudokarsinomatosa. Gambaran histopatologis dari keratoakantoma tergantung dari tahap keratoakantoma tersebut. Pada tahap
proliferasi, tampak hiperplastik epitelial, central keratotic plug tidak menggambarkan perkembangan yang matang dari lesi. Walaupun sel atipikal tidak menggambarkan seluruh sel-
sel keratoakantoma, terdapat atipikal keratinosit dan mitosis terutama pada batas bawah tumor. Sarang-sarang sel-sel epitelial dapat dijumpai pada tumor di dermis retikular superfisial. Tahap
matur dikarakteristikkan dengan inti ditengah yang besar disekitar keratin dari proliferasi diferrensiasi dari epitel skuamosa dimana pada beberapa kasus menyerupai karsinoma sel
skuamosa. Epidermis pada inti ditengah sampai daerah keratotik biasanya menggambarkan “lipping” atau “buttressing”, memberikan gambaran bentuk kawah yang jelas pada lesi.
1
1
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
1. Cerroni L, Keri H. Keratoacanthoma. In: Wolff K, et al, editor. Fitzpatrick’s dermatology in
general medicine. 7
th
2. Chuang T, Brashear R. Keratoacanthoma, available at:
Edition. New York: Mc. Graw Hill, 2008. h. 1049-53
3. Keratoacanthoma, available at:
http:emedicine.medscape.comarticle1100471-overview
4. Keratoacanthoma, available at:
http:www.answers.comtopickeratoacanthoma
5. Skin cancer, keratoacanthoma, available at:
http:dermnetnz.orglesionskeratoacanthoma.html
6. Keratoacantoma, available at:
http:www.oncologychannel.comskincancerkeratoacanthoma.shtml
http:www.aocd.orgskindermatologic_diseaseskeratoacanthoma.html 7.
Karsinoma sel skuamosa, available at: http:www.medicastore.comindex.php?mod=penyakitid=1032
8. Squamous cell carsinoma, available at:
9. Kutil veruka, available at:
http:en.wikipedia.orgwikiSquamous_cell_carcinoma http:medicastore.comindex.php?mod=penyakitid=816
10. Wart, available at:
http:en.wikipedia.orgwikiWart
Universitas Sumatera Utara