Keratoakantoma

(1)

KERATOAKANTOMA

CUT PUTRI HAZLIANDA

198307012009122003

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

MEDAN


(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………i

I. PENDAHULUAN………. 1

II. LAPORAN KASUS……….. 4

III.DISKUSI………6


(3)

KERATOAKANTOMA

I. Pendahuluan

Keratoakantoma merupakan tumor epithelial yang umum dijumpai pada kulit dengan karakteristik pertumbuhan yang cepat, gambaran histopatologis yang mirip dengan karsinoma sel skuamosa dan dapat regresi spontan.1 Keratoakantoma merupakan keganasan tingkat rendah yang berasal dari kelanjar pilosebaseus dan gambaran patologi mirip dengan karsinoma sel

skuamosa.2,3 Namun disebutkan juga sebagai varian dari karsinoma sel skuamosa karena

berpotensi metastase dan merusak jaringan apabila tidak ditangani.

Etiologi keratoakantoma yaitu pada pasien dengan terpapar sinar matahari kronis, bahan kimia karsinogen, perokok, genetik, pasien imunosupresan dan trauma; HPV masih kontroversi.

1-3

Gambaran klinis berupa tumor soliter hiperkeratotik. Namun dapat juga multipel. Biasanya muncul pada daerah yang terpapar sinar matahari seperti wajah, lengan bawah dan dorsal tangan.

1-6

1,5

Pertumbuhannya cepat dalam beberapa minggu, dan resolusi dalam 4-6 bulan pada beberapa kasus.1-3,5,6 Terdapat tiga tahap klinis yaitu proliferasi, matur, dan regresi.1,5 Pada tahap proliferasi berupa papul merah yang cepat membesar, dengan diameter 1-2 cm bahkan lebih. Lesi simetris, berbatas tegas dengan permukaan lembut. Pada tahap matur, lesi simetris, berbatas tegas, nodul merah atau berwarna kulit dengan inti keratotik pada tengah lesi. Lesi pada tahap matur dibagi menjadi tiga yaitu tipe 1, bud-shape; tipe 2, berbentuk kubah dan tipe 3, berbentuk seperti buah berry.1,6 Tahap regresi ditandai dengan keratotik, bagian nodul yang nekrotik yang menjadi datar dengan meninggalkan skar hipopigmentasi.1


(4)

Diagnosis banding sesuai kotak 117-1.

1

Dikutip sesuai dengan aslinya1

Gambaran histopatologis dari keratoakantoma tergantung dari tahap keratoakantoma tersebut. Pada tahap proliferasi, tampak hiperplastik epitelial, central keratotic plug tidak menggambarkan perkembangan yang matang dari lesi. Walaupun sel atipikal tidak menggambarkan seluruh sel-sel keratoakantoma, terdapat atipikal keratinosit dan mitosis terutama pada batas bawah tumor. Sarang-sarang sel-sel epitelial dapat dijumpai pada tumor di dermis retikular superfisial. Tahap matur dikarakteristikkan dengan inti ditengah yang besar disekitar keratin dari proliferasi diferrensiasi dari epitel skuamosa dimana pada beberapa kasus menyerupai karsinoma sel skuamosa. Epidermis pada inti ditengah sampai daerah keratotik biasanya menggambarkan “lipping” atau “buttressing”, memberikan gambaran bentuk kawah yang jelas pada lesi.

Secara sitologi, keratinosit yang besar dengan sitoplasma pucat sering diamati bersamaan dengan sel-sel atipikal dan mitosis. Infiltrasi inflamasi seperti limfosit, sel-sel plasma, histiosit, eosinofil dan neutrofil merupakan gambaran yang umum.

1

1


(5)

Dikutip sesuai dengan aslinya1


(6)

Terapi keratoakantoma sesuai kotak 117-3.1

Dikutip sesuai dengan aslinya

Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari sinar matahari langsung dan memakai krem pelindung kulit.

1

1

II. Laporan Kasus

Seorang laki-laki, usia 69 tahun, datang ke poli kulit dan kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan dengan keluhan timbul benjolan dipunggung kaki kanan sejak + 4 bulan yang lalu. Permukaan benjolan kasar. Awalnya berupa bintil kemerahan kecil yang disertai rasa gatal, lalu bintil semakin membesar dalam 3 bulan dan kemudian besar menetap. Gatal, nyeri dan riwayat mudah berdarah tidak dijumpai.

Status dermatologis, nodul hiperkeratotik, soliter, berwarna putih kekuningan dengan ukuran 2x2x1 cm regio dorsalis pedis.


(7)

Gambar 1. Sebelum di operasi

Diagnosis banding pasien ini adalah dengan keratoakantoma, karsinoma sel skuamosa dan veruka vulgaris, dengan diagnosis sementara keratoakantoma.

Penatalaksanaan pada pasien, dilakukan elektrodesikasi dan kuretase. Selanjutnya diterapi dengan siprofloksasin 2 x 500 mg, asam mefenamat 3 x 500 mg, roborantia 1 x 1 tablet dan asam fusidat krem 2 x sehari.

Dilakukan pemeriksaan histopatologi dari hasil operasi. Hasil pemeriksaan histopatologi dari pasien ini, mikroskopis: pada sediaan dengan pelapis epitel tatah yang mengalami hiperkeratosis, akantosis, dan papilomatosis dengan rete ridge sangat memanjang, tampak batas basal kelihatan masih utuh. Pada sub epitel tampak infiltrasi limfosit dan plasma yang padat diffus. Juga tampak nekrosis dan proliferasi pembuluh darah. Kesimpulan proses radang kronis dengan gambaran Pseudokarsinomatosa.


(8)

a. b.

c.


(9)

Gambar 3. Foto kontrol

III. Diskusi

Keratoakantoma merupakan tumor epithelial yang umum dijumpai pada kulit dengan karakteristik pertumbuhan yang cepat.1 Pertumbuhannya cepat dalam beberapa minggu, dan resolusi dalam 4-6 bulan pada beberapa kasus.1-3,5,6

Etiologi keratoakantoma salah satunya adalah trauma, pada pasien yang kemungkinan dikarenakan trauma akibat garukan pada lesi.

Pada pasien, keluhan benjolan timbul cepat membesar dalam waktu 3 bulan dan besar menetap selama 1 bulan kemudian.

Gambaran klinis berupa tumor soliter hiperkeratotik.

1-6

1,5

Pada pasien dijumpai nodul hiperkeratotik, soliter, berwarna putih kekuningan. Terdapat tiga tahap klinis yaitu proliferasi, matur, dan regresi.1,5 Pada tahap matur, lesi simetris, berbatas tegas, nodul merah atau berwarna kulit dengan inti keratotik pada tengah lesi. Lesi pada tahap matur dibagi menjadi tiga yaitu tipe 1, bud-shape; tipe 2, berbentuk kubah dan tipe 3, berbentuk seperti buah berry.1,6

Diagnosis banding pasien ini adalah dengan keratoakantoma, karsinoma sel skuamosa dan veruka vulgaris, dengan diagnosis sementara keratoakantoma. Diagnosis karsinoma sel skuamosa dapat disingkirkan dengan riwayat pasien dimana lesi cepat berkembang. Pada karsinoma sel skuamosa lesi tidak berasa, tidak sembuh-sembuh, mudah berdarah, menembus jaringan sekitar, tumbuh lambat dan riwayat terpapar sinar matahari.

7,8


(10)

disingkirkan, secara klinis berukuran kecil, biasanya pada tangan, mudah menyebar ke bagian tubuh yang lain, disebabkan Human Papiloma Virus.

Penatalaksanaan pada pasien, dilakukan elektrodesikasi dan kuretase. Sesuai dengan literatur, terapi pada keratoakantoma dapat dilakukan elektrodesikasi ditambah kuretase.

9,10

Hasil pemeriksaan histopatologi dari pasien ini, mikroskopis: pada sediaan dengan pelapis epitel tatah yang mengalami hiperkeratosis, akantosis, dan papilomatosis dengan rete ridge sangat memanjang, tampak batas basal kelihatan masih utuh. Pada sub epitel tampak infiltrasi limfosit dan plasma yang padat diffus. Juga tampak nekrosis dan proliferasi pembuluh darah. Kesimpulan proses radang kronis dengan gambaran Pseudokarsinomatosa. Gambaran histopatologis dari keratoakantoma tergantung dari tahap keratoakantoma tersebut. Pada tahap

proliferasi, tampak hiperplastik epitelial, central keratotic plug tidak menggambarkan

perkembangan yang matang dari lesi. Walaupun sel atipikal tidak menggambarkan seluruh sel-sel keratoakantoma, terdapat atipikal keratinosit dan mitosis terutama pada batas bawah tumor. Sarang-sarang sel-sel epitelial dapat dijumpai pada tumor di dermis retikular superfisial. Tahap matur dikarakteristikkan dengan inti ditengah yang besar disekitar keratin dari proliferasi diferrensiasi dari epitel skuamosa dimana pada beberapa kasus menyerupai karsinoma sel skuamosa. Epidermis pada inti ditengah sampai daerah keratotik biasanya menggambarkan “lipping” atau “buttressing”, memberikan gambaran bentuk kawah yang jelas pada lesi.

1


(11)

DAFTAR PUSTAKA

1. Cerroni L, Keri H. Keratoacanthoma. In: Wolff K, et al, editor. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 7th

2. Chuang T, Brashear R. Keratoacanthoma, available at:

Edition. New York: Mc. Graw Hill, 2008. h. 1049-53

3. Keratoacanthoma, available at:

http://emedicine.medscape.com/article/1100471-overview

4. Keratoacanthoma, available at:

http://www.answers.com/topic/keratoacanthoma

5. Skin cancer, keratoacanthoma, available at:

http://dermnetnz.org/lesions/keratoacanthoma.html

6. Keratoacantoma, available at:

http://www.oncologychannel.com/skincancer/keratoacanthoma.shtml

7. Karsinoma sel skuamosa, available at:

8. Squamous cell carsinoma, available at:

9. Kutil (veruka), available a

http://en.wikipedia.org/wiki/Squamous_cell_carcinoma


(1)

Terapi keratoakantoma sesuai kotak 117-3.1

Dikutip sesuai dengan aslinya

Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari sinar matahari langsung dan memakai krem pelindung kulit.

1

1

II. Laporan Kasus

Seorang laki-laki, usia 69 tahun, datang ke poli kulit dan kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan dengan keluhan timbul benjolan dipunggung kaki kanan sejak + 4 bulan yang lalu. Permukaan benjolan kasar. Awalnya berupa bintil kemerahan kecil yang disertai rasa gatal, lalu bintil semakin membesar dalam 3 bulan dan kemudian besar menetap. Gatal, nyeri dan riwayat mudah berdarah tidak dijumpai.

Status dermatologis, nodul hiperkeratotik, soliter, berwarna putih kekuningan dengan ukuran 2x2x1 cm regio dorsalis pedis.


(2)

Gambar 1. Sebelum di operasi

Diagnosis banding pasien ini adalah dengan keratoakantoma, karsinoma sel skuamosa dan veruka vulgaris, dengan diagnosis sementara keratoakantoma.

Penatalaksanaan pada pasien, dilakukan elektrodesikasi dan kuretase. Selanjutnya diterapi dengan siprofloksasin 2 x 500 mg, asam mefenamat 3 x 500 mg, roborantia 1 x 1 tablet dan asam fusidat krem 2 x sehari.

Dilakukan pemeriksaan histopatologi dari hasil operasi. Hasil pemeriksaan histopatologi dari pasien ini, mikroskopis: pada sediaan dengan pelapis epitel tatah yang mengalami hiperkeratosis, akantosis, dan papilomatosis dengan rete ridge sangat memanjang, tampak batas basal kelihatan masih utuh. Pada sub epitel tampak infiltrasi limfosit dan plasma yang padat diffus. Juga tampak nekrosis dan proliferasi pembuluh darah. Kesimpulan proses radang kronis dengan gambaran Pseudokarsinomatosa.


(3)

a. b.

c.


(4)

Gambar 3. Foto kontrol

III. Diskusi

Keratoakantoma merupakan tumor epithelial yang umum dijumpai pada kulit dengan karakteristik pertumbuhan yang cepat.1 Pertumbuhannya cepat dalam beberapa minggu, dan resolusi dalam 4-6 bulan pada beberapa kasus.1-3,5,6

Etiologi keratoakantoma salah satunya adalah trauma, pada pasien yang kemungkinan dikarenakan trauma akibat garukan pada lesi.

Pada pasien, keluhan benjolan timbul cepat membesar dalam waktu 3 bulan dan besar menetap selama 1 bulan kemudian.

Gambaran klinis berupa tumor soliter hiperkeratotik. 1-6

1,5

Pada pasien dijumpai nodul hiperkeratotik, soliter, berwarna putih kekuningan. Terdapat tiga tahap klinis yaitu proliferasi, matur, dan regresi.1,5 Pada tahap matur, lesi simetris, berbatas tegas, nodul merah atau berwarna kulit dengan inti keratotik pada tengah lesi. Lesi pada tahap matur dibagi menjadi tiga yaitu tipe 1, bud-shape; tipe 2, berbentuk kubah dan tipe 3, berbentuk seperti buah berry.1,6

Diagnosis banding pasien ini adalah dengan keratoakantoma, karsinoma sel skuamosa dan veruka vulgaris, dengan diagnosis sementara keratoakantoma. Diagnosis karsinoma sel skuamosa dapat disingkirkan dengan riwayat pasien dimana lesi cepat berkembang. Pada karsinoma sel skuamosa lesi tidak berasa, tidak sembuh-sembuh, mudah berdarah, menembus jaringan sekitar, tumbuh lambat dan riwayat terpapar sinar matahari.

7,8


(5)

disingkirkan, secara klinis berukuran kecil, biasanya pada tangan, mudah menyebar ke bagian tubuh yang lain, disebabkan Human Papiloma Virus.

Penatalaksanaan pada pasien, dilakukan elektrodesikasi dan kuretase. Sesuai dengan literatur, terapi pada keratoakantoma dapat dilakukan elektrodesikasi ditambah kuretase.

9,10

Hasil pemeriksaan histopatologi dari pasien ini, mikroskopis: pada sediaan dengan pelapis epitel tatah yang mengalami hiperkeratosis, akantosis, dan papilomatosis dengan rete ridge sangat memanjang, tampak batas basal kelihatan masih utuh. Pada sub epitel tampak infiltrasi limfosit dan plasma yang padat diffus. Juga tampak nekrosis dan proliferasi pembuluh darah. Kesimpulan proses radang kronis dengan gambaran Pseudokarsinomatosa. Gambaran histopatologis dari keratoakantoma tergantung dari tahap keratoakantoma tersebut. Pada tahap proliferasi, tampak hiperplastik epitelial, central keratotic plug tidak menggambarkan perkembangan yang matang dari lesi. Walaupun sel atipikal tidak menggambarkan seluruh sel-sel keratoakantoma, terdapat atipikal keratinosit dan mitosis terutama pada batas bawah tumor. Sarang-sarang sel-sel epitelial dapat dijumpai pada tumor di dermis retikular superfisial. Tahap matur dikarakteristikkan dengan inti ditengah yang besar disekitar keratin dari proliferasi diferrensiasi dari epitel skuamosa dimana pada beberapa kasus menyerupai karsinoma sel skuamosa. Epidermis pada inti ditengah sampai daerah keratotik biasanya menggambarkan “lipping” atau “buttressing”, memberikan gambaran bentuk kawah yang jelas pada lesi.

1


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Cerroni L, Keri H. Keratoacanthoma. In: Wolff K, et al, editor. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 7th

2. Chuang T, Brashear R. Keratoacanthoma, available at:

Edition. New York: Mc. Graw Hill, 2008. h. 1049-53

3. Keratoacanthoma, available at:

http://emedicine.medscape.com/article/1100471-overview

4. Keratoacanthoma, available at:

http://www.answers.com/topic/keratoacanthoma

5. Skin cancer, keratoacanthoma, available at:

http://dermnetnz.org/lesions/keratoacanthoma.html

6. Keratoacantoma, available at:

http://www.oncologychannel.com/skincancer/keratoacanthoma.shtml

7. Karsinoma sel skuamosa, available at:

8. Squamous cell carsinoma, available at:

9. Kutil (veruka), available a

http://en.wikipedia.org/wiki/Squamous_cell_carcinoma


Dokumen yang terkait

Keratoakantoma

1 13 11