Modul Visualisasi Menggunakan GeoExplorer dalam Sistem Informasi Berbasis Web untuk Data Titik Panas di Indonesia

MODUL VISUALISASI MENGGUNAKAN GEOEXPLORER
DALAM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB
UNTUK DATA TITIK PANAS DI INDONESIA

RIZKI DINARIA MULYA

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK
CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Modul
Visualisasi Menggunakan GeoExplorer dalam Sistem Informasi Geografis
Berbasis Web untuk Data Titik Panas di Indonesia adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014
Rizki Dinaria Mulya
NIM G64124047

ABSTRAK
RIZKI DINARIA MULYA. Modul Visualisasi Menggunakan GeoExplorer dalam
Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Data Titik Panas di Indonesia.
Dibimbing oleh IMAS SUKAESIH SITANGGANG.
Kebakaran hutan merupakan masalah yang serius karena dapat
mengakibatkan dampak buruk terhadap lingkungan. Salah satu upaya pencegahan
kebakaran hutan adalah membangun sistem informasi geografis (SIG) berbasis
web untuk mengelola data titik panas sebagai indikator terjadinya kebakaran. SIG
persebaran titik panas di wilayah Indonesia menggunakan OpenLayers telah
dibangun pada penelitian sebelumnya. SIG tersebut masih memiliki kekurangan
yaitu dari segi antarmuka yang kurang menarik. Oleh karena itu dalam penelitian
ini akan dilakukan implementasi modul visualisasi dalam SIG untuk persebaran

titik panas menggunakan GeoExplorer. Dengan adanya SIG berbasis web yang
telah diperbaiki fiturnya ini, visualisasi peta lebih lengkap dan menarik dalam
penyajian data persebaran titik panas, serta pengelolaan data titik panas dapat
dilakukan dengan mudah sehingga dapat membantu pengguna dalam penyediaan
ringkasan data titik panas untuk wilayah Indonesia. Peningkatan SIG meliputi
penyajian dari hasil persebaran titik panas yaitu dalam bentuk peta, grafik, tabel
dan fitur-fitur pendukung lainnya pada OpenLayers dan penyajian persebaran titik
panas menggunakan GeoExplorer.
Kata kunci: GeoExplorer, sistem informasi geografis berbasis web, titik panas,
OpenLayers, OpenGeo Suite
ABSTRACT
RIZKI DINARIA MULYA. Visualization Module Using the GeoExplorer WebBases Geographic Information System for Data Hotspot in Indonesia. Supervised
by IMAS SUKAESIH SITANGGANG.
Forest fire is a serious problem because it can cause negative impacts for the
environment. One of the forest fire prevention efforts is to build a web-based
geographic information system (GIS) to manage historical hotspot data as
indicators of fire occurrences. A web-based GIS for hotspots distribution in
Indonesia was developed using OpenLayers in the previous research. The GIS still
has several limitations in providing an attractive user interface. Therefore, in this
study we created a visualization module in the GIS for hotspot distribution using

GeoExplorer. With the visualization module, users can interactively explore the
maps of hotspot distribution. In addition, historical hotspots data can be easily
managed so that the system can assist users in obtaining summaries of historical
hotspots data for the regions in Indonesia. The improved GIS presents summaries
of hotspots data in forms of maps, graphs, and tables. The system also has
additional supporting features in the visualization module using OpenLayers and
GeoExplorer.
Keywords : hotspot, GeoExplorer, geographic information system, OpenLayers,
OpenGeo Suite

MODUL VISUALISASI MENGGUNAKAN GEOEXPLORER
DALAM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB
UNTUK DATA TITIK PANAS DI INDONESIA

RIZKI DINARIA MULYA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komputer
pada

Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Penguji :
1. Hari Agung Adrianto, SKom, MSi
2. Toto Haryanto, SKom, MSi

Judul Skripsi : Modul Visualisasi Menggunakan GeoExplorer dalam Sistem
Informasi Berbasis Web untuk Data Titik Panas di Indonesia
Nama
: Rizki Dinaria Mulya
NIM
: G64124047

Disetujui oleh


Dr Imas Sukaesih Sitanggang, SSi, MKom
Pembimbing I

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Buono, MSi, MKom
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Alhamdulillah Rabbil’Alamiin, berkat do’a dan segenap asa nan suci
teruntuk mereka yang telah membantu tugas akhir ini sehingga berhasil
diselesaikan, maka tugas akhir ini penulis persembahkan sebagai ungkapan syukur
kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan tali kasih kepada hambanya. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2014 adalah Modul
Visualisasi menggunakan GeoExplorer dalam Sistem Informasi Geografis
Berbasis Web untuk Persebaran Titik Panas di Indonesia.
Terima kasih penulis ucapkan kepada orang tua penulis, ayahanda tercinta

Wuliyono, SH yang selalu menjadi inpirasi kebijaksanaan dalam tutur dan laku
penulis. Ibunda Ima Anwar, SE yang tak pernah lelah memberikan motivasi
wejangan, do’a, cinta, kasih sayang dalam mendidik serta kakak Aji Mulyo
Utomo. Dosen pemimbing Ibu Dr Imas S Sitanggang, Ssi, MKom atas waktu,
ilmu, kesabaran, nasihat, dan masukan yang selalu diberikan selama pengerjaan
tugas akhir ini. Bapak Toto Haryanto, SKom, MSi dan Bapak Hari Agung
Adrianto, SKom, MSi selaku penguji atas waktu, masukan, dan koreksinya. Serta
teman-teman Ilmu Komputer alih jenis angkatan 7 atas pengalaman berbagi ilmu
serta atas kebersamaan dan dukungannya selama penulis menjalani waktu di
Departemen Ilmu Komputer IPB, dan Bapak/Ibu Dosen dan Staf TU yang telah
begitu banyak membantu baik selama pelaksanaan penelitian maupun pada masa
perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat digunakan untuk perbaikan di
masa-masa yang akan datang.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2014
Rizki Dinaria Mulya


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
OpenGeo Suite
METODE
Data Penelitian
Tahapan Penelitian
Pendaftaran Google Maps API key
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi SIG Persebaran Titik Panas
Analisis
Kebutuhan Perangkat Lunak
Kebutuhan Fungsional
Data Penelitian
Perancangan
Arsitektur Sistem
Implementasi
a. Implementasi Server
b. Implementasi Antarmuka
Pengujian
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP

1
1
1
2
2
2
2
2
3
3
4
5
5
5
8

8
9
9
10
11
11
11
12
19
20
20
20
20
21

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

5
6
7

Kekurangan SIG (Barus 2014) persebaran titik panas
Kekurangan yang terdapat pada SIG sebelumnya (Barus 2014)
Contoh data mentah titik panas dari FIRM NASA tahun 2012
Contoh data titik panas hasil seleksi atribut
Tabel-tabel dalam basis data persebaran titik panas di Indonesia
Skenario dan hasil uji fungsi
Perbandingan SIG sebelumnya (Barus 2014) dengan SIG yang telah

4
8
9
9
10
19
20

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Arsitektur OpenGeo Suite (OpenGeo 2012)
Tahapan penelitian
Halaman muka SIG yang telah dibuat sebelumya (Barus 2014)
Grafik hasil pencarian titik panas berdasarkan waktu pada bulan
Agustus tahun 2002
5 Perancangan logik basis data
6 Arsitektur Sistem
7 Link untuk publish GeoExplorer
8 Antarmuka peta yang telah terintegrasi Google Maps dan antarmuka
web
9 Tampilan peta dengan GeoExplorer
10 Hasil query berdasarkan lokasi yaitu provinsi Bali tahun 2002-2012
11 Grafik jumlah titik panas dari tahun 2002-2012 sebagai hasil query
berdasarkan semua kabupaten di provinsi Bali
12 Hasil query berdasarkan lokasi dan waktu pada bulan Agustus 2002
13 Grafik jumlah titik panas pada bulan Agustus tahun 2002

3
4
7
8
10
11
13
14
15
16
17
18
18

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Global warming merupakan dampak yang paling mengancam dari
kebakaran hutan. Selain itu kebakaran hutan juga mengakibatkan kerugian secara
ekonomi, menganggu kesehatan masyarakat, kehilangan nyawa, kerusakan harta
benda, juga dapat berdampak pada ekosistem yang ada. Oleh karena itu,
pengendalian kebakaran hutan yang baik sangat diperlukan.
Salah satu upaya pencegahan meluasnya kebakaran hutan adalah dengan
adanya suatu sistem yang dapat memantau dan menampilkan titik panas, sehingga
kebakaran hutan dapat segera ditindaklanjuti agar tidak meluas. Sistem Informasi
Geografis (SIG) dapat mengelola data titik panas yang merupakan indikator
terjadinya kebakaran. SIG adalah sebuah sistem komputer yang dapat menangkap,
menyimpan, melakukan query, menganalisis, dan menampilkan data geografi
(Chang 2002). Peta online merupakan salah satu contoh dari SIG berbasis web
yang sering dikenal dengan WebGIS yang memungkinkan pengguna dapat dengan
mudah mendapatkan informasi tanpa mengenal batasan geografis.
SIG persebaran titik panas di wilayah Indonesia menggunakan OpenLayers
telah dibangun pada penelitian sebelumnya (Barus 2014) yang merupakan paket
dari OpenGeo Suite. OpenGeo Suite salah satu perangkat lunak yang dapat
menangani interoperabilitas (Hidayat 2013). Interoperabilitas kemampuan untuk
menghubungkan tools yang berbeda sehingga menghasilkan menghasilkan
informasi. Vullo et al. (2010) menyatakan bahwa interoperabilitas adalah sifat
yang mengacu pada kemampuan sistem dan berbagai organisasi untuk bekerja
sama. Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kemunculan Hostpot di Riau
merupakan salah satu contoh SIG yang menggunakan OpenGeo Suite yang
dikembangkan oleh Amri (2014).
SIG yang dihasilkan pada penelitian sebelumnya (Barus 2014) telah dapat
menampilkan peta Indonesia, pan map, zoom in dan zoom out, dan query
pencarian. Query pencarian menampilkan peta persebaran titik panas berdasarkan
waktu dan lokasi, baik tingkat provinsi atau kabupaten. SIG tersebut masih
memiliki kekurangan yaitu dari segi antarmukanya yang kurang menarik. Oleh
karena itu dalam penelitian ini dilakukan implementasi modul visualisasi dalam
SIG untuk persebaran titik panas menggunakan GeoExplorer yang memiliki fitur
visualisasi yang lebih lengkap dan melakukan peningkatan fitur-fitur penyajian
peta, tabel data, grafik persebaran titik panas yang tersedia dalam SIG sebelumnya
(Barus 2014).

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana mengimplementasikan modul visualisasi dalam
SIG persebaran titik panas di Indonesia dengan menggunakan GeoExplorer dan
bagaimana meningkatkan fitur penyajian peta dan grafik yang tersedia dalam SIG
sebelumnya (Barus 2014).

2
Tujuan Penelitian
1
2

Tujuan dari penelitian ini adalah:
Meningkatkan fitur-fitur pada peta persebaran titik panas menggunakan
OpenLayers yang telah ada.
Menampilkan peta persebaran titik panas menggunakan GeoExplorer dan
dapat menampilkan beberapa layers yang dibutuhkan.
Manfaat Penelitian

1
2

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:
Fitur visualisasi peta lebih lengkap dan menarik dalam penyajian data
persebaran titik panas.
Diharapkan SIG yang telah dilengkapi fiturnya dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang memerlukan informasi berupa ringkasan data dalam
pencegahan kebakaran hutan.

Ruang Lingkup Penelitian
1
2

3

Ruang lingkup dari penelitian ini, yaitu:
Data yang digunakan adalah data titik panas kebakaran hutan yang berada di
wilayah Indonesia tahun 2002-2012 (Barus 2014).
Pembangunan SIG persebaran titik panas di Indonesia telah dilakukan oleh
Barus (2014). Penelitian ini dibatasi pada perbaikan modul visualisasi peta
pada sistem tersebut dan perbaikan tabel data, grafik dan penambahan fitur
pendukung lainnya.
SIG yang dibangun menampilkan peta persebaran titik panas di Indonesia
dengan GeoExplorer.

TINJAUAN PUSTAKA
OpenGeo Suite
OpenGeo Suite merupakan perangkat lunak geospasial berupa tumpukan
stack. Dikatakan demikian karena beberapa komponen diletakkan di atas
komponen lainnya. Komponen yang sifatnya penting diletakkan di bawah
sedangkan komponen yang sifatnya pendukung diletakkan di atasnya (OpenGeo
2012). Arsitektur OpenGeo Suite dapat dilihat pada Gambar 1.
Arsitektur OpenGeo Suite terdiri atas tiga lapisan utama yaitu (OpenGeo
2012):
1 Basis data
OpenGeo Suite menggunakan PostgreSQL sebagai sistem manajemen basis
data dan PostGIS. PostGIS merupakan ekstensi PostgreSQL yang menawarkan
kemampuan untuk mengelola data spasial.

3
2 Server Aplikasi
Pada lapisan ini dikelompokkan menjadi dua yaitu GeoServer dan
GeoWebCache. GeoServer adalah perangkat lunak server berbasis Java yang
memungkinkan pengguna untuk melihat dan mengedit data geospasial.
GeoWebCache digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem yang dibangun.
3 Antarmuka pengguna
Antarmuka pengguna OpenGeo menggunakan GeoExplorer dan
OpenLayers. GeoExplorer adalah antarmuka berbasis browser untuk menyusun
dan mempublikasikan aplikasi pemetaan peta.

Gambar 1 Arsitektur OpenGeo Suite (OpenGeo 2012)

METODE
Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari www.inigis.org,
Departemen Kehutanan Republik Indonesia (DKRI) dan FIRMS NASA. Data
yang diperoleh dari www.inigis.org adalah peta Indonesia dengan format shapefile
(shp), data yang diperoleh dari DKRI adalah data titik panas 2002-2005 dengan
format txt dan data yang diperoleh dari FIRMS NASA adalah data titik panas
tahun 2006-2012 dengan format csv, data tersebut sudah didapat dari peneliti
sebelumnya (Barus 2014).

4
Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut dapat dilihat
pada Gambar 2.
Analisis SIG
Persebaran titik
panas yang telah

mulai

Identifikasi Masalah dan
Perumusan Penyelesaian

Pengujian Modul
Visualisasi

selesai

Implementasi
Modul Visualisasi

Perancangan
modul visualisasi
menggunakan
GeoExplorer dan
peningkatan
fitur-fitur lainnya
pada peta
OpenLayers
sebelumnya

Gambar 2 Tahapan penelitian
1

2

Analisis SIG persebaran yang telah ada
Analisis dilakukan pada SIG persebaran titik panas yang telah ada (Barus
2014) untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam
modul visualisasi SIG tersebut. Adapun kekurangannya dalam menampilkan
tabel data yang tidak sesuai dengan grafik yang dihasilkan, visualisasi peta
dengan OpenLayers yang belum terintegrasikan dengan GoogleMap, belum
adanya fitur export kedalam fail Microsoft Excel. Pada penelitian ini
ditambahkan visualisasi dalam menyajikan peta persebaran titik panas di
Indonesia dengan menggunakan GeoExplorer.
Identifikasi masalah dan perumusan penyelesaian
Setelah menganalisis masalah yang ada, dilanjutkan dengan merumuskan
penyelesaian dari masalah yang ada. Identifikasi kekurangan dari SIG yang
dibuat Barus (2014) dan perumusan penyelesaian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Kekurangan SIG (Barus 2014) persebaran titik panas
dan solusinya
No
1

2

3

4

5

Kekurangan dalam SIG
(Barus 2014)
Peta dengan OpenLayers
yang belum diintegrasikan
dengan GoogleMap
Data hasil query tidak sesuai
dengan grafik yang
ditampilkan
Belum ada grafik tren per
tahun hasil pencarian titik
panas berdasarkan lokasi
Belum ada visualisasi
persebaran titik panas
dengan GeoExplorer
Belum ada export fail agar
data dapat diolah lebih lanjut

Solusi Masalah
Dilakukan integrasi dengan
GoogleMap
Data hasil query titik panas
disesuaikan dengan grafik
yang dihasilkan
Dibuat grafik tren per tahun
berdasarkan lokasi
Ditambahkan visualisasi
persebaran titik panas dengan
GeoExplorer
Ditambahkan fitur export fail
ke dalam Microsoft Excel

5
3

4

5

Perancangan modul visualisasi
Tahapan ini dilakukan untuk melakukan perancangan modul visualisasi
sesuai dengan yang diharapkan, yaitu menampilkan peta pada GeoExplorer
serta melengkapi fitur-fitur lainnya pada peta yang telah dibuat sebelumnya.
Implementasi modul visualisasi dalam GeoExplorer
Perancangan modul visualisasi yang telah direncanakan akan
diimplementasikan ke dalam kode-kode program dan diintegrasikan dengan
GeoExplorer.
Pengujian model visualisasi
Setelah dilakukan implementasi modul visualisasi menggunakan
GeoExplorer dan perbaikan-perbaikan fungsi pada SIG yang telah ada,
langkah selanjutnya adalah pengujian Blackbox terhadap SIG tersebut.

Pendaftaran Google Maps API key
Pada saat menggunakan Google Maps sebagai base map pada peta
OpenLayers yang dibangun, sebelumnya harus dilakukan pendaftaran pada
console.developers.google.com untuk mendapatkan Google API key, berikut key
yang didapatkan setelah mendaftar.
AIzaSyA3FWWjtRnTNVAt1H6PWZSBOBEjf1B24gU

Lingkungan Pengembangan
Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1 Perangkat keras berupa komputer personal dengan spesifikasi sebagai berikut:
 Processor Intel Core i3
 RAM 2 GB
 Monitor LCD 14.0” HD
 Harddisk 530 GB HDD
2 Perangkat lunak:
 SistemOperasi Windows 7 Ultimate
 Opengeo Suite 4.0.2, aplikasi yang mengemas sistem manajemen basis
data PostgreSQL dengan ekstensi spasial PostGIS dan server peta
Geoserver
 XAMPP v3.2.1, Apache dan Tomcat
 Notepad ++ digunakan sebagai editor kode program

HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi SIG Persebaran Titik Panas
SIG persebaran titik panas di Indonesia adalah suatu sistem informasi
geografis berbasis web yang menyajikan pemetaan persebaran titik panas di

6
Indonesia dengan kemampuan pencarian titik panas berdasarkan rentang waktu
tertentu. Pada halaman muka dari SIG yang telah dibuat sebelumnya dapat dilihat
pada Gambar 3. Adapun fitur-fitur yang terdapat pada SIG yang dibuat oleh
peneliti sebelumnya yaitu sudah dapat menampilkan peta Indonesia dengan
OpenLayers, pan map, zoom in, zoom out, dan query hasil titik panas.
Pada Gambar 3 pencarian titik panas dilakukan berdasarkan waktu dan
lokasi. Hasil pencarian yang ditampilkan dalam bentuk tabel, peta dan grafik.
Pada Gambar 3 tersebut terdapat peta yang menunjukan persebaran titik panas
(bagian (a) pada Gambar 3), area untuk memasukan kata kunci (bagian (b) pada
Gambar 3) dan hasil pencarian dalam bentuk tabel (bagian (c) pada Gambar 3).
Grafik hasil pencarian titik panas berdasarkan waktu yaitu Agustus 2002 untuk
semua provinsi dapat dilihat pada Gambar 4.

7

Hasil pencarian
ditampilkan dalam
peta (a)

Input kunci
pencarian: tanggal (b)

Input kunci pencarian:
lokasi (b)

Hasil pencarian
dalam bentuk tabel
(c)

Gambar 3 Halaman muka SIG yang telah dibuat sebelumya (Barus 2014)

8

Gambar 4 Grafik hasil pencarian titik panas berdasarkan waktu pada bulan
Agustus tahun 2002
Analisis
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi kekurangan-kekurangan yang
terdapat dalam persebaran titik panas yang telah ada (Barus 2014). Kekurangan
pada SIG sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Kekurangan yang terdapat pada SIG sebelumnya (Barus 2014)
No
Analisa Masalah
1
Peta yang belum diintegrasikan dengan GoogleMap
2
Informasi data tidak sesuai dengan grafik yang
ditampilkan
3
Belum ada grafik tren per tahun untuk pencarian titik
panas berdasarkan lokasi
4
Belum ada visualisasi persebaran titik panas dengan
GeoExplorer
5
Belum ada export fail untuk dapat diolah lebih lanjut

Kebutuhan Perangkat Lunak
Modul visualisasi peta menggunakan GeoExplorer dan OpenLayers sebagai
antarmuka yang disediakan oleh OpenGeo Suite. Sistem menggunakan Geoserver
sebagai web map server. XAMPP v3.2.1 sebagai web server.

9
Kebutuhan Fungsional
Secara umum fungsi-fungsi yang ditambahkan dalam sistem adalah:
1 Menampilkan peta Indonesia yang telah terintegrasi dengan GoogleMap.
2 Menampilkan data hasil query titik panas.
3 Menampilkan peta Indonesia dengan modul visualisasi GeoExplorer.
Data Penelitian
Data yang titik panas yang digunaka pada penelitian kali ini didapat dari
penelitian sebelumnya yang merupakan data titik panas dari tahun 2002-2012.
Data titik panas yang diperoleh dari DKRI adalah data titik panas tahun 20022005, dan data titik panas yang diperoleh dari FIRMS NASA adalah data titik
panas dari tahun 2006-2012. Contoh data mentah titik panas dari FIRM NASA
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Contoh data mentah titik panas dari FIRM NASA tahun 2012
Lati
tude

Longi
tude

Bright
ness

scan

track

acq_
date

acq_
time

Sate
llite

Confi
dence

Ver
sion

bright_
t31

frp

-3.704

128.183

313.4

1.1

1

01/01/2013

202

T

35

5.1

294.2

12.3

-3.788

103.54

313.5

1.1

1.1

01/01/2013

341

T

42

5.1

290

9.7

2.771

125.412

317

1.6

1.2

01/01/2013

1424

T

92

5.1

279.5

43.1

2.782

125.409

315.3

1.6

1.2

01/01/2013

1424

T

88

5.1

276.7

39.8

-3.035

105.349

313

1

1

01/01/2013

636

A

19

5.1

287.7

8.4

-3.036

105.34

313.9

1

1

01/01/2013

636

A

38

5.1

288.7

9.8

-2.861

105.72

315.1

1

1

01/01/2013

636

A

50

5.1

290.4

12.9

1.359

101.909

314.6

1.1

1.1

01/01/2013

637

A

52

5.1

295.1

13.1

1.476

101.848

314.5

1.2

1.1

01/01/2013

637

A

61

5.1

293.3

13.6

Data yang diperoleh dari FIRMS NASA diseleksi terlebih dahulu. Seleksi
atribut yang relevan dengan proses analisis yang dilakukan. Atribut yang diambil
adalah tahun, bulan, tanggal, lintang, bujur. Atribut brightnees, scan, track,
acq_time, satellite, confidence, version, bright_t31, frp dari FIRMS NASA tidak
digunakan karena tidak diperlukan dalam penelitian ini. Data provinsi dan
kabupaten di Indonesia diperoleh dari peta digital (dengan format shp). Hasil
seleksi atribut dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Contoh data titik panas hasil
seleksi atribut
gid

Latitude

longitude

acq_date

1
2
3

-3.704
-3.788
2.771

128.183
103.54
125.412

01/01/2013
01/01/2013
01/01/2013

4
5

2.782
-3.035

125.409
105.349

01/01/2013
01/01/2013

10
Perancangan
Tahapan perancangan basis data telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya
(Barus 2014). Adapun perancangan basis data meliputi perancangan konseptual,
perancangan logik dan perancangan fisik. Pada tahap konseptual dilakukan
identifikasi data yang dibutuhkan dan penyajian model data. Data yang
dibutuhkan adalah data spasial dan data atribut. Tipe data vektor yang digunakan
dalam SIG persebaran titik panas di Indonesia yaitu poligon untuk peta Indonesia,
dan titik untuk titik panas. Data atribut yang digunakan adalah data kabupaten
yang terdiri dari kode kabupaten (kode_kab), nama kabupaten, dan nama provinsi.
Perancangan logik basis data ditampilkan dalam diagram keterhubungan antar
tabel yang dapat dilihat pada Gambar 5. Basis data dirancang sesuai dengan
kebutuhan sistem (Tabel 5). Selanjutnya perancangan fisik dilakukan dengan
menentukan tipe data dari tiap data atribut dan menyimpan data dalam bentuk
yang dapat dengan mudah digunakan dalam sistem. Oleh karena itu data spasial
disimpan dalam shapefile dalam DBMS PostgreSQL dengan ekstensi spasial
PostGIS.
Geometri_columns
f_table_catalog
f_table_schema
f_table_name
f_geometry_column
coord_dimension
type
srid

Spatial_rey_sys
srid
auth_name
auth_srid
srtext
proj4text

Hotspot_center
gid
longitude
latitude
bulan
date
tahun
kode_kab
geom_geometry

kabupaten
kode_kab
kabupaten
provinsi

Gambar 5 Perancangan logik basis data
Tabel 5 Tabel-tabel dalam basis data persebaran titik panas di Indonesia
Nama Tabel
Kegunaan
Hotspot_center
Memberikan informasi mengenai lokasi titik panas
Kabupaten
Memberikan informasi mengenai nama kabupaten
Indo_districts
Memberikan informasi mengenai lokasi indonesia
seperti kabupaten dan provinsi.
spatial_ref_sys
Referensi spasial dari kolom geometri
geometry_columns Identifikasi tabel yang memiliki atribut spasial

11
Arsitektur Sistem
Arsitektur yag terbentuk terlihat seperti pada Gambar 6. Untuk penyajian
peta dengan menggunkana OpenLayers, sistem ini menggunakan Google Maps
sebagai peta dasar dari semua layer. Data spasial berformat WMS nantinya akan
diintegrasikan menjadi sebuah layer yang menumpuk di atas peta dasar Google
Maps. Terdapat pula peta Indonesia yang ditampilkan menggunakan GeoExplorer.

Gambar 6 Arsitektur Sistem
Aplikasi ini akan dijalankan oleh pengguna yang berinteraksi dengan web
interface. Yang mana pengguna dapat menggunakan web browser pada laptop
atau personal computer (PC) seperti Mozilla, Internet Explorer, dan lain
sebagainya. Jika sistem ini dibuka, maka browser akan menampilkan sebuah web
interface berbasis OpenLayers dan GeoExplorer dengan layanan peta dari Google
Maps API yang terdapat pada web server. Program dengan tampilan web ini yang
akan berinteraksi secara interaktif dengan pengguna. Pengguna melakukan suatu
permintaan (1), permintaan akan diproses di web server (2), akan tetapi web
server tidak memiliki kemampuan untuk pemoresesan peta, maka akan diteruskan
ke application server, Geoserver (3). Geoserver akan mengambil data peta dari
database maka program akan memanggil ke database server (4). Lalu dilakukan
permintaan data yang diminta oleh web server Google Maps (6). Hasil akan
berupa gambar peta dengan base map Google Maps. Hasil ini dikembalikan ke
web server, untuk selanjutnya peta yang ditampilkan melalui interface opensource
yaitu OpenLayers dan GeoExplorer (5).
Implementasi
Sistem informasi geografis ini dibangun menggunakan perangkat lunak
OpenGeo Suite 4.0 pada platform Windows. DBMS yang digunakan adalah
PostgreSQL yang sudah tersedia didalam OpenGeo Suite. Implementasi yang
dilakukan pada tahap ini adalah implementasi server peta dan implementasi
antarmuka.
a

Implementasi Server
Tahapan pembuatan layer pada GeoServer adalah sebagai berikut :
1 Membuat workspace
Workspace merupakan ruang kerja yang menampung layers yang
akan dibuat. Workspace dirancang untuk menjadi ruang terpisah,

12

2

3

4

b

terisolasi yang berhubungan dengan suatu proyek tertentu. Hal
tersebut memungkinkan untuk menggunakan layer dengan nama yang
identik tanpa konflik. Nama workspace yang telah dibuat pada
penelitan ini adalah hotspot.
Membuat Store
Store merupakan ruang konfigurasi untuk mengatur penyimpanan
data yang tersedia kedalam GeoServer. Terdapat pilihan berdasarkan
jenis data yaitu data vektor dan data raster. Data dimasukkan ke dalam
GeoServer melalui konfigurasi PostGIS yang telah dibuat sebelumnya.
Pada saat store berhasil dibuat maka akan muncul layers dari sumber
data yang telah dipilih sebelumnya dan terdapat pilihan layer apakah
layer tersebut dipublikasi atau tidak. Apabila layer yang tersedia
dipublikasikan maka Geoserver akan menampilkan halaman
konfigurasi untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan setiap layer.
Import data ke Geoserver
Format data dapat berupa fail spasial (shapefile, GeoTIFF,
ArcGrid, JPEG2000, GDAL formats), import dari PostGIS, Oracle,
SQL Server. Pada penelitian fail shapefile di muat terlebih dulu ke
dalam PostGIS, kemudian data diambil dari PostgreSQL dengan
memilih workspace yang telah dibuat.
Melihat hasil peta
Untuk melihat peta sesuai layer yang telah dibuat, pengguna dapat
mengakses layer preview. Dalam menu view pada layer preview
terdapat tiga kategori pilihan yaitu berdasarkan aplikasi (OpenLayerss,
Google Earth, dan GeoExplorer), format WMS (KMZ, TIFF, JPEG,
PNG, PDF, KML, GIF dan lain-lain), dan format WFS
(application/gml+xml: version 3.2, CSV, GeoJSON, GML2, GML3,
dan shapefile). GeoExplorer menjadi bagian dari OpenGeo pada
lapisan antarmuka. GeoExplorer adalah sebuah aplikasi web yang
digunakan untuk menyusun dan menerbitkan peta.

Implementasi Antarmuka
GeoExplorer adalah sebuah aplikasi web untuk menyusun dan
menampilkan peta. Dengan GeoExplorer, pengguna dapat dengan cepat
membuat peta dari GeoServer. GeoExplorer menyediakan menu publish
map. Ketika peta beserta layer yang ingin ditampilkan sudah dibuat menu
publish map dipilih dan GeoExplorer akan memberikan link yang akan
digunakan untuk mengakses peta dari halaman web. GeoExplorer memiliki
fitur yang baik. Link untuk publikasi peta pada GeoExplorer dapat dilihat
pada Gambar 7. Publish map akan menghasilkan sebuah aplikasi peta yang
dapat ditanam dalam sebuah halaman web.

13

Gambar 7 Link untuk publish GeoExplorer
Tampilan peta dengan menggunakan GeoExplorer dapat dilihat pada
Gambar 10. Antarmuka peta yang telah diintegrasi dengan GoogleMap sekaligus
menjadi tampilan awal dari web dapat dilihat pada Gambar 9, untuk dapat
melakukan mapping marker pada peta yang telah diintegrasikan dengan
GoogleMap maka dilakukan map projection, berikut kode yang digunakan untuk
map projection:
Proj4js.defs["EPSG:900913"] = "+proj=merc +a=6378137 +b=6378137
+lat_ts=0.0
+lon_0=0.0
+x_0=0.0
+y_0=0+k=1.0+units=m+nadgrids=@null
+no_defs";
Proj4js.defs["EPSG:4326"]="+proj=longlat+ellps=WGS84 +datum=WGS84
+no_defs";
var options = {
controls: [],
maxResolution: 0.17948254921875,
projection:"EPSG:900913",
displayProjection:new OpenLayers.Projection("EPSG:4326")
};
map = new OpenLayers.Map('map', options);
// setup tiled layer
tiled = new OpenLayers.Layer.WMS();
untitled = new OpenLayers.Layer.WMS("hotspotIndo:indo_districtsUntiled",http://localhost:8080/geoserver/hotspot/wms,
{
LAYERS: 'hotspot:indo_districts',
STYLES: '',
format: format,
transparent: "true",
visibility:true
},{'isBaseLayer': false});
gmap = new OpenLayers.Layer.Google(
"Google Streets", // the default
{numZoomLevels: 20});

14
ghyb = new OpenLayers.Layer.Google(
"Google Hybrid",
{type: google.maps.MapTypeId.HYBRID, numZoomLevels: 20}
);
gphy = new OpenLayers.Layer.Google(
"Google Physical",
{type: google.maps.MapTypeId.TERRAIN, numZoomLevels: 20}
);
gsat = new OpenLayers.Layer.Google(
"Google Satellite",
{type: google.maps.MapTypeId.SATELLITE, numZoomLevels: 20}
);
untitled.setOpacity(0.5);
map.addLayers([untitled, gphy, tiled]);

Gambar 8 Antarmuka peta yang telah terintegrasi Google Maps dan
tampilan awal

15

Gambar 9 Tampilan peta dengan GeoExplorer
Pencarian titik panas pada penelitian sebelumnya (Barus 2014) berdasarkan
waktu menyajikan peta persebaran titik panas, total titik panas, dan informasi
dalam bentuk tabel (provinsi, kabupaten, latitude, longitude). Pada penelitian ini
informasi dalam bentuk tabel dirubah sesuai dengan informasi yang dihasilkan
oleh grafik. Informasi pencarian berupa grafik diperoleh dengan cara memilih link
“lihat grafik”. Hasil pencarian titik panas di Indonesia yang disajikan dalam
bentuk tabel dapat di-export ke dalam fail Microsoft Excel dengan cara memilih
link “Excel”.
Grafik yang ditambahkan pada penelitian ini yaitu penyajian grafik hasil
pencarian titik panas di Indonesia berdasarkan lokasi provinsi. Antarmuka
pencarian berdasarkan provinsi dapat dilihat pada Gambar 10. Grafik hasil
pencarian berdasarkan provinsi dapat dilihat pada Gambar 11.

16

Gambar 10 Hasil query berdasarkan lokasi yaitu provinsi Bali tahun 2002-2012
Gambar 10 menunjukan hasil query pencarian berdasarkan lokasi yang
ditentukan, misal provinsi yang dipilih yaitu provinsi Bali dengan pilihan semua
kabupaten.

17

Gambar 11 Grafik jumlah titik panas dari tahun 2002-2012 sebagai
hasil query berdasarkan semua kabupaten di povinsi Bali
Gambar 11 merupakan grafik jumlah titik panas untuk query pencarian
berdasarkan lokasi yaitu, provinsi Bali untuk semua kabupaten.
Pencarian titik panas berdasarkan lokasi dengan pilihan terhadap provinsi
dan kabupaten menghasilkan tabel data yang sama dengan pencarian titik panas
berdasarkan waktu, dan berdasarkan lokasi dan waktu. Sementara itu, tabel data
pencarian titik panas berdasarkan provinsi dengan semua kabupaten menghasilkan
tabel data yang berbeda. Berikut perbedaan tampilan data tabel dan grafik yang
dihasilkan berdasarkan query yang dimasukkan:

Untuk pencarian berdasarkan lokasi (provinsi dan kabupaten), waktu, serta
waktu dan lokasi, data titik panas yang dihasilkan yaitu tahun, provinsi,
kabupaten, dan jumlah hotspot. Grafik yang ditampilkan bertipe garis untuk
pencarian berdasarkan lokasi dan grafik bar untuk pencarian titik panas
berdasarkan waktu serta waktu dan lokasi. Tabel data dapat dilihat pada
Gambar 12 dan grafik bar berdasarkan waktu yang dihasilkan dapat dilihat
pada Gambar 13.

Untuk pencarian berdasarkan lokasi (provinsi dengan semua kabupaten),
data yang dihasilkan yaitu tahun, kabupaten, dan jumlah titik panas. Grafik
yang ditampilkan bertipe garis. Tabel data dapat dilihat pada Gambar 10 dan
grafik yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 11.

18

Gambar 12 Hasil query berdasarkan lokasi dan waktu pada bulan Agustus 2002
Gambar 12 menunujukan hasil query berdasarkan waktu dan lokasi. Waktu
yang ditentukan misalnya pada tanggal 01-08-2002 sampai dengan 31-08-2002
dan lokasi yang dipilih berdasarkan provinsi yaitu Kalimantan Barat.

Gambar 13 Grafik jumlah titik panas pada bulan Agustus tahun 2002
Gambar 13 merupakan grafik query pencarian berdasarkan waktu, misal
waktu yang ditentukan adalah Agustus tahun 2002.

19
Pengujian
Pengujian SIG telah dilaksanakan menggunakan metode black box dengan
skenario uji yang meliputi pengujian fungsionalitas utama dari sistem. Tujuannya
untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi yang terdapat pada sistem berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. Fungsi-fungsi yang diuji meliputi: fungsi menampilkan
peta Indonesia yang telah diintegrasikan dengan GoogleMaps, menampilkan
informasi tabel data yang lebih informatif, memunculkan grafik line pencarian
berdasarkan lokasi, fungsi export fail ke dalam Microsoft Excel, dan
menampilkan peta dengan GeoExplorer. Skenario uji dan hasil uji fungsionalitas
sistem dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan hasil pengujian dapat dinyatakan
bahwa SIG berbasis web yang dibangun telah dapat memberikan informasi berupa
ringkasan data titik panas dalam pencegahan kebakaran hutan.
Tabel 6 Skenario dan hasil uji fungsi
Pengujian
Skenario
Hasil yang
diharapkan
Menampilkan peta
Pada saat awal
Peta Indonesia
Indonesia yang telah mengakses web, ditampilkan
diintegrasikan
peta Indonesia
dengan Google
yang telah
Maps
diintegrasi
kanakan
ditampilkan
Tabel data yang
Hasil query
Menampilkan
dihasilkan sesuai
tabel data sesuai hasil tabel data
dengan grafik
dengan grafik
yang sesuai
dengan grafik
Grafik tren pertahun Melakukan
Menampilkan
berdasarkan lokasi
query pencarian grafik tren per
berdasarkan
tahun
lokasi grafik
per tahun
Menampilkan peta
Peta Indonesia
Peta Indonesia
dengan GeoExplorer dengan
ditampilkan
GeoExplorer
ditampilkan
Export fail kedalam link excel dapat
Dapat mengMicrosoft Excel
meng- export fail export fail ke
kedalam
Microsoft Excel
Microsoft Excel

Hasil Uji
Berhasil

Berhasil

Berhasil

Berhasil

Berhasil

Berikut perbandingan SIG yang telah dibangun oleh Barus (2014) dengan
hasil SIG yang telah diperbaiki fitur-fiturnya dapat dilihat pada Tabel 7.

20
Tabel 7 Perbandingan SIG sebelumnya (Barus 2014) dengan SIG yang telah
dikembangkan
No

Fitur SIG

1

Integrasi dengan
GoogleMaps
Pan Map
Zoom In
Zoom Out
Hasil tabel data yang
informatif
Export fail kedalam

2
3
4
5
6

Fitur SIG Barus (2014)
X

Fitur SIG yang telah
dikembangkan





X






X



X



Microsoft Excel
7

Visualisasi peta Indonesia
dengan GeoExplorer

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
OpenLayers dan GeoExplorer merupakan antarmuka yang disediakan oleh
OpenGeo Suite untuk menampilkan data vektor dan data raster. OpenLayers
memiliki fitur visualisasi terbatas tetapi lebih mudah utuk dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan sedangkan GeoExplorer memiliki fitur visualisasi yang lebih
lengkap tetapi sulit untuk dikembangkan. SIG yang dibangun saat ini telah dapat
menampilkan peta yang telah diintegrasikan dengan GoogleMap, informasi
persebaran titik panas yang lebih spesifik, dan export informasi persebaran titik
panas kedalam Microsoft Excel. Visualisasi peta ditambahkan pada GeoExplorer.
Saran
1
2
3

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah:
Pengembangan modul query pada modul visualisasi peta menggunakan
GeoExplorer.
Adanya modul input data baru pada SIG.
Ditambahkan fitur sorting pada setiap header tabel data pada SIG.

DAFTAR PUSTAKA
Barus BR. 2014. Sistem informasi geografis berbasis web untuk data histori
hostspot di indonesia menggunakan OpenGeo suite 3.0 [Skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Chang KT. 2002. Introduction to Geographic Information Sistems. New York
(US): McGraw-Hill.

21
OpenGeo. 2012. Introduction to The OpenGeo Suite. [Internet]. [diunduh 2014
Jun 07]. Tersedia pada : http://presentations.opengeo.org/2012_FOSSGIS/
suiteintro.pdf.
Vullo G, Innocenti P, Ross S. 2010. Interoperability for digital repositories:
towards a policy and quality framework. Di dalam: Vullo G, Innocenti P,
Ross S, editor. International Conference on Open Repositories5th [Internet].
2010 Jul 6-9, Madrid. hlm 1-13; [diunduh 2014 November 3]. Tersedia
pada:http://biecoll.ub.uni-bielefeld.de/volltexte/2011/5089/pdf/abs_vullo_
interoperability.pdf.

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jombang pada tanggal 31 Mei 1991. Penulis
merupakan anak kedua dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak Wuliyono dan Ibu
Ima Anwar. Penulis memasuki jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) pada
tahun 2006 di SMA Negri 2 Tambun, jenjang Program Diploma Teknik Komputer
IPB pada tahun 2009 dan pada tahun 2012 melanjutkan pendidikan sebagai
mahasiswa Program Studi Alih Jenis Ilmu Komputer, Departemen Ilmu
Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Bogor.