Pengembangan Lampu Celup Led (Super Bright Blue) Untuk Perikanan Bagan Apung Di Perairan Patek Kabupaten Aceh Jaya.

PENGEMBANGAN LAMPU CELUP LED (SUPER BRIGHT BLUE) UNTUK
PERIKANAN BAGAN APUNG DI PERAIRAN PATEK
KABUPATEN ACEH JAYA

TAUFIQ

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul PENGEMBANGAN
LAMPU CELUP LED (SUPER BRIGHT BLUE) UNTUK PERIKANAN
BAGAN APUNG DI PERAIRAN PATEK KABUPATEN ACEH JAYA
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing Dr. Ir. Wazir
Mawardi, M.Si, Prof. Dr. Ir. Mulyono S Baskoro, M.Sc, dan Dr. Ir. Zulkarnain,
M.Si dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, 2015

Taufiq
C451130091

RINGKASAN
TAUFIQ. Pengembangan Lampu Celup LED (Super Bright Blue) Untuk
Perikanan Bagan Apung di Perairan Patek Kabupaten Aceh Jaya. Dibimbing
oleh WAZIR MAWARDI, MULYONO S BASKORO, DAN ZULKARNAIN.
Kegiatan pemanfaatan potensi perikanan tangkap di perairan Aceh Jaya
masih banyak tergantung pada teknologi penangkapan ikan masih sederhana.
Jenis alat tangkap yang digunakan di Aceh Jaya adalah pukat pantai, pancing,
jaring insang, dan bagan. Jenis bagan yang digunakan oleh nelayan Patek yaitu
bagan apung. Salah satu faktor keberhasilan penangkapan ikan dengan bagan
adalah cahaya. Cahaya merupakan alat bantu mengumpul ikan ke catchable area.
Jenis lampu yang digunakan oleh nelayan Patek adalah lampu neon yang
dioperasikan di permukaan air.

Pengembangan teknologi pemikat ikan sangat diperlukan karena
penggunaan lampu neon yang dioperasikan di permukaan kurang efektif dan
banyak membutuhkan bahan bakar. Oleh sebab itu pentingnya dilakukan
penelitian ini sebagai pengganti lampu alternatif yang lebih hemat dan ramah
lingkungan. Solusi yang didapatkan sebagai pengganti lampu neon adalah lampu
celup LED yang dapat dioperasikan di dalam air. Jenis lampu LED yang
digunakan adalah tipe LED Super Bright Blue 5 mm. Di Aceh Jaya jenis lampu
ini belum ada yang menggunakannya. Pemilihan jenis lampu ini dikarenakan
harganya yang lebih murah dibandingkan jenis LED yang lainnya. Tujuan dari
penelitian ini adalah mendapatkan konstruksi lampu celup dalam air dan
menentukan efektivitas lampu celup LED yang dirancang.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
rancang bangun alat, dan experimental fishing. Penelitian ini di awali dengan
merancang, membuat dan ujicoba alat. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan metode deskriptif. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan cara
melakukan pengukuran langsung dengan parameter terkait seperti, pengukuran
iluminasi cahaya, konstruksi bagan, biaya operasional, waktu operasi
penangkapan ikan serta jenis dan komposisi hasil tangkapan ikan. Pengumpulan
data sekunder dilakukan dengan cara studi literatur yang menyangkut dengan

penelitian ini. Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif
yaitu mendeskripsikan seluruh kegiatan mulai dari awal perancangan sampai
ujicoba alat dalam bentuk kalimat dari tabel dan gambar dengan melakukan
perbandingan lampu celup LED dangan lampu neon.
Hasil penelitian lampu celup LED yang dirancang dengan bentuk tabung
atau silinder vertikal. Bentuk tersebut sangat baik digunakan karena pancaran
cahaya yang dihasilkan oleh konstruksi lampu secara merata ke arah horizontal.
Pencahayaan ke dasar perairan dirancang bentuk konstruksi lampu setengah
kerucut pada bagian bawah dengan menggunakan mangkok plastik. Konstruksi
lampu celup LED juga dirancang sebuah inovasi yaitu lampu dapat diredupkan
sehingga ikan-ikan yang sudah mendekati sumber cahaya lebih terkonsentrasi ke
bagan.

Penggunaan lampu celup LED bisa membantu nelayan Patek dalam
menangkap ikan dan mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak. Total hasil
tangkapan dengan menggunakan alat bantu lampu neon sebanyak 2343 kg,
sedangkan total hasil tangkapan dengan lampu celup LED adalah sebanyak 3779
kg. Rata-rata tangkapan selama 10 trip dengan menggunakan alat bantu lampu
neon sebesar 234.3 kg/trip, sedangkan rata-rata tangkapan dengan lampu celup
LED sebesar 377.9 kg/trip. Jenis ikan yang tertangkap pada alat tangkap bagan

yaitu teri, peperek, tembang, kembung, selar, dan japuh. Terlihat bahwa ada
perbedaan jumlah dan komposisi hasil tangkapan dengan menggunakan lampu
neon dan lampu celup. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan lampu
celup LED lebih efektif untuk digunakan sebagai alat bantu pada perikanan bagan.
Kata Kunci : Bagan Apung, LED, dan Lampu Celup LED.

SUMMARY
TAUFIQ. Development of Underwater Lamp (Super Bright Blue) to Liftnet
Fishing in Patek Water, Aceh Jaya District. Supervised by WAZIR
MAWARDI, MULYONO S BASKORO, DAN ZULKARNAIN.
Fishery potential utilization in the waters of Aceh Jaya was dependent on
fishing technology and still limited. The type of fishing gears which used in Aceh
Jaya were beach seine, line fishing, gillnet, and liftnet. Liftnet used by Patek
fishermen was floating liftnet. One the succes factor is a liftnet of fishing with
light. Light is an invaluable tool for collecting a catchable area. The type of lamps
used by the fishermen Patek is a flourescent lamp operated on the surface of the
water.
Fish decoy technology development is necessary because the use of
flourescent lamps operated on the surface less effective and much needed fuel.
Therefore the importance of this reasearch as an alternative to more energy

efficient lighting and enviromentally. Solutions obtained as a substitute for
flourescent lamps are LED lamps can be operated immersion in water. LED lamps
type used is a LED ao super bright blue 5 mm. In Aceh Jaya types of lights no one
has used. The purpose of this study is to get construction submersible LED lights
and determining the effectiveness of underwater lamps designed.
The research method used in this research is the design tool and
experimental fishing. This study begins with designing, manufacturing, and
testing tool. Data collected by using descriptive method. The type of data required
in this study are primary data and secondary data. Primary data was collected by
conducing direct measurements with related parameters such as the illmunation
light, liftnet construction, operating costs, time fishing operations as well the type
and composition af fish cacthes. Secondary data collection is done by means of
literature study concerning this reserach. Data analysis is comparative descriptive
method that describes all activities ranging from initial design to test the tool in
the from tables and figures sentence by performing a comparison underwater lamp
and fluorescent lamps.
Research underwater lamps are designed to form a tube or cylindrical
vertical. The shape is very well used the light generated by the construction of the
light evenly to the haryzontal direction. Lighting design to the bottom waters in
the form of construction of the light cone on the bottom half using a plastic bowl.

Underwater lamp construction is also designed an innovative, lights can be
dimmed so that the fish are already approacing the light is more concentrated to
liftnet.
The use of underwater lamp can help fishermen Patek di in cacthing fihs
and getting maximum cacthes. Total catches by using fluorescent light were 2343
kg. Meanwhile, total catches with underwater lamp were 3779 kg. Fish species
that were caught by lift net were anchovy, peperek, tembang, mackerel, selar,
japuh, and layur for 10 trip, 5 trip in the dark and the bright moon. Seen that there
were differences of catches amount and composition by using fluorescent lamps
and underwater lamp. The results of research it was concluded effective
underwater lamp as a tool in fisheries liftnet.
Keywords : Liftnet, Light Emitting Diode, and Underwater Lamp.

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENGEMBANGAN LAMPU CELUP LED (SUPER BRIGHT BLUE) UNTUK
PERIKANAN BAGAN APUNG DI PERAIRAN PATEK
KABUPATEN ACEH JAYA

TAUFIQ

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Magister sains
Pada
Program Studi Teknologi Perikanan Laut

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015


Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Sugeng Hari Wisudo, M.Si

Judul Tesis : Pengembangan Lampu Celup LED (Super Bright Blue) Untuk
Perikanan Bagan Apung di Perairan Patek Kabupaten Aceh Jaya
Nama
: Taufiq
NIM
: C451130091

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Wazir Mawardi M Si
Ketua

Prof Dr Ir Mulyono S Baskoro M Sc
Anggota

Dr Ir Zulkarnain M Si
Anggota


Diketahui oleh
Ketua Program Studi
Teknologi Perikanan Laut

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Prof Dr Ir Mulyono S Baskoro M Sc

Dr Ir Dahrul Syah M Sc Agr

Tanggal Ujian: 21 Agustus 2015

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2014 sampai Februari
2015 ini dengan judul “Pengembangan Lampu Celup LED (Super Bright Blue)

Untuk Perikanan Bagan Apung di Perairan Patek Kabupaten Aceh Jaya”.
Penulisan karya ilmiah ini penulis menyadari melibatkan banyak pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Abdul Rani dan Ibu Siti Abidah selaku orang tua yang sangat saya
cintai serta Ruslaini dan Fitriani selaku kakak saya yang telah memberi
bantuan dan dukungan serta do’anya.
2. Rektor IPB, Dekan Sekolah Pascasarjana IPB beserta staf, Ketua Program
Studi Teknologi Perikanan Laut beserta staf atas segala fasilitas dan
kebijaksanaan yang diberikan selama penulis mengikuti pedidikan di Program
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
3. Dr. Ir. Wazir Mawardi, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing yang dengan
sabar dan bijak dalam memberi saran dan motivasi kepada penulis untuk
menyelesaikan studi di IPB.
4. Prof. Dr. Ir. Mulyono S Baskoro, M.Sc dan Dr. Ir. Zulkarnain, M.Si selaku
Anggota Komisi Pembimbing satu dan dua yang telah membantu dalam
mengarahkan, membimbing dan memotivasi pada penulis selama penelitian
hingga selesai studi.
5. Kepada bapak Darwis selaku nelayan Patek yang telah banyak sekali
membantu saya selama melakukan penelitian di bagan.
6. Teman-teman seperjuangan mayor TPL yang selalu membantu, memberi

saran dan masukan berserta motivasi dan doa selama menimba ilmu di
Program Pascasarjana IPB sampai selesai.
7. Sahabat dan sanak saudara serta pihak lain yang tidak dapat penulis ucapkan
satu demi satu.
Penulis sangat mengharap masukan dan kritikan yang membangun dari
pembaca untuk perbaikan tulisan ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
pembaca khususnya dan dunia perikanan umumnya.
Bogor, 2015

Taufiq

DAFTAR ISI
Hal
i
ii
ii
iii
1
1
4
4
4
5

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
2.

METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Alat dan Bahan
Alat dan Fungsinya
Bahan dan Fungsinya
Metode Penelitian
Metode Pengumpulan Data
Metode Pengolahan Data
Metode Analisis Data
Penelitian di Laboratorium
Merancang Konstruksi Elektronik pada Lampu
Merancang Bentuk Konstruksi Lampu LED Celup
Pembuatan Lampu Celup LED (Underwater Lamp)
Rangkaian Lampu
Pembuatan Tabung Pelindung Lampu
Ujicoba Laboratorium
Uji Kedap Air
Pengukuran Iluminasi Cahaya di Udara
Konversi Lampu LED ke Lampu Neon
Perhitungan Daya Tahan Accu Terhadap Beban
Penelitian di Lapangan
Uji Coba Lampu Celup LED pada Operasi Penangkapan Ikan

7
7
7
7
8
8
9
9
9
10
10
13
14
15
16
16
16
16
17
17
18
18

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian di Laboraotium
Rancangan Konstruksi Lampu Celup LED (Underwater Lamp)
Sistem Rangkaian Lampu Celup LED
Pengukuran Iluminasi Cahaya Lampu di Udara
Pengukuran Iluminasi Cahaya Lampu Neon
Pengukuran IluminasiCahaya Lampu LED Celup
Konversi Lampu LED Celup dengan Lampu Neon
Daya Tahan Accu Terhadap Lampu LED Celup
Penelitian di Lapangan
Spesifikasi Teknis Bagan Apung

19
19
19
20
21
21
25
30
30
31
31

i

Proses Operasi Penangkapan Ikan
Analisis Proses Tertangkapnya Ikan
Hasil Tangkapan Bagan Apung
4.

32
37
38

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran

43
43
43

DAFTAR PUSTAKA

44

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Alat yang digunkan dalam penelitian
7
Bahan yang digunakan dalam penelitian
8
Panjang gelombang pada berbagai warna cahaya
11
Persamaan eksponensial intensitas cahaya lampu neon dengan sudut berbeda
pada posisi horizontal
24
Persamaan eksponensial intensitas cahaya lampu neon dengan sudut berbeda
pada posisi vertikal
25
Persamaan eksponensial intensitas cahaya pada lampu LED celup posisi
horizontal
29
Persamaan eksponensial intensitas cahaya pada lampu LED celup posisi
vertikal
29
Perbedaan daya tahan lampu
30
Spesifikasi teknis bagan apung yang digunakan di Perairan Patek
31
Biaya investasi pada bagan apaung di Perairan Patek
32
Waktu kegiatan pada saat operasi penangkapan ikan bagan apung di Perairan
Patek
34
Keunggulan lampu celup LED dibandingkan lampu neon
36
Total hasil tangkapan ikan dengan lampu neon
39
Total hasil tangkapan ikan dengan lampu LED celup (Undewater lamp)
40

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Kerangka Pikir Penelitian
Ilustrasi perbedaan penetrasi cahaya yang masuk kedalam perairan
Spektrum warna cahaya
Rangkai listrik paralel
Pengatur intensitas cahaya (dimmer DC)
Rancangan desain konstruksi lampu LED celup
Diagram elektronik lampu LED
Konstuksi tabung pelindung lampu LED celup
Sistem rangkaian lampu LED celup
Rangkaian listrik paralel pada lampu celup LED
Hasil kosntruksi lampu celup LED

ii

6
10
11
11
13
14
15
16
19
20
21

12. Ilustrasi pengukuran iluminasi cahaya pada lampu neon posisi harizontal dan
posisi vertikal
22
13. Pola sebaran cahaya neon pada posisi harizontal
22
14. Pola sebaran cahaya neon pada posisi vertikal
23
15. Grafik pola eksopnensial sebaran cahaya pada lampu neon dengan berbagai
sudut posisi horizontal
24
16. Grafik pola eksponensial sebaran cahaya pada lampu neon dengan berbagai
sudut posisi vertikal
24
17. Ilustrasi pengukuran intensitas cahaya lampu LED celup pada posisi
horizontal dan posisi vertikal
26
18. Pola sebaran cahaya lampu LED celup pada posisi horizontal
26
19. Pola sebaran cahaya lampu LED celup posisi vertikal
27
20. Grafik pola eksponensial sebaran cahaya lampu LED celup dengan sudut
berbeda pada posisi harizontal
28
21. Grafik pola eksponensial sebaran cahaya lampu LED celup dengan sudut
berbeda pada posisi vertikal
28
22. Ilustrasi metode operasi penangkapan ikan pada bagan apung
35
23. Ringkasan diagram proses operasi penangkapan ikan pada bagan apung di
perairan Patek
37
24. Hasil tangkapan ikan dominan dengan lampu neon
39
25. Hasil tangkapan ikan dominan dengan lampu LED celup
40
26. Perbedaan Total hasil tangkapan ikan dominan
41
27. Perbedaan total hasil tangkapan pertrip
41

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Kegiatan pada saat penelitian di laboratorium dan di lapangan
Biaya total pembuatan lampu LED celup
Hasil konstruksi lampu LED celup
Nilai iluminasi cahaya lampu neon
Nilai iluminasi cahaya lampu LED celup
Lokasi operasi penangkapan ikan di Perairan Patek
Total hasil tangkapan ikan dengan lampu neon
Total hasil tangkapan ikan dengan lampu LED celup
Perbedaan hasil tangkapan perhauling

iii

49
50
50
51
52
53
54
55
56

DAFTAR ISTILAH
DC
Bagan Apung

: Direct current
: Bagan apung (lift net) merupakan jaring yang
biasanya berbentuk empat persegi panjang, jaring
dibentangkan di dalam air secara harizontal dapat
dinaiki-turunkan dengan menggunakan bambu,
kayu, atau besi sebagai rangkainnya dengan
menggunakan alat bantu lampu sebagai pemanggil
ikan.
LED (Light emitting diode) : Diode semikonduktor yang dapat memancarkan
cahaya ketika di aliri arus listrik
Resistor
: Tahanan arus untuk menahan arus yang masuk ke
LED tetap stabil dan tidak terbakar
Fishing ground
: Daerah penangkapan ikan
Generator
: Alat yang dapat mengubah tenaga mekanik ke
tenaga listrik
Lampu Flourescent
: Lampu yang memanfaatkan gas Neon dan lapisan
fluurescent sebagai pemendar cahaya saaat di aliri
arus listrik
Light fishing
: Penangkapan ikan dengan memanfaatkan cahaya
sebagai alat bantu pemanggil ikan
Iluminasi cahaya
: Jumlah pancaran cahaya dalam satu detik yang
jatuh pada suatu permukaan bidang
Intensitas cahaya
: Daya yang di pancarkan oleh suatu sumber cahaya
pada arah tertentu persatuan sudut
Lux
: Satuan Iluminasi Cahaya
Luxmeter
: Alat untuk mengukur intensitas cahaya
SBB
: Super Bright Blue

iv

1

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kabupaten Aceh Jaya merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat
di Provinsi Aceh yang terletak sebelah barat ujung Sumatera. Perairan pesisir
Kabupaten Aceh Jaya merupakan wilayah yang termasuk ke dalam zona
Samudera Hindia WPP-RI 572 yang memiliki panjang garis pantai 135 km
dengan produksi laut rata-rata 1213,80 ton per/tahun. Jumlah penduduk nelayan
10.560 orang. Kemampuan melaut nelayan dengan jarak 15 - 30 mil laut. Daerah
penangkapan ikan di perairan Aceh Jaya memiliki sumberdaya ikan pelagis
maupun demersal dan merupakan perairan yang berhubungan langsung dengan
Samudera Hindia (DKP 2010).
Pemanfaatan potensi perikanan tangkap di perairan Aceh Jaya masih
banyak bergantung pada teknologi penangkapan ikan yang masih sederhana.
Kondisi perikanan di perairan Aceh Jaya masih dapat dikategorikan perikanan
yang baik dan belum banyak dimanfaatkan, karena kurang tersedianya armada
perikanan tangkap yang memadai. Masih banyak nelayan yang menggunakan
kapal-kapal berkekuatan kecil. Jenis hasil tangkapan di perairan Aceh Jaya
khususnya di perairan Patek sebagian besar masih memiliki nilai jual yang rendah
seperti ikan teri, kurisi, ekor kuning, selar, kuniran, dan masih banyak yang
lainnya. Untuk hasil tangkapan nilai jualnya tinggi seperti ikan tongkol, tuna,
cakalang, masih jarang dikarenakan terbatasnya armada perikanan tangkap yang
terdapat di perairan tersebut (Alim dan Imran 2008).
Jenis alat tangkap yang dominan digunakan dalam kegiatan operasi
penangkapan ikan di perairan Aceh Jaya diantaranya adalah pukat pantai, rawai,
jaring insang, bagan tancap dan bagan apung. Jenis alat tangkap ini belum
memberikan hasil tangkapan yang optimal. Sumberdaya ikan pelagis maupun
demersal yang belum dimanfaatkan secara optimal disebabkan oleh teknologi alat
tangkap, sarana dan prasarana penangkapan serta sumberdaya manusia di bidang
teknologi penangkapan ikan masih kurang. Pengembangan unit alat tangkap
sangat dipengaruhi oleh sumbedaya ikan yang ada di suatu perairan. Tujuan utama
memilih unit penangkapan ikan dalam rangka pengembangan perikanan tangkap
untuk pemberdayaan nelayan di Aceh Jaya diantaranya adalah pukat pantai, rawai,
jaring insang, bagan tancap dan bagan apung. Jenis bagan yang digunakan nelayan
Patek sendiri adalah bagan apung (Nasrudin 2009).
Bagan apung (lift net) merupakan jaring yang biasanya berbentuk empat
persegi panjang, dibentangkan di dalam air secara horizontal, dengan
menggunakan bambu, kayu, atau besi. Pada umumnya dibagian tengah bangunan
bagan terdapat bangunan rumah yang berfungsi sebagai tempat istrahat, pelindung
lampu dari hujan dan tempat untuk melihat dan mengawasi ikan. Diatas bangunan
bagan terdapat roller, terbuat dari bambu yang berfungsi untuk menarik jaring
(Fauziyah 2012). Jenis alat tangkap bagan pertama kali diperkenalkan oleh
nelayan Bugis pada tahun 1950-an. Keberadaan bagan menyebar seiring dengan
berjalannya waktu dan perpindahan nelayan Bugis ke berbagai tempat di seluruh
Indonesia. Bentuk bagan juga mengalami perubahan dan penyempurnaannya.

2

Selain bagan tancap jenis bagan yang umum dioperasikan adalah bagan apung,
bagan rakit dan bagan perahu (Amiruddin 2006).
Salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan operasi
penangkapan ikan dengan bagan adalah cahaya. Pemasangan sumber cahaya di
atas jaring akan menyebabkan ikan-ikan yang bersifat fototaksis positif tertarik
pada cahaya akan berkumpul di dalam area jaring, sehingga akan mempermudah
dan mempercepat operasi penangkapan ikan. Penelitian sebelumnya mengenai
bagan telah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya mengenai sumber
cahaya. Berbagai macam sumber cahaya telah digunakan untuk memikat ikan
berkumpul pada bagan. Macam sumber cahaya yang digunakan diantaranya
adalah lampu petromaks. Lampu petromak dihidupkan dengan menggunakan
bahan bakar minyak tanah. Setelah pencabutan subsidi pemerintah terhadap
minyak tanah pada tahun 2010, lampu petromaks tidak lagi ekonomis. Nelayan
bagan beralih ke lampu neon dengan menggunakan sumber energi listrik
dihasilkan dari generator set (genset) yang dibawa ke bagan. Lampu ini
dioperasikan di atas permukaan air. saat ini penangkapan ikan di perairan Patek,
terutama perikanan bagan masih menggunakan lampu neon seperti umumnya
yang nelayan di daerah lain (Syafrie 2012).
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup atau
pendapatan nelayan, antara lain dengan meningkatkan hasil tangkapannya. Salah
satu cara untuk meningkatkan produksi tersebut adalah dengan mengusahakan
unit penangkapan ikan yang produktif, yakni tinggi dalam jumlah dan nilai hasil
tangkapannya serta teknologi penangkapan yang sesuai dengan tujuan
penangkapan. Selain itu unit penangkapan tersebut harus efisien dan
menggunakan teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat serta tidak merusak
ekosistem dan kelestarian sumberdaya perikanan (Nasrudin 2009).
Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia perikanan di Indonesia,
maka perlu dilakukan perubahan atau perkembangan pada perikanan tangkap
bagan di perairan Patek dengan memakai lampu celup dalam air. Penggunaan
lampu celup dalam air sudah banyak digunakan oleh nelayan-nelayan di Pulau
Jawa. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa lampu celup dalam air
memberikan hasil tangkapan yang lebih banyak dibandingkan lampu di atas
permukaan air. Cahaya dari lampu celup dalam air sepenuhnya dipancarkan ke
dalam perairan, karena cahaya tidak mengalami pemantulan cahaya yang
diakibatkan oleh air (Bannerman and Quartey 2004, Gustaman et al. 2012, Syafrie
2012).
Seiring perkembangan teknologi telah ditemukan lampu berbasis LED
(light emitting diode). Lampu LED dapat memancarkan cahaya yang lebih terang
dengan input energi yang kecil. Lampu LED memerlukan arus searah (DC)
seabagai sumber arus. Arus listrik DC dapat diperoleh dari accu yang tentunya
memerlukan biaya operasional serta perawatan lebih murah dan mudah
dibandingkan genset. Seiring perkembangan teknologi pada saat ini penangkapan
ikan dengan menggunakan bagan sudah banyak yang menggunakan alat bantu
lampu celup LED (Sulaiman 2010)
Thenu (2014) telah melakukan penelitian mengenai lampu celup dalam air
pada alat tangkap bagan tancap dengan lampu LED ultra bright 5 mm berwarna
putih. Konstruksi lampu di rangkai pada pipa PVC dengan ukuran Ø 4 inci dan
panjang 35 cm. Rangkaian pada pipa PVC dimasukkan ke dalam setoples kaca

3

berdiameter 18 cm dan tinggi 38 cm sebagai pelindung lampu. Sistem lampu yang
dirancang oleh Thenu tidak dapat diatur intensitas cahayanya, maka pada
penggunaan lampu ini pada bagan masih memerlukan lampu hauling.
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dengan merancang dan
membuat dimensi konstruksi lampu lebih tinggi dengan jumlah lampu lebih
banyak dan daya yang lebih besar dibandingkan yang telah dilakukan Thenu
2014. Konstruksi yang lebih tinggi dan jumlah lampu lebih banyak maka
diharapkan intensitas cahaya lebih besar dan area yang diterangi lebih luas. Jenis
lampu yang digunakan adalah lampu LED super bright blue (SBB) 5 mm. Jenis
lampu ini lebih murah dibandingkan jenis lampu LED ultra bright white (UBW) 5
mm. Harga satuan lampu LED tipe super bright blue 5 mm Rp. 250, sedangkan
lampu LED tipe ultra bright white 5 mm Rp. 500. Spek kedua lampu ini sama
(3.2-3.4 v), perbedaannya hanya di arusnya SBB (0.02 A) dan UBW (0.04 A).
Lampu diharapkan dapat menerangi area yang lebih luas baik secara horizontal
maupun vertikal sehingga dapat mengumpulkan ikan lebih banyak. Sistem lampu
ini juga ditambahkan sebuah inovasi yaitu sistem pengatur intensitas cahaya
(dimmer DC). Sistem peredupan ini dirancang supaya ikan–ikan yang sudah
mendekati ke sumber cahaya dapat lebih terkonsentrasi atau merapat pada
catchable area, tanpa menggunakan lampu hauling lagi.
Peristiwa penguraian cahaya polikromatik (putih) menjadi cahaya-cahaya
monokromatik (merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu) pada prisma lewat
pembiasan atau pembelokan yang disebut dispersi. Hal ini membuktikan bahwa
cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda
panjang gelombang. Cahaya berwarna merah mengalami deviasi terkecil
sedangkan warna ungu mengalami deviasi terbesar. Warna biru mengalami
deviasi lebih besar dibandingkan warna putih. Warna biru yang mendekati warna
violet sedangkan putih dihasilkan dari gabungan beberapa warna (merah, hijau,
biru) yang mengalami deviasi di tengah-tengah (Gambar 3). Berdasarkan hasil
penelitian cahaya warna merah memiliki panjang gelombang paling panjang
sebesar 620-750 nm, tetapi memiliki spektrum cahaya paling pendek. Panjang
gelombang warna putih sebesar 578-598 nm berada di tengah-tengah, sedangkan
cahaya warna biru memiliki panjang gelombang paling pendek sebesar 450-475
nm, tetapi spektrum cahaya yang paling panjang (Wicaksono et al. 2014).
Sudirman dan Mallawa (2004) menyatakan untuk panjang gelombang masingmasing warna terdapat pada tabel (Tabel 3).
Warna biru sangat sedikit diabsobsi oleh air sehingga penetrasinya ke
dalam perairan sangat tinggi. Warna biru memiliki panjang gelombang yang
rendah tetapi spektrum cahaya yang lebih panjang, sehingga dapat menerangi area
penangkapan (catchable area) lebih luas (Sudirman dan Mallawa 2004).
Gustaman et al. (2012) menjelaskan bahwa warna lampu berpengaruh sangat
nyata terhadap berat hasil tangkapan. Lampu warna biru lebih efektif untuk
menangkap ikan predator seperti japuh, pepetek, kembung, sedangkan warna
putih (kontrol) dan kuning lebih efektif terhadap spesies target seperti teri dan
cumi-cumi. Sistem lampu ini juga ditambahkan sebuah inovasi yaitu sistem
pengatur intensitas cahaya (dimmer DC).

4

Perumusan Masalah
Saat ini nelayan di perairan Patek Aceh Jaya telah menggunakan lampu
neon (hemat energi) sebagai alat bantu penangkapan pada bagan apung. Lampu
neon yang selama ini digunakan oleh nelayan Patek menggunakan energi dan
daya listrik yang besar yang di suplai dari genset sehingga pada akhirnya
membutuhkan bahan bakar yang besar pula. Selain itu penggunaan sumber energi
listrik AC untuk penerangan dengan neon tersebut mempunyai resiko yang cukup
tinggi bagi nelayan, yaitu tersengat listrik.
Penelitian ini merupakan penelitian tentang alat bantu penangkapan
alternatif yang hemat energi dan ramah lingkungan. Lampu celup LED dijadikan
sebagai lampu pengganti lampu neon yang di nilai lebih murah, hemat energi dan
ramah lingkungan. Penggunaan lampu celup LED yang sebaran cahayanya
langsung di dalam perairan sehingga cahaya langsung diserap oleh perairan dan
menyebar lebih luas.
Penelitian mengenai light fishing di perairan Patek sampai 2015 ini belum
pernah dilakukan. Nelayan bagan apung di perairan Patek selama ini hanya
menggunakan lampu neon sebagai sumber cahaya berdasarkan kebiasaan dan
pengalaman tanpa didasari dengan alasan ilmiah. Dalam penelitian ini coba
dikembangkan sebuah solusi untuk mengatasi permasalah nelayan bagan apung di
perairan Patek dengan menggunakan jenis lampu yang efektif dalam menangkap
ikan, hemat energi, harga murah, tahan lama, mudah dioperasikan dan biaya
operasional yang lebih murah di bandingkan dengan menggunakan lampu neon.
Jenis lampu yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah lampu LED (Ligth
Emitting Diode) dengan tipe LED super bright blue 5 mm. Jenis lampu ini masih
belum digunakan oleh nelayan Patek. Lampu LED ini sangat banyak kelebihan di
bandingkan lampu neon.

Tujuan Penelitian
1.
2.

Tujuan dari penelitian ini adalah :
Mengembangkan konstruksi lampu celup LED sebagai alat bantu alternatif
penangkapan ikan pada bagan apung.
Menentukan efektifitas lampu celup LED (Underwater lamp) yang di
konstruksi.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini memperkenalkan lampu celup LED ke nelayan
Patek dan diharapkan dapat memberikan masukan kepada nelayan Kabupaten
Aceh Jaya dalam upaya meningkatkan produksi perikanan bagan apung.
Penggunaan jenis lampu celup dalam air khususnya lampu LED oleh nelayan
Aceh Jaya diharapkan dapat menghematkan biaya operasional dan meningkatkan
hasil tangkapan serta memberikan informasi dasar untuk pengembangan lampu
LED dalam air sebagai alat bantu alternatif penangkapan ikan.

5

Ruang Lingkup Penelitian
Penggunaan lampu permukaan dengan jenis lampu neon sebagai media
pengumpul ikan pada pengoperasian alat tangkap bagan apung sebagai pengganti
lampu petromaks dirasakan lebih efektif dan efisien. Berdasarkan penelitian yang
sudah dilakukan di Palabuhanratu, biaya operasional penangkapan dengan lampu
permukaan (lampu listrik) jauh lebih hemat dan lebih efektif, jika dibandingkan
dengan lampu petromaks. Perbandingan yang didapatkan dengan menggunakan
lampu permukaan jenis listrik lebih hemat, namun dilihat dari segi potensi bahaya
yang mungkin ditimbulkan jauh lebih besar. Jenis output yang di keluarkan dari
genset berupa arus AC yang berpotensi menimbulkan setrum/konsleting listrik
terhadap penggunanya. Seiring berkembang jaman teknologi perikanan bagan,
alat bantu lampu permukaan di nilai kurang efektif dan efisien (Syafrie 2012,
Thenu 2014).
Dilihat dari hasil penelitian yang terdahulu, maka penulis bermaksud untuk
melanjutkan merancang dan membuat sebuah desain lampu hemat energi dengan
menggunakan lampu LED (Light Emitting Diode) sebagai alat bantu pengumpul
dan pemikat ikan pada alat tangkap bagan apung yang dioperasikan di perairan
Patek, Kabupaten Aceh Jaya. Berdasarkan pemikiran penulis, maka penggunaan
lampu celup LED sebagai pengganti lampu permukaan pada bagan apung menjadi
lampu alternatif penggantinya dapat berpeluang sebagai pengganti lampu neon.
Kelebihan lain dari lampu celup LED adalah dapat diatur intensitas cahaya
(dimmer). Berdasarkan ruang lingkup penelitian, kerangka pikir penelitian
disajikan pada Gambar 1. Penggunaan lampu celup LED dapat menghematkan
daya listrik dan konsumsi bahan bakar mencapai 55 persen dibandingkan dengan
lampu pijar (Okamoto et al. 2008). Penggunaan lampu celup LED relatif lebih
baik dari lampu petromaks, lampu pijar, lampu TL dan lampu merkuri dan lebih
aman dan ramah lingkungan. Penggunaan lampu celup LED lebih aman karena
jarang dilakukan pergantian lampu dan bahannya sudah kedap air (pabrikasi),
sedangkan lampu neon tidak aman karena tidak kedap air. Lampu celup LED juga
ramah lingkungan karena tidak mengandung bahan logam berat seperti pada
compact flourescent (CLF) yang mengandung logam berat sekitar 1-5 mg, lampu
flourescent mengandung logam berat 45.099 mg/L (Koedoes 2008).

6

Permasalahan pada perikanan bagan
apung di Perairan Patek saat ini

Hasil tangkapan bagan apung di Perairan
Patek kurang masksimal atau masih sedikit

Performance lampu (daya lebih besar, daya
tahan rendah, tidak kedap air)

Dampak lingkungan terhadap pemakaian
lampu saat ini (bahan dan tidak ramah)

Pengembangan lampu celup LED sebagai lampu pemikat ikan
dengan merancang kembal konstruksi lampu celup LED

Rancang bangun alat

Penentuan Komponen Alat dan Bahan :
Menjelaskan fungsi dari alat dan bahan yang digunakan.
Menjelaskan spek dari alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.

-

-

Percobaan

Analisis Deskriptif

Elektronik Lampu
Jenis dan jumlah lampu
Rangkaian listrik(resistor, total arus dan daya)

-

-

Bentuk Konstruksi
Merancang bentuk konstruksi lampu.
Menentukan bahan dan membuat tabung pelindung.

Pembuatan Lampu Celup Dalam Air (Undewater lamp) :
Sistem rangkaian lampu.
Membuat sebuah inovasi dengan menggunakan sistem peredupan pada lampu.
Menjelaskan tentang penggunaan tabung pelindung lampu..
Tidak

-

Ujicoba di Laboratorium :
Setelah lampu siap dibuat, berhasil atau tidak dinyalakan.
Berhasil, ambil data iluminasi cahaya (Horizontal & Vertikal).
Bisa digunakan
Ujicoba di Lapangan :
Teknik penggunaan lampu celup LED pada saat operasi
penangkapan ikan.

-

Hasil :
Pola sebaran cahaya (Horizontal & Vertikal).
Perhitungan daya tahan accu membackup beban (Lampu celup LED)
Proses operasi penangkapan ikan
Data hasil tangkapan lampu neon dan lampu celup LED.

Gambar 1 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian.

7

2

METODOLOGI PENELITIAN

Kegiatan penelitian ini dilakukan dan dibagi dalam dua tahap, yaitu
penelitian laboratorium dan lapangan. Penelitian laboratorium dengan melakukan
rancang bangun alat dan ujicoba alat. Tahap ini dilakukan perancangan lampu
celup LED dengan menggunakan lampu LED (light emitting diode). Perancangan
ini dengan tujuan memudahkan nelayan mengumpul ikan pada saat operasi
penangkapan ikan. Perancangan lampu celup LED dirancang sebuah inovasi yang
terdapat pada lampu yaitu merancang sistem penurunan intensitas cahaya (dimmer
DC). Penambahan sistem peredupan pada lampu celup LED untuk memudahkan
dalam mendekatkan ikan-ikan yang sudah mendekati sumber cahaya sehingga
lebih terkonsentrasi ke jaring bagan (catchable area). Setelah alat dirancang
dilakukan ujicoba alat, bisa digunakan atau tidak. Alat yang sudah selesai
dirancang dilakukan ujicoba di lapangan pada saat operasi penangkapan ikan.
Ujicoba menggunakan lampu celup LED harapannya dapat mendapatkan hasil
tangkapan yang lebih banyak dibandingkan menggunakan lampu neon yang
digunakan oleh nelayan (Deno et al. 2013).

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama penelitian
laboratorium dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014 bertempat di Workshop
Devisi Kapal dan Transportasi Perikanan, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Tahap kedua, untuk penelitian di lapangan dilakukan pada bulan JanuariFebruari 2015. Selanjutnya dilakukan ujicoba lampu celup LED yang sudah
dirancangan dengan menggunakan alat tangkap bagan apung di perairan Patek,
Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh.
Alat dan Bahan
Alat dan Fungsinya
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1 Alat yang digunakan dalam penelitian
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Alat
Gergaji
Bor listrik
Gerinda
Solder
Kamera
ATK
Alat ukur panjang

8.

Spidol

9.

Avometer

Fungsi
Memotong pipa paralon dan tabung akrilik
Melubangi pipa untuk dirangkaikan lampu LED
Meratakan permukaan hasil potongan
Menyolder sambungan rangkaian LED
Mendokumentasikan foto dan video penelitian
Mencatat data hasil penelitian
Mengukur pipa PVC dan tabung akrilik sesuai
kebutuhan sebelum pemotongan dilakukan
Menuliskan atau menorehkan tanda pada permukaan
pipa PVC.
Mengukur kondisi komponen rangkaian LED yang di
rangkai (arus, voltase, dan tahanan)

8

10

Lux meter

Mengukur kekuatan cahaya lampu

Bahan dan Fungsinya
Pemilihan jenis bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 2 Bahan yang digunkan dalam penelitian
No.
1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Bahan
Fungsi
Lampu LED super Sumber penerangan
bright blue 5 mm
Pipa paralon PVC
Wadah pemasangan lampu LED
Mangkok plastik
Wadah pemasangan lampu yang diletakkan di bagian
bawah konstruksi lampu sehingga cahayanya menyebar
kedasar perairan
Resistor
Tahanan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian dan
berupa terminal dua komponen elektronik
Cat pilox warna Mengecat pipa PVC sehingga ada pantulan cahaya dari
perak
pipa
Timah solder
Melekatkan rangkaian lampu dan sambungan kabel
Mata bor
Melubangi permukaan pipa paralon sebelum lampu LED
di rangkai
Kabel
Menghubungkan antar lampu dan sebagai penghantar
arus
Dimmer DC
Mengatur penurunan intensitas cahaya lampu (sistem
peredupan) sesuai kebutuhan
Lem akrilik
Melekatkan tabung akrilik supaya tidak kemasukan air
Tabung akrilik
Tabung pelindung lampu yang sudah teruji kedap air
Baterai (accu)
Sumber arus yang digunakan untuk menerangi lampu
Power supply
Sistem sakelar yang dihubungkan dari accu ke dimmer

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
rancang bangun alat, percobaan atau experimental fishing. Penelitian ini diawali
dengan merancang, membuat, ujicoba laboratorium.
Tahap rancang bangun alat yang dilakukan adalah merancang konstruksi
elektronik dan bentuk lampu celup LED yang dibuat. Menentukan spesifikasi
elektroniknya dan bentuk konstruksi lampu celup LED sangat perlu diperhatikan
dalam memilih material yang digunakan. Lampu dirancang sistem penurunan
intensitas cahaya (dimmer). Sistem peredupan dapat memudahkan nelayan dalam
mengkonsentrasikan ikan-ikan di atas jaring bagan. Lampu celup LED yang sudah
selesai dibuat dilakukan ujicoba di laboratorium dan di lapangan.
Tahap selanjutnya yaitu dengan menggunakan metode percobaan atau
exsperimental fishing. Lampu yang selesai dirancang dan dibuat dilakukan ujicoba
laboratorium, lampu menyala atau tidak. Selanjutnya dilakukan pengambilan data
iluminasi cahaya untuk mengetahui pola sebaran cahaya dari lampu yang dibuat.
Ujicoba lapangan dilakukan dengan mengoperasikan langsung lampu celup LED
pada saat operasi penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap bagan
apung di Perairan Patek.

9

Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei
lapangan, wawancara dengan nelayan, dan ujicoba alat di lapang. Jenis data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
dikumpulkan dengan cara melakukan pengukuran langsung dengan parameter
terkait seperti, pengukuran iluminasi cahaya, konstruksi bagan, biaya operasional,
dan waktu operasi penangkapan serta jenis dan komposisi hasil tangkapan ikan di
perairan Patek. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi literatur
yang menyangkut dengan penelitian ini.

Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode tabulasi data dan grafik. Tabulasi data merupakan proses
pengolahan data yang dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam tabel
atau penyajian data dalam bentuk tabel. Data tersebut dapat menjelaskan tentang
hasil penelitian, karena data yang diperoleh dari lapangan sudah tersusun dan
terangkum dalam tabel-tabel sehingga mudah dipahami. Selanjutnya data – data
tersebut dapat memberi penjelasan dan keterangan dengan menggunakan kalimat
atas data yang telah di peroleh berdasarkan dari hasil data tabel maupun grafik.

Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif yaitu
mendeskripsikan seluruh kegiatan mulai dari awal perancangan, mendesain,
memilih alat dan bahan, pembuatan alat, uji coba alat dan mendapatkan hasilnya.
Penjelasan hasil dari penelitian ini dijelaskan dalam bentuk kalimat dari tabel dan
grafik. Metode deskriptif komparatif yaitu melakukan perbandingan lampu celup
LED dangan lampu neon yang digunakan oleh nelayan.

Penelitian di Labolatorium
Merancang Konstruksi Elektronik Lampu Celup LED
Lampu LED adalah sejenis dioda semikonduktor yang dapat memancarkan
cahaya ketika di aliri arus listrik. Lampu LED mempunyai kecenderungan
polarisasi tidak seperti lampu pijar dan neon. Lampu LED mempunyai kutub
positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila diberikan arus listrik.
Lampu LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya mengalir arus listrik
ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Lampu LED pada umumnya
mempunyai tegangan rusak yang relatif rendah. Karakteristik lampu LED pada
umumnya adalah sama dengan karakteristik dioda yang hanya memerlukan
tegangan tertentu untuk dapat beroperasi. Namun, bila diberikan tegangan yang

10

terlalu besar, LED akan terbakar atau rusak walaupun tegangan yang diberikan
adalah tegangan maju (Hua dan Xing 2013).
Rangkaian elektronik pada lampu merupakan bagian utama dan komponen
terpenting dari konstruksi lampu celup LED. Oleh karena itu, banyak hal yang
harus dipertimbangkan dan diperhatikan supaya lampu yang sudah selesai
dirancang dapat digunakan dan bertahan dalam air dengan baik. Hal ini untuk
menghindari pada saat pengoperasian lampu di dalam air sehingga rentan dari
kerusakan, korosi maupun terbakar. Penggunaan material untuk merancang sistem
lampu celup LED adalah salah satu faktor yang sangat penting diperhatikan. Pada
bagian rangkaian lampu, material yang digunakan bahan anti karat, setiap bagian
sambungan tiap lampu di solder dan dilapisi dengan lem, akrilik, dan lampu yang
digunakan adalah lampu dengan spesifikasi LED super brihgt blue 5 mm. Di
Aceh Jaya jenis lampu ini belum ada yang menggunakan sebagai alat bantu pada
alat tangkap bagan.
Tahap pertama, lampu LED yang digunakan jenis super bright blue 5 mm,
3.2 V- 3. 4 V, 0.02 A . Lampu LED jenis ini di pilih karena harganya lebih murah,
mudah dikondisikan, efisiensi yang tinggi, tidak mudah pecah, daya tahan lebih
kurang 50.000-80.000 jam, bebas merkuri ataupun hologen (Nielsen 2003). Tinggi
rendahnya intensitas cahaya akan mempengaruhi jarak ikan berkumpul dari
sumber cahaya. Intensitas cahaya yang paling tinggi terdapat pada warna biru,
perbedaan panjang gelombang cahaya terdapat pada Tabel 3 dan Gambar 2.
Warna biru ini memiliki panjang gelombang cahaya pendek dan spektrum
cahayanya lebih panjang, jadi jangkaunnya lebih luas dan intensitasnya lebih
tinggi serta warna biru lebih banyak disukai oleh banyak jenis ikan (Notanubun
dan Patty 2010). Intensitas cahaya berarti berbicara kuantitas cahaya. Tinggi
rendahnya intensitas penyinaran cahaya juga memperngaruhi jarak ikan
berkumpul dari sumber cahaya. Penangkapan ikan-ikan predator seperti permato,
japuh, dan pepetek lebih efektif dengan menggunakan lampu warna biru
(Gustaman et al. 2012).

V I SI BLE LI GH T

V I OLET

BLU E

GREEN

Y ELLOW

ORANGE

RED

Gambar 2 Ilustrasi perbedaan penetrasi cahaya yang masuk ke dalam perairan.

11

Gambar 3 Spektrum warna cahaya
Sumber : http://ujungkelingking.blogspot.com/search/label
Tabel 3 Panjang gelombang pada berbagai warna cahaya.
No.
1
2
3
4
5
6

Warna Cahaya
Violet
Biru
Hijau
Kuning
Orange
Merah

Panjang Gelombang (Angstrom)
3.900 – 4.550
4.550 – 4.920
4.920 – 5.770
5.770 – 5.970
5.970 – 6.220
6.220 - 7.700

Sumber : Sudirman dan Mallawa (2004).
Tahap kedua, menentukan rangkaian listrik yang digunakan pada
rangkaian lampu celup LED. Sistem rangkaian listrik pada lampu yang digunakan
adalah rangkaian listrik paralel (Gambar 3). Wardana et al. (2011) pada dasarnya
rangkaian listrik paralel memiliki keuntungan adalah beban satu tidak
mempengaruhi beban lain artinya satu lampu putus maka lampu yang lain tetap
akan menyala dan tegangan yang diterima setiap beban sama semua. Kelemahan
dari rangkaian paralel ini adalah terlalu boros menghabiskan kabel.

R1

R2

R3

Gambar 4 Rangkaian listrik paralel.
Sumber : http//indoled.host56.com/1_8

12

Tahap ketiga, menentukan spek resistor yang digunakan dalam rangkaian
lampu celup LED. Spesifikasi resistor yang digunakan dalam rangkaian lampu
LED adalah 47 Ohm - 2 watt. Hasil ini didapatkan berdasarkan persamaan 1, volt
accu dikurangi volt LED lalu dibagi arus LED sebanyak 10 LED. Setelah
diketahui spek resistor, maka diketahui juga total arus dan total daya dari
rangkaian lampu. Kegunaan resistor adalah untuk menahan arus. Arus yang
masuk ke LED lebih teratur dan apabila ada lampu yang terbakar maka lampu
yang terbakar 1 rangkaian saja, sedangakan lampu pada rangkaian lain tetap
menyala. Berdasarkan yang sudah diketahui : VLED : 3.2 V – 3.4 V (warna biru),
ILED : 0,02 A atau 20 mA, daya accu : 12 V 120 Ah, total LED : 1457 unit, maka
didapatkan hasil :
�=

12 � − 3.2 ����
(����� − ���� )
=
���� � 10 ��� 0,02 � ��� � 10 ���

�=

8.8 �
0.2 �

= 44 �ℎ� → 47 �ℎ� (1)

� = � 2 � � = 0,022 � 47 �ℎ�
� = 0,0004 � 47 �ℎ� = 0,0188 ���� (2)

(����� − ���� ) 12 � − 3,2 ����
=
44 �ℎ�

8.8 �
���� =
= 0.2 �
44 �ℎ�
= 1457 � 0.2 � = 29,14 ������ → 29 � (3)

���� =

������

���� = ���� � ���� = 3.2 � � 0.02 �
������ = 0.064 � � 1457 ��� = 93.25 ���� → 93 � (4)

Keterangan :
R
Vaccu
VLED
ILED
PLED

: Tahanan resistor (Ohm);
: Tegangan Sumber (V);
: Tegangan LED (V);
: Arus LED (A); dan
: Daya LED (W).

Tahap keempat, merancang sistem pengaturan penurunan intensitas cahaya
(sistem peredupan) pada lampu yang dirancang. Sistem peredupan pada lampu
dirancang dengan menggunakan dimmer DC, seperti yang terlihat pada Gambar 4.
Merancang sistem peredupan ini bertujuan lampu yang sudah dinyalakan dapat
diredupkan, sehingga ikan-ikan yang sudah terkumpul ke sumber cahaya lebih
terkonsentrasi di atas jaring bagan (catchble area). Setelah ikan-ikan terkumpul di
atas jaring bagan dilakukan pengangkatan jaring, maka disini tidak perlu lagi
menggunakan lampu hauling.

13

Gambar 5 Pengatur intensitas cahaya (dimmer DC)
Merancang Bentuk Konstruksi Lampu Celup LED
Merancang dan mengkonstruksi bentuk lampu celup LED sangat perlu
diperhatikan dalam menentukan bentuk dan bahan yang digunakan dalam
pembuatannya. Tahap-tahap dalam merancang bentuk konstruksi lampu celup
LED seperti yang terdapat pada Gambar 5. Tahap pertama, merancang dan
mengkonstruksi lampu celup LED di desain berbentuk tabung atau silinder
vertikal. Berdasarkan penelitian sebelumnya, bentuk tabung ini memiliki ruang
yang lebih luas dibandingkan bentuk yang lain. Bentuk tabung sangat baik
digunakan, karena cahaya yang dipancarkan oleh lampu merata secara melingkar
horizontal. Konstruksi wadah pemasangan lampu dengan menggunakan bahan
pipa paralon PVC berukuran panjang 85 cm, Ø 4 incii. Pipa tersebut dilubangi
dengan jarak 1.5 x 1.5 cm yang dianggap sebagai jarak antar LED pada saat
lampu dipasang.
Tahap kedua, pada bagian bawah konstruksi dirancang dalam bentuk
setengah kerucut. Bentuk setengah kerucut pada bagian bawah konstruksi ini
dengan tujuan cahaya dapat dipancarkan cahaya ke bawah, sehingga ikan-ikan
yang berada di dasar perairan supaya naik ke atas dan mendekati sumber cahaya.
Bahan yang digunakan pada bagian ini adalah mangkok plastik dengan ukuran
tinggi mangkok 10 cm dan Ø 4.5 inci. Pada mangkok ini dilubangi dengan jarak
yang sama yaitu 1.5 x 1.5 cm (Firdawati 2011).
Tahap ketiga, merancang pemberat yang diletakkan pada bagian tengah
lampu dengan menggunakan bahan besi sebanyak 12 kg, semen, dan pipa paralon
dengan ukuran panjang 80 cm dan Ø 3 inci. Lampu yang sudah ada pemeberat
tidak mengapung dan bergoyang terbawa arus gelombang, sehingga tidak
menyebabkan ikan-ikan terkejut dan takut serta ikan lari dari sumber cahaya .
Tahap keempat, merancang tabung pelindung pada lampu. Bahan yang
digunakan dalam merancang tabung pelindung lampu adalah bahan akrilik.
Tabung pelindung sangat berpengaruh besar dalam menjaga lampu celup LED
pada saat lampu di operasi dalam air, jadi perancangan tabung pelindung ini harus
diperhatikan dan teliti supaya air tidak masuk kedalam tabung. Kosntruksi lampu
yang sudah selesai dirancang, maka didapatkan ukuran lampu tinggi 95 cm.

14

Setelah ukuran konstruksi lampu diketahui, maka tabung yang digunakan dalam
pembuatan tabung pelindung lampu dengan ukuran panjang 100 cm, Ø 6 inci, dan
ketebalan 5 mm. Selain bentuk konstruksi lampu berbentuk tabung, maka sebagai
pelindung lampu baik digunakan tabung akrilik.
Akrilik bersifat tenggelam di air dan juga kuat serta tidak mengubah
tingkat penerangan yang dihambat oleh bahan akrilik dibandingkan bahan kaca
dan PVC bening. Menurut (Yulianto 2015), bahan akrilik memiliki daya kekuatan
tekan sebesar 1238,65 kgf dan memiliki nilai modulus of elastisity (MOE) sebesar
130,485-140,097 kgf/cm. Nilai tersebut menunjukan jauh lebih tinggi dari tekanan
air pada kedalaman 20 meter. Modulus of Elastisity (MOE) adalah suatu nilai
yang konstan dan merupakan perbandingan antara tegangan dan regangan
dibawah batah proporsi. Tegangan didefinisikan sebagai distribusi gaya per unit
luas, sedangkan regangan adalah perubahan panjang per unit bahan (Haygreen dan
Bowyer 1993). Sehingga dalam penggunaan material akrilik sebagai bahan
pelindung lampu supaya kedap air memenuhi syarat teknis. Tabung ini ditutup
pada bagian bawah dengan lem khusus akrilik, sehingga air tidak masuk. Setelah
di tutup yang dianggap bagian bawah barulah dibuat penutup bagian atas tabung,
sehingga lampunya bisa dikeluar masukkan. Setelah semua komponen lampu
terangkai, lampu dimasukkan kedalam tabung yang sudah dirancang sedemikan
rupa dan kedap dari air.

Gambar 6 Rancangan desain konstruksi lampu celup LED.
Pembuatan Lampu Celup LED (Underwater Lamp)
Tahapan dan proses pembuatan lampu celup LED didokumentasikan
semua proses tahapan secara terstruktur mulai dari awal hingga selesai. Analisis
yang digunakan dalam proses pembuatan lampu celup adalah analisis deskriptif
yaitu menjabarkan proses dari pembuatan dan pemilihan bahan yang digunakan,
selain itu didukung juga oleh referensi yang ada serta spesifikasi dari bahan
material yang d