Pengembangan metode cepat pendugaan kandungan protein kasar pada Rumput Raja (Pennisetum purpupoides) dan Brachiaria humidicola menggunkan leaf color chart
PENGEMBANGAN METODE CEPAT PENDUGAAN KANDUNGAN
PROTEIN KASAR PADA RUMPUT RAJA (Pennisetum purpupoides) dan
Brachiaria humidicola MENGGUNAKAN LEAF COLOR CHART
WAHYU WIDIYA SURYANI NING WALUYO
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Metode
Cepat Pendugaan Kandungan Protein Kasar pada Rumput Raja (Pennisetum
purpupoides) dan Brachiaria humidicola Menggunakan Leaf Color Chart adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Wahyu Widiya Suryani Ning Waluyo
NIM D24080136
ABSTRAK
WAHYU WIDIYA SURYANI NING WALUYO. Pengembangan Metode Cepat
Pendugaan Kandungan Protein Kasar pada Rumput Raja (Pennisetum
purpupoides) dan Brachiaria humidicola Menggunakan Leaf color chart.
Dibimbing oleh LUKI ABDULLAH dan SRI SUHARTI.
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan metode cepat pendugaan
kandungan protein kasar rumput raja (Purpupoides pennisetum) dan Brachiaria
humidicola. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah rumput raja
(purpupoides pennisetum), Brachiaria humidicola, SPAD cholofil meter dan
bagan warna daun. Penelitian ini disusun dalam rancangan acak lengkap dengan
empat perlakuan dan lima pengulangan. Dua spesies rumput diberi perlakuan
pupuk urea dengan dosis yang berbeda. Perlakuan yang diberikan adalah PO (0 kg
N ha-1 /kontrol), P1 (60 kg N ha-1), P2 (120 kg N ha-1), dan P3 (180 kg N ha-1).
Parameter yang diamati adalah kandungan protein kasar, warna daun dan klorofil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan berpengaruh signifikan terhadap
kandungan protein kasar, warna daun dan klorofil pada daun. Dosis pemberian
urea memiliki korelasi positif terhadap peningkatan klorofil, warna daun dan
protein kasar.
Kata kunci: penisetum purpupoides, brachiaria humidicola, leaf color chart,
protein kasar.
ABSTRACT
WAHYU WIDIYA SURYANI NING WALUYO. Development of Rapid Test for
Estimating the Crude Protein Content of King Grass (Pennisetum purpupoides)
and Segnal Grass (Brachiaria humidicola) by using Leaf Color Chart. Supervised
by LUKI ABDULAH and SRI SUHARTI.
The objective of this experiment was to develop the rapid method for
estimating crude protein content of king grass (Pennisetum purpupoides) and
segnal grass (Brachiaria humidicola) using SPAD cholofil meter and leaf color
chart. The study was arranged in a completely randomized design with four
treatments and five replications. The two species grass were fertilized with
difrent level of urea were PO (0 kg N ha-1/control), P1 (60 kg N ha-1), P2(120 kg
N ha-1) and P3(180 kg N ha-1). Parameters observed were crude protein content,
leaf color and chorophil. The result showed that fertilization significanly effect
crude protein, leaf color and chlorofil countent of leaf. Leaf color chart, chlorofil
countent of leaf and crude protein have an positif corelation with the increasing
of urea level.
Keywords: Penisetum purpupoides, Brachiaria humidicola, leaf color chart, crude
protein.
PENGEMBANGAN METODE CEPAT PENDUGAAN KANDUNGAN
PROTEIN KASAR PADA RUMPUT RAJA (Pennisetum purpupoides) dan
Brachiaria humidicola MENGGUNAKAN LEAF COLOR CHART
WAHYU WIDIYA SURYANI NING WALUYO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang
dilaksanakan sejak bulan November 2013 dengan judul Pengembangan Metode
Cepat Pendugaan Kandungan Protein Kasar pada Rumput Raja (Pennisetum
purpupoides) dan Brachiaria humidicola Menggunakan Leaf Color Chart.
Tema ini dipilih karena hijauan makanan ternak yaitu rumput dan legum
merupakan bahan pakan pokok pada penggemukan dan pengembangbiakan ternak
ruminansia. Salah satu cara penggemukan dan pengembangbiakan yang efektif
dengan menigkatkan kualitas hijauan dan mengetahui fase hijauan dalam kondisi
maksimum. Kecepatan dalam menduga kualitas nutrisi hijauan merupakan hal
yang dibutuhkan peternak dalam mencapai target efesiensi produksi ternak. Leaf
Color Chart merupakan salah satu alat bantu sederhana dalam melihat kualitas
hijauan melalui warna daun. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran menduga secara cepat kandungan protein kasar pada rumput raja
(Pennisetum purpupoides) dan Brachiaria humidicola menggunakan leaf color
chart.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa
mendatang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peternak,
penyuluh peternakan, pembaca dan penulis.
Bogor, Agustus 2014
Wahyu Widiya Suryani Ning Waluyo
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
METODE
2
Lokasi Penelitian
2
Alat dan Bahan
2
Prosedur
2
Rancangan dan Analisis Data
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
Produktivitas Tanaman
6
Hubungan Protein Kasar, Klorofil dan Warna Daun dengan Taraf
Perlakuan Urea pada Rumput Raja (P. Purpupoides dan B. humidicola) 7
Korelasi antara Dosis Pemberian Urea dengan Nilai Warna Daun,
Kandungan Protein Kasar dan Kandungan Protein Daun
8
Korelasi Nilai Warna Daun dengan Kandungan Protein Kasar, Serat
Kasar dan Klorofil
10
Korelasi antara Kandungan Klorofil dengan Kandungan Protein Kasar 11
SIMPULAN DAN SARAN
12
Simpulan
12
Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN
15
RIWAYAT HIDUP
21
UCAPAN TERIMA KASIH
21
DAFTAR TABEL
1 Berat segar edibel dan non-edibel pada P. Purpupoides dan B. humidicola 6
2 Tinggi dan jumlah daun pada P. purpupoides dan B. humidicola
6
3 Hubungan protein kasar, klorofil, warna daun dan taraf perlakuan urea pada
rumut raja (P. purpupoides) dan B. humidicola
7
DAFTAR GAMBAR
Chlorophyll Meter Soil Plant Analysis Development (SPAD) – 502 Plus
4
Leaf color chart
4
Leaf color chart nilai 3.5
4
Leaf color chart nilai 4.5
4
Struktur klorofil a dan klorofil b
9
Korelasi level pemupukan urea dengan nilai warna daun pada P. purpupoides
dan B. brachiaria
9
7 Korelasi level pemupukan urea dengan kandungan protein kasar pada P.
purpupoides dan B. brachiaria
9
8 Korelasi level pemupukan urea dengan kandungan klorofil daun pada P.
purpupoides dan B. brachiaria
9
9 Korelasi warna daun dengan kandungan protein kasar pada P. purpupoides dan
B. brachiaria
10
10 Korelasi warna daun dengan kandungan klorofil pada P. purpupoides dan B.
brachiaria
10
11 Korelasi kandungan protein kasar dengan kandungan klorofil pada P.
purpupoides dan B. brachiaria
10
1
2
3
4
5
6
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil sidik ragam kandungan protein kasar dan kandungan klorofil rumput B.
humidicola
15
2 Uji lanjut Duncan kandungan protein kasar rumput B. humidicola
15
3 Uji lanjut Duncan kandungan klorofil rumput B. humidicola
15
4 Hasil sidik ragam kandungan protein kasar dan kandungan klorofil rumput
raja (P. purpupoides)
16
5 Uji lanjut Duncan kandungan protein kasar rumput raja (P. purpupodes) 16
6 Uji lanjut Duncan kandungan klorofil rumput raja (P. purpupoides)
16
7 Hasil sidik ragam edibel dan non edibel B. Humidicola
17
8 Uji lanjut Duncan edibel rumput B. humidicola
17
9 Uji lanjut Duncan non edibel rumput B. humidicola
17
10 Hasil sidik ragan edibel dan non edibel rumput raja (P. purpupoides) 18
11 Uji lanjut Duncan edibel rumput raja (P. purpupoides)
18
12 Uji lanjut Duncan non edibel rumput raja (P. purpupoides)
18
13 Hasil sidik ragam tinggi dan jumlah daun rumput B. humidicola
19
14 Uji lanjut Duncan tinggi rumput B. humidicola
19
15 Uji lanjut Duncan jumlah daun rumput B. humidicola
19
16 Hasil sidik ragam tinggi dan jumlah daun rumput raja (P. purpupoides)
20
17 Uji lanjut Duncan tinggi rumput (P. purpupoides)
20
18 Uji lanjut Duncan jumlah daun rumput (P. purpupoides)
20
PENDAHULUAN
Kebutuhan produksi protein hewani masyarakat Indonesia meningkat dari
tahun ke tahun, baik disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat
kesejahteraan. Hijauan makanan ternak merupakan faktor produksi utama dalam
usaha pengembangan peternakan ruminansia karena produktivitas ternak
dipengaruhi oleh pakan yang dikonsumsi, baik secara kuantitas, maupun kualitas.
Oleh karena itu, pengembangan hijauan makanan ternak perlu dilakukan dalam
rangka intensifikasi usaha peternakan. Hijauan pakan ternak adalah segala macam
hijauan dari tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang dapat dimakan oleh ternak
tanpa mengganggu kesehatan ternak tersebut, serta dapat dimanfaatkan untuk
proses pertumbuhan, bereproduksi, dan berproduksi. Menurut Siregar (1994)
hijauan diartikan sebagai pakan yang mengandung serat kasar, atau bahan yang
tak tercerna, relatif tinggi. Hijauan makanan ternak merupakan makanan utama
bagi ternak ruminansia yang dijadikan sebagai sumber gizi berupa protein,
karbohidrat, mineral, dan vitamin yang dapat berupa rumput-rumputan dan
leguminosa (Adipradana 2009). Hijauan pakan ternak merupakan salah satu bahan
pakan ternak yang sangat diperlukan dan besar manfaatnya bagi kehidupan ternak
terutama ternak ruminansia. Sofyan (2010) menyatakan bahwa pada ternak
ruminansia, hijauan merupakan pakan utamanya. Kebutuhan pokok konsumsi
hijauan makanan ternak untuk setiap harinya 10% dari bobot badan ternak.
Rumput mengandung zat-zat makanan yang bermanfaat bagi kelangsungan
hidup ternak, seperti air, lemak, serat kasar, beta-protein, mineral serta vitamin
(Sinaga 2008). Untuk mendapatkan produksi yang optimal dan nilai gizi yang
tinggi perlu adanya tindakan kultur teknik secara tepat terutama dalam pengolahan
tanah yang baik, pemilihan bibit yang baik, penanaman, pengairan dan penyediaan
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman seperti pemberian pupuk
(Reksohadiprojo 1985). Ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rumput
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal erat kaitannya dengan
genetik dari rumput tersebut sedangkan faktor eksternal merupakan pengaruh dari
lingkungan terhadap pertumbuhan hijauan makanan ternak tersebut. Tanaman
akan tumbuh dengan baik apabila faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dapat terpenuhi secara sempurna. Pemberian pupuk yang cukup merupakan hal
yang penting karena tidak semua mineral yang dibutuhkan oleh tanaman tersedia
dalam tanah, sehingga perlu adanya pemberian unsur tambahan dengan dosis yang
tepat. Persyaratan tumbuh juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman,
persyaratan tumbuh tersebut meliputi kebutuhan cahaya, nutrisi, air, CO2, dan gasgas lainnya.
Rumput dibedakan menjadi dua golongan yaitu rumput potong dan rumput
gembala (Soegiri et al. 1982). Syarat rumput potong adalah produksi per satuan
luas cukup tinggi, tumbuh tinggi secara vertikal, banyak anakan dan responsif
terhadap pemupukan. Contonya adalah rumput raja (Pennisetum purpupoides).
Syarat rumput gembala adalah pendek atau menjalar (stolon), tahan renggut dan
injak, perakarannya kuat dan dalam, serta tahan kekeringan. Contohnya adalah
rumput Brachiaria humidicola (Susetyo 1985). Rumput Raja (Pennisetum
purpupoides) memiliki produksi tinggi dibandingkan rumput lainnya, karena
memiliki produksi yang tinggi maka Rumput Raja membutuhkan zat hara yang
baik, yang dapat diperoleh dari pupuk organik dan an-organik (Dinas Peternakan
2
Provinsi Riau 2003). Mannetje dan Jones (1992) yang melaporkan bahwa
Brachiaria humidicola sangat toleran terhadap tanah-tanah yang asam dan respon
terhadap pemupukan yang mengandung unsur N, P, K, walaupun tidak tahan
terhadap tanah berdrainase rendah.
Hijauan makanan ternak merupakan bahan pakan pokok pada
penggemukan dan perkembangbiakkan ternak. Salah satu cara penggemukan yang
efektif dengan meningkatkan kualitas hijauan dan mengetahui fase hijauan dalam
kondisi maksimum. Kecepatan dalam menduga kualitas nutrien hijauan
merupakan hal yang dibutuhkan peternak dalam mencapai target efisiensi
produksi ternak. Leaf color chart merupakan salah satu alat bantu dalam melihat
kualitas hijauan melalui warna daun. Furuya (1987) melaporkan bahwa selama
tahun 1980-an warna daun menjadi lebih diperhatikan karena warna daun paling
baik menunjukkan status nutrisi tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi produksi, kandungan protein
kasar, dan intensitas warna daun akibat pemupukan urea yang dinilai dengan leaf
color chart dan mengukur hubungan antara warna daun, dosis pemupukan urea
dan kandungan protein kasar pada rumput raja (P. purpupoides) dan B.
humidicola.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Mei 2014.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Pastura kandang B, Pusat
Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi LPPM IPB, dan Laboratorium
Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Kabupaten Bogor.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah 20 pols rumput raja
(Pennisetum purpupoides) dan 20 pols Brachiaria humidicola, 40 polibag, 200 kg
tanah serta 40.85 g pupuk urea, 42. 8 g KCl, 200 g CaCO3 dan 136.4 g TSP. Alat
yang digunakan pada penelitian ini adalah termometer, penggaris kayu,
seperangkat Soil Plant Analysis Development (SPAD) Chlorophilmeter, Leaf
color chart serta seperangkat alat proksimat.
Prosedur
Penanaman Rumput Raja (Pennisetum purpupoides) dan Brachiaria
Humidicola
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian adalah rumput raja (P.
purpupoides) dan B. humidicola, polibag ukuran 5 kg sebanyak 40 polibag, tanah
3
5 kg/polibag, timbangan dan mistar. Tinggi tanaman, jumlah daun tanaman dan
warna daun diukur serta berat segar edibel dan non edibel ditimbang. Dilakukan
penyiraman pada pagi dan sore hari. Rumput di panen pada umur 30 dan 73 hari
pada rumput B. humidicola dan 73 hari pada rumput raja (P. purpupoides)
Analisis Kadar Air
Bahan dan alat yang digunakan dalam analisis kadar air adalah sampel yang
telah dicacah, oven 600C, oven 1050C, cawan aluminium, timbangan, dan
eksikator. Sebanyak 1 g sampel ditimbang dalam cawan. Sampel dimasukan
kedalam oven suhu 1050C, selama 8 jam, lalu ditimbang dan kadar air dihitung.
Kadar air dihitung dengan menggunakan persamaan 1 :
Kadar Air = (Berat cawan + Berat sampel) – berat setelah oven x 100%
Berat sampel
(1)
Analisis Protein Kasar
Bahan dan alat yang digunakan pada analisis protein kasar adalah sampel
yang telah digiling, timbangan listrik, labu destruksi, erlenmeyer 250 mL, gelas
ukur 50 mL, labu destilasi, buret, kjeldahl titration set, kjeldahl nitrogen digesting.
Sebanyak 0.25 g sampel, dimasukan dalam labu kjedahl 100 mL dan tambahkan
selenium 0.25 g dan 3 mL H2SO4 pekat. Kemudian lakukan destruksi selama 1
jam, sampai larutan jernih. Setelah dingin tambahkan 50 mL aquadest dan 20 mL
NaOH 40% lalu didestilasi. Hasil destilasi ditampung dalam labu erlenmeyer yang
berisi campuran 10 mL H3BO3 2% dan 2 tetes indikator Brom Cresol GreeenMethl Red berwarna merah muda. Setelah volume hasil tampungan (destilat)
menjadi 10 mL dan berwarna hijau kebiruan, destilasi dihentikan dan ditritasi
dengan HCl 0.1 mL sampai berwarna merah muda. Perlakuan yang sama
dilakukan juga terhadap blanko. Kadar protein dihitung dengan persamaan 2 :
Kadar Protein = (titran sampel –blangko) x N HCl x 0.014 x 6.25 x 100%
Berat sampel
(2)
Analisis Klorofil
Alat Chlorophyll Meter Soil Plant Analysis Development (SPAD) 502 Plus
di kalibrasi dengan menggunakan alat kalibrasi. Dicatat nilai kalibrasi, selanjutnya
daun yang akan diukur dibersihkan, daun hijauan yang akan diukur dijepitkan
dengan alat SPAD Chlorophyll Meter. Nilai klorofil dilihat pada layar SPAD
chorophil meter. Hasil data yang diperoleh merupakan persentase total klorofil
satu kali perhitungan pada daun yang diukur.
4
Gambar 1. Chlorophyll Meter SPAD-502 Plus (Soil Plant Analysis Development)
Analisis Warna Hijauan
Leaf color chart dibersihkan, kemudian dipilih daun hijauan yang akan
dianalisis. Bagian tengah daun ditaruh di atas LCC dengan warna pada panel.
Sampel dianalisis pada pagi atau siang hari dengan tidak menghadap sinar
matahari. Nilai warna daun pada Leaf color chart terdiri dari nilai 2 dengan warna
hijau terang, nilai 3 dengan warna hijau muda, nilai 4 dengan warna hijau tua, dan
nilai 5 dengan warna hijau gelap. Seperti gambar berikut:
Gambar 2. leaf color chart
Jika warna daun berada diantara nilai baku pada chart, digunakan nilai ratarata misalnya, 3.5 untuk warna antara 3 dan 4 (Gambar 3) dan 4.5 untuk warna
antara 4 dan 5 (Gambar 4) .
Gambar 3. Pengukuran leaf color chart
dengan nilai 3.5
Gambar 4. Pengukuran leaf color chart
dengan nilai 4.5
5
Rancangan dan Analisis Data
Rancangan percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan
acak lengkap (RAL) dengan lima kali ulangan.
P0 = 0 kg N ha-1 Urea (kontrol)
P1 = 60 kg N ha-1 Urea
P2 = 120 kg N ha-1 Urea
P3 = 180 kg N ha-1 Urea
Waktu pemanenan 30 dan 73 hari pada Brachiaria humidicola dan 73 hari
pada rumput raja (Penisetum purpupoides). Seperti tertera pada persamaan 4 :
Yij(t) = µ + P(t) + ε(t)
(3)
Keterangan :
i
Yij(t)
= 1, 2, ...n; dan t = 1, 2, ...n
= nilai pengamatan pada baris ke-i, kolom ke-j yang
mendapat perlakuan ke-t.
= nilai rata-rata umum
= pengaruh perlakuan ke-t
= pengaruh galat yang memperoleh perlakuan ke-t
µ
P(t)
e(t)
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam ANOVA
(SPSS) dan untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan diuji dengan uji
Duncan (Steel dan Torrie 1993).
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sifat fisik meliputi warna daun, tinggi rumput dan jumlah daun.
2. Sifat kimia meliputi klorofil dan protein kasar.
Analisis Korelasi dan Regresi
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
warna daun, kandungan protein kasar dan klorofil daun. Analisis kolerasi dan
regresi linear dihitung dengan menggunakan rumus Walpole (1982). Analisis
korelasi dilakukan dengan persamaan 4 :
rxy
n x
n xi yi ( xi )( yi )
2
i
( xi ) 2
n y
2
i
( yi ) 2
analsis regresi menggunakan persamaan 5 :
y = a + b1x1 + b2x2 + bixi
Keterangan :
rxy
: korelasi antar peubah x dan y
yi
: peubah respon
xi
: peubah prediktor
a
: intersip
b
: koefisien prediktor
n
: jumlah sampel yang digunakan
e
: galat
(4)
(5)
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Produktivitas Tanaman
Pemanenan rumput raja (Pennisetum purpupoides) dan B. humidicola
dilakukan pada minggu ke-10 masa setelah tanam (MST) dengan cara
memisahkan bagian edibel (diatas tanah 10cm) dan non-edibel (dibawah tanah
10cm). Bagian edibel terdiri daun dan batang, sedangkan non-edibel terdiri atas
batang dan akar. Rataan berat segar edibel dan non-edibel tanaman Rumput Raja
(P. purpupoides) dan B. Humidicola dapat dilihat pada Tabel 1. Rataan tinggi dan
jumlah daun tanaman Rumput Raja (P. purpupoides) dan B. humidicola terdapat
pada Tabel 2.
Tabel 1. Berat segar edibel dan non-edibel pada P. Purpupoides dan B.
humidicola
Perlakuan
Urea
(kg N ha-1)
P0 (0)
P1 (60)
P2 (120)
P3 (180)
P. Purpupoides
Edibel (g)
81.40 ± 12.99a
167.80 ± 27.40b
224.80 ± 33.99c
271.80 ± 42.94d
B. humidicola
Non Edibel
Non Edibel (g)
Edibel (g)
(g)
59.00 ± 13.19a 27.70 ± 3.01ab 10.60 ± 2.06
89.40 ± 7.44b 24.33 ± 8.07a 10.80 ± 4.66
99.60± 11.88bc 31.73 ±5.03ab 9.80 ± 5.49
118.80 ± 19.53c 36.02 ± 5.94b 6.40 ± 3.56
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda
nyata pada taraf uji 5% (uji Duncan).
Tabel 2. Tinggi dan jumlah daun pada P. Purpupoides dan B. humidicola
Perlakuan
Urea
(kg N ha-1)
P0 (0)
P1 (60)
P2 (120)
P3 (180)
P. Purpupoides
Jumlah
Tinggi (cm)
Daun
175.9 ± 5.88a 12.4 ± 5.88a
198.7 ± 12.48b 22.2 ± 12.48b
202.1 ± 11.28b 24.2 ± 11.28b
212.5 ± 13.11b
26 ± 13.11b
B. humidicola
Tinggi (cm)
58.8 ± 5.70a
60.8 ± 7.47a
78.4 ± 6.83b
67.4±13.65ab
Jumlah Daun
104.4 ± 23.82a
112.2 ± 30.31a
202 ± 45.96b
153 ±30.42ab
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada
taraf uji 5% (uji Duncan).
Berdasarkan uji statistik yang dilakukan, penambahan pupuk urea nyata
meningkatkan berat segar, tinggi daun, jumlah daun pada P. purpupoides
(P
PROTEIN KASAR PADA RUMPUT RAJA (Pennisetum purpupoides) dan
Brachiaria humidicola MENGGUNAKAN LEAF COLOR CHART
WAHYU WIDIYA SURYANI NING WALUYO
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Metode
Cepat Pendugaan Kandungan Protein Kasar pada Rumput Raja (Pennisetum
purpupoides) dan Brachiaria humidicola Menggunakan Leaf Color Chart adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Wahyu Widiya Suryani Ning Waluyo
NIM D24080136
ABSTRAK
WAHYU WIDIYA SURYANI NING WALUYO. Pengembangan Metode Cepat
Pendugaan Kandungan Protein Kasar pada Rumput Raja (Pennisetum
purpupoides) dan Brachiaria humidicola Menggunakan Leaf color chart.
Dibimbing oleh LUKI ABDULLAH dan SRI SUHARTI.
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan metode cepat pendugaan
kandungan protein kasar rumput raja (Purpupoides pennisetum) dan Brachiaria
humidicola. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah rumput raja
(purpupoides pennisetum), Brachiaria humidicola, SPAD cholofil meter dan
bagan warna daun. Penelitian ini disusun dalam rancangan acak lengkap dengan
empat perlakuan dan lima pengulangan. Dua spesies rumput diberi perlakuan
pupuk urea dengan dosis yang berbeda. Perlakuan yang diberikan adalah PO (0 kg
N ha-1 /kontrol), P1 (60 kg N ha-1), P2 (120 kg N ha-1), dan P3 (180 kg N ha-1).
Parameter yang diamati adalah kandungan protein kasar, warna daun dan klorofil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan berpengaruh signifikan terhadap
kandungan protein kasar, warna daun dan klorofil pada daun. Dosis pemberian
urea memiliki korelasi positif terhadap peningkatan klorofil, warna daun dan
protein kasar.
Kata kunci: penisetum purpupoides, brachiaria humidicola, leaf color chart,
protein kasar.
ABSTRACT
WAHYU WIDIYA SURYANI NING WALUYO. Development of Rapid Test for
Estimating the Crude Protein Content of King Grass (Pennisetum purpupoides)
and Segnal Grass (Brachiaria humidicola) by using Leaf Color Chart. Supervised
by LUKI ABDULAH and SRI SUHARTI.
The objective of this experiment was to develop the rapid method for
estimating crude protein content of king grass (Pennisetum purpupoides) and
segnal grass (Brachiaria humidicola) using SPAD cholofil meter and leaf color
chart. The study was arranged in a completely randomized design with four
treatments and five replications. The two species grass were fertilized with
difrent level of urea were PO (0 kg N ha-1/control), P1 (60 kg N ha-1), P2(120 kg
N ha-1) and P3(180 kg N ha-1). Parameters observed were crude protein content,
leaf color and chorophil. The result showed that fertilization significanly effect
crude protein, leaf color and chlorofil countent of leaf. Leaf color chart, chlorofil
countent of leaf and crude protein have an positif corelation with the increasing
of urea level.
Keywords: Penisetum purpupoides, Brachiaria humidicola, leaf color chart, crude
protein.
PENGEMBANGAN METODE CEPAT PENDUGAAN KANDUNGAN
PROTEIN KASAR PADA RUMPUT RAJA (Pennisetum purpupoides) dan
Brachiaria humidicola MENGGUNAKAN LEAF COLOR CHART
WAHYU WIDIYA SURYANI NING WALUYO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang
dilaksanakan sejak bulan November 2013 dengan judul Pengembangan Metode
Cepat Pendugaan Kandungan Protein Kasar pada Rumput Raja (Pennisetum
purpupoides) dan Brachiaria humidicola Menggunakan Leaf Color Chart.
Tema ini dipilih karena hijauan makanan ternak yaitu rumput dan legum
merupakan bahan pakan pokok pada penggemukan dan pengembangbiakan ternak
ruminansia. Salah satu cara penggemukan dan pengembangbiakan yang efektif
dengan menigkatkan kualitas hijauan dan mengetahui fase hijauan dalam kondisi
maksimum. Kecepatan dalam menduga kualitas nutrisi hijauan merupakan hal
yang dibutuhkan peternak dalam mencapai target efesiensi produksi ternak. Leaf
Color Chart merupakan salah satu alat bantu sederhana dalam melihat kualitas
hijauan melalui warna daun. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran menduga secara cepat kandungan protein kasar pada rumput raja
(Pennisetum purpupoides) dan Brachiaria humidicola menggunakan leaf color
chart.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa
mendatang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peternak,
penyuluh peternakan, pembaca dan penulis.
Bogor, Agustus 2014
Wahyu Widiya Suryani Ning Waluyo
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
METODE
2
Lokasi Penelitian
2
Alat dan Bahan
2
Prosedur
2
Rancangan dan Analisis Data
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
Produktivitas Tanaman
6
Hubungan Protein Kasar, Klorofil dan Warna Daun dengan Taraf
Perlakuan Urea pada Rumput Raja (P. Purpupoides dan B. humidicola) 7
Korelasi antara Dosis Pemberian Urea dengan Nilai Warna Daun,
Kandungan Protein Kasar dan Kandungan Protein Daun
8
Korelasi Nilai Warna Daun dengan Kandungan Protein Kasar, Serat
Kasar dan Klorofil
10
Korelasi antara Kandungan Klorofil dengan Kandungan Protein Kasar 11
SIMPULAN DAN SARAN
12
Simpulan
12
Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN
15
RIWAYAT HIDUP
21
UCAPAN TERIMA KASIH
21
DAFTAR TABEL
1 Berat segar edibel dan non-edibel pada P. Purpupoides dan B. humidicola 6
2 Tinggi dan jumlah daun pada P. purpupoides dan B. humidicola
6
3 Hubungan protein kasar, klorofil, warna daun dan taraf perlakuan urea pada
rumut raja (P. purpupoides) dan B. humidicola
7
DAFTAR GAMBAR
Chlorophyll Meter Soil Plant Analysis Development (SPAD) – 502 Plus
4
Leaf color chart
4
Leaf color chart nilai 3.5
4
Leaf color chart nilai 4.5
4
Struktur klorofil a dan klorofil b
9
Korelasi level pemupukan urea dengan nilai warna daun pada P. purpupoides
dan B. brachiaria
9
7 Korelasi level pemupukan urea dengan kandungan protein kasar pada P.
purpupoides dan B. brachiaria
9
8 Korelasi level pemupukan urea dengan kandungan klorofil daun pada P.
purpupoides dan B. brachiaria
9
9 Korelasi warna daun dengan kandungan protein kasar pada P. purpupoides dan
B. brachiaria
10
10 Korelasi warna daun dengan kandungan klorofil pada P. purpupoides dan B.
brachiaria
10
11 Korelasi kandungan protein kasar dengan kandungan klorofil pada P.
purpupoides dan B. brachiaria
10
1
2
3
4
5
6
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil sidik ragam kandungan protein kasar dan kandungan klorofil rumput B.
humidicola
15
2 Uji lanjut Duncan kandungan protein kasar rumput B. humidicola
15
3 Uji lanjut Duncan kandungan klorofil rumput B. humidicola
15
4 Hasil sidik ragam kandungan protein kasar dan kandungan klorofil rumput
raja (P. purpupoides)
16
5 Uji lanjut Duncan kandungan protein kasar rumput raja (P. purpupodes) 16
6 Uji lanjut Duncan kandungan klorofil rumput raja (P. purpupoides)
16
7 Hasil sidik ragam edibel dan non edibel B. Humidicola
17
8 Uji lanjut Duncan edibel rumput B. humidicola
17
9 Uji lanjut Duncan non edibel rumput B. humidicola
17
10 Hasil sidik ragan edibel dan non edibel rumput raja (P. purpupoides) 18
11 Uji lanjut Duncan edibel rumput raja (P. purpupoides)
18
12 Uji lanjut Duncan non edibel rumput raja (P. purpupoides)
18
13 Hasil sidik ragam tinggi dan jumlah daun rumput B. humidicola
19
14 Uji lanjut Duncan tinggi rumput B. humidicola
19
15 Uji lanjut Duncan jumlah daun rumput B. humidicola
19
16 Hasil sidik ragam tinggi dan jumlah daun rumput raja (P. purpupoides)
20
17 Uji lanjut Duncan tinggi rumput (P. purpupoides)
20
18 Uji lanjut Duncan jumlah daun rumput (P. purpupoides)
20
PENDAHULUAN
Kebutuhan produksi protein hewani masyarakat Indonesia meningkat dari
tahun ke tahun, baik disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat
kesejahteraan. Hijauan makanan ternak merupakan faktor produksi utama dalam
usaha pengembangan peternakan ruminansia karena produktivitas ternak
dipengaruhi oleh pakan yang dikonsumsi, baik secara kuantitas, maupun kualitas.
Oleh karena itu, pengembangan hijauan makanan ternak perlu dilakukan dalam
rangka intensifikasi usaha peternakan. Hijauan pakan ternak adalah segala macam
hijauan dari tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang dapat dimakan oleh ternak
tanpa mengganggu kesehatan ternak tersebut, serta dapat dimanfaatkan untuk
proses pertumbuhan, bereproduksi, dan berproduksi. Menurut Siregar (1994)
hijauan diartikan sebagai pakan yang mengandung serat kasar, atau bahan yang
tak tercerna, relatif tinggi. Hijauan makanan ternak merupakan makanan utama
bagi ternak ruminansia yang dijadikan sebagai sumber gizi berupa protein,
karbohidrat, mineral, dan vitamin yang dapat berupa rumput-rumputan dan
leguminosa (Adipradana 2009). Hijauan pakan ternak merupakan salah satu bahan
pakan ternak yang sangat diperlukan dan besar manfaatnya bagi kehidupan ternak
terutama ternak ruminansia. Sofyan (2010) menyatakan bahwa pada ternak
ruminansia, hijauan merupakan pakan utamanya. Kebutuhan pokok konsumsi
hijauan makanan ternak untuk setiap harinya 10% dari bobot badan ternak.
Rumput mengandung zat-zat makanan yang bermanfaat bagi kelangsungan
hidup ternak, seperti air, lemak, serat kasar, beta-protein, mineral serta vitamin
(Sinaga 2008). Untuk mendapatkan produksi yang optimal dan nilai gizi yang
tinggi perlu adanya tindakan kultur teknik secara tepat terutama dalam pengolahan
tanah yang baik, pemilihan bibit yang baik, penanaman, pengairan dan penyediaan
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman seperti pemberian pupuk
(Reksohadiprojo 1985). Ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rumput
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal erat kaitannya dengan
genetik dari rumput tersebut sedangkan faktor eksternal merupakan pengaruh dari
lingkungan terhadap pertumbuhan hijauan makanan ternak tersebut. Tanaman
akan tumbuh dengan baik apabila faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dapat terpenuhi secara sempurna. Pemberian pupuk yang cukup merupakan hal
yang penting karena tidak semua mineral yang dibutuhkan oleh tanaman tersedia
dalam tanah, sehingga perlu adanya pemberian unsur tambahan dengan dosis yang
tepat. Persyaratan tumbuh juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman,
persyaratan tumbuh tersebut meliputi kebutuhan cahaya, nutrisi, air, CO2, dan gasgas lainnya.
Rumput dibedakan menjadi dua golongan yaitu rumput potong dan rumput
gembala (Soegiri et al. 1982). Syarat rumput potong adalah produksi per satuan
luas cukup tinggi, tumbuh tinggi secara vertikal, banyak anakan dan responsif
terhadap pemupukan. Contonya adalah rumput raja (Pennisetum purpupoides).
Syarat rumput gembala adalah pendek atau menjalar (stolon), tahan renggut dan
injak, perakarannya kuat dan dalam, serta tahan kekeringan. Contohnya adalah
rumput Brachiaria humidicola (Susetyo 1985). Rumput Raja (Pennisetum
purpupoides) memiliki produksi tinggi dibandingkan rumput lainnya, karena
memiliki produksi yang tinggi maka Rumput Raja membutuhkan zat hara yang
baik, yang dapat diperoleh dari pupuk organik dan an-organik (Dinas Peternakan
2
Provinsi Riau 2003). Mannetje dan Jones (1992) yang melaporkan bahwa
Brachiaria humidicola sangat toleran terhadap tanah-tanah yang asam dan respon
terhadap pemupukan yang mengandung unsur N, P, K, walaupun tidak tahan
terhadap tanah berdrainase rendah.
Hijauan makanan ternak merupakan bahan pakan pokok pada
penggemukan dan perkembangbiakkan ternak. Salah satu cara penggemukan yang
efektif dengan meningkatkan kualitas hijauan dan mengetahui fase hijauan dalam
kondisi maksimum. Kecepatan dalam menduga kualitas nutrien hijauan
merupakan hal yang dibutuhkan peternak dalam mencapai target efisiensi
produksi ternak. Leaf color chart merupakan salah satu alat bantu dalam melihat
kualitas hijauan melalui warna daun. Furuya (1987) melaporkan bahwa selama
tahun 1980-an warna daun menjadi lebih diperhatikan karena warna daun paling
baik menunjukkan status nutrisi tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi produksi, kandungan protein
kasar, dan intensitas warna daun akibat pemupukan urea yang dinilai dengan leaf
color chart dan mengukur hubungan antara warna daun, dosis pemupukan urea
dan kandungan protein kasar pada rumput raja (P. purpupoides) dan B.
humidicola.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Mei 2014.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Pastura kandang B, Pusat
Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi LPPM IPB, dan Laboratorium
Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Kabupaten Bogor.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah 20 pols rumput raja
(Pennisetum purpupoides) dan 20 pols Brachiaria humidicola, 40 polibag, 200 kg
tanah serta 40.85 g pupuk urea, 42. 8 g KCl, 200 g CaCO3 dan 136.4 g TSP. Alat
yang digunakan pada penelitian ini adalah termometer, penggaris kayu,
seperangkat Soil Plant Analysis Development (SPAD) Chlorophilmeter, Leaf
color chart serta seperangkat alat proksimat.
Prosedur
Penanaman Rumput Raja (Pennisetum purpupoides) dan Brachiaria
Humidicola
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian adalah rumput raja (P.
purpupoides) dan B. humidicola, polibag ukuran 5 kg sebanyak 40 polibag, tanah
3
5 kg/polibag, timbangan dan mistar. Tinggi tanaman, jumlah daun tanaman dan
warna daun diukur serta berat segar edibel dan non edibel ditimbang. Dilakukan
penyiraman pada pagi dan sore hari. Rumput di panen pada umur 30 dan 73 hari
pada rumput B. humidicola dan 73 hari pada rumput raja (P. purpupoides)
Analisis Kadar Air
Bahan dan alat yang digunakan dalam analisis kadar air adalah sampel yang
telah dicacah, oven 600C, oven 1050C, cawan aluminium, timbangan, dan
eksikator. Sebanyak 1 g sampel ditimbang dalam cawan. Sampel dimasukan
kedalam oven suhu 1050C, selama 8 jam, lalu ditimbang dan kadar air dihitung.
Kadar air dihitung dengan menggunakan persamaan 1 :
Kadar Air = (Berat cawan + Berat sampel) – berat setelah oven x 100%
Berat sampel
(1)
Analisis Protein Kasar
Bahan dan alat yang digunakan pada analisis protein kasar adalah sampel
yang telah digiling, timbangan listrik, labu destruksi, erlenmeyer 250 mL, gelas
ukur 50 mL, labu destilasi, buret, kjeldahl titration set, kjeldahl nitrogen digesting.
Sebanyak 0.25 g sampel, dimasukan dalam labu kjedahl 100 mL dan tambahkan
selenium 0.25 g dan 3 mL H2SO4 pekat. Kemudian lakukan destruksi selama 1
jam, sampai larutan jernih. Setelah dingin tambahkan 50 mL aquadest dan 20 mL
NaOH 40% lalu didestilasi. Hasil destilasi ditampung dalam labu erlenmeyer yang
berisi campuran 10 mL H3BO3 2% dan 2 tetes indikator Brom Cresol GreeenMethl Red berwarna merah muda. Setelah volume hasil tampungan (destilat)
menjadi 10 mL dan berwarna hijau kebiruan, destilasi dihentikan dan ditritasi
dengan HCl 0.1 mL sampai berwarna merah muda. Perlakuan yang sama
dilakukan juga terhadap blanko. Kadar protein dihitung dengan persamaan 2 :
Kadar Protein = (titran sampel –blangko) x N HCl x 0.014 x 6.25 x 100%
Berat sampel
(2)
Analisis Klorofil
Alat Chlorophyll Meter Soil Plant Analysis Development (SPAD) 502 Plus
di kalibrasi dengan menggunakan alat kalibrasi. Dicatat nilai kalibrasi, selanjutnya
daun yang akan diukur dibersihkan, daun hijauan yang akan diukur dijepitkan
dengan alat SPAD Chlorophyll Meter. Nilai klorofil dilihat pada layar SPAD
chorophil meter. Hasil data yang diperoleh merupakan persentase total klorofil
satu kali perhitungan pada daun yang diukur.
4
Gambar 1. Chlorophyll Meter SPAD-502 Plus (Soil Plant Analysis Development)
Analisis Warna Hijauan
Leaf color chart dibersihkan, kemudian dipilih daun hijauan yang akan
dianalisis. Bagian tengah daun ditaruh di atas LCC dengan warna pada panel.
Sampel dianalisis pada pagi atau siang hari dengan tidak menghadap sinar
matahari. Nilai warna daun pada Leaf color chart terdiri dari nilai 2 dengan warna
hijau terang, nilai 3 dengan warna hijau muda, nilai 4 dengan warna hijau tua, dan
nilai 5 dengan warna hijau gelap. Seperti gambar berikut:
Gambar 2. leaf color chart
Jika warna daun berada diantara nilai baku pada chart, digunakan nilai ratarata misalnya, 3.5 untuk warna antara 3 dan 4 (Gambar 3) dan 4.5 untuk warna
antara 4 dan 5 (Gambar 4) .
Gambar 3. Pengukuran leaf color chart
dengan nilai 3.5
Gambar 4. Pengukuran leaf color chart
dengan nilai 4.5
5
Rancangan dan Analisis Data
Rancangan percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan
acak lengkap (RAL) dengan lima kali ulangan.
P0 = 0 kg N ha-1 Urea (kontrol)
P1 = 60 kg N ha-1 Urea
P2 = 120 kg N ha-1 Urea
P3 = 180 kg N ha-1 Urea
Waktu pemanenan 30 dan 73 hari pada Brachiaria humidicola dan 73 hari
pada rumput raja (Penisetum purpupoides). Seperti tertera pada persamaan 4 :
Yij(t) = µ + P(t) + ε(t)
(3)
Keterangan :
i
Yij(t)
= 1, 2, ...n; dan t = 1, 2, ...n
= nilai pengamatan pada baris ke-i, kolom ke-j yang
mendapat perlakuan ke-t.
= nilai rata-rata umum
= pengaruh perlakuan ke-t
= pengaruh galat yang memperoleh perlakuan ke-t
µ
P(t)
e(t)
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam ANOVA
(SPSS) dan untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan diuji dengan uji
Duncan (Steel dan Torrie 1993).
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sifat fisik meliputi warna daun, tinggi rumput dan jumlah daun.
2. Sifat kimia meliputi klorofil dan protein kasar.
Analisis Korelasi dan Regresi
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
warna daun, kandungan protein kasar dan klorofil daun. Analisis kolerasi dan
regresi linear dihitung dengan menggunakan rumus Walpole (1982). Analisis
korelasi dilakukan dengan persamaan 4 :
rxy
n x
n xi yi ( xi )( yi )
2
i
( xi ) 2
n y
2
i
( yi ) 2
analsis regresi menggunakan persamaan 5 :
y = a + b1x1 + b2x2 + bixi
Keterangan :
rxy
: korelasi antar peubah x dan y
yi
: peubah respon
xi
: peubah prediktor
a
: intersip
b
: koefisien prediktor
n
: jumlah sampel yang digunakan
e
: galat
(4)
(5)
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Produktivitas Tanaman
Pemanenan rumput raja (Pennisetum purpupoides) dan B. humidicola
dilakukan pada minggu ke-10 masa setelah tanam (MST) dengan cara
memisahkan bagian edibel (diatas tanah 10cm) dan non-edibel (dibawah tanah
10cm). Bagian edibel terdiri daun dan batang, sedangkan non-edibel terdiri atas
batang dan akar. Rataan berat segar edibel dan non-edibel tanaman Rumput Raja
(P. purpupoides) dan B. Humidicola dapat dilihat pada Tabel 1. Rataan tinggi dan
jumlah daun tanaman Rumput Raja (P. purpupoides) dan B. humidicola terdapat
pada Tabel 2.
Tabel 1. Berat segar edibel dan non-edibel pada P. Purpupoides dan B.
humidicola
Perlakuan
Urea
(kg N ha-1)
P0 (0)
P1 (60)
P2 (120)
P3 (180)
P. Purpupoides
Edibel (g)
81.40 ± 12.99a
167.80 ± 27.40b
224.80 ± 33.99c
271.80 ± 42.94d
B. humidicola
Non Edibel
Non Edibel (g)
Edibel (g)
(g)
59.00 ± 13.19a 27.70 ± 3.01ab 10.60 ± 2.06
89.40 ± 7.44b 24.33 ± 8.07a 10.80 ± 4.66
99.60± 11.88bc 31.73 ±5.03ab 9.80 ± 5.49
118.80 ± 19.53c 36.02 ± 5.94b 6.40 ± 3.56
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda
nyata pada taraf uji 5% (uji Duncan).
Tabel 2. Tinggi dan jumlah daun pada P. Purpupoides dan B. humidicola
Perlakuan
Urea
(kg N ha-1)
P0 (0)
P1 (60)
P2 (120)
P3 (180)
P. Purpupoides
Jumlah
Tinggi (cm)
Daun
175.9 ± 5.88a 12.4 ± 5.88a
198.7 ± 12.48b 22.2 ± 12.48b
202.1 ± 11.28b 24.2 ± 11.28b
212.5 ± 13.11b
26 ± 13.11b
B. humidicola
Tinggi (cm)
58.8 ± 5.70a
60.8 ± 7.47a
78.4 ± 6.83b
67.4±13.65ab
Jumlah Daun
104.4 ± 23.82a
112.2 ± 30.31a
202 ± 45.96b
153 ±30.42ab
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada
taraf uji 5% (uji Duncan).
Berdasarkan uji statistik yang dilakukan, penambahan pupuk urea nyata
meningkatkan berat segar, tinggi daun, jumlah daun pada P. purpupoides
(P