The Expression of Heat Shock Protein 70 and Glutathione Peroxidase Gene with Selenium Supplementation and Its Effect on Productivity of Broiler in Tropical Environment.

EKSPRESI GEN HEAT SHOCK PROTEIN 70 DAN GLUTATHIONE
PEROXIDASE DENGAN SUPLEMENTASI SELENIUM DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS
BROILER DI DAERAH TROPIS

ROBI AMIZAR

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Ekspresi Gen Heat Shock
Protein 70 dan Glutathione Peroxidase dengan Suplementasi Selenium dan
Pengaruhnya terhadap Produktivitas Broiler di Daerah Tropis adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2014
Robi Amizar
NIM D251120141

RINGKASAN
ROBI AMIZAR. Ekspresi Gen Heat Shock Protein 70 dan Glutathione
Peroxidase dengan Suplementasi Selenium dan Pengaruhnya terhadap
Produktivitas Broiler di Daerah Tropis. Dibimbing oleh RITA MUTIA, SRI
SUHARTI dan JAKARIA.
Indonesia merupakan negara tropis dengan rata-rata suhu 23 oC - 33 oC dan
kelembaban 45-97% (BMKG 2012). Kondisi tersebut merupakan kondisi yang
dapat memicu cekaman panas (heat stress) dan kurang ideal bagi pertumbuhan
ayam broiler. Perkembangan strain broiler baru-baru ini merupakan hasil seleksi
intensif yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan harus dipelihara pada suhu
nyaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja produksi broiler adalah
melalui penerapan pendekatan nutrigenomik yaitu dengan mengoptimalkan
penggunaan nutrien pakan pada broiler yang mempengaruhi ekspresi gen untuk

mengoptimalkan produktivitas broiler. Selenium merupakan nutrien trace mineral
yang memiliki efek antioksidan. Selenium yang ditambahkan bisa dalam bentuk
inorganik dan organik. Selenium organik dapat diserap dengan efisien oleh tubuh,
karena merupakan komponen fungsional selenoprotein tubuh serta asam amino
dan penyerapannya lebih tinggi di bandingkan selenium inorganik (Payne dan
Southern 2005). Suplementasi selenium dalam ransum broiler dengan kemampuan
antioksidannya mampu mengurangi efek stres panas. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis ekspresi gen Heat Shock Protein 70 (HSP70) dan
Glutathione Peroxidase (GPX) pada broiler yang disuplementasi selenium dan
pengaruhnya terhadap aktivitas enzim glutation peroksidase (GSH-Px), kadar
malondialdehid (MDA) dan performa broiler yang dipelihara di daerah tropis.
Penelitian menggunakan day old chick (DOC) broiler sebanyak 120 ekor
strain Cobb (CP 707), dipelihara pada kandang sistem litter beralaskan sekam
padi selama 5 minggu. Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan
acak lengkap dengan tiga perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan yang diberikan
yaitu suplementasi 0.30 ppm selenium dalam ransum dengan rincian 1) ransum
basal tidak disuplementasi selenium dan broiler dipelihara di kandang suhu
nyaman (25.0 oC-27.9 oC) menggunakan AC (AC), 2) ransum basal tidak
disuplementasi selenium dan broiler dipelihara pada kandang suhu tropis (24.6
o

C-32.9 oC) (NS), 3) ransum basal disuplementasi 0.30 ppm selenium dan broiler
dipelihara pada kandang suhu tropis (24.6 oC-32.9 oC) (PS). Selenium yang
digunakan merupakan selenium organik (Optimin®SeY, Nutreco). Parameter yang
diukur adalah ekspresi gen HSP70, ekspresi gen GPX, aktivitas enzim GSH-Px,
kadar MDA dan performa broiler. Data dianalisis dengan analisis ragam dan
perbedaan antar perlakuan ditentukan dengan uji Duncan.
Hasil penelitian menunjukkan suplementasi 0.30 ppm selenium signifikan
menurunkan (P