Strategi Pengembangan Manajemen Teknologi Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta di Muara Angke

STRATEGI PENGEMBANGAN MANAJEMEN TEKNOLOGI
GALANGAN KAPAL KOPERASI PEGAWAI NEGERI DINAS
PERIKANAN (KPNDP) DKI JAKARTA DI MUARA ANGKE

IZZA MAHDIANA APRILIANI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Strategi Pengembangan
Manajemen Teknologi Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan
(KPNDP) DKI Jakarta di Muara Angke adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014

Izza Mahdiana Apriliani
NIM C451120111 

RINGKASAN
IZZA MAHDIANA APRILIANI. Strategi Pengembangan Manajemen Teknologi
Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta
di Muara Angke. Dibimbing oleh SUGENG HARI WISUDO, BUDHI
HASCARYO ISKANDAR dan YOPI NOVITA.
Kapal adalah salah satu faktor penting dalam unit penangkapan ikan dan
menentukan keberhasilan operasi penangkapan ikan. Galangan kapal merupakan
unsur penunjang untuk memenuhi kebutuhan kelaikan kapal pada saat melaut.
Kegiatan yang dilakukan di galangan kapal yaitu kegiatan perawatan kapal beserta
mesinnya, yang bertujuan untuk menjaga agar kondisi kapal tetap baik. Galangan
kapal di daerah Muara Angke sejumlah empat galangan namun harus mampu
menangani kapal di sekitar wilayah Muara Angke. Keberadaan galangan kapal
belum bisa mengakomodir kapal yang ada sehingga timbul antrian kapal dalam

galangan.
Galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI
Jakarta di Muara Angke Jakarta adalah galangan kapal yang melayani perawatan
untuk kapal ikan. Kajian Kurniawati (2011) menyebutkan galangan kapal ini
sudah memiliki tingkat teknologi yang berada pada tingkat semi modern, namun
antrian kapal yang masih cukup panjang belum bisa teratasi. Keberadaan
persaingan global, galangan kapal KPNDP Muara Angke dihadapkan pada
penentuan strategi dalam pengelolaan usahanya. Penentuan strategi akan dijadikan
sebagai landasan perbaikan dan efisiensi dalam pengembangan teknologi. Tujuan
dari penelitian ini untuk mengidentifikasi struktur jaringan kerja, menentukan
jalur kritis dan mengetahui efektifitas proses perbaikan kapal serta merumuskan
strategi pengembangan manajemen teknologi galangan kapal KPNDP Muara
Angke.
Penelitian ini dilaksanakan bulan November hingga Desember 2014 di
galangan KPNDP. Data yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menganalisis
jaringan kerja dengan metode jalur kritis dan untuk merumuskan strategi melalui
metode balanced scorecard. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbaikan kapal
ringan dapat diselesaikan selama 5 hari dan memiliki efektivitas 98%
dibandingkan waktu yang dialokasikan oleh galangan. Perbaikan berat dapat
diselesaikan selama 10 hari, lamanya perbaikan ini dipengaruhi dengan kerusakan

mesin yang membutuhkan proses perbaikan yang lama.
Penilaian kinerja dilihat berdasarkan 4 perspektif, yaitu perspektif finansial,
pelanggan, bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Nilai tersebut
digunakan untuk melihat sejauh mana kegiatan perbaikan kapal yang selama ini
dilakukan pihak galangan dengan target yang diinginkan galangan. Analisis hasil
penilaian kinerja didapatkan hasil sebesar 73 atau berada pada wilayah sedang.
Perlu dilakukan perbaikan-perbaikan agar kinerja galangan kapal KPNDP menjadi
lebih baik. Berdasarkan penilaian kinerja tersebut menghasilkan 10 rumusan
strategi yang dapat dilaksanakan oleh pihak galangan guna meningkatkan
pengembangan manajemen teknologi pada galangan kapal.
Kata kunci: galangan kapal, perbaikan kapal, analisis jaringan kerja, waktu kerja
efektif, penilaian kinerja, strategi pengembangan

SUMMARY
IZZA MAHDIANA APRILIANI. Development of Dock Technology
Management Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta in
Muara Angke. Supervised by SUGENG HARI WISUDO, BUDHI HASCARYO
ISKANDAR and YOPI NOVITA.
Ship is one of the important factors in fishing units that determine the
success of fishing operations. Shipyard is a supporting element to meet

seaworthiness on the ship during operation. Activities undertaken in shipyards,
namely the engine and ship maintenance activities, which aim to keep the
condition of the vessel remains good. There are only four shipyards in Muara
Angke which have to be able to cover vessels maintenance around the area.
Shipyard in Muara Angke has not been able to accommodate vessels that cause
queues of ships in shipyards.
Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta Shipyard
in Muara Angke is a shipyard which serve maintenance specifically for fishing
vessels. Kurniawati (2011) mentions the shipyard already has a level of semimodern technology but the long queue still could not be resolved. Muara Angke
KPNDP shipyards are faced with the determination of the strategy in the
management of its business through global competition. Determination of the
strategy will serve as base of improvement and efficiency in the development of
technology. The purpose of this study was to identify the network diagram, to
determine the critical path and to find out the effectiveness of ship repair process
and formulate a development strategy of shipbuilding technology management
KPNDP Muara Angke.
This research was conducted from November to December 2014 in KPNDP
shipyard. The data was analyzed using critical path method and used to formulate
a strategy through the balanced scorecard method. The results showed that minor
repairs in the shipyard KPNDP takes 7 days while based on productivity index it

can be completed in 5 days and has a 98% effectiveness than the time allotted by
the shipyard. Major repairs can be completed in 10 days, the length of
maintenance time is affected by damage to the machine that requires a long
recovery process.
Performance assessment was seen by four perspectives, namely financial,
customer, internal business, and learning and growth. This value is used to see
how far the ship-repair activities that have been carried out by the shipyard to
shipyard desired target. The result of analysis shows the performance assessment
with score of 73 or in the moderate zone. Improvements need to be made so that
the shipyard performance KPNDP could be improved. Based on the performance
evaluation resulted in 10 formulation strategies that can be implemented by the
shipyard in order to improve the development of technology management at the
shipyard.
Keywords: shipyard, ship repair, network analysis, effective work time,
performance assessment, development strategy

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

STRATEGI PENGEMBANGAN MANAJEMEN TEKNOLOGI
GALANGAN KAPAL KOPERASI PEGAWAI NEGERI DINAS
PERIKANAN (KPNDP) DKI JAKARTA DI MUARA ANGKE

IZZA MAHDIANA APRILIANI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Teknologi Perikanan Laut

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Eko Sri Wiyono, SPi MSi

Judul Tesis : Strategi Pengembangan Manajemen Teknologi Galangan Kapal
Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta
di Muara Angke
Nama
: Izza Mahdiana Apriliani
NIM
: C451120111

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Sugeng H. Wisudo, MSi
Ketua

Dr Ir Budhi Hascaryo Iskandar, MSi

Anggota

Dr Yopi Novita, SPi MSi
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Teknologi Perikanan Laut

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof Dr Ir Mulyono S. Baskoro, MSc

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 10 Juli 2014

Tanggal Lulus:


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2013 ini ialah
pengembangan manajemen teknologi, dengan judul Strategi Pengembangan
Manajemen Teknologi Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas
Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta, Muara Angke.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Sugeng Hari Wisudo,
MSi, Bapak Dr Ir Budhi Hascaryo Iskandar, MSi dan Ibu Dr Yopi Novita, SPi
MSi selaku pembimbing, serta Bapak Dr Eko Sri Wiyono, SPi MSi yang telah
banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada
Bapak Hadi dari galangan kapal KPNDP, seluruh pegawai tetap maupun tidak
tetap di galangan kapal KPNDP, pemilik kapal dan staf Unit Pelaksana Teknis
BTPI yang membantu pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, teman-teman TPL 2012 dan
teman-teman PSP atas segala doa dan kasih sayangnya.
Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian tesis, penulis telah
menerbitkan sebuah artikel ilmiah dengan judul “Analisis Jaringan Kerja dan
Efektivitas Waktu Kerja Perbaikan Kapal di Galangan KPNDP Muara Angke”
pada Jurnal MARINE FISHERIES Volume 5 No. 1 edisi Mei 2014. Artikel ilmiah

tersebut merupakan bagian dari program Strata-2 penulis.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014
Izza Mahdiana Apriliani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kerangka Pemikiran
Hasil Penelitian Terkait

1
1
2
2
2
2
3

2 ANALISIS JARINGAN KERJA & EFEKTIVITAS PERBAIKAN KAPAL 4
Pendahuluan
4
Metode Penelitian
4
Hasil
6
Pembahasan
13
Kesimpulan
16
3 PERUMUSAN STRATEGI MELALUI BALANCED SCORECARD
Pendahuluan
Metode Penelitian
Hasil
Pembahasan
Kesimpulan

16
16
17
20
29
38

4 PEMBAHASAN UMUM

39

5 KESIMPULAN DAN SARAN

41

Kesimpulan

41

Saran

42

DAFTRA PUSTAKA

42

LAMPIRAN

44

RIWAYAT HIDUP

51

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5

Tahapan dan waktu kegiatan pada perbaikan kapal ringan
Tahapan dan waktu kegiatan pada perbaikan kapal berat
Jumlah ES, EF, LS, LF dan slack pada proses perbaikan kapal ringan
Jumlah ES, EF, LS, LF dan slack pada proses perbaikan kapal berat
Penyelesaian waktu kerja perbaikan kapal

6
7
9
10
12

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Indeks produktivitas waktu kerja
Perspektif balanced scorecard pada sektor swasta dan sektor publik
Tanggapan pelanggan terhadap tampilan fisik galangan KPNDP
Analisis tingkat kepuasan kelompok tangibility
Tanggapan pelanggan terhadap pelayanan galangan KPNDP
Analisis tingkat kepuasan kelompok reliability
Tanggapan pelanggan terhadap ketanggapan galangan KPNDP dalam
memberikan pelayanan
Analisis tingkat kepuasan kelompok responsiveness
Tanggapan pelanggan terhadap jaminan mengenai kemampuan,
kesopanan, keahlian dan sifat dapat dipercaya dari galangan KPNDP
Analisis tingkat kepuasan kelompok assurance
Tanggapan pelanggan terhadapkemudahan dalam pelayanan dan
komunikasi bagi kebutuhan pelanggan
Analisis tingkat kepuasan kelompok emphaty
Kategori pengukuran kompetensi pegawai
Kategori pengukuran partisipasi pegawai
Kategori pengukuran peningkatan kualitas pegawai
Hasil pengukuran kinerja keseluruhan
Dashboard balanced scorecard

12
18
22
22
22
23
23
23
24
24
25
25
26
27
27
28
28

DAFTAR GAMBAR
1 Diagram kerangka pemikiran pengembangan manajemen teknologi di
galangan kapal KPNDP Muara Angke
2 Diagram jaringan kerja perbaikan kapal ringan
3 Diagram jaringan kerja perbaikan kapal berat
4 Diagram waktu lintasan proyek dan jalur kritis perbaikan kapal ringan
5 Diagram waktu lintasan proyek dan jalur kritis perbaikan kapal berat
6 Produksi galangan kapal KPNDP tahun 2010-2013
7 Produksi galangan kapal KPNDP tahun 2013
8 Diagram layang-layang balanced scorecard
9 Diagram keterkaitan hubungan sebab-akibat perspektif finansial

3
8
8
10
11
21
21
29
31

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Tahapan kegiatan perbaikan kapal ringan
Tahapan kegiatan perbaikan kapal berat
Tanggapan responden terhadap perspektif pelanggan
Analisis nilai persepsi pelanggan
Analisis nilai harapan pelanggan
Dokumentasi penelitian

44
45
47
48
49
50

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kapal adalah salah satu faktor penting dalam unit penangkapan ikan dan
menentukan keberhasilan operasi penangkapan ikan. Oleh karena itu, kondisi
kapal yang baik sangat diperlukan untuk menjamin keselamatan awak kapal dan
muatannya selama pengoperasian.
Galangan kapal merupakan unsur penunjang untuk memenuhi kebutuhan
kelaikan kapal pada saat melaut. Kegiatan yang dilakukan di galangan kapal yaitu
kegiatan perawatan kapal beserta mesinnya, yang bertujuan untuk menjaga agar
kondisi kapal tetap baik. Galangan kapal memerlukan dukungan sumberdaya
manusia dan teknologi yang memadai untuk mendukung aktivitasnya.
Perkembangan bisnis galangan kapal yang semakin kompetitif
menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi dan pemasaran.
Semakin banyak galangan kapal menangani kapal maka akan membantu
keberhasilan aktivitas operasi penangkapan ikan (Supomo 2008). Galangan kapal
di daerah Muara Angke sejumlah empat galangan namun keberadaannya harus
mampu menangani kapal di sekitar wilayah Muara Angke. Kondisi saat ini,
keberadaan galangan kapal belum bisa mengakomodir kapal yang ada sehingga
timbul antrian kapal dalam galangan.
Galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI
Jakarta di Muara Angke Jakarta adalah galangan kapal yang melayani perawatan
untuk kapal ikan. Galangan ini termasuk salah satu dari empat galangan kapal
yang berada di komplek UPT Balai Teknologi Penangkapan Ikan (BTPI) Muara
Angke Jakarta. Berdasarkan data produksi UPT BTPI, pada tahun 2006-2012
galangan kapal KPNDP Muara Angke memberikan pelayanan perawatan kapal
terbanyak dibandingkan galangan lainnya. Kajian Kurniawati (2011)
menyebutkan galangan kapal ini sudah memiliki tingkat teknologi yang berada
pada tingkat semi modern, namun antrian kapal yang masih cukup panjang belum
bisa teratasi. Konstribusi komponen teknologi terendah terdapat pada komponen
humanware, orgaware dan infoware. Teknologi yang digunakan galangan kapal
untuk perawatan kapal secara tidak langsung mempengaruhi kualitas pekerjaan
dan performa kapal. Oleh karena itu, galangan diharapkan dapat meningkatkan
teknologinya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan produktivitasnya.
Teknologi yang dikembangkan adalah teknologi yang tepat guna, dapat diadopsi
dengan baik dan memberikan dampak positif yang nyata.
Manajemen teknologi merupakan disiplin yang menjembatani bidang
engineering dan science dengan bidang manajemen yang ditujukan untuk
perencanaan, pengembangan dan implementasi teknologi dalam rangka
pencapaian sasaran strategik dan operasional suatu organisasi (Nazaruddin 2008).
Tuntutan pengembangan teknologi di galangan kapal KPNDP Muara Angke
diharapkan akan memberikan dampak positif terhadap performa kapal perikanan.
Keberadaan persaingan global, galangan kapal KPNDP Muara Angke dihadapkan
pada penentuan strategi dalam pengelolaan usahanya. Penentuan strategi akan
dijadikan sebagai landasan perbaikan dan efisiensi dalam pengembangan
manajemen teknologi. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk merumuskan

2
strategi pengembangan manajemen teknologi di galangan kapal KPNDP Muara
Angke untuk mengembangkan galangan yang sudah berada pada level semi
modern sehingga mempunyai kontribusi teknologi yang lebih besar. Adapun
penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari kajian penelitian Kurniawati
(2011) dan akan melengkapi penelitian mengenai galangan kapal.
Perumusan Masalah
Tuntutan kelaikan kapal dalam mendukung keberhasilan operasi
penangkapan ikan menjadikan galangan kapal sebagai tujuan utama tempat
perawatan kapal. Galangan kapal merupakan industri pendukung perikanan
tangkap yang dapat memenuhi kebutuhan reparasi kapal. Galangan kapal KPNDP
Muara Angke merupakan salah satu galangan kapal yang melayani perawatan
kapal dengan produktivitas yang tinggi dari 2008-2012 dibandingkan dengan
ketiga galangan yang berada disekitar UPT BTPI Muara Angke. Berdasarkan
kajian Kurniawati (2011) galangan ini memiliki tingkat teknologi pada level semi
modern. Kontribusi komponen teknologi terendah pada galangan kapal KPNDP
Muara Angke ini terdapat pada komponen humanware, orgaware dan infoware.
Perlunya peningkatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas galangan.
Aspek peningkatan kualitas pelayanan yang tidak hanya berfokus pada fasilitas
fisik saja (komponen technoware), tetapi harus mencakup komponen sumberdaya
manusia, manajemen dan sistem informasi. Penelitian ini dilakukan untuk
peningkatan manajemen teknologi di galangan kapal KPNDP Muara Angke yang
memiliki potensi besar dalam mendukung pembangunan industri perikanan
tangkap.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Menganalisis jaringan kerja dan efektivitas perbaikan kapal
2. Merumuskan strategi pengembangan manajemen teknologi galangan kapal
KPNDP Muara Angke.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Informasi bagi pihak galangan kapal KPNDP Muara Angke untuk
pengembangan teknologi dan kemajuan galangan kapal;
2. Informasi bagi akademisi dan peneliti mengenai peningkatan manajemen
teknologi galangan kapal.
Kerangka Pemikiran
Permasalahan yang dihadapi telah disebutkan pada perumusan masalah yang
akan disusun menjadi satu kerangka berpikir. Kerangka pemikiran dari penelitian
ini dapat dilihat pada Gambar 1.

3
Galangan kapal

Galangan kapal mempengaruhi performa kapal, antara lain disebabkan oleh
tuntutan kelaikan kapal untuk mendukung operasi penangkapan ikan dan
berdasarkan kajian Kurniawati (2011) tingkat teknologi berada pada level
semi modern, namun masalah antrian yang panjang belum bisa teratasi
dengan baik serta kontribusi komponen teknologi terendah terdapat pada
komponen humanware, orgaware dan infoware.

Analisis jaringan kerja
Balanced scorecard
Diagram
layang-layang
Merumuskan strategi

Strategi Pengembangan Manajemen Teknologi

Evaluasi
dan Monitoring

Gambar 1 Diagram kerangka pemikiran pengembangan manajemen teknologi
di galangan kapal KPNDP Muara Angke
Hasil Penelitian Terkait
Penelitian yang telah dilakukan mengenai tingkat teknologi galangan kapal
dapat menjadikan bahan pustaka untuk penelitian yang akan dilakukan. Penelitian
yang dilakukan oleh Kurniawati (2011) mengenai “Analisis Penilaian Tingkat
Teknologi Galangan Kapal di Sekitar PPI Muara Angke” menunjukkan bahwa
keberadaan galangan kapal di kawasan PPI Muara Angke sangatlah penting untuk
memenuhi kebutuhan perawatan kapal. Penilaian tingkat teknologi galangan kapal
KPNDP Muara Angke menunjukkan hasil bahwa kontribusi teknologi berada
pada level wajar, sehingga dikategorikan sebagai galangan kapal semi modern.
Teknologi yang diadopsi oleh sebuah galangan secara tidak langsung
mempengaruhi kualitas pekerjaannya. Berdasarkan kajian Kurniawati (2011)
perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menganalisis strategi yang tepat untuk
mengembangkan galangan yang sudah berada pada level semi modern tersebut,
sehingga mempunyai kontribusi teknologi yang lebih besar.

4

2 ANALISIS JARINGAN KERJA DAN EFEKTIVITAS
PERBAIKAN KAPAL
Pendahuluan
Galangan kapal merupakan unsur penunjang untuk memenuhi kebutuhan
kelaikan kapal pada saat melaut. Kegiatan yang dilakukan di galangan kapal yaitu
kegiatan perawatan kapal beserta mesinnya, yang bertujuan untuk menjaga agar
kondisi kapal tetap baik. Galangan kapal memerlukan dukungan sumberdaya
manusia dan teknologi yang memadai untuk mendukung aktivitasnya.
Proses perbaikan tiap kapal di galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri
Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta berbeda-beda tergantung dengan
kerusakan yang dialami oleh kapal. Kegiatan perbaikan kapal seharusnya
dilakukan segera mungkin karena dengan banyaknya kapal yang melakukan
perbaikan akan menimbulkan antrian di galangan. Selain itu, terkait dengan biaya
galangan kapal yang akan semakin mahal dan biaya pegawai juga akan
bertambah. Cepat atau lamanya proses perbaikan kapal ini ditentukan oleh
beberapa hal, antara lain ketersediaan bahan, kinerja pegawai dan kemampuan
bengkel dalam memperbaiki kerusakan mesin. Faktor utama yang menjadikan
antrian kapal di galangan yaitu lamanya proses perbaikan. Oleh karena itu perlu
dilakukan upaya untuk memperbaiki mekanisme dan waktu perbaikan kapal.
Analisis jaringan kerja memungkinkan suatu perencanaan yang efektif dari
suatu rangkaian kegiatan. Jaringan kerja merupakan alat untuk mengkoordinasi
kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya berdasarkan pertimbangan
sumberdaya, proses yang berlangsung dan produk akhir yang dihasilkan serta
pengurutan kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan agar perencanaan dan
pengawasan dapat dilakukan secara sistematis dan efisien. Jaringan kerja
perbaikan kapal merupakan faktor penentu lamanya kapal berada di galangan
kapal.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi struktur jaringan kerja
perbaikan kapal di galangan KPNDP dan mengidentifikasi kegiatan mana yang
menjadi jalur kritis atau waktu penyelesaian minimum maupun tercepat yang
diharapkan dalam penyelesaian perbaikan kapal dengan menggunakan Critical
Path Method serta mengidentifikasi waktu kerja efektif dalam memperbaiki kapal.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan masukan untuk
memperbaiki jaringan kerja pada galangan kapal KPNDP dan dapat
menyelesaikan perbaikan kapal dengan waktu lebih efektif sehingga
meminimalisir antrian kapal.
Metode Penelitian
Perusahaan yang menjadi obyek penelitian adalah galangan kapal Koperasi
Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta di Muara Angke.
Perusahaan ini bergerak dalam bidang perbaikan kapal khususnya kapal
penangkap ikan.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode studi kasus. Menurut Hasan
(2002) studi kasus merupakan penelitian mengenai suatu obyek yang berkenaan

5
dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan dari
studi kasus ini adalah memberikan gambaran secara mendetail tentang latar
belakang, sifat-sifat serta karakter yang khas dari kasus yang kemudian hasilnya
dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Kasus dalam penelitian ini adalah antrian
kapal yang terjadi di galangan kapal KPNDP. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer berupa urutan proses perbaikan kapal serta waktu
yang dibutuhkan untuk pengerjaan setiap kegiatan proses perbaikan. Data tersebut
diperoleh dengan melakukan observasi langsung di galangan kapal KNPDP DKI
Jakarta, Muara Angke. Data yang diperoleh diolah menggunakan analisis jaringan
kerja dengan metode jalur kritis (Critical Path Method) dan menghitung
efektivitas waktu kerjanya. CPM telah dinyatakan menjadi alat yang berperan
penting dalam mengelola proyek dengan cara yang efisien untuk memenuhi tujuan
proyek (Shankar et al. 2010). Metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah
metode Algoritma (Mulyono 2004), yaitu sebagai berikut:
ES = EF-1 ……………………….…………………………………. (1)
EF = ES + t ………….…………………………………………….. (2)
LF = LS-1 …………….………………….………………………… (3)
LS = LF – t ………….…………………………………………….. (4)
Dimana :
ES : Earliest Start Time
EF : Earliest Finish Time
LF : Latest Finish Time
LS : Latesh Start Time
t : Waktu

Menurut Pradhitya (2010) efektivitas lebih berorientasi dalam pencapaian
jumlah output dari sistem produksi dengan membandingkan jumlah output aktual
terhadap output yang direncanakan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
mendefinisikan efektivitas sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian
tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Efektivitas waktu jaringan kerja diperoleh
dari data luas area kerja (m2), indeks produktivitas waktu kerja (jam/orang/m2)
dan jumlah pekerjanya (orang). Data tersebut yang kemudian diolah melalui
formula sebagai berikut:
…….. (5)
…………… (6)
Secara keseluruhan lama waktu setiap kegiatan dapat digabungkan dengan
asumsi-asumsi sebagai berikut:
a. Jumlah pelaku adalah sama, yaitu 9 orang;
b. Kapal yang diperbaiki memiliki tipe alas yang sama, yaitu round bottom;
c. Ukuran kapal berkisar antara 70-100 GT;
d. Kondisi alam dianggap dalam waktu yang sama, yaitu musim panas; dan
e. Semua pelaku kegiatan memiliki kemampuan yang sama.

6
Hasil
Kegiatan perbaikan kapal yang dilakukan di galangan kapal KPNDP ini
terbagi menjadi 3 jenis pemeliharaan, yaitu:
1) Pemeliharaan tahunan (perbaikan kapal ringan);
2) Dok besar (perbaikan kapal besar); dan
3) Pemeliharaan darurat.
Penelitian ini hanya mengkaji pada kegiatan perbaikan kapal ringan dan perbaikan
kapal besar.
Tahapan dan Waktu Kerja Perbaikan Kapal
Berikut ini adalah aktivitas perbaikan kapal di galangan KPNDP
berdasarkan jenis pemeliharaannya.
Tabel 1 Tahapan dan waktu kegiatan pada perbaikan kapal ringan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Nama Kegiatan
Pengukuran alas kapal
Penyetelan lori
Kapal naik dok
Sekrap bagian alas kapal
Perawatan jangkar
Sekrap bagian baling-baling
Cuci baling-baling
Sekrap bagian lambung
Cuci kasko kapal
Pemakalan dan dempul bagian alas kapal
Pemasangan fiber bagian alas kapal
Cat bagian alas kapal
Pemakalan dan dempul bagian lambung kapal
Pemasangan fiber bagian lambung kapal
Cat bagian lambung kapal
Pengecekan kapal
Kapal turun dok

Kode

Kegiatan
Pendahulu

Lama
Kegiatan
(Jam)

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q

A,B
C
C
C
F
D
H
I
J
K
I
M
N
G,L,O
P

0,083
0,167
1,500
4
1
0,500
0,167
3
1
16
4
9
12
3
9
1
1,500

Tahapan kegiatan perbaikan ringan dimulai dari pembersihan kapal dari
kotoran yang menempel pada bagian badan kapal yang terkena air laut,
penambalan bagian badan kapal yang bocor, pelapisan fiber pada badan kapal
untuk mengurangi pertumbuhan kotoran yang menempel pada bagian yang
terendam air laut sampai dengan pengecatan kapal. Tabel 1 menunjukkan tahapan
kegiatan dan kegiatan yang mendahului serta waktu yang dibutuhkan dalam
proses perbaikan kapal ringan di galangan KPNDP. Kegiatan yang membutuhkan
waktu paling lama pada perbaikan ringan ini adalah pemakalan dan dempul di
bagian alas dan lambung kapal.

7
Tabel 2 Tahapan dan waktu kegiatan pada perbaikan kapal berat
No.

Nama Kegiatan

Kode

Kegiatan
Pendahulu

Lama
Kegiatan
(Jam)

1

Pengukuran alas kapal

A

-

0,083

2
3
4
5

Penyetelan lori
Kapal naik dok
Bongkar dan cabut kemudi dan mesin
Sekrap bagian baling-baling
Bongkar baling-baling dan poros balingbaling
Perbaikan kemudi dan mesin
Perbaikan baling-baling dan poros balingbaling
Sekrap bagian alas kapal
Perawatan jangkar
Cuci tempat jangkar
Sekrap bagian lambung kapal
Cuci kasko kapal
Pemakalan dan dempul bagian alas kapal
Pemasangan fiber bagian alas kapal
Cat bagian alas kapal
Pemakalan dan dempul bagian lambung kapal
Pemasangan fiber bagian lambung kapal

B
C
D
E

A,B
C
C

0,167
1,500
1
0,250

F

E

0,500

G

D

54

H

F

54

I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R

C
C
J
I
K,L
M
N
O
M
Q

4
1
0,167
3
1
16
4
9
12
3

S

R

9

T

G,H

1

U
V

P,S,T
U

1
1,500

6
7
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Cat bagian lambung kapal
Pemasangan kemudi, mesin, poros balingbaling dan baling-baling
Pengecekan kapal
Kapal turun dok

Tabel 2 menunjukkan tahapan kegiatan dan kegiatan yang mendahului serta
waktu yang dibutuhkan dalam proses perbaikan kapal berat di galangan KPNDP.
Tahapan kegiatan perbaikan berat dimulai dari pembersihan kapal dari kotoran
yang menempel pada bagian badan kapal yang terkena air laut dan pembongkaran
mesin kapal. Selagi menunggu perbaikan mesin kapal yang dilakukan oleh pihak
bengkel kemudian dilakuakn kerja paralel yaitu penambalan bagian badan kapal
yang bocor, pelapisan fiber pada badan kapal untuk mengurangi pertumbuhan
kotoran yang menempel pada bagian yang terendam air laut, pemasangan kembali
mesin dan baling-baling sampai dengan pengecatan kapal.
Analisis Jaringan Kerja
Tahapan proses perbaikan kapal digambarkan kedalam diagram jaringan
kerja yang ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2.

8
D,4

H,3

5

A,0.083

I,1

8

1
3
2

C,1.5

F,0.5
7

4

B,0.167
E,1

d

6

G,0.167

L,9
Q,1.5

16

P,1

15

11

K,4

10

J,16

14

9
O,9

13

N,3

12

M,12

Gambar 2 Diagram jaringan kerja perbaikan kapal ringan
I,4

L,3

9
J,1

A,0.083

3
2

C,1.5

4

K,0.167

8

1
E,0.25
6

M,1

11

F,0.5

7

H,54

10

B,0.167
D,1

5

G,54
T,1

P,9

19

V,1.5

18

U,1

14

O,4

13

N,16

17

12
S,9

16

R,4

Q,16
15

Gambar 3 Diagram jaringan kerja perbaikan kapal berat
Keterangan:
: kegiatan (aktivitas) yang berlangsung selama periode waktu
: kegiatan semu (dummy)

Shankar et al. (2010) menyatakan bahwa sebuah jaringan kerja didefinisikan
sebagai serangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam menjalankan proyek.
Jaringan kerja tersebut dapat direpresentasikan oleh diagram jaringan kerja untuk
mengarahkan suatu proyek agar berjalan sesuai yang diharapkan. Gambar 1 dan 2
adalah serangkaian kegiatan yang telah direpresentasikan dalam bentuk diagram
jaringan kerja. Persamaan yang terlihat dari kedua kegiatan tersebut, baik
perbaikan ringan maupun perbaikan berat memiliki tiga tahapan kegiatan yang
sama yaitu pembersihan kapal dari kotoran yang menempel pada bagian badan
kapal (sekrap), penambalan bagian badan kapal yang bocor (pakal dan dempul),
pelapisan fiber serta pengecatan kapal. Perbedaan terlihat pada perbaikan kapal
berat (Gambar 2) yang membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan
perbaikan kapal ringan yaitu terletak pada proses perbaikan mesinnya (kegiatan G
dan H).

9
Jalur Kritis
Diagram susunan kegiatan pada Gambar 1 dan 2 selanjutnya dianalisis
untuk menentukan jalur kritis dan slack-nya dengan menggunakan Algoritma
Earliest Start Time (ES), Earliest Finish Time (EF), Latest Start Time (LS) dan
Latest Finish Time (LF). Sugiharto dan Triana (2007) menyebutkan bahwa ES
suatu kegiatan merupakan EF dari kegiatan pendahulunya (ES = EF-1) sedangkan
EF suatu kegiatan merupakan ES pada kegiatan tersebut ditambah dengan jumlah
waktu pengerjaan pada kegiatan tersebut (EF = ES + t).
Berdasarkan perhitungan dengan metode Algoritma, perhitungan waktu
kerja perbaikan kapal ringan disajikan pada Tabel 3. Hasil perhitungan pada Tabel
3 diketahui bahwa terdapat slack pada kegiatan A, E, F, G, M, N dan O.
Terjadinya slack diakibatkan oleh adanya perbedaan waktu antara ES dengan LS
maupun EF dengan LF-nya, sehingga memungkinkan adanya sejumlah tenaga
kerja yang menganggur. Kegiatan yang memiliki nilai slack 0 (nol) merupakan
kegiatan yang berada pada jalur kritis. Jalur kritis ditunjukkan apabila suatu
kegiatan tidak memiliki perbedaan waktu atau kelonggaran waktu (slack) pada
sebuah rangkaian kegiatan (Stelth dan Roy, 2009).
Tabel 3 Jumlah ES, EF, LS, LF dan slack pada proses perbaikan kapal ringan

0,083
0,167
1,5
4
1
0,5
0,167

ES
(1)
0
0
0,167
1,667
1,667
1,667
2,167

LS
(2)
0,084
0
0,167
1,667
25,5
26
26,5

EF
(3)
0,083
0,167
1,667
5,667
2,667
2,167
2,334

LF
(4)
0,167
0,167
1,667
5,667
38,5
38,5
38,667

Slack
(1-2) atau (3-4)
0,083
0
0
0
35,833
36,333
36,333

3
1
16
4
9
12
3
9
1
1,5

5,667
8,667
9,667
25,667
29,667
9,667
21,667
24,667
38,667
39,667

5,667
8,667
9,667
25,667
29,667
14,667
26,667
29,667
38,667
39,667

8,667
9,667
25,667
29,667
38,667
21,667
24,667
33,667
39,667
41,167

8,667
9,667
25,667
29,667
38,667
26,667
29,667
38,667
39,667
41,167

0
0
0
0
0
5
5
5
0
0

Kegiatan

Kode

t

A
B
C
D
E
F
G

1,3
2,3
3,4
4,5
4,6
4,7
7,14

H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q

5,8
8,9
9,10
10,11
11,14
9,12
12,13
13,14
14,15
15,16

Keterangan :
ES : Earliest Start Time
EF : Earliest Finish Time
LF : Latest Finish Time
LS : Latesh Start Time
t : Waktu
Slack : Kelonggaran waktu

10
Mengacu pada Tabel 3 selanjutnya dapat disusun kembali jaringan kerja
beserta waktunya dengan menuliskan ES di atas dan EF di bawah pada masingmasing kegiatan. Apabila besarnya nilai ES sama dengan nilai EF-nya maka
kegiatan tersebut termasuk kedalam jalur kritis. Proses perbaikan kapal ringan dan
jalur kritisnya di galangan KPNDP dapat dilihat pada Gambar 4.
D,4
0
1

H,3

5,667

5

A,0.083

I,1

8,667

8

5,667

8,667

0,084
0,167 C,1.5

3

4

0,167
0
2

F,0.5

1,667

7

1,667

B,0.167

E,1

0

2,167

26,5

6

2,667

d
G,0.167

26,5

L,9

16

41,167 Q,1.5

41,167

15

39,667

39,667

P,1
14

11

29,667
29,667

K,4
10

25,667

J,16

25,667

38,667

9

38,667

9,667
9,667

O,9

13

24,667

N,3

29,667

12 21,667
26,667

M,12

Gambar 4 Diagram waktu lintasan proyek dan jalur kritis perbaikan kapal ringan
Keterangan:
: kegiatan (aktivitas) yang berlangsung selama periode waktu
: kegiatan semu (dummy)
: jalur kritis

Jalur kritis dalam proses perbaikan kapal ringan terletak pada kegiatan B-CD-H-I-J-K-L-P-Q. Jalur ini memiliki jumlah waktu penyelesaian terlama
(terbesar) dan jumlah waktu tersebut merupakan jumlah waktu penyelesaian
proyek tercepat. Oleh karena itu, kegiatan yang terdapat dalam jalur kritis ini
harus diprioritaskan agar tidak terjadi keterlambatan.
Tabel 4 menunjukkan hasil perhitungan proses perbaikan kapal berat dengan
menggunakan metode Algoritma. Perhitungan waktu pada perbaikan kapal berat
menghasilkan slack pada beberapa kegiatan.
Tabel 4 Jumlah ES, EF, LS, LF dan slack pada proses perbaikan kapal berat

0,083
0,167

ES
(1)
0
0

LS
(2)
0,084
0

EF
(3)
0,083
0,167

LF
(4)
0,167
0,167

Slack
(1-2) atau (3-4)
0,083
0

1,5
1
0,25
0,5
54
54
4
1

0,167
1,667
1,667
1,917
2,667
2,417
1,667
1,667

0,167
1,667
1,917
2,167
2,667
2,667
24,667
55,5

1,667
2,667
1,917
2,417
56,667
56,417
5,667
2,667

1,667
2,667
2,167
2,667
56,667
56,667
28,667
56,5

0
0
0,25
0,25
0
0,25
23
53,883

Kegiatan

Kode

t

A
B

1,3
2,3

C
D
E
F
G
H
I
J

3,4
4,5
4,6
6,7
5,10
7,10
4,9
4,8

11

0,167
3

ES
(1)
2,667
5,667

LS
(2)
56,5
28,667

EF
(3)
2,834
8,667

LF
(4)
56,667
31,667

Slack
(1-2) atau (3-4)
53,883
23

11,12
12,13

1
16

8,667
9,667

31,667
32,667

9,667
25,667

32,667
48,667

23
23

O
P

13,14
14,17

4
9

25,667
29,667

44,667
48,667

29,667
38,667

48,667
57,667

19
19

Q
R

12,15
15,16

12
3

9,667
21,667

33,667
45,667

21,667
24,667

45,667
48,667

24
24

S
T

16,17
10,17

9
1

24,667
56,667

48,667
56,667

33,667
57,667

57,667
57,667

24
0

U
V

17,18
18,19

1
1,5

57,667
58,667

57,667
58,667

58,667
60,167

58,667
60,167

0
0

Kegiatan

Kode

t

K
L

8,10
9,11

M
N

I,4

5,667

9

L,3

11

28,667

J,1
1

0

2,667
56,5

8

A,0.083

8,667

M,1

31,667

K,0.167

0,084
3

0,167

0,167
0
2

C,1.5

4

1,667 E,0.25

6

1,667

1,917 F,0.5

7

2,417 H,54
10

2,667

2,167

56,667
56,667

B,0.167

0
D,1

5

2,667

G,54

T,1

2,667
P,9

60,167
19

60,167

V,1.5

58,667
18

58,667

U,1

29,667
14

25,667

O,4
13

48,667

N,16

48,667

57,667
17

9,667

12

57,667

32,667
S,9

24,667
16

48,667

21,667

R,3

15

Q,12

48,667

Gambar 5 Diagram waktu lintasan proyek dan jalur kritis perbaikan kapal berat
Keterangan:
: kegiatan (aktivitas) yang berlangsung selama periode waktu
: kegiatan semu (dummy)
: jalur kritis

Perbaikan kapal berat memiliki jalur kritis yang terletak pada kegiatan B-CD-G-R-T-U-V (Gambar 5). Kegiatan yang berada pada jalur kritis seperti
perbaikan mesin, kemudi dan baling-baling harus diprioritaskan agar tidak terjadi
keterlambatan.
Perhitungan Waktu Kerja
Jam kerja bagi para pekerja di sektor swasta diatur dalam Undang-Undang
No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 77 sampai 85. Pasal 77 ayat 1
UU No. 13/2003 mewajibkan setiap pengusaha melaksanakan ketentuan jam
kerja, yaitu 8 jam kerja dalam 1 hari untuk 5 hari kerja dengan waktu kerja
sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 jam terus menerus
yang dijelaskan pada UU 13/2003 pasal 79, sehingga waktu kerja efektif adalah 7

12
jam per hari. Kelonggaran waktu kerja yang ditetapkan oleh P.A. Management
Consultants Ltd adalah 13% untuk pria (Wetik 1976). Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa terdapat kelonggaran waktu sebesar 13% setiap 7 jam kerja,
sehingga waktu kerja efektif adalah 6,09 jam per hari. Waktu kerja perbaikan
kapal dapat dihitung dengan cara membagikan nilai EF atau LF dengan waktu
kerja efektifnya. Hasil perhitungan penyelesaian waktu kerja perbaikan kapal di
galangan KPNDP dalam satuan hari disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Penyelesaian waktu kerja perbaikan kapal
Kegiatan
perbaikan
Ringan
Berat

Waktu kerja per
hari (jam)
7
7

Waktu kerja efektif per
hari (jam)
6,09
6,09

Waktu Penyelesaian
(hari)
7
10

Jumlah EF atau LF kegiatan perbaikan ringan berjumlah 41,167 jam.
Artinya, perbaikan kapal ringan di galangan KPNDP dapat diselesaikan dalam
kurun waktu 41,167 jam. Penyelesaian proses perbaikan kapal di galangan
KPNDP dengan perbaikan ringan membutuhkan waktu selama 7 hari. Jumlah EF
maupun LF pada proses perbaikan kapal berat yaitu 60,167 jam, artinya bahwa
perbaikan kapal berat di galangan KPNDP diselesaikan dalam 60,167 jam.
Penyelesaian perbaikan kapal berat membutuhkan waktu selama 10 hari. Kedua
kegiatan ini memiliki perbedaan waktu sampai dengan 19 jam. Mengingat adanya
antrian kapal yang terjadi pada galangan kapal KPNDP, waktu penyelesaian
perbaikan kapal seharusnya dipercepat guna meningkatkan efektivitas dan
meminimalisir terjadinya antrian kapal. Selain itu, peningkatan kinerja pegawai
juga dibutuhkan dalam proses perbaikan kapal.
Efektivitas Kerja
Efektivitas waktu jaringan kerja diperoleh dari data luas area kerja (m2),
indeks produktivitas waktu kerja (jam/orang/m2) dan jumlah pekerjanya (orang).
Indeks produktivitas waktu kerja adalah kemampuan seseorang dalam
menyelesaikan kegiatan dalam satuan waktu dan luas area kerjanya. Indeks
produktivitas waktu kerja galangan kapal diperoleh dari observasi langsung pada
kegiatan yang sama di kedua jenis perbaikan. Fungsi dari indeks produktivitas
waktu kerja adalah untuk menghitung waktu efektif kerja perbaikan kapal, yang
selanjutnya dapat diketahui efektivitas kerjanya. Waktu kerja efektif perbaikan
kapal dihitung dengan formula (5), kemudian dianalisis kembali dengan metode
Algoritma Earliest Start Time (ES), Earliest Finish Time (EF), Latest Start Time
(LS) dan Latest Finish Time (LF). Indeks produktivitas kerja tersebut merupakan
ketetapan waktu kerja pada kegiatan yang ada di perbaikan kapal ringan maupun
kapal berat. Indeks produktivitas waktu kerja perbaikan kapal disajikan pada
Tabel 6.
Tabel 6 Indeks produktivitas waktu kerja
Kegiatan
Sekrap bagian alas kapal
Sekrap lambung kapal
Dempul dan pemakalan bagian alas kapal
Cat bagian alas kapal

Index produktivitas waktu kerja
(jam/orang/m2)
0,28
0,28
0,75
0,05

13
Kegiatan
Dempul dan pemakalan bagian lambung kapal
Pemasangan fiber lambung kapal
Cat bagian lambung kapal

Index produktivitas waktu kerja
(jam/orang/m2)
0,58
0,08
0,03

Perhitungan waktu kerja efektif berdasarkan indeks produktivitas waktu
kerja dengan metode Algoritma untuk perbaikan kapal ringan adalah 21,079 jam
atau 5 hari dan memiliki efektivitasnya (diolah berdasarkan formula (6)) sebesar
71,43% jika dibandingkan dengan waktu kerja yang dialokasikan galangan.
Waktu kerja efektif perbaikan kapal berat berdasarkan indeks produktivitas waktu
kerja tidak mengalami perbedaan dengan waktu yang dialokasikan galangan yaitu
10 hari. Hal ini disebabkan proses perbaikan mesin yang tidak dapat dihitung
indeks produktivitasnya karena memiliki ketidakpastian waktu yang tinggi.
Pembahasan
Galangan kapal KPNDP berada di wilayah komplek UPT. Balai Teknologi
Penangkapan Ikan (BTPI) Muara Angke. Jumlah galangan kapal yang berada di
lingkungan UPT. BTPI sebanyak empat galangan. Seluruh galangan tersebut
hanya melayani kegiatan reparasi kapal. Galangan kapal KPNDP merupakan
galangan yang lebih aktif melayani kegiatan perbaikan kapal dibandingkan
dengan ketiga galangan lainnya. Berdasarkan data produksi galangan kapal
KPNDP (UPT BTPI 2013) diketahui bahwa rata-rata setiap bulannya mampu
melayani 28 kapal, dengan jumlah tertinggi kapal melakukan perbaikan kapal
pada bulan Januari sampai dengan Maret. Galangan kapal KPNDP merupakan
salah satu galangan di lingkungan UPT BTPI yang memiliki kapasitas terpasang
paling besar sehingga mampu menaikan kapal dengan bobot mencapai 200 GT.
Kegiatan perbaikan kapal di galangan KPNDP yang dikaji dalam penelitian
ini hanya pemeliharaan tahunan (perbaikan kapal ringan) dan dok besar
(perbaikan kapal berat) saja. Kegiatan pemeliharaan tahunan (perbaikan kapal
ringan) adalah kegiatan rutin yang dilakukan oleh pemilik kapal untuk memenuhi
kebutuhan kelaikan kapal melalui perbaikan yang dilakukan secara berkala setiap
tahunnya, pada umumnya dilakukan pada musim paceklik. Pemeliharaan dok
besar atau biasa disebut perbaikan kapal berat adalah semua kegiatan dalam
perbaikan ringan yang diikuti dengan perawatan mesin kapal dan penggantian
kulit kapal bila diperlukan. Fokus dari perbaikan kapal berat adalah perbaikan
mesin kapal yang lebih membutuhkan waktu lama dibandingkan dengan hanya
perbaikan ringan saja. Dasar dari kedua pemeliharaan tersebut sama, yaitu
perawatan badan kapal agar kapal selalu dalam keadaan baik, bersih dan rapi, baik
bagian dalam maupun luar kapal, serta untuk menjamin keselamatan awak kapal
selama pengoperasian. Perbedaan yang mendasari dari kedua jenis pemeliharaan
tersebut terletak pada kegiatan yang membutuhkan proses rumit dan waktu yang
lebih lama.
Soeharto (1997) mendefinisikan jalur kritis sebagai jalur yang terdiri dari
rangkaian kegiatan di suatu proyek, apabila terlambat akan mengakibatkan
keterlambatan keseluruhan proyek. Jalur kritis perbaikan kapal ringan terdapat
pada kegiatan penyetelan lori, kapal naik dok, sekrap alas kapal, sekrap lambung

14
kapal, cuci kasko kapal, pemakalan dan pendempulan alas kapal, pemasangan
fiber alas kapal, cat alas kapal, pengecekan kapal dan kapal turun dok. Kegiatan
yang terdapat pada jalur kritis harus dilakukan tepat pada waktunya, karena
apabila salah satu kegiatan terjadi keterlambatan maka akan mempengaruhi waktu
kerja lainnya dan sehingga pekerjaan tidak selesai pada waktunya. Oleh karena
itu, kegiatan yang terdapat dalam jalur kritis ini harus diprioritaskan agar tidak
terjadi keterlambatan. Kegiatan di jalur kritis pada perbaikan kapal ringan di
galangan KPNDP yang sering mengalami keterlambatan adalah pemasangan fiber
dan pengecatan. Salah satu faktor yang menyebabkan keterlambatan yaitu kondisi
cuaca yang tidak mendukung dikarenakan pekerjaan perbaikan kapal dilakukan di
ruang terbuka sehingga perlu dilakukan penundaan pekerjaan. Galangan kapal
KPNDP menentukan waktu lembur untuk melakukan pekerjaan yang tertunda,
sehingga perbaikan kapal ringan diharapkan dapat diselesaikan pada waktu yang
telah dialokasikan.
Jalur kritis pada perbaikan kapal berat terletak pada kegiatan penyetelan
lori, kapal naik dok, bongkar dan cabut kemudi dan mesin, perbaikan kemudi dan
mesin, pemasangan fiber bagian lambung kapal, pemasangan kemudi, mesin,
poros baling-baling dan baling-baling serta pengecekan kapal dan kapal turun dok.
Adanya slack yang cenderung besar pada perbaikan kapal berat dikarenakan
perbaikan mesin yang membutuhkan waktu lama, sehingga kapal berdiam lebih
lama di galangan. Pengelola galangan kapal menyerahkan sepenuhnya terhadap
pihak bengkel untuk memperbaiki mesin dalam jangka waktu kurang lebih 7 hari,
sehingga kapal berdiam lebih lama di galangan. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya antrian kapal di galangan kapal KPNDP. Oleh karena itu, upaya yang
harus dilakukan galangan KPNDP untuk mempercepat waktu perbaikan mesin
yaitu dengan peningkatan kinerja sumberdaya dan memperbaiki hubungan
kerjasama pengelola galangan kapal dengan pihak bengkel. Hubungan kerjasama
dapat dilakukan berupa melakukan komunikasi untuk melihat sejauh mana
perbaikan mesin yang dilakukan oleh pihak bengkel.
Faktor-faktor yang memengaruhi durasi kegiatan pada dasarnya dibagi
menjadi 2 bagian (Kaming, 2000) yaitu:
1) Faktor teknis, yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan kegiatan,
yaitu: besar kecilnya volume pekerjaan, kualitas dan pengalaman tenaga kerja,
jenis peralatan, ketersediaan peralatan di lokasi, kualitas dan jenis bahan,
ketersediaan bahan di lokasi, kualitas bangunan yang tercantum dalam
spesifikasi, tingkat kerumitan pekerjaan, luas ruangan untuk mengerjakan,
letak tempat pengerjaan, jumlah tenaga kerja yang digunakan, penempatan
tenaga kerja dalam satu kegiatan, ketergantungan antar kegiatan, adanya
pekerjaan yang dilakukan secara bersamaan.
2) Faktor non teknis, yang berhubungan dengan hal-hal di luar teknis
pelaksanaan meliputi: kondisi cuaca, lokasi proyek, kondisi alam lokasi
proyek, gaya kepemimpinan mandor/pengawas, hubungan antar pekerja dalam
suatu kegiatan.
Susanto et al. (2006) menyebutkan bahwa kegiatan produksi harus
diarahkan untuk menjamin terdapatnya kontinuitas dan koordinasi kegiatan dalam
usaha pengelolaan dan penyelesaian hasil produksi yang sesuai dengan bentuk,
kuantitas, kualitas dan waktu yang diinginkan. Lebih lanjut Kareth et al. (2012)
menyatakan bahwa pelaksanaan suatu proyek dapat berhasil apabila sumberdaya

15
yang ada digunakan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, perlunya
mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proses
perbaikan kapal. Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi jaringan kerja perbaikan kapal, antara lain :
1) Situasi dan kondisi lapangan, dimaksudkan untuk mengetahui hambatanhambatan dan kemudahan yang terdapat di lapangan;
2) Cuaca yang mempengaruhi kinerja perbaikan kapal, namun bisa diatasi
dengan adanya waktu lembur untuk mengejar target penyelesaian perbaikan
kapal yang sudah ditentukan;
3) Sumber daya yang dimiliki oleh pihak galangan seperti tenaga kerja,
kemampuan dan keterampilan tenaga kerjanya. Karena berdasarkan Stelth dan
Roy (2009) untuk memperbaiki jaringan kerja perlu didukung dengan
sumberdaya manusia melaui pengadaan pelatihan teknis terhadap pegawai.
Traymansah et al. (2012) juga menyebutkan bahwa tenaga kerja yang terampil
dibutuhkan untuk mendukung peningkatan kinerja dan produktivitas suatu
perusahaan;
4) Kapasitas alat-alat kerja yang mendukung dalam proses perbaikan kapal;
Berdasarkan waktu penyelesaian kerja perbaikan kapal, perlu dilakukan
analisis untuk mengetahui apakah kegiatan tersebut sudah dilakukan secara efektif
atau belum melalui perhitungan efektivitas waktu kerja. Perhitungan waktu kerja
efektif untuk perbaikan kapal ringan adalah 5 hari dan memiliki efektivitasnya
sebesar 71,43% jika dibandingkan dengan waktu kerja yang dialokasikan
galangan yaitu 7 hari. Jika galangan KPNDP menerapkan waktu kerja efektif
tersebut, maka penghematan waktu 2 hari dapat digunakan untuk menaikkan kapal
yang sudah mengantri ke atas dok.
Biaya perbaikan kapal berkaitan dengan waktu penyelesaian. Waktu
penyelesaian perbaikan kapal ringan dialokasikan galangan selama 7 hari tanpa
menghitung hari Sabtu dan Minggu. Artinya waktu sebenarnya yang ditempuh
galangan untuk menyelesaikan perbaikan kapal ringan adalah 9 hari. Berdasarkan
hasil penelitian, waktu kerja efektif perbaikan kapal ringan hanya ditempuh
selama 5 hari. Artinya galangan kapal dapat menghemat 2 hari waktu perbaikan
kapal. Lama perbaikan kapal berkaitan dengan jumlah kapal yang mampu dinaiki
dalam satu slipway-nya. Selama ini, galangan menerapkan waktu perbaikan kapal
selama 9 hari, maka satu slipway mampu menaikkan 6 unit kapal dalam waktu 27
hari. Akan tetapi apabila galangan kapal menerapkan waktu kerja efektif yaitu 5
hari, maka satu slipway akan mampu menaikkan 10 unit kapal dalam waktu 25
hari. Menerapkan waktu kerja efektif perbaikan kapal ringan ini dapat
meningkatkan satu hingga dua kapal per slipway. Hal ini berkaitan juga untuk
dapat meningkatkan produksi galangan kapal KPNDP dalam memperbaiki kapal
terutama untuk perbaikan kapal ringan. Penerimaan galangan juga akan
bertambah seiring dengan peningkatan produksi.
Waktu efektif perbaikan kapal berat berdasarkan indeks produktivitas waktu
kerja tidak mengalami perbedaan dengan waktu yang dialokasikan galangan yaitu
10 hari. Hal ini disebabkan proses perbaikan mesin yang tidak dapat dihitung
indeks produktivitasnya karena memiliki ketidakpastian waktu yang tinggi. Waktu
ketidakpastian ini terdapat pada kegiatan perbaikan mesin yang cenderung
menunggu lama dalam pembelian spare part. Ketidakpastian dalam memperbaiki
mesin kapal dibenarkan oleh Kurniawati (2011) bahwa galangan kapal KPNDP

16
memiliki nilai infoware (informasi) yang rendah. Menurut Nazaruddin (2008)
infoware adalah komponen informasi yang berkaitan dengan proses, prosedur,
teknik, metode, teori, spesifikasi, pengamatan dan keterkaitan. Galangan kapal
menganggap bahwa komponen infoware tidak terlalu penting sehingga
komunikasi antara pihak galangan dengan pihak bengkel tidak berjalan dengan
baik.
Efektivitas adalah hasil produksi maksimal dari sistem pada periode tertentu
yang dapat diharapkan perusahaan untuk menghasilkan produk dengan metode
penjadwalan, cara pemeliharaan dan standar mutu tertentu (Render dan Heizer
2001). Efektivitas kerja perbaikan kapal dapat ditingkatkan lagi melalui
pengawasan yang lebih baik serta memberikan motivasi kepada pegawai untuk
bekerja lebih giat lagi dan tidak membuang waktu untuk kegiatan yang tidak
efektif. Kebiasaan pegawai yang sering membuang waktu dalam pekerjaannya
dibuktikan pada kajian Kurniawati (2011) bahwa komponen humanware
(kemampuan sumberdaya manusia) di galangan KPNDP memiliki nilai yang
relatif rendah. Humanware adalah kemampuan manusia yang mencakup
pengetahuan, ketrampilan, kebijakan, kreativitas dan pengalaman (Nazaruddin
2008).
Kesimpulan
Berdasarkan analisis jaringan kerja, maka dapat diperoleh k