Aplikasi Pencarian Tempat Wisata Kuliner Di Kota Bogor Berbasis Location Based Service Dan Geotagging Pada Android

APLIKASI PENCARIAN TEMPAT WISATA KULINER DI
KOTA BOGOR BERBASIS LOCATION BASED SERVICE
DAN GEOTAGGING PADA ANDROID

BINTARTI ARIA WARDANI

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aplikasi Pencarian
Tempat Wisata Kuliner di Kota Bogor Berbasis Location Based Service dan
Geotagging pada Android adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016
Bintarti Aria Wardani
NIM G64134030

ABSTRAK
BINTARTI ARIA WARDANI. Aplikasi Pencarian Tempat Wisata Kuliner di
Kota Bogor Berbasis Location Based Service dan Geotagging pada Android.
Dibimbing oleh KARLINA KHIYARIN NISA.
Bogor sebagai salah satu kota wisata memiliki destinasi kuliner yang
digemari oleh banyak wisatawan. Aplikasi pencarian wisata kuliner merupakan
suatu fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan. Penelitian ini mengembangkan
sebuah aplikasi pencarian tempat wisata kuliner berbasis location based service
(LBS) dan geotagging pada Android. Aplikasi pada penelitian ini memiliki 9
kebutuhan fungsional, yaitu melihat peta wisata kuliner, melihat daftar restoran
terdekat, melihat daftar semua restoran/menu kuliner, melakukan pencarian
restoran/menu kuliner, melihat detail restoran/menu kuliner, menambah data
restoran/menu dengan foto geotagging, menampilkan rute perjalanan, memberi
rating restoran/menu kuliner, serta pengaturan tipe tampilan peta. Aplikasi

menggunakan Google API sebagai penyedia peta dan penyedia rute ke lokasi
wisata kuliner. Aplikasi ini juga mengimplementasikan geotagging untuk
menambahkan data lokasi ke server. Evaluasi usability melalui kuesioner
pengguna pada sistem menghasilkan nilai 84.78%.
Kata kunci: Android, geotagging, kuliner, LBS

ABSTRACT
BINTARTI ARIA WARDANI. Application for Searching Culinary Location in
Bogor City Using Location-Based Service and Geotagging on Android.
Supervised by KARLINA KHIYARIN NISA.
Bogor as one of the tourist city has culinary destination favored by many
tourists. Therefore, culinary destination search tool is needed by them. This
research developed an application to find culinary destinations based on location
based service (LBS) and geotagging on Android. Application developed in this
research has 9 functional requirements which are: view map of culinary
destinations, view list of nearby restaurants, view list of all restaurants/culinary
menus, search restaurant/culinary menu, view details of restaurants/culinary
menus, add data restaurant/culinary menu using geotagging photo, display travel
route, rate restaurant/culinary menu, and set type of map view. This application
used Google API as the map and route provider to direct user to the culinary

location. This application also implemented geotagging to add location data to the
server. Usability evaluation on the system using questionnaire yielded value of
84.78%.
Keywords: Android, culinary, geotagging, LBS

APLIKASI PENCARIAN TEMPAT WISATA KULINER DI
KOTA BOGOR BERBASIS LOCATION BASED SERVICE
DAN GEOTAGGING PADA ANDROID

BINTARTI ARIA WARDANI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2016

Penguji:
1 Rina Trisminingsih, SKomp MT
2 Husnul Khotimah, SKomp MKom

Judul Skripsi: Aplikasi Pencarian Tempat Wisata Kuliner di Kota Bogor Berbasis
Location Based Service dan Geotagging pada Android
Nama
: Bintarti Aria Wardani
NIM
: G64134030

Disetujui oleh

Karlina Khiyarin Nisa, SKom MT
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr Ir Agus Buono, MSi MKom
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita yang selalu berusaha menggapai ridha
Allah.
Alhamdulillah atas bimbingan dan petunjuk dari Allah subhanahu wa ta'ala
serta bimbingan dari semua pihak, penyusunan tugas akhir yang berjudul
“Aplikasi Pencarian Tempat Wisata Kuliner di Kota Bogor Berbasis Location
Based Service dan Geotagging pada Android” dapat diselesaikan. Tugas akhir ini
tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
 Kedua orang tua, Bapak Anwar dan Ibu Suwarti, kakak-kakakku Danang
Priya Wardana dan Vonny Imelda serta keluarga yang selalu mendoakan,

memberi nasihat, motivasi, semangat, dan dukungan sehingga penelitian ini
bisa diselesaikan.
 Ibu Karlina Khiyarin Nisa, SKom MT selaku pembimbing atas ilmu, waktu
bimbingan, arahan, dan motivasi yang diberikan selama pengerjaan penelitian
ini.
 Ibu Rina Trisminingsih, SKomp MT dan Ibu Husnul Khotimah, SKomp
MKom sebagai penguji yang telah memberikan saran, masukan, dan ide-ide
dalam penelitian ini.
 Teman seperjuangan dari diploma dan sekontrakan Nanda dan Setyo yang
telah memberikan semangat dan masukan.
 Rekan-rekan Ekstensi Ilkom angkatan 8 atas kebersamaannya dan kenangan
indah selama menjalani masa studi.
 Departemen Ilmu Komputer IPB, staf, dan dosen yang telah banyak
membantu selama masa perkuliahan hingga penelitian.
Semoga penelitian ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2016
Bintarti Aria Wardani

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

3

METODE

3


Analisis Kebutuhan

4

Perancangan

4

Implementasi

4

Pengujian

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

6


Analisis Kebutuhan

6

Perancangan

9

Implementasi

10

Pengujian

16

SIMPULAN DAN SARAN

20


Simpulan

20

Saran

20

DAFTAR PUSTAKA

20

LAMPIRAN

22

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8

Penilaian kuesioner berdasarkan skala Likert
Kebutuhan fungsional aplikasi
Skenario pengujian black-box
Pengujian sistem menggunakan metode black-box
Task usability
Contoh pertanyaan berdasarkan aspek usability
Klasifikasi penarikan kesimpulan hasil evaluasi usability
Evaluasi usability tiap aspek

5
7
16
16
17
18
19
19

DAFTAR GAMBAR
1 Tahap pengembangan waterfall model (Pressman 2010)
2 Tahapan penelitian
3 Usecase diagram aplikasi pencarian lokasi wisata kuliner
4 Activity diagram lihat peta kuliner
5 ERD kuliner Bogor
6 Arsitektur aplikasi pencarian wisata kuliner
7 Class diagram aplikasi pencarian wisata kuliner
8 Rancangan antarmuka aplikasi pencarian kuliner
9 Proses sinkronisasi basis data SQLite dengan MySQL
10 EXIF info pada foto
11 Proses pendaftaran untuk mendapatkan API Key
12 Hasil implementasi layout

3
3
7
8
9
9
10
11
12
13
14
15

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Requrement gathering aplikasi pencarian kuliner
Activity diagram
Proses pengumpulan data tempat wisata kuliner
Proses pengambilan koordinat tempat wisata kuliner
Class diagram aplikasi Kuliner Kota Bogor
Tampilan screen shoot dari aplikasi pencarian tempat wisata kuliner
Skenario black-box testing
Kuesioner usability testing
Hasil perhitungan kuesioner usability testing

22
23
26
27
28
29
31
34
37

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wisata kuliner merupakan suatu kegiatan berwisata dan berkunjung ke
rumah makan yang menyajikan makanan populer di daerah setempat, makanan
yang unik, ataupun rumah makan dengan interior yang unik. Berbagai macam
wisata kuliner yang menarik dengan menu makanan yang menggugah selera
terdapat di Bogor. Hal tersebut menjadikan Bogor sebagai kota tujuan wisata
kuliner.
Kota Bogor pada tahun 2013 tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
memiliki rumah makan dan restoran sebanyak 225 tempat (BPS 2014). Semakin
banyak tujuan wisata kuliner yang ada mengakibatkan wisatawan sulit untuk
mencari lokasi dan restoran yang sesuai dengan keinginan. Informasi wisata
kuliner yang didapatkan umumnya hanya terbatas berupa nama tempat, alamat,
dan arah jalan. Penggunaan smartphone akan membantu wisatawan dalam
menemukan lokasi wisata kuliner terdekat dari posisi wisatawan berada, karena
smartphone memiliki fitur global positioning system (GPS), navigation, serta
terhubung dengan jaringan internet. Fitur smartphone tersebut dapat dimanfaatkan
dengan menggunakan sebuah aplikasi layanan berbasis lokasi.
Aplikasi pencarian tempat wisata kuliner dengan menggunakan layanan
berbasis lokasi atau location based service (LBS) akan membantu wisatawan
mencari lokasi restoran maupun menu kuliner tertentu. LBS merupakan suatu
layanan yang dapat mengirimkan data dan informasi yang berisi informasi lokasi
terkini keberadaan pengguna atau informasi yang memproyeksikan beberapa
lokasi dari pengguna mobile (Brimicombe dan Li 2009). LBS diterapkan sebagai
satu bagian arsitektur yang terdiri dari lima komponen seperti perangkat mobile,
jaringan komunikasi, komponen positioning (GPS), layanan provider, dan aplikasi,
serta provider data (Deidda et al. 2010). Layanan yang dikirimkan meliputi area
peta, kondisi cuaca, kondisi arus lalu lintas, pemandu tur, informasi belanja, dan
lain sebagainya. LBS membutuhkan lokasi yang akurat untuk menghasilkan
informasi yang berguna dan efektif.
Putra (2013) telah melakukan pembangunan aplikasi pencari SPBU terdekat
di area Bogor dengan LBS. Aplikasi tersebut menyediakan informasi lokasi SPBU
terdekat dan menampilkan rute jalan ke SPBU yang dipilih. Aplikasi dibangun
pada platform Android yang diintegrasikan dengan Google Maps. Aplikasi
diimplementasi dengan bahasa pemrograman Java, SQLite sebagai basis data
penyimpanan, dan GPS untuk mendapatkan posisi user.
Afnarius et al (2014) telah melakukan pembangunan aplikasi pencarian
wisata kuliner di Sumatera Barat yang berbasis mobile geographic information
system. Pembangunan aplikasi ini bertujuan membantu wisatawan untuk
mendapatkan informasi mengenai wisata kuliner di Sumatera Barat. Aplikasi
dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP, Basic4Android, dan
Google Maps. Database yang digunakan pada aplikasi tersebut yakni PostgreSQL.
Namun aplikasi tersebut masih perlu adanya penambahan fitur yang menunjang,
seperti unggah foto ke jejaring sosial, akun bagi pengguna, serta penambahan
lokasi wisata kuliner baru.

2
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mardani (2014) telah membuat
sistem informasi geografis pelaporan masyarakat (SIGMA) berbasis foto geotag.
Sistem ini dibangun sebagai wadah keluhan masyarakat terhadap masalah yang
terjadi di lingkungan sekitar dengan mengunggah foto terkait dan menampilkan
titik lokasi kejadian pada peta. Sistem dibangun menggunakan GPS sebagai
penentu posisi dari user, GPS photo tagging, dan Google geocoding yang
digunakan untuk menambahkan informasi posisi data GPS pada foto yang disebut
dengan geotagging.
Geotagging merupakan suatu prosedur untuk menambahkan informasi
metadata geografis pada media yang berbeda seperti menambahkan informasi
geografis pada gambar, audiovisual, situs internet, pesan SMS, QR code, maupun
RSS berupa metadata geospasial (Sari dan Sunaryono 2012). Umumnya informasi
yang ditambahkan terdiri atas koordinat geografis GPS, lokasi tempat (alamat),
deskripsi informasi dari tempat tersebut, dan penanda tempat.
Penelitian ini mengembangkan sebuah aplikasi pencarian tempat wisata
kuliner berbasis LBS dan geotagging menggunakan assisted global positioning
system (A-GPS) dan Google Maps. Aplikasi dibangun pada platform Android
dengan melihat penggunaan sistem operasi Android di Indonesia mencapai
74.28 % dari sistem operasi teratas lainnya seperti iOS, Blackberry, Symbian OS,
dan Series 40 (StatCounter 2015). Pengguna akan mengetahui letak pengambilan
suatu gambar yang berkaitan dengan wisata kuliner menggunakan geotagging
pada informasi digital photo. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu wisatawan
Kota Bogor untuk menentukan lokasi wisata kuliner dan mampu menampilkan
rute ke wisata kuliner yang diinginkan.

Perumusan Masalah
Banyak wisatawan yang kesulitan untuk mencari lokasi wisata kuliner yang
akan dikunjungi di Kota Bogor. Wisatawan yang datang ingin menikmati suatu
menu khas Bogor sering kali belum mengetahui daerah atau restoran yang
menyajikan menu tersebut. Terdapat banyak tujuan wisata kuliner menarik yang
belum banyak diketahui oleh wisatawan. Oleh karena itu, dikembangkan sebuah
aplikasi pencarian tempat wisata kuliner di area Kota Bogor berbasis LBS dan
geotagging.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah membangun aplikasi pencarian tempat
wisata kuliner berbasis LBS dan geotagging pada Android yang mampu
menambah tempat wisata kuliner dengan foto geotagging.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi lokasi
wisata kuliner terdekat, pilihan menu wisata kuliner, menampilkan rute tercepat
ke lokasi wisata kuliner berdasarkan Google Maps, dan menambahkan data lokasi

3
wisata kuliner dan menu kuliner dengan foto sehingga dapat memudahkan
wisatawan untuk menentukan tujuan wisata kuliner yang terdekat dari posisi
pengguna berada dan mendapatkan informasi wisata kuliner yang terkini.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini, yaitu:
1 Penelitian ini dibatasi pada pengembangan aplikasi smartphone Android.
2 Lingkup wisata kuliner di area Kota Bogor.
3 Pengembangan aplikasi pada sisi server hanya sebatas penyimpanan informasi
lokasi dan foto hasil geotagging, tanpa memverifikasi penambahan data dari
pengguna.
4 Proses penambahan data dapat dilakukan saat terhubung dengan server.
5 Penampil rute perjalanan menggunakan aplikasi penunjuk jalan di luar aplikasi
yang dikembangkan.

METODE
Metode penelitian difokuskan pada pengembangan aplikasi LBS. Tahapan
penelitian yang dilakukan mengadaptasi dari metode classic life cycle (waterfall).
Metode waterfall merupakan metode pengembangan perangkat lunak yang
sistematik dan sekuensial yang dimulai dengan mengumpulkan spesifikasi
kebutuhan pelanggan dan dilanjutkan dengan perencanaan, pemodelan,
pembuatan sistem, dan penyebaran (Pressman 2010). Tahapan pada model
pengembangan waterfall dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Tahap pengembangan waterfall model (Pressman 2010)
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian yaitu analisis kebutuhan,
perancangan, implementasi, pengujian, dan evaluasi. Tahapan penelitian dapat
dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Tahapan penelitian

4
Analisis Kebutuhan
Tahap analisis kebutuhan dimulai dengan requirement gathering atau proses
pengumpulan kebutuhan yang meliputi kebutuhan fungsional dan kebutuhan data.
Proses pengumpulan kebutuhan fungsional dilakukan dengan riset pada beberapa
jurnal dan aplikasi serupa yang telah dibangun. Riset yang telah dilakukan
menghasilkan kebutuhan fungsional yang diperlukan pada suatu aplikasi
pencarian wisata kuliner. Selanjutnya kebutuhan fungsional yang telah
didefinisikan digambarkan dengan usecase diagram. Perancangan usecase
diagram bertujuan untuk mengetahui urutan aktivitas pengguna dan proses bisnis
pada sistem yang dikembangkan. Urutan dari aktivitas pengguna digambarkan
dengan activity diagram. Tahapan ini juga mendefinisikan dan mengumpulkan
kebutuhan data yang diperlukan dalam pembangunan sistem. Proses pengumpulan
data dilakukan dengan mengumpulkan data yang diperlukan pada beberapa
website terkait.

Perancangan
Tahap desain atau perancangan dilakukan dengan merancang model
perangkat lunak dari aplikasi yang akan dibangun. Perancangan perangkat lunak
meliputi perancangan struktur data, arsitektur perangkat lunak, gambaran
antarmuka sistem dan desain proses sistem (Pressman 2010). Perancangan model
perangkat lunak pada penelitian ini menggunakan unified modelling language
(UML), sedangkan perancangan antarmuka menggunakan WireframeSketcher.
UML merupakan gabungan antara analisis dan perancangan perangkat lunak
yang berorientasi objek. UML dibagi ke dalam dua aktivitas utama dalam
perancangan, yaitu perancangan sistem dan perancangan objek. Perancangan
sistem diutamakan pada perancangan arsitektur dari perangkat lunak seperti
perancangan interaksi user, pengelolaan suatu aktivitas, dan pengelolaan data
seperti fail dan basis data (Pressman 2010). Perancangan UML yang dilakukan
yaitu class diagram digunakan untuk menampilkan kelas-kelas yang digunakan.

Implementasi
Tahap implementasi atau pembangunan sistem merupakan proses
penerjemahan desain ke dalam suatu bahasa pemrograman yang dapat dimengerti
oleh komputer (Pressman 2010). Tahap ini biasa disebut dengan pengkodean
(coding). Proses yang dilakukan pada tahap ini meliputi sinkronisasi basis data
SQLite dengan basis data MySQL, pembuatan package yang berisi class
restaurant, culinary menu, menampilkan peta kuliner, dan pengaturan peta.
Aplikasi pencarian tempat wisata kuliner berbasis LBS dan geotagging ini
diimplementasikan menggunakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat
lunak, antara lain:
1 Perangkat Keras
a Lenovo P70-A dengan sistem operasi Android Kitkat v4.4.4
i CPU Octa Core 1.7 GHZ
ii Memory internal 16 GB

5
iii Kamera 13 MP, autofocus, LED flash
b Dell Inspiron 1640 dengan sistem operasi Windows 7 Profesional
i Intel Core i3-330M processor
ii Memory 6 GB DDR3
iii Hardisk 500 GB
2 Perangkat Lunak
a Eclipse Luna ADT
b Android SDK
c Google Maps API

Pengujian
Tahap pengujian merupakan tahap yang dilakukan saat sistem telah selesai
dibangun. Pengujian sistem dilakukan menggunakan metode black-box
berdasarkan kebutuhan fungsional yang telah didefinisikan. Pengujian dilakukan
dengan mengikuti skenario pengujian yang telah dibuat sebelum melakukan
pengujian. Jika sistem masih memerlukan perbaikan, maka akan kembali ke tahap
sebelumnya untuk memperbaikinya dan diuji kembali pada tahap ini.
Setelah seluruh fungsi dilakukan pengujian, selanjutnya dilakukan evaluasi
terhadap fungsi yang telah berhasil diimplementasikan. Proses evaluasi dilakukan
dengan mengukur tingkat usability dari sistem. Usability adalah atribut kualitas
yang menjelaskan atau mengukur seberapa mudah penggunaan suatu antarmuka
(Nielsen 2012). Menurut Nielsen (2012), usability didefinisikan melalui 5 aspek
kualitas yaitu:
1 Learnability: mengukur tingkat kemudahan pengguna mempelajari cara
penggunaan aplikasi tersebut untuk pertama kali.
2 Efficiency: mengukur kecepatan pengguna dalam melakukan tugasnya untuk
pertama kali.
3 Memorability: mengukur tingkat pengguna dalam mengingat langkah-langkah
serta proses-proses yang dilakukan dalam mencapai tujuannya.
4 Error: mengukur kemungkinan pengguna melakukan kesalahan dan seberapa
mudah pengguna mengatasinya.
5 Satisfaction: mengukur tingkat kepuasan pengguna dalam menggunakan
aplikasi yang telah dibangun.
Evaluasi usability dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada
pengguna aplikasi yang telah dibangun. Kuisioner dirancang dengan
memperhatikan lima aspek usability. Tujuan utama kuesioner adalah untuk
mengumpulkan informasi dari responden berupa tingkat kepuasan mengenai
kekurangan dan kelebihan suatu aplikasi (Rubin dan Chissnell 2008). Kepuasan
pengguna diukur dengan skala Likert 1 sampai 5 untuk membantu pengguna
mengekspresikan kepuasan mereka terhadap aplikasi. Penilaian kuesioner yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Penilaian kuesioner berdasarkan skala Likert
PK

STS

TS

RR

S

SS

Nilai

1

2

3

4

5

6
Keterangan:
PK = Pertanyaan Kuesioner
STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju
RR = Ragu-Ragu

S = Setuju
SS = Sangat Setuju

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Kebutuhan
Tahap analisis kebutuhan berfokus pada analisis kebutuhan fungsional dan
analisis kebutuhan data. Analisis kebutuhan fungsional didefinisikan dan
digambarkan menggunakan usecase diagram. Setiap usecase dapat digambarkan
desain prosesnya, untuk desain proses digambarkan dengan activity diagram.
Usecase diagram dan activity diagram dirancang agar tidak terjadi kesalahan
dalam tahap implementasi dan pengujian. Adapun pada analisis kebutuhan data
didefinisikan data beserta atribut data yang diperlukan dalam penelitian.
Kebutuhan Fungsional
Tahap analisis kebutuhan dilakukan untuk mengumpulkan data kebutuhan
fungsional dari aplikasi. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan riset
pada beberapa aplikasi Android yang serupa seperti aplikasi Kuliner Yogyakarta,
PergiKuliner, Wisata Kuliner Jakarta dan Zomato Restaurant Finder. Riset pada
aplikasi pencarian kuliner yang serupa didapat bahwa suatu aplikasi pencarian
kuliner memiliki kebutuhan fungsional sebagai berikut:
1 Melihat tempat kuliner atau restoran terdekat
2 Melihat detail informasi dari restoran
3 Melihat rating restoran
4 Melihat peta kuliner
5 Menampilkan rute perjalanan ke restoran yang dituju
6 Memilih wilayah wisara kuliner
7 Melihat kuliner favorit
8 Melakukan pencarian menu kuliner
9 Melakukan pencarian restoran
10 Memberikan review atau komentar
11 Melakukan share ke media sosial
12 Melihat informasi harga dan keterangan waktu operasi restoran.
13 Melakukan pencarian menu kuliner berdasarkan kategori, misalnya kategori
murah
14 Melakukan pencarian menu kuliner berdasarkan waktu, misalnya makan siang,
sarapan, atau makan malam.
Kebutuhan fungsional dari setiap aplikasi dapat dilihat pada Lampiran 1.
Berdasarkan hasil riset pada penelitian ini, diambil 9 kebutuhan fungsional
yang dibutuhkan untuk aplikasi pencarian. Daftar kebutuhan fungsional seperti
terlihat pada Tabel 2. Kebutuhan fungsional dari pengguna dapat digambarkan
dengan usecase diagram. Usecase diagram dapat dilahat pada Gambar 3. Fitur
penampil rute perjalanan pada penelitian ini menggunakan aplikasi penunjuk jalan

7
di luar aplikasi yang dibangun seperti Google Maps dan aplikasi navigasi yang
ada diperangkat mobile. Dari usecase yang ada pada usecase diagram dapat
dibuat urutan aktivitas atau desain proses yang terjadi antara pengguna dengan
aplikasi.
Tabel 2 Kebutuhan fungsional aplikasi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kebutuhan fungsional
Melihat peta wisata kuliner
Melihat daftar restoran terdekat
Melihat daftar semua restoran/menu kuliner
Mencari restoran/menu kuliner
Melihat detail info restoran/menu kuliner
Menambah data restoran/menu kuliner dengan menambahkan
foto dan keterangan lain
Menampilkan rute perjalanan ke restoran/menu kuliner yang
dipilih
Memberi peringkat (rating) untuk restoran/menu kuliner yang
dipilih
Mengatur tipe tampilan peta

Gambar 3 Usecase diagram aplikasi pencarian lokasi wisata kuliner
Desain proses dari aplikasi digambarkan dengan menggunakan activity
diagram. Terdapat 6 activity diagram pada penelitian ini yang meliputi activity
lihat wisata kuliner pada peta, lihat restoran/menu terdekat, lihat semua
restoran/menu, lihat detail restoran/menu, pengaturan tipe tampilan peta, dan
tambah data restoran/menu. Activity lihat wisata kuliner pada peta, lihat
restoran/menu terdekat, lihat semua restoran/menu, dan tambah data
restoran/menu mengharuskan GPS dan internet pada perangkat mobile dalam

8
keadaan menyala. Hal ini dikarenakan activity tersebut membutuhkan informasi
lokasi pengguna saat ini berada (latitude dan longitude) sehingga dapat
menampilkan daftar restoran terdekat, kuliner terdekat, serta penunjuk jalan.
Activity diagram yang pertama adalah activity lihat peta wisata kuliner yang
direpresentasikan menggunakan menu Culinary Maps yang berfungsi untuk
menampilkan peta semua tempat wisata kuliner (restoran) dan menu kuliner
dengan posisi pengguna sekarang berada. Proses pada activity ini dapat dilihat
pada Gambar 4 dan untuk activity diagram lainnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

Gambar 4 Activity diagram lihat peta kuliner
Kebutuhan Data
Data yang dibutuhkan pada penelitian ini yaitu data longitude dan latitude
dari lokasi restoran beserta foto dan keterangan lain seperti menu, alamat, dan
ulasan pelanggan. Atribut data yang digunakan digambarkan dengan entity
relationship diagram (ERD) dan dapat dilihat pada Gambar 5. Data yang
digunakan dalam penelitian berasal dari dua buah website, yaitu website
Visitbogor (2013) dan website Zomato (2015). Dua website tersebut menyediakan
data berupa daftar restoran dan menu kuliner yang ada di wilayah Kota Bogor dan
dapat dilihat pada Lampiran 3. Data yang diambil dari kedua website tersebut
berjumlah 12 data restoran dan 12 data menu kuliner dari masing-masing website.
Data restoran yang diperoleh kemudian dicari titik koordinatnya. Penentuan
koordinat (latitude dan longitude) masing-masing restoran dilakukan dengan
bantuan fitur Google Maps. Fitur untuk mendapatkan koordinat yang digunakan
adalah fitur what’s here?. Pengambilan koordinat dapat dilihat pada Lampiran 4.

9

Gambar 5 ERD kuliner Bogor

Perancangan
Tahap perancangan ini dilakukan dengan merancang arsitektur yang terlibat
dalam pembuatan sistem, perancangan basisdata, perancangan proses sistem serta
perancangan antarmuka sistem. Perancangan basis data dan perancangan proses
sistem digambarkan menggunakan UML. Adapun perancangan antarmuka
menggunakan software WireFrameSketcher.
Arsitektur Perangkat Lunak
Tahap perancangan dimulai dengan merancang arsitektur dari sistem untuk
memudahkan pemahaman alur kerja sistem yang akan digunakan sebagai acuan
pengembangan. Arsitektur sistem Kuliner Bogor yang dapat dilihat pada Gambar
6. Pengguna berkomunikasi dengan aplikasi Kuliner Bogor melalui smartphone.
Apabila pengguna melakukan suatu perintah maka eksekusinya akan diproses di
dalam smartphone dan harus terhubung dengan server web. Komponen
positioning digunakan untuk menemukan posisi dari keberadaan perangkat mobile.
Komponen provider berperan menyediakan layanan A-GPS dan akses internet
untuk menyampaikan perintah menuju server Google Maps. Perintah tersebut
dapat berupa menampilkan jarak dan tempat pada Google Maps dalam aplikasi.
Server web berperan sebagai penyedia data pada saat online, permintaan untuk
pembaruan data dan penyimpanan data.

Gambar 6 Arsitektur aplikasi pencarian wisata kuliner

10
Perancangan Basis Data
Pada tahap sebelumnya telah dilakukan pendefinisian kebutuhan data yang
dipakai dalam aplikasi. Selanjutnya dibuat perancangan basis data yang akan
digunakan dalam aplikasi. Aplikasi pencarian kuliner Bogor terdiri atas dua
kategori basis data, yaitu menggunakan DBMS SQLite untuk kebutuhan data pada
saat offline dan DBMS MySQL untuk kebutuhan data dan penambahan data
(restoran dan menu kuliner) secara online. Penggunaan data online dan offline ini
bertujuan untuk menghindari proses download data yang besar pada saat
pemasangan aplikasi untuk pertama kali serta untuk mempermudah sharing data.
Perancangan basis data digambarkan dengan menggunakan class diagram yang
dapat dilihat pada Gambar 7. Setelah perancangan basis data dilakukan maka
selanjutnya dilakukan perancangan proses bisnis dari sistem yang dikembangkan.

Gambar 7 Class diagram aplikasi pencarian wisata kuliner
Perancangan Antarmuka
Suatu rancangan antarmuka dibuat dari activity diagram untuk
menggambarkan setiap activity. Perancangan antarmuka diperlukan untuk
mendeskripsikan tampilan pengguna dan memudahkan pembuatan antarmuka
pada saat implementasi. Rancangan antarmuka dapat dilihat pada Gambar 8.

Implementasi
Tahap implementasi menghasilkan suatu aplikasi Android pada perangkat
mobile yang dapat memberikan informasi tempat wisata kuliner terdekat dan
pilihan menu kuliner serta menampilkannya pada peta menggunakan Google
Maps API. Implementasi dimulai dengan melakukan sinkronisasi basis data
SQLite pada Android dengan basis data pada MySQL. Proses sinkronisasi basis
data dibutuhkan PHP script untuk mengeksekusi permintaan SQL dan
mengirimkan data dalam format JavaScript object notation (JSON). Proses
sinkronisasi dapat dilihat pada Gambar 9.

11

Gambar 8 Rancangan antarmuka aplikasi pencarian kuliner
Proses sinkronisasi dimulai pada saat pengguna berinteraksi dengan aplikasi
Android kemudian melakukan perintah penyimpanan data yang tersimpan pada
basis data SQLite, lalu JSON dibangun dari data yang tersimpan pada SQLite.
JSON yang telah dibangun kemudian dikirim ke PHP class pada server dengan
mengirimkan URL web service. Selanjutnya dilakukan proses menerjemahkan
JSON menjadi array PHP dengan PHP script, array tersebut kemudian disimpan
kedalam basis data MySQL. Terakhir kelas PHP mengembalikan data dalam
bentuk JSON ke aplikasi Android.

12

Gambar 9 Proses sinkronisasi basis data SQLite dengan MySQL
Implementasi fungsi-fungsi pada aplikasi selanjutnya dilakukan dengan
membuat suatu package yang berisi class. Packages tersebut berisi class activity
utama yaitu class restaurant, culinary menu, peta activity, dan option preference.
Uraian lengkap class activity yang dibuat dapat dilihat pada Lampiran 5.
Implementasi geotagging dilakukan pada fungsi penambahan data yang ada
pada class restoran dan class menu kuliner. Fungsi ini memberikan pilihan
pengambilan foto, yaitu pengambilan foto melalui kamera perangkat mobile dan
pengambilan dari galeri foto. Berikut ini merupakan kutipan kode program untuk
pemilihan pengambilan foto.

//Menampilkan pilihan pengambilan gambar
final CharSequence[] dialogitem = {"Gallery", "Camera"};
AlertDialog.Builder builder = new
AlertDialog.Builder(AddRestaurant.this);
builder.setTitle("Select Photo");
builder.setItems(dialogitem, new DialogInterface.OnClickListener() {
publicvoid onClick(DialogInterface dialog, int item) {
switch(item){
//Menampilkan galeri dari perangkat android
case 0 :
Intent intent = new Intent();
intent.setType("image/*");
intent.setAction(Intent.ACTION_GET_CONTENT);
startActivityForResult(Intent.createChooser(intent,
"SelectPicture"),1);
break;
//Menyiapkan kamera untuk pengambilan foto
case 1 :
Intent intent2 = new
Intent("android.media.action.IMAGE_CAPTURE");
startActivityForResult(intent2, 2);
break;
}
}



Langkah pertama yang dilakukan pada proses geotagging yaitu membaca
exchangeable image format (EXIF) sebuah foto. EXIF merupakan algoritme yang
tergabung dalam perangkat lunak JPEG yang digunakan di dalam sebagian besar
kamera (Binanto 2010). EXIF bertujuan untuk merekam dan menstandardisasi
pertukaran data antara kamera digital, perangkat lunak pengeditan, dan penampil.

13
EXIF berisi informasi tanggal dan jam, ukuran gambar, nama dan tipe kamera,
focal length, data eksposur seperti shutter speed, aperture dan ISO, serta
informasi posisi atau lokasi pengambilan gambar. Gambar 10 merupakan contoh
file EXIF yang terdapat pada sebuah foto. Berikut ini merupakan kutipan kode
program untuk membaca EXIF info pada foto.

//membaca file EXIF pada foto
ExifInterface exif = new ExifInterface(imagePath);
float [] latlong = newfloat[2] ;
//Membaca nilai latitude dan longitude pada foto
if(exif.getLatLong(latlong)){
loc.setLatitude(latlong[0]);
loc.setLongitude(latlong[1]);
}



Gambar 10 EXIF info pada foto
Penambahan data pada aplikasi dilakukan dengan mengambil informasi
latitude dan longitude yang terdapat pada file EXIF dari foto. Kutipan kode
program untuk mengambil informasi latitude dan longitude pada EXIF foto
sebagai berikut.

//Membuka foto
imgfoto.setImageURI(data.getData());
edpathfoto.setText(getRealPathFromURI(data.getData()));
//Memanggil fungsi untuk membaca file EXIF
Location loc= readGeoTagImage(edpathfoto.getText().toString());
//menampilkan nilai latitude dan longitude dari foto
Toast.makeText(getApplicationContext(), "Get latitude " +
String.valueOf(loc.getLatitude()) + " and
longitude"+String.valueOf(loc.getLongitude() + " from
photo."),Toast.LENGTH_LONG).show();
//Mengambil dan menyimpan nilai koordinat latitude dan longitude foto
lA
= loc.getLatitude();
lgA =loc.getLongitude();



14
Informasi latitude, longitude, foto, serta keterangan lainnya yang terdapat
pada form tambah data kemudian disimpan ke dalam basis data MySQL secara
online. Berikut ini merupakan kutipan kode program untuk menambah data.

//Mengakses url server web
FileInputStream fileInputStream = new FileInputStream(sourceFile);
URL url = new URL(MainActivity.url_web +
"/eat/backend.php/menu/add_menu_and_foto");
conn = (HttpURLConnection) url.openConnection();
conn.setDoInput(true);
conn.setDoOutput(true);
conn.setUseCaches(false);
//Membuat form input POST yang dapat melakukan upload file
conn.setRequestMethod("POST");
conn.setRequestProperty("Connection", "Keep-Alive");
conn.setRequestProperty("ENCTYPE", "multipart/form-data");
conn.setRequestProperty("Content-Type", "multipart/form-data;boundary="
+ boundary);
conn.setRequestProperty("uploaded_file", fileName);
//Mengambil nilai field input data dan mengirim ke server
dos = new DataOutputStream(conn.getOutputStream());
dos.writeBytes(twoHyphens + boundary + lineEnd);
dos.writeBytes("Content-Disposition: form-data; name=\"nama_menu\"" +
lineEnd);
dos.writeBytes(lineEnd);
dos.writeBytes(nama_menu);
dos.writeBytes(lineEnd);



Visualisasi peta pada aplikasi menggunakan Google Maps API dan library
Google Play Service. Aplikasi ini menggunakan Google Maps API versi 2 dan
library Google Play Service versi 19. Google Maps API akan bekerja jika aplikasi
telah terdaftar dan API key telah didapatkan. Oleh karena itu, langkah pertama
yang dilakukan adalah pendaftaran layanan Google API dengan membuat suatu
project pada alamat https://console.developers.google.com/apis/ terlebih dahulu.
Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Proses pendaftaran untuk mendapatkan API Key

15
Setelah API key didapatkan, selanjutnya adalah memunculkan halaman peta
dari Google Maps. Berikut ini merupakan kode program untuk menampilkan peta
dari Google Maps.

FragmentManager myFragmentManager= getSupportFragmentManager();
SupportMapFragment mySupportMapFragment = (SupportMapFragment)
myFragmentManager.findFragmentById(R.id.map);
//memanggil fungsi menampilkan peta Google
myMap = mySupportMapFragment.getMap();



Kutipan kode program di atas hanya untuk menampilkan peta tanpa
petunjuk tambahan lainnya. Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah peta
berhasil dimunculkan yaitu menampilkan titik awal dan titik terkini dari
keberadaan pengguna. Lokasi keberadaan pengguna ditentukan dengan bantuan
fitur A-GPS dengan meminta informasi terkini dari lokasi keberadaan pengguna
kepada provider yang digunakan. Kutipan kode program dari fungsi tersebut
sebagai berikut.

//Melakukan pengecekan GPS
gps = new GpsTracker(PetaActivity.this);
if (gps.canGetLocation()) {
//Mendapatkan nilai koordinat latitude dan longitude
lA = gps.getLatitude();
lgA = gps.getLongitude();
} else {
gps.showSettingsAlert();
}



//Memvisualisasi titik koordinat dalam bentuk simbol
MarkerOptions marker = new MarkerOptions().position(new
lgA)).title("I'm here");
myMap.addMarker(marker);



Gambar 12 Hasil implementasi layout

LatLng(lA,

16
Implementasi dilanjutkan dengan pembuatan layout antarmuka
menggunakan extensible markup language (XML). Aplikasi ini memiliki 11
layout, yaitu halaman utama, restoran pada Google Maps, list restoran terdekat,
list semua restoran, detail restoran, list semua menu kuliner, detail menu kuliner,
pilih kategori tambah data, isi data restoran, isi data menu kuliner, dan pengaturan
tipe tampilan peta. Hasil implementasi layout dapat dilihat pada Gambar 12 di atas
dan screen shoot keseluruhan layout dapat dilihat pada Lampiran 6.
Pengujian
Proses pengujian menggunakan metode black-box yang dilakukan pada
hasil implementasi memberikan kesimpulan bahwa fungsi pada aplikasi yang
dirancang sudah berjalan dengan baik. Pengujian dilakukan berdasarkan skenario
pegujian. Skenario pengujian black-box dapat dilihat pada Tabel 3. Skenario
pengujian untuk seluruh fungsi terdapat pada Lampiran 7. Hasil dari pengujian
yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.

Pengujian
Melihat
peta
wisata
kuliner

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tabel 3 Skenario pengujian black-box
Hasil yang
Skenario
Hasil uji
diharapkan
Pertama
Aplikasi akan
Tampil peta
membuka
menampilkan peta dengan marker
aplikasi Kuliner dengan marker
posisi
Kota Bogor,
posisi pengguna
pengguna dan
klik pada icon
dan marker
marker
Culinary Maps
restoran
restoran

Status
Berhasil

Tabel 4 Pengujian sistem menggunakan metode black-box
Hasil
Nama fungsi
pengujian
Melihat peta wisata kuliner
Berhasil
Melihat daftar restoran terdekat
Berhasil
Melihat daftar restoran/menu kuliner
Berhasil
Melakukan pencarian restoran berdasarkan alamat
Berhasil
Melakukan pencarian menu kuliner berdasarkan
Berhasil
nama menu kuliner
Melihat detail item (restoran dan menu kuliner)
Berhasil
Memberikan rating pada restoran/menu kuliner
Berhasil
Menampilkan rute menuju restoran
Berhasil
Melakukan penambahan data restoran/menu kuliner
Berhasil
Mengatur tipe map yang tampil pada peta
Berhasil

Setelah dilakukan pengujian terhadap fungsi yang telah dibangun,
selanjutnya dilakukan proses evaluasi terhadap fungsi dan interface dari aplikasi.
Evaluasi usability dilakukan untuk mengetahui seberapa baik aplikasi dapat
dioperasikan oleh pengguna. Langkah awal yang dilakukan pada evaluasi
usability adalah memberikan sejumlah task atau tugas yang sudah dipersiapkan

17
sebelumnya ke pengguna saat berinteraksi dengan sistem yang diuji. Task ini
diberikan kepada 5 responden yang berasal dari mahasiswa dan masyarakat umum
yang sudah terbiasa menggunakan sistem operasi Android. Task usability yang
dilakukan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Task usability
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Task
Menemukan aplikasi
Membuka aplikasi
Memahami kegunaan tombol
Melihat tempat wisata kuliner pada peta
Melihat daftar restoran terdekat
Melihat semua daftar restoran/menu kuliner
Melakukan pencarian restoran/menu kuliner
Melihat detail data restoran/menu kuliner
Memberikan rating pada restoran/menu kuliner
Melihat penunjuk jalan ke tempat wisata kuliner pada peta
Menambahkan data restoran/menu kuliner dengan memilih
gambar dari galeri
Menambahkan data restoran/menu kuliner dengan
mengambil gambar dengan kamera
Memilih pengaturan tampilan peta

Masing-masing task di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1 Pengguna diminta untuk menemukan aplikasi Kuliner Bogor pada homescreen
perangkat android.
2 Pengguna diminta untuk membuka aplikasi, kemudian menutup aplikasi
kembali.
3 Pengguna diminta untuk memahami kegunaan tombol-tombol.
4 Pengguna diminta untukmelihat marker tempat wisata kuliner atau restoran
pada peta.
5 Pengguna diminta untuk melihat daftar restoran terdekat dari pengguna.
6 Pengguna diminta untuk melihat semua daftar restoran dan daftar menu kuliner.
7 Pengguna diminta untuk melakukan pencarian restoran pada daftar semua
restoran yang sudah tampil dan melakukan pencarian menu kuliner pada daftar
semua menu kuliner yang sudah tampil.
8 Setelah melihat daftar restoran/menu kuliner, pengguna diminta untuk melihat
detail data dari restoran /menu kuliner.
9 Setelah detail restoran/menu kuliner tampil, pengguna diminta untuk
memberikan rating pada restoran dan menu kuliner.
10 Pengguna diminta untuk melihat penunjuk jalan ke tempat wisata kuliner pada
peta dengan menggunakan aplikasi penunjuk jalan yang ada pada perangkat
Android.
11 Pengguna diminta untuk melakukan penambahan data yang dilakukan pada
form tambah data. Pengguna diberi pilihan pertama untuk menambahkan data
dengan memilih gambar dari galeri.
12 Setelah dapat menambah data dengan penambahan foto melalui galeri,
pengguna diminta untuk melakukan penambahan data kembali. Pilihan kedua

18
yang dilakukan pengguna yaitu menambahkan data dengan mengambil gambar
menggunakan kamera.
13 Pengguna diminta untuk merubah tipe tampilan peta dengan memilih tipe
pengaturan peta.
Setelah semua task yang diberikan telah diselesaikan oleh pengguna,
langkah selanjutnya adalah membuat kuesioner yang berisi pertanyaan yang
mewakili kelima aspek usability, yakni learnability, memorability, efficiency,
errors, dan satisfaction (Nielsen 2012).
Aspek learnability merupakan aspek yang mengukur tingkat kemudahan
pengguna melakukan task-task sederhana ketika pertama kali menggunakan
aplikasi. Aspek memorability dilakukan untuk mengukur kecepatan pengguna
dalam mengingat desain dan fungsi dari aplikasi. Aspek efficiency digunakan
untuk mengukur kecepatan pengguna dalam pengerjaan suatu task. Errors melihat
kemungkinan terjadinya kesalahan yang dilakukan pengguna. Satisfaction
merupakan aspek yang mengukur tingkat kepuasan pengguna dalam
menggunakan aplikasi. Beberapa contoh pertanyaan untuk setiap aspek usability
yang dapat dilihat pada Tabel 6 (Rahadi 2014).
Tabel 6 Contoh pertanyaan berdasarkan aspek usability
No Aspek
Learnability
1

2

3

4

5

Pertanyaan
Apakah anda berhasil menemukan aplikasi?
Apakah ikon aplikasi mudah dikenali?
Apakah anda berhasil membuka aplikasi?
Efficiency
Apakah tampilan aplikasi mudah dikenali?
Apakah tulisan pada layar mudah dibaca?
Apakah aplikasi mudah dioperasikan?
Memorability Apakah tampilan aplikasi mudah dikenali?
Apakah fungsi aplikasi mudah diingat?
Apakah tombol-tombol pada aplikasi mudah
dimengerti?
Errors
Apakah aplikasi dapat menampilkan peta dengan
baik?
Apakah aplikasi dapat melakukan pencarian dengan
baik?
Apakah aplikasi menampilkan detail dengan baik?
Satisfaction
Apakah anda merasa nyaman ketika menggunakan
aplikasi ini?
Apakah anda setuju aplikasi ini cukup membantu?

Kuesioner berisi 35 pertanyaan yang telah mewakili kelima aspek usability
kemudian diberikan kepada responden. Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 8.
Selanjutnya responden mengisi kuesioner berdasarkan apa yang dilihat dan
dirasakan pada saat melakukan task yang telah diberikan. Setelah kuesioner
selesai diisi oleh responden, selanjutnya dilakukan rekap jumlah jawaban.
Jawaban untuk setiap pertanyaan dihitung nilainya kemudian dihitung
persentasenya. Hasil persentase dari masing-masing jawaban yang sudah dihitung

19
dapat dilihat pada Lampiran 9. Hasil persentase setiap pertanyaan kemudian
dihitung nilai rata-rata untuk hasil keseluruhan. Selanjutnya hasil nilai rata-rata
diklasifikasi untuk dapat dilakukan penarikan kesimpulan. Klasifikasi penarikan
kesimpulan terdapat pada Tabel 7 (Wijayajati 2015).
Tabel 7 Klasifikasi penarikan kesimpulan hasil evaluasi usability
Nilai
Kesimpulan
0% - 20%
Sangat tidak setuju bahwa aplikasi sangat mudah dipahami
dan dimengerti
21% - 40% Tidak setuju bahwa aplikasi sangat mudah dipahami dan
dimengerti
41% - 60% Ragu-ragu bahwa aplikasi sangat mudah dipahami dan
dimengerti
61% - 80% Setuju bahwa aplikasi sangat mudah dipahami dan
dimengerti
81% - 100% Sangat setuju bahwa aplikasi sangat mudah dipahami dan
dimengerti
Berdasarkan hasil rekap kuesioner yang dilakukan kepada 5 responden, nilai
nilai hasil kuesioner
tersebut didapat dari persentase nilai =
× 100%, lalu untuk nilai
total nilai

rata-rata

digunakan

rumus

nilai rata-rata =

total persentase nilai

jumlah pertanyaan kuesioner

× 100%.

Penilaian evaluasi usability menggunakan kuesioner untuk tiap aspek dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8 Evaluasi usability tiap aspek
Penilaian
No Aspek
Nilai (%)
SS
S RR TS STS
1
Learnability
13 17
0
0
0
88.67
2
Efficiency
9
15
1
0
0
86.40
3
Memorability 6
18
1
0
0
84.00
4
Errors
22 45
8
0
0
83.50
5
Satisfaction
2
12
1
0
0
81.33
Rata-rata penilaian tiap aspek (%)
84.78
Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata nilai evaluasi usability menggunakan
kuesioner adalah 84.78%. Berdasarkan persentase ini dapat diklasifikasikan
bahwa aplikasi yang telah dibangun pada penelitian ini sangat mudah dipahami
dan dimengerti dalam penggunaannya.

20

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penelitian ini telah berhasil mengembangkan aplikasi Android untuk
pencarian tempat wisata kuliner di area Kota Bogor berbasis LBS dan geotagging.
Aplikasi ini mampu memberikan informasi tempat wisata kuliner beserta menu
dan penunjuk jalannya, serta dapat melakukan penambahan data. Hasil pengujian
menggunakan metode black-box menunjukkan bahwa semua fungsi dapat bekerja
dengan benar. Adapun hasil evaluasi usability pada 5 responden mendapatkan
nilai sebesar 84.78%, hal ini menunjukkan bahwa aplikasi Android yang telah
dibangun sangat mudah dipahami dan dimengerti oleh pengguna.

Saran
Aplikasi pencarian wisata kuliner yang dibangun masih memiliki
kekurangan, sehingga diperlukan adanya pengembangan dan perbaikan agar
aplikasi menjadi lebih baik. Beberapa pengembangan yang dapat dilakukan yaitu
penambahan mode rute untuk pengguna angkutan umum serta penambahan API
penyedia data restoran terdekat seperti Google Place API.

DAFTAR PUSTAKA
Afnarius S, Ningsih VM, Frihandana D. 2014. Pembangunan aplikasi wisata
kuliner Sumbar berbasis mobile geographic information system. Di dalam:
Afnarius S, Ningsih VM, Frihandana D, editor. Seminar Ilmiah Nasional
Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2014). 2014 Okt 14-15; Depok,
Indonesia. Depok (ID): Universitas Gunadarma. hlm 354-360.
Binanto I. 2010. Multimedia Digital 006C–Dasar Teori dan Pengembangannya.
Yogyakarta (ID): Andi.
Brimicombe A, Li C. 2009. Location-Based Service and Geo-Information
Engineering. Oxford (GB): Wiley-Blackwell.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Jawa Barat dalam angka Jawa Barat in
figures 2014. [Internet]. [diunduh 2015 Nov 11]. Tersedia pada:
http://jabarprov.go.id/assets/data/menu /Jawa-Barat-DalamAngka-2014.pdf.
Deidda M, Pala A, Vacca G. 2010. A tourist location based service (LBS) for the
Cagliari City. Di dalam: Brovelli MA, Dragicevic S, Veenendaal B, editor.
WebMGS 2010: 1st International Workshop on Pervasive Web Mapping,
Geoprocessing and Services. 2010 Agu 26-27; Como, Italia. Como (IT).
Nielsen J. 2012. Usability 101: introduction to usability. [Internet]. [diunduh 2015
Des 11]. Tersedia pada: http://www.nngroup.com/articles/usability-101introduction-to-usability/.

21
Mardani A. 2014. Sistem informasi geografis pelaporan masyarakat (SIGMA)
berbasis foto geotag. Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JustIN).
3(1):1-6.
Putra AB. 2013. Aplikasi pencari SPBU terdekat di area Bogor dengan location
based service berbasis GPS pada Android [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Pressman RS. 2010. Software Engineering: A Practitioner’s Approach. Edisi ke-7.
New York (US): McGraw-Hill.
Rahadi DR. 2014. Pengukuran usability sistem menggunakan use questionnaire
pada aplikasi Android. Jurnal Sistem Informasi (JSI). 6(1):661-671.
Rubin J, Chisnell D. 2008. Handbook of Usability Testing: How to Plan, Design,
and Conduct Effective Test. Indianapolis (US): Wiley.
Sari AN, Sunaryono D. 2012. Perancangan dan pengembangan perangkat lunak
photo uploader pada Facebook dengan fitur geotagging. Jurnal Teknik
POMITS. 1(1):1-6.
[StatCounter] StatCounter Global Stats. 2015. Top 8 mobile operating systems in
Indonesia from January to December 2015. [Internet]. [diacu 2016 Jan 10].
Tersedia dari: http://gs.statcounter.com/#mobile+tablet-os-ID-monthly201501-201512.
Visitbogor. 2013. Kuliner di Bogor. [Internet]. [diunduh pada 2015 Nopember
15]. Tersedia pada: http://visitbogor.com/kuliner-bogor.
Wijayajati AK. 2015. Aplikasi Android penerjemah Bahasa non-latin dengan
pengenalan citra karakter [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Zomato. 2015. Bogor Restaurants, Jakarta. [Internet]. [diunduh pada 2015
Nopember 15]. Tersedia pada: https://www.zomato.com/jakarta/bogorrestaurants.

22
Lampiran 1 Requirement gathering aplikasi pencarian kuliner
LAMPIRAN

Aplikasi
Kuliner
Yogyakarta

PergiKuliner

Deskripsi fungsional
a Melihat tempat kuliner pada peta
b Melihat detail informasi restoran
c Melakukan pencarian berdasarkan nama, radius dan
tempat makan favorit
d Memberikan review (komentar, rating, like)
e Melihat navigasi perjalanan
a Melihat tempat kuliner pada peta
b Melihat detail informasi restoran
c Melihat restoran berdasarkan kategori dari negara asal
kuliner
d Melakukan pencarian berdasarkan nama lokasi, harga,
menu dan tempat makan favorit
e Memberikan review (komentar, rating, like)
f Melihat navigasi perjalanan
g

Melakukan share ke media sosial

Wisata Kuliner
Jakarta

a Melihat tempat kuliner pada peta
b Melihat detail informasi restoran
c Melakukan pencarian berdasarkan nama wilayah,
menu dan tempat makan favorit
d Memberikan review (komentar, rating, like)
e Melihat navigasi perjalanan

Zomato Restoran
Finder

a Melihat tempat kuliner pada peta
b Melihat detail informasi restoran
c Melakukan pencarian berdasarkan nama restoran,
menu, restoran terdekat, tempat makan favorit, waktu
makan (sarapan, makan siang, makan malam, dll)
d Memberikan review (komentar, rating, like)
e Melihat navigasi perjalanan
f Melakukan reservasi

23
Lampiran 2 Activity diagram
a. Activity diagram lihat restoran terdekat

b. Activity diagram lihat daftar restoran/menu

24

Lampiran 2 Lanjutan
c. Activity diagram lihat detail restoran/menu

25
Lampiran 2 Lanjutan
d. Activity diagram tambah data restoran/menu

e. Activity diagram pengaturan tipe tampilan peta

26
Lampiran 3 Proses pengumpulan data tempat wisata kuliner
Data diambil dari website visitbogor.com dan zomato.com. Pengambilan
data restoran pada website visitbogor.com dilakukan dengan menggunakan fitur
peta Bogor pada website visitbogor.com, kemudian memilih visit Bogor map
dengan peta yang lebih besar. Setelah peta muncul lalu klik related maps dan pilih
peta kuliner Bogor, maka akan tampil marker restoran seperti pada gambar
dibawah.

Proses pengambilan data restoran pada website zomato.com dilakukan
dengan menggunakan fitur pencarian berdasarkan nama kota yang terdapat di
website, kemudian data restoran dan menu akan tampil pada website.

27
Lampiran 4 Proses pengambilan koordinat tempat wisata kuliner
Setelah mendapatkan data tempat wisata kuliner, kemudian dilakukan
proses pengambilan koordinat (latitude dan longitude) dengan memanfaatkan
Google Maps yang diakses melalui browser. Langkah pertama yang dilakukan
yaitu melakukan pencarian nama tempat wisata