PENDAHULUAN STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA HAJI HASAN AROEBOESMAN ENDE KABUPATEN ENDE.

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten Ende meliputi daratan dan juga perairan. Kabupaten Ende merupakan daerah kepulauan dengan total luas daratan 2.046,60 km². Dengan jumlah penduduk 273.555 jiwa yang tersebar di 20 kecamatan,211 desa dan 23 kelurahan. ( Lihat Gambar 1. 1. )

Gambar 1.1. Gambar Peta Propinsi Nusa Tenggara Timur


(2)

Gambar 1.2. Gambar Kota Ende

Posisi Kabupaten Ende adalah :

Bagian Barat : 121 050'41" Bujur Timur Bagian Timur : 121 039'30" Bujur Timur Bagian Utara : 08 0 26' Lintang Selatan Bagian Selatan : 08 0 50' Lintang Selatan

Batas-batas Wilayah Kabupaten Ende adalah : Bagian Barat : Kabupaten Ngada Bagian Timur : Kabupaten Sikka Bagian Utara : Laut Flores Bagian Selatan : Laut Sawu


(3)

3

Kabupaten Ende dapat ditempuh melalui jalan laut, udara, dan darat. Namun demikian transportasi darat masih belum maksimal untuk digunakan dikarenakan hambatan utama untuk transportasi darat adalah keberadaan banyak pegunungan dan hutan yang harus dilewati. Sehingga transportasi yang praktis dapat digunakan secara optimal yaitu melalui laut dan udara. Dengan adanya pelabuhan laut dan bandara udara, Kota Ende menjadi salah satu pintu masuk di Pulau Flores. Selain itu kota Ende juga menjadi regional hubungan di jalan nasional Flores, jalur transportasi utama yang melintasi pulau Flores dari Labuan Bajo di pojok barat sampai ke Larantuka di pojok timur.

Karena banyaknya daerah di propinsi Nusa Tenggara Timur yang tidak dapat dijangkau melalui laut, maka transportasi udara memegang peranan yang sangat penting di Kabupaten Ende ini.


(4)

Gambar 1.4. Hutan Pegunungan di Ende

Gambar 1.5. Kondisi Jalan Darat ke Ende

Oleh karena itu keberadaan bandar udara Haji Hasan Aroeboesman di Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara Timur, mempunyai peranan yang sangat


(5)

5

penting guna menunjang arus lalu lintas udara Propinsi maupun antar Kabupaten yang ada di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Bandar udara Haji Hasan Aroeboesman sendiri mempunyai geometri bandara yang cukup dan lahan yang cukup memadai untuk pesawat berbadan besar. Lahan untuk pengembangan yang lebih luas juga masih tersedia.

Saat ini bandar udara Haji Hasan Aroeboesman melayani kedatangan pesawat regular dari bandar udara Kupang, Waingapu, Ruteng, Maumere, Denpasar dan bandar udara Surabaya. Jenis pesawat terbesar yang dilayani Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman adalah jenis DHC 6 (Merpati Nusantara), F-27 (Trans Nusa), F-28 (Nusantara Air), F-28 (Pelita Air), dan ATR-42 (Trigana Air). Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman merupakan salah satu penunjang dalam pengembangan daerah Kabupaten Ende.


(6)

Gambar 1. 7. Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende

1. 2. Permasalahan

Jumlah pesawat, penumpang dan barang yang melalui Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende setiap tahun terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun ( lihat Tabel 1.1., Tabel 1.2., Tabel 1.3., dan Tabel 1.4. ).

Tabel 1. 1. Data Jumlah Penumpang di Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende

Tahun 2000 – 2008

No Tahun Jumlah Penumpang

Datang Berangkat 1 2000 4.236 3.644

2 2001 2.537 2.067 3 2002 2.307 2.830 4 2003 8.247 9.233 5 2004 19.535 18.611


(7)

7

6 2005 23.205 21.547

7 2006 23.445 23.612

8 2007 26.217 26.860

9 2008 34.800 33.903

Sumber : BPP Udara Haji Hasan Aroeboesman 2009

Tabel 1. 2. Data Jumlah Pesawat di Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende Tahun 2000 – 2008

No Tahun Jumlah Pesawat

Datang Berangkat

1 2000 267 267

2 2001 257 257

3 2002 265 265

4 2003 574 574

5 2004 740 740

6 2005 694 694

7 2006 956 956

8 2007 907 907

9 2008 1.319 1.319

Sumber : BPP Udara Haji Hasan Aroeboesman 2009

Tabel 1. 3. Data Volume Bongkar Muat Bagasi di Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende

Tahun 2000 – 2008

No Tahun Jumlah Bagasi ( kg )

Bongkar Muat 1 2000 41.913 47.827

2 2001 20.105 25.979 3 2002 18.553 24.472 4 2003 72.055 105.934

5 2004 216.086 199.831

6 2005 257.712 238.103

7 2006 258.578 252.843

8 2007 304.534 287.041

9 2008 392.798 367.942


(8)

Tabel 1.4. Data Volume Bongkar Muat Barang di Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende

Tahun 2000 – 2008

No Tahun Jumlah Barang ( kg )

Bongkar Muat

1 2000 18.919 12.145

2 2001 9.903 11.835

3 2002 12.847 15.573

4 2003 34.812 32.806

5 2004 41.048 32.851

6 2005 77.794 50.164

7 2006 56.095 25.870

8 2007 43.055 21.277

9 2008 28.473 30.891

Sumber : BPP Udara Haji Hasan Aroeboesman 2009

Dengan pelaksanaan otonomi khusus bagi Propinsi Nusa Tenggara Timur terutama rencana pengembangan kota Ende, semakin murahnya harga tiket pesawat dan karena sarana transportasi udara yang melalui bandar udara Haji Hasan Aroeboesman Ende Kabupaten Ende relatif lebih lancar dibandingkan Kabupaten lain di Pulau Flores, serta dengan melihat potensi yang dimiliki Kabupaten Ende, maka dapat dipastikan jumlah penumpang dan barang dari tahun ke tahun akan semakin meningkat. Dengan adanya peningkatan jumlah penumpang dan barang dari tahun ke tahun, maka permasalahan yang dihadapi Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende juga semakin kompleks.

Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah terbatasnya sarana dan prasarana transportasi, baik sarana fisik maupun manajemen transportasinya. Oleh karena itu dibutuhkan studi khusus untuk mengevaluasi sarana dan prasarana yang ada sehingga dapat meningkatkan kemampuan layanan Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende.


(9)

9

1.3. Batasan Masalah Lokasi Waktu Penelitian Metode Penelitian Sumber data Bahan Studi : : : : :

Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Tanggal 28 Agustus 2009 - 11 September 2009.

Metode yang penyusun gunakan adalah dengan melakukan survey langsung ke lokasi dan juga melakukan wawancara dengan pihak pengelola Bandara dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kabupaten Ende.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kabupaten Ende, dan BPS Kabupaten Ende.

Oleh karena luasnya pembahasan mengenai studi pengembangan bandar udara yang meliputi dua bagian utama, yaitu sisi udara (airside) yang terdiri dari

runway, taxiway, dan apron. serta sisi darat (landside)

yang terdiri dari bangunan terminal, jalan masuk dan tempat parkir serta fasilitas-fasilitas pendukung bandar udara lain yang ada, maka pembahasan hanya dilakukan pada evaluasi potensi daerah, jumlah penumpang, jumlah pesawat, jumlah bagasi dan barang, runway, taxiway, dan apron.


(10)

1.4. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penulisan tugas akhir ini yaitu menggambar perencanaan pengembangan di Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende untuk tahun 2018.

Adapun manfaat yang hendak dicapai dari perencanaan pengembangan bandar udara Haji Hasan Aroeboesman agar pelayanan penumpang yang datang maupun yang akan berangkat dari Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende ini dapat ditingkatkan dan dapat berfungsi secara efektif sesuai dengan standar – standar yang berlaku. Selain itu diharapkan dengan adanya perencanaan ini dapat menjadi masukan atau pertimbangan bagi pemerintah daerah setempat dalam pengembangan Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende.


(1)

Saat ini bandar udara Haji Hasan Aroeboesman melayani kedatangan pesawat regular dari bandar udara Kupang, Waingapu, Ruteng, Maumere, Denpasar dan bandar udara Surabaya. Jenis pesawat terbesar yang dilayani Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman adalah jenis DHC 6 (Merpati Nusantara), F-27 (Trans Nusa), F-28 (Nusantara Air), F-28 (Pelita Air), dan ATR-42 (Trigana Air). Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman merupakan salah satu penunjang dalam pengembangan daerah Kabupaten Ende.


(2)

Gambar 1. 7. Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende

1. 2. Permasalahan

Jumlah pesawat, penumpang dan barang yang melalui Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende setiap tahun terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun ( lihat Tabel 1.1., Tabel 1.2., Tabel 1.3., dan Tabel 1.4. ).

Tabel 1. 1. Data Jumlah Penumpang di Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende

Tahun 2000 – 2008

No Tahun Jumlah Penumpang

Datang Berangkat 1 2000 4.236 3.644

2 2001 2.537 2.067 3 2002 2.307 2.830 4 2003 8.247 9.233 5 2004 19.535 18.611


(3)

Tahun 2000 – 2008

No Tahun Jumlah Pesawat

Datang Berangkat

1 2000 267 267

2 2001 257 257

3 2002 265 265

4 2003 574 574

5 2004 740 740

6 2005 694 694

7 2006 956 956

8 2007 907 907

9 2008 1.319 1.319

Sumber : BPP Udara Haji Hasan Aroeboesman 2009

Tabel 1. 3. Data Volume Bongkar Muat Bagasi di Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende

Tahun 2000 – 2008

No Tahun Jumlah Bagasi ( kg )

Bongkar Muat 1 2000 41.913 47.827

2 2001 20.105 25.979 3 2002 18.553 24.472 4 2003 72.055 105.934

5 2004 216.086 199.831

6 2005 257.712 238.103

7 2006 258.578 252.843

8 2007 304.534 287.041

9 2008 392.798 367.942


(4)

Tabel 1.4. Data Volume Bongkar Muat Barang di Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende

Tahun 2000 – 2008

No Tahun Jumlah Barang ( kg )

Bongkar Muat

1 2000 18.919 12.145

2 2001 9.903 11.835

3 2002 12.847 15.573

4 2003 34.812 32.806

5 2004 41.048 32.851

6 2005 77.794 50.164

7 2006 56.095 25.870

8 2007 43.055 21.277

9 2008 28.473 30.891

Sumber : BPP Udara Haji Hasan Aroeboesman 2009

Dengan pelaksanaan otonomi khusus bagi Propinsi Nusa Tenggara Timur terutama rencana pengembangan kota Ende, semakin murahnya harga tiket pesawat dan karena sarana transportasi udara yang melalui bandar udara Haji Hasan Aroeboesman Ende Kabupaten Ende relatif lebih lancar dibandingkan Kabupaten lain di Pulau Flores, serta dengan melihat potensi yang dimiliki Kabupaten Ende, maka dapat dipastikan jumlah penumpang dan barang dari tahun ke tahun akan semakin meningkat. Dengan adanya peningkatan jumlah penumpang dan barang dari tahun ke tahun, maka permasalahan yang dihadapi Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende juga semakin kompleks.

Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah terbatasnya sarana dan prasarana transportasi, baik sarana fisik maupun manajemen transportasinya. Oleh karena itu dibutuhkan studi khusus untuk mengevaluasi sarana dan prasarana yang ada sehingga dapat meningkatkan kemampuan layanan Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende.


(5)

Sumber data

Bahan Studi

:

:

melakukan survey langsung ke lokasi dan juga melakukan wawancara dengan pihak pengelola Bandara dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kabupaten Ende.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kabupaten Ende, dan BPS Kabupaten Ende.

Oleh karena luasnya pembahasan mengenai studi pengembangan bandar udara yang meliputi dua bagian utama, yaitu sisi udara (airside) yang terdiri dari runway, taxiway, dan apron. serta sisi darat (landside) yang terdiri dari bangunan terminal, jalan masuk dan tempat parkir serta fasilitas-fasilitas pendukung bandar udara lain yang ada, maka pembahasan hanya dilakukan pada evaluasi potensi daerah, jumlah penumpang, jumlah pesawat, jumlah bagasi dan barang, runway, taxiway, dan apron.


(6)

1.4. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penulisan tugas akhir ini yaitu menggambar perencanaan pengembangan di Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende untuk tahun 2018.

Adapun manfaat yang hendak dicapai dari perencanaan pengembangan bandar udara Haji Hasan Aroeboesman agar pelayanan penumpang yang datang maupun yang akan berangkat dari Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende ini dapat ditingkatkan dan dapat berfungsi secara efektif sesuai dengan standar – standar yang berlaku. Selain itu diharapkan dengan adanya perencanaan ini dapat menjadi masukan atau pertimbangan bagi pemerintah daerah setempat dalam pengembangan Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman Ende.