KEWENANGAN KEJAKSAAN TERHADAP KERAHASIAAN BANK UNTUK MELAKUKAN PROSES KEWENANGAN KEJAKSAAN TERHADAP KERAHASIAAN BANK UNTUK MELAKUKAN PROSES PENYIDIKAN PERKARA KORUPSI.

TESIS

KEWENANGAN KEJAKSAAN TERHADAP
KERAHASIAAN BANK UNTUK MELAKUKAN PROSES
PENYIDIKAN PERKARA KORUPSI

Agus Budijarto
No. Mhs. 04.981/PS/MIH

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKATA
2005

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM

PENGESAHAN TESIS
Nama


:

Agus Budijarto.

Nomor Mahasiswa

:

04.981/PS/MIH.

Konsentrasi

:

Hukum Bisnis.

Judul tesis

:


Kewenangan Kejaksaan terhadap Kerahasiaan
Bank untuk Melakukan Penyidikan Perkara
Korupsi.

Nama Penguji

Tanggal

Tanda Tangan

1. DR. MG.Endang Sumiarni, Dra, SH, M.Hum

……………….

……………..

2. Ch. Medi Suharyono, SH, M.Hum

………………..


……………..

ii

PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tulisan yang ada dalam tesis ini adalah
hasil dari pemikiran, prakarsa atau hasil karya pribadi penulis dan bukan merupakan
duplikasi atau kutipan yang disadur dari karya tulis yang ada sebelumnya. Semua yang
tertulis dalam tesis ini, adalah murni hasil karya penulis yang merupakan hasil penelitian,
analisis dan penulisan yang dibuat sendiri oleh penulis.

Yogyakarta,

Agustus 2005.

Penulis,

AGUS BUDIJARTO


iv

INTISARI
Pada saat melakukan penyidikan perkara korupsi, khususnya yang berkaitan
dengan permintaan izin tertulis dari Gubernur Bank Indonesia untuk membuka rekening
tersangka, Kejaksaan selaku salah satu penyidik perkara korupsi diwajibkan meminta
izin tertulis tersebut melalui prosedur sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang
Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana yang diubah dengan Undang-undang No. 20 Tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Undang-undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Alasan penyidik diwajibkan meminta izin ke Gubernur Bank Indonesia guna
membuka rahasia bank adalah :
1. Dalam rangka menerapkan prinsip kehati-hatian artinya dalam melakukan
penyidikan perkara korupsi, penyidik diharapkan tidak melakukan kesalahankesalahan yang dapat menghambat proses penyidikan perkara korupsi.
2. Pada prakteknya untuk menunggu izin pembukaan rekening tersangka dari Gubernur
Bank Indonesia diterima penyidik sekitar 2 – 3 bulan, proses yang panjang dan lama
ini memberikan dampak bahwa penyidikan tersebut menjadi lamban, memakan
waktu yang lebih lama, penanganan perkara tidak segera tuntas dan dinilai
masyarakat bahwa Kejaksaan lamban dalam menangani penyidikan perkara korupsi.
3. Adanya falsafah kerahasiaan bank yang harus dijunjung tinggi oleh pihak bank.

Dampak yang muncul sehubungan izin Gubernur Bank Indonesia untuk
memeriksa keadaan keuangan tersangka tidak turun atau turun dalam waktu lama adalah:
1. Proses penyidikan bertambah lama.
2. Dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap penyidikan perkara korupsi.
3. Tidak menjamin kepastian hukum.
4. Tidak ada dampak terhadap pelayanan jasa perbankan karena proses perizinan
tersebut bersifat rahasia, tetap memelihara dan mengamankan simpanan nasabah
lainnya yang tidak dimohonkan pembukaan rekening.
Dengan menggunakan penelitian hukum normatif ditemukan bahwa dalam
praktek untuk meminta izin tertulis kepada Gubernur Bank Indonesia harus melalui
prosedur panjang sehingga memerlukan waktu lama sehingga proses penyidikan juga
bertambah lama. Diharapkan Bank Indonesia berani menerobos aturan permohonan izin
membuka kerahasiaan bank antara lain dengan cara mendelegasikan (melimpahlan
wewenang) pemberian izin tersebut ke Pemimpin Bank Indonesia di daerah-daerah,
dengan membedakan jumlah besaran rekening yang akan dibuka oleh penyidik sehingga
permohonan izin lebih cepat diterima oleh pimpinan Kejaksaan diberi kebijakankebijakan kepada Tim Penyidik dalam rangka mempercepat perkara yang ditangani.
Kata-kata kunci

:


Integritas kepribadian, disiplin dan profesionalisme.

v

ABSTRACT
On investigating corruption, specially request to Governour of Indonesian Bank’s
permission for opening the suspect’s bank account, The Attourney General as a member
of investigating officer have to request Governour of Indonesian Bank’s permit
according to Act No. 31 year 1999 was changed by Act No. 20 year 2001 concerning
Corruption Elimination dan Act No. 10 year 1998 changing on Act No. 7 year 1992
concerning Banking.
The reason of investigating officer have to make Governour of Indonesian Bank’s
permission to open bank secrecy as followed :
1. Apply to carefully princips, it means that for investigating corruption cases,
investigating officer hopefully do the perfect job, so the investigating officer have not
make distrue.
2. On practise situation for waiting of permit opening of the suspect’s bank account
from Governour of Indonesian Bank recieved by investigating officer on 2-3 months.
So the long procedure have new negative impact and than the handling of corruption
cases was not succesfully; people said that The Attourney General office was not

seriously handling the corruption cases.
3. From the phylocophy idea that bear mutual respect of bank secrecy.
The impact of Governour Indoensian Bank application was realized for examinate
of the suspect’s bank account was not down or need for long time as followed :
1. The investigating procedure need more time.
2. May erase the public trusting.
3. There was no certainty of law.
4. There was no impact of banking service because the procedure for opening the
suspect’s bank account make confidentialy situation.
Used the legal normative research methode found that to request Governour of
Indonesian Bank’s permission through long procedures and than the investigation of
corruption cases need more time. Hopefully for Indonesian Bank to make new decision
concern the procedure for opening bank secrecy by delegating authority on regional
Indonesian Bank, so the request for opening bank secrecy from Indonesian Bank
received by investigating officer more fast.
Keywords

:

Personal integrity, dicipline and profesionalism.


vi

PERSEMBAHAN

Tesis ini penulis persembahkan kepada
Bangsa dan Negara Indonesia, Almamater
Program Pasca Sarjana Magister Ilmu
Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta
dan untuk keluarga, istri Endang, anakanak Vani dan Nanta.

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat dan karuniaNya sehingga tesis yang berjudul “Kewenangan Kejaksaan terhadap Kerahasiaan Bank
untuk Melakukan Proses Penyidikan Perkara Korupsi” dapat penulis selesaikan dengan
baik.
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh
gelar Magister Ilmu Hukum pada Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pasca

Sarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Materi tesis ini diperoleh melalui penelitian
secara normatif yang lebih banyak perolehan data dari kepustakaan yang didukung
dengan pengalaman, pengetahuan dan kemampuan penulis yang sangat terbatas. Oleh
karena itu penulis sangat menyadari bahwa tesis ini masih sangat jauh dari sempurna dan
masih membutuhkan masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan tesis ini.
Dengan keterbatasan yang dimiliki oleh penulis dalam penelitian dan
penulisan tesis ini, penulis menyadari dengan sepenuh hati namun di balik itu semua
penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan baik moral maupun materiel yang tidak
ternilai, dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam penulisan tesis ini
sehingga

dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu perkenankanlah penulis

menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1.

Bapak Hartoyo, SH Kepala Kejaksaan Tinggi DI Yogyakarta yang telah
mengizinkan penulis mengikuti program studi Magister Ilmu Hukum Program
Pasca Sarjana Universitas Atmajaya.


2.

Bapak Dr. Slamet S. Sarwono, MBA selaku Rektor Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.

3.

Ibu Dr. Sukmawati Sukamulya, Direktur Pasca Sarjana Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.

4.

Ibu Dr. Dra. MG. Endang Sumiarni, SH, M.Hum, Ketua Program Studi Magister
Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta, selaku
Pembimbing I yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulisan tesis
ini sehingga tulisan ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.

5.


Bapak CH. Medi Suharyono, SH, M.Hum selaku Pembimbing II yang telah banyak
pula memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tesis ini.

6.

Ibu Yustina Haryanti, Kabag Administrasi Program Pasca Sarjana Universitas
Atma Jaya Yogyakarta beserta seluruh staf atas kemitraan yang baik dan banyak
membantu penulis selama mengikuti kuliah dari awal sampai selesai.

7.

Teman-teman seperjuangan satu kelas Mas Roy Ustinov Karuniawan, Mas Donny,
Mas Dwi, Mas Ronny, Ibu Irene, Ibu Tris, Mas Kadek, Mbak Lina, Mas Papang,
Mas Slamet, Mas Koes, Ni Putu, anak buah saya Teguh yang telah banyak
memberikan masukan dan dukungan moral selama penulis mengikuti program ini.

8.

Orang tua tercinta dan seluruh kakak-kakak dan adik-adik yang banyak membantu
doa dan dukungan lainnya sehingga penulis dapat menyelesaikan program studi ini
dengan baik dan sukses.

9.

Istri Endang Sulistyaningsih, S.H, M.Hum dan anak-anak tersayang Vani dan
Nanta yang selalu setia mendokan, memberikan semangat dan penuh pengertian
selama penulis mengikuti program studi ini hingga selesai dengan baik dan sukses.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya yang turut membantu dan
memberikan dukungan baik moral maupun materiel kepada penulis.
Kiranya damai sejahtera dari Tuhan Yang Maha Kasih selalu ada pada bapak
dan ibu sekalian yang telah banyak mendukung kelancaran selama penulis mengikuti
program studi Magister Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana di Universitas Atma Jaya
hingga selesai dengan baik, tepat waktu dan sukses.

Yogyakarta,

Agustus 2005.

Penulis

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................

i

HALAMAN PENGESAHAN

...............................................................................

ii

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................................

iv

INTISARI .................................................................................................................

v

ABSTRACT .............................................................................................................

vii

PERSEMBAHAN ....................................................................................................

viii

KATA PENGANTAR ..............................................................................................

viiii

DAFTAR ISI .............................................................................................................

xii

BAB I.

PENDAHULUAN.
A.

Latar belakang masalah ..................................................................

1

B.

Permasalahan .................................................................................

8

C.

Batasan masalah..............................................................................

9

D.

Keaslian Penelitian .........................................................................

11

E.

Manfaat Penelitian ..........................................................................

12

F.

Tujuan Penelitian ...........................................................................

12

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A.

Ruang Lingkup Penyidikan perkara Korupsi .................................

14

1. Kewenangan Kejaksaan sebagai Penyidik Perkara

B.

Korupsi. ....................................................................................

14

2. Sejarah Kejaksaan di Indonesia ...............................................

19

3. Visi dan Misi Kejaksaan ...........................................................

22

4. Kejaksaan di Beberapa Negara ................................................

24

Prosedur Penyidikan Perkara Korupsi. ..........................................

27

C.

Rahasia Bank .................................................................................

29

1. Pengertian dan Perkembangan Rahasia Bank...........................

31

2. Dampak Kerahasiaan Bank dikaitkan dnegan kondisi

D.

tertentu ......................................................................................

33

Tindak Pidana Korupsi dan Perkembangannya. ............................

34

1. Pengertian dan Perkembangan Korupsi ...................................

34

2. Sejarah Pengaturan dan Perkembangan Undang-undang
tentang Perkara Korupsi ..........................................................

42

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN
A.

Jenis Penelitian .............................................................................

50

B.

Pendekatan hukum .........................................................................

51

C.

Bahan Hukum ................................................................................

53

D.

Analisis Hukum .............................................................................

55

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.

Perkara korupsi yang menyangkut kerahasiaan bank. ...................

61

1. Korupsi sebagai fenomena sosial .............................................

61

2. Sebab-sebab terjadinya tindak pidana korupsi .........................

62

3. Kejaksan sebagai penyidik perkara korupsi .............................

63

4. Prosedur penanganan kasus korupsi yang berkaitan
dengan pembukaan rekening tersangka ...................................
B.

71

Kasus korupsi yang pernah ditangani Tim Penyidik
Kejaksaan Tinggi DI Yogyakarta dengan modus operandi
pengiriman/transfer uang melalui bank. ........................................
1. Penyelesaian kasus Jogja Expo Center ....................................

78

2. Latar belakang permintaan izin ke Gubernur Bank

Indonesia dan dampak yang muncul sehubungan dengan

C.

permintaan izin ke Gubernur Bank Indonesia .........................

83

3. Sanksi hukum terhadap pelanggar kerahasiaan bank. ..............

90

Struktur organisasi Kejaksaan Agung RI, Kejaksaan Tinggi
dan Bank Indonesia. ......................................................................

D.

93

Pendapat Hukum tentang Surat Keputusan Bersama Jaksa
Agung RI, Kepala Kepolisian RI dan Gubernur Bank
Indonesia, Nomor : Kep-902/A/JA/12/2004, Nomor POL :
Skep/924/XII/2004, Nomor : 6/91/KEP.GBI/2004 tangggal
20 Desember 2004. ........................................................................

BAB V.

100

PENUTUP
A.

Kesimpulan ........................................................................ ......

107

B.

Saran ................................................................................... ......

109

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

110

xiii