Kajian pembangunan Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) untuk pengendalian kebakaran hutan dan lahan

KAJIAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL
NASIONAL (IDSN) UNTUK PENGENDALIAN KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN
(Studi Kasus di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat)

SEKOLAH PAS.CASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI
DAN SUMBER INFORMAS1

Dengan ini saya rnenyatakan bahwa disertasi Kajian Pembangunan
r Data Spasial Nasional (IDSN) untuk Pengenhlian Kebakaran Hutan
Studi kasus di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat) adalah karya saya
asahan kornisi pembimbing dan belum diajukan dalarn bentuk apa pun
an tinggi mmapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
bit- rnaupun tidak diterbitkan dari penulis lain disebutkan &lam
dalarn Daftar Pustaka 1bagian akhir disertasi ini.
Bogor, Juli 2007
B.J. Pratondo

NRP P.026014021

ca

0
7

>

ca

1.

0

s
-

e


i!
C
3

7'

(D

2
-.

u"

*

b'

g p p

0

huuh
;g g a

so*:
a s s

2'

c

c

1

w
Q Qw s ~ Q

ABSTRAK

0 3 s l n ~

s c 3 Z Q

2 %q 9 sw j
@2: pa gn
QcPas

Q

9zg45

j g ~ @ G
e0z;65

p,
s g,,
9Q
Q

g 5 3 3 s
s 0w a9


K n 0 Q c

0
I

P)

&

$

8 E * $ F-. a

2

$2

za, a.
5 2 8

%cCDs
@ .mzZ

E .9 j

5 kg
i,
= =q =g'

s

$

a

9 3

"
7


3:

'c

a

E9

a

3 3
n m

2

,$

q

73


2s

5 gy
Z E
Z gg
a
Q

e

0"
s
X-.
$

3s
9

=


Ys

&
a"

3

(D

2

2.

P)

3

k


-2
in

B.J. Pratondo. Kajian Pembangunan Infmsttuktur Data Spasial Nasional
(IDSN) untuk Pengendalian Kebalcaran Hutan d m M a n (Studi Kasus di Kabupaten
Sanggau Kalimantan Barat). Dibimbing oleh HAD1 S. ALIKODRA, BAMBANG
HERO SAHARDJO, dan PRlYADl KARDONO.
Infrastruktur data spasial nasional (IDSN)merupakan suatu cara untuk memudahkan
pengguna data spasial mengakses data spasial secara konsisten, sesuai dengan
kebutuhan. Salah satu aplikasi IDSN di Indonesia adalah untuk infoxmasi tingkat
kerentanan kebakaran hutan. Inforrnasi ini digunakan untuk mencegah dan
menganalisis tejadinya kebakaran hutan d m lahan. Penelitian diiaksanakan di
Kabupaten Sanggau Provinsi Kalirnantan Barat. Data primer dihpatkan dan hasil
wawancara clan pengisian kuesioner dengan pendekatan focus p u p disclcssion
(FGD) dan particzpmry rural appraisal (PRA) sedandata sekunder dari
berbagai instansi terkait berupa data geologi, jenis tanah, kemiringan lereng, status
hutan, dan penggunaan lahan. Dab dianalisis dengan pendekatan analisis spasial fislk
dm sosial ekonomi. Analisis kapasitas institusi mencakup kajian institusi dengan
indikator kualitas sumberdaya manusia, sumberdaya keuangan, akses pelayanan,
hubungan ekstemal dan manajemen praktis serta kelembagaan. Analisis prioritas

pengembaagan sistem pengendalian kebakaran hutan dan lahan menggunakan
penilaian pakar dengan AWOT yakni integrasi antara analisis anulytml h i e m h y
process (AHP) dan analisis strength, ~ve&esses, opportunities, threab (SWOT).
Pemanhtan IDSN dilakukan dengan mengembangkan lima komponen infrastruktur
data spasial nasional yaitu: dataset, jaringan, akses, sumberdaya manusia dan
panduan. Dataset kebakmn hutan dan lahan di Kabupaten Sanggau rneliputi citra
satelit, toponim, pemilikan dan penguasaan lahan, wilayah administrasi, kawasan
hutan, klasifikasi tanah, alur air (sungai) dan tubuh air daratan, geologi, iklim,
wilayah pengwnpulan sensus dan data statistik, penggunaan lahan dm transportasi
darat. Nilai kerentanan kebakaran hutan dan lahan adalah tidak rentan (24,64%),
kurang rentan (31,100/0), agak rentan (22,64%), r e n t . (11,50a/o) dan san& ren&
(2,74%). Kajian pembangunan IDSN untuk pengendalian kebakaran hutan dan lahan
pada tingkat kabupaten rneliputi pencegahan, pemadaman, dan penangan pasca
kebakaran hutan d m lahan. Pencegahan dititik beratkan pada peningkatan kesadaran
semua pihak b e r h t dengan kebakaran hutan dan lahan. Pernadaman dititik beratkan
pada pendayagunaan sumberdaya manusia dm peralatan yang tersedia untuk
melakukan tindakan pemadaman, sedangkan penanganan pasca kebakaran dititik
beratkan pada penegakan hukum dan rehabilitasi.
Kata Kunci: fUS(N, kebakam hutan dim lahan, dataret, Rerentam

B.J. PRATONDO. The Assessment of National Spatial Data Infrastructure (NSDI) in
Controlling Forest and Land Fire (Case Study of Kabupaten Sanggau, West
Kalimantan). Under supervision of HADr S ALKODRA, BAMBANG HERO
SAHARDJO,and PRLYADl KARDONO.
National Spatial Data Inhtructure (NSDI)is a tool to facilitate in spatial data
accessibility. One of NSDI applications is to inform forest fire vulnerability level.
The information is used to prevent and analyze forest and land fire occurrence. The
research project was conducted in Kabupaten Sanggau, West Kalimantan Province.
Primary data was obtained from interview and questioner method by focus group
discussion (FGD) and participatory rural appraisal (PRA). Secondary data was
collected h m various institution such as geology, soil type,slope, forest status and
land use. The data was analyzed using physical, social and economical approach.
Institutional capacity analysis covers human resource indicator, financial
sustainability, service quality, external relation, operational management and
regulation. Priority analysis in developing land and fire control system employed
expert judgment with AWOT method which is an integreated analysis between
analytical hierarchy process (AHP)and strength, weaknesses, opportunities, threats
(SWOT). NSDI application was conducted by developing five components of
national spatial data idhistructure consisting of dataset, network, accessibility,
human resource and guideline. Land and forest fire data set for Kabupaten Sanggau
were satellite image, toponim, land tenure, administrative region, forest area, land
classification, water stream and water body, geology, climate, census area and
statistical data, land use and land transportation. The levels of forest and land fire
vulnerability were not vulnerable (24.64%), less vulnerable (31.10%), rather
vulnerable (22.64%), vulnerable (11.50%) and very vulnerable (2.74%). The
assessment NSDI for controlling forest and land fire in labupaten level cover
prevention, extinguisher, and post fire extinguishing. The prevention was
emphasized in increasing the level of awareness on forest and land fire. Fire
extinguishing was stressed on human resource and equipment empowerment;
however post fire extinguishing was emphasized in law enforcement and
rehabilitation.
Keywords:NSDl,forest and landjre,

set, vulnembzlity

KAJIAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL
NASIONAL (IDSN) UNTUK PENGENDALIAN KEBAIQUWN
HUTAN DAN LAHAN
(Studi Kssus di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat)

OLEH:
B.J. PRATONDO
P. 026014021

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor
pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAW BASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

ABSTRAK
B.J. Pratondo. Kajian Pembangunan Infrastruktur Data Spasial Nasional
(IDSN) untuk Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Studi Kasus di Kabupaten
Sanggau Kalimantan Barat). Dibimbing oleh HADI S. ALJKODRA, B AMBANG
HERO SAHARDJO, dan PR1YAD1KARDONO.
Infrastruktur data spasial nasional (IDSN) merupakan suatu cara untuk memudahkan
pengguna data spasial mengakses data spasial secara konsisten, sesuai dengan
kebutuhan. Salah satu aplikasi IDSN di Indonesia adalah untuk informasi tingkat
kerentanan kebakaran hutan. Informasi ini digunakan untuk mencegah dan
menganalisis terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Penelitian dilaksanakan di
Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat. Data primer didapatkan dari hasil
wawancara dan pengisian kuesioner dengan pendekatan focus group discussion (FGD)
dan participatory rural appraisal (PRA) sedangkan data sekunder dari berbagai
instansi terkait berupa data geologi, jenis tanah, kemiringan lereng, status hutan, dan
penggunaan lahan. Data dianalisis dengan pendekatan analisis spasial fisik dan sosial
ekonomi. Analisis kapasitas institusi mencakup kajian institusi dengan indikator
kualitas sumberdaya manusia, sumberdaya keuangan, akses pelayanan, hubungan
eksternal dan manajemen praktis serta kelembagaan. Analisis prioritas pengembangan
sistem pengendalian kebakaran hutan dan lahan menggunakan penilaian pakar dengan
AWOT yakni integrasi antara analisis analytical hierarchy process (AHP) dan analisis
strength, weaknesses, opportunities, threats (SWOT). Pemanfaatan IDSN dilakukan
dengan mengembangkan lima komponen infrastruktur data spasial nasional yaitu:
dataset, jaringan, akses, sumberdaya manusia dan panduan. Dataset kebakaran hutan
dan lahan di Kabupaten Sanggau meliputi citra satelit, toponim, pemilikan dan
penguasaan lahan, wilayah administrasi, kawasan hutan, klasifikasi tanah, alur air
(sungai) dan tubuh air daratan, geologi, iklim, wilayah pengumpulan sensus dan data
statistik, penggunaan lahan dan transportasi darat. Nilai kerentanan kebakaran hutan
dan lahan adalah tidak rentan (24,64%), kurang rentan (31,10%), agak rentan
(22,64%), rentan (11,50%) dan sangat rentan (2,74%). Kajian pembangunan IDSN
untuk pengendalian kebakaran hutan dan lahan pada tingkat kabupaten meliputi
pencegahan, pemadaman, dan penangan pasca kebakaran hutan dan lahan. Pencegahan
dititik beratkan pada peningkatan kesadaran semua pihak berkait dengan kebakaran
hutan dan lahan. Pemadaman dititik beratkan pada pendayagunaan sumberdaya
manusia dan peralatan yang tersedia untuk melakukan tindakan pemadaman,
sedangkan penanganan pasca kebakaran dititik beratkan pada penegakan hukum dan
rehabilitasi.
Kata Kunci: IDSN, kebakaran hutan dan lahan, dataset, kerentanan

ABSTRACT
B.J. PRATONDO. The Assessment of National Spatial Data Infrastructure
(NSDI) in Controlling Forest and Land Fire (Case Study of Kabupaten Sanggau, West
Kalimantan). Under supervision of HADI S ALJKODRA, B AMBANG HERO
SAHARDJO, and PRIYAD1KARDONO.
National Spatial Data Infrastructure (NSDI) is a tool to facilitate in spatial data
accessibility. One of NSDI applications is to inform forest fire vulnerability level. The
information is used to prevent and analyze forest and land fire occurrence. The research
project was conducted in Kabupaten Sanggau, West Kalimantan Province. Primary
data was obtained from interview and questioner method by focus group discussion
(FGD) and participatory rural appraisal (PRA). Secondary data was collected from
various institution such as geology, soil type, slope, forest status and land use. The data
was analyzed using physical, social and economical approach. Institutional capacity
analysis covers human resource indicator, financial sustainability, service quality,
external relation, operational management and regulation. Priority analysis in
developing land and fire control system employed expert judgment with AWOT
method which is an integreated analysis between analytical hierarchy process (AHP)
and strength, weaknesses, opportunities, threats (SWOT). NSDI application was
conducted by developing five components of national spatial data infrastructure
consisting of dataset, network, accessibility, human resource and guideline. Land and
forest fire data set for Kabupaten Sanggau were satellite image, toponim, land tenure,
administrative region, forest area, land classification, water stream and water body,
geology, climate, census area and statistical data, land use and land transportation. The
levels of forest and land fire vulnerability were not vulnerable (24.64%), less
vulnerable (31.10%), rather vulnerable (22.64%), vulnerable (11.50%) and very
vulnerable (2.74%). The assessment NSDI for controlling forest and land fire in
kabupaten level cover prevention, extinguisher, and post fire extinguishing. The
prevention was emphasized in increasing the level of awareness on forest and land fire.
Fire extinguishing was stressed on human resource and equipment empowerment;
however post fire extinguishing was emphasized in law enforcement and
rehabilitation.
Keywords: NSDI, forest and landfire, data set, vulnerability

KAJIAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL
NASIONAL (IDSN) UNTUK PENGENDALIAN KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN
(Studi Kasus di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat)

SEKOLAH PAS.CASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007