Kalibrasi alat pengukur kadar air digital untuk produk biji-bijian

g p p

5!

KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR DIGITAL

gxpg
3

z::

UNTUK PRODUK BIJI-BIJIAN

' Q s s

3 5" ."53,

5

Q Q s
' Q s s m

s "r s

I

Q

2 EQgfj
Q

Xrz

g

r)

Q

%3sgcl
$2zU2.=
C S Q S

QS.XrS Q

5gaaS

iggg:.
3 m z , z
=
%5=a
$ 2 0 3
r ' T Q
Q

s s

c
5

9

s'QnXr?


UQIDQC

gg

2

gci

( D S Q " Q

a0
Q
s
.€ 2 J-.'
Q 8.- 3.

.
E


? i

4

sg

C

3 Q

;2

OLEH :

AGIE SATIA UTAMA

F14102103

2
gg!%

.
g
X
*
CD
- 3

g, ag g#
Xr

*

-.
2.
Q

82

:5
2;


B .is

WE
P 35

3r

$J

=

s 3

Q

2 E

; 3ED-:
Q


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR DIGITAL

UNTUK PRODUK BUI-BIJIAN
SKRIP,SI
Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
Sarjana Teknologi Pert anian

Pada Departemen Teknii Prtanian
Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

Agie Satia Utama

F14102103

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

RIWAYAT HTDUP
Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, lahir di Tasikmalaya,

April 29

-

1983 kemudian masuk TK pada tahun 1989 kemudian masuk Sekolah

Dasar Negeri Sukasari 2 TasikrnaIaya pada tahun 1990, dm masuk Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama Negeri ! Tasikmapaya pada tahun 1996 dan masuk Sekolah Lanjutan

Tingkat Atas pada tahun 1999 dan masuk Institut Pertanian Bogor pada tahun 2002.

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTAMAN

KALIBRASI ALAT PENGUKUR KADAR AIR DIGITAL

UNTUK PRODUK BIJX-BIJIAN
SrnPSI
Sebagai salah salu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknik Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian,
Xnstitut Pertanian Bogor

Oleh :
AGIE SATIA UTAMA
F14102103
Dilahirkan pada tanggal 29 April 1983

di Tasikmalaya
Tanggal Zulus :

Menyetujui ,
Bogor, September 2006

Mulato. MS.

Prof. Dr.

SEP 2006
Pertanian

Dr. Ir. 9awan Hermawan, MS

Agie Satia Utama. F14102 103. Kalibrasi AIat Pengukur Kadar Air Digital Untuk
Produk Biji-Bijian. Dibawah bimbhgan Prof. Dr. Ir. Hadi K Purwadaria, Msc.
2006.

RINGKASAN

Effisiensi pengolahan kon~oditaspertanian adaIah sangat perlu dan penting
sekali dalarn mencari terobosan-terobosan baru atau inovasi dalam setiap t d ~ a p
pengolahan komoditas pertanian. PengendaIian mutu merupakan suatau tindakan
berencana agar segala pelaksanaan proses produksi dapat mencapai tingkatan
mutu yang sudah ditetapkan dengan biaya seekonomis mungkin (Hasan, 1976).
Selain terobosan-terobsan inovasi pengolaban, peralatan-peralatan pengolahan
harus dipelihara dengan baik agar alat-alat ukur yang digunakan dapat dipercaya
kebenaran d m ketepatan hasil pengukuramya (Soedja'l : 1980 ;Pusat Pengujian
Mutu Barmg, 1982).
Salah satu kornponen mutu yang amat penting pada komoditas pertanian
adalah kadar air. Kadaf air komoditas pertanian tidak saja berarti penting dalain
ha1 ekonomis tetapi juga dalarn ha1 stabilitas dan mutu (marten and Hlynka cit.
Pomeranz and Meloan, 1971). Kadar air adalah kunci keselamatan bagi komoditas
pertanian terutma biji-bijsn selama penyimpanan, karena aMivitas biologi terjadi
jika tersedia air.
Banyak sekali rnetode yang dapat digunakan dalam menentukan nilai
kadar air misalnya pengukuran nilai kadar air menggunakan metode oven,
destilasi dengan toluene, pemanasan secara langsung dengm IR tester, dan
menggunakan alat pengukur kadar air digital. Metode pengukuran kadar air digital
ini merupakan metode pengdman kadar air yang sangat mudah, cepat, praktis
disbanding metode yang lainnya. AXat pengukur kadar air tipe digital ini harus
dikalibrasi terlebih dahulu ketepatan pengukuramya dengan hasil pengukwan
rnetode oven.
Pada penentuan nilai kadar air produk pertanian rnenggunakan metode
oven inemiliki perlakuan yang berbeda untuk setiap rnacam produk pertaniannya
misalnya untuk biji kopi dan kakao pemanasan pada suhu 104 "C selam 16 jam,
untuk biji kedelai pada suhu 130 "C selam 1.5 jam sedangkan untuk biji jagung
pada suhu 130 "C selam 4 jam.
Persamaan yang diinputkan pada alat untuk kedelai adalah Y = 0.0019 X +
68.995 dengan nilai R
' = 0.9896, Untuk persamaan biji jagung adatah - 3E-07 x2
+ 0.0467 X - 682.7 dengan nilai It2 = 0.8965, persamaan untuk biji kakao
fermentasi adalah Y = -54.929Ln(x) + 578.72 dengan nilai R' = 0.9018,
persamaan untuk biji kakao nonfermentasi adalah - 3E-08 x2 + 0.0005 X +
23.463 dengan nilai R
' = 0.9628, untuk biji kopi adalah Y = 0.0016 X - 30.468
dengan nilai R = 0.9802
Setelah dilakukan penginputan persanlaan untuk pengukur kadar air digital
lalu dilakukan pengecekan pengukuran nilai kadar air digital bahan untuk
kemudian dibandingkan dengan hasil pengukuran kadar air oven menggunakan
bahan yang sama.

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allall SWT atas segala limpahan nikmat, rahmat dan
hidayah Nya kepada penulis, selzingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul Kalibrasi Alat Pengukur Kadar Air Digital Untuk Produk
Biji-bijian. Laporan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat
mendapatkan gelar Sarjana Teknologi Pertanian.
Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Prof.Dr.Ir Hadi K Purwadaria,

Msc sebagai ketua komisi pembimbing, dan Dr. Ir. Sri Mulato, MS yang telah
memberikan bantuan dana dan tempat penelitian, serta bertindak pula sebagai

Dosen Pembirnbing.

Bogor, 14 September 2006

DAFTAR IS1
RINGKASAN ................................................................................. i
..
KATA PENGANTAR ........................................................................ 11
...
DAFTAR IS1 ...................................................................................
111
DAFTAR TABEL ............................................................................. iv

I.

I1.

............................................................... I
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Tujuan .........................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 4
A . Kada. Air ..................
... ............................................4
PENDWLUAN

B . Metode - Metode Pengukwan Kadar A
i
r ................................ 4
1. Pengukuran Kadar A
ir Metode Oven .................................4

2 . Metode Destilasi Dengan toluene ...................................... 5
3 . Pemanasan langsung dengan IR Moistur Tester .................... 6

4. Alat pengukur kadar air digital ........................................ 6
C. Kdibrasi Alat Ukur ..........................................................8

......

D . Produk Brji - Bljian ..........................................................8
1. Kakao

.......................................................................8

2. Kopi .........................*....................................*........
8
3 . Jagung ......................................................................9
4. Kedelai ...................................................................

111.

11

METODE PENELITIAN ......................................................13

.......*.*.......13
A . Waktu Dan Tempat .....................*........
.
.
.
B. Bahan Dan Alat ............................................................

13

C. Metode ......................................................................
14

IV .

HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................15

V.

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................26

DAFTAR TABEL

Tabef 1. Data primer hasil pengukuran biji kedelai

.....................................

.....................................
Tabel 3. Data primer hasil pengukuran biji kakao nonfermentasi .....................
Tabel 2. Data primer hasil pengukuran biji jagung

Tabel 4. Data primer basil pengukuran biji kakao fermentasi .........................
Tabel 5. Data primer hasil pengukuran biji kopi

.....';..................................

DAPTAR GAMBAR

I. Alat pengukur kadar air digital ...............................................
Gambar 2. Skema alat pengukur kadar air digital .......................................
Gambar 3. Grafik inputisasi persamaan biji kedelai ....................................
Gambar 4. Grafik hubungan kadar air digital dan oven biji kedelai ..................

.....................................
6. Grafk hubungan kadar air digital dan oven biji jagung ...................
7. Grafik inputisasi persamaan biji kakao nonfermentasi ....................

Garnbar 5. Grafik inputisasi persamaan biji jagung

Q

s

'0

8. Grafik hubungan. kadar air digital dan oven biji kakao nonfermentasi ..
s.
2 Gambar 9. Grdik inputisasi persamaan biji kakao fermentasi .........................
P,

-. Gambar 10. Grafik hubungan kadar air digital dan oven biji kakao fermentasi .....
3

--.-.

E Garnbar 11. Grafik hubungan kadar air digital dan oven biji kopi .....................
'C1
= Gambar 12. Grafik hubungan kadar air digital dan oven biji kopi .....................

z

3

CC

5

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalarn rangka meningkatkan produksi dan daya saing mutu komoditas
pertanian di dunk, langkah yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
efisiensi pengolahan dan pengawasan atau pengendalian mutu komoditas
pertanian.
Efisiensi pengolahan komoditas pertanian adalah sangat perlu dan
penting sekali dalam mencari terobosan-terobosan baru atau inovasi dalam
setiap tahap pengolahan komoditas pertanian sehingga dengan ditemukamya

inovasi baru dalam pengolahan komoditas pertanian akan merhgkatkan daya
saing komoditas pertanian tersebut di pasaran global.
Pengendalian mutu adalah suatu tindakan krencana agar segala
pelaksanaan proses produksi dapat mencapai tingkatan mutu yang sudah
ditetapkan dengm biaya seekonomis mungkin (Hasan, 1976). Sehin
terobosan-terobosan inovasi pengolahan, peralatan-peralatan pengolahan hams
dipelihara dengan baik agar alat-alat hyang digunakan dapat dipercaya
lcebnaran dm ketepatan hasil pengukurannya (Soedja'I : 1980 ; Pusat
Pengujian Mutu Barang, 1982). Untuk itu peralatan pengolahan harus
dikalibrasi secara berkala. Kalibrasi adalah standar untuk memastikan
hubungan antara harga-harga yang ditunjukkan oleh smtu alat ukur dengan

harga yang sebenarnya dari besaran yang diukur.
Salah satu komponen mutu yang amat penting pada komoditas pertanian
adalah kadar air. Kadar air komoditas pertanian tidak saja berarti penting
dalam ha1 ekonomis tetapi juga penting dalam ha1 stabilitas dm mutu (Marten
and H1ynka cit- Pomeranz and Meloan, 1971). Kadar air adalah kunci
keselamatan bagi

komoditas pertanian terutama biji-bijian selaxria

penyimpanan, karena aktivitas biologi terjadi jika tersedia air. Pengawasan

kadar air juga diperlukan untuk mengetahui saat yang tepat untuk
menghentikan operasi pengeringan. Hal ini penting karena pengeringan yang
berlebihan (over drying) akan menimbulkan kerusdcan n u t 4 disamping &an

meningkatkan biaya pengolahan karena pemakaian bahan bakar yang
berlebihan (Sivetz and Desrosier, 1979).
Produk pertanian yang seringkali diukur untuk diketahui kadar airnya
adalah biji-bijian. Secara urnm biji mengandung unsur-unsur yang sama,
yaitu embrio dan cadangan makanan serta kulit biji yang menyelubunginya.
Biji-bijian banyak digunakan sebagai bahan makanan, oleh karena itu bijianbijian hams bisa dishpan dalam jangka waktu lama. Penyimpanan yang baik
dilakukan pada saat biji-bij ian mencapai kadar air kesetimbangan.
Pengukwari kadar air dapat dilakukan mengunakan alat ukur dan
pengukuran dengan metode oven. Ketelitian dm ketepatan penentuan nilai
kadar air rnenggunakan metode oven sudah menjadi acuan Standar NasionaJ
Indonesia, namun demikian penentuan kadar air menggunakan metode oven
ini relatif agak rumit dan membutuhkan waktu yang lama. Alat ukur kadar air
merupakan perangkat ukur yang mudah dan cepat untuk mengetahui nilai
kadar air. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia merancang alat ukur
kadar

air menggunakan perangkat analog dan sedang dilakukan

penyempurnaan menggunakan sistem digital. Teknologi digital lebh cepat
dm lebih mudah dalam ha1 pengoperasian dibandkgkan perangkat analog.

Oleh karena itu penelitian Kalibrasi Alat Pengukur Kadar Air Digital untuk

Froduk Biji-Bijian merupakan upaya untuk mendukung pengembangan tester
ini yang diharapkan menjadi terobosan baru atau inovasi dalam melakukan
pengukuran kadar air untuk pengawasan mutu kornoditas pertanian khususnya
produk biji-bijian.

B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kalibrasi alat pengukur
kadar air biji-bijian multi komoditi tipe digital buatan Pusat Penelitian Kopi
dm Kakao Indonesia, Jember. Tujuan yang lebih khusus adalah :

1. MeIakukan kalibrasi alat pengukur kadar digital untuk produk bijibijian dengan beberapa macam bahan.

2. Menentukan ketepatan dan kebenaran hasil pengukurm alat pengukur

kadar air biji-bijian tipe digital yang sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia.

XI. TXNJAUAN PUSTAKA
A. Kadar Air

Komoditas-komoditas pertanian seperti kopi, kakao, kedelai, jagung
dan lain-lain, setelah panen untuk diolah menjadi produk sekundernya
mernerlukan penentuan kadar air terutama dalam rnenentukan kondisi optimal
penyimpanan komoditas pertanian setelah mengalami proses pengeringan,
baik pengeringan dengan sinar matahari (sun dving) atau dengan pengeringan
buatan (arfz$cial drying).

Menurut Wall (1970) kadar air adalah kunci penentu keawetan
komoditas pertanian selama penyimpanan, karena aktivitas biologi akan

terjadi jika tersedia air. Penentuan kadar air terhadap komoditas pertanian
hams dilakukan dengan tepat, untuk mengetahui waktu yang tepat untuk
menghentikan proses pengeringan. Pengeringari terlalu lama selain
pemborosan. bahan bakar juga akan merusak mutu komoditas pertanian itu
sendiri. Homogenitas dan banyaknya contoh yang diambil juga adalah dua ha1
yang penting dalam penentuan kadar air komoditas pcrtanian (Gomez dm
Gomez, 1984).
Kadar air biji-bjian akan selalu berubah mengikuti perubahan
kelembaban udara sekitarnya untuk mencapai kadar air kesetimbangan pada
tingkat kelembaban tersebut. Pada kadar air kesetimbangan, maka air dalam
biji-bijian tidak akan menguap ke Ijmgkungan dan juga tidak akan menyerap

air dari Iingkungan pada tit& kadar air dm FGI tertentu misalnya kadar air
kesetimbangan biji kakao adahh 6-7 % pada kelembaban relatif udara 70 %,
dan mtuk kopi kadar air 12 %jagung 12-13 dan kedelai 12-14 %:

B. Metode-Metode Pengukuran Kadar Air
1. Pengukuran Kadar Air Metode Oven

Pengukuran kadar air metode oven adalah pengukuran kadar air dengan
memakai prinsip menguapkm air yang terkandung dalam bahan dengan cara
pernanasan pada suhu d m lama waktu tertentu dimana besarnya suhu yang

dipakai berdasarkan jenis komoditas. Metode Oven adalah penentuan nilai
kadar air dalam persentase ditulis dengan rumus :
(KA) = (BK-I3W) / (B W-BN) x 100 %

KA

= Nilai

Kadar Air

BK = Berat b h n awal dan cawan sebelum pengeringan
BW = Berat bahan akhi dan cawan setelah pengeringan
BN = Berat cawan
Pengukuran kadar

air dengm metode Oven t e r m u k metode

pengukuran yang mernilii kebenaran dan ketelitim hasil pengukuraxl yang
tinggi sehingga dijadikan Standar Nasional Indonesia. fengukuran kadar air
metode oven ini selain merniliki kebenaran dan ketepatan pengukuran yang
baik juga tidak terlaIu membutuhkan biaya besar, namun metode Oven ini
memiliki kelemahan dalarn ha1 kemudahan d m waktu.
2. Metoda Destihsi dengan toluen; AOAC, 1980

Metode penentuan kadar ah dibawah ini digunakan untuk beberapa
jenis bahan pangan termasuk hasil perikanan seperti &an, udang, rumput Iaut
serta hasil olahannya. Dalarn ha1 h i penentuan kadar air didasarkan volume
air sebagai destilat per satuan berat smpel dan diiatakan dalam pusen.
Peralatan yang digunakamya adalah destiiator dengan penampung destilat
khusus (Bidwell-Sterling). Adapun prosedur pelksanaannya adaXah

I. Bahan (daging ikan ) ditumbuk halus kemudian timbang secukupnya
sehingga lebih kurang air yang akan didestilasi sekitar 2 sampai 5 ml.

2. Masukkan cuplikan tersebut ke dab

labu destilasi dan tarnbahkan 75 ml

toluene.
3. Selanjutnya pasanglah alat destifasi dan atur suhunya sefiingga toluene

yang rnenetes dari kondensor (pendingin) adalah 2 tetes setiap detik. Destilasi

dilakukan sampai 1jam atau sampai volume air dalam Biidwell-Sterling tidak
bertarnbah Iagi volumenya.

Radar air bahan ditentukan dari volume air per bexat bahan dalam satuan
persen.

3. (Pemanasan Langsung dengan IR Moisture Tester)

Metode penentuan kadar air dibawah ini digunakan untuk kberapa jenis
bahan pangan termasuk hasil perikanan seperti ikan, udang, rumput laut serta
hasil olahannya. Dasar penentuan dalarn ha1 ini penentuan kadar ar
didasarkan rasio berat air bebas yang diuapkan dengan. energi cahaya Infia
.merah dengan berat sample dm dinyatakan dalarn persen. Peralatan khusus

yang digunakan adalah .Unit InfjraRed Moisture Tester (KETT) dan gunting.
Prosedur pelaksanaan rnetode h i adalah
1. Panaskan cawan sampel dengan menyalakan lampu infka merah
0

sampai suhu di atas permukaan cawan sekitar 100 sampai 105 C.
2. Dalam keadaan kosong, aturlah keseimbangan' alat dengan indikator

keseimbangan menunjukkan tanda setimbang.
3. Haluskan daging &an kemudian masukkan ke dalarn cawan sampel

seberat 5 g pada I d a Red Moisture Meter. Kemudian aturlah keseimbangan
alat dengan memberi anak timbangan seberat 5 g pada cawm yang lain
(tempat anak timbangan).
4. Aturlah sedemikian rupa Iampu infia merah sehingga suhu udara di
0

atas permukaan daging sekita daging sekitar 70 C untuk bebrapa saat,
kemudian sedikit demi sediiit turunkan posisi l a m p sehingga suhu di atas
0

permukaan ikan sekitar 100 sarnpai 105 C.

5. Pemanasan dilakukan sarnpai tidak lagi terjadi penurunan berat

sampel. Penentuan kadar air didasarkan pada jumlah kehilangan berat &an,
d

i

i setiap g penunman berat sampel setara dengan 20 persen kadar air

(krdasarkan wet basis).
4. Alat Pengukur Kadar Air Digital

Alat pengukur kadar air digital adaIah alat untuk menentukan kadar air
dari multi komoditas pertanian yang dirancang secara digital. Tolok ukur
yang digunakan daIarn pengukuran menggunakan alat pengdcw kadar air

digital ini adalah nilai konduktansi atau kapasitansi yang berbeda-beda yang
dimiliki masing-masing produk biji-bijian sesuai dengan kadar air yang
dikandungnya. Adanya sifat demikian

kemudian dimanfaatan untuk

mengetahui kadar air dari suatu bahan yaitu dengan mengukur nilai
konduktansi atau kapasitansinya. Keunggulan alat pengukur kadar air digital
ini adalah lebih mudah dalam pengoperasiannya, lebih praktis penggunaannya
karena &pat di bawa kemana pun @ortable) d m juga Iebih cepat dalam
pengoperasiannya. Namun demikian bukan berarti bahwa alat pengukur kadar
air digital h i tidak memiliki kelemahan, akan tetapi memiliki pula beberapa

kelernahan yaitu harganya lebih rnahal, penunjukan nilai kadar air alat ini
tidak menyatakan kadar air sebenarnya dari komoditas pertanian yang diukur
oleh karenanya hams dilakukan kalibrasi terhadap hasil pengukwan
menggunakan metode oven yang telah diakui kebenaran dan ketepatan
pengukurannya nilai kadar a h y a oleh Standar Nasional Indonesia, d m yang
terakhir adalah alat-alat ukur digital hi menggunakan komponen-komponen
ymg sensitif sehingga pemilihan komponen alat Xlanrs baik, pemakaian alat

pengukur kadar air harus benar atau sesuai prosedur penggunaan alat dm
pengelolaan alat diIakukan secara baik agar tld& mudah rusak.
Digital berasal dari kata digit yang berarti angka. Semua yang
berhubungan dengan digital sefaiu berhubungan dengan angka, yaitu 1 dm 0.

Rangkaian digital berbeda dengan rangkaian biasa (analog). D a b rangkaian
digital, ada yang dinamakan gate atau gerbang. Jika melalui rangkaian
didapat hasil, maka bukan besar tegangannya yang &an dihitung atau dinilai
oleh rangkaian digital, narnun ada atau tidaknya tegangan yang dihasilkan.

OIeh sebab itu, dalam rangkaian digital hanya ada dua kondisi saja yaitu on
atau off. On d i w a k i dengan angka 1, sedangkan off diwakilkan dengan
angka 0. Gate sendiri ada beberapa jenisnya d m setiap jenis gate memiliki

has3 yang berbeda-beda. Meskipun berbeda-beda hasilnya, selaIu terdiri dari
keadaan mati (off) yang diwakilkan dengan angka 0 atau nyala (on) yang
diwakilkan dengan angka 1. Teknologi digital kini sudah dapat dinikmati
hampir di semua produk yang ada di sekitar kita. Mulai dari kamera, televisi,
telepon, sampai mesin cuci.

C. Kalibrasi Alat Ukur

Pengendalian mutu kornoditas pertanian selain ditentukan oleh bahan
baku komoditas pertanian dan efisiensi pengolahan, juga ditentukan oleh
peralatan-peralatan yang digunakan terutama alat ukur. Alat-alat ukw yang
digunakan agar hasif pengukuran alat tersebut kebenaran dan ketepatannya
baik hams dikalibrasi terlebih dsthutu sebefum digunakan bahkan bila perlu
dilakukan secara teratur dan berkala (Soedja'i, 1980). Pentingnya alat-alat

ukur yang sudah terkaIibrasi terhadap mutu adalah dalam menentukan standar
mutu produk dan tetap bisa dipertahankannya (Hadiwibowo, 1976).

D. Produk Biji-Bijian
1. Kakao

Buah kakao terdiri atas tiga komponen utama, yaitu kulIit buah, plasenta
d m biji.Kulit buah merupakan komponen terbesar dari buah kakao yaitu lebih
dari 70 % buah masak.Prosentase biji kakao didalam buah hanya sekitar 2729%, sedang sisanya adalah plasenta yang merupakan pengikat dari 30 - 40
biji (Mulato, 2004).. Permukaan biji diselimuti oleh lapism pulpa atau pulpa
benvarna putih.Biji kakao yang berasal dari buah yang matang mempunyai
pulpa yang manis dan lunak. Pulpa diketahui mengandung senyawa gula yang
sangat penting sebagai pernbiakan bakteri selama proses fermentmi (Biehl ef
a].,1989). Sebaliknya, buah muda mempunyai biji kakao dengan pulpa yang

mas& keras, mas* terikat kuat pada permukaan bijinya dan senyawa gula
k l u m terbentuk secara optimal akibatnya biji kakao muda tidak dapat
difermentasi secara baik. Biji kakao memiliki kadar air kesetimbangan pada
nilai kadar air 6-7 % kelembaban udara relatif70%.
2. Kopi

Bagian - bagian penting yang mernbentuk b d kopi adalah kulit buah,
daging buah, kufit tanduk, kulit ari, biji dan tangkai. Kulit buah terdiri satu
lapisan yang tipis krwarna tua saat buah masih muda, kunhg mat setengah
mas& dan bewarna merah saat mmak penuh (fully ripe). Warna tersebut
a k a - merubah rnenjadi kehitam-hitaman setelah masa xnasak . penuh

terlarnpaui (over ripe). Daging buah yang telah masak berlendir dan
mengandung senyawa gula sehingga rasanya manis. Lapisan lendir rnenempel
kuat di permukaan kulit tanduk. Kandungan lendir pada buah muda sangat
sedikit, sedang pada buah yang terlalu masak kandungan lendir berkurang
karena sudah terurai secara alami.

Buah kopi umumnya terdiri atas sepasang biji kopi yang saliig melekat.

Biji tersebut dilapisi okh h l i t tanduk yang keras d m kulit ari yang tipis
menempel langsung dipermukaan biji kopi. Komponen penting dalarn biji
kopi adalah kaffein dan kaffeol. Kaffein rnempunyai sifat sebagai perangsang

syaraf dan merupakan senyawa yang sangat penting &lam bidang farmasi
d m kedokteran, sedang kaffeol merupakan komponen penambah cita-rasa
dm aroma. Biji kopi memiliki kadar air kesetimbangan pada nilai kadar air 12
% dengan kelembaban udara relatif 70%.

3. Jagung
Berdasarkan tipe endospermnya, jagung (Zeu mays L.) dibedakan atas
jagung mutiara (Z mays indurata, Sturt) bentuk biji seperti mutiara, jagung

gigi kuda (Z. mays identata, Start) bentuk biji berlekuk di bagian tengah dari
bag sebelah atasnya, jagung manis (Z. mays sacharata, Sturt) kandungan
gulanya tinggi maka dinamakan sweet corn, jagung brondong (2. mays

avertiu, Sturt) berbiji agak runcing, kecil dan keras dikenal dengan sebutan
pop corn, jagung pod (2.mays tunicata, Sturt), jagung ketan (2. mays

cerutina, Kelesh) berbentuk mellyerupai lilin, dan jaguag tepung (2. mays

amylases, S turt).
Dari bekrapa jenis jagung di atas yang biasanya terdapat di Indonesia
adalah jagung mutiara, manis, dan berondong sebagai makanan pokok selain
jagung gigi kuda dan mutiara. Jagmg juga dapat dibedakm atas dasar
wamanya, dikenal jagung kuning (pakan) d m jagung putih (bahan pangan).
Biji jagung terdjri atas bag kulit l w 2%, hjit ari 5%, lembaga 12%, d m
endosperm sekitar 82%.
Bag endosperm jagung terdiri atas bagian yang keras (horny

endosperm) & bagian yang lunak (soft endosprm) yang penyebarannya
tergantung dari jenis jagung. Lernbaga atau embrio merupakan sebagian kecil

dari biji, terletak pada bagian dasar sebelah bawah dan berhubungan erat
dengan endosperm. Selain karbohidrat, jagung mengandung protein dan
lemak yang jumlahnya tergantung dari urnur dan varietas jagung tersebut.
Randungan protein dan lemak relatif lebih tinggi pada jagung yang berumur
lebih tua. Jenis karbohidrat yang terbanyak adalah .pati atau arnilum (85%)

dan pati ini sebagian besar terdapat dalarn endospermnya. Sebagian besar
lemak terdapat pada lembaga, asam lemak penyusunnya adalah asam palmitat

dm stearat (lemak jenuh) dan asam oleat dm linoleat (lemak tdk jenuh).
Karena ha1

in1

maka dari jagung dapat diperoleh minyak jagung. Selain

trigliserida, komponen lain penyusun jagung adalah fosfolipid dan glikolipid.
Jagung merupakan tanaman sernusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertarna dari siklus merupakan tahap

perturnbuhan vegetatif d m p m h kedua untuk tahap perturnbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung
umumnya berketinggian antara Im sampai 3m, ada varietas yang dapat
mencapai tinggi 6m Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah
hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat
menghasilkan adcan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki

kemampuan ini. Akar jagung tergolong aka serabut yang dapat mencapai
kedalaman 8 rn meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m Pada

tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku
batmg bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang
jagung tegak dm mudah terlihat, sebagaimana sorgum d m tebu, namun tidak
seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat
s e k g g a tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus
pelepah dam yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun
tidak banyak mengandung lignin. Daun jagung adalah daun sempurna.
Bentuknya mernanjang. Antara pelepah dan [helai daun]] terdapat ligula.
Tulang dam sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin

dm ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas
dirniliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk
kipas. Struktur ini berperan penthg dalam respon tanaman menqnggapi

defisit air pada sel-sel daun. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina
yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious).Tiap kuntum bunga
merniliki st&ur

khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada

jagung, dua floret dibatasi ofeh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga
jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga

(inzrescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga
betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang
dan pelepah dam. Pada u m m y a , satu tanaman hanya dapat rnenghasilkan
satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga ktina. Beberapa
varieths unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, d m
disebut sebagai varietas prolifk. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk
penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri). Kadar

air kesetimbanganjagung adalah pada kadar air 12-13 %.
3.

Kedelai
Kacang-kacanganan yang telah lama diikenal di Indonesia adalah kacang

kedelai, kacang tanah, kecipir dm kacimg merah serta jenis kacang-kacangan
lainnya. Kacang-kacangan ini merupakan sumber energi dan sumber protein
(nabati) yang sangat penting. Umumnya protein hasil pertanian ini
rnengandung asam amino metionin yang rendah, akan tetapi asam amino
lisinnya 1ebi.h lanjut jadi tempe, tahu, oncom, tauco, susu, kecap, tepung, dsb.
Tepung atau pati yang dipeoleh secara umum bersifat higroskopik dan
komponen mutunya antara lain derajat putih, u k m pertikel, keseragaman
atau uniformitas, dan sZat alirannya. Karena tepung bersifat higroskopk dan
peka terhadap perubahan lingkungan penyimpanan (suhu dan kelembaban),
maka mengakibatkan perubahan sZat fisik dan sifat fungsional serta aliannya

dm selanjutnya berpengaruh pada mutu produk olahan berikutnya
Di antara jenis kacang-kacanganan yang ada, kacang kedelai merupakan
sumber protein (35-42%) yang paling baik. Sefain ity kedelai dapat sebagai
sumber lemak (terrnasuk lemak esensial), vitamin, mineral serta. Kacang
kedelai terdiri atas 3 bag: kotiledan 90%, kulit biji 8% dan lembaga 2%.
Protein kedelai sebagian besar (85-95%) adalah globulin. Kedelai juga
mengandandung lemak (18-20%), dan 85% dari jumlah tersebut terdiiri dari

lernak tak jenuh bebas kolesterol. Lemak kedelai mengandung fosfolipid yang

penting yaitu lesitin, sepalin dan lipositol. Gol karbohidrat yang terdapat
dalam kedelai adalah go1 oligosakarida (sukrosa, stakhiosa, rafmosa) dan
polisakarida (arabinogalaktan dan selulosa).
Antinutrisi yang terkadung dalam kedelai adalah asam Mat yang dapat
mengganggu penyerapan mineral atau logam seperti kalsium dan Zn dalam
tubuh rnanusia. Selain itu kedelai juga mempunyai senyawa antigizi yaitu
senyawa penghambambat tripsin (tripsin inhibitor). Senyawa antigizi
merupakan suatu senyawa yang apabila diberikan pada organisme hidup

dalam jurnlah yang cukup dapat mengakibatkan suatu zat gizi jadi tidak
tersedia bagi tubuh bak langsung maupun tidak langsung. Penghambat tripsin
merupakan kelompok penghambat enzim atau dapat ddikatakan substansi yang
dapat mengurangi aktivitas enzim.
Kedelai atau kacang kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan
yang menjadi bahan dasar banyak makanan Timur Jauh seperti kecap, tahu

dan tempe. Kedelai yang dibudidayakan sebenarnya terdiiri dari paling tidak
dua spesies: Glycine man: (disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna
kuning, agak putih, atau hijau) dan Glycine soja (kedelai hitam, berbiji
hitam). G. max merupakan tanaman asli daerab Asii subtropik seperti
Tiongkok d m Jepang selatan, sementara G. soju merupakan tanaman asli
Asia tropis di Asia Tenggara. Kadar air kesetimbangan kedelai adaXah pada

25-27 % RH 70-75%.

g p p 5!

gxpg
3

z::

' Q s s
I
3 5" ."53, Q
Q Q s
' Q s s m
s " r s r)

2

2 EQgg
Q

Xrz

g

Q

111. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian hi akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan

% 3 s g c l
$2zU2.=
C S Q S
QS.XrS Q

Juni, 2006 di Laboratorium Pasca Panen dan Labratorium Tanah dan

igggg.

Agroklimat, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jember, Jawa Tirnur.

5gaaS

3 m z m z

=
%5=a
$ S O 3
r ' T Q

c
5

9

s s
s'QnXr?
U Q m Q C
Q

!+2:

gci

B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji kakao bulk dan

msQ-Q

a0
Q
s
.€ *s J-.'
Q 8.- 3.

.

;2

2
gg!%
.
g
X
*
CD
- 3

i

g, ag g#
E

s
.

4

sg

C

G!Q

Xr

*

-.
2.
Q

kopi robusta, kedelai ,dm jagung. Biji kopi dan biji kakao diperoleh dari

Kebun Percobaan Kaliwinig, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,
Jember, Jawa Timur. Biji kedelai dm jagung diperoleh dari Kaliwhing.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan, gunting
penjepit, plastik, tjmbangan digital merk kern tipe 770, oven merk Heureus

82

tipe TISO, eksikator dm perangkat alat ukur kadar air digital buatan Puslit

2;

Kopi d m Kakao Indonesia, Jember.

:5

B .is

WE
P 35

3r

$J

=

2 E

s 3

X-.

%s

Q

zs -ED2?
g
Q

-3

g.
c

?J

=
3
g
rr
Xr

Gambar 1. Alat pen&

kadar air digital.

Metode yang digunakan dalam penelitian kalibrasi alat pengukur kadar air
digital untuk prod& biji-bijian ini adalah metode penentuan kadar air dengan
metode oven yang mana metode penentuan kadar air metode tersebut telah
diakui ketepatannya oieh Standar Nasional Indonesia. Pengukuran kadar air
metode oven ini berbeda untuk masing-masing komoditas yaitu untuk

kornoditas biji kakao adalah pemanasan pada suhu 104 "C selama 16 jam,
untuk biji kopi pemanasan pada suhu 104 "C selama 16 jam, untuk biji kedeZai
adalah pemanasan pada suhu 130 "C seiama 1.5 jam dan untuk biji jagung
adaIah pernanasan pada suhu 130 O C selarna 4 jam. Pengukuran untuk yang
pertama kali diIakuItan adalah pengukuran niiai fiekuensi beserta kadar air
oven bahan untuk rnendapatkan nilai persarnaan yang akan diinputkm ke alat
sebagai faktor pengkonversi. Kemudian setelah nilai persamaan tersebut
dikalibrasi dilaldcan pengecekan atau pengukuran ulang uduk m e l i i
ketepatan dari hasil pengukuran alat digital dengan metode oven.

Sensor

ADC (Analog to
Digital Ko~lverter)
Mikrokol~troller

b

K Y P ~ ~
Gambar 2. Skema kerja alat pengukur kadar air digital

LCD

IV. BASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data hasiI pengukuran bahan biji kedeIai

Data primer hasii pengukuran biji kedeiai dengan alat pengering (oven)
untuk mencari persamaan yang &an dimasukkan kedalam memori alat pengukur
kadar air dirinci dalam Tabel 1.

ZDari data tersebut dilakukan analisis regresi sehizlgga menghasilkan
persamaan liar Y = -0.0019X + 68.995 dengan R'= 0.9896 (Gambar 3).
Persamaan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam memori alat pengukur
digital untuk digunakan dalam pengukuran sample. Pada tahap selanjutnya, hasil
pengukuran sample untuk kadar air oven d m digital merupakan persamaan
polynomial Y = 0.41 $0X + 1.0813 dengan R'

= 0.9308 (Gambar 4).

biji kedelai
frekuensi
32316
321 16

32072

7.30
7.60

1

KEDELAI

frekuensi, hertz
1

Gambm 3. Grafik persmaan biji kedelai untuk input pengukur kadar air digital

Grafik hubungan kadar air digital dan oven biji
kedelai
rn

14,OO

s,- 12,oo
10.00
$ 8,OO
0

L

a-

6,00
4,00

s ::;:
t~

k

0,OO

5,OO

10,OO

15,OO

20,OO

25,OO

30,OO

Kadar air digital, % bb
I

I

Gambar 4. Grafik hubungan nilai kadar air digital d m kadar air oven biji kedelai

B. Data hasil pengukuran bahan biji jagung
Data primer hasil pengukuran biji jagung dengan alat pengering (oven)

untuk mencari persamaan yang &an dimasukkan kedalarn memori alat pengukur
kadar air dirinci dalam TabeX 2.
Dari data tersebut dilakukan analisis regresi sehingga merighasilkan
persamaan polynomial Y = -8E-08 x2+ 0.0467 X + 682.7 dengan Ft2 = 0.8965

(Gambar 5).
Persamaan tersebut kemudian dimasukkan kedalarn memori alat pengukur
alat untuk dilakukan pengukuran sample. Pada tahap selanjutnya, hasil
pengukuran sample untuk kadar air oven d m digital merupakan persamaan Y = 0.092 x2+ 3.3289 X - 21.007 dengan R~= 0.9663 (Gambar 6).

Tabel 2. Data Jnasil pengukuran bahan biji jagung

r

JAGUNG
9

15A

P
IV

10

s-

,

ti
w

5

2

01
30000

-

-....

-07

2

n n467

""

687 7

R' = 0.8965
I

i

I

1

30500

31000

31500

32000

frekuensi, hertz

Gambar 5. Grafik persamaan biji jagung untuk input pengukur kadar air
digital

Grafik hubungan kadar air digital dan oven
n

10,oo
P

a

s
f>

8.00
6,00

0

a=.

$
Q

4,OO
2.00
0,oo
0,OO

I

5,OO

10,OQ

15,OO

20,OO

Kadar air digital, % bb

Gambar 6. Grafik hubungan nilai kadar air digital dan oven biji jagung

C. Data hasil pengukuran bahan biji kakao nonferrnentasi
Data primer hasil pengukuran biji kakao nonfermentasi dengan alat
pengering (oven) untuk rnencari persarnaan yang akan dimasukkan kedalam
memori alat pengukur kadar air dkinci dalam Tabel 3.
Dari data tersebut dilakukan analisis regresi sehingga menghasilkan
persamaan polynomial Y = -0.0154 x2+0.5072X + 8.1 148 dengan R~ = 0.9954
(Gambar 4).
Persamaan tersebut kemudian dirnasukkan kedalam memori alat pengukur
alat untuk dilakukan pengukuran sample. Pada tahap selanjutnya, hasil
pengukuran sample untuk kadar air oven dan digital merupakan persarnaan Y =
0.01 19x2+ 0.04108 - 6.6024 R' = 0.9793 (Gambar 5).
Tabel 3. Data hasil pengukuran bahan biji kakao nonfermentasi
Nilai Frekuensi Kadar Air
30810
13.33
30756
13.62
25870
17.98
19.46
23813
18023
22.40
19002
23.03
19675
24.35

KAKAO NONFERMENTASI
30,UO

n 25,OO
a
s. 20,oo
L
-1
15,OO
L

g

10,oo

2

5,m
0,00
0

A0000

20000

30000

40000

Frctkuensi, Herk

Gambar 4. Grafik persamaan biji kakao nonfermentasi untuk input pengukur
kadar air digital

Grafik hubungan kadarair digital dan oven biji
kakao nonfermenlasi
.n

30,00

S 25,OO
Ec 20,oo

B

-2
L

3

lS.00
10,oo
5,00

,,o,
0,00

500

10,OO

15,OO

20,OO

2500

30,OO

35,00

40,OO

Kadar air digital, % bb

Gainbar 5. Grafik hubungan kadar air oven dan digital biji kakao nodermentasi

D. Data hasil pengukuran bahan biji kakao fermentasi
Data primer hasil pengukuran biji kakao fermentasi dengan alat pengerhg
(oven) untuk mencari persamaan yang akan dimasukkan kedalam memori alat
pengukur kadar air dirinci dalam Tabel 4.

Dari data tersebut dilakukan analisis regresi sehingga menghasikan
persamaan logarithm Y = -54.929Ln(X) + 578.72 dengan R~ = 0.901 8 (Gambar
4).

Persmaan tersebut kemudian dimasukkan kedalam memori alat pengukur
alat untuk dilakukan pengukuran sample. Pada tabap selanjutnya, hasil
pengukuran sample untuk kadar air oven dan digital menrpakan persamaan Y =

0.0002 X?- 0.0201 x3+ 0.5884 x2- 4.7467 X + 18.855 It2 = 0.9463 (Gambar 5).

Tabel 4. Data hasil pengukuran bahan biji kakao fermentasi

I Frekuensi

1 Kadar Air

I

KAKAO FERMEMTASI

I

I

Frekuensi, hertz

Gambar 4. Grafrk persarnaan biji kakao ferrnentasi untuk input pengkur kadar air
digital

Grafik hubungan kadar air oven dan digital kakao
fermentasi
.n 30

n

$ 25

5 20

Q

.ii

15
10

5

3

0
0

10

20

30

40

50

Kadar air digital, % bb

Garnbar 5. Grafik hubungan kadar 'air oven dan digital biji kakao fermentasi

D. Data hasil pengukuran bahan biji kopi
Data primer hasil pengukuran biji kopi dengan alat pengering (oven) untuk

mencari persamaan yang akan dimasukkan kedalam memori atat pengukur kadar
air dirinci dalam Tabel 5.

,.

Dari data tersebut dilakukan analisis regresi sehjngga menghasilkan

persamaan logarithm Y = 0.0016 X - 30.468 dengan R'

= 0.9802

(Gambar 5).

Persamaan tersebut kemudian dimasukkan kedalarn memori alat pengukur
alat untuk dilakukan pengukuran sample. Pada tahap selanjutnya, hasil
pengukuran sample untuk kadar air oven dan digital merupakan persamaan Y = 0.0746 x2f 2.3338 X -+ 2.0746 dengan R~ = 0.8569 (Gambar 6).

Tabel 5. Data hasil pengukuran b
Frekuensi
Kadar Air
21 157
3,38

h biji kopi

Gambar 5. Grafk persamaan biji kopi untuk input pengukur kadar air digital

Grafik hubungan kadar air digital dan oven biji

kopi
a

i

9

0

.

20,oo

-

-

15,OO
10,oo

L
*-

m

9

5,OO

,
0,QO

2,00

4,00

6,00

8,00 10,OU
Kadar air digital, % bb

12,00

Gambar 6. Grafik hubungan kadar air digital dan oven biji kopi

14,OO

a

Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor)

Boaor AaricuIturaI Universitv

a. ~ e n i u t i ~ a
hdnya
n
uituk kepentingan peididikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
2 Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

DAFTAR PUSTAKA
Ismayadi, C. dan Soenaryo. 1988. Pengujian Kako tester prototipalat ukur kadar
air elektronik rancangan Balai Penelitian Jember. Pelita Perkebunan 4 (2) :
65-72
Mutiarawati, F.2006. Digital di sekelilmg kita. www.pcrnedia.co.id / detail. 7 juni
2006

Mulato, S., S. Widyotorno, Misnawi, Sahaii, dan Suharyanto. 2004. Petunjuk
Teknis Pengolahan Produk Primer dan Sekunder Kakao. Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia, Jernber, Jatim, Indonesia.
Sulistyowati. 1986. Peranan kalibrasi alat pengukur kadar air biji kopi dalam
menunjang pengendalian dan pengawasan mutu kopi. PeIita Perkebunan
l(4) : 119-126.
Wahyudi,, T. dan S. Wardani. 1986. Keragaman kadar air biji kopi yang
dikeringkan dengan berbagai tipe alat pengering. Pelita Perkebunan 2 (1) :
19-24
Hadiwibowo, R.M. 1976 Pengawasan dan peningkatan mutu produk. Waxta
Standarisasi. Lembaga Xlmu Pengetahuan Indonesia, 3 (2) : 9-25

Hasan, R. 1976. Standarisasi sector indusii. Warta Standarisasi. Lembaga Ilrnu

fengetahuan Indonesia, 3 (2) : 2-8
Pomeranz, Y. and C.E Meloan.1971. Food Analysis : Theory and Practice. The
AVI Publ. Co., Westport, Connecticut, USA.

Pusat Pengujian Mutu Barang. 1981. Koreksi Cera Tester terhadap metode oven
dalarn penentuan kadar air. Bull. Pengawasan Mutu, No 6 : 4-6.
Sivetz, M. and N.W. ~esrosier.1979. Coffee Technology. AVI, Westport,
Connecticut, 768 p.
Soedja'I, A.M. (1980). Peranan kalibrasi dalam menunjang pengujian dan

pengawasan mutu barang. Pertemuan Teknis Pengatwan Tata Kerja
Jaringan Laboratoriurn-Laboratorium Penguji d m Pengawas Mutu XI,
paper No. 05lTM-TR/80. Pusat Pengendalian Mutu Barang, lop.
Gomez, K.A. arnd A. A. Gomez 1984. Statistical procedure for agricultural
research. John Wiley and Sons, New York, USA