2.6.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat
Slamet 1994 dalam Suciati 2006 menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat, antara lain jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan.. a. Jenis Kelamin
Partisipasi yang diberikan oleh pria dan wanita dalam pengelolaan adalah berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya sistem pelapisan sosial yang
terbentuk dalam masyarakat, yang membedakan kedudukan dan derajat antara pria dan wanita. Soedarno 1992 dalam Suciati 2006
mengatakan bahwa perbedaan kedudukan dan derajat ini akan menimbulkan perbedaan-perbedaan hak dan kewajiban antara pria dan
wanita. Sistem pelapisan atas dasar seksualitas ini mengindikasikan bahwa golongan pria memiliki sejumlah hak istimewa dibandingkan
golongan wanita. Dengan demikian maka kecenderungannya kelompok pria akan lebih banyak ikut dalam berpartisipasi.
b. Usia Slamet 1994 dalam Suciati 2006 menjelaskan bahwa usia
berpengaruh terhadap keaktifan seseorang untuk berperan serta. Faktor usia memiliki pengaruh terhadap kemampuan seseorang untuk terlibat
dalam suatu kegiatan. Seorang yang memasuki usia produktif dianggap mampu bekerja dan terlibat aktif dalam kegiatan, dan seseorang yang
lebih tua akan terlibat sebagai penasehat atau panutan bagi anggota kelompok yang lebih muda.
c. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan penduduk
memahami keberlanjutan usaha pengelolaan kawasan wisata, dan menjelaskan bahwa penduduk yang memiliki tingkat pendidikan lebih
tinggi dapat terlibat dalam kegiatan perencanaan, sementara penduduk dengan tingkat pendidikan rendah dapat berperan dalam tahan
pelaksanaan dan pemanfaatan. Asumsi bahwa dengan pendidikan yang semakin tinggi, seseorang akan lebih mudah berkomunikasi dengan
orang lain, lebih cepat tanggap dan lebih inovatif.
d. Tingkat Penghasilan Tingkat penghasilan juga mempengaruhi partisipasi masyarakat. Baross
dalam Bowo 2006 menyatakan bahwa penduduk yang lebih kaya kebanyakan akan membayar pengeluaran tunai dan jarang melakukan
pekerjaan fisik. Sementara penduduk miskin kebanyak melakukan pekerjaan fisik atau berpartisipasi dalam hal tenaga, tidak berkontribusi
uang.
2.6.5 Keuntungan dan Hambatan Partisipasi Masyarakat