Ekstrak karotenoid dari minyak sawit kasar sebagai sumber vitamin A dalam funsum ayam petelur
Produksi minyak
sawit yang
yang lebih besar
melimpah
untuk
di
Indonesia
memberi
peluang
memanfaatkannya
sebagai
bahan untuk keperluan industri maupun untuk
kon-
sumsi planusia.
Minyak
kasar ( Crude Palm O i l = CPO) dengan
sawit
khas
sawit yang kaya akan karoten terutama
kuning
karena
kemerahan kurang
disenangi
itu produeen selalu berusaha
minyak
warnanya
yang
konsumen,
oleh
menghilangkan warna
tersebut dengan cara pemucatan.
Untuk
keperluan
manusia minyak
sawit
dimanfaatkan
pula
sebagai minyak goreng namun dengan adanya warna
ning
kemerahan pada minyak sawit, maka
oleh
koneumen sehingga produsen selalu berusaha
kurang
ku-
dieenangi
menghi-
langkan warna tersebut dengan cara pemucatan.
Bahan
pemucatan
rilonit
yang umumnya digunakan
pemucat
dalam
minyak sawit adalah sejenis tanah liat
yang
dikenal juga dengan nama
bentonit.
proses pemucatan, warna minyak sawit diikat oleh
dan
proses
montmoDalam
bentonit
menyebabkan minyak yang dihasilkan warnanya
menjadi
lebih pucat atau Jernih.
Diduga bahwa bersamaan dengan warna tersebut
pula karoten dari minyak sawit.
menggunakan
ekstraksi
bentonit
karoten
sebagai
terikat
Percobaan Naibaho (1983),
adaorben dalam
pada suhu rendah mampu
teknologi
memperoleh
40
persen
karoten
yang terdapat dalam minyak
,Selanjutnya dinyatakan
pula bahwa
hasil
sawit
kasar.
tersebut
akan
lebih baik apabila efisienai ekstraksi ditingkatkan.
Selama
ini
bentonit dari
proses
pemucatan
eawit
tidak dimanfaatkan malah dibuang begitu saja.
nurut
Karyadi
(1989) dalam
proses
pemucatan
minyak
Me-
kandungan
a-karoten dari minyak sawit tersebut terbuang menjadi lim-
bah
.
Bagi ternak unggas khususnya ayam petelur,
merupakan
suatu
selain mampu
meningkatkan
zat makanan yang
meningkatkan
daya
cukup
produksi
reproduksi
penting
telur
ternak
P-karoten
karena
Juga
dapat
tersebut.
Lubis
(1977) melaporkan bahwa penambahan camphvl yellow yaitu
sejenis
karoten aintetik sebanyak 8 gram per 100 kg
ran-
sum menunjukkan peningkatan produksi telur yang nyata
warna
kuning
telur yang sangat nyata pada
Selmutnya
Wahju
dibutuhkan
ternak
( 1985)
ayam
mengemukakan
untuk
ternak
bahwa
pertumbuhan,
dan
ayam.
vitamin
A
reproduksi,
penglihatan dan menjaga kelangsungan hidup selaput
epitel
pada jaringan .
Peluang untuk memperoleh i3-karoten
dalam
wit
yang
terkandung
adsorben bentonit pada proses pemucatan minyak
kasar
adalah cukup besar, namun sampai
kemungkinan pemanfaatan
dan
pengaruhnya
petelur belum pernah dilaporkan.
sa-
sejauh
mana
terhadap
ayam
3
Tujuan
ekstrak
penelitian ini adalah:
e,
untuk mengdan
menggu-
nakannya dalam ransum ayam petelur sebagai sumber
vitamin
kedua, untuk mengetahui pengaruh penggunaan
tingkat
A;
karotenoid, dari minyak sawit kasar
j3-karoten
terhadap
dari
eketrak
karotenoid
minyak
produksi dan reproduksi ayam
fertilitas dan daya tetaa telur.
sawit
petelur
kasar
khuausnya
TINJAUAN PUSTAKA
Prospek Produlmi Xinyak Sawit di Indonesia
Di Indonesia tanaman ke lapa sawit
Jacq.)
guineensf s
(E l a e i s
merupakan salah satu tanaman yang
sangat
dewasa ini karena sebagai sumber minyak nabati,
secara
1988)
penting
digunakan
luae dalam berbagai industri (Loebia dan
Tobing,
.
Tanaman
kelapa sawit pertama kali dimaeukkan ke
In-
doneeia oleh bangsa Belanda pada tahun 1848, namun
perke-
bunan
lokaei
kelapa sawit baru dimulai tahun 1911 dengan
perkebunannya di pulau Sumatera meliputi daerah Aaahan d m
Aceh Timur.
di
Pada tahun 1925 luas perkebunan kelapa
Sumatera telah mencapai 32 000 hektar dan
1932 meningkat
penjajahan
menjadi 92 300 hektar,
Jepang
terhenti sama sekali (Setyamidjaja, 1991).
nesia
tahun
pada
zaman
kelapa
sawit
Setelah
Indo-
melaksanakan pembangunan lima tahun (Pelita),
kembangan
Karyadi
kelapa
pada
tapi
perkembangan perkebunan
sawit
perluasan perkebunan kelapa sawit
(1989) menyatakan bahwa
luae
maju
areal
sawit pada tahun 1989 sekitar 791 000
per-
pesat.
perkebunan
hektar
akan diperluas menjadi 1 381 000 hektar pada akhir
dan
Pelita
v.
Sejalan
dengan pertambahan luas areal tanaman,
produksi
minyak sawit pun terus meningkat.
produksi
minyak
sawit di Indonesia
maka
Perkembangan
dibandingkan
dengan
produksi
minyak sawit dunia dari tahun 1970
sampai
1980
diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1.
Produksi Minyak Sawit Indonesia
Dibandingkan dengan Produksi Dunia*
Produksi minyak sawit
...................................
Tahun
Indonesia
.......... ribuan
*)
Dunia
ton
..........
Balai Penelitian Perkebunan Medan (BPPM), 1981
Produksi
minyak sawit tahun 1990
diperkirakan
2.5
juta ton dan akan dipacu menjadi 4.01 juta ton pada akhir
Pelita V (Hermana dan Mahmud, 1989; Karyadi, 1989).
Minyak
minyak
sawit yang diperoleh aebagai hasil
dari tandan buah segar adalah minyak
ekstraksi
sawit
kasar
(CPO) yang
air
dan
Minyak
terdiri dari minyak serta
sedikit
serat halus (Cornelius, 1983;
tersebut
kandungan
Naibaho,
belum dapat digunakan
1988).
langsung
sebagai
bahan pangan maupun non pangan dan perlu dilakukan
proses
pengolahan lanjutan,
Hartley
(1977) menyatakan bahwa
pembentukan
minyak
dalam
tandan telah berlangsung sejak tandan berumur
bulan
dan berakhir bila buah telah matang.
tiga
Kemudian
di-
lanjutkan dengan proses hidrolisis yang menghasilkan
asam
lemak bebas (ALB) seperti yang terlihat pada reaksi
ber-
ikut ini.
I
0
,
H-C-O-'c-R1
I
H - C - 0 -o+c
I
O\
H-C-O-'c-R3
I
I
-C I
H - C - O H
-
R2 + HOH
----->
sawit yang
yang lebih besar
melimpah
untuk
di
Indonesia
memberi
peluang
memanfaatkannya
sebagai
bahan untuk keperluan industri maupun untuk
kon-
sumsi planusia.
Minyak
kasar ( Crude Palm O i l = CPO) dengan
sawit
khas
sawit yang kaya akan karoten terutama
kuning
karena
kemerahan kurang
disenangi
itu produeen selalu berusaha
minyak
warnanya
yang
konsumen,
oleh
menghilangkan warna
tersebut dengan cara pemucatan.
Untuk
keperluan
manusia minyak
sawit
dimanfaatkan
pula
sebagai minyak goreng namun dengan adanya warna
ning
kemerahan pada minyak sawit, maka
oleh
koneumen sehingga produsen selalu berusaha
kurang
ku-
dieenangi
menghi-
langkan warna tersebut dengan cara pemucatan.
Bahan
pemucatan
rilonit
yang umumnya digunakan
pemucat
dalam
minyak sawit adalah sejenis tanah liat
yang
dikenal juga dengan nama
bentonit.
proses pemucatan, warna minyak sawit diikat oleh
dan
proses
montmoDalam
bentonit
menyebabkan minyak yang dihasilkan warnanya
menjadi
lebih pucat atau Jernih.
Diduga bahwa bersamaan dengan warna tersebut
pula karoten dari minyak sawit.
menggunakan
ekstraksi
bentonit
karoten
sebagai
terikat
Percobaan Naibaho (1983),
adaorben dalam
pada suhu rendah mampu
teknologi
memperoleh
40
persen
karoten
yang terdapat dalam minyak
,Selanjutnya dinyatakan
pula bahwa
hasil
sawit
kasar.
tersebut
akan
lebih baik apabila efisienai ekstraksi ditingkatkan.
Selama
ini
bentonit dari
proses
pemucatan
eawit
tidak dimanfaatkan malah dibuang begitu saja.
nurut
Karyadi
(1989) dalam
proses
pemucatan
minyak
Me-
kandungan
a-karoten dari minyak sawit tersebut terbuang menjadi lim-
bah
.
Bagi ternak unggas khususnya ayam petelur,
merupakan
suatu
selain mampu
meningkatkan
zat makanan yang
meningkatkan
daya
cukup
produksi
reproduksi
penting
telur
ternak
P-karoten
karena
Juga
dapat
tersebut.
Lubis
(1977) melaporkan bahwa penambahan camphvl yellow yaitu
sejenis
karoten aintetik sebanyak 8 gram per 100 kg
ran-
sum menunjukkan peningkatan produksi telur yang nyata
warna
kuning
telur yang sangat nyata pada
Selmutnya
Wahju
dibutuhkan
ternak
( 1985)
ayam
mengemukakan
untuk
ternak
bahwa
pertumbuhan,
dan
ayam.
vitamin
A
reproduksi,
penglihatan dan menjaga kelangsungan hidup selaput
epitel
pada jaringan .
Peluang untuk memperoleh i3-karoten
dalam
wit
yang
terkandung
adsorben bentonit pada proses pemucatan minyak
kasar
adalah cukup besar, namun sampai
kemungkinan pemanfaatan
dan
pengaruhnya
petelur belum pernah dilaporkan.
sa-
sejauh
mana
terhadap
ayam
3
Tujuan
ekstrak
penelitian ini adalah:
e,
untuk mengdan
menggu-
nakannya dalam ransum ayam petelur sebagai sumber
vitamin
kedua, untuk mengetahui pengaruh penggunaan
tingkat
A;
karotenoid, dari minyak sawit kasar
j3-karoten
terhadap
dari
eketrak
karotenoid
minyak
produksi dan reproduksi ayam
fertilitas dan daya tetaa telur.
sawit
petelur
kasar
khuausnya
TINJAUAN PUSTAKA
Prospek Produlmi Xinyak Sawit di Indonesia
Di Indonesia tanaman ke lapa sawit
Jacq.)
guineensf s
(E l a e i s
merupakan salah satu tanaman yang
sangat
dewasa ini karena sebagai sumber minyak nabati,
secara
1988)
penting
digunakan
luae dalam berbagai industri (Loebia dan
Tobing,
.
Tanaman
kelapa sawit pertama kali dimaeukkan ke
In-
doneeia oleh bangsa Belanda pada tahun 1848, namun
perke-
bunan
lokaei
kelapa sawit baru dimulai tahun 1911 dengan
perkebunannya di pulau Sumatera meliputi daerah Aaahan d m
Aceh Timur.
di
Pada tahun 1925 luas perkebunan kelapa
Sumatera telah mencapai 32 000 hektar dan
1932 meningkat
penjajahan
menjadi 92 300 hektar,
Jepang
terhenti sama sekali (Setyamidjaja, 1991).
nesia
tahun
pada
zaman
kelapa
sawit
Setelah
Indo-
melaksanakan pembangunan lima tahun (Pelita),
kembangan
Karyadi
kelapa
pada
tapi
perkembangan perkebunan
sawit
perluasan perkebunan kelapa sawit
(1989) menyatakan bahwa
luae
maju
areal
sawit pada tahun 1989 sekitar 791 000
per-
pesat.
perkebunan
hektar
akan diperluas menjadi 1 381 000 hektar pada akhir
dan
Pelita
v.
Sejalan
dengan pertambahan luas areal tanaman,
produksi
minyak sawit pun terus meningkat.
produksi
minyak
sawit di Indonesia
maka
Perkembangan
dibandingkan
dengan
produksi
minyak sawit dunia dari tahun 1970
sampai
1980
diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1.
Produksi Minyak Sawit Indonesia
Dibandingkan dengan Produksi Dunia*
Produksi minyak sawit
...................................
Tahun
Indonesia
.......... ribuan
*)
Dunia
ton
..........
Balai Penelitian Perkebunan Medan (BPPM), 1981
Produksi
minyak sawit tahun 1990
diperkirakan
2.5
juta ton dan akan dipacu menjadi 4.01 juta ton pada akhir
Pelita V (Hermana dan Mahmud, 1989; Karyadi, 1989).
Minyak
minyak
sawit yang diperoleh aebagai hasil
dari tandan buah segar adalah minyak
ekstraksi
sawit
kasar
(CPO) yang
air
dan
Minyak
terdiri dari minyak serta
sedikit
serat halus (Cornelius, 1983;
tersebut
kandungan
Naibaho,
belum dapat digunakan
1988).
langsung
sebagai
bahan pangan maupun non pangan dan perlu dilakukan
proses
pengolahan lanjutan,
Hartley
(1977) menyatakan bahwa
pembentukan
minyak
dalam
tandan telah berlangsung sejak tandan berumur
bulan
dan berakhir bila buah telah matang.
tiga
Kemudian
di-
lanjutkan dengan proses hidrolisis yang menghasilkan
asam
lemak bebas (ALB) seperti yang terlihat pada reaksi
ber-
ikut ini.
I
0
,
H-C-O-'c-R1
I
H - C - 0 -o+c
I
O\
H-C-O-'c-R3
I
I
-C I
H - C - O H
-
R2 + HOH
----->