Triangulasi, dalam teknik pengumpulan data, menurut Sugiyono 2014, hlm.

Riski Alita Istiqomah, 2016 MODEL PENANAMAN NILAI RELIGUS MELALUI KESENIAN “TADUT” PADA MASYARAKAT BESEMAH DI PAGARALAM SUMATERA SELATAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Peneliti menggunakan dokumentasi foto-foto yang mendeskripsikan tentang model penanaman nilai religius melalui kesenian tadut pada masyarakat Besemah di Pagaralam Sumatera Selatan. Dokumentasi tersebut baik dalam bentuk arsip, foto maupun video rekaman. Dokumentasi ini dijadikan sebagai salah satu sumber dalam mengamati model penanaman nilai religius melalui kesenian tadut pada masyarakat Besemah di Pagaralam Sumatera Selatan. Menurut Arikunto 2010, hlm. 201 “Metode dokumentasi yaitu peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya”. Sedangkan menurut Djunaidi dan Fauzan 2012, hlm. 199, dokumentasi merupakan setiap bahan tertulis atau film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang peneliti sedang record ialah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa. Informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan, mengabadikan setiap kegiatan yang berupa gambar, juga termasuk tekhnik dokumentasi. Ketika peneliti melakukan observasi dan wawancara, peneliti mendokumentasikannya dengan alat perekam berupa video kesenian tadut. Pada penelitian ini yang termasuk rekaman penelitian jika dilihat dari sumber datanya yaitu sumber data primer atau sumber data langsung dari informan penutur kesenian tadut.

3.5.4. Triangulasi, dalam teknik pengumpulan data, menurut Sugiyono 2014, hlm.

330 triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Adapun triangulasi menurut Susan Stainback dalam Sugiyono 2014, hlm. 330 bahwa tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik triangulasi bertujuan untuk menggabungkan data yang sudah di dapat oleh peneliti melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi sehingga didapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti. Untuk Riski Alita Istiqomah, 2016 MODEL PENANAMAN NILAI RELIGUS MELALUI KESENIAN “TADUT” PADA MASYARAKAT BESEMAH DI PAGARALAM SUMATERA SELATAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu lebih lanjut peneliti menggambarkan kerangka proses pengumpulan data sebagai berikut: Bagan 3.4. Teknik Pengumpulan Data. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain Moleong, 2011, hlm. 330. Menurut Denzin dalam Moleong 2011, hlm 330 menyatakan bahwa triangulasi dibedakan menjadi empat macam yakni: penggunaan sumber data, metode, penyidik dan teori. Adapun triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yakni triangulasi sumber data. Menurut Patton dalam Moleong 2011, hlm. 330 berpendapat bahwa triangulasi dengan sumber merupakan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Berikut ini bagan tirangulasi sumber data: Bagan 3.5. Triangulasi Sumber Data. Teknik Pengumpulan Data Observasi Wawancara Dokumentasi Triangulasi Sumber Data sama Observasi Dokumentasi Wawancara Riski Alita Istiqomah, 2016 MODEL PENANAMAN NILAI RELIGUS MELALUI KESENIAN “TADUT” PADA MASYARAKAT BESEMAH DI PAGARALAM SUMATERA SELATAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Adapun cara yang digunakan dalam triangulasi sumber data meliputi: 1 membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; 2 membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; 3 membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; 4 membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; 5 membandingkan hasil wawancara dengan isis suatu dokumen yang berkaitan Moleong, 2011, hlm. 331.

3.6 Prosedur Penelitian