norma-norma ulayat agar dipenuhi setiap warga termasuk orang asing yang berdiam di dalam lingkungan hukum yuridis ulayat.
c. Asas-asas Tanah Ulayat
Dalam hukum tanah dikenal dua macam asas yang mengatur tentang tanah yaitu :Azas terpisah horizontal horizontal splitzing Yang
dimaksud dengan azas terpisah horizontal ialah terpisah antara tanah dengan ulayat. Masyarakat adat hanya dapat menikmati hasil ulayat dan
hak mendirikan bangunan diatas tanah tersebut. Apabila pemilik bangunan ingin menjual bangunannya tidak serta merta dengan tanah ulayat, dalam
arti kata tidak dapat menjual tanah perumahan tersebut. Dalam kaitanya dengan tanah ulayat dikenal juga dengan azas
yang melekat vertikal namun dalam hal ini dapat dikatakan azas yang melekat apabila status tanah ulayat tersebut telah menjadi milik
perorangan. Yang dimaksud azas melekat ialah antara tanah dengan tumbuh-tumbuhan
yang ada
diatasnya merupakan
satu kesatuan.
Maksudnya, apabila pemilik bangunan ingin menjual bangunannya, dia dapat juga langsung menjual tanahnya sekalian.
d. Pengertian Hak Ulayat, Subyek Hak Ulayat dan Obyek Hak Ulayat
Pengertian terhadap istilah hak ulayat G.Kertasapoetra, dkk, 1985: 88 hak ulayat merupakan hak tertinggi atas tanah yang dimiliki oleh
sesuatu persekutuan hukum desa, suku untuk menjamin ketertiban pemanfaatanpendayagunaan
tanah. Hak
ulayat adalah
hak yang
dimilikioleh suatu
persekutuan hukum
desa, suku,
para warga
masyarakat persekutuan
hukum tersebut
mempunyai hak
untuk menguasai tanah, yang pelaksanaannya diatur oleh ketua persekutuan
kepala suku kepala desa yang bersangkutan”. Pengertian hak ulayat menurut
Iman Sudiyat
ialah hak
yang dipunyai
oleh suatu
sukugensstam, sebuah serikat desa-desa dorpenbond atau biasanya oleh sebuah desa saja untuk menguasai seluruh tanah seisinya dalam
lingkungan wilayahnya. Hak ulayat menurut Iman Sudiyat dibagi atas dua yakni hak persekutuan beserta warganya dan hak perorangan, dimana hak
perorangan ialah suatu hak yang diberikan kepada warga desa ataupun orang luar atas sebidang tanah yang berada di wilayah hak ulayat
persekutuan hukum yang bersangkutan. Ciri-ciri Hak Ulayat Imam Sudiyat, 1978: 2-9:
1 Hanya persekutuan hukum itu sendiri beserta para warganya yang
berhak dengan bebas mempergunakan tanah-tanah liar di wilayah kekuasaanya.
2 Orang luar hanya boleh mempergunakan tanah itu dengan izin
penguasa persekutuan tersebut, tanpa izin itu ia dianggap melakukan pelanggaran.
3 Warga pesekutuan hukum boleh mengambil manfaat dari wilayah hak
ulayat dengan restriksi, hanya untuk keperluan keluarga sendiri. Jika dimanfaatkan untuk kepentingan orang lain ia dipandang sebagai
orang asing, sehingga harus mendapat izin terlebih dahulu. Sedangkan orang asing hanya diperkenankan mengambil manfaat dari wilayah
hak ulayat dengan izin dari kepala persekutuan hukum disertai dengan pembayaran upeti kepada persekutuan hukum.
4 Persekutuan hukum bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi
dalam wilayahnya, terutama berupa tindakan yang melawan hukum, yang merupakan delik.
5 Hak ulayat tidak dapat dilepaskan, dipindah tangankan, diasingkan
untuk selamanya. 6
Hak ulayat meliputi juga tanah yang sudah digarap, yang sudah diliputi oleh hak perorangan.
Hak ulayat merupakan serangkaian wewenang dan kewajiban suatu masyarakat hukum adat, yang berhubungan dengan tanah yang
terletak dalam lingkungan wilayahnya, merupakan pendukung utama penghidupan dan kehidupan masyarakatyang bersangkutan sepanjang
masa Lebensraum. Kewenangan dan kewajiban tersebut masuk dalam bidang hukum perdata dan ada yang masuk dalam bidang hukum publik.
Kewenangan dan kewajiban dalam bidang hukum perdata berhubungan dengan hak bersama kepunyaan atas tanah tersebut. Dalam hukum publik,
berupa tugas kewenangan untuk mengelola, mengatur dan memimpin peruntukan, penguasaan, penggunaan, dan pemeliharaannya ada pada
Kepala Adat Tetua Adat. Sumardjono, 2005:65 Konsepsi hak ulayat menurut hukum adat terdapat nilai-nilai
komunalistik-religius magis yang memberi peluang penguasaan tanah secara individual, serta hak-hak yang bersifat pribadi, namun demikian hak
ulayat bukan hak orang-seorang. Hak ulayat bersifat komunalistik karena hak itu merupakan hak bersama anggota masyarakat hukum adat atas tanah
yang bersangkutan. Sifatmagis-religius menunjuk kepada hak ulayat tersebutmerupakan tanah milik bersama, yang diyakini sebagai sesuatu
yang memiliki sifat gaib dan merupakan peninggalan nenek moyang dan para leluhur pada kelompok masyarakat adat itu sebagai unsur terpenting
bagi kehidupan dan penghidupan mereka sepanjang masa dan sepanjang kehidupan itu berlangsung. Salindeho, 1994:33.
Jika dilihat dari sistem hukum tanah adat tersebut, maka hak ulayat dapat mempunyai kekuatan berlaku ke dalam dan ke luar Boedi
Harsono, 2005: 190. Kekuatan berlaku ke dalam berhubungan dengan para warganya, sedang kekuatan berlaku ke luar dalam hubungannya
dengan bukan anggota masyarakat hukum adatnya,yang disebut “orang asing atau orang luar”. Kewajiban utama penguasa adat yang bersumber
pada hak ulayat ialah memelihara kesejahteraan dan kepentingan anggota- anggota
masyarakat hukumnya,
menjaga jangan
sampai timbul
perselisihan mengenai penguasaan dan pemakaian tanahdan kalau terjadi sengketa wajib menyelesaikan. Hakulayat mempunyai kekuatan berlaku ke
luar hak ulayat dipertahankan dan dilaksanakan oleh penguasa adat masyarakat hukum adat yang bersangkutan. Orang-orang asing, artinya
orang-orang yang bukan wargamasyarakat hukum adat yang bersangkutan yang bermaksud mengambilhasil hutan, berburu atau membuka tanah,
dilarang masuk lingkungantanah wilayah suatu masyarakat hukum adat tanpa ijin penguasa adatnya.
Subyek hak ulayat adalah masyarakat persekutuan adat dalam keseluruhannya, yakni seluruh nusantara ini. Masyarakat yangmenguasai
hakulayat tidak boleh di tangan oknum pribadi tetapi harus di tangan masyarakat Sumardi Basuki, 1977.
Obyek hak ulayat meliputi tanah daratan, air, tumbuh-tumbuhan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dan binatang liar yang
hidup bebas dalam hutan Bushar Muhamad, 1983: 109. Dengan demikian hak ulayat menunjukkan hubungan hukum antara masyarakat
hukum subyek hukum dan tanah wilayah tertentu obyek hak. Maria S.W. Sumardjono, 2001: 56
Isi hak ulayat adalah: 1
Kebebasan dari anggota masyarakat desa untuk menikmati tanah hak ulayat itu misalnya berbumi, mengambil kayu atau buah-buahan yang
tumbuh di tanah tersebut 2
Orang asing dilarang menguasai atau menikmat tanah ulayat kecuali setelah mendapatkan ijin dari ketua adat, desa dan membayar uang
pengakuan
B. Masyarakat Hukum Adat 1. Pengertian Masyarakat Hukum Adat
Menurut R. Supomo dalam bukunya yang berjudul Bab-bab tentang hukum adat dikatakan bahwa “Hukum adat adalah hukumnon