SARAN TINJAUAN UMUM TURBIN AIR

5.1.2 ANALISA HASIL PENGUJIAN

1. Dari hasil pengujian yang dilakukan pada Turbin Pelton mini dengan tekanan 7 bar, menggunakan satu buah nosel dan jumlah sudu 12 didapat daya maksimum sebesar 5,22 Watt dengan putaran maksimum 4576 rpm. Hal ini terjadi jika putaran generator naik maka tegangan akan naik sehingga daya pun naik dengan tekanan tetap 7 bar. 2. Dari hasil pengujian yang dilakukan pada Turbin Pelton mini dengan tekanan 7 bar, menggunakan satu buah nosel dan jumlah sudu 12 mnggunakan variasi diameter ukuran puli maka didapat; • Putaran turbin sama dengan putaran generator jika puli di turbin sama dengan puli di generator n T = n G, D pT = D pG • Putaran turbin lebih besar dari putaran generator, jika puli di turbin lebih kecil dari puli di generator n T n G, D pT D pG • Putaran turbin lebih kecil dari putaran generator, jika puli di turbin lebih besar dari puli di generator n T n G, D pT D pG 3. Semakin tinggi putaran generator semakin tinggi daya listrik yang dihasilkan sehingga kualitas lampu semakin terang.

5.2 SARAN

1. Pada percobaan berikutnya sebaiknya menggunakan jumlah sudu lebih dari 16 sudu. 2. Seharusnya diameter roda turbin diperbesar 2 atau 3 kali sehingga dapat menggunakan generator dengan tegangan yang lebih besar. Universitas Sumatera Utara 3. Seharusnya lubang diameter nosel diperbesar sehingga kapasitas alirannya menjadi besar. 4. Seharusnya menggunakan tabung gas dengan kapasitas maksimum lebih dari 8 bar sehingga waktu pengujian yang digunakan dapat lebih lama. 5. Seharusnya tabung air diperbesar 5 atau 6 kali agar waktu untuk pengujian bisa lebih lama dan data yang didapatkan lebih akurat. 6. Bagi para peneliti diharuskan menguasai alat – alat ukur yang digunakan sehingga data yang didapat lebih akurat. 7. Pada keluaran nozel udara tidak bercampur dengan air, yang menendang sudu turbin hanyalah air saja. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 TINJAUAN UMUM TURBIN AIR

Tenaga air mulai digunakan oleh manusia sudah sekitar 2000 tahun yang lalu yaitu ketika bangsa Yunani dan Romawi sudah mengenal kincir air, yang mana mereka meletakkan kincir air itu secara horizontal arah poros kincir horizontal di aliran sungai yang panjang. Kincir air ini digunakan tenaganya untuk menggiling jagung dengan menggunakan roda gigi. Tenaga air yang ditimbulkan oleh adanya energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki oleh arus sungai yang mengalir tersebut yang akan memutar kincir air itu, oleh karena itu beroperasi penggilingan. Penggilingan menjadi tugas yang utama dilakukan dengan tenaga air kemudian pada perkembangannya kincir ini kemudian dikembangkan oleh bangsa-bangsa di Asia dan Eropa Timur pada masa setelah itu yaitu sekitar abad ke 4. Gambar 2.1. Kincir Air Karena kincir air sudah terkenal di berbagai tempat di dunia pada waktu itu, maka manusia mulai memikirkan tentang bagaimana cara meningkatkan kegunaan dari tenaga air tersebut. Manusia mulai mengubah bentuk kincir air dari keadaan yang sebelumnya, hal ini merupakan suatu langkah yang penting bagi perkembangan teknologi kincir air pada waktu Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara itu. Bentuk kincir pun mulai bervariasi ada yang dipasang secara horisontal dengan arah putaran roda dari kiri ke kanan. Pada awalnya, kincir air dipasang sedemikian sehingga pusat dari kincir tersebut berada di atas permukaan air dan arus air akan menggerakkan bagian bawah dari kincir tersebut sehingga kincir air dapat berputar. Kemudian, mereka akan mencelupkan kincir di bawah permukaan air yang melebihi dari orientasi yang sebelumnya. Pada abad ke 18, John Smeaton menguji kedua-duanya orientasi di atas dan menemukan bahwa kincir yang bekerja mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi. Pada abad sesudahnya para insinyur telah dapat menyempurnakan kincir air menemukan dua peningkatan, diantaranya adalah sudu dari kincir air yang dibengkokkan dapat bekerja lebih baik ,dan yang kedua adalah dapat diketahui posisi yang lebih tepat dari roda sehingga dihasilkan kincir air yang efisien. Pengembangan ini membantu orang-orang dalam penggunaan dari kincir air yang sudah mempunyai tenaga yang lebih dari sebelumnya. Tenaga yang lebih tersebut tidak hanya untuk menggiling hasil panen seperti jagung dan gandum, tetapi juga dapat digunakan sebagai tenaga untuk menggerakkan konveyor, sehingga masalah pengangkutan di dalam suatu pengilingan dapat diatasi dengan penggunaan tenaga kincir air. Pada abad ke 19, turbin air telah ditemukan, dan lambat laun mulai menggeser penggunaan dari kincir air. Manusia mulai meninggalkan kincir air karena melihat bahwa turbin air jauh lebih efisien dibanding dengan kincir air. Bagaimanapun, kincir air masih tersisa di seluruh dunia sampai hari ini. 2.2 KLASIFIKASI TURBIN AIR 2.2.1 Turbin Reaksi