STUDI TENTANG MIGRASI TENAGA KERJA DAN PERANNYA BAGI PEMBANGUNAN DAERAH ASAL (Studi Empiris di Kabupaten Wonogiri)

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Fenomena migrasi sangat mewarnai di beberapa negara berkembang, termasuk di
berbagai daerah di Indonesia, terutama dalam konteks, dimana banyak tenaga kerja yang berasal
dari daerah pedesaan mengalir ke daerah perkotaan. Proses migrasi yang berlangsung dalam
suatu negara (internal migration) dianggap sebagai proeses alamiah yang akan menyalurkan
surplus tenaga kerja di daerah-daerah ke sektor industri modern di kota-kota yang daya serapnya
lebih tinggi, walaupun pada kenyataannya arus perpindahan tenaga kerja dari daerah pedesaan ke
perkotaan tersebut telah melampaui tingkat penciptaan lapangan kerja, sehingga migrasi yang
terjadi jauh melampaui daya serap sektor industri dan jasa di daerah perkotaan (Todaro, 1998).
Ida Bagoes Mantra (1992) juga menjelaskan bahwa motivasi utama orang melakukan
perpindahan dari daerahnya (pedesaan) ke perkotaan adalah motif ekonomi. Motif tersebut
berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antar daerah. Kondisi yang paling dirasakan
menjadi pertimbangan rasional, dimana individu melakukan mobilitas ke kota adalah adanya
harapan untuk memperoleh pekerjaan dan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada
yang diperoleh di desa. Senada dengan hal di atas, Robert dan Smith (1977) juga memberikan
penjelasan seperti dikutip oleh Hossain (2001) bahwa tidak meratanya pekerjaan dan penghasilan
pertanian di pedesaan menjadi motivasi migrasi desa-kota. Motivasi tersebut senada dengan
model migrasi Todaro (Todaro, 1992; 1998) yang melandaskan pada asumsi bahwa migrasi dari

desa ke kota pada dasarnya merupakan suatu fenomena ekonomi, dimana terdapat perbedaan
penghasilan yang diharapkan daripada penghasilan aktual antara desa-kota.

1

Fenomena migrasi yang berlangsung dalam suatu negara (internal migration) banyak
terlihat di berbagai wilayah Indonesia (interprovincial) (Prasetyo, 1995; Tommy, 1994). Salah
satu daerah yang mencerminkan adanya fenomena migrasi antar daerah (interprovincial
migration) diperlihatkan oleh tenaga kerja asal Wonogiri. Kabupaten Wonogiri merupakan salah
satu Jawa Tengah di Indonesia yang mempunyai banyak tenaga kerja yang melakukan mobilitas
(boro) ke luar daerah. Lebih kurang 121 ribu penduduk Kabupaten Wonogiri (dari masingmasing kecamatan) yang melakukan aktivitas tersebut (gambar 1.1) (Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil, Bappeda Kab. Wonogiri tahun 2006).
Dibandingkan dengan total jumlah penduduk kabupaten Wonogiri yang berjumlah
1.127.907 (Dinas Kependudukan, 2006), jumlah penduduk yang melakukan mobilitas ke luar
daerah (boro) lebih kurang 10%-nya. Hal ini menunjukkan bahwa Wonogiri merupakan daerah
yang potensial sebagai asal migran. Secara tidak langsung, kondisi di atas dapat menjelaskan
permasalahan yang dihadapi oleh tenaga kerja asal Wonogiri. Rata-rata pertumbuhan angkatan
kerja Kabupaten Wonogiri sebesar 10,9% (Jateng dalam angka, BPS Jateng, berbagai tahun),
sedangkan rata-rata pertumbuhan penyerapan tenaga kerja dibawah 1% (BPS Kabupaten
Wonogiri, berbagai tahun). Kenyataan inilah yang kemudian memicu fenomena mobilitas tenaga

keja Wonogiri ke luar daerah, terutama ke kota-kota besar yang dianggap memberikan harapan
pendapatan yang lebih baik. Selain itu kondisi lahan pertanian yang kurang subur juga termasuk
faktor mendorong mereka untuk ’boro’ walaupun hal ini bukan menjadi faktor utama.
Penggunaan tanah di Kabupaten Wonogiri tercantum dalam potensi lahan sawah dan lahan
kering per kecamatan (tabel 1.1).

2

Gambar 1.1. Peta Penduduk Boro Tahun 2002 dan 2006

3

Tabel 1.1
Potensi Lahan Basah dan Lahan Kering Kabupaten Wonogiri
NO
1
2
3
4
5

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25


KECAMATAN

LAHAN BASAH(ha)

SELOGIRI
1908.00
WONOGIRI
1276.00
NGADIROJO
2256.00
NGUNTORONADI
562.00
GIRIMARTO
1221.00
SIDOHARJO
1786.00
JATIROTO
1800.00
JATIPURNO

1454.00
JATISRONO
1800.00
SLOGOHIMO
1560.00
PURWANTORO
1020.00
KISMANTORO
933.00
BULUKERTO
1028.00
POHPELEM
311.00
EROMOKO
2677.00
PRACIMANTORO
1851.00
MANYARAN
361.00
WURYANTORO

594.00
BATURETNO
1801.00
BATUWARNO
996.00
KARANGTENG
484.00
TIRTOMOYO
1927.00
GIRITONTRO
225.00
PARANGGUPITO
0.00
GIRIWOYO
866.00
JUMLAH
30697.00
Sumber: Dinas Pertanian, 2006
* Data Kec. Puhpelem masih tergabung dalam Kec. Bulukerto.


LAHANKERING (ha)

LUAS TOTAL (ha)

3109.98
7016.36
7069.56
7478.52
5015.68
4131.70
4477.36
4092.41
3202.74
4854.80
4932.78
6053.11
3023.85
2850.54
9358.86
12363.32

7803.44
6666.77
7109.38
4169.00
7975.00
7374.09
5938.22
6475.42
9194.13
151737.02

5017.98
8292.36
9325.56
8040.52
6236.68
5917.70
6277.36
5546.41
5002.74

6414.80
5952.78
6986.11
4051.85
3161.54
12035.86
14214.32
8164.44
7260.77
8910.38
5165.00
8459.00
9301.09
6163.22
6475.42
10060.13
182434.02

4


Secara implisit, data dalam tabel tersebut menunjukkan kondisi lahan subur atau kurang
subur per kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Menurut data dari Dinas Pertanian, potensi lahan
produktif (subur/basah) di Kabupaten Wonogiri hanya 30.697 ha. Sedangkan potensi lahan
kering (kurang subur) mencapai 151.737,02 ha
Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian terdahulu yang meneliti tentang migrasi
penduduk dengan subyek penelitian di daerah Kabupaten Wonogiri. Dalam penelitian terdahulu
(tahun pertama) disimpulkan bahwa pola migrasi penduduk (para migran) di Wonogiri dengan
tujuan Jakarta cenderung bersifat sirkuler, yaitu mereka lebih suka tidak menetap secara
permanen. Selain itu peran remitance sangat berarti bagi para migran dan keluarganya, baik di
daerah rantau maupun di daerah asal. Pada rencana penelitian yang kami ajukan dalam tahun
kedua hibah pekerti ini, akan dikembangkan secara kualitatif mengenai peran sosial-ekonomi dan
alternatif strategi kewirausahaan dari para migran asal Wonogiri. Hal ini dimaksudkan untuk
menjelaskan bahwa selain peran remitance yang dihasilkan dari aktivitas ‘boro’ baik pribadi
maupun bagi desa asal, juga untuk menggali potensi sosial dari para migran dalam rangka
pembangunan atau kemajuan desanya. Obyek penelitian difokuskan pada daerah ‘kantong
migran’, yaitu daerah (kecamatan/desa) yang banyak perantau. Responden yang menjadi sampel
terbagi menjadi 2 yaitu: pertama, adalah mereka yang melakukan aktivitas ‘boro’ dan bekerja di
luar daerah Wonogiri, baik di beberapa kota di Jawa maupun di luar Jawa. Kedua, adalah
keyperson (tokoh desa setempat) dan pernah merantau, sehingga mengetahui permasalahanpermasalahan tentang perantauan.
Berdasarkan penelitian terdahulu, para migran (tenaga kerja yang boro dan bekerja di luar

daerah Wonogiri) lebih bersifat ‘sirkuler’, yaitu lebih cenderung tidak menetap atau tidak
permanen. Jadi mereka lebih suka bolak-balik dalam jangka waktu satu tahun (berapa kali

5

mereka pulang ke desa dalam setahun tergantug keperluannya). Fenomena yang kami tangkap
adalah diantara mereka yang boro tersebut, ada yang tidak mempunyai ketrampilan apapun, jadi
hanya sekedar diajak teman atau berdasar pengalaman ‘seniornya’.
Kami sebagai TPP telah mendapat rekomendasi dari TPM untuk melaksanakan penelitian
ini secara bersama-sama. Pada penelitian tahun kedua ini, kami TPP banyak diberi kesempatan
oleh TPM untuk terjun di lapangan, dengan tetap dipantau oleh TPM. Penelitian ini akan
meneliti lebih mendalam mengenai dampak sosial-ekonomi melalui peningkatan kualitas
kewirausahaan tenaga kerja. Sebagai referensi, TPP merujuk penelitian yang telah dilakukan
TPM mengenai peningkatan kualitas tenaga kerja sebagai tenaga kerja di luar negeri (TKI).
Penelitian bersama ini akan dilaksanakan dengan pertimbangan terdapat kesamaan tentang topik
penelitian, yaitu mengenai perpindahan penduduk (migrasi). Diharapkan dari hasil penelitian
bersama ini akan diperoleh embrio kebijakan yang diperlukan untuk memfasilitasi antara daerah
asal migran dengan kota tujuan migran. Selain itu diharapkan akan memberikan solusi, terutama
bagi pemerintah daerah asal migran, yaitu Kab.Wonogiri dalam mengembangkan kualitas
kewirausahaan dari para migran yang melakukan migrasi ke berbagai daerah tujuan..

2. Perumusan Masalah
Adanya aktivitas migrasi internal sebagaimana yang tampak pada fenomena tenaga kerja
asal Wonogiri yang melakukan migrasi ke daerah-daerah tujuan masih sebatas pola migrasi atau
bentuk tertentu dari mobilitas penduduk. Wujud dari dampak sosial-ekonomi yang diperlihatkan
secara nyata dari aktivitas migrasi tersebut pelu dikaji lebih mendalam, untuk mengatahui adanya
peningkatan kualitas tenaga kerja. Hal ini akan memberikan pandangan positif terhadap daerah
asal migran yaitu Wonogiri dan akan menjadi panduan, terutama bagi para calon tenaga kerja
dan pemerintah daerah yang bersangkutan.

6

Berdasarkan berbagai potensi dan masalah dalam perpindahan penduduk (tenaga kerja)
sebagaimana tinjauan di atas, rumusan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana peran para migran terhadap kondisi makroekonomi di daerah asal?
b. Strategi kewirausahaan apa saja yang dapat dikembangkan tenaga kerja asal
Wonogiri di daerah tujuan dan hambatan bagaimana peningkatan ketrampilan
untuk mendukung kualitas kewirausahaan tersebut ?

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengembangkan hasil-hasil penelitian terdahulu dalam konteks
pendalaman materi, yaitu :
a. Untuk mengetahui dan menganalisa peran aktifitas migrasi para migran asal
Wonogiri terhadap kondisi makroekonomi daerah asal.
b. Untuk

mengidentifikasi

alternatif

strategi

kewirausahaan

yang

dapat

dikembangkan para migran di daerah tujuan dan strategi peningkatan ketrampilan
untuk mendukung kewirausahaan tersebut.
Penelitian ini menjadi sangat penting karena selama ini belum ada data signifikan
mengenai

strategi pengembangan desa

melalui potensi migran,

terutama dari sisi

kewirausahaannya. Hal ini sangat diperlukan untuk peningkatan kualitas para migran di
perantauan dan peran mereka terhadap daerah asalnya. Apabila mereka merantau dengan
dibekali ketrampilan sebelumnya, tentunya akan memberikan dampak yang lebih baik bagi
daerah asalnya.
4. Luaran dan Target / Indikator Keberhasilan

7

Berdasarkan proposal yang telah disusun, target/indikator yang digunakan untuk menilai
keberhasilan dari keseluruhan rangkaian penelitian (tahun I dan II) adalah bahwa keluaran yang
dihasilkan mampu :
1. Disusun menjadi artikel yang diterbitkan pada jurnal (nasional/internasional) dan
panduan

bagi

para

migran/calon

migran

mengenai

peningkatan

kualitas

kewirausahaan, dan diseminasi hasil penelitian dengan pihak Litbang/Bappeda
sebagai lembaga pemegang kebijakan daerah di lingkungan pemda.
2. Harapan kedepannya hasil penelitian tersebut menjadi panduan yang secara resmi
direkomendasi oleh pihak kantor Ketenagakerjan setempat dan Catatan Sipil serta
pihak terkait (Litbang/Bappeda) yang berisi petunjuk praktis mengenai saran dan
petunjuk dimana para calon tenaga kerja (migran) dapat memperoleh pembelajaran
dan pendidikan ketrampilan sebagai wujud kesiapan dalam berwirausaha di daerah
tujuan.
3. Tersusunnya buku atau bahan ajar atau modul mengenai masalah migrasi internal dan
diseminasi publikasi ilmiah. Buku tersebut diharapkan dapat diterbitkan (ber-ISBN),
sebagai bahan ajar. Penyebar luasan terutama ditujukan kepada para akademisi seperti
dosen, mahasiswa dan peneliti.
Adapun target awal keberhasilan dari penelitian ini adalah :
1. Dimuatnya artikel publikasi hasil penelitian ke dalam jurnal Nasional erakreditasi.
Materi artikel publikasi masih dalam proses editing di dewan redaksi Jurnal Nasional
Terakreditasi,

yaitu

JEP,

ISSN

1411-6081,

Terakreditasi

Nomor

55a/DIKTI/Kep/2006 untuk periode terbit Vol.10, No.2, Desember 2009 (surat
keterangan dimuat dari dewan redaksi JEP terlampir).

8

2. Pelaksanaan diseminasi dengan pihak Litbang Wonogiri (surat keterangan dari
Litbang Kab.Wonogiri menyusul)

5. Metode Penelitian Secara Umum
Pendekatan penelitian ini menggunakan metode survey lapangan untuk mengetahui
kondidi kantong para migran. Pada masing-masing tahapan akan digunakan teknik tertentu yang
sesuai dengan tujuan. Secara umum metode yang dilakukan dalam penelitian tahun kedua ini
adalah sebagai berikut :
Pendekatan penelitian tahap II ini lebih banyak didasarkan pada pendekatan kualitatif, dimana
penulusuran data yang diperoleh melalui hasil pendekatan wawancara dan quesiner yang disebar
secara langsung dianalisis secara diskriptif oleh tim peneliti. Hasil analisis penelitian ini
didasarkan atas data informasi responden dan keyperson. Data informasi responden dilakukan
dengan cara wawancara terstruktur dengan quesioner, baik kepada responden secara langsung
atau melalui keluarganya apabila yang bersangkutan tidak bisa ditemui karena masih di
perantauan. Adapun informasi keyperson dilakukan dengan cara menenui tokoh, baik kepala
desa atau ketua RT setempat yang diasumsikan dapat memberikan informasi akurat terhadap
permasalahan migrasi dari warganya. Keyperson tersebut juga pernah atau masih aktif merantau.
Seluruh rangkaian penelitian tahun kedua ini direncanakan berjalan dalam 10 bulan,
dimulai bulan Maret sampai dengan Desember 2009. Kegiatan penelitian dilakukan secara
bersama-sama antara TPP dan TPM dengan alokasi waktu dan beban kerja sesuai dengan
tanggung jawab dan bidang keahlian masing-masing. Metode penelitian secara lebih detail dapat
dilihat pada Bab IV.

6. Sistematka

9

Laporan penelitian dini terdiri dari 6 bab ditambah 1 bagian berisi proposal penelitian
lanjutan (untuk tahun II), dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat
penelitian, luaran dan target keberhasilan, serta metoda penelitian secara umum.
Bab II berisi tujuan, manfaat penelitian tahun pertama.
Bab III berisi Kerangka teori dan tinjauan pustaka.
Bab IV berisi metode penelitian tahun pertama.
Bab V hasil dan pembahasan berisi data-data hasil penelitian.
Bab VI adalah simpulan dan saran.

10

DAFTAR PUSTAKA

Asep Djadja Saefullah. 1994. Mobilitas Penduduk dan Perubahan di Pedesaan, Jurnal
Prisma No.7 Juli 1994.
_________, 2006. Wonogiri Dalam Angka. Pemda Wonogiri dan BPS Wonogiri.
_________, 2006. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Wonogiri. Bappeda
dan BPS Kabupaten Wonogiri.
_________, 2006. Data Kependudukan Tahun 2006. Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Wonogiri.
_________, 2006. Data Tata Guna Lahan Pertanian Kabupaten Wonogiri. Dinas
Pertanian Kabupaten Wonogiri.
Bandiono, S dan Alihar, F. 1999. Tinjauan Penelitian Migrasi Internasional di
Indonesia, Bandung: Penerbit Alumni.
Borjas, G. 1990. The Intergenerational Mobility of Immigrants. University of Chicago,
Departemen of Economics.
De Jong. 1986. Incorporating Husband-Wife Differences in Place Utility Diferentials
Into Migration Decision Models, Population and Enviroment, 8 (1 & 2).
Djamba, Y, Alice and Sidney. 1999. Permanent and Temporary Migration in Vietnam
during a period of Economic Change, Asia-pasific Population Journal,
Vol.14, No.3, September 1999.
Djamba, Yanyi K. 2001. Gender
Move: Ethiopia and
International Colloqium
Abijan, 16-21 Juli 2001.
Emerson, R.D. 1989. Migratory

Differences in Motivations and Intentions for
South Africa Compared. Paper presented in
Gender, Population and Development in Africa,
Labor and Agriculture. American Journal of

Agricultural Economics. Vol. 71. No. 3. August 1989
Frederickson 1992. Permanent versus Temporary Rural Migrants in Riyadh, a Logit
Analysis of Their Intentions of Future Mobility, GeoJournal, 26 (3).
Greene, W.H. 2000. Econometric Analysis, fourth edition, International Edition, NY,
Prentice Hall International, Inc.

76

Gujarati, D. 1998. Basic Econometrics, 3rd edition, International Edition, Singapore:
McGraw-Hill.
Hossain, M.Z. 2001. Rural-Urban Migration in Bangladesh: A Micro-Level Study,
Research Presentation in The Brazil IUSSP Conference, August 20-24, 2001.
Hugo, G.J.,1978. Population , Mobility in West Java. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Hugo, G. . 1977. Circular Migration. Bulletin of Indonesian Economic Studies. Vol XIII,
No. 3 November 1977. Australian National University Canbera.
Kandel, W & Grace Kao. 2001. The Impact of Temporary Labor Migration on Mexican
Children’s Educational Aspiration and Performance, International
Migration Review, Vol 11 No 2, 2001.
Keban, Yeremias T. 1994. Studi Niat Bermigrasi di Tiga Kota: Determinan dan
Intervensi Kebijaksanaan, Jurnal Prisma No.7 Juli 1994.
Kenan, J & Walker. 2002. The Effect of Expected Income Individual Migration
Decisions, article publication, Dept. of Economics, University of
Wisconsin, 1180 Observatory Drive, Madison.
Lam, Kit-Chun. 2001. Interaction Between Economic and Political Factors In the
MigrationDecision,www.hiebs.hku.hk/working_papers_updates/pdf/wp102
8.pdf.
Lee, E.S. 1992. Teori Migrasi (Terjemahan), Pusat Penelitian Kependudukan
Universitas Gajah Mada.
Liao, P.S. 2000, The Effect of Community Attachment and Quality of Life on
Migration Intention: A Comparison of Taiwanese and Pennsylvania
Rural Communities, article publication, Dept. of Agricultural Economics
and Rural Sociology, Pennsylvania State University.
Mantra. 1992. Mobilitas Penduduk Sirkuler Dari Desa ke Kota di Indonesia, Pusat
Penelitian Kependudukan Universitas Gajah Mada.
Mantra. 2000. Demografi Umum. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Mardion, Ponco. 2009, Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
di Wonogiri. Hasil Penelitian Non-Publikasi

77

Miles, M.B and A.Michael Huberman,. 2007. Qualitative Data Analysis. UII Press,
2007.
Mincer, J., 1978. Family Migration Decisions. Journal of Political Economy 86. 1978.
hal 749-773.
Oishi, N. 2002. Gender and Migration: An Integrative Approach, Working Paper No.
49 March, 2002.
Prasetyo Soepono. 1995. Studies On Interprovincial Migration in Indonesia: The Current
Status, Jurnal Kelola No. 3/IV/1995.
Purnomo, Didit. 2004. Studi Tentang Niatan Menetap Migran Sirkuler. JEP, Vol.5 No.2
Desember 2004.
Purnomo, Didit. 2006. An Analysis Of Factors Influencing Migrants’ Income. JEP,
Vol.5 No.2 Desember 2006
Saefullah, H.A., 1995. Mobilitas Penduduk Desa Kota. Jembatan Modernisasi Pedesaan.
Prisma. No.10, Oktober 1995. LP3ES. Jakarta.
Sjaastad, LA , 1962 The Cost and Return of Human Migration. Journal Political
Economiy. 70. 1962. hal 80-93.
Speare Jr, A. 1975 Interpreting the Migration Data from the 1971 Cencus. Majalah
Demografi Indonesia, 2 (3), 1975. hal 66-68
Speare, Jr. A., J. Harris, 1986. Education, Earnings, and Migration in Indonesia.
Economic Development and Cultural Change. Vol. 34. No. 20, January 1986
Susilowati, Indah. 1998. Analisis Masalah Sosial, Politik dan Ekonomi Pada Migrasi
Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri, Hasil Riset URGE NonPublikasi, Fakultas Ekonomi UNDIP, 1998.
Susilowati, Sri Heri. 2002. Dampak Mobilitas Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan
Rumah Tangga Pedesaan. Artikel Non-Publikasi. Pusat Penelitian Sosial
Ekonomi Pertanian Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian Bogor.
2002.
Tcha, M., 1996. Altruism and Migration: Evidence from Korea and the United States.
Economic Development and Cultural Change. Vol. 44. No. 4, July 1996

78

Titus, Milan J. 1991. Regional and Rural Development Planning, Faculty of
Geography UGM.
Tjiptoherijanto. 2000. Mobilitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi, Naskah No.20,
Juni-Juli 2000.
Tjiptoherijanto. 2000. Urbanisasi dan Perkembangan Perkotaan di Indonesia,
http://www.geocities.com/nuds2/18html. (Mei, 2000)
Tommy Firman., 1994., Migrasi Antar Provinsi dan Pengembangan Wilayah di
Indonesia, Jurnal Prisma No. 7 Juli 1994.
Todaro, M.P. 1992. Kajian Ekonomi Migrasi Internal di Negera Berkembang
(terjemahan), Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gajah Mada.
Tsuda, T. 1999. The Motivation to Migrate: The Ethnic and Sociocultural Constitution
of the Japanese- Brazilian Return-Migration System. Economic Denelopment
and Cultural Change, vol 48, No 1. October 1999.
Waridin. 2002. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Migrasi Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) ke Luar Negeri, Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) Vol.3 No.2
Desember 2002.
Yang, Xiushi. 1992. Temporary Migration and Its Frequency from Urban Households in
China, Asia-Pacific population Journal, Vol.7 No.1, 1992, p. 27 – 50.
Zhao, Yaohui, 1998., Leaving The Countryside: Rural to Urban Migration Decisions
in Mainland China, Economic Development and Cultural Change.
Zhao, Yaohui. 1999. Labor Migration and Earnings Differences: The Case of Rural
China, Economic Development and Cultural Change.
Zhu, Nong. 2000. Impacts of Income Gap on Migration Decision in China: A
Verification of the Todaro Model, JEL Vol.19 No.3.

79

RINGKASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 94,4% responden merasakan manfaat ekonomi
dari aktivitas merantau tersebut, dimana 54,4% digunakan untuk mencukupi kebutuhan sekolah
anak dan 23,6% responden yang memilih menggunakan hasil dari merantau untuk
mengembangkan usaha atau investasi. Berdasar pengalaman, ada saatnya aktivitas merantau
akan digantikan atau diteruskan oleh anak dan famili mereka. Untuk itu, mengembangkan usaha
atau investasi merupakan alternatif yang tepat untuk mencukupi kebutuan keluarga.
Peran aktivitas para migran (tenaga kerja yang boro) terhadap desa asal mereka dalam
penelitian yang tercermin secara fisik seperti sarana olahraga, gedung pertemuan hanya sekitar
7,2%, sedangkan peran para warga yang ‘boro’ yang lain lebih banyak dialokasikan pada
kegiatan-kegiatan sosial, seperti program kerukunan desa. Bentuk kegiatan kerukunan warga
desa masih sangat terjaga dan benar-benar riil wujud. Mereka akan pulang ke desa apabila ada
famili atau rekan dan kerabat yang mempunyai hajat atau ketika desa sedang mengadakan
kegiatan kemasyarakatan.
Selain itu, bentuk kerukunan yang merupakan wujud dari pelaksanaan proses
pembangunan desa tercermin dari adanya perkumpulan warga, baik yang bersifat formal atau
informal. Berdasarkan informasi para responden, mereka sebagian besar (68%) membentuk
wadah atau perkumpulan, baik yang berfungsi di perantauan atau di daerah asal. Menurut mereka
76,4% tujuan perkumpulan tersebut adalah untuk membantu menyelesaikan masalah sesama
perantau. Sedangkan tujuan lain yaitu untuk menunjukkan eksistensi daerah, lebih cenderung
untuk mengenalkan ke-khasan daerah, misalnya: Kecamatan Ngadirojo cenderung berprofesi
sebagai pedagang bakso (bagi yang boro) dan produksi mete (warga yang tidak boro);
Kecamatan Slogoimo cenderung berpofresi sebagai tukang (pertukangan).
Dampak sosial dari aktivitas ‘boro’ tercermin melalui dua hal, yaitu pertama, adanya
wadah atau perkumpulan warga boro yang mempunyai tujuan untuk membantu pengembangan
desa; kedua, melalui kegiatan kemasyarakatan rutin desa yang bertujuan menumbuhkan rasa
kebersamaan dan rasa tanggung jawab dalam rangka pengembangan kemajuan desa.Berbagai
bentuk aktivitas sosial tersebut di atas mencerminkan perubahan sosial yang terjadi di
masyarakat. Keadaan ini tidak terlepas dari dampak mobilitas tenaga kerja (aktivitas boro) di
perkotaan, yang tentunya dapat memberikan kesan positif mapupun negatif.
Kecenderungan pola kewirausahaan sektor informal adalah bersifat alami yaitu tidak
banyak memerlukan pelatihan atau ketrampilan khusus dan mudah dipelajari dengan praktek
langsung. Sebanyak 75,2% responden yang melakukan aktivitas boro dan bekerja di sektor
informal menyatakan bahwa usaha atau pekerjaan yang mereka tekuni sekarang, dimulai dengan
ikut orang lain terlebih dahulu sebelum bekerja (membuka usaha) sendiri. Orang yang diikutinya
(menjadi juragannya) bisa tetangganya di desa, atau familinya sendiri.

SUMMARY
The finding of the study showed that 94.4% of the respondents stated that they were
economically good so that they (54.4%) could finance their children for school and they (23.6%)

ii

did business and made an investment. According to their experience, taking a migration is not
permanent but in the future it will be continued by their children and relatives. Therefore, doing
business or making an investment is a good decision in sufficing their need and want.
Many migrants’ roles in their hometown can physically be such facilities as sport hall and
meeting hall (7.2%) whereas others can be such social activities as village harmony program
among the members of community that can highly be preserved and really actualized. They will
go home if their relative or friend holds a party or feast, or if their hometown holds a social
activity.
In addition, a social harmony form among the members of community as an actualization
of village development process is a formal and informal organization where its members consist
of the residents of a community. Based on the respondents’ information, many of them (68%)
found an association that locates in their hometown or in the new settlement. 76.4% of the
members of the association state that this is helping solve a problem of the migrants’ problem.
Another aim is indicating the existence of hometown or the characteristic of hometown, for
example, the migrants of Ngadirejo sub-district as a soup-with-meatball trader (for the migrants)
and a cashew trader (for the non-migrants) and Slogohimo sub-district as a skilled laborer or
craftsman.
Socially, the migrants’ role has an impact on the migrants association for developing their
village and a social activity routine for growing the sense of togetherness and responsibility to
develop their village. The migrants’ entrepreneurship pattern is natural where 75.2% of the
respondents working in an informal sector stated that in the early they worked for other people
before doing new own business. The activity reflects a change in the community. This condition
is related to a mobility impact of labor force (the migrants’ role/activity) in an urban area
positively and negatively.
The migrants’ entrepreneurship pattern in an informal sector is natural where it does not
need any training or skill but it is easy to study practically. 75.2% of the respondents working in
this sector stated that in the early they worked for other people before doing new own business.
They may be their own neighbor when they live in a village or they may be their relative.

iii

LAPORAN AKHIR (TAHUN II)
HIBAH PENELITIAN KERJASAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI
(HBAH PEKERTI)
TAHUN ANGGARAN 2009

STUDI TENTANG MIGRASI TENAGA KERJA DAN PERANNYA
BAGI PEMBANGUNAN DAERAH ASAL
(Studi Empiris di Kabupaten Wonogiri)

Oleh :
Didit Purnomo, SE, M.Si
Dra. Wahyuni Apri Astuti, M.Si
Prof. Dr. Mudjahirin Thohir, M.A
DIBIAYAI OLEH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMENT PENDIDIKAN NASIONAL RI
SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN HIBAH PENELITIAN
074/SP2H/PP/DP2M/IV/2009, TERTANGGAL 06 APRIL 2009

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA
MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SEPTEMBER 2009
vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………

i

RINGKASAN DAN SUMMARY ……………………………………………….

ii

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA …….………………………………………

iv

PRAKATA ……………………………………………………………………….

v

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………...

vi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………...

viii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………..

ix

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………..

x

BAB I

BAB II

BAB III

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ………………………………………..

1

1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………

6

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………

7

1.4. Luaran dan Target / Indikator Keberhasilan ..................................

8

1.5. Metode Penelitian Secara Umum ……………………………….

9

1.6. Sistematika ......…………………………………………………..

10

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN TAHUN PERTAMA
2.1. Tujuan ............................................................................................

11

2.2. Manfaat ..........................................................................................

11

TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Teori Migrasi …………………………………………………..

13

3.2. Pola Migrasi Desa-Kota ………………………………………..

20

3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Bermigrasi .........

21

3.4. Review Model Analisis Migrasi ...................................................

25

3.5. Penelitian Terdahulu ……………………………………………

28

vii

BAB IV

BAB V

METODE PENELITIAN TAHUN KEDUA ….. ……………………
4.1.Pengumpulan Data ……………………………………………….

32

4.2. Peta Daerah Sampel …………………………………………….

33

4.3. Analisis ………………………………………………………….

34

4.4. Jadwal Kerja Penelitian II……………………………………….

35

HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………
5.1. Aspek Sosial Ekonomi Migran dan Calon Migran ........................

37

5.1.1. Latar Belakang Migran dan Daerah Asal ..............................

37

5.1.2. Peran Migrasi Wonogiri Terhadap Kondisi Makro Ekonomi

40

5.2. Kondisi Migran dan Dampak Aktivitas Boro bagi Keluarga ........

45

5.3. Kondisi Daerah Asal dan Dampak Aktivitas Boro bagi Daerah

BAB VI

BAB VII

Asal ...............................................................................................

47

5.4. Pola Strategi Kewirausahaan ........................................................

50

5.5. Hasil Indepth Interview .................................................................

54

KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan …….....…………………………………………......

66

6.2. Saran dan Implikasi Kebijakan …….………………………........

70

RENCANA PENELITIAN TAHUN KEDUA
7.1. 1.Tujuan Penelitian ……..……….………………………………

72

7.2. Metode …..……………………………………………………….

72

7.3. Jadwal Kerja …………………………………………………….

75

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..

76

LAMPIRAN …………………………………………………………………….

80

viii

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1.

Potensi Lahan Basah dan Lahan Kering Kabupaten Wonogiri ...............

4

Tabel 4.1.

Jadwal Penelitian Tahun kedua ...............................................................

35

Tabel 5.1.

Jadwal Penelitian Tahun I .......................................................................

37

Tabel 5.2.

Penduduk Kabupaten Wonogiri Akhir Tahun 2003 – 2007 ……………

43

Tabel 5.3.

Pendorong Utama Para Migran untuk Merantau ....................................

45

Tabel 5.4

Sumber Informasi Pekerjaan ....................................................................

46

Tabel 5.5

Penggunaan Hasil Merantau ……………………………………………

47

Tabel 5.6

Lapangan Pekerjaan yang Tersedia di Desa ............................................

48

Tabel 5.7

Kepulangan Warga yang ‘Boro’ ketika ada Hajatan ...............................

49

Tabel 5.8

Kategori Pekerjaan Responden ................................................................

50

Tabel 5.9

Pola Strategi Kewirausahaan Responden ................................................

51

Tabel 5.10 Hal-hal yang Mempengaruhi Pola Kewirausahan Migran

52

Tabel 5.11 Kategori Pekerjaan Responden ................................................................

53

Tabel 5.12 Motivasi dan Alasan Merantau ................................................................

57

Tabel 5.13 Kontribusi Migran Terhadap Desa ..........................................................

59

Tabel 5.14 Fungsi Sosial Migran ...............................................................................

61

Tabel 5.15 Pola dan Strategi Wirausaha para Migran Menurut Keyperson ..............

63

Tabel 7.1

Jadwal Kerja Penelitian Tahun Berikutya

75

ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1

Peta Penduduk Boro Tahun 2002 dan 2006 …………….…………...

3

Gambar 3.1.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Bermigrasi ..................

14

Gambar 3.2.

Grafik Model Lewis (L-F-R) Tentang Pertumbuhan Sektor Modern ...

15

Gambar 3.3

Model Migrasi Todaro ..........................................................................

17

Gambar 4.1

Peta Kantong Migran Tahun 2006-2007 ..............................................

33

Gambar 5.1

Peta Potensi Lahan Basah dan Lahan Kering Tahun 2006 ...................

39

Gambar 5.2

Peta Pendapatan Domestik Regional Bruto (konstan) Kabupaten
Wonogiri Tahun 2005-2007) ................................................................

42

Gambar 5.3

Peta Pendapatan Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten
Wonogiri 2005-2007 ………………………………………………….

44

Gambar 5.4

Contoh Modifikasi Mesin Giling Bakso …….......................................

55

x

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.

Contoh Kuisioner Responden

Lampiran 2.

Contoh Kuisioner Keyperson

Lampiran 3.

Data Mentah Responden

Lampiran 4.

Data Mentah Keyperson

Lampiran 5

Surat Keterangan dari Dewan Redaksi JEP

Lampiran 6.

Biodata Peneliti

xi