MODEL PEMBINAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU TENAGA KERJA (STUDI EMPIRIS PADA TENAGA KERJA DI KABUPATEN WONOGIRI)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Ketenagakerjaan merupakan masalah yang harus mendapatkan perhatian serius dan
konsisten, dalam kaitannya dengan pembangunan nasional yang dilaksanakan di Indonesia
(Waridin, 2007). Kondisi sosial-ekonomi di daerah asal yang tidak memungkinkan untuk
memenuhi kebutuhan seseorang menyebabkan orang tersebut ingin pergi ke daerah lain yang
dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sedangkan tiap individu mempunyai kebutuhan yang
berbeda, maka penilaian terhadap daerah asal dari masing-masing individu di masyarakat
tersebut berbeda-beda, sehingga proses pengambilan keputusan untuk pindah (mobilitas) dari
masing-masing individu berbeda pula (Mantra, 1992).
Selanjutnya, Mantra (1992) juga menjelaskan bahwa motivasi utama orang melakukan
perpindahan dari daerahnya (pedesaan) ke perkotaan adalah motif ekonomi. Motif tersebut
berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antar daerah. Kondisi yang paling dirasakan
menjadi pertimbangan rasional, dimana individu melakukan mobilitas ke kota adalah adanya
harapan untuk memperoleh pekerjaan dan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada
yang diperoleh di desa. Motivasi tersebut senada dengan model migrasi Todaro (Todaro, 1992;
1998) yang melandaskan pada asumsi bahwa migrasi dari desa ke kota pada dasarnya merupakan
suatu fenomena ekonomi, dimana terdapat perbedaan penghasilan yang diharapkan daripada
penghasilan aktual antara desa-kota.

Di sisi lain, ketiadaan pengaturan dan pembinaan proses mobilitas tenaga kerja dalam
rangka mencari pekerjaan di perkotaan menyebabkan kekosongan desa terutama tenaga produktif
untuk mengolah lahan dan rendahnya mutu tenaga kerja tersebut karena tidak ada bekal
pembinaan ketika akan ‘boro’. Berdasar fenomena tersebut masalah yang sering muncul adalah
bagaimana daerah asal mengatur warganya yang akan ‘boro’ supaya keberadaan lahan produktif
masih difungsikan. Kemudian model pengembangan pembianaan seperti apa yang mampu
meningkatkan mutu dan kompetensi tenaga kerja supaya mereka dapat bersaing di daerah tujuan
(perantauan)?
Fenomena migrasi yang berlangsung dalam suatu negara (internal migration) banyak
terlihat di berbagai wilayah Indonesia (Soepono, 1995; Firman, 1994). Salah satu daerah yang
2

mencerminkan adanya fenomena migrasi antar daerah (interprovincial migration) diperlihatkan
oleh tenaga kerja asal Wonogiri. Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu kabupaten di Jawa
Tengah yang mempunyai banyak tenaga kerja yang melakukan mobilitas (boro) ke luar daerah.
Lebih kurang 110 ribu penduduk Kabupaten Wonogiri (dari masing-masing kecamatan) yang
melakukan aktivitas tersebut (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Wonogiri tahun
2006).
Penelitian ini dimaksudkan untuk mencoba melanjutkan penelitian terdahulu yang
meneliti tentang migrasi penduduk dengan subyek penelitian di daerah Kabupaten Wonogiri.

Dalam penelitian terdahulu disimpulkan bahwa pola migrasi penduduk (para migran) asal
Wonogiri yang cenderung bersifat sirkuler, yaitu mereka lebih suka tidak menetap secara
permanen. Pada rencana penelitian yang kami ajukan dalam hibah bersaing ini, dimaksudkan
untuk mencari bagaimana bentuk pembinaan bagi para migran sehingga mereka mempunyai
bekal yang lebih sebagai seorang tenaga kerja dan peran mereka terhadap pembangunan di
daerah asalnya.
Adanya aktivitas migrasi internal sebagaimana yang tampak pada fenomena tenaga kerja
asal Wonogiri yang melakukan migrasi ke daerah-daerah tujuan masih sebatas pola migrasi atau
bentuk tertentu dari mobilitas penduduk. Wujud dari dampak sosial-ekonomi yang diperlihatkan
secara nyata dari aktivitas migrasi tersebut pelu dikaji lebih mendalam, untuk mengatahui adanya
peningkatan kualitas tenaga kerja. Hal ini akan memberikan pandangan positif terhadap daerah
asal migran yaitu Wonogiri dan akan menjadi panduan, terutama bagi para calon tenaga kerja
dan pemerintah daerah yang bersangkutan.
Selama ini belum banyak hasil penelitian ataupun pihak yang mengembangkan model
pembinaan dalam rangka untuk meningkatkan mutu dan kompetensi tenaga kerja dari daerah asal
ke daerah tujuan. Oleh karena itu, penelitian ini adalah sangat tepat untuk dilakukan mengingat
fenomena migrasi internal di Indonesia cenderung didominasi proses mobilitas penduduk desakota, sebagaimana terwakili tenaga kerja asal Wonogiri.

3


LAPORAN HASIL PENELITIAN
HIBAH BERSAING
TAHUN KE-1

MODEL PEMBINAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA
PENINGKATAN MUTU TENAGA KERJA
(STUDI EMPIRIS PADA TENAGA KERJA DI KABUPATEN WONOGIRI)

Ir. Maulidyah Indira Hasmarini, MS (Ketua Peneliti)
Sri Murwanti, SE, MM. (Anggota Peneliti)

DIBIAYAI OLEH DP2M, DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN HIBAH PENELITIAN
NOMOR: 121/SP2H/PL/Dit-Litabmas/IV/2011
TERTANGGAL 14 APRIL 2011

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
DESEMBER 2011


HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
(HIBAH BERSAING)
1. Judul Penelitian

: Model Pembinaan Masyarakat Dalam Rangka Peningkatan
Mutu Tenaga Kerja (Studi Empiris Pada Tenaga Kerja Di
Kabupaten Wonogiri)M

2. Ketua Peneliti
A. Nama Lengkap

: Ir. Maulidyah Indira Hasmarini, M.S

B. Jenis Kelamin

: Perempuan

C. NIK


: 724

D. Jabatan Fungsional

: Lektor Kepala

E. Jabatan Struktural

: Kaprodi IESP

F. Bidang Keahlian

: Ekonomi Pembangunan

G. Jurusan

: Fakultas Ekonomi Jurusan Studi Pembangunan

H. Perguruan Tinggi


: Universitas Muhammadiyah Surakarta

3. Anggota Peneliti

: 1 Orang

4. Jangka Waktu Dan Pendanaan Penelitian :
A. Jangka Waktu Yang Diusulkan

: 2 Tahun

B. Jangka Waktu Yang Sudah Dijalani : 1 Tahun
C. Biaya Yang Disetujui Tahun I

: Rp. 35.000.000,Surakarta, 1 Desember 2011
Ketua Peneliti

Mengetahui,
dekan fakultas ekonomi - ums


Dr. Triyono, SE, M.Si
NIK. 6 4 2

Ir. Maulidyah Indira Hasmarini, M.S
Menyetujui,
Ketua LPPM – UMS

Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum
NIP. 132 049 998
1

RINGKASAN HASIL PENELITIAN
HIBAH BERSAING
TAHUN KE-1

MODEL PEMBINAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA
PENINGKATAN MUTU TENAGA KERJA
(STUDI EMPIRIS PADA TENAGA KERJA DI KABUPATEN WONOGIRI)


Oleh:
Ir. Maulidyah Indira Hasmarini, MS (Ketua Peneliti)
Sri Murwanti, SE, MM. (Anggota Peneliti)

DIBIAYAI OLEH DP2M, DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN HIBAH PENELITIAN
NOMOR: 121/SP2H/PL/Dit-Litabmas/IV/2011
TERTANGGAL 14 APRIL 2011

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
DESEMBER 2011

RINGKASAN HASIL PENELITIAN

Ketenagakerjaan merupakan masalah yang harus mendapatkan perhatian serius dan
konsisten, dalam kaitannya dengan pembangunan nasional yang dilaksanakan di Indonesia.
Kondisi sosial-ekonomi di daerah asal yang tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan
seseorang menyebabkan orang tersebut ingin pergi ke daerah lain yang dapat memenuhi

kebutuhan tersebut. Sedangkan tiap individu mempunyai kebutuhan yang berbeda, maka
penilaian terhadap daerah asal dari masing-masing individu di masyarakat tersebut berbedabeda, sehingga proses pengambilan keputusan untuk pindah (mobilitas) dari masing-masing
individu berbeda pula.
Selama ini belum banyak hasil penelitian ataupun pihak yang mengembangkan model
pembinaan dalam rangka untuk meningkatkan mutu dan kompetensi tenaga kerja dari daerah
asal ke daerah tujuan. Oleh karena itu, penelitian ini adalah sangat tepat untuk dilakukan
mengingat fenomena migrasi internal di Indonesia cenderung didominasi proses mobilitas
penduduk desa-kota, sebagaimana terwakili tenaga kerja asal Wonogiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola pembinaan dari para
migran (tenaga kerja) yang melakukan mobilitas ke luar daerah dan peran dari aktivitas
tersebut terhadap daerahnya. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan survey
pada pelaku dan keluarga migran di daerah asal. Pengkajian dalam penelitian ini
menggunakan tahapan dan teknik survey lapangan serta analisis kuantitatif dan kualitatif
untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan penelitian. Survey dalam
penelitian ini dilakukan di daerah asal migran, yaitu di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Daerah sampel yang diambil meliputi 3 Kecamatan (Selogiri, Ngadirojo, dan Girimarto),
dengan pertimbangan daerah tersebut merupakan kantong migran.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan kecenderungan pentingnya pembinaan bagi
para migran. Berdasar indept interview di lapangan, baik responden maupun key person

menyatakan pola yang dikembangkan sebaiknya mengacu pada potensi atau keahlian
masyarakat desa setempat. Hal ini senada dengan usaha yang telah dilakukan oleh pihak
perindustrian setempat, dimana kegiatan pelatihan per kelompok (desa) diberikan dalam
rangka meningkatkan ketrampilan dan skill tenaga kerja asal Wonogiri.
Secara umum, dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa kebanyakan responden
mempunyai tingkat pendidikan yang relatif rendah. Tingkat pendidikan yang rendah ini
seringkali memberikan kontribusi keterampilan dan pengalaman kerja yang relatif kurang.
Keadaan ini juga akan berpengaruh pada tingkat pendapatan. Di daerah asal masih tersedia
lapangan kerja walaupun dalam jumlah yang tidak mencukupi dibandingkan dengan
ketersediaan tenaga kerja. Dengan kata lain, jumlah penawaran tenaga kerja yang tersedia
masih belum dapat ditampung secara layak. Berdasar fenomena tersebut sebaiknya
diperlukan pembinaan skill bagi para migran (calon migran) sebelum mereka merantau.
Pola pembinaan yang dikembangkan sebaiknya mengacu pada potensi atau keahlian
masyarakat desa setempat. Harapan ke depan, dapat terjadi peningkatan kualitas, khususnya
kewirausahan dari para migran yang melakukan aktivitas migrsi ke berbagai daerah tujuan.

SUMMARY

Employment is an issue that should receive serious attention and consistent, in
relation to national development in Indonesia. Socio-economic conditions in the area of

origin is not possible to meet the needs of people cause people who want to go to another area
that can meet those needs. Although each individual has different needs, assessment of
regional origin of each individual in society is different, so the decision-making process to
move (mobility) of each individual is different.
So far not much research or those who develop a training model in order to improve
the quality and competence of workers from the area of origin to destination. Therefore, this
study is a very appropriate time to consider the phenomenon of internal migration in
Indonesia tend to be dominated by the process of rural-urban population mobility, as
represented workers from Wonogiri.
This study aims to determine how the pattern formation of migrant (worker) who
perform their movement to other areas and roles of these activities to the area. The research
method used was a survey approach to offenders and families of migrants in the area of
origin. Assessment in this study using the stages and field survey techniques and quantitative
and qualitative analysis to achieve the expected results in accordance with the purpose of
research. Survey research conducted in the area of origin of migrants, namely in Wonogiri,
Central Java. Regional samples taken include 3 District (Selogiri, Ngadirojo, and Girimarto),
with consideration of the area is a migrant pockets (kantong migran).
The results of this study demonstrate the importance of encouraging a tendency for
migrants. Indept Based on field interviews, both respondents and key people who developed
countries should refer to the pattern of potential or expertise of the local population. This is

similar to efforts made by local industry, where the training activity per group (village) is
given in order to enhance the skills and workforce skills Wonogiri origin.
In general, in this study can be said that most respondents have a relatively low level
of education. Low education levels often contribute skills and work experience that is
relatively less. This situation will also affect income levels. In the area of origin is still
available, although employment in an amount not sufficient compared to the supply of labor.
In other words, the amount of available labor supply still can not quite fit. Based on this
phenomenon have to train the skills necessary for migrants (potential migrants) before they
migrate.
Development pattern that is developed should be based on potential or expertise of the
local population. Hope in the future, quality improvement can occur, especially kewirausahan
migrants migrsi conducting for many purposes.