Kajian Penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) dalam Pemberian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit

KAJIAN PENERAPAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN
PROFESIONAL (MPKP) DALAM PEMBERIAN ASUHAN
KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT
Arum Pratiwi dan Abi Muhlisin
Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMS
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57162
Abstract
Professional Nursing Practice Model (PNPM) was one of the organizing system in nursing care
delivery system in level of room of ward. This model was normative model that refered with nursing care
standard. The component of model that must fullfiled in MPKP were quantity and quality of nursing staff,
facility of nursing care, leadership, procedur of nursing round, dokumentationed knowledge of human
resource about MPKP. The aims of this research was compared normatif standart with applied PNPM.
Sample for this research was 3 ward of hospital applying MPKP for model.Kind of this research is
developmental discritive with research design cross-sectional.Subject of this research are nurse and manajer
ad for related toPNPM. Data collecting taken to pass interview and admission filling of kuesioner Result for
research concluded that organizing, staffy, documentation, facility and nurse’s knowledge about PNPM not
yet confirm with nursing care standard about PNPM.
Keywords : PNPM, Nursing Care

PENDAHULUAN


Kualitas
diantaranya

pelayanan

ditentukan

keperawatan

oleh

manajemen

di

asuhan keperawatan yaitu suatu pengelolaan

Indonesia saat ini terjadi begitu pesat,

Sumber Daya Manusia (SDM) keperawatan.


persaingan bebas terjadi di semua tatanan

Dalam menjalankan kegiatan keperawatan

kesehatan terutama rumah sakit. Pelayanan

dapat

keperawatan merupakan bagian dari sistem

keperawatan untuk menyelesaikan masalah

kesehatan di sebuah rumah sakit. Pelayanan

pasien. Dengan demikian dalam pengelolaan

keperawatan

yang


asuhan keperawatan ini terdapat hubungan

rumah

antara perawat dan pasien baik langsung

Perubahan

bidang

merupakan

kesehatan

kegiatan

selalu ada yaitu selama 24 jam di

sakit, sehingga baik buruknya sebuah rumah

sakit

sangat

dipengaruhi

pelayanan
mempertahankan

oleh

digunakan

metoda

proses

ataupun tidak langsung.

kualitas


Ada tiga komponen penting dalam

Untuk

manajemen asuhan keperawatan yang salah

dalam

satunya

keperawatan.
eksistensinya

persaingan bebas ini adalah dengan

cara

dalam


adalah

Sistem

pemberian

pengorganisasian

asuhan

keperawatan

meningkatkan kepuasan pelanggan (pasien

(Marquis & Huston, 1998). Salah satu dari

dan keluarga). Kepuasan pasien tersebut bisa

beberapa sistem tersebut adalah Model


dicapai diantaranya dengan meningkatkan

Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).

kualitas pelayanan keperawatan.

Penerapan MPKP di rumah sakit bermacam-

Kajian Penerapan Model Praktek Keperawatan Proffesional… ( Arum Pratiwi dan Abi Muhlisin )

73

macam disesuaikan

situasi dan kondisi

Hasil observasi yang berupa

data


rumah sakit. Ada MPKP pemula yang

tentang karakteristik SDM keperawatan, bisa

dikenal dengan metoda tim yaitu pemberian

disimpulkan bahwa ada beberapa unsur

asuhan keperawatan secara total kepada

yang

sekelompok pasien yang telah ditentukan,

pelaksanaan

dan MPKP yaitu metode pemberian asuhan

rumah sakit yang diobservasi tersebut sudah


keperawatan komprehensif yang merupakan

menyatakan bahwa telah diterapkan bentuk

aplikasi dari model praktik keperawataan

Model

profesional

akan tetapi penerapanya belum pernah

atau

yang

disebut

model


keperawatan primer.
Hasil

penelitian

Model

Profesional

memenuhi
MPKP,

Praktik

syarat

tetapi

Keperawatan


di

dalam

beberapa

Profesional,

dinilai sesuai atau tidak dengan standar
tim

keperawatan

Medikal Bedah UI (2000), menyimpulkan
bahwa

belum

Praktik

memberikan

Keperawatan
dampak

normatif MPKP yang ada, dengan demikian
penting dikaji bagaimana model penerapan
MPKP tersebut.

positif

Tujuan dari kajian model MPKP ini

terhadap kepuasan pasien, keluarga dan

adalah

perawat, selain itu MPKP juga berdampak

pengorganisasian

terhadap kepuasan kerja profesi lain, dalam

Mengetahui jumlah dan kualifikasi SDM

penelitian

yang

dalam penerapan MPKP, (3). Mengetahui

menyimpulkan bahwa dokter lebih puas

cara pendokumentasian dalam penerapan

bekerjasama dengan perawat pada Model

MPKP; (4). Mengetahui cara operan dalam

Praktik Keperawatan Profesional dari pada

penerapan

model yang tidak profesional.

kelengkapan sarana dan prasarana di ruang

ini

adalah

Penerapan

dokter

Model

Praktik

Keperawatan Profesional dalam pemberian
asuhan

keperawatan

pada

pasien

membutuhkan suatu metoda, dan sistem
tertentu termasuk sarana Sumber Daya
Manusia
memadai,

(SDM)

dan

misalnya

peralatan
kualifikasi

yang

:

(1).

Mengetahui
penerapan

MPKP

(5).

bentuk

MPKP,

(2).

Mengetahui

MPKP. Penelitian yang akan dilakukan
diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu
hasil penelitian dipakai sebagai informasi
perbandingan
MPKP dan

dan

evaluasi

pelaksanaan

sebagai data dasar penelitian

lebih lanjut.

SDM

Observasi yang dilakukan sebagai data

keperawatan harus ada perawat profesional

awal penelitian, di beberapa rumah sakit di

yaitu perawat yang berkualifikasi sarjana

kota

keperawatan dengan jumlah yang sesuai

menerapkan

yaitu minimal 5 orang dalam satu ruang,

Keperawatan Profesional, namun demikian

peralatan yang sesuai yaitu perbandingan

data observasi

alat dan pasien yang mendekati standar dan

rumah sakit tersebut belum memenuhi syarat

ilmu tentang manajerial yaitu pengetahuan

baik kualifikasi tenaga maupun sarana yang

tentang cara penerapan MPKP bagi jajaran

ada, maka dengan demikian perlu dikaji

direktur, kepala bidang keperawatan, kepala

lebih

Surakarta

jauh

bentuk

menyatakan
Model

menunjukkan

bagaimanakah

Praktik
dibeberapa

pelaksanaan

ruang dan perawat pelaksana.

74

telah

Jurnal Kesehatan ISSN 1979-7621, Vol.1, No.1, Juni 2008 Hal 73-80

penerapan MPKP di tiap-tiap rumah sakit

yaitu ada berbagai macam jenis modifikasi

tersebut.

sesuai kondisi yang ada, misalnya modifikasi

Manajemen

Asuhan

Keperawatan

tim dan modifikasi perawat primer.

merupakan suatu pengelolaan Sumber Daya
Manusia Keperawatan dalam menjalankan

METODE PENELITIAN

kegiatan keperawatan menggunakan metoda
proses keperawatan untuk menyelesaikan
masalah pasien. Dengan demikian dalam
pengelolaan asuhan keperawatan ini terdapat
hubungan antara perawat dan pasien baik
langsung ataupun tidak langsung. Model
Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
yaitu model Keperawatan Primer
metode

pemberian

asuhan

adalah

keperawatan

komprehensif yang merupakan aplikasi dari
model praktik keperawataan profesional.

Jenis

penelitian
yaitu

developmental
tentang

ini

penerapan

adalah

deskriptif

penelitian

diskriptif

pelaksanaan

Model

Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).
Tempat penelitian ini adalah di rumah sakit
kota Surakarta tahun 2005 yang mempunyai
bangsal percontohan MPKP yaitu, RSU Islam
Kustati Surakarta, RSU PKU Muhammadiyah
Surakarta

dan

RSU

dr.

Moewardi

Surakarta.Subjek dalam penelitian ini adalah
perawat dan kepala ruang yang berdinas di

Model
Profesional

Praktik

Keperawatan

(MPKP) diaplikasikan dalam

bentuk model Keperawatan Primer adalah
metode

pemberian

asuhan

keperawatan

komprehensif. Metode Keperawatan Primer
adalah

metode

pemberian

bangsal MPKP, selain itu juga kepala bidang
keperawatan dan kasi keperawatan di rumah
sakit. Sedangkan objek dalam penelitian ini
adalah manajemen yang diterapkan dalam
Model Praktik .

asuhan
Instrumen

keperawatan komprehensif yang merupakan
penggabungan model praktik keperawataan
profesional.

Setiap

bertanggung

perawat

jawab

profesional

terhadap

asuhan

keparawatan pasien yang menjadi tanggung
jawabnya.
jawab

Perawat

primer

bertanggung

memberikan

asuhan

keperawatan

secara menyeluruh dengan menulis asuhan
keperawatan,

mulai

pengkajian

sampai

perencanaan keperawatan selama 24 jam
sejak pasien mulai dirawat sampai pulang

penelitian

ini

berupa

kuesioner yang berisi tentang pertanyaan
pengelolaan bangsal MPKP yang terdiri dari:
sarana dan prasarana, kualifikasi SDM,
standar

evaluasi,

pendokumentasian

pengorganisasian,
dan

operan

kepada

kepala ruang dan staf keperawatan dan yang
terakhir

adalah

validasi

data.

Data

dikumpulkan melalui wawancara terstruktur
dengan

kepala

ruang,

kepala

bidang

perawatan, direktur rumah sakit dan perawat
pelaksana di ruang MPKP. Selain dengan

(Huber, 2000).

wawancara juga dilakukan dengan observasi
Modifikasi kuantitas dan kualifikasi
tenaga

dan

berbagai

persyaratan

yang

partisipasif masing-masing rumah sakit 24
jam

menggunakan

pedoman

observasi

berhubungan dengan MPKP seperti sarana,

berupa ceklist, shift pagi observasi dilakukan

pengorganisasian,

oleh peneliti dan shift sore dan shift malam

standar

dokumentasi,

menjadikan model asuhan bukan MPKP

dilakukan oleh tenaga lapangan yang sudah

Kajian Penerapan Model Praktek Keperawatan Proffesional… ( Arum Pratiwi dan Abi Muhlisin )

75

dilatih

dan

berpendidikan

sarjana

model kepemimpinanya, rentang kendali

keperawatan. Adapun isi dari pedoman

dalam

wawancara

pertanggungjawaban

adalah

sebagai

berikut:

1).

kepemimpinan

dan

alur

dalam

model

Pertanyaan tentang sarana dan prasarana ,

kepemimpinan

kualifikasi SDM, standar evaluasi kepada

prasarana yang dikaji mencakup antara lain

kepala

kasie

tensimeter, thermometer, ganti balut set,

2).

fasilitas injeksi dan infus seperti bak spuit,

pengorganisasian,

tempat khas, tempat desinfektan, tromol dan

bidang

keperawatan

keperawatan

atau

Pertanyaan

tentang

pendokumentasian

atau

perawat
dan

senior;

operan

kepada

koordinator shift dan perawat senior di
rumah sakit.
data

dilakukan

dengan

mentranskrip dari data yang terkumpul
dibaca

menetapkan

berulang-ulang

tema

yang

pengorganisasian,
kelengkapan

Hasil dari kajian ini terdiri dari kajian
tentang ketenagaan, kepemimpinan, cara
overan,

pendokumentasian,

terkait

dengan

kualifikasi

sarana

dan

SDM,
prasarana,

ditemukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari kajian ini terdiri dari kajian
pengorganisasian,

kualifikasi

tenaga,

pendokumentasian,

kuantitas

Tabel 1. Perbandingan Jumlah dan kualifikasi
tenagabdi ruang MPKP tahun 2005
Rumah
Sakit

cara
serta

operan,

sarana

dan

tentang lima hal tersebut diuraiakan di
masing-masing

rumah

sakit

tempat

penelitian, kemudian akan dibahas dengan
teori Model Praktik Keperawatan Profesional
yang mendekati dengan situasi dan kondisi
percontohan

dan

rumah

sakit

tersebut.
Analisis bentuk pengorganisasian di
ruang MPKP dijelaskan dengan bagaimana

Kualifikasi

Jlh
TT

BOR

SPK

D III

S-1

1

22

2

30

90%

-

19

-

18

90%

1

26

4

62

95%

Kustati
/Ashifa
PKU /
Arafah
Muwardi
/Melati

dan

prasarana di ruang MPKP. Hasil kajian

76

dan

Ketenagaan di ruang MPKP

penerapan MPKP serta tema lain yang

bangsal

sarana

untuk

pendokumentasian, operan dan cara evaluasi

tentang

dan

prasarana di ruang MPKP.

Analisis
kemudian

Sarana

alat Bantu ADL (Activity Daily Living).

kepala ruang dan staf keperawatan; 3).
Validasi data dilakukan wawancara dengan

tersebut.

Data tabel 1 menunjukan bahwa di
ruang

Ashifa

berpendidikan

kualifikasi
SPK

1

tenaga
orang,

yang
D

III

Keperawatan 22 orang dan S-1 Keperawatan
2 orang. Sedangkan di ruang arafah semua
tenaga D III Keperawatan yaitu berjumlah 19
orang dan di ruang melati terdiri dari 1 orang
SPK, 26 orang berlatar belakang D III
Keperawatan

dan

4

orang

sarjana

keperawatan.
Model Kepemimpinan di ruang MPKP
Rumah Sakit Kustati

Jurnal Kesehatan ISSN 1979-7621, Vol.1, No.1, Juni 2008 Hal 73-80

Ruang

Asyifa

digunakan

sebagai

bangsal percontohan ruang MPKP, setelah
dikaji

MPKP

yang

diterapkan

III Keperawatan berjumlah 19 orang.

adalah

modifikasi tim.
Hasil

keterbatasan tenaga. Jumlah tenaga semua D

Rentang kendali perawat pelaksana
dalam merawat pasien

wawancara

dengan

kepala

adalah 8 sampai 9 pasien, dan dipagi hari

ruang dan kasie keperawatan serta perawat

perawat

pelaksana

pelaksana. menurut

terkait

kepemimpinan
disimpulkan

dengan

model

di

ruang

tersebut

sebagai

berikut:

Perawat

jawab terhadap kepala ruang, sedangkan
pada

shif

malam

dan

sore

perawat

pelaksanan bertanggung jawab terhadap

membawahi 6 orang perawat

Rumah Sakit Moewardi
Ruang

pelaksana bertanggung jawab terhadap ketua
tim di pagi hari, ketua tim bertanggung

di ruang tersebut

Melati

digunakan

sebagai

bangsal percontohan ruang MPKP, setelah
dikaji

MPKP

yang

diterapkan

adalah

modifikasi primer dengan jumlah TT 62
Hasil

wawancara

dengan

kepala

ruang dan perawat senior di ruang MPKP

ketua shif.
Rentang kendali perawat pelaksana
dalam merawat pasien

di ruang tersebut

adalah 5 sampai 10 pasien, dan dipagi hari
ketua tim membawahi dua orang perawat

serta perawat pelaksana terkait dengan
model kepemimpinan di ruang tersebut
disimpulkan
pelaksana

sebagai

berikut:

bertanggung

jawab

Perawat
terhadap

perawat primer baik pagi hari, sore maupun

pelaksana.

malam. Perawat primer bekerjasama dengan
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Ruang

Arafah

yang

kepala ruang dan dokter yang merawat

merupakan

bangsal penyakit dalam digunakan sebagai
bangsal percontohan ruang MPKP, setelah
dikaji

MPKP

yang

diterapkan

adalah

modifikasi MPKP.
Hasil

pasien. .
Sekalipun dengan tenaga terbatas
kepemimpinan Model MPKP di muwardi
sudah mendekati model yang normative
Menurut Huber (2000) Model MPKP tingkat I

wawancara

dengan

kepala

merupakan

modifikasi

bidang perawatan dan ketua shif / perawat

kualifikasi

senior seta perawat pelaksana terkait dengan

profesional

model kepemimpinan di ruang tersebut

pengorganisasianya

disimpulkan

keperawatan

pelaksana

sebagai

berikut:

bertanggung

diganti

dari

profesi

yang
perawat

pemula dan

tetap

seperti

primer.Apabila

dianalisis

terhadap

model pengorganisasian dan kepemimpinan

perawat primer di pagi hari, perawat primer

di bangsal percontohan di Rumah sakit

bertanggung jawab terhadap kepala ruang,

Muwardi termasuk MPKP tingkat I tersebut.

sedangkan pada
perawat

jawab

Perawat

tenaganya

Primer

shif malam

pelaksanan

dan

bertanggung

sore
jawab

terhadap ketua shif, alasannya adalah karena

Rentang kendali perawat pelaksana
dalam merawat pasien

di ruang tersebut

adalah 10 sampai 12 pasien, dan di pagi hari

Kajian Penerapan Model Praktek Keperawatan Proffesional… ( Arum Pratiwi dan Abi Muhlisin )

77

ketua tim membawahi dua orang perawat

Sarana dan Prasarana

pelaksana.

Sarana dan prasarana yang dikaji
mencakup

Overan di ruang MPKP
Hasil
wawancara

kajian

ini

dengan

diperoleh

kepala

darti

ruang

dan

perawat pelaksanan di ruang MPKP.di 4
rumah sakit. Cara overan yang dilakukan

antara

lain

tensimeter,

thermometer, ganti balut set, fasilitas injeksi
dan infus (seperti bak spuit, tempat khas,
tempat desinfektan, tromol dsb) dan alat
Bantu ADL .

kempat rumah sakit tersebut masing-masing

Hasil wawancara dengan perawat

hampir sama, dan bisa disimpulkan sebagai

pelaksana, kepala ruang dan kepala bidang

berikut pada uraian dibawah ini.

keperawatan, meskipun dalam satu rumah

Perawat di ruang MPKP RSU Kustati,
RS PKU Muhammadiyah dan RS Muwardi
melakukan

overan

kemudian

berkeliling

di

sakit sangat bervariasi tentang sarana dan
fasilitas di ruang MPKP ini.

ruang

perawat

Kesimpulan data hasil wawancara

melihat

pasien.

yang bisa diambil dari kajian di Rumah sakit

Adapun cara operan yaitu dengan membaca

Kustati adalah perbandingan jumlah alat-alat

buku laporan oleh salah satu orang perawat

diatas adalah dalam rentang 1 banding 7

pelaksana yang diikuti oleh semua yang akan

sampai 10, sedangkan di rumah sakit PKU

menggantikan dinas, paling sering overan

adalah 1 banding 3 sampai 5, untuk alat ADL

dilakukan oleh ketua tim atau ketua shif.

1 banding 1 dan di RS Ortopedi adalah 1
banding 2 sampai 3 kecuali sarana ADL

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

hanya ada 5 dalam ruangan MPKP.
Kajian tentang dokumentasi asuhan
keperawatan

di

tiga

rumah

sakit

ini

Pengetahuan perawat tentang MPKP

dilakukan dari hasil wawancara dengan

Pengetahuan perawat tentang MPKP

kepala ruang, ketua shif, ketua tim dan

atau

perawat pelaksana. Hasil kajian kemudian

wawancara

disimpulkan dalam uraian dibawah ini.

kepala ruang, sedangkan pengisian angket

Pengkajian dan penegakan diagnosa
keperawatan lebih sering dilakukan oleh
ketua shif kepala ruang dan ketua tim,
perawat pelaksana hanya kadang-kadang
melakukanya. Sedangkan rencana tindakan
dan tindakan keperawatan dilakukan oleh

metoda

dilakukan

tim

dan perawat pelaksana di RS muwardi,
sedangkan yang lainya dilakukan oleh kepala
ruang, perawat pelaksana dan ketua tim serta
ketua shif.

78

dari

hasil

kepala

bidang

dan

dengan
oleh

tim

peneliti

dari

hasil

wawancara dengan perawat pelaksana.
Tabel 2. Pengetahuan dan pelatihan tentang
MPKPdi ruang MPKP tahun 2005
Rumah
Sakit

Pengetahuan

Kustati
/Ashifa
PKU
/Arafah
Muwardi
/Melati

Pelatihan
MPKP

25

tentang
MPKP
Th
Tdk
0
25

Ya
-

Tidak
25

19

10

9

19

-

33

11

22

2

31

N

kepala ruang dan siapa saja yang sempat.
Evaluasi didokumentasikan oleh ketua shif

diperoleh

Jurnal Kesehatan ISSN 1979-7621, Vol.1, No.1, Juni 2008 Hal 73-80

Penjelasan dari kepala bidang di RS

Model kepemimpinan dari ketiga

PKU tentang pengetahuan MPKP, beliau

rumah

yakin pasti perawat tahu tentang MPKP

kepemimpinan

sebab sudah dilakukan pelatihan, setelah

organisasi

divalidasi dari sebagian perawat pelaksana

kepala ruang atau dokter, sedangkan pada

ternyata pelatihan hanya melalui ceramah

model

dan diskusi sehingga mereka tidak paham

perawat

bagaimana aplikasinya, dengan demikian

langsung bekerja sama dengan pengelola

ketika

asuhan

pasien yang lain, menurut Loveridge dan

keperawatan perawat menjalankan rutinitas

Cumming (1996) Perawat profesional adalah

seperti biasa.

manajer

menghadapi

masalah

Ketenagaan di ruang tersebut ratarata masih D III Keperawatan, ada sarjana
keperawatan dengan jumlah yang kurang
memenuhi,
pendidikan

hal

ini

disebabkan

keperawatan

di

masih
top

lini,

MPKP

menunjukan

down,

keputusan
seharusnya

primer

asuhan

menjadi

yaitu

alur
model

diambil

oleh

matrik

yaitu

manajer

dan

keperawatan,

sehingga

perawat primer adalah seorang manajer yang
akan mengambil keputusan dalam asuhan
keperawatan klien.

karena
tingkat

sakit,

Model pendokumentasian di ketiga
rumah

sakit

belum

sesuai

penjelasan

profesional masih langka, selain itu juga

tersebut, hal ini disebabkan karena sebagian

biaya

besar

mahal.

studi
Oleh

keperawatan
karena

itu

berkelanjutan
Sitorus

(2000)

perawat di

mendapatkan

ruang MPKP
pelatihan

belum
tentang

berpendapat bahwa model MPKP murni

pendokumentasian di ruang MPKP. Model

tidak bisa diterapkan di rumah sakit daerah

pendokumentasian proses keperawatan yang

dengan segala keterbatasanya. Ketenagaan

profesional sudah ditentukan sesuai dengan

seperti

model

aturan MPKP, yaitu mulai dari pengkajian

primer

sampai rencana tindakan mutlak dilakukan

gambaran

modifikasi

diatas

adalah

keperawatan

(Huber,2000).

perawat primer selama 24 jam, tindqakan

Alasan dilakukanya overan seperti
gambaran

diatas

rata-rata

mengatakan

bahwa

hal

mereka

demikian

itu

dilakukan sebagai rutinitas masing-masing
rumah

sakit, pengetahuan tentang

cara

keperawatan dan evaluasi proses dilakukan
oleh perawat asosiet, sedangkan evaluasi
akhir

yang

merupakan

catatan

perkembangan dilakukan perawat primer
(Huber, 2000).

overan yang normatifpun belum pernah

Rentang kendali kepemimpinan di

didapatkan, cara overan yang dilakukan di

ketiga rumah sakit diatas terlalu lebar yaitu 5

ketiga rumah sakit belum sesuai standar

sampai 12 pasien, hal ini disebabkan tenaga

profesional. Loveridge dan Cumming (1996),

di

menjelaskan bahwa overan merupakan suatu

gambaran tersebut secara standar tidak

timbang tugas dari shif satu ke shif lain

termasuk model yang profesional, sebab

dengan waktu, isi dan strategi yang telah

penjelasan Tappen (1995), perawat pelaksana

ditentukan.

yang membawahi lebih dari 10 pasien

rumah

sakit

yang

masih

terbatas,

termasuk model nonprofesional.

Kajian Penerapan Model Praktek Keperawatan Proffesional… ( Arum Pratiwi dan Abi Muhlisin )

79

Pengetahuan tentang MPKP kedua

asuhan

keperawatan

adalah

model

modifikasi

MPKP

rumah sakit yang lain yaitu RS Kustati dan

modifikasi

RS Muwardi rata-rata perawat tidak tahu

pemula. pembinaan bangsal percontohan

tentang

belum

dengan evaluasi yang terus menerus belum

dilaksanakan, penjelasan 4 orang perawat

dilakukan, selain itu pimpinan rumah sakit

dari kedua rumah sakit bias disimpulkan

sebagai pembuat kebijakan masih kurang

bahwa mereka

dalam

MPKP,

melaksanakan

pelatihan

tidak
MPKP

juga

termotivasi
sebab

tidak

untuk
ada

dukungan apapun dari pimpinan. Penerapan

tim

dan

pengetahuan

tentang

ilmu

manajemen keperawatan.
Saran

model keperawatan primer harus melalui

Ada

pelatihan dan bimbingan yang terus menerus

penelitian

di

hasil

pengganggu seperti obat pengurang nyeri.

penelitian di berbagai rumah sakit untuk

Agar dicapai hasil yang lebih memuaskan

membuat

pelatahan

maka perlu penelitian lebih lanjut rnengenai

selama 3,5 jam dan bimbingan 7 bulan

nyerl haid ini agar lebih berrnanfaat bagi

(Sitorus, 2000).

dunia ilmu pengetahuan. Saran yang bisa

bangsal

percontohan

MPKP

tersebut,

dibutuhkan

banyak
ini,

keterbatasan
diantaranya

pada
variabel

peneliti berikan antara lain adalah (1). Perlu
penelitian eksperimen murni yang mungkin
KESIMPULAN DAN SARAN

bisa mengendalikan variabel pengganggu

Kesimpulan

sehingga didapatkan nilai yang Iebih baik,

Pelaksanaan MPKP di rumah sakit

(2). penurunan nyeri menstruasi, diantaranya

tempat penelitian belum menggambarkan

adalah olahraga (exercise). Untuk itu perlu

model MPKP yang normatif, gambaran hasil

penelitian lebih lanjut, yang lebih lengkap

penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan

dan kompleks dengan rnelibatkan beberapa
variabel.

.
DAFTAR PUSTAKA
Huber, D., 2000, Leadership and Nursing Care Management, W.B. Sounder Company, Philadelphia,
Loveridge, C. E., and Cummings, S. H., 1996, Nursing Management inThe New Paradigm, An Aspen
Publication, Maryland.
Marquis, B. L., and Huston, C. J., 2000, Leadership Roles and Management Function in Nursing : Teory and
Application, Lippincott, Philadelphia.
Tappen, R. M., 1995, Nursing Leadership and Management; Concepts and Practice, Thirth Edition, F.A. Davis
Company, Philadelphia.
Sitorus, R., 2000, Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit, Diktat Bahan Ajar Manajemen Asuhan
Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Jakarta.

.

80

Jurnal Kesehatan ISSN 1979-7621, Vol.1, No.1, Juni 2008 Hal 73-80