Model Pemberdayaan Komunitas Usaha Mikro dan Pra Sejahtera Produktif Melalui Program ‘Daya’

LAPORAN TAHUNAN
PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

MODEL PEMBERDAYAAN KOMUNITAS USAHA MIKRO DAN PRA
SEJAHTERA PRODUKTIF MELALUI PROGRAM ‘DAYA’
(IMPLEMENTASI CSR BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL)

Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun

TIM PENGUSUL
Dra Rina Trisnawati MSi.Ak.Ph.D (NIDN: 0624026901)
Drs Wiyadi MM Ph.D (NIDN:0601025701)
Drs Syamsudin MM ( NIDN : 0017025701)

Dibiayai oleh:
Koordinasi Perguruan Tinggi Wilayah VI, Kemendikbud RI, sesuai dengan Surat
Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomor: 007/K6/KL/SP/PENELITIAN/2014,
Tanggal 8 Mei 2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NOVEMBER 2014


1

RINGKASAN

Program DAYA bank BTPN diperkenalkan pada 19 Juli 2011 yang dijadikan
branding baru bank BTPN. Program ini memiliki 3 pilar yaitu DAYA sehat sejahtera, DAYA
tumbuh usaha dan DAYA tumbuh komunitas. Program ini perlu diukur efektifitasnya dalam
memberdayakan komunitasnya yaitu usaha mikro dan pra sejeahtera produktif. Karenanya
bank BTPN memerlukan mitra aliansi strategis untuk memperkuat program DAYA terutama
dalam menganalisis implementasi dari program tersebut dan perlunya perbaikan
berkelanjutan terhadap program DAYA. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektifitas
implementasi program DAYA bank BTPN dalam memberdayakan komunitas usaha mikro
dan pra-sejahtera produktif. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah peningkatan
keberhasilan usaha dan sehat sejahtera bagi kelompok usaha mikro yang tergabung dalam
Mitra Usaha Rakyat (MUR) bank BTPN. Indikatornya adalah kenaikan omzet usaha,
repayment rate, peningkatan nilai kredit dan skala usaha dari usaha mikro menuju kelompok
usaha Menengah). Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif dengan
survey, wawancara mendalam, pemberian pelatihan dan ketrampilan usaha, memfasilitasi
dalam mempromosikan hasil usahanya dan pengeloaan keuangan. Hasil analisis

menunjukkan

bahwa

program

DAYA

mampu

meningkatkan

kepuasan

nasabah,,

meningkatkan omzet penjualan, repayment rate terjaga, peningkatan nilai kredit dan
peningkatan skala usaha. Hasil temuan ini digunakan sebagai acuan untuk memformulasikan
model pemberdayaan komunitas sebagai hasil perbaikan berkelanjutan dari program DAYA
bank BTPN. Diharapkan program DAYA dapat menjadi the best mass market bank pada

bank BTPN dan dijadikan acuan bank lain dalam pemberdayaan UMKM.

Kata kunci ; Program DAYA, pemberdayaan ekonomi, pengusaha mikro

3

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT atas ridho dan rahmatNya sehingga
kami dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini berjudul MODEL PEMBERDAYAAN
KOMUNITAS USAHA MIKRO DAN PRA SEJAHTERA PRODUKTIF MELALUI
PROGRAM ‘DAYA’ (IMPLEMENTASI CSR BANK TABUNGAN PENSIUNAN

NASIONAL)
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Agus
Ulinuha MT. Ph.D selaku ketua LPPM-UMS atas dorongan dan motivasinya sehingga kami
dapat berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan penelitian desentralisasi (PUPT) yang
diselenggarakan DIKTI. Selain itu kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dekan
fakultas Ekonomi dan Bisnis, ketua program studi Akuntansi dan staf administrasi prodi
akuntansi FEB UMS yang memperlancar jalannya penelitian ini. Kami juga mengucapkan

terimakasih kepada seluruh fihak yang terlibat terutama kepada mahasiswa yang kami
bimbing maupun tenaga asisten peneliti yang membantu kami dalam mengumpulkan data dan
penyelesaian penelitian ini.
Akhir kata, tidak ada gading yang tidak retak. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penelitian ini meskipun kami berusaha melakukan secara cermat, hati-hati
dan sesuai dengan kaidah penelitian. Penelitian lanjutan sangat perlu dilakukan sehingga
implementasi CSR pada perusahaan-perusahaan go publik di Indonesia dapat terungkapkan
dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Semoga penelitian ini bermanfaat.

Surakarta, November 2014

Tim Peneliti
4

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Tanggung jawab sosial atau sering disebut sebagai Corporate Social Responsibility
(selanjutnya disebut CSR) merupakan wacana yang makin umum dalam dunia bisnis. Di

Indonesia, kesadaran mengenai CSR ini terlihat dari makin banyaknya perusahaan yang
mengungkapkan isu CSR dalam laporan keuangan tahunan maupun press release lainnya.
Pemerintah pun mengakomodirnya peraturan mengenai pengungkapan praktek CSR ini
dalam UU no 40/2007 serta peraturan Bapepam. Banyak motivasi yang dapat dijelaskan
terkait keikutsertaan perusahaan dalam mengungkapkan CSR, diantaranya motivasi strategis
(Lanros, 2001; Udayasankar, 2007), motivasi ekonomi (Hillman dan Keim, 2001),
tanggungjawab moral (Payne, 2002), reaksi konsumen (Mc William dan Siegel, 2010),
mengurangi resiko bisnis (Bourin dan Savarina, 2004). Alasan lainnya adalah ketaatan
terhadap undang-undang (UU no 40/2007) mengenai kewajiban perusahaan mengungkapkan
CSR.
Bank BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional) sebagai salah satu bank umum
nasional, pada awalnya memfokuskan pada layanan purna bakti (pensiunan). Sebagai
implementasi dari CSR, layanan yang diberikan kepada nasabah adalah pusat informasi dan
konsultasi kesehatan. Tujuan dari layanan ini adalah para nasabah/pensiunan dapat menjalani
masa pensiun dengan sehat dan sejahtera. Selanjutnya, pada tahun 2008 Bank BTPN
memperluas cakupan CSR dengan mengembangkan UVP (Unique Value Proposition) baru
yang disebut Capacity to Growth sesuai dengan tanggung jawab moral (Payne, 2002) yaitu
program pemberdayaan usaha mikro melalui pusat informasi usaha, pelatihan dan
pengembangan ketrampilan serta peluang usaha baru. Program ini diberikan bagi seluruh
6


nasabah BTPN yang tergabung dalam Mitra Usaha Rakyat (BTPN-MUR) yaitu usaha mikro
yang mendapatkan fasilitas kredit usaha produktif dari bank BTPN. Manfaat yang dirasakan
dari implementasi CSR ini bagi nasabah dan pengembangan usaha mikro sangat positif,
karenanya pada 19 Juli 2011, bank BTPN mengeluarkan program DAYA yang merupakan
program terintegrasi antara BTPN Pensiunan dengan BTPN MUR dalam memberikan
kesempatan

kepada

semua

stakeholder

BTPN

untuk

berpartisipasi


dalam

misi

memberdayakan jutaan mass market di Indonesia.
Program DAYA bank BTPN diperkenalkan pada 19 Juli 2011 yang dijadikan branding
baru bank BTPN dalam bisnis pendanaan. Program ini memiliki 3 pilar yaitu DAYA Sehat
Sejahtera, DAYA Tumbuh Usaha dan DAYA Tumbuh Komunitas. Kegiatan yang dilakukan
oleh ketiga pilar ini adalah informasi konsultasi serta pemeriksaan kesehatan, sentra
informasi tumbuh usaha dan program adopsi komunitas untuk peningkatan ketrampilan
keberhasilan usaha serta kesehatan. Program DAYA dilaksanakan oleh bank BTPN sebagai
bentuk penyem-purnaan/integrasi dari program CSR yang berkelanjutan. Kenyataannya,
program ini disambut positif oleh nasabahnya terutama yang tergabung dalam BTPN Mitra
Usaha Rakyat. Berdasarkan data per 25 Juni 2012, jumlah usaha mikro yang telah menikmati
program DAYA Tumbuh Usaha pada BTPN MUR KCP Purwosari adalah 347 nasabah.
Program ini perlu diukur efektifitasnya dalam memberdayakan kelompok usaha mikro
tersebut. Karenanya, bank BTPN memerlukan mitra aliansi strategis untuk memperkuat
program DAYA terutama dalam implementasi dari program tersebut dan perbaikan
berkelanjutan terhadap program DAYA.
Sampai dengan awal 2012, DAYA telah dirasakan oleh 802.069 nasabah dengan total

aktivitas yang sudah dijalankan sebanyak 26.772. Capaian Customer Satisfaction Index (CSI)
sebesar 87.6% di atas target 85% untuk pilar DAYA Sehat Sejahtera dan pilas DAYA
Tumbuh Usaha mencapai 76.8% di atas target 60%, sedangkan untuk pilar DAYA Tumbuh
7

Sehat belum dilakukan. Skor ini menunjukkan bahwa program DAYA dinilai positif oleh
nasabahnya dalam meningkatkan taraf hidup dalam menuju Sehat Sejahtera dan Tumbuh
Usaha.
Berdasarkan pencapaian program DAYA yang sudah dilaksanakan oleh bank BTPN
sejak Juli 2011 untuk memberdayakan usaha mikro, bank BTPN mempunyai perbedaaan
dengan bank lain yaitu DAYA sebagai UVP (Uniqe Value Proposition) the best mass market
bank. Dimana melalui Program Daya bagi debitur bisa meningkatkan usaha dari sisi omzet,
menjaga angsuran atau kewajiban tetap lancar serta peningkatan skala usaha melalui
peningkatan pembiyaan besaran kredit.

B. Perumusan Masalah

Bank BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional) sebagai salah satu bank umum nasional,
pada awalnya memfokuskan pada layanan purna bakti (pensiunan). Sebagai implementasi dari CSR,
layanan yang diberikan kepada nasabah adalah pusat informasi dan konsultasi kesehatan. Tujuan dari

layanan ini adalah para nasabah/pensiunan dapat menjalani masa pensiun dengan sehat dan sejahtera.
Program DAYA dilaksanakan oleh bank BTPN sebagai bentuk penyempurnaan/integrasi dari
program CSR yang berkelanjutan. Kenyataannya, program ini disambut positif oleh nasabahnya
terutama yang tergabung dalam BTPN Mitra Usaha Rakyat. Berdasarkan data per 25 juni 2012,
jumlah usaha mikro yang telah menikmati program DAYA tumbuh usaha pada area Solo-2 adalah
1540 nasabah. Program ini perlu diukur efektifitasnya dalam memberdayakan kelompok usaha mikro
tersebut. Karenanya, bank BTPN memerlukan mitra aliansi strategis untuk memperkuat program
DAYA terutama dalam meneliti implementasi dari program tersebut dan perlunya perbaikan
berkelanjutan terhadap program DAYA. Penelitian ini dilaksanakan dengan melibatkan 168 usaha
mikro yang tergabung dalam Mitra Usaha Rakyat bank BTPN area solo 2. Area ini mencakup wilayah
kecamatan Purwosari, Simo, Karanggede, Ampel, Sunggingan, Kartasura dan Gemolong. Hal ini

8

sesuai dengan target bank BTPN, bahwa pada setiap area ADS (misal area solo-2) minimal dapat
memberdayakan 168 usaha mikro melalui program DAYA.
Berdasarkan capaian program DAYA yang sudah dilaksanakan oleh bank BTPN sejak Juli
2011 untuk memberdayakan usaha mikro, maka bank BTPN memerlukan mitra aliansi strategis untuk
memperkuat program DAYA terutama dalam meneliti implementasi dari program tersebut dan
perlunya perbaikan berkelanjutan terhadap program DAYA.Maka rumusan masalah penelitian di

tahun pertama ini adalah : (1) bagaimana efektifitas implementasi program DAYA bank BTPN
yang diukur dari kenaikan omzet usaha, repayment rate, peningkatan nilai kredit dan skala usaha?

Program DAYA dilaksanakan oleh bank BTPN sebagai bentuk penyempurnaan/integrasi dari
program CSR yang berkelanjutan. Dan pada kenyataannya, program ini disambut positif oleh
nasabahnya terutama yang tergabung dalam BTPN Mitra Usaha Rakyat.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian tahun pertama ini
adalah untuk membuktikan secara empiris efektifitas implementasi program DAYA bank
BTPN yang diukur dari Customer Satisfaction Index (CSI), Net Promotar Score (NPS),
kenaikan omzet usaha, repayment rate, peningkatan nilai kredit dan skala usaha.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) manfaat utama, yaitu manfaat praktis
dan manfaat teoritis, dengan uraian sebagai berikut
1. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah memberikan pengetahuan umum kepada khalayak
tentang peran Bank BTPN dalam meningkatkan kinerja nasabah melalui Program DAYA.
Penelitian ini juga diharapkan dapat meminimalkan repayment rate, meningkatkan Customer

Satisfaction Index, Net Promotar Score, omset usaha, nilai kredit dan skala usaha.
9

2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen. Selain itu,
manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan teori Corporate Social
Responsibility dalam berbagai disiplin ilmu. Bagi peneliti dan orang-orang yang berminat
mengkaji masalah implementasi suatu program untuk meningkatkan kinerja nasabah,
diharapkan penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan mencakup tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian dan luaran penelitian
Bab II Tinjauan Pustaka mencakup tentang tinjauan pustaka dan bagan alur penelitian.
Bab III Metode Penelitian mencakup tentang metode penelitian, sampel penelitian, variabel
penelitian, dan rencana analisis.
Bab IVAnalisis Data dan Pembahasan mencakup tentang analisis dan pembahasan penelitian
Bab V Penutup mencakup tentang kesimpulan dan saran.

F. Luaran Yang Ditargetkan
Potensi luaran yang ditargetkan dari penelitian ini adalah tersusunnya model
pemberdayaan komunitas usaha mikro dan pra-sejahtera produktif yang telah mendapatkan fasilitas
kredit dari BTPN. Model ini diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan usaha dan sehat sejahtera
bagi nasabah yang tergabung dalam Mitra Usaha Rakyat (MUR) bank BTPN. Untuk tahun pertama,
penelitian difokuskan pada pengukuran efektifitas implementasi program DAYA bank BTPN dan
tahun kedua adalah tersusunnya model pemberdayaan ekonomi Secara ringkas, penelitian ini akan
dilaksanakan dalam kurun waktu 2 tahun dengan bagan alir penelitian berikut ini.

10

11

BAGAN ALIR PENELITIAN

IMPLEMENTASI CSR

Program DAYA bank BTPN
DAYA SEHAT SEJAHTERA

DAYA TUMBUH USAHA

DAYA TUMBUH KOMUNITAS

IMPLEMENTASI PROGRAM

LEMAH (Kurang terukur) untuk
menilai keberhasilan program
CSI dan NPS

PERLU DIKEMBANGKAN PENGUKURAN EFEKTIFITAS
PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI

--------------------------------------------------------------------penelitian ini--------------------------Program DAYA Tumbuh Usaha

Pusat informasi
usaha

Latihan dan pengembangan
ketrampilan

Pelatihan manaj
keuangan

PEMBERDAYAAN UM

USAHA UM TUMBUH

Peningkatan
penjualan
Repayment rate

PROGRAM PEMBERDAYAAN
USAHA MIKRO BERHASIL

PROGRAM DAYA SEBAGAI UVP BANK BTPN
(TERSUSUNNYA MODEL PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO)

12

Peningkatan skala
usaha
Peningkatan nilai
kredit

BAB 5
PENUTUP
Program Daya bank BTPN merupakan pemberdayaan mass market yang
berkelanjutan dan terukur, dimana berdasarkan hasil analisis penelitian pelatihan program
Daya Bank BTPN dapat disimpulkan bahwa program ini tidak dimiliki oleh bank lain,
sehingga Program Daya ini yang membedakan Bank BTPN dengan bank lain. Program daya
memberikan program pemberdayaan berupa pelatihan pengembangan usaha, informasi jualbeli dan peluang usaha baru. Implementasi Program Daya bank BTPN sangat efektif dalam
mengukur peningkatan debitur dalam meningkatkan tingkat kepuasan nasabah, karena debitur
bank BTPN membeli produk kredit berarti membeli produk PaketMu, artinya debitur selain
memperoleh fasilitas pinjaman berupa dana tetapi juga mendapatkan Asuransi Jiwa Kredit
dan Pelatihan Program Daya. Dengan mengikuti pelatihan Program Daya debitur bisa
memperoleh ilmu mengelola usaha dengan baik dengan harapan usaha tumbuh dengan
kenaikan debitur puas, memberikan rekomendasi perihal produk bank BTPN, kenaikan
omzet, kelancaran angsuran terjaga, kesempatan memperoleh top up pinjaman (tambahan
plafond) serta kenaikan skala usahanya
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa debitur merasa puas atas produk PaketMu,
dimana debitur selain memperoleh fasilitas pinjaman juga memperoleh asuransi jiwa kredit
serta Pelatihan Program Daya. Disarankan materi atau modul pelatihan perlu dikembangkan
dengan mengikuti perkembangan ekonomi terkini agar debitur bisa tumbuh dan berkembang.
Untuk pemberdayaan berupa Peluang Usaha Baru, agar ditambahkan untuk skala usaha yang
lebih besar (skala menengah) misalnya usaha franchcise. Agar lebih efektif pelaksanaan
pelatihan program daya, peserta dikelompokkan berdasarkan jenis usaha maupun skala
usahanya

37

DAFTAR PUSTAKA
Afda Maulihazmi. 2012. “Kegiatan Corporate Social Responsibility Bank Rakyat Indonesia
BRI (Persero) Melalui Program “BRI Pesat” (Peduli Pasar Rakyat)”. Undergraduate
Theses from JBPTUNPADFIKOM
Amy J. Hillman and Gerald D. Keim. 2001. “Shareholder Value, Stakeholder Management,
and Social Issues: What’s the Bottom Line?”. Strategic Management Journal. Vol 22
No. 2. pp 125-139.
As'ad, M. 2007. Psikologi Industri, Seri Umum. Sumber Daya Manusia. Edisi 4. Liberty,
Yogyakarta.
Bank BTPN. 2012, “Jurnal Program Daya”. Bank BTPN. Jakarta.
Burke, L. and Logsdon, J. M. 1996. 'How Corporate Social Responsibility Pays Off', LRP,
Vol 29 No 4, p495-502
Bourin, G and Savarina R. 2004. ”Determinants of the corporate decision to disclose social
information”. Accounting, Auditing and Accountability Journal, 2(1), 36-51.
Burke, M.C and Rodrigues, L.C.L., 2006, ”Communication of corporate social responsibility
by Portugese banks, A Legitimacy theory perspective”. Corporate Communication:
an International Journal, 11(3), 232-248
Clarkson, A.B. and Dixon, R.1995. ”Environmental risk and management strategy: The
implications for financial institutions”. The International Journal of Bank Marketing,
3(2), 22-29.
Darus, F. 2008. ”Influence of institutional pressure and ownership structure on corporate
social responsibility disclosure”, Interdisiplinary Journal of Contemporary research
in Business, 1(5), 123-150.
Deringer, F.B. 2005, The Worldbank is not enough. Equator Principle Survey, 2005
Deegan, C 2002, “Introduction: The legitimizing effect of social and environmental
disclosure – a theoretical foundation”, Accounting, Auditing & Accountability
Journal, vol.15, no. 3, pp. 282-311.
Fitria, Soraya dan Dwi Hartanti, 2010. “Islam dan tanggung jawab sosial : studi
perbandingan pengungkapan berdasarkan global reporting initiative indeks dan
islamic social reporting indeks”, simposium nasional akuntansi XIII purwokerto,
unsoed
Jaafar, Faridah, Faiszah Darus and Indra Devi R. 2010. ”Enviromental disclosure in
malaysian banking Sector”, Malaysia-Indonesia International Conference on
Economics, management and Accounting, proceedings, 26-27 Nov, malaysia

38

Hackson, D and Milne, M.J. 2006.”Some determinant of social and environmental
disclousure in New Zealand companies”. Accounting, Auditing and Accountability
Journal, 9(1), 77-108.
Hilman, Keinn. 2001. ”Corporate social disclosure by banks and finance companies:
Malaysian Evidence, Corporate, Ownership and Control 1(4), 118-130.
Makalah SWA Sembada No. 26/XXI/19 Desember 2005.
Makalah SWA Sembada No. 15/XXVI/15-28 Juli 2010.
Mathis, R dan Jackson, W. 2008. Human Resources Development (Track MBA
series/terjemahan). Prestasi Pustaka. Jakarta.
Muhammad Yunus, 2007, “Bank Kaum Miskin”. PT. Cipta Lintas Wacana. Jakarta.
Payne, Adrian. 2002, The Essence of Service Marketing, Andy Offset, Yogyakarta.
Trisnawati, Rina 2011. Social Responsibility and Enviromental Disclousure of Annual Report
in Banking Sector-Indonesian Listed Companies. Proceedings, international
Conference committee 2010-2011 January 2011, Auditorium UMS.
Trisnawati, Rina,Erma Setiawati, Mujiyati, Fatchan Ahyani, Zulfikar, 2012, Implementasi
CSR sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan (Studi komparasi industri
perbankan dan konvensional di Indonesia, Laporan Penelitian Unggulan Program
Studi (PUPS) tahun 1, LPPM-UMS
Trisnawati, Rina,Erma Setiawati, Mujiyati, Nursiam, Zulfikar, 2013, Implementasi CSR
sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan (Studi komparasi industri
perbankan dan konvensional di Indonesia, Laporan Penelitian Unggulan Program
Studi (PUPS) tahun 2, LPPM-UMS
Sen dan Bhattacharya. 2001. “Does Doing Good Always Lead to Doing Better? Consumer
Reaction to Corporate Sosial Responsibility”. Journal of Marketing Research. Vol
XXXVIII. Pp 225-243.
Udayasankar, Khrisna. 2007. “Corporate Social Responsibility and Firm Size”. Journal of
Business Ethics (2008) 83:167–175.
Wibisono. 2007. Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility. Media
Grapka. Surabaya.
Williams, A., Siegel, D. S. & Wright, P. M. 2006. Corporate Social responsibility: Strategic
implications. Journal of Management Studies, 43 (1), 1-18

39