Strategi Koperasi Kossuma Syariah dalam Upaya Membangun Usaha Mikro Produktif di Kelurahan Tugu Depok

(1)

USAHA MIKRO PRODUKTIF DI KELURAHAN TUGU DEPOK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

Abdul Latif

1110053000070

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1435 H/2014 M


(2)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Sebagai Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh: Abdul Latif 1110053000070

Di Bawah Bimbingan

Drs. Sugiharto, MA NIP:196608061996031001

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014


(3)

Skripsi berjudul Strategi Koperasi Kossuma Syariah dalam upaya Membangun Usaha Mikro Produktif di Kelurahan Tugu Depok, telah diajukan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis, 08 Mei 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Strata 1 pada program studi Manajemen Dakwah.

Ciputat,13 Mei 2014 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekertaris Merangkap Anggota

Drs. Cecep Castrawijaya, MM H. Mulkanasir, MM NIP. 196708181998031002 NIP. 195501011983021001

Penguji I Penguji II

Noor Bekti Negoro, M.Si Drs. Yusro Kilun, M.Pd NIP.196503011999031001 NIP. 195706051991031004

Pembimbing

Drs. Sugiharto, MA NIP.196608061996031001


(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 Mei 2014


(5)

ABDUL LATIF, NIM 1110053000070, Strategi Koperasi Kossuma Syariah Dalam Upaya Membangun Usaha Mikro Produktif di Kelurahan Tugu Depok, Pembimbing : Drs. Sugiharto MA

Koperasi syariah merupakan sebuah konversi dari koperasi konvensional melalui pendekatan yang sesuai dengan syariat Islam dan peneladanan ekonomi yang dilakukan Rasulullah serta para sahabatnya yang bertujuan menyejahterakan anggota khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya. Sebagai salah satu badan usaha yang berlatarbelakang syariah koperasi Kossuma Syariah berusaha untuk memberantas para rentenir yang terus menggerogoti nadi perekonomian kaum miskin dengan cara membangun usaha mikro produktif agar orang-orang miskin bisa hidup mandiri dan tidak bergantung kepada para rentenir.

Kemudian Koperasi Kossuma Syariah bekerja sama dengan Lembaga Amil Zakat BSM (Bank Syariah Mandiri) dalam program pinjaman dana bergulir yang disalurkan Koperasi Kossuma dalam bentuk pinjaman dengan akad Qardul

Hasan dimana pinjaman ini diberikan tanpa margin sedikitpun agar memudahkan

kaum miskin dalam membangun usaha mikro produktifnya. Di sinilah timbul pertanyaan, apa saja bentuk usaha mikro produktif yang didirikan oleh Koperasi Kossuma Syariah? Strategi apa yang digunakan Koperasi Kossuma Syariah dalam upaya membangun usaha mikro produktif di kelurahan Tugu, Depok? Untuk mengetahui rumusan masalah diatas penulis telah melakukan penelitian terhadap Koperasi Kossuma Syariah di Kelurahan Tugu, Cimanggis Depok.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara yang diperoleh langsung dari sasaran penelitian maupun catatan dari sumber terkait lainnya.

Pembangunan usaha mikro produktif ini dilakukan karena bentuk upaya kepedulian pengurus koperasi kepada sektor ekonomi menengah ke bawah agar tidak terjerumus kepada rentenir yang terus saja membayang-bayangi kehidupan mereka. Selain itu program ini bertujuan untuk mengetahui bentuk usaha mikro produktif yang dibangun koperasi Kossuma Syariah dan Strategi yang digunakan telah tepat sasaran. Hasil penelitian yang diperoleh adalah kegiatan pembangunan usaha mikro produktif ini sangat efektif untuk menumbuhkan rasa mandiri dan kesadaran berwirausaha guna memperbaiki taraf kehidupan mereka.


(6)

i

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, karena berkat rahmat-Nya kita semua dapat menikmati setiap butir oksigen-Nya, dapat menghela tiap helaian nafas bersamaan dengan dzikir yang memang sepantasnya kita ucapkan, dan berkat kasih sayang-Nya kita semua masih dapat mengambil semua hikmah hidup hingga bisa menjalani semua aktifitas dalam keseharian kita.

Sebagai sebuah skripsi, penelitian penulis lakukan merupakan langkah awal untuk mencoba membuka wawasan tentang sebuah konsep pembangunan usaha mikro produktif. Penulis menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dan tanpa dukungan berbagai pihak tidak mungkin karya ilmiah ini dapat selesai. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dr.Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs, Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. 3. H. Mulkanasir, MM, selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah.

4. Drs, Sugiharto, MA, selaku Pembimbing penulis, yang dengan kesabarannya memotivasi penulis dan senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing penulis selama proses penyelesaian skripsi.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang tidak pernah lelah memberikan ilmunya kepada penulis hingga detik ini. Dan segenap karyawan Perpustakaan Umum UIN dan Perpustakaan Dakwah UIN Syarif


(7)

ii

dalam hal pencarian referensi yang penulis butuhkan.

6. Bapak Murni Purwanto dan Ibu Sarjiyem selaku kedua orangtua penulis yang selalu memberikan do’a yang tidak pernah putus sampai saat ini.

7. Keluarga besar pengurus Koperasi Kossuma Syariah, Ibu Andri, serta jajaran lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

8. Sahabat-sahabat tercinta, rekan-rekan Manajemen Angkatan 2010. Muhamad Fadli Karim, Cahya Beni Permadi, Moqqodas Al Aslami, Ihdina Sabila Putri, Murni Hikmawati, Mila Karomilah, Eko Arianto, dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Kemudian kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah membalas kebaikan dan kita senantiasa ditunjukan jalan dan rahmat oleh Allah SWT. Amin

Jakarta, 12 Mei 2014

Abdul Latif


(8)

iii

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Metodologi Penelitian ... 8

E. Tinjauan Pustaka ... 12

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi 1. Pengertian Strategi ... 15

2. Jenis-jenis Strategi ... 18

3. Proses dan Model Perumusan Strategi ... 21

4. Langkah-langkah Strategi ... 23

5. Tujuan dan Manfaat Strategi ... 24

B. Koperasi dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) 1. Pengertian Koperasi ... 25


(9)

iv

4. Pengertian Usaha Menengah ... 34

5. Jenis-jenis Koperasi ... 35

6. Tujuan dan Manfaat Koperasi dan UMKM ... 36

7. Tata Cara Mendirikan Koperasi ... 39

C. Koperasi Syariah, 1. Pengertian Koperasi Syariah ... 52

2. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah ... 53

3. Sistem Penghimpunan Dana ... 57

4. Sistem Penyaluran dana ... 58

5. Tujuan Sistem Koperasi Syariah ... 62

6. Perbedaan Koperasi Konvensional dan Koperasi Syariah ... 63

BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI KOSSUMA SYARIAH DEPOK A. Latar belakang Berdirinya Koperasi Kossuma Syariah ... 66

B. Visi , Misi serta Tujuan Koperasi Kossuma Syariah ... 68

C. Struktur Organisasi Koperasi Kossuma Syariah ... 69

D. Kegiatan Koperasi Kossuma Syariah ... 70

E. Produk dan Pembiayaan Koperasi Kossuma Syariah ... 71

F. Program Kerja Koperasi Kossuma Syariah ... 72


(10)

v DEPOK

A. Bentuk Usaha Mikro Produktif Yang Dibangun Koperasi Kossuma Syariah Di Kelurahan Tugu Depok ... 74 B. Strategi Koperasi Kossuma Syariah Dalam Upaya Membangun Usaha Mikro Produktif Di Kelurahan Tugu Depok ... .. 78

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 89 B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.Upaya menyejahterakan masyarakat tidak hanya dapat dirasakan para anggotanya sendiri, tetapi juga masyarakat luas pada umumnya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan sebuah upaya dari koperasi itu sendiri untuk mengembangkan berbagai usahanya dalam rangka meningkatkan kreatifitas masyarakat untuk berwirausaha khususnya dibidang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang selalu menjadi prioritas utama koperasi.

Kebenaran koperasi dalam pencapaian tujuannya tergantung dari aktifitas para anggotanya, apakah merekamampu melaksanakan kerja sama, memiliki kegairahan kerja dan menaati segala ketentuan dari garis kebijakan yang telah ditetapkan rapat anggota. Dengan demikian, usaha meningkatkan taraf hidup mereka tergantung dari aktifitas mereka.1

Namun stereotipe terhadap keberadaan lembaga koperasi masih berkumandang di berbagai kalangan. Tudingannya pun sungguh tidak mengenakan dimana koperasi dinilai sebagai lembaga Ekonomi yang

1

Panji Anoraga dan Ninik Widianti, Dinamika Koperasi, ( Jakarta: PT. Asah Mahasatya,2003) cet ke-4, h.1


(12)

hampirgagal, tidak efisien, dan tidak bisa bersaing. Bahkan, sebagai sarang Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN)2.

Ketika krisis moneter yang berlanjut pada krisis ekonomi melanda negeri ini pada pertengahan 1997, hampir semua pelaku ekonomi terrkena imbasnya. Pukulan telak dialami oleh kalangan pengusaha besar (konglomerat) yang tidak sedikit diantaranya yang gulung tikar. Kendati tidak telak, lembaga perkoperasian pun mengalami nasib yang sama. Hanya saja koperasi mampu bertahan bahkan beberapa diantaranya, terutama koperasi yang bergerak dalam komoditas ekspor justru menuai untung akibat depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Sejalan dengan itu, Indonesia yang sudah menganut sistem pasar terbuka, juga menjadi tantangan yang sekaligus sebagai peluang bagi koperasi3.

Perjalanan hidup ekonomi rakyat melalui koperasi mengalami pasang surut mulai dari kondisi bangsa yang terjajah, lalu menuju kondisi ekonomi yang diwarnai proteksi hingga fase ekonomi pasar bebas. Adalah tidak mudah menghadapi perubahan lingkungan bisnis tersebut, terlebih bagi lembaga perkoperasian dengan skala usaha ekonomi serba terbatas dan sarat dengan kelemahan-kelemahan dalam hal sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi serta kelemahan permodalan internal koperasi. Maka, wajar jika eksistensi koperasi juga terkena imbas dari perubahan lingkungan tersebut.

2

Pariaman Sinaga, Urip Triyono, Irsyad Mucthar, Zaenal Wafa. Slamet A.W, Berlayar Mengarungi Sejuta Tantangan Koperasi Di Tengah Lingkungan Yang Berubah, ( Jakarta :PT Raja Grafindo Persada,2007) h.1

3

Muhammad Firdaus, Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah ,Teori Dan Praktik, ( Bogor : PT Ghalia Indonesia, 2004) cet ke-2 h.23


(13)

Namun demikian, fakta menunjukan di tengah hiruk-pikuk persaingan yang semakin ketat, sekelompok masyarakat masih teguh bergabung dalam koperasi, baik di perkotaan, pedesaan sampai daerah terpencil.

Secara umum, koperasi telah berperan dalam masyarakat. Adapun perannya adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan skala dan efisiensi

Dalam bidang kegiatan usaha rakyat, pada umumnya sering dijuluki usaha skala yang tidak besar, bahkan kadang-kadang bersifat subsisten sehingga efisiensi usaha rendah. Oleh karena itu, dengan bergabung dalam koperasi, skala kegiatan dapat diperbesar, seperti pengadaan pupuk bersama, pengolahan hasil produksi, dan pemasaran bersama.

2. Meningkatkan “barganing position”

Pada umumnya secara individu kelompok usaha masyarakat dihadapkan pada keterbatasan akses pasar, akses permodalan dan akses teknologi dan akses pendidikan. Ditemukan pula bahwa akibat asimetris informasi, kelompok yang lemah itu akan tereksploitasi. Dengan bergabung dalam koperasi, kekuatan berkelompok menjadi tumbuh dan dapat memperkuat bargaining position yang kuat terhadap pasar.

3. Manfaat Sosial

Saling memberikan dukungan terhadap sesama, mendorong kebersamaan diantara para anggota dan mampu memupuk semangat demokrasi serta loyalitas pada organisasi.


(14)

Namun sejalan dengan perjalanan waktu koperasi masih dianggap sebagai cara para rentenir mencari uang. Alasannya adalah karena dewasa ini banyak para rentenir yang mengatasnamakan koperasi untuk mengambil keuntungan yang berlipat-lipat. Hal inilah yang sangat mengecewakan. Oleh karena itu, insan-insan yang terus berjuang dalam koperasi memberikan inovasi lain dalam organisasi tersebut dengan cara memandang koperasi sebagai sumber kemaslahatan umat yang harus dibina dan dilestarikan sesuai dengan syariat dan hukum islam yang tertera dalam Al-quran, As-Sunah, Ijma dan Qiyas atau yang lebih dikenal dengan Koperasi Syariah.

Koperasi Syariah merupakan sebuah konversi dari koperasi konvensional melalui pendekatan yang sesuai dengan syariat Islam dan peneladanan ekonomi yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. Konsep pendirian Koperasi Syariah menggunakan konsep Syirkah

Mufawadhoh yakni sebuah usaha yang didirikan secara bersama-sama

oleh dua orang atau lebih, masing-masing memberikan kontribusi dana dalam porsi yang sama besar, dan berpartisipasi dalam kerja dengan bobot yang sama pula. Masing-masing partner saling menanggung satu sama lain dalam hak dan kewajiban. Serta tidak diperkenankan salah seorang memasukan modal yang lebih besar dan memperoleh keuntungan yang lebih besar pula dibanding dengan partner lainnya4.

4


(15)

Azas usaha Koperasi Syariah berdasarkan konsep gotong royong dan tidak dimonopoli oleh salah seorang pemilik modal. Begitu pula dalam hal keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang diderita, tentunya harus dibagi secara sama dan proporsional.

Salah satu koperasi yang berbasis syariah adalah Koperasi Kossuma Syariah berdiri sejak tanggal 16 Januari 2006 sebagai “Pilot Projek”Tim Ekonomi PP Salimah. Dengan Akte Notaris Herdianti Witjaksana, SH dan dikeluarkan pada tanggal 28 Juni 2006 No. 03. Badan Hukum No 518/20/BH/KPPS/KANKOP/1.2/VI 2006. Lalu disahkan oleh Sudin Koperasi dan UKM Kota Depok pada tanggal 30 Juni 2006. Launching Kossuma Depok telah dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2006 dan diresmikan oleh Bapak Drs. Eddy Setiawan MM (Asisten Departemen Urusan Pembiayaan dan Peminjaman Kredit Kementrian Koperasi dan UKM RI).

Alasan Koperasi Kossuma dibentuk adalah untuk membantu usaha kecil dan menengah serta masyarakat khususnya wanita untuk dapat maju dan sejahtera.Koperasi Kossuma mempunyai program sebagai berikut : a. Jasa pelayanan simpan pinjam

b. Pembiyaan untuk pengembangan usaha (usaha/barang) c. Investasi dalam kerjasama usaha

d. Pembiyaan untuk barang produktif dan konsumtif e. Penerimaan dan penyaluran dana sosial


(16)

Karena Koperasi ini memakai sistem tanggung renteng, maka keuntungan menjadi anggota Koperasi Kossuma sendiri adalah sebagai berikut :

a. Terhindar masalah riba yang jelas-jelas hukumnya haram b. Pengembangan usaha bagi yang sudah memiliki usaha

Sejalan dengan perjalanannya masih saja ada yang menjadi hambatan/tantangan bagi Koperasi Kossuma dalam membangun usaha mikro diantaranya adalah modal yang masih sedikit, para pesaing lain seperti Bank Syariah, Koperasi Syariah, bahkansampai para rentenir yang mengatas namakan Syariah dalam usaha mendapatkan anggota. Dalam hal ini, Koperasi Kossuma Syariah dituntut untuk menyelesaikan masalah tersebut guna bisa membangun usaha mikro di kelurahan Tugu Depok. Terutama cara untuk memerangi para rentenir yang terus saja mengusik sektor ekonomi menengah kebawah, seperti yang diperintahkan Al Quran:

Dan tolong-menolonglah kamu dalam ( mengerjakan) kebajikan dan

taqwa,dan jangan tolong menolong dalam berbuat Dosa dan pelanggaran. dan bertaqwalah kamu kepada Allah, Allah amat berat

siksanya”.( QS Al Maidah ayat 2).

Menyadari dan memahami kondisi tersebut, kenyataan inilah yang

mendorong penulis untuk menyajikan judul “Strategi Koperasi

Kossuma Syariah Dalam Upaya Membangun Usaha Mikro Produktif Di Kelurahan Tugu Depok”


(17)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar pembahasan masalah ini lebih terarah,maka penulis membatasi permasalahan pada:

1. Objek permasalahan yang diteliti hanya 2013-2014

2. Fokus penelitiannya adalah anggota Koperasi Kossuma Syariah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah seperti berikut:

1. Apa saja bentuk Usaha mikro produktif yang didirikan oleh Koperasi Kossuma Syariah Di Kelurahan Tugu Depok?

2. Bagaimana Strategi Koperasi Kossuma Syariah dalam upaya membangun usaha mikro produktif di kelurahan Tugu Depok?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian: 1. Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui usaha mikro produktif apa saja yang didirikan oleh Koperasi Kossuma Syariah di Tugu Depok.

b. Untuk mengetahui strategi Koperasi Syariah dalam upaya membangun usaha mikro di Tugu Depok.

2. Manfaat Penelitian ini adalah:

a. Bagi penulis,dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam masalah ini.Disamping sebagai pembanding antara teori yang didapatkan dari bangku kuliah dengan praktek yang terjadi dilembaga yang bersangkutan.


(18)

b. Bagi pihak pengurus Koperasi Kossuma Syariah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat dalam menentukan langkah selanjutnya ke arah yang lebih baik.

c. Bagi jurusan Manajemen Dakwah, hasil penelitian ini merupakan informasi perihal cara membangun usaha mikro Koperasi Kossuma Syariah Di Kelurahan Tugu Depok.

d. Bagi dunia Pustaka, hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan yang berguna dalam memperkaya koleksi dalam ruang lingkup karya-karya penelitian.

Selain itu, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam perkoperasian yang berperan untuk membangun ekonomi mikro. Kegunaan lain dari hasil penelitian ini adalah dapat dimanfaatkan pemerintah atau penentu kebijakan, khususnya dalam membangun dan memperluas ekonomi mikro yang terus ditindas dan diasingkan oleh persaingan pasar bebas. Hasil penelitian ini, juga dapat dimanfaatkan sebagai dasar pemikiran oleh peneliti lain yang berminat melakukan penelitian yang sejenis dengan peneliti ini.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang


(19)

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati secara langsung.

Pendekatan kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan yaitu bersifat fleksibel atau luwes, lazim mendefinisikan suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, bermanfaat, dan bermakna di lapangan.

Metodologi penelitian ini adalah suatu cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian dalam rangka menemukan ,menguji terhadap suatu kebenaran atau pengetahuan.Dalam hal ini, penulis menggunakan metodologi kualitatif, yaitu dengan penelitian yang menghasilkan data-data dari orang yang diamati. Bogdan dan Taylor dalam bukunya Lexy J.Moleong mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data-data berupa kata-kata atau tulisan dari orang-orangdanperilakuyang dapat diamati secara langsung,5

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah para pengurus dan anggota Koperasi Kossuma Syariah, sedangkan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah strategi Koperasi Kossuma Syariah dalam upaya membangun usaha mikro.

5

Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta :PT Raja Grafindo Persada,2003),Cet.Ke-2 h.39


(20)

3. Tempat dan Waktu Penelitian.

Tempat penelitian ini bertempat dikantor Koperasi Kossuma Syariah Jln.RTM 16418 Kelurahan Tugu, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Propinsi Jawa Barat.Waktu penelitian pada bulan Oktober 2013 sampai Maret 2014.

4. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan pengamatan, yaitu dengan berbagai cara dalam kaitannya dengan proses analisis yang konstan dan tentatif6. Dalam hal ini, penulis akan mengamati secara langsung ke lokasi penelitian yang bertempat di Koperasi Kossuma Syariah untuk memperoleh data-data yang diinginkan. Sehingga adanya relevansi dengan persoalan yang sedang di teliti.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diinginkan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengkonstruksi mengenai orang,kejadian, kegiatanorganisasi,motivasi, perasaan dan sebagainya yang dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai. Penulis memperoleh keterangan dengan cara tanya

6

Lexy J.Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , ( Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h.329


(21)

jawab sambil tatap muka antara si penanya dan penjawab dengan pihak pengurus Koperasi Kossuma Syariah.

b. Catatan lapangan, yaitu catatan yang berupa coretan seperlunya yang sangat disingkat,berisi kata-kata kunci, frasa,pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan; berupa gambar, sketsa, diagram,dan lain-lain. Catatan ini berguna hanya sebagai alat perantara yaitu antara apa yang dilihat,didengar,dirasakan,dicium, dan diraba dengan catatan yang sebenarnya dalam bentuk catatan lapangan.

c. Dokumentasi,yakni mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.

6. Analisis Data

Setelah data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data. Teknik analisa data yang digunakan dalampenelitianini adalah analisa deskriptif. Maksud dari analisa deskriptif adalah penulis berusaha untukmenggambarkan objek penelitian apa adanya sesuai dengan kenyataan.

7. Teknik Penulisan Skripsi

Dalam penulisan skripsi ini berpedoman pada standar penulisan skripsi pada buku “ Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi,Tesis, Dan Disertasi)” yang diterbitkan CeQDA ( Center for Quality Development


(22)

and Assurance) Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007.

8. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, telah dilakukan tinjauan pustaka oleh penulisdan ternyata ada beberapa mahasiswa sebelumnya menulis masalah yang hampir sama, tetapi dalam hal pembahasan dan objek sangatlah jauh berbeda.Oleh karena itu, untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti”menjiplak” hasil karya orang lain, maka penulis perlu mempertegas perbedaan antara masing-masing judul dengan masalah yang sedang dibahas sebagai berikut :

a. Winda Satriana, dengan judul skripsi : ”Peran Koperasi Visiana Bakti TVRI dalam pengembangan ekonomi karyawan TVRI”. Skripsi yang disusun pada tahun 2007 ini membatasi permasalahannya pada pengembangan ekonomi karyawan TVRI tidak sampai model pengembangan SDM yang dilakukan oleh Koperasi Visiana Bakti. b. Ikhwanul Hakim, dengan judul skripsi : ”Strategi Penggalangan Dana

Zakat Profesi Badan Amil Zakat Daerah(BAZDA) Kabupaten Serang Banten.” Skripsi ini membatasi permasalahannya pada usaha penggalangan dana zakat profesi di daerah banten.

c. Fachurroji, denganjudul skripsi : ” Peranan Pelatihan Keterampilan dan Koperasi dalam pembangunan Ekonomi Umat di Pondok Pesantren Buntet Cirebon.”Skripsi yang disusun pada tahun 2002 ini menurut penulis pembahasannya hanya berkisar pada peranan


(23)

pelatihannya saja terhadap pengembangan ekonomi umat, tidak sampai pada penjelasan model pengembangan usaha yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Buntet.

9. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab, dengan maksud untuk memudahkan dalam melakukan pembahasan. Hal ini penulis lakukan agar pembahasan yang dilakukan tidak menyimpang dari tema dan pokok pembahasan. Adapun pembagiannya sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan, yang meliputilatar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistem penulisan.

Bab II : Tinjauan Teoritis, yang meliputi pengertian strategi, pengertian usaha mikro, tujuan dan manfaat usaha mikro, pengertian usaha kecil dan usaha menengah, pengertian koperasi konvensional, pengertian koperasi syariah, perbedaan antara koperasi konvensional dan syariah.

Bab III : Temuan Penelitian, membahas sejarah Perkembangan Koperasi Kossuma syariah Tugu Depok, visi dan misi serta tujuan Koperasi Kossuma Syariah, Struktur organisasi Koperasi Kossuma syariah Tugu Depok, Kegiatan Koperasi dan Program Kerja Koperasi Kossuma Syariah Depok.


(24)

Bab IV : Analisa Hasil Temuan, menjelaskan tentang tahapan strategi Koperasi kossuma syariah dalam upaya membangun usaha mikro di kelurahan tugu Depok, serta evaluasi strategi koperasi kossuma syariah dalam membangun usaha mikro di kelurahan tugu Depok.


(25)

15

KERANGKA TEORI

A. Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani "strategia" yang diartikan sebagai "the art of the general" atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalamStrategi adalah seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuanya. Definisi strategi yang pertama yang dikemukakan oleh Chandler menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.7

Strategi pada hakikatnya adalah rencana (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberikan arah saja,melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.8

Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mecapai tujuan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sejalan dengan uraian diatas, dari sudut estimologis

7

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,2006)h.4

8

Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,1992) h.32


(26)

(asal kata), berarti penggunaan kata “strategik” dalam manajemen sebuah organisasi, dapat diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang terarah pada tujuan strategik organisasi.9

Dalam kamus istilah, manajemen strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan.10

Strategi dipahami juga sebagai garis arah atau cara untuk bertindak. Disini dapat diuraikan bahwa strategi adalah arah dan cara yang ditetapkan dalam memberikan garis kerja atau tindakan dari pelaku yang ditunjuk atau diberi tugas.

Strategi adalah sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sebagian dari kita mungkin sudah tahu bahwa sebagian besar kegiatan atau bahkan semua kegiatan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pihak atau bagian yang berkompeten.

Strategi selalu dibuat dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Karena dalam tindakan mencapai tujuan, kekuatan dan kelemahan akan menjadi sesuatu yang sangat penting dan berguna. Karena dengan mengetahui kekuatan yang dimiliki akan lebih mudah untuk mengoptimalkannya. Sebaliknya, jika mengenal kelemahan, tentu akan bisa menghindari dan berusaha menciptakan kekuatan dari kelemahan tersebut. Dalam hal ini, strategi berperan sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka

9

Hadari Nawawi, Manajemen Strategik ( Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003) cet ke-2, h.147

10

Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen,(Jakarta:Balai Askara,1983) cet ke-2, h.245


(27)

panjang. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis, divestasi, likuidasi, dan joint venture.

Strategi juga bisa didefinisikan sebagai sejumlah keputusan dan aksi yang ditunjukan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya.11 Untuk memperkaya pemahaman tentang apa sebenarnya strategi itu, berikut akan dipaparkan beberapa definisi strategi.

Ada dua pendekatan untuk mendefinisikan strategiyang dikenal dengan pendekatan tradisional dan pendekatan baru yang bersumber dari (Hill dan Jones) dalam pendekatan tradisional, dipahami sebagai suatu rencana kedepan,bersifat antisipatif (forward looking), sedangkan dalam pendekatan yang baru strategi lebih dipahami sebagai suatu pola dan bersifat reflektif

(Backward-looking).12

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan Bahwa Strategi adalah Ilmu dan Seni menggunakan sumber daya Bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu diperang dan damai, atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.13

Dalam sebuah perusahaan, strategi merupakan salah satu faktor penting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. Strategi menggambarkan

11

Mudradjad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif (Jakarta: Erlangga,2006) h.12

12

Hendrawan Sipratikno,Anton Wachidin Widjaja, Sugiarto, Darmadi Durianto, Advanced Strategic Management’Back to Basic Approach’ (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, Anggota IKAPI, 2003), h.1

13

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), cet ke-3, h.1092


(28)

arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya usaha suatu organisasi.14

Dewasa ini banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan, namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di perusahaan yang besar dan teridentifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan ketika divisi-divisi yang berlainan menjalankan strategi yang berbeda.juga organisasi yang berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi berikut adalah jenis-jenis strategi:

1. Jenis-jenis Strategi a. Strategi Integrasi

Strategi Integrasi kedepan, integrasi kebelakang, horizontal semunya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi ini memungkinkan perusahaan untuk mengendalikan para distributor,pemasok,dan atau pesaing.

b. Strategi Intensif

Strategi Intensif adalah usaha-usaha yang dilakukan perusahaan dalam pengembangan produk yang ada hendak ditingkatkan kualitasnya untuk memenangkan persaingan pasar. Contohnya adalah Perusahaan KFC

c. Strategi Diversifikasi

14


(29)

Strategi Diversivikasi adalah usaha–usaha yang dilakukan perusahaan untuk menambah produk atau jasa baru di pangsa pasar untuk menciptakan kreatifitas baru yang bisa di nilai para konsumen. Contohnya adalah perusahaan Indofood .

d. Strategi Umum Michael Porter

Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakannya strategi umum. Keunggulan biaya menekan pada pembuatan prodik standar dengan baiaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga.

Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik diseluruh industri dan ditunjukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.

Dalam dunia bisnis, strategi digunakan sebagai cara atau usaha untuk memperlihatkan keunggulan masing-masing yang dilakukan oleh perorangan, perusahaan bahkan, pemerintahan baik pada bidang perdagangan, produksi, persenjataan, dan sebagainya sebagai upaya untuk merebut pangsa pasar dan memukul pesaingnya.

Strategi terdapat pada berbagai tingkatan dalam sebuah organisasi. Tingkatan strategi dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu:


(30)

a. Strategi Korporat (Corporate Strategy)

Suatu pernyataan maksud sebuah perusahaan, arah pertumbuhannya dan tujuan jangka panjangnya. Tujuan korporat perusahaan terpusat pada sebuah pertanyaan kunci: bisnis apa yang harus digeluti perusahaan.Dalam hal ini strategi korporasi akan menentukan apakah bentuk kegiatan bisnis dari organisasi tersebut, perlukah suatu perusahaan diintegrasikan dengan perusahaan lain atau harus berdiri sendiri dan bagaimana bisnis tersebut berhubungan dengan masyarakat.

b. Strategi Bisnis ( Business Strategi)

Pernyataan rinci definisi, misi,tujuan unit bisnis dan ancangan-ancangan yang akan digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Isu utama strategi pada level ini ialah berkenaan dengan persaingan di suatu pasar oleh setiap unit bisnis, misalnya apa saja keuntungan terhadap pesaing, apa peluang yang dapat dimanfaatkan, bagaimana perusahaan harus mengalokasikan sumber dayanya untuk mencapai posisis kompetitif yang diinginkan.

c. Strategi Operasional/Fungsional(Operational/Fungsional Strategy) Suatu pernyataan rinci tujuan jangka pendek dan metode yang akan digunakan oleh suatu bidang operasional untuk mencapai tujuan jangka pendek unit bisnisnya. Isu utama strategi pada level ini berkenaan dengan bagaimana masing-masing bagian dari organisasi dapat


(31)

dirangkai secara bersama-sama membentuk strategic architecture yang secara efektif mampu menghasilkan arah strategik.

2. Proses dan Model Perumusan Strategi

Dalam memfokuskan pengembagan strategi yang efektif, maka dilakukan analisis perusahaan. Berikut adalah kerangka konseptual untuk merumuskan strategi-strategi perusahaan:

SISTEMATIKA PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

ANALISIS EKSTERNAL

ANALISIS INTERNAL

TENDENSI KEADAAN

VISI/ MISI KEINGINAN

KEADAAN

RUANG LINGKUP BISNIS SEGMEN PASAR PRODUK DIAGNOSIS INTERNAL

KEKUATAN

KELEMAHAN RUMUSAN STRATEGI

DIAGNOSIS EKSTERNAL

PELUANG ANCAMAN


(32)

Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah kedepan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan,serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan pelayanan terbaik.15

Perumusan strategi dimulai dari identifikasi permasalahan, analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dengan pengamatan kondisi yang lalu,analisis lingkungan eksternal sampai kepada penerapan strategi. Analisis lingkungan internal meliputi analisis tentang keinginan

stakeholder termasuk struktur organisasi perusahaan dan keadaan

karyawan perusahaan yang meliputi tingkat pendidikan, pengalaman, keterampilan dan lain-lain. Analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan meliputi tendensi dan keadaan faktor-faktor eksternal lainnya seperti pengaruh hukum, kecenderungan perkembangan politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, dan tingkat persaingan bisnis.

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dirumuskan atau dievaluasi visi dan misi perusahaan yang sesuai dengan ruang lingkup bisnis. Selanjutnya, diagnostik terhadap lingkungan internal dan eksternal akan memberikan kejelasan tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan serta peluang dan tantangan yang dihadapi perusahaan dimasa yang akan datang. Dengan memperhatikan visi dan misi, ruang lingkup bisnis, faktor kekuatan dan kelemahan serta peluang dan tantangan dirumuskan

15


(33)

strategi yang efektif bagi perusahaan. Visi merefleksikan nilai, tujuan bisnis dan komitmen dari perusahaan. Misi merupakan penjelasan mengenai siapa perusahaan itu sebenarnya,apa yang dilakukan dan kearah mana tujuan perusahaan.16

3. Langkah- Langkah Strategi

Dalam hal ini strategi mempunyai langkah-langkah yang terdiri dari 3 tahapan, yaitu:

1. Formulasi Strategi:

Formulasi strategi terdiri dari serangkaian kegiatan yang meliputi: a. Menentukan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan

internal.

b. Mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman eksternal c. Membuat visi dan misi bisnis

d. Menetapkan tujuan jangka panjang e. Membangun strategi-strategi alternatif f. Memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan 2. Implementasi Strategi

Membuat tujuan jangka pendek, membuat kebijakan-kebijakan, melakukan desain struktur organisasi, mengalokasi, dan mengendalikan sumber daya serta me-manage perubahan strategi.

16

Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen ( Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media,2013) edisi ke- 2, h.64


(34)

3. Evaluasi dan pengendalian kerja

a. Meninjau kembali faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang ada sekarang

b. Mengukur kinerja seperti, kinerja keuangan,kinerja penjualan, kinerja produksi, dan kinerja lainnya

c. Mengambil tindakan-tindakan korektif. 4. Tujuan dan Manfaat Strategi

a. Tujuan Strategi

Tujuan suatu Strategi adalah untuk mempertahankan atau mencapai suatu posisi keunggulan dibandingkan dengan pihak pesaing

b. Manfaat Strategi 1) Manfaat Finansial

Bisnis yang menggunakan konsep manajemen strategis menunjukan perbaikan yang signifikan dalam penjualan, profitabilitas, dan produktivitas dibandingkan dengan perusahaan tanpa aktivitas perencanaan yang sistematis.

2) Manfaat Nonfinansial

Greenley menyatakan manajemen strategis memberikan manfaat sebagai berikut :

a) Memungkinkan untuk identifikasi, penentuan prioritas, dan eksploitasi


(35)

c) Merepresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas control dan kordinasi yang baik

d) Meminimalkan efek dari kondisi dan perubahaan yang jelek e) Memungkinkan agar keputusan besar dapat mendukung

dengan baik tujuan yang telah ditetapkan

f) Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk peluang yang telah teridentifikasi

g) Menciptakan kerangka kerja utk komunikasi internal diantara staf

h) Membantu mengintegrasikan perilaku individu ke dalam usaha bersama

i) Memberikan dasar utk mengklarifikasi tanggung jawab individu

j) Mendorong pemikiran ke masa depan

k) Menyediakan pendekatan kooperatif, terintegrasi dan antusias utk menghadapi masalah dan peluang

l) Mendorong terciptanya sikap positif terhadap perubahan m) Memberikan tingkat kedisiplinan dan formalitas kepada

manajemen suatu bisnis

B. Pengertian Koperasi dan UMKM( Usaha Mikro, Kecil, Menengah) 1. Pengertian Koperasi

Pengertian koperasi dapat dilakukan dari pendekatan asal, yaitu kata koperasi berasal dari bahasa latin “coopere”, yang dalam bahasa


(36)

inggris disebut cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja, jadi cooperation berarti bekerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama.17

Terminologi koperasi yang mempunyai arti” kerja sama”, atau paling tidak mengandung makna kerja sama, sangat banyak dan bervariasi dalam berbagai bidang. Terdapat kerja sama dalam bidang ekonomi atau yang disebut “ Economic Cooperation” atau kerja sama dalam kelompok manusia yang disebut “Cooperation Society”.

Definisi koperasi yang lebih detil dan berdampak internasional diberikan oleh ILO (International Labour Organization) sebagai berikut.

Cooperative defined as an association of persons usually of limited means, who have voluntarily joined togetherto achieve a common economic end though the formation of democratically controlled bussines organization, making equitable contribution to the capital required and accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking.

Dalam definisi ILO tersebut, terdapat enam elemen yang dikandung koperasi sebagai berikut.

1. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang (association of persons) 2. Penggabungan orang-orang tersebut berdasarkan kesukarelaan

(voluntarily joined together)

3. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai (to achieve a common

economic end)

17

Arifin setio, Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktik ( Jakarta : PT. Glora Aksara Pratama) h.16


(37)

4. Koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan usaha) yang di awasi dan dikendalikan secara demokratis (formation of a

democratically controlled bussines organization)

5. Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan

(making equitable contribution to the capital required )

6. Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang

(accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking)

Arifinal Chaniago mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada para anggotanya untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Sedangkan Munker mendefinisikan koperasi sebagai organisasi tolong-menolong yang menjalankan “ urus niaga” secara kumpulan, yang berazaskan konsep tolong-menolong.

Moh.Hatta. “ Bapak Koperasi Indonesia” mendefinisikan koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki penghidupan ekonomi berdasarkan tolong- menolong. Semangat tolong- menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan ”seorang buat semua dan semua buat seorang” ( Solidaritas).

Definisi koperasi Indonesia menurut UU No.25/1992 tentang Perkoperasian adalah sebagai berikut :

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan


(38)

prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.

2. Pengertian Usaha Mikro

Usaha Mikro adalah Usaha Produktif milik orang perorangan atau badan Usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-undang.

Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,-.

CIRI- CIRI USAHA MIKRO

1 Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti

2 Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat

3 Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha

4 Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai


(39)

5 Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah

6 Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank

7 Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasi-nya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain :

Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang dan tidak sensitif terhadap suku bunga.Oleh karena itu, akan tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter.Pada umumnya usaha mikro berkarakter jujur, ulet, lugu, dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat.

Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha mikro yang sulit memperoleh layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi perbankan sendiri.

Usaha mikro adalah usaha yang bersifat menghasilkan pendapatan dan dilakukan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin. Sedangkan


(40)

Pengusaha Mikro adalah orang yang berusaha di bidang usaha mikro. Ciri-ciri usaha mikro antara lain, modal usahanya tidak lebih dari Rp 10juta (tidak termasuk tanah dan bangunan), tenaga kerja tidak lebih dari lima orang dan sebagian besar mengunakan anggota keluarga/kerabat atau tetangga, pemiliknya bertindak secara naluriah/alamiah dengan mengandalkan insting dan pengalaman sehari-hari. Maka itulah, kegiatan usaha mikro ini belum disertai analisis kelayakan usaha dan rencana bisnis yang sistematis, namun ditunjukkan oleh kerja keras pemilik/sekaligus pemimpin usaha.

Kegiatan usaha menggunakan teknologi sederhana dengan sebagian besar bahan baku lokal, dipengaruhi faktor budaya, jaringan usaha terbatas, tidak memiliki tempat permanen, usahanya mudah dimasuki atau ditinggalkan, modal relatif kecil, dan menghadapi persaingan ketat. Jenis usaha mikro, yaitu antara lain :dagang (seperti warung kelontong, warung nasi,miebakso,sayuran, jamu),industrikecil (konveksi,pembuatan tempe/kerupuk/kecap/kompor/sablon),jasa (tukang cukur, tambal ban, bengkel motor, las, penjahit), pengrajin (sabuk, tas, cindera mata, perkayuan, anyaman), dan pertanian/peternakan (palawija, ayam buras, itik, lele).

Terkait pengembangan usaha mikro, dapat diklasifikasikan sebagai berikut. Pertama, Kelompok Usaha Mikro (KUM), yaitu sekelompok orang yang bersepakat untuk saling membantu dan bekerjasama dalam membangun sumber pelayanan keuangan dan usaha produktif, sehingga


(41)

mampu meningkatkan kesejahteraan anggotanya. KUM adalah kelompok swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang ekonomi. KUM diperlukan, karena usaha sendiri tidaklah mudah dan memiliki keterbatasan pengetahuan/pendidikan, sumber bahan baku terbatas, modal kecil, teknologi produksi sederhana, serta tidak memiliki akses kepada sumber modal, apalagi persaingan antar usaha cukup kuat. Kerjasama dalam bidang ekonomi (dalam KUM) tersebut perlu dikembangkan dengan prinsip-prinsip, antara lain, KUM merupakan perkumpulan orang, bukan semata-mata merupakan kumpulan modal. Menjadi anggota KUM berdasarkan kesadaran, bersifat sukarela, dan terbuka untuk umum. Berusaha atas dasar prinsip demokrasi, partisipasi, keterbukaan dan keadilan. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi anggota dan masyarakat sekitarnya. Mengadakan pertemuan anggota secara teratur. Mengadakan tabungan secara teratur. Mengadakan upaya-upaya pendidikan dan pendampingan kepada anggotanya secara terus menerus. Usaha-usaha dan tata laksana-nya (manajemen) bersifat terbuka.

KUM bertujuan meningkatkan taraf hidup ekonomi rumah tangga anggota dengan mempelajari bersama serta menanamkan pengertian dan tata laksana ekonomi yang sehat dan baik untuk ekonomi keluarga maupun ekonomi bersama antara para anggota, mengembangkan sikap ekonomi yang sehat di antara para anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta lebih sadar diri dan bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Memberikan pelayanan kepada para anggota, baik dalam


(42)

kebutuhan-kebutuhan usaha maupun rumah tangga. Membina dan mengembangkan usaha dalam bidang organisasi, produksi, pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia.

Dengan demikian, manfaat KUM adalah memfasilitasi sumber keuangan kepada para pelaku usaha mikro, membimbing anggota dalam menggunakan kredit, mengurus jaminan tambahan (agunan) bila diperlukan, menjamin watak dan kemampuan anggota dalam pengembalian kredit. Kemudian menggerakkan anggota untuk membiasakan menabung dan jiwa wirausaha. Memperlancar dan mempermudah kegiatan penyetoran tabungan, pencairan kredit, penyetoran angsuran, dan pengurusan administrasinya. Serta, sebagai wadah musyawarah dalam mengembangkan usaha dan memfasilitasi anggota dalam memperoleh bantuan pelatihan dan bimbingan usaha. 3. Pengertian Usaha Kecil

Usaha Kecil adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan Usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha menengah atau Usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang.

Ciri-ciri usaha kecil: Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No.9 Tahun 1995 adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (dua


(43)

ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

Ciri-ciri Usaha Kecil

1 Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah

2 Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah

3 Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha

4 Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP

5 Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwirausaha

6 Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal 7 Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan


(44)

4. Pengertian Usaha Menengah

Usaha Menengah adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan Usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).18

CIRI-CIRI USAHA MENENGAH

1 Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi

2 Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk

18

Perkembangan UMKM,http://study-succes.blogspot.com/2013/12/perkembangan-umkm-dari-sisi-teori.html#sthash.S6gpA5AB.dpuf. Artikel Diakses Pada 31 Desember 2013


(45)

auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan 3 Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi

perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan.

4 Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan.

5 Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih.

5. Jenis – jenis Koperasi

Jenis-jenis koperasi dan keanggoaan yang selalu berhubungan dengan kegiatan usaha dan dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah adanya kesamaan aktivitas,kepentingan dan kebutuhan anggotanya, seperti antara lain:

a. Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit adalah koperasi yang anggota-anggotanya setiap orangyang mempunyai kepentingan langsung di bidang perkreditan.

b. Koperasi Konsumen adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam bidang konsumsi. Fungsi koperasi ini adalah untuk menyalurkan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang memperpendek jarak antara produsen ke konsumen, menjadikan barang ditangan konsumen lebih murah, dan menekan biaya penjualan dan biaya pembelian.


(46)

c. Koperasi Produsen adalah koperasi yang anggotanya orang-orang yang mampu menghasilkan barang. Contohnya adalah Koperasi Industri kecil yang anggotanya adalah para pengrajin.

d. Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang beranggotakan orang-orang yang mempunyai kegiatan dibidang pemasaran barang dagang.

e. Koperasi Jasa adalah koperasi yang didirikan untuk memberikan pelayanan (Jasa) para anggotanya. Contohnya adalah koperasi angkutan umum.

6. Tujuan Dan Manfaat Koperasi dan UMKM a. Tujuan Koperasi

Dalam UU. No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3 disebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekoomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

b. Manfaat Koperasi

Memajukan kehidupan anggota dan menerapkan disiplin dalam membangun perekonomian nasional

c. Tujuan dan Manfaat Usaha Mikro

Tujuan usaha mikro menurut undang-undang 20 tahun 2008 adalah dengan maksud atau bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional


(47)

berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan dari usaha mikro adalah pemberdayaan sumberdaya yang ada khususnya ekonomi menengah ke bawah dalam upaya membangun perekonomian nasional.

Manfaat UKM memiliki dua fungsi dalam perkembangan ekonomi negara. Menurut Marzuki Usman, dalam fungsi mikro terdapat dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan sebagai perencana (planner). Sedangkan jika dilihat secara makro, ekonomi kewirausahaan memiliki peran penting dalam pembangunan suatu bangsa, sebagai penggagas, penggerak, pengendali, serta pemacu pembangungan sosial ekonomi suatu negara. Dari dua fungsi tersebut, maka dapat kita simpulkan beberapa sebagai berikut.

a. Membuka Lapangan Pekerjaan

Adanya UKM tentunya membuka kesempatan kerja yang lebih luas bagi masyarakat. Hal ini dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi pengangguran, sehingga dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah sosial. UKM pun tidak hanya membutuhkan tenaga terdidik dengan kualifikasi pendidikan yang tinggi, akan tetapi tenaga kerja yang dapat dipakai juga tenaga kerja terlatih yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Hal ini membuat kesempatan kerja bagi masyarakat kecil juga semakin mudah.


(48)

b. Menjadi Penyumbang Terbesar Nilai Produk Domestik Bruto

Saat ini Indonesia telah menjadi salah satu anggota negara-negara G20 yang merupakan kumpulan 20 negara penghasil Produk Domestik Bruto terbesar di dunia. Produk Domestik Bruto (PDB) sendiri merupakan sebuah ukuran makro ekonomi untuk memperlihatkan kemampuan dari suatu negara dalam memproduksi barang dan jasa dalam waktu tertentu. Dari PDB inilah kemudian terlihat bagaimana kekuatan ekonomi dari suatu negara.Di Indonesia sendiri, UKM turut andil dalam menyumbang jumlah PDB di Indonesia. Misalnya, pada data Kementerian Negara Koperasi dan UKM di tahun 2009, di mana UKM memiliki porsi sebesar 58,17% terhadap jumlah PDB. Tidak hanya itu, pertumbuhan sektor UKM dari tahun 2005 hingga 2009 sebesar 24,01%, sedangkan Usaha Besar hanya 13,26% pertumbuhannya. Data ini memperlihatkan peran besar UKM dalam bagi pertumbuhan serta pembangunan ekonomi Indonesia.

c. Salah satu Solusi efektif bagi permasalahan Ekonomi masyarakat kelas kecildan menengah.

Peran Entreperneurship dalam literatur Teori Ilmu Ekonomi menurut Joseph A, bahwa sebuah perekonomian akan tumbuh dan berkembang dikarenakan adanya inovasi dalam proses produksi. Inovasi tersebut hanya bisa dilakukan oleh seorang entreprenur, sebab seorang wirausaha merupakan pelaku ekonomi yang menjadikan suatu hal dari tak bernilai menjadi bernilai. Semakin banyaknya entreperneurship


(49)

menjadikan solusi masalah perekonomian negara semakin terpecahkan.Baik dari segi pemasukan negara hingga lapangan kerja. Kesempatan dalam UKM tentunya akan membuat banyak masyarakat dari golongan menengah ke bawah untuk bisa berfikir secara kreatif dalam membangun usaha tanpa harus memegang modal besar terlebih dahulu. Para entreperneurship ini akan semakin terpacu dalam menciptakan produksi dan membidik pasar-pasar yang belum dijangkau oleh para pengusaha besar sebelumnya.

7. Tata cara mendirikan Koperasi a. Dasar Hukum

Suatu koperasi hanya dapat didirikan bila memenuhi persyaratan dalam mendirikan koperasi. Syarat-syarat pembentukan koperasi berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 104.1/Kep/M.Kukm/X/2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi, adalah sebagai berikut :

1) Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian. 2) Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan

dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

3) Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah Republik Indonesia No.01/Per/M.KUKM/I/2006 tentang


(50)

Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

4) Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah R.I. Nomor 19/Kep/M/III/2000 tentang Pedoman Kelembagaan dan Usaha Koperasi.

5) Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM R.I. Nomor 123 / Kep/M-KUKM/X/2004 tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan Dalam Rangka Pengesahan Akta Pendirian, Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran Koperasi pada Propinsi, Kabupaten/Kota.

6) Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM R.I. Nomor 124/Kep/M-KUKM/X/2004 tentang Penugasan Pejabat yang berwenang untuk Memberikan Pengesahan Akta Pendirian, Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran Koperasi Tingkat Nasional.

7) Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 98/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi.

b. Pembentukan Koperasi

Sekelompok orang/masyarakat yang akan membentuk Koperasi wajib memahami pengertian, nilai dan prinsip-prinsip Koperasi.Syarat-syarat yang harus dipenui dalam pembentukan Koperasi, yaitu :


(51)

1) Koperasi primer dibentuk dan didirikan oleh sekurang-kurangnya dua puluh orang yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama.

2) Koperasi sekunder dibentuk dan didirikan oleh sekurang-kurangnya tiga badan hukum Koperasi.

3) Pendiri koperasi primer adalah warga negara Indonesia, cakap secara hukum dan mampu melakukan perbuatan hukum.

4) Pendiri koperasi sekunder adalah pengurus koperasi primer yang diberi kuasa dari masing-masing koperasi primer untuk menghadiri rapat pembentukan koperasi sekunder.

5) Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi, dikelola secara efesien dan mampu memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi anggota.

6) Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi.

7) Memiliki tenaga terampil dan mampu untuk mengelola koperasi. c. Rapat Persiapan

1) Sebelum diadakan rapat pembentukan koperasi, para pendiri wajib mengadakan rapat persiapan yang membahas semua hal yang berkaitan dengan rencana pembentukan koperasi meliputi antara lain penyusunan rancangan anggaran dasar/materi muatan anggaran dasar (AD), anggaran rumah tangga (ART) dan hal lain yang diperlukan untuk pembentukan koperasi.


(52)

2) Dalam rapat persiapan pembentukan koperasi dilakukan penyuluhan koperasi oleh pejabat dari instansi yang membidangi koperasi kepada para pendiri.

d. Rapat Pembentukan

1) Rapat pembentukan koperasi primer dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua puluh orang pendiri, sedangkan rapat pembentukan koperasi sekunder dihadiri oleh sekurang-kurangnya tiga koperasi yang diwakili oleh orang yang telah diberi kuasa berdasarkan keputusan rapat anggota (RA) koperasi bersangkutan.

2) Rapat pembentukan koperasi dipimpin oleh seorang atau beberapa orang dari pendiri atau kuasa pendiri.

3) Rapat pembentukan dihadiri oleh pejabat yang berwenang.

4) Dalam rapat pembentukan dibahas antara lain mengenai pokok-pokok materi muatan anggaran dasar koperasi dan susunan nama pengurus dan pengawas yang pertama.

5) Anggaran dasar memuat sekurang-kurangnya daftar nama pendiri : nama dan tempat kedudukan; jenis koperasi; maksud dan tujuan; bidang usaha; ketentuan mengenai keanggotaan, rapat anggota, pengurus, pengawas, pengelola, permodalan, jangka waktu berdirinya, pembagian sisa hasil usaha, pembubaran dan ketentuan mengenai sanksi.


(53)

6) Pelaksanaan rapat pembentukan koperasi wajib dituangkan dalam Berita Acara rapat pendirian koperasi atau notulen rapat pendirian koperasi.

7) Berita acara rapat pembentukan koperasi atau notulen rapat pembentukan koperasi ditandatangani oleh pimpinan rapat serta satu orang wakil anggota dan pejabat yang hadir sebagai saksi dalam rapat pembentukan.

8) Dengan adanya Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI No. 98/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi, maka akta pendirian yang berisi anggaran dasar koperasi dapat dibuat oleh notaris yang telah memiliki sertifikat mengikuti pembekalan dibidang perkoperasian yang ditandatangani oleh Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dan berkedudukan sesuai dengan domisili kantor koperasi yang bersangkutan.

e. Akta Pendirian Koperasi

1. Para pendiri Koperasi atau kuasanya dapat mempersiapkan akta pendirian koperasi melalui bantuan Notaris pembuat Akta Koperasi 2. Permintaan pengesahan tersebut diajukan dengan melampirkan :

a) Salinan akta pendirian koperasi yang dibuat oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi bermaterai cukup.

b) Berita Acara rapat pembentukan koperasi atau notulen rapat pembentukan koperasi.


(54)

c) Surat Kuasa.

3. Surat bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang-kurangnya sebesar simpanan pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi oleh para pendiri.

4. Neraca awal koperasi.

5. Rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun kedepan dan Rencana Anggaran Belanja dan Pendapatan Koperasi.

6. Susunan Pengurus dan Pengawas. 7. Daftar hadir Rapat Pembentukan. 8. Daftar pendiri.

9. Untuk koperasi primer melampirkan foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku dari para pendiri.

10.Untuk koperasi sekunder melampirkan Keputusan Rapat Anggota masing-masing koperasi pendiri tentang persetujuan pembentukan koperasi sekunder dan foto copy anggaran dasar masing-masing koperasi pendiri.

11.Daftar riwayat hidup dan pas foto para pengurus sebanyak dua buah ukuran 4 x6.

12.Pejabat yang berwenang wajib melakukan penelitian dan verifikasi terhadap materi anggaran dasar yang akan disyahkan.

13.Materi anggaran dasar tersebut tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Peraturan Perundang-undangan lainnya.


(55)

14.Pejabat yang berwenang melakukan pengecekan terhadap koperasi yang bersangkutan untuk memastikan keberadaan koperasi tersebut terutama yang berkaitan dengan domisili/alamat koperasi, kepengurusan koperasi, usaha yang dijalankan dan keanggotaan koperasi.

15.Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan bersamaan pada waktu penyusunan akta pendirian.

16.Dalam hal hasil penelitian dan pengecekan pejabat menilai koperasi tersebut layak untuk disahkan, maka pejabat mengesahkan akta pendirian koperasi tersebut.

17.Nomor dan tanggal Surat Keputusan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi merupakan nomor dan tanggal perolehan status Badan Hukum Koperasi.

18.Surat Keputusan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi disampaikan secara langsung kepada kuasa pendiri.

19.Surat Keputusan Akta Pendirian Koperasi yang diterbitkan oleh Pejabat ditingkat Propinsi dan Kabupaten/kota ditembuskan dan dikirimkan kepada Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI.

20.Surat Keputusan Pengesahan tersebut diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia melalui Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI.


(56)

Selain persyaratan diatas, perlu juga diperhatikan beberapa hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pembentukan koperasi yang dikemukakan oleh Suarny Amran et.al (2000:62) antara lain sebagai berikut :

1. Orang-orang yang akan mendirikan koperasi dan yang nantinya akan menjadi anggota koperasi hendaknya mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Artinya tidak setiap orang dapat mendirikan dan atau menjadi anggota koperasi tanpa didasarkan pada adanya kejelasan mengenai kegiatan atau kepentingan ekonomi yang akan dijalankan. Kegiatan ekonomi yang sama diartikan, memiliki profesi atau usaha yang sama, sedangkan kepentingan ekonomi yang sama diartikan memiliki kebutuhan ekonomi yang sama.

2. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi. Layak secara ekonomi diartikan bahwa usaha tersebut akan dikelola secara efisien dan mampu menghasilkan keuntungan usaha dengan memperhatikan faktor-faktor tenaga kerja, modal, dan teknologi.

3. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi. Hal tersebut dimaksudkan agar kegiatan usaha koperasi dapat segera dilaksanakan tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan, fasilitas dan pinjaman dari pihak luar.


(57)

4. Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan usaha yang akan dilaksanakan agar tercapai efektivitas dan efisiensi dalam pe-ngelolaan koperasi. Perlu diperhatikan mereka yang nantinya ditunjuk/ dipilih menjadi pengurus haruslah orang yang memiliki kejujuran, kemampuan dan kepemimpinan, agar koperasi yangdidirikan tersebut sejak dini telah memiliki kepengurusan. 5. Setelah persyaratan terpenuhi para pendiri kemudian

mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk mengadakan rapat pembentukan koperasi, setelah memiliki bekal yang cukup dan telah siap para pendiri melakukan rapat pembentukan koperasi yang dihadiri dinas koperasi dan pejabat lainnya, pendirian koperasi tidak sampai disana karena lembaga koperasi yang telah didirikan perlu disahkan badan hukumnya.

Penjelasan lebih lanjut tentang tahapan-tahapan tersebut diuraikan di bawah ini :

1. Tahap Persiapan Pendirian Koperasi

Sekelompok orang bertekad untuk mendirikan sebuah koperasi terlebih dahulu perlu memahami maksud dan tujuan pendirian koperasi, untuk itu perwakilan dari pendiri dapat meminta bantuan kepada Dinas Koperasi dan UKM ataupun lembaga pendidikan koperasi lainnya untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan serta pelatihan mengenai pengertian, maksud, tujuan, struktur organisasi, manajemen, prinsip-prinsip koperasi, dan prospek


(58)

pengembangan koperasi bagi pendiri. Setelah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan perkoperasian, para pendiri sebaiknya membentuk panitia persiapan pembentukan koperasi, yang bertugas :

a. Menyiapkan dan menyampaikan undangan kepada calon anggotapejabat pemerintahan dan pejabat koperasi.

b. Mempersiapakan acara rapat. c. Mempersiapkan tempat acara.

d. Hal-hal lain yang berhubungan dengan pembentukan koperasi. 2. Tahap rapat pembentukan koperasi

Setelah tahap persiapan selesai dan para pendiri pembentukan koperasi telah memiliki bekal yang cukup dan telah siap melakukan rapat pembentukan koperasi. Rapat pembentukan koperasi harus dihadiri oleh 20 orang calon anggota sebagai syarat sahnya pembentukan koperasi primer. Selain itu, pejabat desa dan pejabat Dinas Koperasi dan UKM dapat diminta hadir untuk membantu kelancaran jalannya rapat dan memberikan petunjuk-petunjuk seperlunya.

Hal-hal yang dibahas pada saat rapat pembentukan koperasi, dapat dirinci sebagai berikut :

a. Pembuatan dan pengesahan akta pendirian koperasi , yaitu surat keterangan tentang pendirian koperasi yang berisi pernyataan dari para kuasa pendiri yang ditunjuk dan diberi kuasa dalam


(59)

suatu rapat pembentukan koperasi untuk menandatangani Anggaran Dasar pada saat pembentukan koperasi.

b. Pembuatan Anggaran Dasar koperasi, yaitu pembuatan aturan dasar tertulis yang memuat tata kehidupan koperasi yang disusun dan disepakati oleh para pendiri koperasi pada saat rapat pembentukan. Konsep Anggaran Dasar koperasi sebelumnya disusun oleh panitia pendiri, kemudian panitia pendiri itu mengajukan rancangan Anggaran Dasarnya pada saat rapat pembentukan untuk disepakati dan disahkan. Anggaran Dasar biasanya mengemukakan.

c. Nama dan tempat kedudukan, maksudnya dalam Anggaran Dasar tersebut dicantumkan nama koperasi yang akan dibentuk dan lokasi atau wilayah kerja koperasi tersebut berada.

d. Landasan, asas dan prinsip koperasi, di dalam Anggaran Dasar dikemukakan landasan, asas dan prinsip koperasi yang akan dianut oleh koperasi.

e. Maksud dan tujuan, yaitu pernyataan misi, visi serta sasaran pembentukan koperasi.

f. Kegiatan usaha, merupakan pernyataan jenis koperasi dan usaha yang akan dilaksanakan koperasi. Dasar penentuan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi para anggotanya. Misalnya, koperasi simpan pinjam, koperasi


(60)

konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran dan koperasi jasa atau koperasi serba usaha.

g. Keanggotaan, yaitu aturan-aturan yang menyangkut urusan keanggotaan koperasi. Urusan keanggotaan ini dapat ditentukan sesuai dengan kegiatan usaha koperasi yang akan dibentuknya. Biasanya ketentuan mengenai keanggotaan membahas persyaratan dan prosedur menjadi anggota koperasi , kewajiban dan hak-hak dari anggota serta ketentuan-ketentuan dalam mengakhiri status keanggotaan pada koperasi.

h. Perangkat koperasi, yaitu unsur-unsur yang terdapat pada organisasi koperasi.

Perangkat koperasi tersebut, sebagai berikut :

a. Rapat Anggota. Dalam Anggaran Dasar dibahas mengenai kedudukan rapat anggota di dalam koperasi, penetapan waktu pelaksanaan rapat anggota, hal-hal yang dapat dibahas dalam rapat anggota, agenda acara rapat anggota tahunan, dan syarat sahnya pelaksanaan rapat anggota koperasi.

b. Pengurus. Dalam Anggaran Dasar dijabarkan tentang kedudukan pengurus dalam koperasi, persyaratan dan masa jabatan pengurus, tugas, kewajiban serta wewenang dari pengurus koperasi.


(61)

c. Pengawas. Dalam Anggaran Dasar dijabarkan tentang kedudukan pengawas dalam koperasi, persyaratan dan masa jabatan pengawas, tugas serta wewenang dari pengawas koperasi.

d. Selain dari ketiga perangkat tersebut dapat ditambahkan pula pembina atau badan penasehat.

e. Ketentuan mengenai permodalan perusahaan koperasi, yaitu pembahasan mengenai jenis modal yang dimiliki (modal sendiri dan modal pinjaman), ketentuan mengenai jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib yang harus dibayar oleh anggota. f. Ketentuan mengenai pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU), yaitu

ketentuan yang membahas penjelasan mengenai SHU serta peruntukan SHU koperasi yang didapat.

g. Pembubaran dan penyelesaian, membahas tata-cara pembubaran koperasi dan penyelesaian masalah koperasi setelah dilakukan pembubaran. Biasanya penjelasan yang lebih rinci mengenai hal ini dikemukakan lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga atau aturan lainnya.

h. Sanksi-sanksi, merupakan ketentuan mengenai sanksi yang diberikan kepada anggota, pengurus dan pengawas koperasi, karena terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap Anggaran Dasar atau aturan lain-nya yang telah ditetapkan.


(62)

i. Anggaran rumah tangga dan peraturan khusus, yaitu ketentuan-ketentuan pelaksana dalam Anggaran Dasar yang sebelumnya dimuat dalam Anggaran Dasar.

j. Penutup

k. Pembentukan pengurus, pengawas, yaitu memilih anggota orang-orang yang akan dibebani tugas dan tanggungjawab atas pengelolaan, pengawasan di koperasi

l. Neraca awal koperasi, merupakan perincian posisi aktiva dan pasiva diawal pembentukan koperasi

m. Rencana kegiatan usaha, dapat berisikan latar belakang dan dasar pembentukan serta rencana kerja koperasi pada masa akan datang.

C. Koperasi Syariah

1. Pengertian Koperasi Syariah

Secara umum, prinsip operasional koperasi adalah membantu kesejahteraan para anggotanya dalam bentuk gotong royong dan tentunya prinsip tersebut tidaklah menyimpang dari sudut pandang syariah, yaitu prinsip gotong royong (ta’awun alal birri) dan bersifat kolektif( berjama’ah) dalam membangun kemandirian hidup. Melalui hal inilah perlu adanya proses internalisasi terhadap pola pemikiran, tata cara pengelolaan, produk-produk,dan hukum yang diberlakukan harus sesuai dengan syariah. Dengan kata lain, Koperasi Syariah merupakan sebuah konversi dari koperasi konvensional melalui pendekatan yang sesuai


(63)

dengan syariat islam dan peneladanan ekonomi yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya.19

Konsep utama operasional Koperasi Syariah adalah menggunakan akad Syirkah Mufawadhoh, yakni sebuah usaha yang didirikan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, masing-masing memberikan kontribusi dana dalam porsi yang sama besar dan berpartisipasi dalam kerja dengan bobot yang sama pula. Masing-masing patner saling menanggung satu sama lain dalam hak dan kewajiban. Tidak diperkenankan salah seorang memasukan modal yang lebih besar dan memperoleh keuntungan yang lebih besar pula disbanding dengan partner lainnya.

Asas koperasi syariah berdasarkan konsep gotong royong, dan tidak dimonopoli oleh salah seorang pemilik modal. Begitu pula dala hal keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang diderita harus dibagi secara sama dan proposional.

Penekanan manajemen usaha dilakukan secara musyawarah (Syuro) sesama anggota dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dengan melibatkan seluruhnya potensi anggota yang dimilikinya.

2. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah

Dalam koperasi konvensional lebih mengutamakan mencari keuntungan untuk kesejahteraan anggota, baik dengan cara tunai atau membungakan uang yang ada pada anggota. Para anggota yang meminjam

19

Nur S. Buchori,Koperasi Syariah, ( Sidoarjo : PT Masmedia Buana Pustaka, 2009) h. 15


(64)

tidak dilihat dari sudut pandang penggunanya hanya melihat uang pinjaman kembali ditambah dengan bunga yang tidak didasarkan pada kondisi hasil usaha atas penggunaan uang tadi. Bahkan, bisa terjadi jika ada angoota yang meminjam untuk kebutuhan sehari-hari (makan dan minum), maka pihak koperasi memberlakukannya sama dengan pinjaman lainnya yang penggunaannya untuk usaha produktif dengan mematok bunga sebagai jasa koperasi.

Pada koperasi Syariah, hal ini tidak dibenarkan.Karena setiap transaksi (tasharruf) didasarkan atas penggunaan yang efektif apakah untuk pembiayaan atau kebutuhan sehari-hari.Kedua hal tersebut diperlakukan secara berbeda. Untuk usaha produktif, misalnya anggota akan berdagangmaka dapat menggunakan prinsip bagi hasil (Musyarakah atau Mudharabah) sedangkan untuk pembelian alat transportasi atau alat-alat lainnya dapat menggunakan prinsip jual beli atau (murabahah).

Berdasarkan peran dan fungsinya maka, koperasi syariah memiliki fungsi sebagai :

a. Sebagai manajer investasi

Manajer investasi yang dimaksud adalah koperasi syariah dapat memainkan perannya sebagai agen atau sebagai penghubung bagi para pemilik dana. Koperasi Syariah akan menyalurkan kepada calon atau anggota yang berhak mendapatkan dana atau bisa juga kepada calon atau anggota yang sudah ditunjuk oleh pemilik dana.


(65)

Umumnya, apabila pemilihan penerima dana (anggota atau calon anggota) didasarkan ketentuan yang diinginkan oleh pemilik dana, maka koperasi syariah hanya mendapatkan pendapatan atas jasa agennya. Misalnya jasa atas proses seleksi anggota penerima dana, atau biaya administrasi yang diperlukan koperasi atau biaya monitoring termasuk reporting. Kemudian, apabila terjadi

wanprestasiyang bersifat force major, yakni bukan kesalahan

koperasi atau bukan kesalahan anggota, maka sumber dana tadi (pokok) dapat dijadikan beban untuk resiko yang terjadi. Akan yang tepat untuk seperti ini adalah Mudhrabah Muquyyadah.

b. Sebagai Investor

Peran sebagai investor ( shohibul maal) bagi koperasi syariah adalah jika sumber dana yang diperoleh dari anggota maupun pinjaman dari pihak lain yang kemudian dikelola secara professional dan efektif tanpa persyaratan khusus dari pemilik dana, dan koperasi syariah memiliki hak untuk terbuka dikelolanya berdasarkan program-program yang dimilikinya. Prinsip pengelolaan dana ini dapat disebut dengan Mudharabah Mutlaqoh, yaitu investasi dana yang dihimpun dari anggota maupun pihak lain dengan pola investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang sesuai meliputi akad jual beli secara tunai ( Al Musawamah) seperti pendirian waserda dan jual beli tidak tunai (Al Murabahah), sewa menyewa (Ijarah), kerja sama penyertaan sebagian modal (Musyarakah) dan penyertaan modal seluruhnya


(1)

90

b. Memberikan pengembangan dan pelatihan seputar tentang ekonomi Islam kepada pegawai.

c. Memberikan penyuluhan aktif kepada masyarakat sekitar tentang cara berwirausaha dan memberikan modal dengan sistem Qordul Hasan.

d. Menciptakan struktur organisasi yang efektif. e. Menyiapkan anggaran.

f. Memanfaatkan Informasi yang masuk.

Dengan demikian, semua hal yang dilakukan oleh Koperasi Kossuma Syariah dapat menunjang perkembangan usaha mikro produktif di Kelurahan Tugu kedepannya. Selain itu, Koperasi Kossuma Syariah akan terus berusaha meningkatkan mutu serta terus melakukan pembentukan usaha mikro produktif secara konsisten dengan tujuan untuk menjadi koperasi syariah yang lebih baik di waktu yang akan datang.

B.Saran

Di balik keberhasilan yang dicapai dalam upaya membangun usaha mikro produktif di kelurahan Tugu, tentunya masihterdapattitik kelemahan dalam hal manajemen, SDM, dan brand image. Maka dari itu,perlu adanya saran. Berikut adalah saran-saran untuk menyempurnakan langkah Koperasi Kossuma Syariah:

1. Para pegawai harus diberi pelatihan dan pengembangan potensi diri dengan skala waktu yang lebih sering, supaya memberikan kontribusi serta pelayanan yang prima bagi masyarakat.


(2)

91

2. Melakukan pembinaan khusus bagi anggota maupun non anggota untuk meningkatkan kesadaran berwirausaha dan berkoperasi.Serta menanamkan jiwa yang bertanggung jawab dan disiplin

3. Meningkatkan promosi tentang sistem koperasi syariah kepada masyarakat yang meliputi sistem bagi hasil dan peminjaman.

4. Merekrut pegawai baru untuk memberikan kontribusi baru dalam melebarkan pembangunan dan pengembangan usaha mikro dalam cangkupan yang lebih luas.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Panji dan Widianti, Ninik, Dinamika Koperasi, (Jakarta: PT. Asah Mahasatya,2003) cet ke-4, h.1

Buchori, Nur S, Koperasi Syariah, (Sidoarjo : PT Masmedia Buana Pustaka, 2009) h. 15

Bungin,Burhan Analisa data penelitian Kualitatif, (Jakarta :PT Raja Grafindo Persada,2003),Cet.Ke-2 h.39

Ghofur, Abdul. “Manajemen Koperasi UIN Syarif Hidayatullah dalam meningkatkan kesejahteraan anggota.”Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negri Jakarta, 2009

Hari Purwono, Setiawan dan Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar.(Jakarta:Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001) h.08

Komalasari, Heni.”Strategi Pengembangan Lembaga Dakwah Pada Wisata Hati.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negri Jakarta,2008

Kuncoro, Mudradjad, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif (Jakarta: Erlangga,2006) h.12

Maleong, Lexy JMetodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h.329

Mubun,BN,Kamus Manajemen (Jakarta: Pustaka Sinar Harian,2003), h.340 Nawawi, Hadari Manajemen Strategik ( Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2003) cet ke-2, h.147

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), cet ke-3, h.1092

Pearce, John A, Strategic Manajemen ( Jakarta: Salemba Empat,2008) cet ke-10, h.15

Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen,(Jakarta:Balai Askara,1983) cet ke-2, h.245

Rangkuti,FreddyAnalisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis,(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,2006)h.4


(4)

Sumarsan,Thomas,Sistem Pengendalian Manajemen ( Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media,2013) edisi ke- 2, h.64

Sipratikno,Hendrawan, dkk, Advanced Strategic Management’Back to Basic

Approach’(Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama,Anggota

IKAPI,2003),h.1

Sinaga, Pariaman, dkk, Berlayar Mengarungi SejutaTantangan Koperasi Di tengah Lingkungan yang berubah,( Jakarta :PT Raja Grafindo Persada,2007) h.1

Firdaus, Muhammad, Susanto, Edhi, Agus, Perkoperasian Sejarah ,Teori Dan Praktik, ( Bogor : PT Ghalia Indonesia, 2004) cet ke-2 h.1

Setio, Arifin, Tamba, dan Halomoan,Koperasi Teori dan Praktik ( Jakarta : PT. Glora Aksara Pratama) h.16

Satriana,Winda. ”Peran Koperasi Visiana Bakti TVRI dalam Pengembangan Ekonomi Karyawan TVRI”. 2007

Uchyana,Onong Ilmu Komunikasi teori dan praktek,(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,1992) h.32


(5)

(6)