Hubungan Karakteristik Individu, Perilaku Komunikasi dan Penggunaan Jenis Media dengan Pemahaman Petani tentang Kredit Ketahanan Pangan (Kasus Kelompok Tani Kabupaten Ponorogo Propinsi Jawa Timur)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU, PERILAKU
KOMUNIKASI DAN PENGGUNAAN JENIS MEDIA DENGAN
PEMAHAMAN PETANI TENTANG KREDIT KETAHANAN
PANGAN
(Kasus Kelompok Tani di Kabupaten Ponorogo Propinsi Jawa Timur)

OLEH :
MUSLIH ARIS HANDAYANI

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRAK
MUSLIH ARIS HANDAYANI. Hubungan Karakteristik Individu. Perilaku
Komunikasi dan Penggunaan Jenis h4edia dengall Pemahama~l Petani tentang
Kredit Kctahanan Pangan (Kasus Kelo~npok Tani di Kabilpaten Ponorogo
Propinsi Jawa Timur). Dibin~bingOlsh: Bi\SITA GINTING S. sebagai ketua.
AND1 GUNAWAN dan GARDJITO sebagai anggota.
Perubahan paradigma pembangunan yang sentralistik mel~jadi
desentralisti k menj adi jelas dengall dikeliulrkannya UP. No. 22 tahiln 1 999.

Pengan dikcluarkannya UU ini, daerall mcn:l?unyai kcki~asaalldan kewenangan
u:ltuk mengelola potensi daerah dan penciapatan daeral~demi kcmakmuran rakyat
dan pembangunan daerah.
Salah satu bidang yang turut menjadi sasaran utama pcmbangunan adalah
pembangunan bidang pertanian. Perubahan paradigma pembangunan ini menuntut
adazya pengelolaan dan pelaksanaan pe~nbangunanpertauian melaiui pelaksanaan
Kredit Kelahanan Pangan (KKP) secara profesional dan jauli dari tindakan
penyele\vcngan. Di samping itu, terbentuhi!.a perubahan pola komunikasi dari
linier mcnu.ju komunikasi konvergen antara aparat dengan petani. Sehingga.
antara kepcntingan aparat dan petani bisa disatukan dan tidak ada yang merasa
disugi kan.
Penelitian program KKP yang sedans Serlangsung di Kabupatcn I'onorogo
ini bertuju;un: ( 1 ) Mengkaji bagainlana pemahaman petani tentang Kredit
Ketahanan I'angan (KKP). (2) Mengkaji hubungan antara karakteristik individu,
perilaku komunikasi dan penggunaan jenis media dengall pemahaman petani
tentang KKI'. (3) Mendeskripsikan kondisi petani peserta KKP di Kabupaten
Ponorogo bcrkcnaan dengan karakeristik individu, perilaltu lton~uniltasi dan
pefiggunaan jenis media
Penclitian ini bersifat deskriptif eksplanatori 1.ang ditujukan untuk
~nemperoleh kejclasan tentang sesuatc yaliz terjatii ilelat;i pzlii~ha~nanpetani

tentang KKP di Kabupaten Ponorogo. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan
yaitu dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2002 di Kabupaten Ponorogo
Propinsi Jawa Timur. Populasi penelitian ini adalah petani pesel-ta program KKP
di Kabupaten Ponorogo yang tersebar di lima kecamatan yaitu: Keca~natanJetis,
Mlarak, Babadan. Sukorejo, Kauman dan tersebar di lima desa yaitu: Desa
Sumoroto, Polorejo. Lembah. Sukosari. Ngunut, Purwosari, Mojomati. Kedung
Banteng dan Jabung. Sampel berjumlah 84 dari jumlah populasi 172 orang yang
diambil secara purposif. Data yang terkumpul ditabulasi dan kemudian dianalisis
secara statistik desluiptif dan analisis hubungan antar variabel digunakan analisis
korelasi Rank Spearman.
Hasil penelitian nlenunjukkan bahwa kemampuan baca tulis petani ratarata baik. Tingkat pendapatan petani rata-rata menyebar dibawah Rp.300.000 dan
Rp.300.000-500.000. Untuk tujuan mengikuti program KKP, kebanyaltan petani
menginginkan kemudahan dana, musim tanam lancar dan meningkatkan panen.
Orang yang paling berpengaruh mendorong petani ikut program KKP adalah
ketua kelompok tani dan penyuluh. Umur petani berkisar 30-50 tahun.
Karakteristik individu petani yang lain meliputi tingkat pendidikan kebanyakan
di bawah SMP dan tanlatan SMP dan SMCT, Pengalaman bertani 10-20 tahun,
luas lahan di bawah satu hektar dan status kepemilikan lahan adalah lahan milik.
C"-.


Petani kebanyakan kurang intensif mencari informasi KKP, hadir dalam
rapat anggota kelompok (RAK), keterdedahan terhadap media, menonton tv,
mendengarkan radio dan membaca majalah/brosur. Di samping itu, petani juga
paham terhadap prosedur pengajuan KKP, hak, kewajiban dan sanksi aturan
pelanggaran dalam KKP serta sangat paharn terhadap manfaat KKP.
Hubungan karakteristik individu, perilaku komunikasi dan penggunaan
jenis media dengan pemahaman petani tentang KKP menunjukkan bahwa
karakteristik individu tidak berhubungan dengan pemahaman petani tentang KKP
kecuali status lahan berhubungan negatif dengan pemahaman hak, kewajiban dan
sanksi aturan pelanggaran dalam KKP. Perilaku komunikasi hampir semua
berhubungan dengan pemahaman tentang KKP kecuali kehadiran dalam RAK dan
kontak dengan sumber informasi tidak berhubungan dengan pemahaman manfaat
KKP. Penggunaan jenis media berhubungan dengan pemaharnan petani tentang
KKP kecuali menonton tv tidak berhubungan dengan pemahaman prosedur
pengajuan KKP. Perilaku komunikasi kebanyakan berhubungan positip dengan
pemahaman KKP. Artinya, semakin sering petani mencari informasi KKP, hadir
dalam RAK serta kontak dengan sumber informasi maka pemahamannya tentang
KKP juga baik. Penggunaan jenis media juga berhubungan positif dengan
pemahaman KKP. Artinya, semakin sering petani menggunakan media maka
pemahamannya tentang KKP juga meningkat.

Untuk kelancaran dan efektifitas program KlW di Kabupaten Ponorogo
maka disarankan: pertama, perlunya perubahan jam siaran program KKP di radio
dari jam 07.00-08.00 menjadi sore atau malam hari. Hal ini sangat disadari karena
pada jam ini petani sudah berangkat ke sawah untuk menggarap sawahnya.
Dengan adanya perubahan jam siaran ini, kesempatan petani untuk mengikuti
perkembangan KKP semakin luas. Kedua, perlunya perbanyakan penyiaran
program KKP lewat majalahhrosur mengingat petani paling banyak
menggunakan majalahtbrosur. Pesan yang disampaikan lewat majalahlbrosur
lebih tahan lama dan dapat dibaca kapan dan di mana saja. Penyampaian pesan
akan lebih menarik jika warna dibuat sebaik mungkin. Ketiga, perlunya kerja
sama yang baik antara penyuluh, PT Bank Bukopin, PT Petrokimia Gresik dalam
pemanfaatan sebaik mungkin keberadaan media cetak maupun elektronik untuk
menginformasikan perkembangan KKP. Media cetak atau elektronik merupakan
sarana yang tepat dan cepat dalam penyampaian program KKP.

SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya berjudul:

"Hubungan Karakteristik Individu, Perilaku Komunikasi dan
Penggunaan Jenis Media dengan Pemahaman Petani tentang Kredit

Ketahanan Pangan (Kasus Kelompok Tani Kabupaten Ponorogo
Propinsi Jawa Timur)"
adalah benar hasil karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber
data dan informasi telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa
kebenarannya.

Bogor, Desember 2002

@i

Muslih Aris Handayani
NRP.P.22500007

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU, PERILAKU
KOMUNIKASI DAN PENGGUNAAN JENIS MEDIA DENGAN
PEMAHAMAN PETANI TENTANG KREDIT KETAHANAN
PANGAN
(Kasus Kelompok Tani di Kabupaten Ponorogo Propinsi Jawa Timur)

MUSLIH ARIS HANDAYANI


Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

Judul Tesis

: Hubungan Karakteristik Individu, Perilaku Komunikasi

Nama
NW
Program Studi

dan Penggunaan Jenis Media dengan Pemahaman Petani
tentang Kredit Ketahanan Pangan (Kasus Kelompok Tani

Kabupaten Ponorogo Propinsi Jawa Timur)
: Muslih Aris Handayani
: P.22500007
: Komunikasi Pembangunan

Menyetuju

1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Basita Ginting S., MA
Ketua

V

Ir, Gardiito, M. Sc
Anggota

Dr. Ir. Andi Gunawan, M. Sc
Anggota


Mengetahui

2. Ketua Program Studi Komunikasi
Pembangunan Pertanian dan Pedesa

w
/

Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis
Tanggal Lulus: 2 Desember 2002

rogram Pasca Sarjana

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ponorogo tanggal 23 Mei 1974, putra ke 2 dari 3
bersaudara dari pasangan Suwito Arief (Ayah) dan Siti Aminah (Ibu).
Pendidikan yang ditempuh sejak SD hingga lulus MAN tahun 1994 di
Ponorogo. Melanjutkan ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jurusan Sejarah lulus tahun 1999.
Sejak tahun 1999 penulis menjadi dosen tetap pada STAI Laa Roiba

Leuwiliang Bogor. Tahun 2000 melanjutkan Pasca Sarjana di IPB dengan
beasiswa dari DIKTI pada Program Studi Komunikasi Pembangunan.

PRAKATA
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, bahwa berkat
rahrnat dan hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu
syarat menyelesaikan studi pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pasca
Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Tesis ini berjudul "Hubungan Karakteristik Individu, Perilaku Komunikasi
dan Penggunaan Jenis Media dengan Pemahaman Petani tentang Kredit
Ketahanan Pangan (Kasus Kelompok Tani Kabupaten Ponorogo Propinsi Jawa
Timur)" dilatarbelakangi perlunya perbaikan manajemen dalam pengelolaan
Kredit Ketahanan Pangan di Kabupaten Ponorogo era otonomi daerah.
Sangat disadari bahwa penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari arahan,
bimbingan, petunjuk dan bantuan dari komisi pembimbing Bapak Dr. Ir. Basita
Ginting S., MA (selaku ketua), Bapak Dr. Ir. Andi Gunawan, M. Sc dan Bapak
Ir. Gardjito, M. Sc (sebagai anggota).
Pada kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang turut membantu kelancaran tesis ini. Khusus kepada Bapak
pembimbing semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat imbalan yang

layak dari Allah SWT. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu
serta seluruh keluarga atas segala do'a dan semoga tesis ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2002

Muslih Aris Handayani

DAFTAR IS1

Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................
i
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... v
PRAKATA ............................................................................................................
vi
..
DAFTAR IS1 .........................................................................................................
vli

DAFTAR TABEL .................................................................................................

ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

..
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................
xi1
PENDAHULUAN .................................................................................................1
Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
Perumusan Masalah ..................................................................................6
..
Tujuan Penelltian.......................................................................................7
Kegunaan Penelitian ...............................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 9
Komunikasi ...............................................................................................9
Karakteristik Petani ................................................................................... 10
Kelompok .................................................................................................. 1 1
Kelompok Tani Peserta Program KKP di Kabupaten Ponorogo ............... 12
Perilaku Komunikasi .................................................................................13
Penggunaan Jenis Media ........................................................................... 14
Kredit Ketahanan Pangan ......................................................................... 15
Kredit Ketahanan Pangan di Kabupaten Ponorogo ................................... 16
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ................................................. 18
Kerangka Pemikiran .................................................................................. 18
Hipotesis ...................................................................................................22
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 23
Desain Penelitian .......................................................................................
. . .................................................................... 23
Lokasi dan Waktu Penelltian
23
Pengambilan Contoh .................................................................................23
Pengumpulan Data .................................................................................... 24
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ........................................25
Pengolahan dan Analisis Data ..................................................................25

vii

HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................................
29
Deskripsi Wilayah Penelitia...................................................................
29
Pola Komunikasi Program KKP di .Kabupaten Ponorogo .......................45
Petani KKP di Ponorogo ........................................................................46
Hubungan antar Variabel .......................................................................
70
KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................
97
Kesimpulan .......................................................................................... -97
Saran ..................................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
100
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Wilayah Administrasi ...................................................................................
30
2 . Tipe Iklim di Kabupaten Ponorogo ...............................................................
33

3 . Luas tanah .................................................................................................... 33
4 . Curah Hujan Bulanan Rata-rata di Kabupaten Ponorogo ...............................34
5 . Perkembangan Luas Panen. Produksi dan Produktivitas Padi tahun
1996-2000 di Kabupaten Ponorogo ............................................................... 37
6 . Perkembangan Produksi Buah-buahan tahun 1996-2000 di Kabupaten
-39
Ponorogo .....................................................................................................
7. Perkembangan Produksi Sayuran tahun 1996-2000 di Kabupaten Ponorogo .40
8. Jumlah Populasi Ternak tahun 1999-2000.....................................................41
9. Jumlah Produksi Daging. Telur dan Susu tahun 1999-2000 ..........................41
10. Data Inseminasi Buatan tahun 1996-2000 ....................................................
42
11. Perkembangan Produksi Perikanan yang Dibudidayakan .............................43
12. Perkembangan Produksi Perikanan di Perairan Umum .................................43
13. Pekerjaan di luar Bertani .............................................................................. 46
14. Kematnpuan Baca Tulis ............................................................................... 47
15. Tingkat Pendapatan Perbulan ....................................................................... 48
16. Tujuan Mengikuti Program KKP ................................................................. 49
17. Orang yang Paling Berpengaruh Mendorong Petani Mengikuti KKP ...........50
18. Karakteristik Individu Petani KKP ............................................................... 51
19. Perilaku Komunikasi .................................................................................... 56
60
20 . Penggunaan Jenis Media ..............................................................................
2 1 . Pemahaman Petani tentang KKP .................................................................. 65

22. Hubungan Karkteristik Individu dengan Pemahaman Petani tentang
71
KKP ............................................................................................................
23. Hubungan Perilaku Komunikasi dengan Pemahaman Petani tentang

KKP .............................................................................................................
76

24. Hubungan Pengunaan Jenis Media dengan Pemahamn Petani tentang
KKP ............................................................................................................
88

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Hubungan Karakteristik Individu, Perilaku Komunikasi dan Penggunaan
Jenis Media dengan Pemahaman Petani tentang KKP ...................................... 18
2. Pola Komunikasi Program KKP di Kabupaten Ponorogo ................................46

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

103
1. Peta Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo ...............................................

2 . Majalah dan Brosur .........................................................................................
104

xii

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan sektor pertanian dilaksanakan melalui 2 (dua) program
utama yaitu: ( 1 ) Program peningkatan ketahanan pangan dan (2) Program
pengembangan Agrobisnis. Dalam ha1 ketahanan pangan, pemerintah dituntut
mampu menyediakan bahan pangan yang mencukupi dan terjangkau oleh seluruh
masyarakat sehingga tercipta iklim stabilitas nasional yang dibutuhkan de~ni
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Pengembangan agrobisnis, dalam
upaya mewujudkan sistem agrobisnis yang berdaya saing, berkerakyatan,
berkelanjutan dan terdesentralisasi serta dalam rangka mengantisipasi era
perdagangan bebas sehingga menuntut produk yang berkualitas. Dalam kondisi
krisis yang sedang melanda negara kita, sektor pertanian masih mempunyai
pertu~nbuhanpositif sehingga diharapkan sektor pertanian tetap mampu menjadi
motor penggerak pembangunan nasional dan sekaligus sebagai upaya peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan petani khususnya serta masyarakat pada umumnya
(Departemen Pertanian, 2001).
Semakin kita rnendekati tahap pelaksanaan pembangunan pertanian,
meneliti bagaimana kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, sebaiknya kita
menyadari adanya enam macam kegiatan atau kelompok-kelompok kegiatan.
Meskipun semua kelompok kegiatan itu saling pengaruh mempengaruhi, namun
masih perlu ditinjau, direncanakan dan diorganisir sendiri-sendiri. Keenam
kegiatan itu adalah: (1) Penelitian untuk menemukan dan mengemba~igka~i
teknologi usaha tani (dan yang ada hubungannya dengan itu) yang baru dan yang

lebih baik. (2) Mengusahakan adanya impor atau produksi dalam negeri bagi
sarana produksi dan alat-alat pertanian yang diperlukan agar teknologi baru itu
dapat digunakan. (3) Menciptakan struktur pedesaan progresif ataupun organisasi
daerah pedesaan yang dapat menyediakan saluran-saluran agar bahan-bahan dan
informasi-informasi dapat tersalur dengan mudah antara masing-masing usaha
tani dengan seluruh masyarakat di sekitarnya. (4) Menciptakan dan memelihara
adanya perangsang yang cukup bagi petani-petani untuk meningkatkan produksi.
(5) Memperbaiki tanah pertanian. (6) Mendidik dan melatih teknisi-teknisi agar
mampu melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan baik (AT. Mosher, 1974)
Berdasarkan pandangan Mosher di atas, maka program peningkatan
ketahanan pangan merupakan salah satu program utama dalam pembangunan
pertanian. Untuk mendukung program tersebut, pemerintah telah mengeluarkan
kebijakan baru dalam ha1 pendanaan. Pemerintah mengeluarkan skim kredit baru
yang lebih fleksibel, luwes dan mudah dibandingkan dengan skim kredit yang ada
sebelumnya. Diharapkan skim ini lebih aman dari oknum yang akan
menyalahgunakan dan menyelewengkan dana yang diperuntukkan bagi petani,
peternak dan nelayan. Tujuan penyelenggaraan Kredit Ketahanan Pangan (KKP)
selain untuk peningkatan ketahanan pangan nasional juga untuk peningkatan
pendapatan petani, peternak dan nelayan melalui kredit investasi dan atau modal
dengan tingkat bunga yang rendah. Tujuan lain dengan adanya KKP ini
pemerintah mendidik petani untuk bisa mandiri, yaitu dengan menurunkan subsidi
bunga secara bertahap sehingga akhirnya pada tahun 2004 tidak ada lagi subsidi
bunga KKP (Hartoyo, 2000).

Keberhasilan peningkatan produksi pangan di masa lalu dalam ha1 tercapai
swasembada pangan, tidak terlepas dari peran pemerintah melalui penyediaan
kredit program dengan suku bunga yang rendah, fasilitas Kredit Likuiditas Bank
Indonesia (KLBI) dan subsidi sarana produksi (pupuk dan pestisida). Kredit
sebetulnya merupakan kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau
mengadakan

suatu

pinjaman

dengan

suatu janji

pembayarannya

akan

dilakukanlditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati. Adapun kredit
menurut Undang-Undang pokok perbankan No. 14 tahun 1967 yaitu "Kredit
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara Bank dengan lain pihak, dalam
ha1 mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga yang ditentukan (Sukmadi, 1994). Pengertian ini
mempertegas bahwa dana kredit benar-benar harus disalurkan kepada penerima
kredit dengan perjanjian. Pengalokasian dana kredit untuk ha1 lain betul-betul
melanggar ketentuan ini, sehingga pelakunya harus diproses secara hukum.
Penyelewengan dana kredit ini bukan ha1 baru. Tidak terealisasinya dana Kredit
Usaha Tani (KUT) buat petani yang melibatkan aparat dan oknum-oknum lain
karena adanya informasi yang terdistorsi atau dengan kata lain informasi yang
tidak jelas tentang kredit. Karena itu, informasi dan komunikasi memegang
peranan yang penting dalam proses realisasi dana kredit.
Sebagaimana ditetapkan dalam GBHN oleh MPR, tujuan pembangunan
adalah meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat.
Sedang tujuan kedua adalah memperkuat landasan untuk tahap pembangunan
berikutnya. Khusus mengenai kebijakan pembangunan pertanian arahnya adalah

tercukupinya kebutuhan pangan dengan harga yang dapat dijangkau oleh rakyat,
tercukupinya bahan baku industri dan meningkatkan produksi untuk pasaran
ekspor. Untuk memenuhi kebutuhan pangan dengan harga yang terjangkau oleh
rakyat, ditempuh kebijakan yang umumnya sangat regulatif. Untuk kedua sektor
ini (tanaman pangan dan tanaman industri) umumnya tidak memberikan
keuntungan yang tinggi sehingga dijadikan komoditas pertanian rakyat.
Sedangkan untuk subsektor perkebunan yang umum memberikan keuntungan
tinggi, ditawarkan kepada investor (Juliantoro, 2000). Hal ini membawa dampak
dengan susahnya petani memperoleh kredit. Salah satu bentuk kredit yang
diberikan kepada petani pada awal tahun 2001 adalah bentuk KKP.
Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu andalan penghasil pangan di
Jawa Timur khususnya tanaman padi. Keberhasilan Ponorogo sebagai salah satu
penyangga pangan di Jawa Timur tidak lepas dari keterlibatan petani (kelompok
tani) dalam mengikuti program KKP. Dari data yang diperoleh, tercatat 12
kelompok tani yang ikut program KKP di Kabupaten Ponorogo. Bila
dibandingkan dengan bentuk kredit yang lain, maka program KKP ini lebih
fleksibel, tidak berbelit-belit dan mudah realisasinya. Sampai saat ini program
KKP yang berjalan di Kabupaten Ponorogo adalah untuk tanaman padi dan
kedelai. KKP yang sedang dikembangkan di Kabupaten ini adalah KKP pola
kemitraan. KKP ini adalah sebuah model sosialisasi KKP pola kemitraan antara

PT Petrokimia Gresik, PT Bank Bukopin dan Perum Sarana Pengembangan
Usaha. Beberapa alasan mengapa KKP pola kemitraan ini perlu diadakan antara
lain adalah keterbatasan petani baik dalam aspek ekonomi, peralatan pertanian
serta SDM yang menangani bidang pertanian di Kabupaten Ponorogo. Pernilillan

Kabupaten Ponorogo sebagai lokasi penelitian

dengan alasan Ponorogo

merupakan salah satu kabupaten dengan jumlah kelompok tani terbanyak yang
mengikuti program KKP. Di samping itu, tidak terlepas dari keberhasilail
pertanian di Ponorogo (pada tahun 2000 terjadi kenaikan gabah kering giling dari
338.142,5 ton menjadi 433.292,s ton atau terjadi kenaikan 28,14%) yang menjadi
salah satu motor penggerak di bidang penyediaan pangan khususnya padi.
Keikutsertaan petani dalam program KKP ini tidak berdiri sendiri akan
tetapi dipengaruhi faktor-faktor baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor
inilah yang turut berperan dalam mendorong petani untuk ikut dalam program
KKP. Indikator-indikator perilaku komunikasi yang mendorong petani terlibat
dalam program KKP antara lain: pencarian informasi, kehadiran rapat anggota
kelompok, keterdedahan terhadap media, kontak dengan pembina, ketua
kelompok, penyuluh, pihak Bank, Petrokimia Gresik dan Dinas Pertanian.
Indikator-indikator begitu pentingnya sehingga tingkat pemahaman petani tentang
KKP diwarnai indikator-indikator perilaku komunikasi. Variabel bebas lain yang
turut menentukan keterlibatan petani dalam program KKP adalah penggunaan
jenis media. Indikator variabel ini adalah menonton tv, mendengarkan radio,
membaca majalahlbrosur.Variabe1 ketiga yang menentukan keterlibatan petani
dalall~program KKP adalah karakteristik individu. Indikatornya adalah unlur,
tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas lahan yang digarap serta status
tanahllahan.
Pemahaman petani tentang KKP merupakan salah satu faktor penentu
keikutsertaan petani dalarn program KKP. Adapun faktor-faktor penting yang

turut menentukan pemahaman petani tentang KKP antara lain: Karakteristik
individu, perilaku komunikasi dan penggunaan jenis media.

Perurnusan Masalah
Kelancaran program KKP diduga karena adanya kernantapan pengetahuan
petani tentang KKP. Perilaku komunikasi dan karakteristik petani memegang
peranan penting dalam pelaksanaan program KKP. Hal ini tidak lain sejauhmana
pengetahuan petani tentang KKP tidak dapat dilepaskan dengan bagaimana petani
berkomunikasi untuk mencari informasi tentang KKP dan bagaimana keadaan
petani tersebut. Petani peserta program KKP di Kabupaten Ponorogo ini tidak saja
mencari informasi tentang program KKP dari mulut ke mulut akan tetapi,
berdasarkan hasil wawancara, mereka di samping mencari informasi dari mulut ke
mulut juga mendengarkan radio, menonton tv serta membaca majalah/brosur.
Karena

itu, faktor menonton tv, mendengarkan

radio serta membaca

majalahlbrosur turut menjadi faktor penentu pemahaman petani tentang KKP
sehingga mereka ikut program ini. Berdasarkan asumsi ini, maka masalah yang
ingin dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat hubungan antara karakteristik individu (karakteristik petani)

dengan pemahaman petani tentang KKP di Kabupaten Ponorogo.
2. Apakah terdapat hubungan antara perilaku komunikasi petani dengan tingkat

pemahainannya tentang KKP.
3. Apakah terdapat hubungan antara penggunaan jenis media dengan pemahaman

petani tentang KKP.

4. Bagaimana gambaran kondisi kelompok tani peserta program KKP di
Kabupaten Ponorogo berkenaan dengan karakteristik

individu, perilaku

komunikasi dan penggunaan jenis media.

Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah mengkaji program KKP yang
sedang berlangsung di Kabupaten Ponorogo. Sedang secara khusus, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Mengkaji bagaimana pemahaman petani tentang KKP

2. Mengkaji

kondisi petani di Kabupaten Ponorogo berkenaan dengan

karakteristik individu, perilaku komunikasi dan penggunaan jenis media.

3. Mengkaji hubungan antara karakteristik individu, perilaku komunikasi dan
penggunaan jenis media dengan tingkat pemahaman petani tentang KKP.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat inemberi masukan bagi kelancaran
program KKP di Kabupaten Ponorogo. Di samping itu juga:

1. Sebagai sumber informasi yang dapat membantu kelancaran program KKP di
Kabupaten Ponorogo.

2. Memberikan masukan kepada Pemerintah Kabupaten Ponorogo mengenai
upaya-upaya meningkatkan efektifitas pelaksanaan program KKP.

3. Memberi masukan kepada pelaksana program KKP di lapangan sebagai bahan
menyusun strategi pelaksanaan yang efektif dan efisien untuk program KKP,
khususnya di Kabupaten Ponorogo.

4. Sebagai informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti pada bidang yang

sama.

5. Sebagai masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya disipl in
ilmu komunikasi pembangunan.

TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi
Dalam proses kehidupan sejak lahir manusia perlu komunikasi. Karena itu,
komunikasi menjadi kebutuhan dasar dalam hidupnya. Bagaimanapun juga
manusia tidak bisa melepaskan dirinya dari tindakan komunikasi. Tindakan
komunikasi ini menyangkut segala aspek kehidupan manusia, baik itu yang
bersifat individual, dua orang atau lebih, kelompok, keluarga, organisasi baik
lokal maupun global atau melalui media massa. Tindakan komunikasi dapat
dilakukan baik verbal maupun non verbal, langsung maupun tak langsung
(Sendjaja, 1993). Berdasarkan kriteria yang dibuat Sendjaja, maka komunikasi
dalam

pandangannya

mencakup

suatu

proses

pembentukan,

membagi,

penyampaian pesan, bertukar dan pengolahan pesan yang terjadi pada diri
seseorang atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu dalam rangka
mencapai pengertian bersama.
Lasswel (dalam Onong, 2001) mengatakan bahwa komunikasi adalah
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media
yang menimbulkan efek tertentu. Onong (2001) sendiri menekankan adanya
persuasi dalam komunikasi di samping adanya pengertian bahasa dan persamaan
makna. Hal ini senada dengan pandangan Rogers dan Kincaid (1981) yang
mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana para partisipan membuat
dan berbagi informasi satu sama lain dalam upaya mencapai saling pengertian.
Pendapat lain (Devito, 1989) mengatakan bahwa komunikasi mengacu pada
tindakan

seseorang

atau

lebih

yang mengirim dan menerima pesan yang

terdistorsi oleh gangguan yang terjadi dalam konteks tertentu, mempunyai

pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Dalam
"Communicating Effectively" (Hybels dan Weavell, 1998) mengatakan bahwa
komunikasi adalah suatu proses yang sedang berjalan di mana orang yang terlibat
dalam komunikasi saling berbagi ide dan perasaan. Menurutnya unsur-unsur
komunikasi meliputi pengirim dan penerima pesan, pesan, saluran, urnpan balik,
gangguan dan 'setting'. Lebih jauh, komunikasi dikatakan efektifjika gagasan dan
maksud seseorang disampaikan kepada orang lain dengan berhasil (Cushway dan
Lodge, 1999).

Karakteristik Petani
Karakteristik petani akan sangat menentukan tingkat pemahaman petani
terhadap informasi-informasi pertanian. Karakteristik petani yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah umur, tingkat pendidikan, status lahan garapan, dan
luas lahan garapan. Lionberger dan Gwin (1982) menjelaskan bahwa keadaan
seseorang dan apa yang mampu merupakan kombinasi dari karakteristik yang
melekat pada dirinya dan pengalaman yang didapat melalui proses pembelajaran.
Dengan kesempatan yang sama, masyarakat atau individu dengan kemampuan
dasar yang lebih akan belajar lebih daripada orang yang mempunyai kemampuan
dasar sedikit yang memulai untuk belajar. Hal ini membuat ilmu yang diperoleh
seseorang berkembang dan tumbuh berbeda satu sama lain. Hal yang paling
mendasar lagi bahwa kemampuan menyebabkan pemahaman petani berbeda satu
sama lain tentang KKP.

Kelompok

Kelompok adalah dua atau lebih individu yang berinteraksi antara yang
satu dengan yang lainnya sebagai sebuah cara saling mempengaruhi antara yang
satu dengan yang lainnya (Cathcart dan Samovar, 1970). Ada beberapa alasan
mengapa orang bergabung dalam suatu kelompok. Bebe dan Materson
mengemukakan paling tidak ada lima ha1 mengapa orang bergabung dalam suatu
kelompok.
1. Kebutuhan interpersonal, alasan ini dapat ditelusuri melalui teori hirarki

Maslow tentang kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa memiliki, dihargai, serta
kebutuhan akan aktualisasi diri.

2. Tujuan Individual, menunjukkan tujuan personal sehingga ia bergabung.
3. Tujuan kelompok, adalah tujuan yang berkembang sebagai tujuan bersama
yang mengadopsi dan mengkover tujuan anggota. Hal ini kebanyakan
menimbulkan masalah karena kebanyakan tidak sesuainya antara tujuan
anggota dengan tujuan kelompok.
4. Daya tarik interpersonal, dalam ha1 ini terdapat kesamaan, kelengkapan,
kedekatan kontaklinteraksi serta daya tarik fiskal.
5. Daya tarik kelompok, terjadi karena adanya aktifitas kelompok, tujuan serta
kemudahan dalam penerimaan anggota.

Kelompok Tani Peserta Program KKP di Kabupaten Ponorogo

Kelompok tani peserta program KKP adalah kelompok tani di Kabupaten
Ponorogo yang ikut dan aktif dalarn program KKP. Kelompok tani yang aktif dan
ikut program KKP di Kabupaten Ponorogo terdiri dari 12 kelompok tani.
Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, peserta
program KKP antara lain: Kelompok tani Bantar Angin di Desa Sumoroto
Kecamatan Kauman, kelompok tani Barokah di Desa Polorejo Kecamatan
Babadan, kelompok tani Beji Makmur di Desa Polorejo kecamatan Babadan,
kelompok tani Mukti Tani di Desa Lembah Kecamatan Babadan, kelompok tani
Mitra Maju di Desa Lembah Kecamatan Babadan, kelompok tani Suko Makmur
di Desa Sukosari Kecamatan Babadan, kelompok tani Margo Joyo Desa Sukosari
Kecamatan Babadan, kelompok tani Segaran Desa Ngunut Kecamatan Babadan,
kelompok tani Sri Rahayu Desa Purwosari Kecamatan Babadan, kelompok tani
Handayani Desa Mojomati kecamatan Jetis, kelompok tani Tani Makrnur Desa
Kedung Banteng Kecamatan Sukorejo, kelompok tani Bumi Karso Desa Jabung
Kecamatan Mlarak.
Jika dilihat dari peta wilayah, maka kelompok tani peserta program KKP
kebanyakan berdomisili di daerah Utara Kota Ponorogo yaitu di Kecamatan
Babadan. Hal ini dapat dimaklumi karena Kecamatan Babadan merupakan salah
satu kecamatan yang dekat dengan jantung Kota Ponorogo dengan usaha
pertanian yang begitu luas dan banyak. Hal ini diperkuat dengan pernyataan bapak
Buchori (Penyuluh Pertanian Lapangan) bahwa dari tahun ke tahun hasil pertanian
di Kecamatan Babadan cukup bagus.Untuk program KKP ini, maka lahan
pertanian yang digarap petani seluas 2 16 ha dengan perincian sebagai berikut.

Kelompok tani Barokah 16 ha, kelompok tani Beji Makmur 10 ha, kelompok tani
Mukti Tani 12 ha, kelompok tani Mitra Maju 20 ha, kelompok tani Suko Makmur
18 ha, kelompok tani Margo Joyo 21 ha, kelompok tani Segaran 16 ha, kelompok

tani Sri Rahayu 19 ha, kelompok tani Handayani 18 ha, kelompok tani Tani
Makrnur 36 ha, kelompok tani Bumi karso 11 ha, kelompok tani Bantar Angin 19
ha (Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, 200 1).

Perilaku Komunikasi
Perilaku komunikasi anggota kelompok adalah respon, tindakan, dan
tingkah laku anggota kelompok dalam merespon dan menghadapi lingkungan
sosial dan situasi komunikasi yang ada. Perilaku komunikasi dapat berarti
tindakan atau respon seseorang terhadap sumber dan pesan jika dilihat dari model
komunikasi linier. Perilaku komunikasi seseorang dapat dilihat dari kebiasaan
berkomunikasi. Berdasarkan perilaku komunikasi, maka hal-ha1 yang sebaiknya
perlu dipertimbangkan adalah bahwa seseorang akan melakukan komunikasi
sesuai dengan kebutuhan dan tujuannya (Berlo, 1960). Hal ini diperkuat dengan
pandangan bahwa tujuan dasar komunikasi antar manusia adalah menentukan dan
memahami realitas agar tujuan-tujuan lain dapat diseleksi dan dicapai (Kincaid,
1979). Lebih lanjut Schram (1 98 1) menambahkan bahwa perilaku komunikasi
dapat dideskripsikan dalam porsi yang dapat dipertimbangkan sebagai permainan,
perilaku alat dan perilaku ego sentris. Aspek komunikasi penting yang perlu
mendapat perhatian diantaranya: aspek ke luar dan aspek ke dalam. Jalaluddin
Rakhmat (1989) menegaskan bahwa sistem peranan yang ditetapkan dalam
masyarakat, struktur kelompok dan organisasi dan karakteristik populasi adalah
faktor-faktor sosial yang menata perilaku manusia.

Berdasarkan aspek-aspek komunikasi dan pandangan tentang perilaku
komunikasi, maka peubah-peubah yang perlu diamati adalah perilaku peserta
program KKP dalarn membicarakan informasi KKP (Kredit Ketahanan Pangan).
Peubah perilaku komunikasi lainnya adalah kehadiran anggota dalam rapat
anggota kelompok, keterdedahan terhadap media maupun jumlah media yang
digunakan, kontak anggota dengan penyuluh, ketua kelompok tani, pihak Bank
serta pihak Petrokiniia Gresik.

Penggunaan Jenis Media
Dalam

dunia

kerja

sekarang

ini

(khususnya 'yang menyangkut

penyampaian program) media atau alat-alat komunikasi banyak digunakan.
Meskipun setiap orang mengerti tv, radio dan majalah/brosur akan tetapi mereka
bervariasi dalam memilih dan menggunakan jenis media. Media berperan besar
dalam mendorong perubahan sosial dan mempengaruhi organisasi sosial ( Corner
dan Hawthorn, 1986). Dalam kehidupan sehari-hari media yang sering digunakan
masyarakat untuk mengetahui perkembangan informasi adalah tv, radio dan
majalah/brosur. Dengan suaranya, televisi membawa penonton hanyut dalam
pesan yang disampaikan. Di samping itu, gambar yang ditampilkan membawa
kesan tersendiri. Radio menyampaikan pesan utamanya pada awal pesan sehingga
pendengar tidak mempunyai kesempatan untuk mengingat. Majalah/brosur
memberikan pesan relatif lama karena dapat dibaca di mana dan kapan saja.

Kredit Ketahanan Pangan
Program peningkatan ketahanan pangan (KKP) merupakan salah satu
program dalam pembangunan sektor pertanian. Ketahanan pangan adalah
tersedianya pangan dengan jumlah yang cukup, terdistribusi dengan harga yang
terjangkau dan aman dikonsumsi (Hartoyo, 2000). Tujuan penyelenggaraan KKP
selain untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional juga untuk meningkatkan
pendapatan petani, peternak dan nelayan melalui kredit investasi dan modal kerja
dengan tingkat bunga yang terjangkau. Dalam keputusan menteri keuangan tahun
2000 dijelaskan bahwa Kredit Ketahanan Pangan adalah kredit investasi dan atau
modal kerja yang diberikan oleh Bank Pelaksana kepada petani, peternak, nelayan
dan petani ikan, kelompok (tani, peternak, nelayan dan petani ikan) dalam rangka
pembiayaan intensifikasi padi, jagung, kedelai ubi kayu dan ubi jalar,
pengembangan budi daya tanaman tebu, peternakan sapi potong, ayam buras dan
itik, usaha penangkapan dan budi daya ikan, serta kepada koperasi dalam rangka
pengadaan pangan berupa gabah, jagung dan kedelai. Pada program ini
pemerintah akan memberikan subsidi bunga sebesar 10% untuk KKP padi,
jagung, kedelai, ubi jalar dan ubi kayu. Sedangkan subsidi bunga KKP tebu, sapi
potong, ayam buras, itik dan KKP pengadaan pangan sebesar 6%. Subsidi ini akan
dikurangi setiap tahun sehingga diperkirakan tahun 2004 tidak ada lagi subsidi
bunga KKP.
Permohonan KKP dapat diajukan oleh petani, peternak, nelayan dan petani
ikan kepada Bank Pelaksana, melalui kelompok (petani, peternak, nelayan dan
petani ikan) dan atau koperasi dalam bentuk RDKK (Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok) yang disusun dengan memperhatikan pedoman indikatif

kebutuhan dana KKP dan pedoman lainnya yang ditetapkan oleh Menteri
Pertanian, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Eksplorasi Laut dan
Perikanan dan Menteri Negara Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah serta
Bank Pelaksana, dan telah disetujui oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dan
atau kantor dinas terkait setempat. Dalarn ha1 permohonan KKP tersebut diajukan
melalui koperasi, maka permohonan KKP disarnpaikan oleh koperasi kepada
Bank Pelaksana dalam bentuk rekapitulasi RDKK disertai RDKK masing-masing
kelompok. Sedang permohonan KKP dalarn rangka pengadaan pangan (gabah,
jagung dan kedelai) diajukan oleh koperasi kepada Bank Pelaksana dengan
rekomendasi dari Dinas Koperasi setempat. Adapun persetujuan pemberian KKP
diputuskan oleh Bank Pelaksana atas dasar pertimbangan kelayakan sesuai dengan
asas-asas perkreditan yang sehat ( Menteri Keuangan, 2000).

Kredit Ketahanan Pangan di Kabupaten Ponorogo

Kredit Ketahanan Pangan (KKP) adalah kredit investasi dan atau modal
kerja yang diberikan oleh Bank Pelaksana kepada petani, peternak, nelayan, petani
ikan dan kelompok (petani, peternak, nelayan dan petani ikan). KKP yang sedang
dikembangkan di Ponorogo adalah KKP pola kemitraan antara PT Petrokimia
Gresik, PT Bank Bukopin dan Perum Sarana Pengembangan Usaha (Nahudi,
2001). Tahapan pengajuan kredit sampai pengiriman saprodi ke kelompok
tanilkoperasi adalah sebagai berikut: (1) Kelompok tani atau koperasi mengajukan
permohonan kredit kepada PT Bank Bukopin dan Peruln Sarana Pengenlbangan
Usaha melalui PT Petrokimia Gresik. (2) PT Petrokimia Gresik mengevaluasi dan
memberi rekomendasi permohonan kredit. (3) PT Petrokimia meneruskan seluruh
dokumen ke PT Bank Bukopin dan Perum Sarana Pengembangan Usaha. (4) PT

Bank Bukopin dan Perum Sarana Pengembangan Usaha mengevaluasi kembali
permohonan kredit. (5) Persetujuan kredit oleh PT Bank Bukopin. (6) Akad kredit
antara PT Bank Bukopin dengan kelompok tanilkoperasi. (7) Pengiriman saprodi
ke titik bagi.(8) Serah terima barang antara PT Petrokimia Gresik dengan
kelompok tanilkoperasi. (9) Pencairan dan pemindahbukuan dana kredit oleh PT
Bank Bukopin.

KEFUNGKA PEMIKIFUN DAN HIPOTESIS
Kerangka Pemikiran
Kelompok tani di Kabupaten Ponorogo dijadikan obyek penelitian dengan
alasan: pertama, bahwa pertanian dengan program KKP ini merupakan salah satu
terobosan baru dalam bidang pemeliharaan dan pendanaan demi kelangsungan
pertanian khususnya petani dengan modal pas-pasan. Dengan adanya KKP ini
petani bisa menanam tepat waktu karena pengucuran kredit tepat dan sesuai
dengan kebutuhan petani baik dari segi waktu maupun keperluan tanam. Kedua,
program KKP ini masih relatif baru karena baru dimulai tahun 2001. Sehingga
satu tahun berjalannya KKP menjadi barometer kelangsungan KKP di tahun-tahun
berikutnya.
Pemahaman petani tentang KKP sangat dipengaruhi oleh karakteristik
individu, perilaku komunikasi dan penggunaan jenis media. Pencarian informasi
oleh petani membantu pengenalannya terhadap program KKP. Peubah bebas
dalam penelitian ini adalah karakteristik individu, perilaku ko~nunikasipetani dan
penggunaan jenis media. Sedangkan peubah terikat atau tidak bebas adalah
pemahaman petani tentang KKP. Karakteristik petani meliputi: umur, tingkat
pendidikan, pengalaman bertani, luas lahan dan status lahan garapan. Perilaku
komunikasi petani meliputi: pencarian informasi KKP, kehadiran anggota dalam
rapat anggota kelonlpok (RAK), keterdedahan terhadap media maupun media
yang digunakan, kontak anggota kelompok dengan pembina (ketua kelompok,
penyuluh, pihak Bank dan Petrokimia). Penggunaan media meliputi: pemanfaatan
tv, radio, majalahlbrosur.

Di bawah ini dijelaskan beberapa definisi operasional yang merupakan
operasionalisasi peubah-peubah yang berhubungan dengan penelitian.
1 Karakteristik individu, yaitu keadaan seseorang dan apa yang ia mampu yang
merupakan kombinasi dari keadaan dan pengalaman yang diperoleh melalui
proses pembelajaran. Karakteristik individu meliputi: Pertama, umur yaitu usia
responden yang mencakup awal tanggal lahir sampai tanggal dimana penulis
mengadakan wawancara dengannya. Kedua, tingkat

pendidikan

yaitu

pendidikan terakhir yang dijalani oleh responden. Ketiga, pengalaman bertani
yaitu jumlah tahun dimana petani berkecimpung di dunia pertanian dengan
batas akhir sarnpai wawancara dengan penulis. Keempat, luas lahan yaitu luas
area pertanian dalam satuan hektar. Kelinza, status kepemilikan tanah yaitu
keberadaan tanah yang digarap dengan kategori milik dan bukan milik.

2. Perilaku Komunikasi, yaitu respon, tindakan dan tingkah laku anggota
kelompok dalam merespon dan menghadapi lingkungan sosial dan situasi
komunikasi yang ada. Perilaku komunikasi meliputi: Pertarna, pencarian
informasi yaitu perilaku dan usaha dalam mendapatkan informasi tentang
program KKP. Kedua, kehadiran pada rapat anggota kelompok (RAK) yaitu
tingkat keseringan hadir pada rapat anggota kelompok. Ketiga, keterdedahan
terhadap media yaitu seberapa jauh responden memanfaatkan media. Keenzpat,
kontak dengan pembina, penyuluh, pihak Bank dan pihak Petrokimia Gresik
yaitu tingkat komunikasi dan berhubungan dengan pembina, ketua kelompok,
penyuluh, pihak Bank dan Petrokimia Gresik.

3. Kredit Ketahanan Pangan, merupakan kredit investasi dan atau modal kerja
yang diberikan oleh Bank Pelaksana kepada petani, peternak, nelayan, petani

ikan dalam rangka pembiayaan intensifikasi padi, jagung, kedelai, ubi kayu,
ubi jalar, pengembangan budi daya tanaman tebu, peternakan sapi potong,
ayam buras dan itik, usaha penangkapan dan budi daya ikan, serta kepada
koperasi dalam rangka pengadaan pangan berupa gabah, jagung dan kedelai.
4. Kelompok adalah dua atau lebih individu yang berinteraksi antara yang satu

dengan yang lainnya sebagai sebuah cara saling pengaruh antara yang satu
dengan yang lainnya.
5. Penggunaan jenis media adalah media yang digunakan dalam mencari
informasi tentang KKP meliputi: Pertama, membaca majalahfbrosur adalah
frekuensi dan perilaku dalam membaca dan memahami majalah/brosur yang
berkaitan dengan KKP. Kedua, menonton tv adalah tingkat keseringan dalam
menonton televisi. Ketiga, mendengarkan radio adalah frekuensi dalam
mendengarkan program KKP di radio.

6. Pemahaman petani tentang KKP adalah tingkat pemahaman petani tentang
keberadaan program KKP yang meliputi: Pertuma, pemahaman prosedur
pengajuan KKP adalah tingkat pemahaman petani terhadap prosedur ataupun
cara-cara pengajuan KKP. Kedua, pemahaman hak, kewajiban dan sanksi
aturan pelanggaran dalam KKP adalah tingkat pemahaman petani terhadap hak,
kewajiban dan sanksi dalam KKP. Ketigu, pemahaman manfaat KKP adalah
tingkat pemahaman petani akan kegunaan KKP bagi pertanian dan dirinya.

Variabel Terikat

Variabel Bebas

I

Karakteristik Individu
s

Umur
Tingkat Pendidikan
Pengalaman Bertani
~ u a Lahan
s
Status Kepemilikan TanahILahan

I
I

I

I

Pemahaman Petani
Tentang KKP

Perilaku Komunikasi
Pencarian Informasi
Kehadiran Rapat Anggota Kelompok
(RAK)
Keterdedahan terhadap Media
Kontak dengan Pembina, Penyuluh,
Ketua Kelompok Tani serta Pihak
Bank dan Petrokimia Gresik

I

Penggunaan Jenis Media

I

I

Pemahaman
Prosedur
pengaj uan
KKP
Hak, Kewajiban dan Sanksi
Aturan Pelanggaran dalam
KKP
Manfaat Dana
KKP

Menonton TV
1 . Isi Pesan
2. Lama Tayang
3. Penyampaian Kata-Kata dan Suara
4. Jam Tayang
5. Ketertarikan Warna dan Gambar
Mendengarkan Radio
1 . Isi Pesan
2. Lama Tayang
3. Penyampaian Kata-Kata dan Suara
4. Jam Tayang
Membaca Majalah/Brosur
1. Isi Pesan
2. Ketertarikan Warna dan Ga~nbar
Gambar 1. Hubungan Karakteristik Individu, Perilaku Komunikasi dan
Penggunaan Jenis Media dengan Pemahaman Petani tentang KKP

Hipotesis

HI. 1. Terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan pemahaman petani
tentang KKP.

H1.2. Terdapat hubungan antara perilaku komunikasi dengan pemahaman petani
tentang KKP.

HI .3. Terdapat hubungan antara penggunaan jenis media dengan pemahaman petani
tentang KKP.

METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian

Penelitian ini dirancang melalui pendekatan deskriptif korelasional dengan
menggunakan metode survai. Fokus penelitian ini adalah mengkaji

hubungan

karakteristik individu, perilaku komunikasi serta penggunaan jenis media dengan
pemahaman petani tentang KKP.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelompok tani Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini
dilakukan selama 6 bulan sejak bulan Maret sampai bulan Agustus 2002. Penelitian
diarahkan di lima kecamatan yaitu Kecamatan Kauman, Mlarak, Sukorejo, Jetis dan
Babadan. Kesembilan desa yang menjadi wilayah peserta program KKP meliputi:
Desa Sumoroto, Jabung, Kedung Banteng, Mojomati, Purwosari, Ngunut, Sukosari,
Lembah dan Polorejo.

Pengambilan Contoh

Penelitian ini dilakukan pada sebagian khalayak dari sebagian populasi yang
ada. Dengan kata lain penelitian ini dilakukan dengan metode sampling. Penelitian ini
menyangkut dua tahap yaitu pra survei dan survei. Pada penelitian pra survei
dilakukan pengecekan terhadap keberadaan kelompok tani peserta program KKP d i
Kabupaten Ponorogo. Pengecekan pra survei menunjukkan bahwa di Kabupaten
Ponorogo terdapat 12 kelompok tani yang aktif dan ikut dalam program KKP. Pada

penelitian survei ditentukan populasi dan sampel yang dijadikan obyek penelitian
dengan cara "representative sample of intact system" (Rogers dan Kincaid, 1982).
Populasi dalam penelitian ini adalah 12 kelompok tani di Kabupaten
Ponorogo dengan jumlah populasi 172 orang. Sedangkan sampel diambil sebanyak
84 orang secara purposif dengan alasan kedelapan puluh empat orang di kelompok
tani ini yang dianggap mewakili dari tiap kelompok tani.

Pengumpulan Data
Data dikumpulkan secara deskriptif yang meliputi data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data dilakukan sejak bulan Maret sampai bulan Agustus
2002. Data primer diperoleh langsung dari responden berdasarkan hasil wawancara
sesuai dengan instrumen penelitian yang dituangkan dalam bentuk kuesioner atau
daftar pertanyaan. Kuesioner didesain sedemikian rupa agar mampu menggali
informasi yang malnpu menjawab pertanyaan penelitian. Kecermatan desain
kuesioner dimaksudkan untuk menghindari bias kepentingan pribadi peneliti. Di
samping itu, mampu memberikan kebebasan dan kenyamanan responden untuk
memberi informasi dan sejauh mungkin menghindari penggunaan kata atau kalimat
yang tidak berkenan (tabu) dan yang mempunyai arti ganda. Jika terdapat pertanyaan
yang sensitif diupayakan dengan pertanyaan permulaan dan pendahuluan yang tidak
terlalu sensitif. Penggunaan pertanyaan terbuka dan relatif pembuka agak pa~ljang,
kata-kata yang relatif familiar serta mendekati responden dalam waktu yang tepat.
Semua pengajuan dan aplikasi untuk kuesioner dilakukan dengan menyesuaikan
waktu responden (Sudman dan Nurman, 1989)

Sedangkan data sekunder diperoleh melalui berbagai laporan atau statistik
yang bersumber antara lain dari: Kantor Dinas Koperasi Kabupaten Ponorogo, Dinas
Pertanian Kabupaten Ponorogo dan instansi terkait lainnya. Di samping itu,
digunakan studi literatur dan penelitian terdahulu untuk menjaga kebutuhan data atau
informasi yang relevan dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Dan yang tak kalah
penting adalah laporan yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelit

Dokumen yang terkait

Analisis Karakteristik Individu, Perilaku Komunikasi, dan Jenis Media Terhadap Pemahaman Petani Tentang Pupuk Bersubsidi (Studikasus: Desa Marjandi Pisang Kecamatan Panombean Panei, KabupatenSimalungun)

2 30 125

Pengaruh Kredit Ketahanan Pangan terhadap Efisiensi Usahatani Tebu di Kabupaten Situbondo Propinsi Jawa Timur

0 19 144

Hubungan Karakteristik Petani dengan Tingkat Partisipasinya sebagai Anggota Kelompok Tani. Kasus pada Kelompok Tani Mekarsari, Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat

0 9 89

Hubungan Pemanfaatan Media Komunikasi Prima Tani Dan Aksesibilitas Kelembagaan Tani Dengan Persepsi Petani Tentang Introduksi Teknologi Agribisnis Industrial Pedesaan (Kasus Di Jawa Barat Dan Sulawesi Selatan )

0 15 292

Hubungan Pmanfaatan Media Komunikasi Prima Tani dan Aksesibilitas Kelembagaan Tani dengan Persepsi Petani Tentang Introduksi Teknologi Agribisnis Industrial Perdesaan (Kasus di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan)

0 9 20

Hubungan Keterdedahan Media Komunikasi dengan Perilaku Komunikasi Anggota Gabungan Kelompok Tani

1 15 190

Analisis Karakteristik Individu, Perilaku Komunikasi, dan Jenis Media Terhadap Pemahaman Petani Tentang Pupuk Bersubsidi (Studikasus: Desa Marjandi Pisang Kecamatan Panombean Panei, KabupatenSimalungun)

2 6 125

FOTOGRAFI SEBAGAI MEDIA PROMOSI PARIWISATA KABUPATEN PONOROGO PROPINSI JAWA TIMUR

6 28 107

Evaluasi Kebijakan Ketahanan Pangan Pemerintah Kabupaten Ponorogo Jawa Timur

0 0 7

KETAHANAN PANGAN DAN POLA DISTRIBUSI BERAS DI PROPINSI JAWA TIMUR

0 0 9