Kelompok Sosial, Suku Bangsa, dan Masyarakat Multikultural

A. Kelompok Sosial, Suku Bangsa, dan Masyarakat Multikultural

1. Kelompok Sosial

Kalian sebelumnya telah mempelajari tentang bagaimana manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Mengapa bisa demikian? Sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan yaitu:

a. Keinginan menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya.

b. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. Kedua hal tersebut menimbulkan kelompok-kelompok sosial yang saling

mengadakan interaksi, pengaruh memengaruhi dan tolong-menolong. Timbul suatu pertanyaan, apa yang dimaksud dengan kelompok sosial dalam sosiologi? Sebuah kumpulan manusia disebut sebagai kelompok sosial harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.

b. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lain.

c. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan di antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.

d. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.

e. Bersistem dan berproses. Betapapun kecilnya suatu kelompok sosial, senantiasa menunjukkan

adanya struktur atau pola-pola interaksi antarsesama anggotanya. Salah satu contoh yang mudah diamati adalah struktur keluarga batih (nuclear family) yang terbentuk karena kontrak perkawinan antara seorang suami dengan seorang isteri atau lebih beserta anak-anaknya sebagai hasil perkawinan. Meskipun demikian, hubungan kerabat itu mempunyai peran penting dalam pengembangan organisasi sosial pada masyarakat manusia. Hubungan kerabat itu merupakan landasan bagi pengembangan organisasi

Kelompok Sosial pada Masyarakat Multikultural Kelompok Sosial pada Masyarakat Multikultural

Suatu kelompok sosial cenderung untuk tidak menjadi kelompok yang statis akan tetapi selalu berkembang serta mengalami perubahan- perubahan baik dalam aktivitas maupun bentuknya. Semakin besar suatu kelompok sosial, semakin banyak warganya, semakin banyak ragam identitas individu (individual identity) sebagai acuan dalam penataan sosial antara lain untuk menandai berbagai kedudukan dan peran-peran sosial yang disandang setiap warga. Dengan demikian setiap individu memiliki kesadaran akan dirinya dalam kehidupan bersama dengan warga lainnya. Dalam perkembangannya, kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat multikultural berkaitan dengan heterogenitasnya masyarakat Indonesia.

2. Suku Bangsa

Dalam masyarakat Indonesia suku bangsa adalah sebuah ide dan kenyataan yang ada dalam kehidupan sehari-hari, dimana anggota- anggota masyarakatnya dilahirkan, di didik dan dibesarkan dalam suasana askriptif primordial kesukubangsaannya. Suku bangsa menurut Barth adalah sebuah pengorganisasian sosial mengenai jati diri yang askriptif dimana anggota suku bangsa mengaku sebagai anggota suatu suku bangsa karena dilahirkan oleh orang tua dari suku bangsa tertentu atau dilahirkan di suatu daerah tertentu. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa adalah kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas kesatuan kebudayaan sedangkan kesadaran dan identitas tadi seringkali dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Jati diri suku bangsa ini tetap melekat dalam diri seseorang sejak kelahirannya. Jati diri suku bangsa dapat disimpan atau tidak digunakan dalam interaksi, tetapi tidak dapat dibuang atau dihilangkan.

Oleh karena itu suku bangsa ditentukan oleh adanya kesadaran kelompok, pengakuan akan kesatuan kebudayaan, dan juga persamaan asal usul. Adanya pengakuan kesatuan kebudayaan ditentukan oleh warga pendukung kebudayaan yang bersangkutan. Seseorang yang dilahirkan dalam keluarga suatu suku bangsa tertentu maka sejak dilahirkannya mau tidak mau harus hidup dengan berpedoman pada kebudayaan suku bangsanya sebagaimana yang digunakan oleh orangtua dan keluarga dalam merawat dan mendidiknya sehingga menjadi manusia sesuai dengan konsepsi kebudayaannya tersebut.

Sosiologi Kontekstual XI SMA/MA

Menurut R Narol (Dahrun Usman dalam www.neonovan.top- cities.com/etnokondlik.htm), kriteria untuk menentukan suatu bangsa adalah adanya kesatuan masyarakat seperti:

a. Daerahnya dibatasi oleh satu desa atau lebih.

b. Daerahnya dibatasi oleh batas-batas tertentu secara politis dan administratif.

c. Batas daerahnya ditentukan oleh rasa identitas penduduknya sendiri.

d. Warganya memiliki satu bahasa atau satu logat bahasa.

e. Penduduknya menempati suatu wilayah geografis tertentu.

f. Keadaan daerahnya ditentukan oleh kesatuan ekologi.

g. Anggota-anggotanya mempunyai pengalaman sejarah yang sama.

h. Frekuensi interaksi sesama anggota masyarakatnya tinggi.

i. Susunan sosialnya seragam.

3. Masyarakat Multikultural

Untuk memahami pengertian multikultural diperlukan landasan pengetahuan yang berupa bangunan konsep-konsep yang relevan dan mendukung keberadaan serta berfungsinya multikultural dalam kehidupan manusia.

Menurut Parsudi Suparlan, berbagai konsep yang relevan dengan multikultural adalah demokrasi, keadilan dan hukum, nilai-nilai budaya dan etos, kebersamaan dalam perbedaan yang sederajat, suku bangsa, kesukubangsaan, kebudayaan suku bangsa, keyakinan keagamaan, HAM, dan konsep-konsep lainnya yang relevan.

Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yang multikultural adalah multikulturalisme, yaitu sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan.

Masyarakat multikultural Indonesia adalah sebuah masyarakat yang berdasarkan pada ideologi multikulturalisme atau Bhinneka Tunggal Ika yang multikultural, yang melandasi corak struktur masyarakat Indonesia pada tingkat nasional dan lokal.

Masyarakat Indonesia yang bhineka tunggal ika, pada masa sekarang mengalami pergeseran. Pada masa Ode Baru, diartikan sebagai keanekaragaman suku bangsa dalam kebudayaannya tetapi dalam konsep masyarakat multikultural diartikan sebagai keanekaragaman kebudayaan yang ada dalam masyarakat Indonesia atau masyarakat majemuk (plural society). Dalam pelaksanaan pendekatan multikultural memuat asumsi

Kelompok Sosial pada Masyarakat Multikultural Kelompok Sosial pada Masyarakat Multikultural

Masyarkat multikultural menurut Watson (dalam Agus Salim, 2006:12) dimaknai sangat luas yaitu masyarakat yang didalamnya berkembang banyak kebudayaan. Perbedaan sosial budaya adalah unsur penyokong kemajemukan kultural sebagai perbedaan cara pandang atas satu hal yang sama yang berpeluang membuat interaksi sosial antar anggota kelompok yang berbeda menjadi sulit terlaksana.

Fakta Sosial