Perilaku Kepemimpinan dan Keefektifan Kelompok (Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok Petani Kecil di Desa Mekarsari Kecamatan Banjar Kabupaten Ciamis, Jawa Barat)

PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN
KEEFEKTIFAN KELOMPOK
(Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok Petani Kecil di Desa Mekarsari,
Kecamatan Banjar, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat)

OLEH

ELA SUEISTIAWATI

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRAK
ELA SULISTIAWATJ, 2002. Perilaku Kepemimpin~ndan Keefektifan
Kelompok (Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok Petani kecil di Desa
Mekarsari Kecamatan Banjar Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat). Di bawah
bimbingan RJCHARD W.E. LUMINTANG sebagai ketua komisi, dan IGN
DJOKO SUSANTO sebagai anggota .

Tujuan


penelitian

ini

adalah:

1) menjelaskan

tingkat

perilaku

Kepemimpinan ketua KI'K dalam Mengefektifkan kelompok, 2) menjelaskan
tingkat keefektifan kelompok petani kecil, 3) menjelaskan karakteristik kelompok
dan karakteristik ketua KPK, dan 4) menganalisis hubungan antara perilaku
kepemimpinan
Karak!eristik

dengan


tingkat

keefektifan,

karakteristik

kelompok

dan

Ketua kelompok, dan hubungan tingkat keefektifan kelompok

dengan karakteristik kelompok dan karakteristik ketua.
Penelitian dilakukan di Desa Mekarsari Kecamatan Banjar Kabupaten
Cianlis Propinsi Jawa Barat. Penentuan Sampel dilakukan dengan memilih 10
kelompok secara purposive dengan alasan bahwa berdasarkan pengamatan dan
inforn~asipenyuluh dan kepala BPP bahwa kelompok tersebut adalah kelompok
yang masih aktif, diambil secara acak 10 orang dari tiap kelompok. Jumlah
salnpel seluruhnya adalah 100 orang.

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung menggunakan
kuesioner dan data sekundcr diperoleh dari laporan perkembangan P4K
Departemen Pusat Jakarta, monografi Desa Mekarsari, dan informasi lainnya yang
relevan dengan penelitian. Berdasarkan data hasil penelitian yang cenderung
sama, maka untuk melihat hubungan antar variabel yang diamati dilakukan
analisis dengan uji korelasi Tau-b Kendall's
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perilaku kepemimpinan
ketua KPK dalam mengefektifkan kelompok tergolong tinggi, terutama upaya
ketua dalam menentukan struktur (72%), peneapaian tujuan (65%), pengambilan
keputusan (95%), dan kemampuan dalam memotivasi tindakan anggota (75%).
Tingkat keefektifan kelompok cenderung tinggi, terutama pada penillgkatan
produktivitas (75%). Hal ini berarti bahwa anggota mendapatkan hasil produksi

dan mencapai target yang sesuai dengan harapan anggota. Tingkat kepuasan
anggota juga tergolong tinggi.
Karakteristik kelompok berhubungan nyata positif dengan perilaku
kepemimpinan, kecuali karakteristik nilai tujuan kelompok tidak bsrhubungan
nyata dengan perilaku kepemimpinan. Karakteristik kelompok yang berhubungan
nyata positif dengan perilaku kepemimpinan adalah keterbukem anggota,
homogenitas, jumlah anggota, daq umur kelompok.

Karakteristik ketua yang berhubungan nyata positif dengan perilaku
kepemimpinan, kecuali karakteristik umur tidak berhubungan nyata dengan
perilaku kepemimpinan. Karakteristik ketua yang berhubungan nyata positif
adalah keterbukaan pemimpin, pendidikan non formal, pendidikan formal,
keterampilan komunikasi, dan pengalaman memimpin.
Tingkat keefektifan kelompok berhubungan

nyata positif dengan

karakteristik kelompok pada homogenitas anggota, umur kelompok, kegiatan
bidang usaha, dan karakteristik ketua yang berhubungan nyata dengan tingkat
keefektifan kelornpok adalah pengalaman, pendidikan formal, umur.
Upaya dalam meningkatkan perilaku kepemimpinan ketua KPK, perlu
diperhatikan karakteristik kelompok dan karakteristik ketua yang berhubungan
nyata positif dan yang berhubungan nyata negatif dengan perilaku kepemimpinan,
terutarna faktor keterbukaan anggota dan keterbukaan ketua yang berhubungan
sangat tinggi dengan perilaku kepemimpinan.

SURAT PERNYATAAN
Bahwa sesungguhnya sebuah karya ilmiah yang disusun atas dasar

pemikiran dan rancangan ilmiah adalah hak pribadi, maka dengan ini saya:
Nama

:

Ela Sulistiawati

NIM

:

PO55 00017

Program studi : Ilmu Penyuluhan Pembangunan pada Program
PascaSarjana Institut Pertanian Bogor

Dengan ini menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul "Perilaku Kepemimpinan
dan Keefektifan Kelompok (Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok Petani Kecil
di Desa Mekarsari Kecamatan Banjar Kabupaten Ciamis, Jawa Barat)" adalah
benar meruapakan hasil karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua

informasi dan data lengkapnya telah terangkum dalam tesis ini.
Demikian penyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Bogor, November 2002
Pembuat pernyataan

EG Sulistiawati
PO5500017

PEPJLAECV KEPEMIMPINAN DAN
KEEFEKTIFAN KELOMPOK
(Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok Petani Kecil di Desa Mekarsari,
Kecamatan Banjar, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat)

ELA SULISTIAWATI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada

Program studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

Judul

: PERILAKU KEPEMIMPINAIV DAN KEEFEKTlFAN

KELOMPOK (Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok
Petani Kecil di Desa Mekarsari, Kec. Banjar, Kab. Ciamis,
Jawa Barat).
Nama Mahasiswa

: Ela Sulistiawati

NRP

: P 055 00017


Prog~a~n
Studi

: Ilruu Penyuluhan Pembaugunan

Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing

Anggota Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Peinbimbing

Ir. Richard W.E. Lu~nintanp.MSEA
Ketua

Dr. Ign.Dioko Susanto, SKM. APU
Anggota

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi
Ilmu Penyuluhan Pembangunan

Tanggal Lulus: 14 Nove~nber2002

FUWAYAT HIDUP

Penulis adalah puteri kedua dari pasangan H. Endang Sutarman dengan Hj.
Rusih Ruswati, dilahirkan di Banjar, Ciamis

-

Jawa Barat pada tanggal 27

Febmari 1977. Setelah menarnatkan Sekolah Dasar di SDN IV Banjar pada tahun
1989, Sekolah Menengah di SMPN 111 Eanjar pada tahun 1992, dan Sekolah
Menengah di SMAN I Banjar pada tahun 1995, kemudian penulis mealnjutkan
kuliah di Fakultas Tarbiyah Jumsan Pendidikan Agama Islam Institut Agama
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung lulus pada tahun 1999. Semasa kuliah
penulis sempat mengajar di beberapa SMP di Bandung.

Setelah memperoleh gelar Sarjana Agama penulis

mengajar di SMK

Bogor dan menjadi staf pengajar juga di Universitas Ibn Khaldun untuk mata
kuliah Agama Islam sarnpai sekarang.
Pada tahun 2000 penulis mendapat kesempatan mengikuti pendidikan
Program Magister Sains (S2), Program Studi Ilmu Penyuluhan Peinbangunan
pada Program Pascasarjana di Institut Pertanian Bogor

PRAKATA
P ~ j syukur
i
kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan
kamnia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Penyelesaian karya ilmiah ini mempakan rangkaian bimbingan, perhatian,
dukungan dan kerjasama banyak pihak. Untuk itu penulis merasa perlu berterima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian tesis ini.
Pertama-pertama penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir.
Richard Lumintang, MSEA selaku ketua komisi pembimbing, dan Bapak Dr. Ign.

Djoko Susanto, SKM, APU, selaku anggota komisi pembimbing. Ketulusan dan
dan kesungguhan bimbingan, serta spirit yang telah memberikan kekuatan dan
pembuka pikiran bagi penulis serta dengan penuh kesabaran dan kecermatan telah
memberikan pengarahan dam bimbingan sejak usulan penelitian sampai akhir
penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr.
Ir. Zahir Zakri, MSc.yang telah berkenan memberikan informasi-informasi
mengenai perkembangan proyek P4K dari Pusat Penyuluhan Pertanian
Departemen Pusat Jakarta.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada
Ibu Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, MSc. sebagai Direktur PPs-IPB, Bapak Dr.
Kooswardhono Mudikdjo, MSc. sebagai Asdir I PPs-IPB dan Bapak Prof. Dr. H.R
Margono Slamet sebagai ketua Program studi PPN yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Pascasajana di IPB dan
dengan penuh kebijaksanaan mengijinkan penulis menyelesaikan tesis ini.
Terima kasih pula penulis sampaikan kepada para staf pengajar Program
Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan yang telah banyak membuka pikiran serta
menuntun penggalian imu selama perkuliahan. Konstribusi yang sangat besar
penulis terima dari rekan-rekan atau teman-teman angkatan 2000 dan 2001 juga
atas dukungan dan bantuannya.
Penghargaan khusus dan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis
haturkan untuk Ibunda dan ayahanda tercinta, Hj. Rusih Ruswati dan H. Endang
Sutarman, atas doanya yang begitu mulia dan dukungannya yang teramat besar,
suamiku Kristiawan Widyantoro, yang senantiasa mendoakan dan memberikan
dukungan moril, ananda tercinta dan tersayang Muhammad Fachri Elwansyah
yang menjadi spirit dan motivasi yang kuat untuk menylesaikan kuliah dan tesis
ini, adik-adikku tersayang Diki Rustaman dan Rina Sutantie, kakakku Endah
Sumiarti, keponakan Hani dan Gita, terima kasih atas dukungan semuanya. Baik
tenaga maupun moril.
Semoga Allah berkenan memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya
atas segala kebaikan yang diberikan. Semoga tesis ini dapat memberkan manfaat
dalam memperkaya khasanah Ilmu Penyuluhan.

Bogor, November 2002
Penulis

DAFTAR IS1
DAFTAR TABEL ...........................................................................

...

111

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... v
PENDAHULUAN ........................................................................... 1
Latar belakang ................................................................................
1
Masalah penelitian ...........................................................................5

..
..

Tujuan penellti an ............................................................................ 5
Manfaat penelitian ........................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7
Program Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan Kecil (P4K) ....................... 7
Pembentukan kelompok ................................................................... 10

....

Pengertian dan cin-ciri kelompok ....................................................... 12
Keefektifan Kelompok .................................................................... I5
Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok ............................ 16
Pengertian pemimpin dan kepemimpinan ............................................... 17

.

.

Perilaku kepemimpinan ...................................................................19

.

.

Kerangka pemikiran .......................................................................23

..

Hipotesis penelltlan ........................................................................28
METODE PENELITIAN ..................................................................29
Rancangan Penelitian ...................................................................... 29

..

Lokasi peneliti an ...........................................................................29
Populasi dan sampel ........................................................................29

..

Instrumen penelltian ........................................................................ 30
Teknik Pengurnpulan data ................................................................. 31
Validitas dan reliabilitas instrumen ......................................................32

..

Analisls data .................................................................................
33
Definisi operasional dan Pengukuran ....................................................35

HASIL PENESITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 44
Gambaran umum lokasi penelitian ....................................................... 44
Sejarah singkal kelompok ................................................................. 47
Karakteristik kelompok .................................................................... 51
Karakteristik ketua KPK ..................................................................

54

Perilaku kepemimpinan ketua KPK ...................................................... 60
Tingkat keefektifan kelompok ............................................................ 65
Hubungan antara karakteristik kelompok dengan perilaku
kepemimpinan ketua KPK ................................................................ 68
Hubungan antara karakteristik ketua dengan perilaku kepemimpinan .............. 68
Hubungan antara karateristik ketua dengan perilaku kepemimpinan ............... 71
Hubungan antara karakteristik ketua dengan keefektifan kelompok ................ 73
Hubungan antara perilaku kepemimpinan dengan keefektifan kelompok ..........78
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 82
Kesimpulan .................................................................................

82

Saran ........................................................................................ 83
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 85

DAETAR TABEL

Halaman
1. Daftar Kelolnpok Petani Kecil. jenis usaha KPK.

dan Jumlah Anggota yang menjadi sarnpel penelitian ............................ 29

2 . Junllah Penduduk menurut umur .................................................... 45
3 . Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidik an ................................ 46

4 . Jumlah penduduk menurut mata pencaharian ..................................... 46
5. Daftar KPK dan jumlah Anggota yang menjadi

..

populasi penelitlan ..................................................................... 49

6 . Karakteristik kelompok ............................................................... 51

7. Karakteristik Ketua Kelompok Petani Kecil ....................................... 55
8. Perilaku Kepemimpinan Dalam Mengefektifkan Kelompok .................... 61
9 . Tingkat Keefektifan Kelompok ...................................................... 65
10. I-Iubungan Karakteristik Kelompok dengan
. .
Perilaku Kepemimplnan .............................................................. 69

DAFTAR GAMBAR

1.

Bagan Kerangka Berpikir Hubungan Antara Perilaku
Kepemimpinan dengan Keefektifan Kelompok, Hubungan
Perilaku Kepemimpinan dengan Karakteristik Kelompok
dan Karakteristik Ketua Kelompok, dan Hubungan
Tingkat Keefektifan Kelompok dengan Karakteristik
Kelompok dan ketua kelompok.. .................. ...............................27

2. Hubungan antara Variabel hasil uji hipotesis.. .................... ..............81

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Peta lokasi penelitian (Desa Mekarsiiri, Kec.Banjar, Kab.Ciamis).. ...........88

2. Dokurnentasi (Fhoto) kegiatan P4K di Desa Mekarsri.. ........................89

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Titik Pusat dan sasaran utama pembangunan sekaligus sebagai modal
dasar, kekuatan, faktor dominan dan determinan adalah manusia d m
masyarakat. Oleh karena itu arah pembangunan di era refomasi ini harus
berpusat pada pembangunan manusia (human development) yang difokuskan
pada peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang makin
maju, mandiri, dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, sehingga
masyarakat mampu berperan serta secara aktif da!am pembangunan.
Upaya membangun bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera, tujuan
era reformasi dalam memberdayakan masyarakat hanya bisa dicapai dengan:

I) Memajukan peiekonomian nasional dengan diimbangi oleh kualitas SDM,
2). Membangun bangsa yang mandiri, dan 3) membentuk masyarakat yang
sejahtera (S~ipriafrza, 1997: 22). Salah satu strategi pembangunan dalam
meningkatkan Sumberdaya manusia hams berorientasi pada pemberdayaan
(Empowerment).
Mengingat masalah sumberdaya manusia erat kaitannya dengan
masalah kemiskinan, maka strategi pembangunan menuju kesejahteraan
masyarakat hams berorientasi pada pemberdayaan masyarakat miskin. Dudle
Seer dalam Supriatna (1997) berpendapat bahwa proses pembangunan akan
bermakna bila proses pembangunan itu mampu mengatasi kemiskinan,
pengangguran, dan berbagai ketimpangan sosial.
Kemiskinan dengan

pengangguran, keterbelakangan sehingga

munculnya berbagai ketimpangan sosial dalam masyarakat menjadi tantangan

Yang semakin berat dalam pembangunan. Hal yang demikian menuntut perlu
dilaksanakan transformasi pembangunan sosial yang lebih strategis dengan
mengarah pada penumbuhan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi
kelompok masyarakat miskin guna memperkuat kualitas sumber daya manusia,
pengembangan permodalan, pengembangan peluang kerja, dan berusaha.
Rerbagai program pembangunan yang dilaksanakan selama ini berupa
Bimas, Bandes, PKT, dan program-program Iainnya dalam meningkatkan
pemerataan pembangunan dan mengurangi tingkat kemiskinan, ternyata kurang
mampu mengatasi kemiskinan secara menyeturuh. Begitu juga dengan bentukbentuk bimbingan dan pembinaan bantuan dana, dan fasilitas yang disalurkan
untuk meningkatkan kelembagaan, partisipasi, swadaya, dan kemandirian
dalam pembangunan justru mengakibatkan ketergantungan masyarakat miskin
terhadap bantuan pemerintah tersebut.
Program-program pembangunan yang dilaksanakan tersebut lebih
berorientasi pada pemenuhan "target Group" pembangunan, artinya setelah
target atau tujuan kelompok tercapai, maka program tersebut kurang
diperhatikan lagi, sehingga tidak memperhatikan kelanjutan program dan
kurang berorientasi pada pemberdayaan, pelembagaan pembangunan, dan
peningkatan

kemampuan

sumberdaya

yang

kelembagaan

memiliki

dalam

kemandirian,

tapi

menciptakan
malah

kualitas

menciptakan

ketergantungan.
MeIihat kenyataan tersebut, maka strategi pembangunan yang
dilaksanakan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat miskin oleh dirinya
sendiri. Hal ini dilaksanakan melalui proses pendidikan berkelanjutan yang

meneraphian prinsip "agar mereka dapar menolong dirinya sendiri" (self-help)
dan berlandaskan pada peningkatan kemampuan menghasilkan pendapatan
(Income Get;crafingCapacity). Dengan demikian mereka mampu menggali dan

memanfaatkan potensinya untuk menjangkau aset pembangunan yang tersedia,
baik dalam aspek sumberdaya, permodalan, teknologi maupun pasar yang ada.
Upaya di atas telah dilaksanakan melalui Proyek P4K. Departemen
Pertanian melalui Proyek Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan
Kecil (P4K) sejak pelita 111 telah turut serta dalanl memhina masyarakat miskin
melalui pemberdayan Petani Nelayan Kecil (PNK).
Proyek Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani-Kecil (P4K) ini
merupakan salah satu dari sekian banyak usaha pemerintah dan masyarakat
untuk membantu Petani-Nelayan Kecil melepaskan diri dari kemiskinannya.
Program ini membantu menurnbuhkan motivasi para petani-nelayan kecil
untuk belajar dan bekerjasama dalam menggali dan memanfaatkan potensi yang
inereka miliki dan lingkungannya untuk perbaikan hidup dan kehidupannya.
Pelaksanaan proyek P4K ini cukup berhasil, terutama di Propinsi Jawa
Barat dengan terbentuknya sejumlah KPK di beberapa kabupaten, diantaranya
di Kabupaten Ciamis. Beberapa KPK yang terbentuk di Kabupaten Ciamis,
terutama di Kecamatan Banjar, Desa Mekarsari, tempat penelitian ini dilakukan
dapat dikatakan cukup berhasil. Walaupun keberhasilan KPK di Desa
Mekarsari ini masih jauh bila dibandingkan dengan keberhasilan KPK di
Propinsi Jawa tengah dan Jawa Timur, namun setidaknya keberhasilan KPK di
desa ini dapat memandirikan

, memberdayakan, dan menulnbuhkan motivasi

petani kecil dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.

Sebanyak 23 KPK yang terbentuk di Desa Mekarsari, hanya beberapa

KPK yang me~nilikipeluang pasar cukup luas. Hal inilah yang merupakan
salah satu f&tor keberhasilannya, disamping faktor-faktor lainnya yang
mempengaruhi

keberhasilannya,

diantaranya

partisipasi

aktif

anggota,

kepemimpinan ketua KPK, kejasama dengan pihak tcrkait, kegiatan-kegiatan
rutin, dan lain sebagainya. Beberapa KPK yang tidak berhasil, cukup
dipengaruhi oleh kemarnpuan pasarnya yang masih rendah. Sebagian besar
KPK di Desa Mekarsari terkategori berhasil, sebanyak 10 KPK berdasarkan
pengamatan pembina proyek dan penyuluh setempat termasuk kategori sangat
berhasil, oleh karena itu dipilih sebanyak 10 KPK sebagai sampel penelitian.
Produktivitas dan pendapatan

para petani kecil melalui P4K dapat

ditingkatkan apabila kelompok dapat berjalan dengan efektif dan dinamis.
Keefektifan suatu kelompok banyak dipengamhi oleh perilaku dan peran yang
dilakukan ole11 ketua kelompok sebagai pemimpin kelompok.
Pada umumnya masyarakat petani atau desa masih terbelakang, miskin,
kurang pendidikan, dan cenderung konservatif, sikap mental cenderung
menentang perubahan, maka sangat diperlukan sosok seorang pemimpin yang
dapat memotivasi, mengajak mereka menuju ke arah perubahan perbaikan dan
meningkatkan kesejahteraannya, sehingga sikap keterbelakangan tersebut dapat
dihilangkan, terutama jika pemimpin kelompok tersebut berasal dari golongan
mereka akan lebih berpengaruh terhadap perubahan mereka.
Melalui uraian tersebut dapat dilihat bahwa ketua kelompok sebagai
pemimpin kelompok sangat berpengaruh dalam mengefektifkan kelompok
petani kecil, maka menarik apabila dikaji sejauh manakah perilaku

kepemimpinan

ketua

kelompok

petani

kecil

dalam

mengefektifkan

kelompoknya?
Masalah Penelitian
Berdasarkan gambaran latar belakang diatas, permasalahan yang timbul
dari penelitian yang dilakukan adalah:
1) Bagaimanakah perilaku kepemimpinan ketua Kelompok Petani-Nelayan
Kecil (KPK) dalam mengefektifkan kelompok?
2) Bagaimanakah tingkat keefektifan kelompok Petani-Nelayan Kecil?

3) Bagaimanakah karakteristik kelompok dan karakteristik ketua KPK?
4) Bagaimanakah hubungan antara karakteristik kelompok dengan perilaku
kepemimpinan kelompok dan tingkat keefektifan kelompok, karakteristik
ketua dengan perilaku kepemimpinan dan keefektifan kelompok, dan
hubungan perilaku kepemimpinan dengan keefektifan kelompok?
Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :
1) Menjelaskan perilaku kepemimpinan ketua KPK dalam mengefektifkan
kelompok
2) Menjelaskan tingkat keefektifan kelompok petani-nelayan kecil
3) Menjelaskan karakteristik kelompok dan karakteristik ketudpemimpin

KPK
4) Menganalisis

hubungan

karakteristik

kelompok

dengan

perilaku

kepemimpinan ketua kelompok dan keefektifan kelompok, karakteristik
ketudpemimpin W K dengan perilaku kepemimpinan dan keefektifan

kelompok, dan hubungan antara perilaku kepemimpinan dan keefektifan
kelompok.
Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang
bersifat teoritis maupun praktis.
Secara teoritis:

1) Diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya di
bidang Ilmu Penyuluhan Pembangunan

2) Dapat digunakan sebagai kajian lebih Ianjut bagi para peneliti terhadap
permasalahan yang sama di masa yang akan datang.
Sccara praktis:

1 ) Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi penentu
kebijakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan dan bagi
perencana serta pelaksana proyek dapat memberikan berbagai upaya
pemberdayaan PNK (Petani- Nelayan Kecil).

2) Penyempumaan kegiatan program untuk kesinambungan efektivitas
kelompok

TlNJAUAN PUSTAKA
Proyek Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan Kecil (P4K)
Proyek Peningkatan Pendapatan Petan-Nelayan Kecil (P4K) adalah
pendidikan yang akan membimbing dan mengarahkan petani-nelayan kecil agar
Icbih mandin, berdaya, turnbuh motivasinya, dan mau serta mampu
menjangkau fasilitas dan kemudahan pernbangunan yang tersedia untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejateraan keluarganya.
Proyek P4K diikuti dengan pembentukan Kelornpok Petani Kecil
(KPK), merupakan kumpulan PNK (Petani-Nelayan Kecil) peserta proyek P4K,
yang atas kemauan dan kemampuan sendiri sepakat untuk membentuk
kelompok.

Petani

kecil tersebut berkelompok berdasarkan kesamaan

kepentingan dan tujuan. Jumlah anggota berkisar antara 8-16 KK untuk Jawa,
Bali, NTB, dan antara 5-16 kk untuk propinsi lainnya. Data yang diperoleh dari
proyek P4K pusat menunjukkan bahwa lokasi pengembangan proyek sampai
fase 111 (s/d bulan oktober 2001) telah menyentuh 12 propinsi di Indonesia,
yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB,
Riau,Sumsel, Bengkulu, lampung, Kalsel, Sulsel, yang meliputi 123 kabupaten,
1.173 kecamatan, dan 8.717 desa dengan melibatkan 4.44 1 petugas lapangan.
Menurut Laporan Eksekutif Perkembangan P4K fase 111 penumbuhan
KPK di Propinsi Jawa Barat mencapai 11.98 1 kelompok. Hal ini menunjukkan
bahwa pelaksanaan Program P4K sudah termasuk berhasil, apalagi sudah
terbentuk beberapa KPK di beberapa Kabupaten di Propinsi Jawa Barat.
Sampai saat ini di Jawa Barat P4K sudah ada di 23 Kabupaten, yaitu Bandung,
Banjar, Bekasi, Bogor, Ciamis, Cianjur, Cibadak, Cimahi, Cirebon, Garut,

Indramayu, Karawang, Kuningan, Majalengka, Pandeglang, Punvakarta,
Rangkasbitung, Serang, Subang, Sukabumi, Sumedang, Tangerang, dan
Tasikmalaya. Dengan KPK yang terbentuk sekitar 14,565 kelompok.
Keberhasilan program P4K di propinsi Jawa Barat dapat dikatakan cukup baik
dan dapat menyentuh langsung masyarakat miskin di Jawa Barat.
Menurut laporan dari Riro Pusat Statistik tahun 1993 jumlah penduduk
miskin di Jawa Barat mencapai 4.612.352 juta jiwa (12,20%). Walaupun
keberhasilannya masih jauh dibandingkan dengan keberhasilan di Jawa Tengah
dan Jawa Timur, namun setidaknya dengan terbentuknya beberapa KPK di
beberapa desa dapat memandirikan, memberdayakan, dan menurnbuhkan
motivasi petani kecil dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
keluarganya.
Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Nelayan kecil (P4K) dalarn
pelaksanaan kegiatannya menerapkan 3 strategi arah pengembangan, yaitu
sumberdaya manusia, permodalan, dan kelembagaan petani-nelayan kecil .
Sumberdaya atau masyarakat yang berkualitas berarti masyarakat yang mampu
berperan aktif dalam pembangunan, mandiri, maju, dan mampu meningkatkan
efisiensi dan produktivitas bagi peningkatan kesejahteraan hidupnya (Supriatna,
1997) .
Petani-Nelayan Kecil terdiri dari keluarga Petani kecil dengan tingkat
pendapatan di bawah garis kemiskinan, bila dihitung berada di bawah atau
sama dengan 320 kg setara beras perorang ~ertahun.Petani kecil ini adalah para
petani pemilik dan pengelola lahan sempit, penggarap, buruh tani, sebagai
peserta proyek P4K

Kelompok Petani-Nelayan Kecil (KPK) adalah kumpulan PNK peserta
Proyek P4K yang atas kemauan d m kemampua~yasendiri sepakat untuk
membentuk kelompok. Petani-neiayan kecil ini merupakan masyaraka: miskin
yang umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya
terhadap peluang ekonomi sehingga kesejahteraannya tertinggal jauh dari
masyarakat lainnya.
Proyek Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan kecil (P4K) merupakan
suatu proyek penyuluhan perlanian yang diajukan untuk menumbuhkan
kemandirian dan memberdayakan petani-nelayan kecil (PNK) agar mau dan
mampu menjangkau fasilitas yang tersedia untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan keluarganya.
Pendekatan atau prinsip yang diterapkan dalam P4K sebagai suatu
proyek pendidikan yang membimbing, memberdayakan dan mengarahkan
petani kecil, yang dilakukan melalui: 1). Pendekatan kelompok, 2). Prinsip
keserasian, 3). Kepemimpinan dari PNK, 4). Pendekatan kemitraan, 5). Prinsip
Swadaya, 6). Belajar sambil bekerja, dan 7). Pendekatan keluarga. Pendekatan
atau prinsip dasar ini dimaksudkan untuk dapat mempennudah pelaksanaan
pembinaan, penumbuhan dan pemberdayaan PNK. (Badan Pengembangan
SDM Departemen Pertanian, 2001).
Tujuan dari proyek P4K ini adalah : 1). Meningkatkan pendapatan
petani-nelayan kecil yang melampaui garis kemiskinan untuk mencapai taraf
hidup yang lebih layak dan sejahtera, 2). Meningkatkan pengetahuan,
kecakapan, keterampilan petani-nelayan kecil dalam melaksanakan berbagai

usaha tani, dan 3). Merangsang timbulnya kesempatan di daerah pedesaan
untuk mengurangi pengangguran, baik yang kentara maupun yang terselubung.

Pembentukan dan pengertian kelompok
Pembentukan kelompok
Manusia sebagai makhluk sosial, dalam proses kehidupannya
membutuhkan manusia lain yang ada di sekitarnya. Naluri manusia untuk hidup
bersama dengan manusia lain membuat manusia saling ketergantungan dengan
manusia lain dalarn suatu lingkungan tertentu. Alasan inilah yang membuat
manusia membentuk kelompok sosial (social group) dalam kehidupannya.

Gibsorz, et.al(1993) menjelaskan bahwa pembentukan suatu kelompok
didasari oleh beberapa alasan, di antaranya :

1) Pemuasan kebutuhan. Keinginan memuaskan kebutuhan dapat menjadi
motivasi kuat yang menjurus pada pembentukan kelompok, seperti
kebutuhan akan rasa arnm, sosial dan penghargaan.
2) Kedekatan dan Daya Tarik. Interaksi antar pribadi dapat menimbulkm

pembentukan kelompok. Kedekatan secara fisik serta daya tarik antara
orang yang satu dengan lainnya karena mempunyai persamaan persepsi,
sikap, dan motivasi.

3) Tujuan kelompok. Tujuan kelompok yang dapat dipahami dengan jelas
dapat membuat orang tertarik untuk berkelompok.

4) Alasan ekonomi. Seseorang dengan berkelompok akan memperoleh
kemanfaatan ekonomi yang lebih besar dari pekerjaan mereka ;

Kelompok juga terbentuk karena individu tertarilc untuk berkom~nika~i
pada individu yang lain berdasarkan kesamaan sikap dalam menanggapi tujuan
yang relevan satu sama lain.
Soedijanto (1980) mengemukakan bahwa kelompok dapat terbentuk
melalui tiga cara, yaitu:
1) Adanya kesamaan tujuan. Seperti kelompok bekerja, kelompok pemecahan

masalah, kelompok kerja sosial (misi keagamaan), dan sebagainya.

2) Terbentuk secara spontan atau terbentuk dengan sendirinya. Seperti
kelompok kesenian, teman sepennainan.

3) Terbentuk karena adanya ciri khas atau dibentuk berdasarkan ciri tertentu
.Misalnya : kelompok kulit hitam, kelompok orang tinggi, kelompok kulit
putih.
Berkaitan dengan penumbuhan kelompok petani-nelayan kecil, Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Departemen Pertanian (2001)
mengemukakan bahwa penumbuhan dan pemberdayaan KPK meliputi mang
lingkup:

1)

Pengembangan

sumberdaya

manusia

yang

berkualitas,

2) pengembangan sumber permodalan, 3) penumbuhan dan pengembangan
kelembagaan PNK, dan 4) pengembangan pasar dan teknologi tepat guna.
Penumbuhan dan pemberdayaan kelompok Petani-nelayan kecil (KPK),
pokok-pokok kegiatannya dilakukan melalui langkah-langkah yang bertahap,
yaitu:

1) Identifikasi lokasi binaan dan potensi pertumbuhan ekonomi
2) Identifikasi usaha-usaha Ekonomi Skala Kecil

3) Identifikasi PNK

4) Mendorong dan membimbing PNK membentuk Kelompok

5) Survai Rumah Tangga Pnggota KPK
Pokok-pokok Kegiatan Pemberdayaan KPK
1)

Pelayanan Menabung

2)

Pelayanan Penyusunan Rencana Usaha Bersama (RUB)

3)

Pelayanan Mendapatkan dan Mengembalikan &edit

4)

Pelayanan Melaksanakan Usaha Bersama (UB)

5)

Pelayanan Pencatatan dan Pembukuan Keuangan Kelompok

6)

Pelayanan Pemasaran dan Teknologi Tepat Guna

7)

Pelayanan Pemupukan Modal dan Penggunaannya

8)

Pelayanan Penggunaan waktu dan uang secara tepat

9)

Pelayanan Kerjasama antar Kelompok dan Perkoperasian

10) Pelayanan untuk Mendapatkan Pembinaan dari Lembagafinstansi Lain
yang terkait

Pengertian dan Ciri-ciri Kelompok
Soedijanto (1981) mengemukakan bahwa keefektifan kelompok adalah
merupakan

suatu produk dari kelompok yang dipengaruhi oleh ciri-ciri

kelompok sebagai faktor-faktor yang ada dalam diri kelompok itu sendiri. Jelas
bahwa keefektifan itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik dan ciri-ciri
kelompoknya itu sendiri
Menurut Rusidi dalam Syamsu, et.al (1997) kelompok adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi dalam rangka
mencapai tujuan yang sama atau bersama. Slamet (2000) secara lebih rinci

menegaskan bahwa ada empat syarat yang meEdasar yang harus ada dalam
suatu kelompok, yaitu 1) terdiri dari dua orang atau lebih, 2) struktur tertentu
(noma, pembagian keja dan sesagainya), 3) adanya interaksi dalam waktu
yang relatif lama lmantap, daii 4) adanya kepentingan yang sama dan
kepentingan bersama.
Selanjutnya

Sherif

dan

Sherif,

1956

(Sutarmanto,1986:14)

mengemukakan empat ciri kelompok, yaitu:

1) Anggota kelompok hendaknya memiliki kesamaan motif yang berfungsi
sebagai pengikat di dalam kelompok, yang nantinya akan menimbulkan
interaksi sesama mereka sehingga akan menentukan materi dan tujuan
kelompok.

2) Hendaknya mempunyai interaksi yang kontinu, karena mempunyai
pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anggota atas dasar perbedaan
reaksi dan kecakapannya.
3) Seandainya interaksi yang berlangsung di dalam kelompok berjalan mapan

dan relatif lama, maka dengan sendirinya akan terbentuk struktur kelompok
dan sekaligus terjadi pula batasan yang tegas antara interaksi di dalam
kelompok (in-group) dan di luar kelompok (out-group).
4) Akhimya terjadi penegasan dan penguatan terhadap norma yang dijadikan

sebagai pedoman bertingkah laku semua anggota kelompok dala~n
mencapai tujuan bersama.
Selain ciri yang dikemukakan di atas, Cartwrigltt dun Zander (1960)
mengembangkan ciri-cri kelompok menjadi sepuluh, yaitu:

1) Kelompok harus ditandai oleh adanya interaksi

2) Adanya pembatasan tertentu sebagai anggota
3) Menyadari bahwa mereka adalah krpunyaan kelompok
4) Berpartisipasi sesuai dengan kedudukannya terhadap obyek model ideal

yang sesuai dengan super egonya

5) Adanya ganjaran dari kelompok terhadap anggota yang melanggar norma
dan ketentuan keloinpok lainnya
6) Adanya norma yang sesuai dengan kepentingan m u m
7) Harus adanya identifikasi terhadap objek modelnya

8) Mempunyai sifat saling ketergantungan antara sesama anggota kelompok
dalam mencapai tujuan bersama.
Departemen pertanian (2001) mengemukakan kelompok petani kecil
umumnya dapat dikenali melalui ciri-ciri sebagai berikut:

1) Rumah dan barang-barang yang dimiliki terbatas dan sederhana
dibandingkan dengan rata-rata pemilikan penduduk di sekitamya; atau
meskipun terlihat relatif baik namun diperoleh secara pewarisan

2) Tingkat kesehatan dan pendidikan rendah
3) produktivitas kerja rendah
4) Keterampilan, manajemen usaha dan pemasaran masih lemah

5) Usaha pada umumnya bersifat subsisten, belum berorientasi pasar, dan
teknologi yang diterapkan masih tradisional.
6) Kurang tanggap terhadap pembaharuan dan kurang mampu melihat dan
memanfaatkan peluanglpotensi yang ada di sekitamya.
Sementara itu kelompok tani yang dibentuk oleh para Petani-Nelayan
Kecil di bawah pimpinan ketua KPK dari kelompoknya sendiri memiliki ciri-

ciri tertentu dan berdiri, hidup sena berkembang dalam lingkungan sistem
tertentu.
Adapun ciri-ciri kelompok yang mempengaruhi keefektifan kelompok
adalah berbagei faktor yang terdapat pada diri kelompok sebagai suatu sistem,
yaitu meliputi: I ) kepemimpinan, 2) kekotnpakan, 3) homogenitas, 4) stmktur,
5) urnur kelompok, dan 6 ) waktu penemuan.

Berkaitan dengan kepernirnpinan, ciri-ciri dan karakteristik kelompok
juga

akan menentukan

munculnya seorang pemin~pin dan perilaku

kepemitnpinannya (Hare dalam Unang Yunasaf, 1997). Hal ini berarti
keharmonisan dan potensi yang ada dalam kelompok akan menentukan
keberhasilan kepemimpinan seseorang.
Dengan mengabungkan teori di atas dan kenyataan di lapangan, maka
peubah ciri-ciri kelompok yang dipilih berhubungan dan mempengaruhi
keefektifan kelompok d m kepemimpinan seorang pemimpin adalah meliputi:
1) Lama berdiri (umur kelompok), 2) jumlah anggota, 3) kehomogenan

anggota, 4) kekosmopolitan, dan 5) nilai tujuan kelompok.

Keefektifan Kelompok
Efektifitas kelompok berkaitan dengan keberhasilan kelompok.
Keduanya mempunyai

pengaruh timbal

balik.

Keefektifan

kelompok

menunjukkan taraf pencapaian tujuan (Shadily, 1977).
Slamet (1 978) mengemukakan bahwa efektivitas kelompok dapat dilihat
dari tiga segi, yaitu : 1) Hasil yang dicapai kelompok dipakai untuk mengukur
produktivitas kelompok, 2) semangat dan sikap para anggota dipakai untuk

mengukur moral kelompok, 3) keberhasilan anggota dalam mencapai
kebutuhan pribadinya dipakai untuk mengukur tingkat kepuasan anggota.
Susanto (1987) menyatakan bahwa suatu kelompok dapat dikatakan
dinamis jika terdapat kegiatan-kegiatan tertentu yang efektif dalam mencapai
tujuannya serta ada interaksi positif antar anggota-anggotanya..
Cartwight dan Zander (1960) mengemukakan bahwa keefektifan
kelompok adalah ukuran tercapainya tujuan kelompok dihubungkan dengan
besarnya kepuasan anggota dalam mencapai tujuan dan setelah tercapainya
Lujuan.
Selanjutnya

Soedijanto

(1981)

menjelaskan

enam

komponen

keefektifan kelompok petani, yaitu:
1. Perubahan perilaku petani anggota kelompok

2. Perubahan produktivitas petani anggota kelompok
3. Wawasan keanggotaan

4. Tingkat keberhasilan kegiatan kelompok
5. Moral kelompok

6. Imbas kelompok

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Kelompok
Slamet dan Soedijanto (1 981) menjelaskan bahwa keefektifan kelompok
adalah akibat (consequence) dari penyebab sebelumnya (anteceden). Adanya
keefektifan kelompok petani adalah akibat dari adanya kekuatan-kekuatan dari
dalam kelompok dan dari luar kelompok. Faktor intern yang m e m p e n g d i
keefektifan kelompok yaitu: 1) Kepemimpinan kelompok, 2) Kekompakan

kelompok,

3)

Struktur kelompok, 4)

Waktu pertemuar,

kelompok,

5) Homogenitas kelompok,dan 6) Umur kelompok. Faktor ekstem meliputi :

1) Kualifikasi dan dan tingkat karya PPL, 2) Struktur kekuasm formal,
3) Struktur kekuasaan informa!, 4) Lingkungan fisik kelompok, 5) Lingkungan
sosial kelompok, dan 6) Kebijaksanaan pemerintah

, terutxna dalam

penyediaan fasilitas usaha tani.
Faktor kepemimpinan merupakan salah faktor internal kelompok tani
yang akan mempengaruhi keefektifan kelompok. Hal ini diperjelas dengan
pendapat Adjid (1985) yang mengemukakan bahwa efektivitas tingkat
kemampuan

kerjasama

para

anggota

kelompok

dalam

mewujudkan

keserempakan dan keseragaman pengelolaan usaha tani berkelompok
sehamparan

dipengaruhi

oleh

penampilan,

wibawa,

dan

integritas

kepemimpinan ketua kelompok tani.
Pengertian pemimpin dan Kepemimpinan
Pengaruh kepemimpinan sangat penting dalam berbagai organisasi dan
lingkungan karena aspek ini selalu terkait dengan organisasi atau kelompok.
Organisasi atau kelompok akan menjadi kurang efisien tanpa pemimpin, dan
dalam kasus yang sangat ekstrim organisasi tidak akan mampu mencapai tujuan
yang ditentukan (Gibson et al., 1993). Menurut Teny (Hersey dan Blanchard,
1986) kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk
berusaha mencapai tujuan kelompok secara sukarela
Soedijanto (1980) mengemukakan bahwa arti "kepemimpinan" berbeda
dengan "pemimpin", walaupun kedua pengertian itu erat hubungannya. Slamet
(2000) menyebutkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan,

proses, ntau fungsi pada gmumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar
berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya
dikemukakan oleh Slamet bahwa kepemimpinan penting dalam kehidupan
bersama d m kepemimpinan itu hanya melekat pada orang dan kepemimpinan
itu hams mengena kepada orang yang dipimpinnya. Hal ini berarti hams diakui
secara timbal balik, misalnya sasaran yang dipimpin hams mengakui bahwa
orang tersebut adalah pemimpinnya.
Homans dan Fiedler (Soedijanto,l980) mengartikan pemimpin sebagai
seorang anggota kelompok yang memiliki program atau rencana kerja dan
bersama anggota lainnya bergerak mencapai tujuan kelompok, yaitu dengan
mengarahkan dan mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan
tugas kelompok serta memprakarsai adanya interaksi.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain bertingkah laku sesuai dengan yang dikehendaki pemimpin tersebut.
Pemimpin adalah individu atau seorang anggota yang mempunyai kemampuan
menggerakkan atau mempengaruhi orang-orang lain untuk mencapai tujuan
tertentu, yaitu dengan mengarahkan dan mengkoordinasikan aktivitas yang
berkaitan dengan tugas kelompok serta memprakarsai adanya interaksi.
Kepemimpinan seorang pemimpin dapat mengefektifkan kelompoknya,
yang

membuat orang-orang bergerak dan berdaya upaya mencapai tujuan

kelompok. Muhadjir (1983) mengadakan dua pendekatan terhadap studi
kepemimpinan, yaitu; pendekatan berdasarkan ciri-ciri individual, di mana
orang akan berasumsi bahwa kesuksesan seorang pemimpin berhubungan erat
dengan ciri-ciri tertentu yang dimilikinya dan pendekatan berdasarkan

kelompok, dimana seorang pemimpin akan muncul dalam konteks sosial
tertentu, artinya karakteristik kelompok serta peranan yang diperlukan akan
menentukan munculnya seorang pemimpin (Hare, 1962)
Ketua Kelompok Petani Kecil (KPK) selaku pemimpin kelompok
adalah petani yang menerima informasi-informasi serta kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dan ikut menyebarluaskan serta berpartisipasi dalam kegiatan
tersebut dan dalam rangka memberdayakan dirinya sendiri dan anggotanya,
merupakan tokoh pemimpin dalam lingkungan yang berpengaruh bagi
kelompok tani.

Perilaku Kepemimpinan
Alasan manusia membentuk kelompok karena adanya kesamaan tujuan,
keinginan dan harapan bahwa kelompoknya akan menolong anggota-anggota
dalam mencapai tujuan-tujuan pribadi serta tujuan-tujuan bersamanya. Hal
yang demikian menuntut suatu perilaku yang dinamis dari pemirnpinnya,
sehingga pemimpin dapat mempengaruhi anggota kelompoknya ke arah
pencapaian tujuan yang dihendaki. Berhasil tidaknya suatu kelompok sangat
ditentukan oleh perilaku kepemimpinan pemimpinnya, oleh karena itu perilaku
kepemimpinan dalam kelompok merupakan karakteristik yang sangat penting.
Pemimpin lahir dari proses yang terjadi di dalam kelompok, dengan
demikian maka perilaku kepemimpinan akan tergantung kepada kelompok itu
sendiri. Parson dan Bales (Ginting, 1990) mengemukakan bahwa perilaku
kepemimpinan adalah perbuatan-perbuatan yang berhubungan baik dengan

pencapaian tujuan maupun dengan pemeliharaan dan usaha memperkuat
kelompok.
Perilaku yang berhubungan dengan pencapaian tujuan mencakup :
1) memberikan saran-saran dalam melakukan tindakan, 2) menilai kemajuan
kearah pencapaian tujuan, 3) mencegah tindakan-tindakan yang efektif dalam
pencapaian tujuan. Perilaku yang berhubungan dengan pemeliharaan kelompok
meliputi: 1) pemberian semangat kepada anggota, 2) menghilangkan
ketegangan yang timbul, dan 3) memberikan kesempatan kepada anggota untuk
menampilkan diri.
Lindgren et oL, (1966510) dan Mun et al., (1969:668) mengartikan
perilaku sebagai "segala sesuatu berupa tindakan dan perkataan yang
ditampilkan oleh organisme (manusia). Menurut Slamet (1975:4) perilaku
adalah segala tindak tanduk, ucapan maupun perbuatan seseorang yang dapat
diamati secara langsung ataupun tidak langsung melalui panca indera.
Tersirat penampilan

perilaku

dalam

pengertian kepemimpinan

sebenarnya, sebagaimana dikemukakan Hempill (Bass, 1981:1 O),

bahwa

kepemimpinan didefinisikan sebagai perilaku individu di dalam mengarahkan
aktivitas-aktivitas kelompok.
Gibson, et a1 (1993) mengemukakan bahwa Peranan kepemimpinan
merupakan faktor penting dalam kelompok informal. Orang yang menjadi
pemimpin kelompok informal pada umumnya dipandang sebagai anggota yang
dihormati dan benvibawa, yang : 1) membentuk kelompok dalam mencapai
tujuannya;

2)

memungkinkan

para

anggota

memenuhi

kebutuhan;

3) mewujudkan nilai kelompok. Pemimpin pada pokohya merripakan

personifikasi dari nilai, motif, dan aspirasi anggota; d) merup
anggota kelompok untuk mewakili pendapat mereka dalarn
pemimpin kelompok laimya; e) mempakan seorang fasilit
menyelesaikan konflik kelompok, seorang pemrakarsa dari tindakan kelompok,
dan mempunyai perhatian untuk mempertahankan kelompok sebagai unit yang
dapat berfungsi.
Slamet (1978) mengemukakan bahwa perbuatan-perbuatan
tindakan-tindakan
kelompok

atau

atau fungsi yang seharusnya dilakukan oleh pemimpin

acia1ah:l)

Menganalisis

kelompok

dan

tujuan

kelompok,

2) Menentukan stmktur kelompok, yaitu mengatur pekerjaan dan kegiatan
organisasi,

3)

Mengambil

Prakarsa

(Inisiatit),

4)

Mencapai

tujuan,

5) Menyediakan Fasilitas, 6) Menumbuhkan rasa kesatuan, 7) Mengembangkan
rasa kebahagiaan, 8) Sintalitas, dan 9) Melaksanakan filosofi yang dianut oleh
kelompok.
Selanjutnya Slamet (1978) juga mengemukakan situasi kepemimpinan
sebagai berikut: 1) pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan,

2) menjual dan menawarkan sesuatu, 3) memberikan gagasan dan mengundang
pertanyaan. 4) memberikan keputusan sementara 5) memberi persoalan,

6 ) meminta saran-saran, 7) menentukan batas- batas dan meminta kelompok
membuat keputusan, 8) Mengijinkan anggota untuk melakukan fungsi dalam
batas-batas yang telah dirumuskan oleh pimpinan.
Sementara menurut Fiedler (1967) mengatakan bahwa ada dua gaya
perilaku pemimpin yang utama, yaitu yang berorientasi pada tugas dan yang
beroerientasi pada hubungan. Selanjutnya Fiedler mendefinisikan situasi yang

menguntungkan sebagai kadar d i ~ ~ l a nsituasi
a
memungkinkan pemimpin
berperilaku untuk melakukan penganih terhadap kelompok. Konsep perilaku
pemimpin ini akan menentukan keberadaan gaya kepemimpinan yang terbaik
bagi kelompok sesuai dengan situasi-situasi yang dihadapi.
Selanjutnya Cartwright dan Zander (1960) mengemukakan bahwa
karakteristik perilaku pemimpin yang membina kelompok adalah 1) bemsaha
membina hubungan antar pribadi yang menyenangkan, 2) menengahi
pertikaian, 3) memberikan dorongan, 4) memberi kesempatan pada minoritas
untuk

didengar, merangsang swa-arah, d m 5) meningkatkan saling

ketergantungan di antara anggota.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan
bahwa perilaku kepemimpinan adalah sebagai perbuatan-perbuatan ataupun
tindakan-tindakan dari pemimpin kelompok yang diarahkan kepada usaha
mengefektifkan kelompok. Perilaku kepemimpinan yang diidentifikasi dalam
penelitian adalah meliputi 1) Perilaku kepemimpinan dalam meningkatkan
hubungan antara pemimpin dengan anggota, 2) Perilaku dalam menentukan d m
mengarahkan pekerjaan yang telah ditetapkan dengan baik (stmktur kelompok),
3) Perilaku dalam pencapaian tujuan, 4) Perilaku dalam membuat dan
mengambil keputusan, 5) Mem~rakarsaiadanya interaksi dalam kelompok

,

dan 6) Memotivasi tindakan nyata anggota. Perilaku ketua kelompok yang
demikian itu akan dapat meningkatkan efektivitas kelompok petani kecil yang
tinggi sesuai dengan diharapkan dalam penyuluhan.

Kerangka Berpikir
Keberhasilan suatu program dalam pembangunan sangat dipengaruhi
oleh pelaku-pelah yang melaksanakan program tersebut Perilaku dari pelaku
inilah yang akan merupakan kunci ufama pelaksanaan program pelnbangunan
tercapai, maka sangat perlu terlebih dahulu dibangun partisipasi, motivasi,
kreativitas, aktivitas, dan sikap pelaku. Salah satu pendekatan untuk
membangun perilaku tersebut adalah dengan pembentukan kelompok dalam
menampung partisipasi, motivasi, kreativitas, dan sikap tersebut.
Salah satu pelaku yang mempengaruhi keberhasilan suatu kelompok
dalam melaksanakan program pembangunan adalah seorang pemimpin (ketua
kelompok). Faktor pemimpin ini merupakan salah satu faktor internal yang
mempengaruhi efektivitas kelompok dalam mencapai tujuan kelompok yang
maksimal. keefektifan kelompok berorientasi pada peranan dan perilaku
manusia baik sebagai pemimpin mapun anggota. Pengaruh ini menggambarkan
hubungan yang positif dengan keefektifan kelompok, artinya seorang pemimpin
akan membawa kelompoknya ke arah yang lebih baik dan akan menunjang
kedinamisan dan keefektifan kelompok.
Salah satu program pemerintah yang mengikutsertakan kelompok dalam
rangka memberdayakan dan memandirikan anggota-anggota kelompoknya
adalah Program P4K. Tujuan P4K ini tidak hanya mengembangkan sistem
pengembangan partisipatif dan berkelanjutan dalam memberdayakan petaninelayan kecil, tapi juga untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
petani kecil dan keluarganya.

Tujuan ini diharapkan tenvujud bila kelompok PNK sebagai pelaksana
program berjalan efektif dan dinamis. Keefektifan ini dipengaruhi oleh ketua
kelompok selaku pesimpin. Hal-ha1 yang dianalisis dalam penelitian adalah
keeratan hubungan antara perilaku kepemimpinan ketua KPK dengan
keefektifan kelompohlya dalam pelaksanaan program Peningkatan pendapatan
petani kecil (P4K), antara lain dengan mengungkapkan: 1) Hubungan antara
karakteristik kelompok dan ketua kelompok dengan perilaku kepemimpinan
ketua kelompok petani-nelayan kecil (KPK) dalam pelaksanaan program P4K,

2) Hubungan antara

karakteristik kelompok dan ketua kelompok dengan

tingkat keefektifan Kelompok Petani Nelayan Kecil, dan 3) Hubungan antara
perilaku kepemimpinan dengan keefektifan kelompok
Seorang pemimpin

yang

baik

dalam

suatu

kelompok akan

menggerakkan, mengarahkan, dan mendorong tercapainya tujuan kelompok.
Perilaku kepemimpinan seperti ini berpotensi mempengaruhi kedinamisan dan
keefektifan suatu kelompok, maka perilaku kepemimpinan ketua KPK yang
menjadi

perhatian untuk

dianalisis meliputi perilaku

ketua

dalam:

1) Menganalisis kelompok, 2) Menentukan struktur kelompok, 3) Perilaku
dalam pencapaian tujuan, 4) Menumbuhkan rasa kesatuan anggota,

5) Mengembangkan rasa kebahagiaan dan kebanggaan anggota, dan

6 ) Menyediakan fasilitas komunikasi
Mengingat keefektifan kelompok adalah ukuran tercapainya tujuan
kelompok, maka faktor-faktor yang mempengaruhi efektifnya kelompok
adalah: 1) terjadinya perubahan perilaku anggota kelompok petani kecil,
2) perubahan produktivitas sasaran, 3) tingkat kepuasan anggota terhadap

hasil-hasil yang dicapai kelompok, 4) memiliki moral 1:elompok (sikap
anggota, rasa kecintaan dan kebanggaan anggota terhadap kelompok), dan
5) peran serta anggota dalam menunjang keberhasilan kelompok. Dengan
demikian perilaku kepemimpinan

berhubungan dengan tingkat keefektifan

kelompok.
Peubah lain yang diduga berhubungan dengan keefektifan kelompok
adalah karakteristik ketua kelompok dan karakteristik kelompok. Karakteristik
Kelompok Petani Kecil (KPK) meliputi faktor-faktor : 1) Umur kelompok,
2) Jumlah anggota, 3) Kegiatan kelompok, 4) Keterbukaan, 5) Homogenitas

anggota, dan 6) Nilai-nilai dari tujuan anggota
Karakter

Dokumen yang terkait

Keragaan Petani Kecil Peserta Proyek Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani Kecil (Proyek P4K) Studi Kasus di Desa Sukaraksa dan Sukajaya Jawa Barat

0 15 104

Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan keefektifan kelompok P4K (Pembinaan peningkatan pendapatan petani KeClI). Kasus Kecamatan Tarogong, Daerah Tingkat II Garut, Propinsi Jawa Barat

0 9 171

Hubungan Karakteristik Petani dengan Tingkat Partisipasinya sebagai Anggota Kelompok Tani. Kasus pada Kelompok Tani Mekarsari, Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat

0 9 89

Faktor-Faktor Komunikasi yang Berhubungan dengan Keefektifan Komunikasi Kelompok Tani P4K (Kasus Penerapan P4K di Kabupaten Cianjur)

0 16 103

Hubungan Gaya Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Kelompok (Kasus Kelompok Tani Mekarsari, Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)

0 6 96

Kemandirian Usaha Pembudidaya Ikan dalam Proyek Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan Kecil (P4K) di Desa Muktisari, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat

0 6 14

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kualitas Perilaku Kemandirian Anggota Kelompok P4K : Kasus Program P4K Di Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi

0 14 119

Pemberdayaan Kelompok Tani (Studi Kasus Kelompok Tani di Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat)

0 11 106

Faktor-faktor Komunikasi yang Berhubungan dengan Kinerja Kelompok Petani Nelayan Kecil (KPK) (Kasus P4K( di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah)

0 5 155

Kepemimpinan Kontaktani dalam Meningkatkan Efektivitas Kelompok Tani : Kasus pada Kelompok Tani di Desa Putat Nutug, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 5 107