BERDOALAH, ALLAH PUN AKAN MENGABULKAN

http:/muhsinhar.staff.umy.ac.id

Berdoalah, Allah pun Akan
Mengabulkan
Tidak sedikit orang yang ‘kecewa’, karena merasa bahwa doa-doanya tak
pernah dikabulkan. Padahal Allah telah berjanji akan mengabulkan setiap doa
para hambanya. Mengapa hal itu terjadi? Dan apa sikap terbaik kita?
Berdoa, pada hakikatnya adalah melaksanakan perintah Allah. Karena
Allah berfirman,

ْ ُ ُ َ َ ََ
َ ُ ْ َ َْ َ
ُ َ ْ َ َْ
ُ
ْ
ّ‫اَين يست يِو‬
‫وقال رّك ادع يِ أست يجب لك ۚ يإّ ي‬
َ َ ْ َ
َ‫ادِ َسيَ ْد ُخ ُ َّ َج َ ّ َ َداخرين‬
‫يي‬
‫عن يعب ي‬


“Dan Tuhanmu pun telah berfirman, ‘Berdoalah (kalian) kepada-Ku niscaya
akan Aku perkenankan. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan
diri dari menyembah-Ku [berdoa kepada-Ku] akan masuk neraka Jahannam
dalam keadaan hina dina.” (QS al-Mu’min, 40: 60).
Ayat ini menjelaskan tentang kewajiban kita untuk berdoa, dan tentang
hak Allah untuk mengabulkan doa para hamba-Nya. Oleh karenanya, agar
doa-doa kita terkabul, sudah barang tentu ‘kita’ seharusnya melaksanakan
kewajiban kita dengan sebaik-baiknya. Sedangkan perkara hak Allah, yakni
apakah akan mengabulkan doa kita atau tidak, sepantasnya kita serahkan
sepenuhnya kepada-Nya.
Rasulullah SAW pernah bersabda,

َُ َ َ َ ٌْ َ
َْ َْ َ ُ َْ ْ ُ ْ َ
َ
َ
‫ يإل‬، ٍ ‫ ول ق يطيعة ر يح‬، ‫ما يمن س ي ٍ يدع بيدع ٍة ليس يفي ا يإ‬
َ َ َ ْ َ ُ ُ َ ْ َ
ْ َ َ ُُ َ ْ َ َُ َ َ ُ ْ َ

ّ‫ و يإما أ‬،‫ يإما أّ عج َ دع ته‬:‫أعطاه اَ بي ا يإحدى ثا ٍث‬
َ‫ َوإما أَ ّْ يَ ْْ َف َعّْ ُه م َن ا س ء مثْ َ ا‬،‫يَدخ َر َها َ َُ ف اآخ َرة‬
‫ي ي‬
‫ي‬
‫ي ي‬
‫ي‬
‫ي‬
‫ي‬
‫َي‬
ْ ُ ً ُ َ
ُ :‫ قَ َال‬،ِ
ُ.َِ ‫اَ أ ْك‬
ُ‫كي‬
‫ يإذا ن‬:‫قا ا‬

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa yang tidak mengandung dosa dan
tidak pula pemutusan hubungan kekerabatan, melainkan Allah akan

1


memberinya salah satu di antara tiga hal: doanya segera dikabulkan, akan
disimpan baginya di akhirat, atau dirinya akan dijauhkan dari keburukan yang
senilai dengan permohonan yang dipintanya.” Para shahabat pun berkata,
“Kalau begitu, kami akan banyak berdoa.” Rasulullah menanggapi, “Allah
lebih banyak (untuk mengabulkan doa kalian).” (Hadits Riwayat Ahmad bin
Hanbal dari Abu Sa’id al-Khudriy, Musnad Ahmad ibn Hanbal, juz III. Hal. 18,
hadits no. 11149).

Oleh sebab itu, yang terpenting bagi kita adalah mengetahui definisi
doa, syarat-syarat berdoa, dan adab-adabnya dengan sebaik-baiknya. Doa yaitu
menampakkan kerendahan diri kepada Allah seraya mengajukan permohonan,
mengharap kebaikan yang ada di sisi-Nya, mengharap terkabulnya keinginan,
dan selamat dari hal-hal yang mengkhawatirkan.
Ibnu Qayyim al-Jauziyah menjelaskan, “doa termasuk obat yang paling
mujarab, karena doa adalah musuh bala bencana, menghadangnya dan
mengobatinya, menghalangi turunnya dan menghilangkannya atau
meringankannya, dan doa adalah senjata orang yang beriman.”
Kalau Anda menginginkan agar ‘doa’ Anda terjawab, berdoalah kepada Allah
semata-mata. Janganlah sekali-kali berdoa kepada selain Allah.
Bertawasullah (berdoa kepada Allah melalui suatu perantara, baik

perantara tersebut berupa amal baik kita, atau pun melalui orang-orang shaleh
yang kita anggap memunyai posisi lebih dekat kepada Allah) kepada-Nya
dengan tawasul yang sesuai syariat. Berbaik sangkalah kepada-Nya. Janganlah
tergesa-gesa ingin dikabulkan. Selain itu, makanlah makanan (juga minumlah
minuman) yang halal dan baik.
Dan yang tak kalah penting adalah: “berdoalah dengan khusyu’,
mulailah dengan memuji-Nya (mengucapkan hamdalah), bershalawatlah
kepada Rasulullah SAW, bersucilah dari hadas dan najis, rendahkanlah
suaramu, dan yakinkan kepada dirimu bahwa Allah selalu mendengar
permohonanmu, dan pada saat yang tepat akan mengabulkan doamu dengan
pilihan yang terbaik (dari-Nya) untukmu. Dan janganlah sekali pun berputus
asa untuk tetap memohon kepada-Nya, kapan pun dan di mana pun Anda
berada.”

Wallâhu a’lamu bish-Shawâb.

2