Evaluasi Data Keluaran Penerapan teknik klasifikasi dengan algoritme decision tree untuk data tanaman pangan dan hortikultura

Gambar 2 Pohon yang terbentuk pada tabel bdspT7 Setelah pohon terbentuk, dihasilkan sejumlah aturan dari path dalam pohon tersebut. Contoh aturan yang dapat terbentuk dari pohon pada Gambar 2 adalah sebagai berikut: “JIKA komoditas = Jagung DAN lokasi = Bali DAN luas panen 6 DAN produktivitas = 6 MAKA produksi = 1” ”JIKA komoditas = Jagung DAN lokasi = Bengkulu MAKA produksi = 1” ”JIKA komoditas = Melon DAN lokasi = Jawa Tengah DAN luas panen = 6 AND produktivitas = 6 MAKA produksi = 1” ”JIKA komoditas = Melon DAN lokasi = Timortimur MAKA produksi = 1” ”JIKA komoditas = Nenas DAN lokasi = Jawa Barat DAN produktivitas = 6 MAKA produksi = 5” ”JIKA komoditas = Nenas DAN lokasi = Jawa Barat DAN produktivitas 6 MAKA produksi = 1” ”JIKA komoditas = Nenas DAN lokasi = Jawa Timur MAKA produksi = 1” Aturan selengkapnya yang diperoleh dari tabel bdspT7 dapat dilihat pada Lampiran 5. Rasio aturan yang terbentuk terhadap ukuran kedelapan training set dapat dilihat pada Tabel 9 dan grafik dari rasio tiap tabel dapat dilihat pada Gambar 3. Tabel 9 Rasio aturan pada training set Training set Ukuran Training set Jumlah aturan yang terbentuk Rasio bdspT1 551 161 29.22 bdspT2 2779 340 12.23 bdspT3 2907 305 10.49 bdspT4 3231 390 12.07 bdspT5 3618 579 16.00 bdspT6 3849 756 19.64 bdspT7 4391 782 17.81 bdspT8 1909 644 33.73 Gambar 3 Grafik rasio pada delapan tabel bdsp Dari kedelapan tabel bdsp yang ada, nilai rasio terbesar pada training set bdspT8 sebesar 33.73, sedangkan rasio terkecil pada tabel bdspT3 sebesar 10.49.

4.5 Evaluasi Data Keluaran

Tahap evaluasi dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap aturan yang telah terbentuk pada tahap data mining. Dengan menggunakan nilai masukkan yang diambil secara random dan terdapat pada tabel training set dan test set, aturan yang terbentuk dari tahap data mining dan data test set akan dibandingkan. Pengujian dilakukan setelah pohon dari training set terbentuk. Pertama t entukan test set yang ingin digunakan, kemudian masukkan nilai yang ingin diujikan. Misalkan nilai Alpukat di Bangka Belitung dengan nilai luas panen Ha berada pada kelompok = 6 dan produktivitas TonHa = 6. Sistem akan mencari nilai penguj ian yang telah dimasukkan ke dalam test set dan pohon yang telah terbentuk. Akurasi dihitung berdasarkan jumlah nilai yang sama antara nilai dalam test set dengan nilai yang dihasilkan oleh pohon dengan menggunakan keseluruhan aturan yang terbentuk, perhitungan akurasi adalah sebagai berikut Tan et al. 2005: 00 f 01 f 10 f 11 f 00 f 11 f akurasi atau prediksi banyaknya total benar yang prediksi banyak Akurasi + + + + = = Setiap entri f ij menyatakan banyaknya record dari kelas i yang diprediksi menjadi kelas j. Dari delapan tabel yang ada, terhadap masing-masing tabel training set diberikan 3 kali pengujian dengan jumlah masukkan yang berbeda yaitu 100, 150 dan 200 data. Pengujian untuk setiap nilai masukkan diulang sebanyak 3 kali. Nilai masukkan data acak dapat dilihat pada Lampiran 6 dan hasil akurasi masing-masing masukkan data acak pada Lampiran 7 sampai 9. Hasil rata- rata akurasi dari evaluasi data menggunakan data acak dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 P resentasi akurasi data pengambilan data input secara acak Training set Jumlah aturan Jumlah test set Akurasi 1 100 dat Akurasi 2 150 dat Akurasi 3 200 dat bdspT1 161 183 10.10 11.33 10.67 bdspT2 340 926 45.03 46.83 49.61 bdspT3 305 968 41.01 42.29 45.50 bdspT4 390 1077 51.00 53.04 52.33 bdspT5 579 1206 60.11 60.00 57.50 bdspT6 756 1282 55.00 53.33 55.57 bdspT7 782 1463 67.17 66.00 65.50 bdspT8 644 636 33.33 34.08 33.50 Pada Gambar 4 dapat dilihat grafik perbandingan dari ketiga nilai akurasi dengan menggunakan data acak. Untuk grafik masing-masing nilai akurasi dapat dilihat pada Lampiran 10 sampai 12 Gamb ar 4 Grafik perbandingan nilai akurasi dengan data input secara acak Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa nilai akurasi terbesar terdapat pada tabel bdspT7 dengan 100 data pengujian. Pada percobaan di atas, nilai akurasi tertinggi 67.17 pada tabel bdspT7, sedangkan nilai akurasi terendah 10.10 pada tabel bdspT1. Dari informasi yang diperoleh, pengguna tidak perlu mengingat jumlah aturan yang terbentuk pada tahap data mining. Pengguna dapat menggunakan modul pengguna untuk menampilkan informasi sesuai kebutuhan pengguna. Tampilan modul pengguna dapat dilihat pada Lampiran 13. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan