TINJAUAN TENTANG PEMBERIAN FASILITAS LAYANAN SEKSUAL SEBAGAI BENTUK GRATIFIKASI.
JURNAL HUKUM
TINJAUAN TENTANG PEMBERIAN FASILITAS LAYANAN SEKSUAL SEBAGAI
BENTUK GRATIFIKASI
Diajukan oleh:
CICILIA PUSPITANINGTIAS
NPM
Program Studi
Program Kekhususan
: 130511320
: Ilmu Hukum
: Peradilan Pidana
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
FAKULTAS HUKUM
2016
TINJAUAN TENTANG PEMBERIAN FASILITAS LAYANAN SEKSUAL SEBAGAI BENTUK
GRATIFIKASI
Cicilia Puspitaningtias
Fakultas Hukum, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Email: [email protected]
Abstract
This study aims to determine whether sexual services gratification can be qualified as the provision
of other facilities term according to the explanation of Article 12B paragraph (1) of Law No. 31 of
1999 jo Law No. 20 Year 2001 about Corruption Eradication. The study belongs to normative study
and uses primary and secondary materials as the method. The researcher applies literature study
and interviews to gather data. From the result of the study, it is concluded that sexual service
gratification can be qualified as the provision of other facilities term since the definition of facilities
are all things which ease and unleash efforts in achieving the desired goals. The nominal term of
sexual service gratification can be determined from how much money paid to the giver of sexual
services. Sexual services gratification is usually given by some entrepreneurs to civil servants and
state officials in order to make them easier to achieve the desired goals. Some problems arise
regarding to the status of sexual services gratification so that the policy about sexual service
gratification status needs to be changed.
Keywords : facilities, gratification, sex.
.
1
seharusnya dapat digunakan untuk
1. PENDAHULUAN
Korupsi
semakin
merajalela
pembangunan infrastruktur.
di
Perkembangannya
Indonesia. Korupsi tidak hanya terjadi
korupsi
di tingkat pemerintahan pusat tetapi
tidak lagi dirasakan sebagai sesuatu
juga dilakukan oleh para pejabat di
yang
tingkat daerah.Para pejabat seharusnya
dan/atau
mengutamakan
saja,tapi
kepentingan
rakyat
hanya
merugikan
keuangan
perekonomian
sudah
negara
sepatutnya
dilihat
akan tetapi dalam realitanya banyak
sebagai sesuatu yang melanggar hak-
yang melakukan korupsi hanya untuk
hak sosial dan ekonomi masyarakat
memperkaya diri sendiri. .Uang rakyat
sebagai bagian dari hak asasi manusia.
yang seharusnya digunakan untuk
Oleh karena itu,terdapat cukup alasan
kesejahteraan rakyat disalahgunakan
rasional
untuk
atau
korupsi sebagai sebuah kejahatan luar
hasil
biasa (extraordinary crime),sehingga
kepentingan
kelompok
individu
tertentu.Menurut
untuk
mengategorikan
kajian Indonesia Corruption Watch
pemberantasannya
(ICW) yang dirilis pada 24 Februari
dengan cara-cara yang luar biasa
2016
(extraordinary measure) dan dengan
total
kasus
yang
berhasil
perlu
dilakukan
dipantau selama tahun 2010 hingga
menggunakan
instrumen-instrumen
2014 adalah sebanyak 2.492 kasus
hukum
dengan total nilai kerugian negara
pula(extraordinary instrument).2
yang
luar
biasa
sebesar Rp 30 triliun dan nilai suap
Sekian kasus korupsi oleh para
sebesar Rp 549 miliar. Selama tahun
pejabat yang semakin sistematis dan
2015 ada sebanyak 550 kasus korupsi
meluas salah satunya adalah adanya
dengan total potensi kerugian negara
gratifikasi.Berdasarkan
sebesar Rp 3,1 Triliun dan nilai suap
Pasal 12B ayat (1) Undang-Undang
sebesar Rp 450,5 Miliar.1 Jumlah yang
Nomor
begitu besar yang
Perubahan
Nomor
20
31
Tahun
Atas
Tahun
penjelasan
2001
tentang
Undang-Undang
1999
tentang
1
http://www.antikorupsi.org/id/content/bulleti
n-mingguan-anti-korupsi-25-febuari-2-maret2016,diakses 23 September 2016
2
Elwi Danil,2012,Konsep,Tindak Pidana,dan
Pemberantasannya,Penerbit PT Rajagrafindo
Persada,Jakarta,hlm.76.
2
Pemberantasan
Tindak
Pidana
oleh
pegawai
dan
penyelenggara
gratifikasi
negara.Realitasnya gratifikasi banyak
adalah pemberian dalam arti luas,
mempengaruhi sikap pegawai negeri
yakni
dan
Korupsi,yang
dimaksud
meliputi
barang,
rabat
pinjaman
pemberian
(discount),
tanpa
perjalanan,
komisi,
bunga,
fasilitas
uang,
tiket
penginapan,
penyelenggara
negara
melaksanakan
tugas
kewajibannya.Salah
satu
yang
terjadi
acap
kali
dalam
dan
kebiasaan
dalam
perjalanan wisata, pengobatan cuma-
kehidupan
cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi
pemberian tanda terima kasih atau
tersebut baik yang diterima di dalam
hadiah atau cendera mata atas jasa
negeri maupun di luar negeri dan yang
yang
dilakukan
menggunakan
seseorang,baik dalam bentuk barang
sarana elektronik atau tanpa sarana
atau bahkan uang. Pemberian tanda
elektronik.3Sanksi
terima kasih ini sudah wajar tetapi
dengan
bagi
penerima
masyarakat
telah
adalah
diberikan
oleh
gratifikasi di atur dalam Pasal 12B
dalam
ayat (2) Undang-Undang Nomor.31
pemerintahan
Tahun 1999 jo Undang- Undang
berwibawa,pembuat
Nomor
memandangnya sebagai sesuatu yang
20
Tahun
2001
tentang
rangka
menciptakan
yangg
bersih
dan
undang-undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
negatif
yang
penjara
menimbulkan terjadinya korupsi yang
seumur hidup atau penjara paling
diawali dengan pengabaian terhadap
singkat 4 tahun dan paling lama 20
tugas dan kewajiban.Potensi korupsi
tahun dan pidana denda paling sedikit
inilah
Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1
dicegah terutama jika pemberian itu
miliar.
patut diduga berkaitan dengan jabatan
menyatakan
pidana
atau
Gratifikasi merupakan salah
karena
yang
berpotensi
sesungguhnya
kewenangan
yang
ingin
dimiliki.4
Gratifikasi tidak hanya dapat berupa
satu bentuk korupsi yang selama ini
barang,tiket perjalanan maupun uang.
banyak dipraktikkan dalam birokrasi
3
4
.http://www.kpk.go.id/id/layananpublik/gratifikasi/mengenaigratifikasi,diakses 04 November 2015.
3
Marwan Mas,2014,Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, Penerbit Ghalia
Indonesia,Bogor,hlm.77.
Salah satunya gratifikasi dapat berupa
kepuasaan
gratifikasi
yang
sajian seksual kerap disediakan pada
diberikan kepada para penyelenggara
setiap perjalanan dinas ke daerah.
negara.
“Pejabat
layanan
seksual
seksual.Mencontohkan,
bisa membuat
kebijakan
Direktur Direktorat Pembinaan
diminta oleh perempuan nakal atau
Jaringan Kerjasama Antarkomisi dan
wanita simpanan. Ini sebagai fakta,
Instansi
banyak pejabat atau PNS yang tergoda
Komisi
Pemberantasan
Korupsi (KPK) Sujarnako menyebut
dengan
jika seks sudah menjadi bagian dalam
Mahfud.Gratifikasi
praktik korupsi. Hal itu dikatakan
kalangan pembuat kebijakan itu bukan
Sujarnako saat dirinya ditugaskan
hanya terjadi di kalangan pejabat dan
untuk menelusuri aliran dana pelaku
PNS, tapi di lingkungan legislatif
korupsi.
dia
(DPRD dan DPR) juga marak. “Perlu
lembaga
ada undang-undang gratifikasi layanan
hukum di Indonesia termasuk KPK
seksual dan perlu ada pertimbangan
belum bisa menjerat pelaku korupsi
khusus yang mengaturnya. Pasalnya,
yang
gratifikasi
gratifikasi dalam bentuk seksual sulit
seks.5 Suap seks terang Mahfud MD,
jika harus dikonversikan dalam bentuk
biasanya
numerik,” tendas Mahfud.6
Meski
menambahkan
telah
saat
demikian,
ini
melakukan
digunakan
untuk
seks,‟‟imbuh
seksual
di
mempengaruhi kebijakan para pejabat
Di lihat dalam penjelasan Pasal
misalnya soal keputusan pemenang
12B ayat (1) Undang-Undang Nomor
tender atau proyek yang jumlahnya
20 Tahun 2001 tentang Perubahan
mencapai puluhan atau ratusan miliar
Atas
rupiah.Pejabat negara saat ini mulai
Tahun 1999 tentang Pemberantasan
banyak yang anti terhadap suap dalam
Tindak Pidana Korupsi pengaturan
bentuk uang.Mereka masih belum
pengertian
tahan akan godaan seksual yang bisa
gratifikasi berupa layanan seksual
digolongkan
tidak termuat secara eksplisit,bahkan
sebagai
gratifkasi
Undang-Undang
gratifikasi
Nomor
31
mengenai
sampai sekarang belum ada kasus
5
http://www.suara.com/news/2015/08/26/135
840/ini-dia-aparatur-negara-yang-menikmatigratifikasi-seks,diakses 23 September 2016.
6
http://korannonstop.com/2013/01/suap-seksgoda-pns/,diakses 23 September 2016.
4
gratifikasi
layanan
yang
Sumber data yang digunakan
masuk ke pengadilan.Para penegak
dalam penelitian hukum ini adalah
hukum berdalih bahwa belum adanya
data sekunder yaitu data yang
aturan
diperoleh dari bahan – bahan
mengenai
seksual
gratifikasi
seks
sehingga para pejabat yang menerima
pustaka.
gratifikasi seks tidak dapat dijerat
digunakan antara lain:
sanksi pidana.”
a. Bahan hukum primer
Rumusan
masalah
yang
Data
Bahan
sekunder
hukum
yang
primer
diangkat adalah : Apakah pemberian
berupa peraturan Perundang -
layanan seksual dapat dikualifikasikan
undangan yang tata urutannya
dalam pengertian fasilitas lainnya
sesuai
menurut penjelasan Pasal 12B ayat (1)
pembentukan
sebagai bentuk gratifikasi?
perundang – undangan yang
dengan
tata
cara
peraturan
berlaku ( hukum positif ),
2. METODE
antara lain :
1. Jenis Penelitian
a) Undang- Undang Dasar
Jenis penelitian hukum yang
jenis
Republik Indonesia Tahun
Penelitian Hukum Normatif. Jenis
1945 : Pasal 5 ayat (1) dan
penelitian hukum normatif bertitik
Pasal 20 ayat (2) dan ayat
fokus pada norma hukum positif
(4) Undang-Undang Dasar
berupa
1945.
dipergunakan
Undangan
adalah
Peraturan
Perundang–
terkait
Pemberian
b) Undang-undang Nomor 8
layanan seksual sebagai bentuk
Tahun
1981
gratifikasi. Dalam jenis penelitian
Hukum Acara Pidana
c) Undang-Undang
ini, dilakukan abstraksi melalui
tentang
RI
proses deduksi dengan melakukan
Nomor 28 Tahun 1999
lima tugas ilmu hukum dogmatik
tentang
yaitu melalui proses deskripsi,
negara yang bersih dan
sistematisasi, analisis, interpretasi
bebas
dan menilai hukum positif.
korupsi,kolusi,dan
Penyelenggaraan
nepotisme.
2. Sumber Data Hukum
5
dari
d) Undang-Undang
RI
bahan hukum yang diperlukan dan
Nomor 31 Tahun 1999
inventarisasi bahan hukum yang
tentang
diperlukan
Pemberantasan
tindak pidana korupsi
dengan
e) Undang-Undang RI Nomor
20 Tahun 2001
perubahan
atas
data
primer
yaitu
wawancara
Hakim
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
tentang
Yogyakarta.
Undang-
4. Analisis Bahan Hukum
Undang RI Nomor 31 Tahun
a. Bahan Hukum Primer
1999 tentang Pemberantasan
Bahan hukum primer yang
tindak pidana korupsi
berupa peraturan perundang-
f) Undang-Undang RI Nomor
30
Tahun
2002
undangan sesuai 5 tugas ilmu
normatif yaitu deskripsi hukum
tentang
Komisi pemberantasan tindak
pidana korupsi.
b. Bahan hukum sekunder
hukum
hukum
dalam
literatur,
jurnal,
hasil
penelitian,
dokumen,kamus,
positif,intrepretasi
hukum
positif,dan
hukum
menilai
aran dari undang-undang yang
dan
pendapat
hukum
Merupakanuraian/pemap
meliputi fakta hukum, doktrin,
asas
positif,analisis
1) Deskripsi hukum positif
berupa bahan hukum yang
–
hukum
positif.
Bahan hukum sekunder
asas
positif,sistematisasi
terkait sesuai dengan
hukum
primer.
tinjauan
fasilitas
surat kabar, internet.
tentang
bahan
Perihal
pemberian
layanan
seksual
sebagai bentuk gratifikasi.
3. Pengumpulan Data
2) Sistematisasi hukum positif
Pengumpulan
data
untuk
Sistematisasi dilakukan
memperoleh data primer diperoleh
secara
melalui studi kepustakaan,dengan
vertikal
untuk
mengetahui apakah terdapat
melalui tahap-tahap identifikasi
antinomi
pustaka sumber data, identifikasi
Berdasarkan
6
atau
tidak.
sistematisasi
secara vertikal sudah ada
dalam peraturan perundang-
sinkronisasi sehingga prinsip
undangan.
5. Proses Berpikir
Proses
berpikir
penalaran hukumnya adalah
subsumsi,karena
perlu
itu
tidak
berlakunya
digunakan adalah deduktif yaitu
asas
bertolak dari proposisi umum yang
perundang-undangan.
Sistematisasi
Horizontal
kebenarannya telah diketahui dan
secara
sudah
berakhir pada suatu kesimpulan
ada
yang bersifat khusus. Dalam hal
Harmonisasi.
ini yang umum berupa peraturan
3) Analisis hukum positif
perundang-undangan
Aturan
hukum
dan
keputusan
hukum
harus
dipikirkan
dalam
suatu
hukum
seksual di indonesia. Yang khusus
berupa hasil penelitian mengenai
konsep hukum gratifikasi layanan
sehingga
karena sifatnya
yang open
sistem,terbuka
untuk
seksual di indonesia.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
di
Di Indonesia pemberian berupa
evaluasi dan di kaji.
layanan
4) Interpretasi hukum positif
Sistematisasi
melaksanakan
namun sampai sekarang belum ada
setiap
satupun
norma mempunyai tujuan atau
gratifikasi
layanan
untuk diproses. Hal ini mengingat
5) Menilai hukum positif
gratifikasi tersebut berupa kenikmatan
Dalam hal ini menilai
gratifikasi
kasus
seksual yang di bawa ke pengadilan
maksud tertentu.
mengenai
tugasnya.Gratifikasi
berupa layanan seksual sering terjadi
teleologis
karena
pejabat
sering mendapatkan gratifikasi ketika
secara vertikal dan horizontal.
dipergunakan
kepada
negeri sipil atau penyelenggara negara
sistematisasi
Interpretasi
seksual
bukanlah menjadi hal baru.Pegawai
secara
gramatikal dan selain itu juga
menggunakan
mengenai
konsep hukum gratifikasi layanan
hubungan. Aturan hukum dan
keputusan
yang
seksual dan bukan berupa barang
pengaturan
layanan
ataupun uang.Para penegak hukum
seksual
7
berdalih bahwa belum ada aturan yang
penuntut umum di KPK, misalnya,
dapat menjerat mengenai tidak pidana
peluang untuk menjerat pegawai
korupsi berupa gratifikasi layanan
negeri atau penyelenggara negara
seksual.
dengan gratifikasi seksual tetap ada.
“Sangat mungkin,” kata peneliti
Mengenai
gratifikasi
bentuk-bentuk
telah
disebut
sekaligus anggota Badan Pekerja
dalam
ICW, Emerson Yuntho.7
Penjelasan Pasal 12B ayat (1).
Eksplisit tak ada jasa layanan seks
Di dalam penjelasan gratifikasi
disebut. Cuma ada frasa „fasilitas
disebutkan bahwa pemberian tersebut
lainnya‟. UU Pemberantasan Tipikor
diartikan secara luas dan juga disebutkan
tak memberikan penjelasan lebih
bahwa gratifikasi tersebut dapat berupa
lanjut apa yang dimaksud dengan
fasilitas
‘fasilitas
Saku
sebenarnya
gratifikasi
yang
dimasukkan
dalam
lainnya‟.
Memahami
Buku
Gratifikasi
lainnya.
Dalam
hal
seks
kategori
ini
dapat
fasilitas
diterbitkan KPK juga tidak mengurai
lainnya. Dimana fasilitas sendiri dalama
lebih lanjut makna dan cakupan frasa
Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki
“fasilitas
beberapa
pengertian,fasilitas adalah segala hal
peraturan
yang
lembaga
lainnya
“.Di
negara,
dapat
memudahkan
perkara
pengendalian gratifikasi juga tak
(kelancaran tugas dan sebagainya) atau
mengatur lebih lanjut jenis atau
kemudahan. (Kamus Besar Indonesia,
bentuk gratifikasi „fasilitas lainnya‟.
2001: 314). 8 Menurut Zakiah Daradjat di
Peraturan Menteri Keuangan No.
dalam Arianto Sam (2008) “ fasilitas
83/PMK.01/2015
Tahun
adalah
tentang
Gratifikasi
Pendalian
2015
segala
sesuatu
yang
dapat
di
mempermudah upaya dan memperlancar
Lingkungan Kementerian Keuangan,
kerja dalam rangka mencapai suatu
misalnya, hanya menguraikan jenis7
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt55667d20
86366/jalan-berliku-menjerat-penerima-gratifikasiseks, di akses 5 November 2016.
8
Pekik Wicaksono,2012, Pengaruh fasilitas belajar,
motivasi belajar dan minat belajar terhadap prestasi
belajar siswa kelas x smk muhammadiyah prambanan
tahun ajaran 2011/2012,Universitas Negeri
Yogyakarta,hlm 14.
jenis pemberian yang menekankan
pada barang,dan tak menyinggung
fasilitas lainnya. Meskipun belum
pernah dipakai secara langsung oleh
8
tujuan.9Dari Pengertian fasilitas tersebut
dapat disimpulkan bahwa
a. yang
nilainya
Rp
10.000.000,00 (sepuluh
pemberian
juta
gratifikasi berupa layanan seksual dapat
rupiah) atau lebih, pembuktian
dikategorikan dalam pemberian fasilitas
bahwa
lainnya mengingat pengertian fasilitas
bukan
adalah
dilakukan
segala
sesuatu
yang
dapat
gratifikasi
tersebut
merupakan
oleh
suap
penerima
gratifikasi;
mempermudah upaya dan memperlancar
b. yang nilainya kurang dari Rp
kerja dalam rangka mencapai suatu
tujuan.Pemberian berupa layanan seksual
10.000.000,00 (sepuluh
biasanya
rupiah),
diberikan
kepada
pegawai
pembuktian
bahwa
suap
penyelenggara
gratifikasi
tersebut
negara oleh pengusaha dalam rangka
dilakukan
oleh
memudahkannya untuk mencapai tujuan
umum.
negeri
sipil
maupun
juta
penuntut
yang diinginkan demi keuntungannya.10
Pembuktian gratifikasi menggunakan
pembuktian terbalik, yakni
Mengenai pembuktian gratifikasi
merupakan
di atur dalam Pasal 12B ayat (1) Undang-
salah satu pembuktian yang menekankan
Undang No 20 Tahun 2001 tentang
bahwa terdakwa (penerima gratifikasi)
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
yang harus membuktikan di depan sidang
yang menyatakan :
pengadilan dalam hal gratifikasi yang
nilainya Rp.10.000.000,00 ( sepuluh juta
(1) Setiap gratifikasi kepada pegawai
rupiah ) atau lebih. Dalam praktek di
negeri atau penyelenggara negara
persidangan sebenarnya jaksa juga ikut
dianggap pemberian suap, apabila
berhubungan
dan
yang
dengan
melakukan
jabatannya
berlawanan
pembuktian
namun
pembuktian lebih dititik beratkan kepada
dengan
penerima
kewajiban atau tugasnya, dengan
karena
ketentuan sebagai berikut:
gratifikasi
dalam
terlebih
dahulu
persidangan
ketika
penerima gratifikasi telah mengajukan
bukti
guna
membuktikan
gratifikasi
tersebut bukanlah suap kemudian jaksa
9
aresearch.upi.edu/operator/upload/s_pts_045267_cha
pter2(1).pdf, diakses 07 Nvember 2016.
10
Wawancara dengan Hakim Tipikor Yogyakarta
Bp.Samsul Bachri,tanggal 13 Oktober 2016.
penuntut umum juga akan membuktikan
9
atau mengajukan alat bukti yang akan
rekam kpk sudah memiliki peralatan
mendukung
dakwaaanya.
yang canggih.11
difokuskan
pada
kepada
Pembuktian
apakah
pegawai
negeri
penyelenggara
pemberian
sipil
negara
Mengenai ketentuan dalam Pasal 37
atau
A UU No.31 Tahun 1999 jo UU No. 20
tersebut
Tahun 2001 dimana terdakwa wajib
merupakan tindak pidana korupsi berupa
memberikan keterangan tentang seluruh
gratifikasi.
harta bendanya dan harta benda istri atau
suami,anak dan harta benda setiap orang
Berkaitan dengan ketentuan tersebut
pembuktian
gratifikasi
berdasarkan
nominal
ditentukan
atau korporasi tidak berlaku dalam tindak
yang
pidana korupsi berupa gratifikasi karena
uang
diberikan oleh pemberi gratifikasi,yang
dalam
dimana masalahnya dalam tindak pidana
dibuktikan adalah pemberian gratifikasi
korupsi
tersebut.Ketentuan dalam Pasal 12 B ayat
gratifikasi berupa layanan
seksual yang diberikan
(1)
merupakan
kasus
tidak
gratifikasi
berlaku
yang
jika
ingin
penerima
sebuah kenikmatan seksual yang tidak
melaporkan gratifikasi yang diterimanya
berupa uang atau barang.Mengenai hal ini
kepada
berdasarkan hasil wawancara dengan
Pidana Korupsi paling lambat 30 hari
Hakim Pengadilan Tipikor Yogyakarta
kerja
untuk menentukan nominal pemberian
tersebut.
gratifikasi seks tersebut sebenarnya dapat
korupsi gratifikasi seks sangat tipis
ditentukan dari berapa besar uang yang
kemungkinan
untuk
si
penerima
dibayarkan pemberi gratifikasi kepada si
melaporkan
pemberian
layanan
pemberi
tersebut,namun
layanan
persidangan
seksual.
untuk
Dalam
Komisi Pemberantasan Tindak
sejak
diterimanya
gratifikasi
Dilihat dalam tindak pidana
tidak
menutup
kemungkinan karena takut jika tidak
melakukan
saksi,
melapor dan ketahuan akan diproses
rekaman,bukti elektronik atau bisa saja
KPK. Jika diperhatikan dalam ketentuan
dengan bill pembayaran hotel yang
pelaporan mengenai status pemberian
pastinya
gratifikasi akan ditentukan oleh KPK
pembuktian
dapat
dibayarkan
diajukan
oleh
pemberi
gratifikasi yang mana dalah hal ini alat
11
Wawancara
dengan
Hakim
Tipikor
Yogyakarta Bp.Samsul Bachri,tanggal 13
Oktober 2016.
10
bahwa gratifikasi dapat menjadi milik
waktu dilaporkan ke KPK sejumlah
penerima
uang tersebut.12
atau
milik
negara.Menjadi
masalah dalam hal ini karena gratifikasi
4. KESIMPULAN
yang diberikan berupa layanan seksual
dimana tidak mungkin sebuah layanan
Berdasarkan uraian dalam bab-
seksual dapat disita menjadi menjadi
bab sebelumnya maka disimpulkan
milik negara.Oleh karena hal ini menjadi
sebagai berikut :
kendala dalam hal pelaporan gratifikasi
Gratifikasi
berupa layanan seksual.Menurut Hakim
Tipikor
Yogyakarta
perlu
berupa
layanan
pengertian
(1).
Hal
pengertian
pasti jika ada yang melapor.Mengenai
fasilitas
lainnya
itu
karena
fasilitas
mengingat
adalah
segala
sesuatu yang dapat mempermudah
status penerimaan gratifikasi layanan
upaya dan memperlancar kerja dalam
pendapat yang
rangka
diberikan misal dengan :
mencapai
tujuan.Pemberian
suatu
berupa
layanan
seksual biasanya diberikan kepada
1. Yakni ketentuan dalam Pasal 12 C
ayat (3)
dapat
berdasarkan penjelasan Pasal 12B ayat
seksual
sehingga aturan hukum nya menjadi lebih
seksual ini ada 2
seksual
dikategorikan atau dimasukkan dalam
adanya
peraturan yang lebih jelas mengenai
gratifikasi
layanan
pegawai
mengenai status gratifikasi
negeri
sipil
maupun
menjadi milik penerima atau milik
penyelenggara negara oleh pengusaha
negara, khusus dalam hal gratifikasi
dalam rangka memudahkannya untuk
berupa layanan seksual dikecualikan
mencapai tujuan yang diinginkan demi
atau tidak diberlakukan, Hal ini perlu
keuntungannya.Mengenai
adanya tambahan kalimat dikecualikan
pemberian
dalam
gratifikasi berupa layanan seksual
pasal
tersebut
sehingga
memberi kepastian.
2. Dinilai dengan uang,yakni dengan
berdasarkan
pemberian
nilai yang dibayar kepada pemberi
12
dalam
jika ada yang
melapor
perlu
sehingga
peraturan
adanya
ataupun
Wawancara dengan Hakim Tipikor
Yogyakarta Bp.Samsul Bachri,tanggal 13
Oktober 2016.
layanan oleh pemberi gratifikasi pada
11
hal
masih ada kendala
perubahan
gratifikasi
gratifikasi
status
penambahan yang mengatur tentang
http://korannonstop.com/2013/01/suap
status pemberian berupa gratifikasi
-seks-goda-pns/,diakses 23 September
layanan seksual.
2016.
aresearch.upi.edu/operator/upload/s_
5. REFERENSI
pts_045267_chapter2(1).pdf, diakses
Buku-buku :
07 November 2016.
Elwi Danil,2012,Konsep,Tindak
http://www.hukumonline.com/berita/b
Pidana,danPemberantasannya,Penerb
aca/lt55667d2086366/jalan-berliku-
it PT Rajagrafindo Persada,Jakarta.
menjerat-penerima-gratifikasi-seks, di
Marwan
akses 5 November 2016..
Tindak
Mas,2014,Pemberantasan
Pidana
Korupsi,
Pekik
Penerbit
Wicaksono,2012,
Pengaruh
Ghalia Indonesia ,Bogor.
fasilitas belajar, motivasi belajar dan
Wawancara :
minat belajar terhadap prestasi belajar
Wawancara dengan Hakim Tipikor
siswa kelas x smk muhammadiyah
Yogyakarta Bp.Samsul Bachri,tanggal
prambanan
13 Oktober 2016.
2011/2012,Universitas
Internet :
Yogyakarta,hlm
http://www.antikorupsi.org/id/content/
bulletin-mingguan-anti-korupsi-25febuari-2-maret-2016,diakses
23
September 2016
http://www.kpk.go.id/id/layananpublik/gratifikasi/mengenaigratifikasi,diakses 04 November 2015.
http://www.suara.com/news/2015/08/2
6/135840/ini-dia-aparatur-negarayang-menikmati-gratifikasiseks,diakses 23 September 2016.
12
tahun
ajaran
Negeri
14.
TINJAUAN TENTANG PEMBERIAN FASILITAS LAYANAN SEKSUAL SEBAGAI
BENTUK GRATIFIKASI
Diajukan oleh:
CICILIA PUSPITANINGTIAS
NPM
Program Studi
Program Kekhususan
: 130511320
: Ilmu Hukum
: Peradilan Pidana
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
FAKULTAS HUKUM
2016
TINJAUAN TENTANG PEMBERIAN FASILITAS LAYANAN SEKSUAL SEBAGAI BENTUK
GRATIFIKASI
Cicilia Puspitaningtias
Fakultas Hukum, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Email: [email protected]
Abstract
This study aims to determine whether sexual services gratification can be qualified as the provision
of other facilities term according to the explanation of Article 12B paragraph (1) of Law No. 31 of
1999 jo Law No. 20 Year 2001 about Corruption Eradication. The study belongs to normative study
and uses primary and secondary materials as the method. The researcher applies literature study
and interviews to gather data. From the result of the study, it is concluded that sexual service
gratification can be qualified as the provision of other facilities term since the definition of facilities
are all things which ease and unleash efforts in achieving the desired goals. The nominal term of
sexual service gratification can be determined from how much money paid to the giver of sexual
services. Sexual services gratification is usually given by some entrepreneurs to civil servants and
state officials in order to make them easier to achieve the desired goals. Some problems arise
regarding to the status of sexual services gratification so that the policy about sexual service
gratification status needs to be changed.
Keywords : facilities, gratification, sex.
.
1
seharusnya dapat digunakan untuk
1. PENDAHULUAN
Korupsi
semakin
merajalela
pembangunan infrastruktur.
di
Perkembangannya
Indonesia. Korupsi tidak hanya terjadi
korupsi
di tingkat pemerintahan pusat tetapi
tidak lagi dirasakan sebagai sesuatu
juga dilakukan oleh para pejabat di
yang
tingkat daerah.Para pejabat seharusnya
dan/atau
mengutamakan
saja,tapi
kepentingan
rakyat
hanya
merugikan
keuangan
perekonomian
sudah
negara
sepatutnya
dilihat
akan tetapi dalam realitanya banyak
sebagai sesuatu yang melanggar hak-
yang melakukan korupsi hanya untuk
hak sosial dan ekonomi masyarakat
memperkaya diri sendiri. .Uang rakyat
sebagai bagian dari hak asasi manusia.
yang seharusnya digunakan untuk
Oleh karena itu,terdapat cukup alasan
kesejahteraan rakyat disalahgunakan
rasional
untuk
atau
korupsi sebagai sebuah kejahatan luar
hasil
biasa (extraordinary crime),sehingga
kepentingan
kelompok
individu
tertentu.Menurut
untuk
mengategorikan
kajian Indonesia Corruption Watch
pemberantasannya
(ICW) yang dirilis pada 24 Februari
dengan cara-cara yang luar biasa
2016
(extraordinary measure) dan dengan
total
kasus
yang
berhasil
perlu
dilakukan
dipantau selama tahun 2010 hingga
menggunakan
instrumen-instrumen
2014 adalah sebanyak 2.492 kasus
hukum
dengan total nilai kerugian negara
pula(extraordinary instrument).2
yang
luar
biasa
sebesar Rp 30 triliun dan nilai suap
Sekian kasus korupsi oleh para
sebesar Rp 549 miliar. Selama tahun
pejabat yang semakin sistematis dan
2015 ada sebanyak 550 kasus korupsi
meluas salah satunya adalah adanya
dengan total potensi kerugian negara
gratifikasi.Berdasarkan
sebesar Rp 3,1 Triliun dan nilai suap
Pasal 12B ayat (1) Undang-Undang
sebesar Rp 450,5 Miliar.1 Jumlah yang
Nomor
begitu besar yang
Perubahan
Nomor
20
31
Tahun
Atas
Tahun
penjelasan
2001
tentang
Undang-Undang
1999
tentang
1
http://www.antikorupsi.org/id/content/bulleti
n-mingguan-anti-korupsi-25-febuari-2-maret2016,diakses 23 September 2016
2
Elwi Danil,2012,Konsep,Tindak Pidana,dan
Pemberantasannya,Penerbit PT Rajagrafindo
Persada,Jakarta,hlm.76.
2
Pemberantasan
Tindak
Pidana
oleh
pegawai
dan
penyelenggara
gratifikasi
negara.Realitasnya gratifikasi banyak
adalah pemberian dalam arti luas,
mempengaruhi sikap pegawai negeri
yakni
dan
Korupsi,yang
dimaksud
meliputi
barang,
rabat
pinjaman
pemberian
(discount),
tanpa
perjalanan,
komisi,
bunga,
fasilitas
uang,
tiket
penginapan,
penyelenggara
negara
melaksanakan
tugas
kewajibannya.Salah
satu
yang
terjadi
acap
kali
dalam
dan
kebiasaan
dalam
perjalanan wisata, pengobatan cuma-
kehidupan
cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi
pemberian tanda terima kasih atau
tersebut baik yang diterima di dalam
hadiah atau cendera mata atas jasa
negeri maupun di luar negeri dan yang
yang
dilakukan
menggunakan
seseorang,baik dalam bentuk barang
sarana elektronik atau tanpa sarana
atau bahkan uang. Pemberian tanda
elektronik.3Sanksi
terima kasih ini sudah wajar tetapi
dengan
bagi
penerima
masyarakat
telah
adalah
diberikan
oleh
gratifikasi di atur dalam Pasal 12B
dalam
ayat (2) Undang-Undang Nomor.31
pemerintahan
Tahun 1999 jo Undang- Undang
berwibawa,pembuat
Nomor
memandangnya sebagai sesuatu yang
20
Tahun
2001
tentang
rangka
menciptakan
yangg
bersih
dan
undang-undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
negatif
yang
penjara
menimbulkan terjadinya korupsi yang
seumur hidup atau penjara paling
diawali dengan pengabaian terhadap
singkat 4 tahun dan paling lama 20
tugas dan kewajiban.Potensi korupsi
tahun dan pidana denda paling sedikit
inilah
Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1
dicegah terutama jika pemberian itu
miliar.
patut diduga berkaitan dengan jabatan
menyatakan
pidana
atau
Gratifikasi merupakan salah
karena
yang
berpotensi
sesungguhnya
kewenangan
yang
ingin
dimiliki.4
Gratifikasi tidak hanya dapat berupa
satu bentuk korupsi yang selama ini
barang,tiket perjalanan maupun uang.
banyak dipraktikkan dalam birokrasi
3
4
.http://www.kpk.go.id/id/layananpublik/gratifikasi/mengenaigratifikasi,diakses 04 November 2015.
3
Marwan Mas,2014,Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, Penerbit Ghalia
Indonesia,Bogor,hlm.77.
Salah satunya gratifikasi dapat berupa
kepuasaan
gratifikasi
yang
sajian seksual kerap disediakan pada
diberikan kepada para penyelenggara
setiap perjalanan dinas ke daerah.
negara.
“Pejabat
layanan
seksual
seksual.Mencontohkan,
bisa membuat
kebijakan
Direktur Direktorat Pembinaan
diminta oleh perempuan nakal atau
Jaringan Kerjasama Antarkomisi dan
wanita simpanan. Ini sebagai fakta,
Instansi
banyak pejabat atau PNS yang tergoda
Komisi
Pemberantasan
Korupsi (KPK) Sujarnako menyebut
dengan
jika seks sudah menjadi bagian dalam
Mahfud.Gratifikasi
praktik korupsi. Hal itu dikatakan
kalangan pembuat kebijakan itu bukan
Sujarnako saat dirinya ditugaskan
hanya terjadi di kalangan pejabat dan
untuk menelusuri aliran dana pelaku
PNS, tapi di lingkungan legislatif
korupsi.
dia
(DPRD dan DPR) juga marak. “Perlu
lembaga
ada undang-undang gratifikasi layanan
hukum di Indonesia termasuk KPK
seksual dan perlu ada pertimbangan
belum bisa menjerat pelaku korupsi
khusus yang mengaturnya. Pasalnya,
yang
gratifikasi
gratifikasi dalam bentuk seksual sulit
seks.5 Suap seks terang Mahfud MD,
jika harus dikonversikan dalam bentuk
biasanya
numerik,” tendas Mahfud.6
Meski
menambahkan
telah
saat
demikian,
ini
melakukan
digunakan
untuk
seks,‟‟imbuh
seksual
di
mempengaruhi kebijakan para pejabat
Di lihat dalam penjelasan Pasal
misalnya soal keputusan pemenang
12B ayat (1) Undang-Undang Nomor
tender atau proyek yang jumlahnya
20 Tahun 2001 tentang Perubahan
mencapai puluhan atau ratusan miliar
Atas
rupiah.Pejabat negara saat ini mulai
Tahun 1999 tentang Pemberantasan
banyak yang anti terhadap suap dalam
Tindak Pidana Korupsi pengaturan
bentuk uang.Mereka masih belum
pengertian
tahan akan godaan seksual yang bisa
gratifikasi berupa layanan seksual
digolongkan
tidak termuat secara eksplisit,bahkan
sebagai
gratifkasi
Undang-Undang
gratifikasi
Nomor
31
mengenai
sampai sekarang belum ada kasus
5
http://www.suara.com/news/2015/08/26/135
840/ini-dia-aparatur-negara-yang-menikmatigratifikasi-seks,diakses 23 September 2016.
6
http://korannonstop.com/2013/01/suap-seksgoda-pns/,diakses 23 September 2016.
4
gratifikasi
layanan
yang
Sumber data yang digunakan
masuk ke pengadilan.Para penegak
dalam penelitian hukum ini adalah
hukum berdalih bahwa belum adanya
data sekunder yaitu data yang
aturan
diperoleh dari bahan – bahan
mengenai
seksual
gratifikasi
seks
sehingga para pejabat yang menerima
pustaka.
gratifikasi seks tidak dapat dijerat
digunakan antara lain:
sanksi pidana.”
a. Bahan hukum primer
Rumusan
masalah
yang
Data
Bahan
sekunder
hukum
yang
primer
diangkat adalah : Apakah pemberian
berupa peraturan Perundang -
layanan seksual dapat dikualifikasikan
undangan yang tata urutannya
dalam pengertian fasilitas lainnya
sesuai
menurut penjelasan Pasal 12B ayat (1)
pembentukan
sebagai bentuk gratifikasi?
perundang – undangan yang
dengan
tata
cara
peraturan
berlaku ( hukum positif ),
2. METODE
antara lain :
1. Jenis Penelitian
a) Undang- Undang Dasar
Jenis penelitian hukum yang
jenis
Republik Indonesia Tahun
Penelitian Hukum Normatif. Jenis
1945 : Pasal 5 ayat (1) dan
penelitian hukum normatif bertitik
Pasal 20 ayat (2) dan ayat
fokus pada norma hukum positif
(4) Undang-Undang Dasar
berupa
1945.
dipergunakan
Undangan
adalah
Peraturan
Perundang–
terkait
Pemberian
b) Undang-undang Nomor 8
layanan seksual sebagai bentuk
Tahun
1981
gratifikasi. Dalam jenis penelitian
Hukum Acara Pidana
c) Undang-Undang
ini, dilakukan abstraksi melalui
tentang
RI
proses deduksi dengan melakukan
Nomor 28 Tahun 1999
lima tugas ilmu hukum dogmatik
tentang
yaitu melalui proses deskripsi,
negara yang bersih dan
sistematisasi, analisis, interpretasi
bebas
dan menilai hukum positif.
korupsi,kolusi,dan
Penyelenggaraan
nepotisme.
2. Sumber Data Hukum
5
dari
d) Undang-Undang
RI
bahan hukum yang diperlukan dan
Nomor 31 Tahun 1999
inventarisasi bahan hukum yang
tentang
diperlukan
Pemberantasan
tindak pidana korupsi
dengan
e) Undang-Undang RI Nomor
20 Tahun 2001
perubahan
atas
data
primer
yaitu
wawancara
Hakim
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
tentang
Yogyakarta.
Undang-
4. Analisis Bahan Hukum
Undang RI Nomor 31 Tahun
a. Bahan Hukum Primer
1999 tentang Pemberantasan
Bahan hukum primer yang
tindak pidana korupsi
berupa peraturan perundang-
f) Undang-Undang RI Nomor
30
Tahun
2002
undangan sesuai 5 tugas ilmu
normatif yaitu deskripsi hukum
tentang
Komisi pemberantasan tindak
pidana korupsi.
b. Bahan hukum sekunder
hukum
hukum
dalam
literatur,
jurnal,
hasil
penelitian,
dokumen,kamus,
positif,intrepretasi
hukum
positif,dan
hukum
menilai
aran dari undang-undang yang
dan
pendapat
hukum
Merupakanuraian/pemap
meliputi fakta hukum, doktrin,
asas
positif,analisis
1) Deskripsi hukum positif
berupa bahan hukum yang
–
hukum
positif.
Bahan hukum sekunder
asas
positif,sistematisasi
terkait sesuai dengan
hukum
primer.
tinjauan
fasilitas
surat kabar, internet.
tentang
bahan
Perihal
pemberian
layanan
seksual
sebagai bentuk gratifikasi.
3. Pengumpulan Data
2) Sistematisasi hukum positif
Pengumpulan
data
untuk
Sistematisasi dilakukan
memperoleh data primer diperoleh
secara
melalui studi kepustakaan,dengan
vertikal
untuk
mengetahui apakah terdapat
melalui tahap-tahap identifikasi
antinomi
pustaka sumber data, identifikasi
Berdasarkan
6
atau
tidak.
sistematisasi
secara vertikal sudah ada
dalam peraturan perundang-
sinkronisasi sehingga prinsip
undangan.
5. Proses Berpikir
Proses
berpikir
penalaran hukumnya adalah
subsumsi,karena
perlu
itu
tidak
berlakunya
digunakan adalah deduktif yaitu
asas
bertolak dari proposisi umum yang
perundang-undangan.
Sistematisasi
Horizontal
kebenarannya telah diketahui dan
secara
sudah
berakhir pada suatu kesimpulan
ada
yang bersifat khusus. Dalam hal
Harmonisasi.
ini yang umum berupa peraturan
3) Analisis hukum positif
perundang-undangan
Aturan
hukum
dan
keputusan
hukum
harus
dipikirkan
dalam
suatu
hukum
seksual di indonesia. Yang khusus
berupa hasil penelitian mengenai
konsep hukum gratifikasi layanan
sehingga
karena sifatnya
yang open
sistem,terbuka
untuk
seksual di indonesia.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
di
Di Indonesia pemberian berupa
evaluasi dan di kaji.
layanan
4) Interpretasi hukum positif
Sistematisasi
melaksanakan
namun sampai sekarang belum ada
setiap
satupun
norma mempunyai tujuan atau
gratifikasi
layanan
untuk diproses. Hal ini mengingat
5) Menilai hukum positif
gratifikasi tersebut berupa kenikmatan
Dalam hal ini menilai
gratifikasi
kasus
seksual yang di bawa ke pengadilan
maksud tertentu.
mengenai
tugasnya.Gratifikasi
berupa layanan seksual sering terjadi
teleologis
karena
pejabat
sering mendapatkan gratifikasi ketika
secara vertikal dan horizontal.
dipergunakan
kepada
negeri sipil atau penyelenggara negara
sistematisasi
Interpretasi
seksual
bukanlah menjadi hal baru.Pegawai
secara
gramatikal dan selain itu juga
menggunakan
mengenai
konsep hukum gratifikasi layanan
hubungan. Aturan hukum dan
keputusan
yang
seksual dan bukan berupa barang
pengaturan
layanan
ataupun uang.Para penegak hukum
seksual
7
berdalih bahwa belum ada aturan yang
penuntut umum di KPK, misalnya,
dapat menjerat mengenai tidak pidana
peluang untuk menjerat pegawai
korupsi berupa gratifikasi layanan
negeri atau penyelenggara negara
seksual.
dengan gratifikasi seksual tetap ada.
“Sangat mungkin,” kata peneliti
Mengenai
gratifikasi
bentuk-bentuk
telah
disebut
sekaligus anggota Badan Pekerja
dalam
ICW, Emerson Yuntho.7
Penjelasan Pasal 12B ayat (1).
Eksplisit tak ada jasa layanan seks
Di dalam penjelasan gratifikasi
disebut. Cuma ada frasa „fasilitas
disebutkan bahwa pemberian tersebut
lainnya‟. UU Pemberantasan Tipikor
diartikan secara luas dan juga disebutkan
tak memberikan penjelasan lebih
bahwa gratifikasi tersebut dapat berupa
lanjut apa yang dimaksud dengan
fasilitas
‘fasilitas
Saku
sebenarnya
gratifikasi
yang
dimasukkan
dalam
lainnya‟.
Memahami
Buku
Gratifikasi
lainnya.
Dalam
hal
seks
kategori
ini
dapat
fasilitas
diterbitkan KPK juga tidak mengurai
lainnya. Dimana fasilitas sendiri dalama
lebih lanjut makna dan cakupan frasa
Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki
“fasilitas
beberapa
pengertian,fasilitas adalah segala hal
peraturan
yang
lembaga
lainnya
“.Di
negara,
dapat
memudahkan
perkara
pengendalian gratifikasi juga tak
(kelancaran tugas dan sebagainya) atau
mengatur lebih lanjut jenis atau
kemudahan. (Kamus Besar Indonesia,
bentuk gratifikasi „fasilitas lainnya‟.
2001: 314). 8 Menurut Zakiah Daradjat di
Peraturan Menteri Keuangan No.
dalam Arianto Sam (2008) “ fasilitas
83/PMK.01/2015
Tahun
adalah
tentang
Gratifikasi
Pendalian
2015
segala
sesuatu
yang
dapat
di
mempermudah upaya dan memperlancar
Lingkungan Kementerian Keuangan,
kerja dalam rangka mencapai suatu
misalnya, hanya menguraikan jenis7
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt55667d20
86366/jalan-berliku-menjerat-penerima-gratifikasiseks, di akses 5 November 2016.
8
Pekik Wicaksono,2012, Pengaruh fasilitas belajar,
motivasi belajar dan minat belajar terhadap prestasi
belajar siswa kelas x smk muhammadiyah prambanan
tahun ajaran 2011/2012,Universitas Negeri
Yogyakarta,hlm 14.
jenis pemberian yang menekankan
pada barang,dan tak menyinggung
fasilitas lainnya. Meskipun belum
pernah dipakai secara langsung oleh
8
tujuan.9Dari Pengertian fasilitas tersebut
dapat disimpulkan bahwa
a. yang
nilainya
Rp
10.000.000,00 (sepuluh
pemberian
juta
gratifikasi berupa layanan seksual dapat
rupiah) atau lebih, pembuktian
dikategorikan dalam pemberian fasilitas
bahwa
lainnya mengingat pengertian fasilitas
bukan
adalah
dilakukan
segala
sesuatu
yang
dapat
gratifikasi
tersebut
merupakan
oleh
suap
penerima
gratifikasi;
mempermudah upaya dan memperlancar
b. yang nilainya kurang dari Rp
kerja dalam rangka mencapai suatu
tujuan.Pemberian berupa layanan seksual
10.000.000,00 (sepuluh
biasanya
rupiah),
diberikan
kepada
pegawai
pembuktian
bahwa
suap
penyelenggara
gratifikasi
tersebut
negara oleh pengusaha dalam rangka
dilakukan
oleh
memudahkannya untuk mencapai tujuan
umum.
negeri
sipil
maupun
juta
penuntut
yang diinginkan demi keuntungannya.10
Pembuktian gratifikasi menggunakan
pembuktian terbalik, yakni
Mengenai pembuktian gratifikasi
merupakan
di atur dalam Pasal 12B ayat (1) Undang-
salah satu pembuktian yang menekankan
Undang No 20 Tahun 2001 tentang
bahwa terdakwa (penerima gratifikasi)
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
yang harus membuktikan di depan sidang
yang menyatakan :
pengadilan dalam hal gratifikasi yang
nilainya Rp.10.000.000,00 ( sepuluh juta
(1) Setiap gratifikasi kepada pegawai
rupiah ) atau lebih. Dalam praktek di
negeri atau penyelenggara negara
persidangan sebenarnya jaksa juga ikut
dianggap pemberian suap, apabila
berhubungan
dan
yang
dengan
melakukan
jabatannya
berlawanan
pembuktian
namun
pembuktian lebih dititik beratkan kepada
dengan
penerima
kewajiban atau tugasnya, dengan
karena
ketentuan sebagai berikut:
gratifikasi
dalam
terlebih
dahulu
persidangan
ketika
penerima gratifikasi telah mengajukan
bukti
guna
membuktikan
gratifikasi
tersebut bukanlah suap kemudian jaksa
9
aresearch.upi.edu/operator/upload/s_pts_045267_cha
pter2(1).pdf, diakses 07 Nvember 2016.
10
Wawancara dengan Hakim Tipikor Yogyakarta
Bp.Samsul Bachri,tanggal 13 Oktober 2016.
penuntut umum juga akan membuktikan
9
atau mengajukan alat bukti yang akan
rekam kpk sudah memiliki peralatan
mendukung
dakwaaanya.
yang canggih.11
difokuskan
pada
kepada
Pembuktian
apakah
pegawai
negeri
penyelenggara
pemberian
sipil
negara
Mengenai ketentuan dalam Pasal 37
atau
A UU No.31 Tahun 1999 jo UU No. 20
tersebut
Tahun 2001 dimana terdakwa wajib
merupakan tindak pidana korupsi berupa
memberikan keterangan tentang seluruh
gratifikasi.
harta bendanya dan harta benda istri atau
suami,anak dan harta benda setiap orang
Berkaitan dengan ketentuan tersebut
pembuktian
gratifikasi
berdasarkan
nominal
ditentukan
atau korporasi tidak berlaku dalam tindak
yang
pidana korupsi berupa gratifikasi karena
uang
diberikan oleh pemberi gratifikasi,yang
dalam
dimana masalahnya dalam tindak pidana
dibuktikan adalah pemberian gratifikasi
korupsi
tersebut.Ketentuan dalam Pasal 12 B ayat
gratifikasi berupa layanan
seksual yang diberikan
(1)
merupakan
kasus
tidak
gratifikasi
berlaku
yang
jika
ingin
penerima
sebuah kenikmatan seksual yang tidak
melaporkan gratifikasi yang diterimanya
berupa uang atau barang.Mengenai hal ini
kepada
berdasarkan hasil wawancara dengan
Pidana Korupsi paling lambat 30 hari
Hakim Pengadilan Tipikor Yogyakarta
kerja
untuk menentukan nominal pemberian
tersebut.
gratifikasi seks tersebut sebenarnya dapat
korupsi gratifikasi seks sangat tipis
ditentukan dari berapa besar uang yang
kemungkinan
untuk
si
penerima
dibayarkan pemberi gratifikasi kepada si
melaporkan
pemberian
layanan
pemberi
tersebut,namun
layanan
persidangan
seksual.
untuk
Dalam
Komisi Pemberantasan Tindak
sejak
diterimanya
gratifikasi
Dilihat dalam tindak pidana
tidak
menutup
kemungkinan karena takut jika tidak
melakukan
saksi,
melapor dan ketahuan akan diproses
rekaman,bukti elektronik atau bisa saja
KPK. Jika diperhatikan dalam ketentuan
dengan bill pembayaran hotel yang
pelaporan mengenai status pemberian
pastinya
gratifikasi akan ditentukan oleh KPK
pembuktian
dapat
dibayarkan
diajukan
oleh
pemberi
gratifikasi yang mana dalah hal ini alat
11
Wawancara
dengan
Hakim
Tipikor
Yogyakarta Bp.Samsul Bachri,tanggal 13
Oktober 2016.
10
bahwa gratifikasi dapat menjadi milik
waktu dilaporkan ke KPK sejumlah
penerima
uang tersebut.12
atau
milik
negara.Menjadi
masalah dalam hal ini karena gratifikasi
4. KESIMPULAN
yang diberikan berupa layanan seksual
dimana tidak mungkin sebuah layanan
Berdasarkan uraian dalam bab-
seksual dapat disita menjadi menjadi
bab sebelumnya maka disimpulkan
milik negara.Oleh karena hal ini menjadi
sebagai berikut :
kendala dalam hal pelaporan gratifikasi
Gratifikasi
berupa layanan seksual.Menurut Hakim
Tipikor
Yogyakarta
perlu
berupa
layanan
pengertian
(1).
Hal
pengertian
pasti jika ada yang melapor.Mengenai
fasilitas
lainnya
itu
karena
fasilitas
mengingat
adalah
segala
sesuatu yang dapat mempermudah
status penerimaan gratifikasi layanan
upaya dan memperlancar kerja dalam
pendapat yang
rangka
diberikan misal dengan :
mencapai
tujuan.Pemberian
suatu
berupa
layanan
seksual biasanya diberikan kepada
1. Yakni ketentuan dalam Pasal 12 C
ayat (3)
dapat
berdasarkan penjelasan Pasal 12B ayat
seksual
sehingga aturan hukum nya menjadi lebih
seksual ini ada 2
seksual
dikategorikan atau dimasukkan dalam
adanya
peraturan yang lebih jelas mengenai
gratifikasi
layanan
pegawai
mengenai status gratifikasi
negeri
sipil
maupun
menjadi milik penerima atau milik
penyelenggara negara oleh pengusaha
negara, khusus dalam hal gratifikasi
dalam rangka memudahkannya untuk
berupa layanan seksual dikecualikan
mencapai tujuan yang diinginkan demi
atau tidak diberlakukan, Hal ini perlu
keuntungannya.Mengenai
adanya tambahan kalimat dikecualikan
pemberian
dalam
gratifikasi berupa layanan seksual
pasal
tersebut
sehingga
memberi kepastian.
2. Dinilai dengan uang,yakni dengan
berdasarkan
pemberian
nilai yang dibayar kepada pemberi
12
dalam
jika ada yang
melapor
perlu
sehingga
peraturan
adanya
ataupun
Wawancara dengan Hakim Tipikor
Yogyakarta Bp.Samsul Bachri,tanggal 13
Oktober 2016.
layanan oleh pemberi gratifikasi pada
11
hal
masih ada kendala
perubahan
gratifikasi
gratifikasi
status
penambahan yang mengatur tentang
http://korannonstop.com/2013/01/suap
status pemberian berupa gratifikasi
-seks-goda-pns/,diakses 23 September
layanan seksual.
2016.
aresearch.upi.edu/operator/upload/s_
5. REFERENSI
pts_045267_chapter2(1).pdf, diakses
Buku-buku :
07 November 2016.
Elwi Danil,2012,Konsep,Tindak
http://www.hukumonline.com/berita/b
Pidana,danPemberantasannya,Penerb
aca/lt55667d2086366/jalan-berliku-
it PT Rajagrafindo Persada,Jakarta.
menjerat-penerima-gratifikasi-seks, di
Marwan
akses 5 November 2016..
Tindak
Mas,2014,Pemberantasan
Pidana
Korupsi,
Pekik
Penerbit
Wicaksono,2012,
Pengaruh
Ghalia Indonesia ,Bogor.
fasilitas belajar, motivasi belajar dan
Wawancara :
minat belajar terhadap prestasi belajar
Wawancara dengan Hakim Tipikor
siswa kelas x smk muhammadiyah
Yogyakarta Bp.Samsul Bachri,tanggal
prambanan
13 Oktober 2016.
2011/2012,Universitas
Internet :
Yogyakarta,hlm
http://www.antikorupsi.org/id/content/
bulletin-mingguan-anti-korupsi-25febuari-2-maret-2016,diakses
23
September 2016
http://www.kpk.go.id/id/layananpublik/gratifikasi/mengenaigratifikasi,diakses 04 November 2015.
http://www.suara.com/news/2015/08/2
6/135840/ini-dia-aparatur-negarayang-menikmati-gratifikasiseks,diakses 23 September 2016.
12
tahun
ajaran
Negeri
14.