Prospek Usaha Agribisnis di Indonesia
Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
agribisnis.umm.ac.id
Prospek Usaha Agribisnis di Indonesia
Tanggal: 2011-12-27
Pertanian di Indonesia
Berdasarkan survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007 jumlah penduduk miskin
sebesar 37,2 juta jiwa, dimana 63,4% dari jumlah tersebut bermata pencaharian utama di
sektor pertanian. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Hal ini didukung oleh kondisi alam, termasuk keadaan tanah dan iklim yang cocok untuk
bertani. Meskipun negara ini memiliki hasil pertanian yang melimpah, namun kondisi dari
para petani di Indonesia masih jauh dari kata makmur.
Petani yang masuk kategori penduduk miskin tentu saja petani kecil dimana kebanyakan
masih bekerja secara konvensional, dimana bertani hanya untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari bukan untuk meningkatkan kehidupan ekonomi mereka. Bertani bagi mereka
adalah pekerjaan warisan dari orang tua dengan sepetak tanah garapan.
Sebenarnya banyak juga petani yang hidup sukses. Kesuksesan mereka disebabkan
karena mereka bisa menggabungkan antara bertani dan berbisnis. Bisnis pertanian atau
dalam bahasa kerennya dikenal dengan sebutan agribisnis adalah bisnis atau usaha
yang bergerak dalam bidang pertanian dan yang berhubungan dengan pertanian.
Agribisnis Pertanian
Agribisnis mencakup penyediaan barang, budidaya, pengelolaan, panen dan pasca
panen, serta pemasaran produk yang dihasilakn. Agribisnis merupakan gabungan dari
kemampuan bertani dan jiwa kewirausahaan.
Dahulu agribisnis hanya berkonsentrasi pada penyediaan bahan makanan bagi
konsumen. Sekarang agribisnis telah jauh berkembang tidak hanya dalam lingkup
penyediaan bahan makanan, tetapi mencakup juga penyedia bahan farmasi dan energi.
Petani yang sukses adalah petani yang dapat menggabungkan antara pertanian dengan
berwirausaha. Mereka telah mengubah cara pertanian konvensional menjadi cara
modern, baik alat pertanian yang digunakan maupun metodenya. Mereka memiliki modal
dan akses terhadap pasar.
Peran Pemerintah dalam Membantu Mengembangkan Agribisnis Pertanian
Bagaimana dengan petani kecil yang notabene tidak memiliki modal dan akses terhadap
pasar ? Hal ini sebenarnya dapat diatasi apabila ada kerja sama yang baik dari berbagai
pihak, antara lain petani, pemodal, jasa pemasaran dan pemerintah yang bisa bertindak
sebagai fasilitator.
Petani tidak harus bingung memikirkan modal yang besar untuk meningkatkan hasil
pertaniannya karena sudah ada pemodal yang bersedia mengucurkan dana bagi mereka.
Mereka juga tidak perlu lagi bergantung kepada tengkulak untuk memasarkan hasil
page 1 / 2
Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
agribisnis.umm.ac.id
pertaniannya yang lebih banyak merugikan mereka karena mereka telah disediakan
akses ke pasar oleh jasa pemasaran.
Yang harus petani lakukan adalah menjaga kualitas hasil pertanian. Hal di atas tentunya
harus menguntungkan masing-masing pihak dimana pemerintah bisa menjadi
pengawasnya. Pembekalan jiwa kewirausahaan dan manajemen sangatlah penting bagi
para petani. Mereka tidak mungkin mengandalkan pihak-pihak lain di atas tersebut
seterusnya.
Pada akhirnya mereka harus mandiri dan dapat menjalankan fungsi-fungsi tersebut di
atas sendiri. Dalam hal inilah peran pemerintah dibutuhkan dalam peningkatan
kemampuan managemen petani untuk menjalankan industri pertanian secara mandiri.
Sehingga terbentuklah petani yang handal dan maju serta tidak ada lagi petani yang
menjual hasil pertaniannya di bawah harga pasar kepada tengkulak yang berimbas pada
kemapanan ekonomi petani. (hze)
page 2 / 2
Arsip Berita
agribisnis.umm.ac.id
Prospek Usaha Agribisnis di Indonesia
Tanggal: 2011-12-27
Pertanian di Indonesia
Berdasarkan survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007 jumlah penduduk miskin
sebesar 37,2 juta jiwa, dimana 63,4% dari jumlah tersebut bermata pencaharian utama di
sektor pertanian. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Hal ini didukung oleh kondisi alam, termasuk keadaan tanah dan iklim yang cocok untuk
bertani. Meskipun negara ini memiliki hasil pertanian yang melimpah, namun kondisi dari
para petani di Indonesia masih jauh dari kata makmur.
Petani yang masuk kategori penduduk miskin tentu saja petani kecil dimana kebanyakan
masih bekerja secara konvensional, dimana bertani hanya untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari bukan untuk meningkatkan kehidupan ekonomi mereka. Bertani bagi mereka
adalah pekerjaan warisan dari orang tua dengan sepetak tanah garapan.
Sebenarnya banyak juga petani yang hidup sukses. Kesuksesan mereka disebabkan
karena mereka bisa menggabungkan antara bertani dan berbisnis. Bisnis pertanian atau
dalam bahasa kerennya dikenal dengan sebutan agribisnis adalah bisnis atau usaha
yang bergerak dalam bidang pertanian dan yang berhubungan dengan pertanian.
Agribisnis Pertanian
Agribisnis mencakup penyediaan barang, budidaya, pengelolaan, panen dan pasca
panen, serta pemasaran produk yang dihasilakn. Agribisnis merupakan gabungan dari
kemampuan bertani dan jiwa kewirausahaan.
Dahulu agribisnis hanya berkonsentrasi pada penyediaan bahan makanan bagi
konsumen. Sekarang agribisnis telah jauh berkembang tidak hanya dalam lingkup
penyediaan bahan makanan, tetapi mencakup juga penyedia bahan farmasi dan energi.
Petani yang sukses adalah petani yang dapat menggabungkan antara pertanian dengan
berwirausaha. Mereka telah mengubah cara pertanian konvensional menjadi cara
modern, baik alat pertanian yang digunakan maupun metodenya. Mereka memiliki modal
dan akses terhadap pasar.
Peran Pemerintah dalam Membantu Mengembangkan Agribisnis Pertanian
Bagaimana dengan petani kecil yang notabene tidak memiliki modal dan akses terhadap
pasar ? Hal ini sebenarnya dapat diatasi apabila ada kerja sama yang baik dari berbagai
pihak, antara lain petani, pemodal, jasa pemasaran dan pemerintah yang bisa bertindak
sebagai fasilitator.
Petani tidak harus bingung memikirkan modal yang besar untuk meningkatkan hasil
pertaniannya karena sudah ada pemodal yang bersedia mengucurkan dana bagi mereka.
Mereka juga tidak perlu lagi bergantung kepada tengkulak untuk memasarkan hasil
page 1 / 2
Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
agribisnis.umm.ac.id
pertaniannya yang lebih banyak merugikan mereka karena mereka telah disediakan
akses ke pasar oleh jasa pemasaran.
Yang harus petani lakukan adalah menjaga kualitas hasil pertanian. Hal di atas tentunya
harus menguntungkan masing-masing pihak dimana pemerintah bisa menjadi
pengawasnya. Pembekalan jiwa kewirausahaan dan manajemen sangatlah penting bagi
para petani. Mereka tidak mungkin mengandalkan pihak-pihak lain di atas tersebut
seterusnya.
Pada akhirnya mereka harus mandiri dan dapat menjalankan fungsi-fungsi tersebut di
atas sendiri. Dalam hal inilah peran pemerintah dibutuhkan dalam peningkatan
kemampuan managemen petani untuk menjalankan industri pertanian secara mandiri.
Sehingga terbentuklah petani yang handal dan maju serta tidak ada lagi petani yang
menjual hasil pertaniannya di bawah harga pasar kepada tengkulak yang berimbas pada
kemapanan ekonomi petani. (hze)
page 2 / 2