Selanjutnya, penulis akan membahas tentang hasil penelitian mengenai fokus penelitian yang sesuai dengan judul. Pada bagian ini, penulis akan
memaparkan data mengenai: 1 Implementasi kecerdasan linguistik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Terpadu Al-Anwar Durenan
Trenggalek Durenan Trenggalek 2 Implementasi kecerdasan musikal dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Terpadu Al-Anwar Durenan
Trenggalek Durenan Trenggalek 3 Implementasi kecerdasan kinestetik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Terpadu Al-Anwar Durenan
Trenggalek Durenan Trenggalek 4 Implementasi kecerdasan visual dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Terpadu Al-Anwar Durenan
Trenggalek Durenan Trenggalek. Dari fokus yang diteliti oleh penulis tersebut, kemudian dalam bab deskripsi data ini, penulis membagi lagi menjadi dua,
yaitu a implementasi kecerdasan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di luar kelas atau oleh lembaga dan b implementasi kecerdasan dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di dalam kelas oleh guru. Pemaparannya sebagai berikut:
1. Implementasi kecerdasan linguistik dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Terpadu Al-Anwar Durenan Trenggalek Durenan Trenggalek
Kecerdasan linguistik
merupakan kecerdasan
yang sangat
diunggulkan dan ditekankan dalam SMP Terpadu Al-Anwar Durenan Trenggalek Durenan Trenggalek ini, karena mengingat sekolah ini adalah
sekolah yang berada di bawah naungan yayasan pondok pesantren modern.
Sekolah ini menerapkan kecerdasasan lingustik yang lebih banyak dibandingkan kecerdasan-kecerdasan yang lain. Selain itu, kecerdasan
dalam hal berbahasa ini juga menjadi program yang diunggulkan di lembaga, seperti kewajiban untuk seluruh siswa dan guru memakai bahasa
Indonesia, Arab, dan Inggris saat berada di area sekolah, dan kewajabiban untuk membuat karya ilmiah pada semua siswa. Hal ini dijelaskan oleh oleh
Bapak Lukman Hakim saat penulis mewawancarainya. Berikut penjelasan beliau:
...lembaga kami lebih menekankan kecerdasan linguistik dimana dalam lingkungan sekolah kami mewajibkan pemakaian tiga bahasa
yaitu bahasa Arab, Inggris, dan Indonesia. Selain itu kami mewajibkan kepada semua siswa untuk mahir dalam pembuatan karya ilmiah.
Itulah program yang kami unggulkan saat ini.
176
Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh Bu Susi selaku guru Bahasa Indonesia yang juga dulu pernah menjabat sebagai waka kesiswaan.
Beliau juga mengungkapkan bahwa dalam sekolah ini memang implementasi kecerdasan linguistik sangat ditekankan bahkan beliau pribadi
ketika mengajar di kelas, ada siswa yang berbicara pakai bahasa Jawa, pasti dapat sanksi dari beliau. Beliau juga mendapatkan amanah untuk menjadi
penanggung jawab program karya ilmiah yang menjadi program unggulan di lembaga saat ini. Berikut paparan beliau saat penulis wawancarai:
Kalau lembaga kami itu lebih ke kecerdasan linguistiknya yang diunggulkan, tapi ya kecerdasan-kecerdasan lain tetap diterapkanlah.
Saat pembelajaran saya, kalau ada anak yang berbicara bahasa Jawa, pasti saya kasih sanksi, masak pelajaran Bahasa Indonesia pakai
Bahasa Jawa. Selain itu ada program lagi dari lembaga setiap siswa wajib membuat karya ilmiah, dan itu penanggung jawabnya saya.
176
W-1RT09-01-2017
Bayangkan betapa kenyangnya saya dengan karya ilmiah. Setiap hari selalu ada saja anak yang minta bimbingan.
177
Berdasarkan hasil wawancara, telah diungkapkan bahwa kecerdasan linguistik merupakan kecerdasan yang paling bnayak diterapkan dan
diunggulkan di SMP Terpadu Al-Anwar Durenan Trenggalek Durenan Trenggalek ini, selanjutnya penulis akan memaparkan tentang bagaimana
kecerdasan yang diunggulkan tersebut ketika dibawa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam baik pembelajaran tersebut berlangsung di luar
kelas atau yang diselenggarakan lembaga maupun di dalam kelas yang diselenggarakan oleh guru Pendidikan Agama Islam. Berikut pemaparan
hasil penelitian dari wawancara dan observasi yang dilakukan penulis. a.
Implementasi kecerdasan linguistik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di luar kelas atau oleh lembaga
Sekolah menengah yang mengedepankan kecerdasan linguistik dalam kesehariannya ini ternyata tidak hanya dalam hal yang bersifat
umum saja, namun dalam hal pembelajaran agama juga sangat banyak diterapkan. Implementasi kecerdasan linguistik di luar pembelajaran
kelas yang berkaitan dengan hal keagamaan atau Pendidikan Agama Islam yaitu melaui kegiatan pembiasaan yang dilakukan sehari-hari di
sekolah. Dijelaskan oleh Kepala Sekolah saat penulis melakukan wawancara dengan beliau bahwa kegiatan pembisaan tersebut antara lain
rutinan baca yasin tahlil setelah sholat dhuha dan hafalan mufrodat sebelum masuk kelas yang bertujuan untuk mengasah kefasihan bacaan
177
W-2RMH15-01-2017
arab siswa dan menambah perbendaharaan kosa kata bahasa Arabnya. Implementasi kecerdasan linguistik yang lain yaitu bimbingan pidato dan
acting
atau drama empat bahasa yang tentunya bertemakan keislaman. Berikut hasil wawancara dengan Bapak Lukman Hakim:
Kalau kecerdasan linguistik ya seperti apa yang saya jelaskan diawal tadi mbak, kita mewajibkan tiga bahasa, lalu karya ilmiah,
yang bertemakan keagamaan juga ada. Lalu di sini bel masuk dan pulang kan pakai lantunan A
sma’ul Husna, itu kan juga linguistik yaa mbak.. Dengan setiap hari mereka mendengar asmaul husna
kan mereka jadi hafal mufrodat juga. Selain itu setiap pagi setelah sholat dhuha ada rutinan baca yasin dan tahlil bersama-sama siswa
dan semua ustadz ustadzah, itu juga kan mengasah kefasihan bacaan arabnya anak-anak. Setelah itu sebelum masuk kelas anak-
anak bersama ustadz-ustadzah yang kompeten dalam bahasa arab dan Inggris ada kegiatan
vokeban
atau hafalan vocab dan mufrodat. Lalu ada bimbingan pidato empat bahasa mbak, Arab, Inggris,
Indonesia, Jawa dan drama empat bahasa juga.
178
Implementasi kecerdasan linguistik di SMP Terpadu Al-Anwar Durenan Trenggalek yang dipaparkan Kepala Sekolah ini juga selaras
dengan hasil wawancara dengan Bu Susilowati yang menyampaikan bahwa kecerdasan linguistik di lembaga dilakukan setiap hari yaitu
dengan membaca yasin tahlil bersama dan hafalan mufrodat dengan para ustadz ustadzah yang kompeten dalam bidang tersebut, sebagaimana
yang beliau paparkan berikut ini: Kalau linguistik ya tadi yang saya jelaskan di awal itu mbak, karya
ilmiah yang membuat saya kenyang. Hehe Terus lagi kalau linguistik emmmm itu setiap pagi sebelum masuk kelas kan anak-
anak bersama ustadz ustadzah membaca yasin, dengan begitu kefasihan anak dalam berbahasa arab juga tambah baik. Setelah itu
anak-anak hafalan kosa kata arab dan Inggris yang dipandu oleh ustadz ustadzah yang kompeten. Kalau saya sih nggak bisa mbak.
Lalu bel masuk kan juga pakai asmaul husna, itu kan juga bisa
178
W-1RT09-01-2017
mengembangkan kecerdasan linguistik siswa dalam berbahasa arab.
179
Karya ilmiah merupakan implementasi kecerdasan linguistik yang diwajibkan oleh lembaga untuk semua siswa setiap semester, yang
apabila mereka tidak mengumpulkan tugas tersebut, maka tidak boleh mengikuti ujian semester. Sebagaimana yang diutarakan oleh Diva
Oktaviananda, salah satu siswa yang berhasil penulis wawancarai, “Kita juga diwajibkan membuat karya ilmiah kalau nggak membuat gak boleh
ikut ujian, biasanya saya dan temen- temen temanya agama mbak”
180
Dalam hal ini hasil observasi penulis juga selaras dengan ungkapan siswa tersebut bahwa karya ilmiah memang program wajib yang harus
dikerjakan. Berikut hasil observasi penulis dalam
fielnote
yang ditulisnya:
Saat saya mengobrol dengan salah satu guru PAI, ada siswa yang menghampiri dan meminta bimbingan atas karya ilmiah keagamaan
karya siswa tersebut kepada guru. Ternyata memang dalam sekolah ini kecerdasan linguistiknya sangat ditekankan, terbukti kewajiban
untuk mengerjakan karya ilmiah pada setiap siswa.
181
Implementasi kecerdasan
linguistik dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang terbilang lebih banyak dibanding dengan
kecerdasan yang lain juga penulis temukan saat melakukan observasi di lokasi penelitian ini. Berdasarkan hasil observasi penulis, implementasi
kecerdasan linguistik berupa pembacaan yasin tahlil bersama setelah
179
W-2RMH15-01-2017
180
W-4KLS18-01-2017
181
O-3KEG10-01-2017
sholat dhuha dan dilanjutkan dengan hafalan mufrodat. Berikut pemaparan hasil observasi penulis tersebut:
Sebelum mengikuti pembelajaran di kelas, siswa dan semua guru harus mengikuti kegiatan sholat dhuha yang terpisah antara laki-
laki dan perempuan, laki-laki berada di masjid, sedangkan perempuan berada di ruang dekat dengan masjid namun tetap
dengan satu imam. Setelah sholat kegiatannya wiridan, lalu semua jamaah siswa dan guru saling bersalaman dilanjutkan membaca
yasin tahlil lalu sebelum masuk kelas anak-anak setoran hafalan vocab dan mufrodat ke guru PAI atau pada seniornya di
halaman.
182
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang penulis lakukan, implementasi kecerdasan linguistik dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Terpadu Al-Anwar terbilang lebih banyak dari implementasi kecerdasan yang lain. Implementasi tersebut
yaitu pertama, tugas wajib pembuatan karya ilmiah oleh semua siswa yang dalam hal ini kebanyakan siswa mengambil tema keagamaan.
Kedua, pengharusan untuk menggunakan bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab ketika berada di area sekolah. Ketiga, pembacaan yasin tahlil setiap
pagi setelah sholat dhuha dan sebelum masuk kelas. Keempat, semua siswa wajib hafalan mufrodat dipandu oleh guru-guru yang kompeten
dalam bidang tersebut di halaman sekolah setelah pembacaan yasin tahlil selesai. Kelima, pemakaian bel tanda masuk, tanda istirahat dan tanda
pulang sekolah oleh lembaga menggunakan lantunan asma’ul husna dengan tujuan agar siswa selalau hafal nama-nama indah Alloh SWT
tersebut dan memperbanyak perbendaharaan kosa kata arab, serta
182
O-3KEG10-01-2017
penggunaan lantunan qiro’ah surat-surat pendek pada bel tanda pergantian jam pelajaran yang bertujuan juga agar bacaan Al-
Qur’an siswa lebih fasih dan benar. Keenam, ada bimbingan atau ekstrakurikuler
pidato empat bahasa dan drama empat bahasa. Berikut foto contoh implementasi kecerdasan linguistik dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di luar kelas.
Gambar 4.1 Pembiasan Membaca Yasin Tahlil Sebelum Bel Masuk
Disamping kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, ternyata ada kendala dalam implementasi kecerdasan linguistik dalam pembelajaran
Agama Islam antara lain seperti tidak semua guru kompeten dalam berbahasa arab sehingga tidak bisa menerapkannya di dalam kelas
walaupun hanya sederhana. Selain itu keterbatasan media informasi saat siswa menjalankan pembuatan karya ilmiah juga merupakan kendala
implementasi kecerdasan linguistik di lembaga ini. Sebagaimana yang
bapak Lukman Hakim ungkapkan selaku kepala sekolah melaui wawancara bersama penulis berikut ini:
Kalau untuk kecerdasan linguistik kan guru disini tidak semua kompeten dalam bahasa Inggris dan Arab mbak jadi misal ketika
mengajar di kelas yang seharusnya dia sedikit-sedikit bisa menerapkan kecerdasan linguistik siswa dalam bahasa Arab dia
tidak menerapkannya karena tidak bisa, jadi mungkin itu kendalanya selain itu siswa juga kadang masih belum berani bicara
bahasa arab, mereka takut salah. Selain itu untuk program karya ilmiah kendalanya anak-anak disini kan semua mondok dan tidak
boleh bawa hp atau laptop jadi informasi yang didapat siswa untuk tugas pembuatan karya ilmiahnya juga tidak maksimal. Disini
laboratorium komputernya juga hanya satu, jadi memang itu kendalanya.
183
b. Implementasi kecerdasan linguistik dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di kelas oleh guru Guru merupakan salah satu penentu sukses atau tidaknya suatu
pembelajaran. Pembelajaran yang diminati siswa adalah pembelajaran yang dikemas secara menarik. Guru harus kreatif memaninkan suasana
saat pembelajaran guna tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan, salah satunya dengan menerapkan berbagai macam
kecerdasan yang dimiliki oleh siswa. Perencanaan dan kesiapan guru mengajar harus benar-benar matang agar proses pembelajaran berjalan
baik. Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus paham betul peran dari posisinya. Tugas seorang guru adalah mengajar, sedangkan
siswa belajar. Antara keduanya saling berkaitan dalam proses pendidikan dengan semangat siswa yang tinggi akan saling berkaitan dalam proses
pendidikan dengan semangat siswa yang tinggi akan tercipta
183
W-1RT09-01-2017
pembelajaran yang aktif-interaktif demi penciptakan interaksi-edukatif. Sesuai dengan hasil observasi penulis dilapangan didapati bahwa:
Pertama saya diajak melihat lihat kegiatan belajar mengajar di kelas IX A. Saat pembelajaran PAI berlangsung, guru sudah
menyiapkan serangkaian
rencana guna
menyampaikan pembelajaran PAI. Guru membawa perlengkapan atau media yang
dibutuhkan saat pembelajaran berlangsung. Baik untuk saat pembelajaran dengan metode ceramah, tanya jawab, maupun
diskusi dan demonstrasi. Guru semaksimal mungkin menyiapkan pembelajaran demi terlaksanakannya pembelajaran yang kondusif
dan sesuai harapan. Selanjutnya sebelum memulai pelajaran hal pertama yang guru lakukan adalah melihat situasi, kondisi dan
karakter kelas baik dari siswa maupun keadaan lingkungan kelas, barulah setelah itu mengadakan sedikit dialog ataupun cerita
dengan tujuan mengkondisikan siswa untuk belajar. Pada saat dimulai pembelajaran, guru memulai pelajaran dengan salam,
berdoa bersama, guru menyuruh siswa untuk mempersiapkan peralatan belajar, guru memberi pengantar. Dalam penggunaan
media, guru menggunakan lcd yang ada di kelas.
184
Masih sejalan dengan menciptakan suasana belajar yang interaktif edukatif dengan langkah-langkah yang telah disusun guru, penulis juga
mendapati data dari hasil observasi penulis pada siswa SMP Terpadu Al- Anwar Durenan Trenggalek, bahwa:
Dengan upaya guru mengkondisikan siswa sebelum pelajaran dimulai, siswa juga terlihat antusias sekali merespon intruksi dari
guru. Siswa langsung terkondisikan dengan baik, rajin dan siap untuk menerima pelajaran hari ini. Namun begitu masih beberapa
siswa yang sibuk dengan perlengkapannya, namun guru juga menunggu sejenak agar semua siswa benar-benar terkondisikan.
Baru jika dirasa siswa benar-benar siap memulai pelajaran, guru baru memulainya.
185
Berbicara tentang implementasi kecerdasan linguistik yang diterapkan saat pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas, peneliti
184
O-4KLS18-01-2017
185
O-4KLS18-01-2017
berhasil mewawancarai guru Pendidikan Agama Islam yang menerapkan kecerdasan musikal siswa dalam pembelajaran yang dilakukannya.
Dalam hal ini, bu Batris menekankan dan menuntut siswa untuk berani berbicara, antara lain beliau sedikit-sedikit menggunakan bahasa arab
dalam mengajar dan siswa pun diminta untuk berbicara bahasa arab dalam hal-hal sederhana misalnya saat ijin ke kamar mandi, lalu bu
Batris menggunakan metode diskusi dimana siswa setelah itu diminta untuk presentasi, siswa diminta untuk bercerita, menghafal dalil, dan
bermain peran. Berikut secara detail kegiatan implementasi kecerdasan linguistik yang beliau paparkan kepada penulis saat wawancara:
Dalam hal bahasa ya mbak, hmm saya ini kan sedikit-sedikit bisa bahasa Arab, jadi dalam pembelajaran selalu sedikit-sedikit saya
memakai bahasa Arab seperti sapaan, anak-anak kalau mau ijin ke kamar mandi juga saya suruh pakai bahasa Arab, seperti itu. Untuk
pembelajaran PAI, saya memakai metode diskusi di mana siswa saya minta presentasi, atau kadang saya juga mendongeng, lalu saya minta
siswa bercerita tentang kegiatan positif yang dilakukan, atau memberi contoh tentang materi yang saya sampaikan, lalu hafalan ayat atau hadits,
dan biasanya pada tema akhlak terpuji atau tercela saya minta anak-anak bermain peran atau drama. Intinya saya itu paling suka kalau anak-anak
berani ngomong dan berani mengutarakan isi hatinya mbak, kalau nggak dibiasakan gitu nanti mereka tingkat kepercayaan dirinya rendah.
186
186
W-3RT08-12-2016
Hal senada juga diungkapkan oleh siswa yang diajar oleh Bu Batris. Dia mengatakan bahwa dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam bu Batris lebih suka kalau siswa berani mengutarakan pendapatnya, “Ustadzah Batris itu lebih ke bagaimana pendapat anak-
anak ”
187
Selain itu, Diva salah satu siswa yang berhasil penulis wawancarai juga menceritakan implementasi kecerdasan linguistik saat pembelajaran
Pendidikan Agama Islam senada seperti apa yang diungkapkan oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam hasil wawancara penulis, berikut hasil
wawancara dengan siswa: Kalau bahasa, kita disuruh untuk membaca dan menghafal dalil-
dalil mbak, lalu di suruh nyari artinya perkata gitu, kalau nggak bisa ya suruh nyari di kamus. Terus kita juga diwajibkan membuat
karya ilmiah kalau nggak membuat gak boleh ikut ujian mbak. Biasanya saya dan temen-temen temanya agama, emmm terus
ustadzah juga kadang-kadang mendongeng mbak. hehehe terus apa lagi yaa.. terus biasanya kita disuruh memberi contoh tentang
materi akhlak biasanya.
188
Hasil observasi penulis saat penulis mengamati pembelajaran selama dua jam pelajaran di dalam kelas menemukan bahwa dalam
implementasi keerdasan linguistik, guru menerapkan diskusi dan meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Sebagaimana
yang telah ditulis penulis dalam
filenote
sebagai berikut: Saat itu materi pelajaran adalah Kurban dan aqiqah. Pertama guru
memberikan apersepsi yang dikaitkan dengan kehidupan sehari- hari. Sesekali guru melontarkan pertanyaan kepada siswa dan ada
umpan balik dari siswa. setelah beberapa saat guru menyalakan lcd,
187
W-4KLS18-01-2017
188
W-4KLS18-01-2017
guru menerangkan materi lewat power poin dan juga gambar. Setelah penjelasan melalui power point selesai, Guru memberikan
tugas kelompok. Dalam satu kelas dibagai atas 5 kelompok kecil. Kemudian guru memberikan tugas untuk berdiskusi tentang materi
yang belum dijelaskan di power point. Setelah itu perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi ke kelompok
lain.
189
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, implementasi kecerdasan linguistik dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di kelas, guru melatih siswa untuk berani berbicara, antara lain yaitu antara lain: Guru kadang-kadang menggunakan bahasa Arab
untuk kalimat-kalimat sederhana seperti sapaan, dan siswa juga diminta untuk menggunakan bahasa arab saat ijin ke kamar mandi, guru meminta
siswa mempresentasikan hasil kerja mereka, guru meminta siswa untuk membaca dan menghafal dalil-dalil setelah itu dicari arti per mufrodat,
kalau tidak bisa, bisa melihat kamus, guru mendongeng atau kadang- kadang siswa yang disuruh untuk bercerita pada materi tertentu, guru
meminta siswa menjelaskan contoh pada materi tertentu, guru menyuruh anak-anak untuk bermain drama pada materi akhlak terpuji dan tercela.
Implementasi kecerdasan linguistikdalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di dalam kelas ini juga terdapat kendala, yaitu kepercayaan
diri siswa yang masih lemah merupakan salah satu kendala dalam implementasi kecerdasan linguitik ini. Hal ini sebagaimana ungkapan
langsung oleh Ibu Batris selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama sebagai berikut:
189
O-4KLS18-01-2017
Kendalanya emmm.. Kalau linguistik terkadang ada beberapa siswa yang masih belum berani bicara dan mengutarakan pendapat mbak,
jadi saya harus menunjuknya dulu, padahal setelah saya tunjuk jawabannya dia sebenarnya bagus lo. Mungkin lebih ke
kepercayaan dirinya anak-anak yang kurang.
190
2. Implementasi kecerdasan musikal dalam pembelajaran Pendidikan