97
b. Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat dalam
Menghafal Juz ‘Amma di MTs Assyafi’iyah Gondang
Tulungagung
Menghafal Juz ‘Amma merupakan usaha yang dilakukan
seseorang untuk menghafal sebagian Juz di Al-Quran dan menghafal ini memerlukan guru atau pembimbing dalam penghafalannya. Dalam
sebuah proses hafalan tidak luput dari yang namanya faktor-faktor pendukung dan penghambat yang meliputi proses hafalan itu sendiri.
Demikian halnya proses hafalan
Juz
‘Amma yang ada di MTs Assyafi‟iyah Gondang Tulungagung, proses hafalan
Juz
‘Amma ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukung dan penghambat.
1 Faktor-faktor yang mendukung proses hafalan
Juz
‘Amma
Faktor-faktor yang mendukung proses hafalan
Juz
‘Amma, berdasarkan pengamatan peneliti selama berada di lokasi dan
didukung informasi dari para informan adalah sebagai berikut: a
Dilihat dari segi usia siswa MTs Assyafi‟iyah Gondang Tulungagung ini sangat mendukung untuk hafalan
Juz
‘Amma. Karena di usia anak MTs daya ingatnya masih kuat untuk
menghafal.
26
b Di MTs Assyafi‟iyah Gondang Tulungagung memberikan
fasilitas siswa hafalan. Sebagaimana penuturan Bu Nikmatul Hasanah, “ di sisni sudah disediakan Juz „Amma mbak, jadi
26
Observasi : Kamis, 16 April 2015, pukul 10.15-10.55 WIB
98
anak- anak tidak usah membawa dari rumah”.
27
Tersedianya
Juz
‘Amma sangat mendukung proses hafalan siswa di MTs ini, sehingga siswa lebih mudah untuk menghafal di Madrasah dan
seluruh siswa memperolehnya tanpa ada yang memberi alasan lupa tidak membawa
Juz
‘Amma. c
Manajemen waktu merupakan faktor pendukung menghafal
Juz
‘Amma. Menghafal memang pekerjaan yang tidak mudah, apalagi bagi siswa yang hafalan juga bersekolah. Maka ia harus
pandai-pandai memanfaatkan waktu yang ada yaitu membagi waktu antara belajar dan menghafal. Sebagimana yang di
ungkapkan oleh Balqis Triadatul Ais, “saya mengfalnya itu setelah sholat magrib dan setelah sholat subuh mbak, di lain itu
saya buat untuk belajar”
28
Dari ungkapan tersebut bisa disimpulkan bahwa menajemen waktu sangat penting dalam
proses hafalan. d
Adanya pengembangan diri membaca
Juz
‘Amma setiap pagi sebelum jam pelajaran dilaksanakan, hal ini merupakan faktor
pendukung proses hafalan
Juz
‘Amma siswa. Karena, dengan adanya pengembangan diri membaca
Juz ‘Amma yang
27
Wawancara guru Qur‟an Hadits, Bu Nikmatul Hasanah: Selasa, 28 April 2015, pikul 08.00-08.15 WIB
28
Wawancara dengan salah satu siswa, Balqis Triadatul Ais : Selasa, 28 April 2015, pikul 08.56 -09.15 WIB
99
dilaksanakan di pagi hari ini dapat mempermudah siswa menghafal
Juz ‘Amma.
29
e Faktor intern yang ada pada siswa yaitu: kesadaran, kemauan,
minat dan motivasi. Kesadaran, kemauan dan minat merupakan satu paket dalam diri anak untuk mengikuti hafalan ini.
Sebagaimana yang diungkapakan oleh Bu Nikmatul Hasanah, Memang kebanyakan yang ikut hafalan
Juz ‘Amma ini memiliki kesadaran akan pentingnya menghafal Al-
Qur‟an mbak. Dan dari anak sendiri ada minat untuk hafalan
Juz
‘Amma mbak dan dari rumah sudah ada bekal untuk menghafal. Tentunya mereka dari latar belakang keluarga
yang berbeda-beda, anak yang mengambil hafalan ini memang sudah ada dukungan dari orang tuanya mbak.
30
Kesadaran, kemauan dan minat itu juga di ungkapkan oleh Nur Afifah, “ dengan menghafal ayat-ayat Al-Qur‟an hati
saya lebih tenang mbak, selain itu juga sebagai bekal nantinya setelah lulus dari sini mbak”.
31
Kemauan dari dirinya sendiri juga diungkapakan oleh Ayu Mega, berikut ini: Saya ikut
hafalan Juz ‘Amma ini karena saya ingin menjadi Hafizdoh
mbak, tapi belum bisa terlaksana mbak. Jadi saya ikut hafalan Juz ‘Amma meskipun tidak hafal 30 Juz paling tidak saya hafal
Juz ‘Amma mbak.
32
.
29
Observasi : Sabtu, 18 April 2015, pukul 10.15-10.55 WIB
30
Wawancara dengan guru Qur‟an Hadits, Bu Nikmatul Hasanah: Selasa, 14 April 2015, pukul 09.30-10.00 WIB
31
Wawancara dengan siswa, Nur Afifah : Selasa, 28 April 2015, pikul 08.38-09.00 WIB
32
Wawancara dengan siswa, Ayu Mega: Sabtu, 18 April 2015, pukul 09.00-09.15 WIB
100
Dari ungkapan siswa tersebut dapat dipahami bahwa dia memiliki kesadaran dan kemauan pada dirinya betapa
pentingnya ayat-ayat Al- Qur‟an bagi kehidupan.
f
Faktor motivasi merupakan faktor pendukung yang sangat berpengaruh pada diri siswa. Orang yang menghafalkan Al-
Qur‟an, pasti sangat membutuhkan motivasi dari orang-orang terdekat yaitu kedua orang tua, keluarga, dan sanak kerabat
Dengan adanya motivasi, siswa akan lebih bersemangat dalam menghafal. Seperti di MTs Assyafi‟iyah Gondang ini banyak
siswa termotivasi mengikuti hafalan Juz ‘Amma ini karena
adanya motivasi baik dari diri sendiri dari orang tua, guru, dan motivasi dari sekolah tersebut. Motivasi yang dilakukan
orangtua yaitu berupa nasehat. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ahmad Wafa Mustakim, “Bapak saya selalu
memotivasi saya
apalono le, ben sok lek wis gede bermanfaat
hafalan nak, agar nanti kelak kamu sudah besar bisa bermanfaat: red”.
33
Motivasi dari orang tua juga diungkapkan oleh Nur Afifah, “Abah saya mengatakan kalu kamu ingin
menghafal ingatlah bahwa Qur‟an hidupmu, nafasmu jagalah Qur‟an maka Qur‟an akan menjagamu juga”
34
dari beberapa ungkapan tersebut, bahwa dengan adanya motivasi yang berupa
33
Wawancara dengan siswa, Ahmad Wafa Mustakim : Selasa, 28 April 2015, pikul 09.00-09.25
WIB
34
Wawancara dengan siswa, Nur Afifah : Selasa, 28 April 2015, pikul 08.38-09.00 WIB
101
nasehat itu akan selalu di inggat oleh anak-anak dan dapat mendorong mereka lebih semangat dalam menghafal
Juz
‘Amma. Selain motivasi dari orang tua dari sekolahpun
memotivasi siswanya dengan adanya riward dan penghargaan untuk siswa yang hafal
Juz ‘Amma yang diberikan ketika mereka sudah kelas 9 yaitu pada saat purnawiata. Selain guru
Al- Qur‟an Hadits memberi motivasi berupa nasehat, dari
sekolahpun juga memberikan motivasi siswa agar lebih semangat dan dapat meningkatkan hafalan
Juz ‘Amma siswa. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh beberapa informan
berikut ini: Akhmad Mukhsin,
Begini mbak, disini bagi yang hafal Juz ‘Am
ma
sampai habis akan mendapatkan reword atau penghargaan ketika
purnawiata mbak. Pertama, ada sertivikat memberi tali asih sebagai penghargaan, yang kedua kita panggil ke
depan panggung bersama orang tuannya
35
Nikmatul Hasanah, Memang salah satunya yang membuat anak-anak
semangat hafalan itu karena adanya reward atau penghargaan nanti pada saat kelas 9 purnawiata mbak,
nanti anak-anak yang hafal Juz ‘Amma sampai habis
tentunya dengan bacaan yang bagus panjang pendeknya, makharijul hurufnya, akan diberi piagam sebagai
penghargaan.
36
35
Wawancara dengan kepala madrasah, Bapak Akhmad Mukhsin: Selasa, 14 April 2015, pukul 10.15-10.30 WIB
36
Wawancara dengan guru Qur‟an Hadits, Bu Nikmatul Hasanah: Selasa, 14 April 2015, pukul 09.30-10.00 WIB
102
Ais Satut Toyibah, ...Ya dikasih tahu nanti kegunaan hafalan itu untuk apa
saja mbak dengan mengetahui manfaat menghafal
Juz
‘Amma itu apa saja siswa akan lebih meningkatkan hafalanya, selain itu motivasi siswa menghafal itu adanya
rewod dapat piagam. Dengan adanya piagam tersebut nati bisa digunakan untuk siswa masuk kesekolah selanjutnya
yang lebih tinggi.
37
Dengan adanya hadiah bagi anak yang hafal Juz ‘Amma
menjadi motivasi anak untuk menghafal. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh siswa yang bernama Nur Afifah, “salah
satu yang memotivasi saya ikut hafalan yaitu adanya hadiah dan piagam dari MTs ini mba
k”.
38
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ahmad Wafa Mustakim, “ ...selain pesan
dari bapak yang membuat saya termotivasi adanya hadiah dan piagam hafalan juga motivasi saya hafalan mbak”
39
2 Faktor-faktor yang menghambat proses hafalan
Juz
‘Amma
Sedangkan faktor-faktor yang menghambat proses hafalan, berdasarkan pengamatan penelitian selama berada di lokasi dan
didukung informasi dari para informan adalah sebagai berikut:
37
Wawancara dengan guru Bahasa Arab, Ais Satut Toyibah: Selasa, 28 April 2015, pukul 08.05-08,30 WIB
38
Wawancara dengan siswa, Nur Afifah : Selasa, 28 April 2015, pikul 08.38-09.00 WIB
39
Wawancara dengan siswa, Ahmad Wafa Mustakim : Selasa, 28 April 2015, pikul 09.00- 09.25
WIB
103
a Latar belakang siswa yang berbeda-beda juga menjadi
pengaruh siswa dalam menghafal. Ada anak baik dari keluarga
broken home
, yatim, piatu dan bahkan dari keluarga yang ditinggal orang tanya sibuk kerja diluar negeri sehinga kurang
perhatian atau kasih sayang dari kedua orang tuanya. Kondisi ini menyebabkan anak sulit diatur, seperti bandel, malas, nakal
dan lain-lain. sehingga proses hafalan cukup sulit di ikuti anak tersebut. Tidak bisa dipungkiri bahwa dukungan dari orang tua
merupakan faktor pendukung yang sangat penting. Dimana orang tua merupakan contoh bagi anak-anak mereka. Selain itu
orang tua memberi dukungan, nasehat, motivasi agar anaknya bisa menjadi sosok orang yang kelak bisa bermanfaat untuk
orang lain. Akan tetapi setiap siswa mempunyai latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Hal ini diungkapkan oleh Ais
Satut Toyibah, Hafalan disini sifatnya tidak memaksa mbak takutnya
nanti siswa malah takut masuk kesini mbak, anak jadi berfikiran begini : ah susah sekolah disana , begitu mbak.
Soalnya besiknya anak dari keluarga yang berbeda-beda, beda kalau dipondokkan memang sudah niat, kalau
disinikan anak memang dari keluarga yang beda-beda, ada yang keluarganya sudah bercerai, dan ada yang hanya di
asuh oleh neneknya, kadang juga anak yang tidak terurus kan banyak mbak yang seperti itu.
40
b Waktu yang kurang, program hafalan Juz ‘Amma ini dilihat
dari segi waktunya sangat kurang. Sehingga hafalan ini kurang
40
Wawancara dengan guru Bahasa Arab, Ais Satut Toyibah: Selasa, 28 April 2015, pukul 08.05-08,30 WIB
104
maksimal bagi siswa. Sebagaimana yamg di ungkapkan oleh beberapa informan berikut ini:
Nikmatul Hasanah, Kendalanya yaitu pada waktunya mbak, memang dari
sekolah sudah difasilitasi cuman ya kurang waktu sekian itu. Siswa disini juga banyak mbak jadi gak mungkin
waktu 1 jam dapat selesai satu kelas hari itu juga mbak. Tidak semua siswa dapat setoran hari itu mbak, jadi
sisanya yang belum hafalan hari ini dihafalkan minggu depannya.
41
Azimatul Isna,
...iya mbk waktunya sangat kurang, hanya satu jam dan itupun satu minggu satu kali. Untuk menambah jam
hafalan imbasnya pada anak-anak yang sekolah di Madrasah sore, karena masuknya jam 2 sedangkan anak-
anak pulang sekolah jam 1 belum nanti pulangnya, shalatnya, makanya dan belum lagi anak yang rumahnya
jauh. Jadi, waktunya tidak cukup. Sebenarnya orang tua siswa minta untuk ditambah jam hafalannya, tapi memang
jamnya tidak bisa dan matpel disini juga banyak tidak seperti di sekolah yang umunya.
42
Ais Satut Toyibah, Waktunya kurang tetapi gimna lagi ya mbak, kalau disini
menambah waktu nanti pulangnya sore mbak. Kasihan anak-anak mbak, nantikan setelah pulang sekolah anak
sekolah lagi di TPQ dan di Madrasah sore mbak dan itu kebanyakkan anak masuknya jam 2 mbak, itu termasuknya
hambatan juga mbak.
43
Keterangan dari beberapa informan di atas sesuai dengan hasil pengamatan peneliti berikut ini:
41
Wawancara dengan guru Qur‟an Hadits, Bu Nikmatul Hasanah: Selasa, 14 April 2015, pukul 09.30-10.00 WIB
42
Wawancara dengan guru matematika, Bu Azimatul Isna: Kamis, 16 April 2015, pukul 09.45-10.10 WIB
43
Wawancara dengan guru Bahasa Arab, Ais Satut Toyibah: Selasa, 28 April 2015, pukul 08.05-08,30 WIB
105
Pukul 10.55 di kelas 8-A, bel berbunyi tanda jam hafalan sudah selesai. Terlihat hanya sebagian anak yang sudah
setoran hafalan kepada guru pembimbing dan sebagian lagi belum setoran hafalan. Saya melihat ada beberapa
siswa yang tersenyum bahagi “ hore jamnya habis” terlihat mereka sangat lega, mungkin ada dari mereka yang belum
hafal surat yang akan disetorkan, sehingga mereka yang belum
hafal bisa
mempunyai kesempatan
untuk menghafalkan.
44
c Terdapat beberapa siswa yang belum memilki kesadaran untuk
menghafal Juz ‘Amma. Belum lagi rasa , capek dan lupa yang
dirasakan siswa. Kondisi seperti ini anak akan sulit untuk hafalan
Juz ‘Amma. Hal tersebut sangat menghambat anak mengikuti hafalan. Sebagaimana yang di ungkapkan Nikmatu
Hasanah, Memang hafalan
Juz ‘Amma ini belum banyak yang mengikuti mbak masih sedikit yang mengikuti. Mungkin
ini dikarenakan latar belakang anak yang berbeda-beda mbak. Minat anak untuk menghafal juga masih rendah
mbak, mungkin salah satu faktor penghambatnya ya itu mbak.
45
Rasa malas dan lupa ini dirasakan oleh siswa Nur Afifah, sebagaimana yang diungkapakan berikut ini: “Ketika
mau menghafal males sekali mbak saya, belum lagi rasa capek mbak, otak saya gak bisa diajak kompromi mbak. Walaupun
menghaf al saya susah menghafalnya mbak”, hal sama juga
dirasakan oleh Ahmad Wafa Mustakim, “ ...selain rasa malas
44
Observasi pa da saat pembelajaran hafalan Juz „amma di kelas 8-A: Sabtu, 18 April
2015, pukul 10.15-10.55 WIB
45
Wawancara dengan guru Qur‟an Hadits, Bu Nikmatul Hasanah: Selasa, 14 April 2015, pukul 09.30-10.00 WIB
106
ya mbak, disuruh ngemong adik mbak. Dan selain saya hafalan disini saya juga hafalan yang lain mbak di Madrasah sore
tempat ngaji”
46
2. Solusi Guru Al-Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Hafalan