FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2009-2012

Kementrian Pendidikan Nasional RI
Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Lampung
Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1
Gedung Meneng Bandar Lampung

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFIT
DISTRIBUTION MANAGEMENT PADA BANK SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE 2009-2012

(Skripsi)

Nama
NPM
Jurusan
Pembimbing I
Pembimbing II

: Febri Imawan
: 0851031015
: Akuntansi
: Dr.Ratna Septiyanti,S.E.,M.Si.,Akt

: Ninuk Dewi K.,S.E.,M.Sc.,Akt

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014

ABSTRACT

FACTORS AFFECTING THE PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT IN
INDONESIAN ISLAMIC BANK IN THE PERIOD 2009-2012
By
Febri Imawan

This study aims to determine the effect of capital adequacy, effectiveness of thirdparty funds, risk financing, the proportion of third-party funds, BOPO and size of
Islamic banks to profit distribution management in Islamic banks in Indonesia.
The sample of this research are Islamic banks which is the Islamic banks
registered in Bank Indonesia from 2009 to 2012. In totality sample of this study
consisted of 5 Islamic banks belonging BUS.
The analytical tool used to analyze the problems is the logistic regression analysis.

The magnitude of the effect of independent variable which affect the dependent
variable by 57% and the remaining 43% is influenced by other factors not
included in the research model.
The results of this study indicate that CAR, BOPO and PDPK significant negative
effect on the profit distribution management. NPF significant negative effect on
the profit distribution management. The size of Islamic banks is not significant
positive effect on the profit distribution management and FDR significant positive
effect on the profit distribution management.

Keywords: Profit Distribution Management, Capital Adequacy, Effectiveness of
Third Party Funds, Risk Financing, Proportion of Third Party Funds, BOPO and
Size Islamic Bank.

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFIT DISTRIBUTION
MANAGEMENT PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 20092012
Oleh:
Febri Imawan


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecukupan modal, efektivitas
dana pihak ketiga, risiko pembiayaan, proporsi dana pihak ketiga, BOPO dan
ukuran bank syariah terhadap profit distribution management pada bank syariah di
Indonesia. Sampel penelitan ini adalah bank syariah yang tergolong dalam bank
umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia periode 2009 sampai 2012. Secara
keselurahan sampel dari penelitian ini terdiri dari 5 bank syariah yang tergolong
BUS.
Alat analisis yang digunakan untuk menganalisa permasalahan yaitu analisis
regresi logistik. Besarnya pengaruh variabel independen dapat mempengaruhi
variabel dependen sebesar 57% dan sisanya 43% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa CAR, PDPK dan BOPO
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profit distribution management.
NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap profit distribution management.
Ukuran bank syariah berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profit
distribution management dan FDR berpengaruh positif signifikan terhadap profit
distribution management.
Kata kunci: Profit Distribution Management, Kecukupan Modal, Efektivitas Dana
Pihak Ketiga, Risiko Pembiayaan, Proporsi Dana Pihak Ketiga, Bopo
Dan Ukuran Bank Syariah.


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFIT DISTRIBUTION
MANAGEMENT PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA PERIODE
2009-2012

Oleh
FEBRI IMAWAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG
2014

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bakauheni, pada tanggal 17 Februari 1989, sebagai anak
ketiga dari pasangan Bapak Sulis Sutarto dan Ibu Endang Widayati.

Pendidikan di Sekolah Dasar Negri 4 Sumur, Bakauheni diselesaikan pada tahun
2003, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negri 4 Sumur diselesaikan pada tahun
2004, Sekolah Menengah Atas Negri 2 Kalianda diselesaikan pada tahun 2007,
dan pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui Jalur Ujian Mandiri.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa Akuntansi
(HIMAKTA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung sebagai Kestari
periode 2010-2011. Pada tahun 2012 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Desa Umpu Bakti, Kecamatam Belambangan Umpu, Way Kanan.

MOTO




J a nga n pe rna h t a k ut unt uk m e la ngk a h k e de pa n,
k a re na na sib se se ora ng it u be rbe da -be da .



Alla h t ida k a k a n m e m be rik a n c oba a n ya ng t ida k bisa
k it a unt uk m e ngha da pinya . Se m ua c oba a n pa st i a da
ja la n k e lua rnya .



H orm a t i diri se ndiri dulu jik a ingin ja di ora ng ya ng
le bih ba ik .

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini kepada orang-orang yang berarti

dalam hidupku....
Kedua orang tuaku
Kakak- kakakku
Adikku
Saudara, Sahabat, serta Teman-temanku,
Almamaterku,
Universitas Lampung.

SANWACANA

Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT
yang dengan izinNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan
judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGRUHI PROFIT
DISTRIBUTION MANAGEMENT PADA BANK SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE 2009-2012” . skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas
Lampung.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan yang
sangat berarti dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis

menyampaikan hormat dan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Satria Bangsawan, S,E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
3. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc.,Akt. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Rindu Rika Gamayuni, S.E., Akt., MSi. selaku Dosen Pembimbing
Akademik;

5. Ibu Dr.Ratna Septiyanti,S.E.,M.Si.,Akt. selaku Dosen Pembimbing Utama
yang telah memberikan bantuan, saran, arahan, dan waktunya selama
penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;
6. Ibu Ninuk Dewi K.,S.E.,M.Sc.,Akt. selaku Dosen Pembimbing
Pendamping yang telah memberikan bantuan, saran, arahan, dan waktunya
selama penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;
7. Bapak Zubaidi Indra, M.M., CPA. Dosen Penguji Utama yang telah
memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama penyusunan
skripsi ini dan selama masa perkuliahan;

8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang sangat
bermanfaat selama penulis berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung;
9. Bapak Saring Suhendro, S.E.,M.Si.,Akt. dan Bapak Pigo Nauli,S.E., M.Sc.
yang selalu memberikan arahan serta banyak ilmu yang bermanfaat baik
didalam maupun diluar kampus;
10. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang selalu membantu dalam proses menuju sarjana;
11. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang,
dukungan moril dan materiil serta senantiasa berkorban dan selalu
memberikan yang terbaik bagi penulis dengan penuh keikhlasan. Semoga
Allah SWT selalu melindunginya.
12. Kakak dan Adikku yang selalu memberi motivasi serta dukungan. Semoga
kita bisa menjadi anak yang selalu membanggakan kedua orangtua kita.
13. Keluarga besar Bapak dan Ibu Misno, terimakasih doa dan dukungannya;

14. Keluarga besar Bapak Saring Suhendro, S.E.,M.Si.,Akt. terimakasih
banyak atas segala yang telah diberikan selama ini;
15. Keluarga besar Bapak Pigo Nauli,S.E., M.Sc. terimakasih banyak atas
segala yang telah diberikan selama ini;

16. Ibu Retno Yuni Nur Susilowati, S.E., M.Sc., Akt. tercinta, terimakasih
banyak atas pintu maaf, bimbingan, saran, dukungan dan semangatnya;
17. Teman-Teman Akuntansi angkatan 2008 yang tidak bisa disebutkan satu
persatu;
18. Teman-Teman Akuntansi angkatan 2006, 2007, 2009, dan 2010 yang tidak
bisa disebutkan satu persatu;
19. Keluarga Besar HIMAKTA terutama presidium tahun 2010-2011 (Jerry,
Paulina, Danis, Izul, Dwi Rahmalia, Ipeh, Kamal, Zona, Umar, Santoso,
Deni, dan Krisna) kalian adalah tim yang hebat.
20. Keluarga Besar Minoritas (Ferdi, Alsby, Adit, Gerry Anugrah, Bery,
Ridho, Oco, Krisna, Diko, Deni, Baskoro, Gerry Ardika, Zona, Reza,
Engga, Aryo, Ijul, dll) kalian luar biasa;
21. Keluarga besar KKN Desa Umpu Bakti, Belambangan Umpu, Way
Kanan, terimakasih atas kebersamaan 40 hari yang tak terlupakan;
22. Terimakasih untuk orang-orang yang sudah terlibat atau melibatkan
dirinya dalam hidup saya, dan orang-orang yang terlewat disebutkan yang
memiliki arti yang sama dalam kehidupan saya. Terima Kasih.

Akhir kata penulis hanya dapat mendoakan semoga segala bantuan yang diberikan
mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT. Penulis berharap, semoga skripsi

ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi para pembaca.

Bandar Lampung, Juli 2014
Penulis

Febri Imawan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................ i
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang......................................................................................
1.2. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah..............................................
1.2.1. Perumusan Masalah..................................................................
1.2.2. Batasan Masalah.......................................................................
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................................
1.3.1. Tujuan Penelitian......................................................................
1.3.2. Manfaat Penelitian....................................................................

1
6
6
6
7
7
8

BAB II. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ........ 9
2.1. Landasan Teori .....................................................................................
2.1.1. Teori Stakeholder .....................................................................
2.1.2. Bank Syariah ............................................................................
2.1.3. Fungsi Bank Syariah ................................................................
2.1.4. Mekanisme Penghimpunan Dana Bank Syariah ......................
2.1.5. Profit Distribution Management...............................................
2.1.6. Kecukupan Modal ....................................................................
2.1.7. Efektivitas Dana Pihak Ketiga (EDPK) ...................................
2.1.8. Risiko Pembiayaan (RP) ..........................................................
2.1.9. Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) .......................................
2.1.10. Biaya Operasional per Pendapatan Operasional ....................
2.1.11. Ukuran Bank Syariah .............................................................
2.2. Hasil Penelitian-Penelitian Lain Sebelumnya ......................................
2.3. Pengembangan Hipotesis......................................................................
2.3.1. Kecukupan Modal dan Profit Distribution Management .........
2.3.2. Efektivitas Dana Pihak Ketiga dan Profit Distribution
..........Management ............................................................................

9
9
10
11
12
14
15
16
17
17
18
19
19
22
22
23

2.3.3. Risiko Pembiayaan dan Profit Distribution Management........
2.3.4. Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) dan Profit Distribution
..........Management .............................................................................
2.3.5. BOPO dan Profit Distribution Management ............................
2.3.6. Ukuran Bank Syariah dan Profit Distribution Management ....
2.4. Kerangka Penelitian..............................................................................

24
25
25
26
28

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 29
3.1. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................
3.2. Jenis Data dan Sumber Data .................................................................
3.3. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data .........................................
3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ..................
3.4.1. Variabel Independen (Bebas) ...................................................
3.4.2. Variabel Dependen (Terikat) ...................................................
3.5. Teknik Analisis Data ............................................................................
3.5.1. Analisa Regresi Logistik ..........................................................
3.5.2. Uji Signifikansi ........................................................................

29
30
30
31
31
33
34
34
37

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 35
4.1. Hasil Penelitian.....................................................................................
4.1.1. Gambaran Objek Penelitian .....................................................
4.2. Analisis Data.........................................................................................
4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif .....................................................
4.2.2. Uji Kelayakan Model (Goodness Of Fit Test) .........................
4.2.3. Uji Model Fit (Overall Model Fit) ...........................................
4.2.3.1. Chi-Square Test ..........................................................
4.2.3.2. Uji Negelkerke R Square .............................................
4.2.3.3. Uji Klasifikasi ..............................................................
4.2.4. Uji Koefisien Regresi ...............................................................
4.2.5. Pengujian Hipotesis..................................................................

39
39
40
40
42
43
43
44
45
46
47

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN................................................................... 54
5.1. Simpulan ..............................................................................................
5.2. Implikasi Hasil Penelitian ....................................................................
5.3. Keterbatasan Penelitian .......................................................................
5.3. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya .......................................................
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

54
55
55
56

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

SAMPEL PENELITIAN

Tabel 4.1

PROSES PENGAMBILAN SAMPEL

Tabel 4.2

DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN

Tabel 4.3

HASIL STATISTIK DESKRIPTIF

Tabel 4.4

HASIL UJI HOSMER AND LEMESHOW

Tabel 4.5

HASIL UJI CHI-SQUARE AWAL

Tabel 4.6

HASIL UJI CHI-SQUARE AKHIR

Tabel 4.7

HASIL UJI COX & SNELL R SQUARE DAN NAGELKERKE R
SQUARE

Tabel 4.8

HASIL UJI KLASIFIKASI

Tabel 4.9

HASIL PERHITUNGAN REGRESI LOGISTIK

Tabel 4.10

HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4

DESAIN PENELITIAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

DAFTAR BANK UMUM SYARIAH YANG TERDAFTAR DI
BANK INDONESIA PERIODE 2009-2012

Lampiran 2

SAMPEL BANK UMUM SYARIAH

Lampiran 3

DATA HASIL PENELITIAN

Lampiran 4

HASIL OLAH DATA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Bank syariah adalah bank yang didasarkan pada prinsip syariah yang
mengedepankan prinsip muamalah, keadilan dan kebersamaan dalam berusaha,
baik dalam memperoleh keuntungan maupun dalam menghadapi risiko. Dalam
proses penghimpunan dana maupun penyaluran dana, bank syariah menerapkan
sistem bagi hasil (Yaya dkk., 2009). Bagi hasil yang dimaksud adalah bentuk
return (perolehan kembalinya) dari kontrak investasi, dari waktu ke waktu, tidak
pasti dan tidak tetap (Karim, 2004). Besar kecilnya perolehan kembali itu
tergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi. Jika usaha mendapatkan
keuntungan, porsi bagi hasil adalah sesuai kesepakatan. Namun jika terjadi
kerugian maka porsi bagi hasil disesuaikan dengan kontribusi masing-masing
pihak. Dapat disimpulkan bahwa bagi hasil adalah suatu sistem yang meliputi tata
cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana (shahibul mall) dengan
pengelola dana (mudharib) (Muhammad, 2005).

Menurut Bank Indonesia (www.bi.go.id), profit distribution adalah pembagian
keuntungan bank syariah kepada deposan berdasarkan nisbah yang disepakati
setiap bulannya. Nisbah bagi hasil merupakan faktor penting dalam menentukan
salah satu faktor intern perusahaan yang penting yang dapat mempengaruhi bagi

2

hasil di bank syariah. Sebab aspek nisbah merupakan aspek yang disepakati
bersama antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi (Muhammad, 2005).
Ketika kondisi keuangan bank mengalami keuntungan maka keuntungan tersebut
akan dibagikan kepada nasabah sesuai dengan akad yang telah disepakati di awal,
begitu pula sebaliknya ketika bank mengalami kerugian maka kerugian tersebut
akan ditanggung bersama.

Bagi bank, deposan merupakan keberadaan yang vital, karena bank membutuhkan
dana dari deposan sebagai salah satu fungsi operasional bank. Sehubungan dengan
itu bank syariah menerapkan Profit Distribution Management (PDM) untuk
mempertahankan deposannya. Profit distribution management adalah aktivitas
yang dilakukan manager dalam mengelola pendistribusian laba untuk memenuhi
kewajiban bagi hasil bank syariah kepada nasabahnya (Mulyo, 2012). Profit
distribution management dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (kecukupan
modal, efektivitas dana pihak ketiga, risiko pembiayaan, proporsi dana pihak
ketiga, BOPO dan ukuran bank syariah).

Kecukupan Modal (KM), adalah kemampuan bank dalam mempertahankan modal
yang mencukupi untuk menutupi risiko kerugian yang mungkin timbul dari
penanaman dana dalam aset-aset produktif yang mengandung risiko, serta untuk
pembiayaan dalam aset tetap dan investasi. Kecukupan modal diukur dengan rasio
Capital Adequacy Ratio (CAR). Tingginya rasio ini dapat melindungi nasabah
dan dapat meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank (Rahman, 2004).
Penelitian Azmy (2009) menyatakan CAR berpengaruh positif terhadap profit

3

distribution management, namun sebaliknya penelitian Aisiyah (2010)
menemukan CAR berpengaruh negatif terhadap profit distribution management.

Efektivitas Dana Pihak Ketiga (EDPK), dapat diartikan seberapa jauh kemampuan
bank dalam mengelola pembiayaan yang bersumber dari dana deposan. EDPK
dapat diukur dengan Financing to Deposit Ratio (FDR). Tingkat bagi hasil (profit
distribution) yang akan diterima deposan akan sangat bergantung pada jumlah
dana yang disalurkan (tercermin dalam FDR), karena semakin produktif dana
yang dititipkan disalurkan dalam pembiayaan maka ada kemungkinan bagi hasil
yang diterima lebih besar. Hal ini sesuai dengan penelitian Vustany (2006) yang
menemukan FDR berpengaruh signifikan terhadap profit distribution
management. Namun sebaliknya Mawardi (2005) dan Azmy (2009) menemukan
FDR tidak berpengaruh terhadap profit distribution management. Demikian juga
dengan penelitian Aisiyah (2010) yang menyatakan bahwa FDR tidak
berpengaruh terhadap profit distribution management.

Risiko Pembiayaan, yaitu risiko yang timbul akibat debitor gagal memenuhi
kewajibannya. Tingkat bagi hasil yang akan diterima nasabah akan sangat
bergantung pada jumlah dana yang disalurkan dan seberapa baik kualitas
pembiayaan yang diberikan bank, karena hal ini akan mempengaruhi perolehan
laba dari penggunaan dana nasabah, hal ini bisa diindikasikan melalui tingkat
resiko pembiayaan yang diukur dengan rasio NPF. Hasil penelitian Mawardi
(2005) mengatakan bahwa Non Performing Financing (NPF) memiliki korelasi
negatif terhadap profit distribution management. Namun sebaliknya penelitian

4

Azmy (2009) menyatakan NPF berpengaruh signifikan terhadap profit
distribution management.

Proporsi dana pihak ketiga (PDPK), adalah proporsi atas dana yang diperoleh dari
nasabah selain pemodal maupun peminjam. PDPK juga mengambarkan salah satu
faktor yang memberikan informasi seberapa besar bank syariah itu membutuhkan
dana dari para nasabahnya. Jika dana tidak cukup, bank syariah tidak mampu
melakukan melakukan kegiatan operasionalnya dengan maksimal atau bahkan
menjadi tidak berfungsi sama sekali. Menurut Farook dkk. (2009) bahwa bank
syariah dengan proporsi dana pihak ketiga yang lebih kecil daripada dana
pemegang saham cenderung tidak mengelola profit distribution management
dengan baik yang mengacu pada suku bunga. Bank syariah tersebut kemungkinan
lebih menyediakan profit distribution management yang bersifat konsisten sesuai
dengan asset returns yang diperoleh. Jika proporsi dana pihak ketiga yang
diperoleh oleh bank syariah lebih besar, maka profit distribution management
yang dilakukan oleh bank syariah akan semakin baik pula.

Biaya Operasional per Pendapatan Operasional (BOPO), menurut Bank Indonesia
BOPO adalah rasio efisiensi bank yang mengukur beban operasional terhadap
pendapatan operasional. Semakin tinggi nilai BOPO maka semakin tidak efisien
operasi bank. Menurut Suyono (2005) dalam Nusantara (2009), BOPO
menunjukkan adanya pengaruh negatif terhadap ROA. Sehingga dalam penelitian
ini terkait dengan profit distribution management yang dilakukan oleh bank
syariah, maka BOPO juga bisa menunjukkan pengaruh negatif terhadap profit

5

distribution management. Sebaliknya penelitian Pratiwi (2012) menyatakan
BOPO berpengaruh positif signifikan terhadap profit distribution management.

Ukuran bank syariah sebagai salah satu kekuatan dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya, dimana salah satu indikatornya adalah dengan total aset yang
dimiliki oleh bank syariah itu sendiri. Logikanya adalah jika total aset yang
dimiliki bank syariah itu semakin besar, maka profit distribution management
yang akan dikelola semakin besar juga. Sehingga bisa dikatakan bahwa besar
kecil profit distribution management itu dapat dipengaruhi oleh ukuran bank
syariah itu sendiri, dalam hal ini total aset. Ukuran bank merupakan salah satu
faktor penentu internal yang sejak ekspansi perusahaan adalah tanggung jawab
manajemen bank. Menurut Boyd dan Runkle (1993) dalam Teng (2012), Ukuran
bank sering dikaitkan dengan konsep economic of scale. Teori ekonomi
menjelaskan bahwa jika industri mengalami economic of scale, institusi bisa lebih
efisien untuk menghasilkan biaya yang lebih rendah. Diharapkan ekonomi skala
atau ukuran bank berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank.

Penelitian ini mereplikasi penelitian Mulyo dan Mutmainah (2012). Perbedaan
penelitian ini yaitu adanya penambahan variabel independen (BOPO dan ukuran
bank syariah). Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang beragam, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh
kecukupan modal, efektivitas dana pihak ketiga, risiko pembiayaan, proporsi dana
pihak ketiga, BOPO dan ukuran bank syariah terhadap PDM pada bank syariah di
Indonesia. Judul penelitian ini adalah “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

6

Profit Distribution Management pada Bank Syariah di Indonesia Periode
2009-2012.”

1.2. Perumusan dan Batasan Masalah
1.2.1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Apakah kecukupan modal mempengaruhi Profit Distribution Management
(PDM) pada bank syariah di Indonesia?
2. Apakah efektivitas dana pihak ketiga (EDPK) mempengaruhi Profit
Distribution Management (PDM) pada bank syariah di Indonesia?
3. Apakah risiko pembiayaan mempengaruhi Profit Distribution Management
(PDM) pada bank syariah di Indonesia?
4. Apakah proporsi dana pihak ketiga mempengaruhi Profit Distribution
Management (PDM) pada bank syariah di Indonesia?
5. Apakah Biaya Operasional per Pendapatan Operasional (BOPO)
mempengaruhi Profit Distribution Management (PDM) pada bank syariah di
Indonesia?
6. Apakah ukuran bank syariah mempengaruhi Profit Distribution Management
(PDM) pada bank syariah di Indonesia?

1.2.2. Batasan Masalah
Batasan masalah yang ditentukan oleh penulis agar penelitian memiliki ruang
lingkup dan arah yang jelas adalah sebagai berikut:

7

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi profit distribution management bank
syariah dalam penelitian ini yaitu kecukupan modal (rasio CAR), efektivitas
dana pihak ketiga (rasio FDR), risiko pembiayaan (rasio NPF), proporsi dana
pihak ketiga (dana pihak ketiga dibagi total aset), BOPO (total beban
operasional dibagi total pendapatan operasional) dan ukuran bank syariah
(total aset). Faktor-faktor yang selain disebutkan di atas tidak menjadi
sorotan penelitian ini.
2. Perusahaan sampel yang akan diteliti adalah perusahaan perbankan syariah
yang terdaftar di Bank Indonesia, kurun waktu 2009-2012.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang:
1. Pengaruh kecukupan modal terhadap Profit Distribution Management (PDM)
pada bank syariah di Indonesia.
2. Pengaruh efektivitas dana pihak ketiga terhadap Profit Distribution
Management (PDM) pada bank syariah di Indonesia.
3. Pengaruh risiko pembiayaan terhadap Profit Distribution Management (PDM)
pada bank syariah di Indonesia.
4. Pengaruh proporsi dana pihak ketiga terhadap Profit Distribution Management
(PDM) pada bank syariah di Indonesia.
5. Pengaruh BOPO terhadap Profit Distribution Management (PDM) pada bank
syariah di Indonesia.

8

6. Pengaruh ukuran bank syariah terhadap Profit Distribution Management
(PDM) pada bank syariah di Indonesia.

1.3.2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi para akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
di bidang perbankan syariah dan dapat digunakan sebagai referansi bagi
penelitian seanjutnya.
2. Dalam praktiknya:
a. Bagi investor dan deposan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dapat
memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi profit
distribution management bank syariah di Indonesia.
b. Bagi perbankan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan
bagi perbankan syariah untuk meningkatkan kinerjanya dengan lebih baik
berdasarkan hukum dan peraturan dari Al Quran dan Al Hadits.
c. Bagi managemen perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan bagi bank syariah di Indonesia terkait masalah profit distribution
management sesuai dengan prinsip bagi hasil.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori
2.1.1. Teori Stakeholder
Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau
masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki
hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Menurut Roberts (1992) dalam
Tamba (2011), yang termasuk dalam stakeholder yaitu shareholder, kreditur,
karyawan, pelanggan, supplier, pemerintah, masyarakat dan sebagainya.
Stakeholder terbagi menjadi dua yaitu stakeholder primer dan sekunder (Clarkson,
1995 dalam Prasetya, 2011). Stakeholder primer adalah individu atau kelompok
yang tanpa keberadaannya perusahaan tidak mampu survive untuk going concern,
meliputi shareholder dan investor, karyawan, konsumen dan pemasok, bersama
dengan yang didefinisikan sebagai kelompok stakeholder publik, yaitu:
pemerintah dan komunitas. Stakeholder sekunder didefinisikan sebagai individu
atau kelompok yang mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan, namun mereka
tidak berhubungan dengan transaksi perusahaan dan tidak esensial
kelangsungannya.

Bagi bank, deposan merupakan keberadaan yang vital, karena bank
membutuhkan dana dari deposan sebagai salah satu fungsi operasional bank untuk
going concern dalam bentuk tabungan, deposito dan giro. Hal tersebut

10

mengakibatkan setiap bank (bank syariah ataupun bank konvensional) untuk
bersaing memperoleh pangsa pasar deposan, yaitu bank konvensional
menggunakan suku bunga dan bank syariah dengan sistem bagi hasilnya untuk
menarik deposan. Menurut Karim (2004), Khairunnisa (2002) dan Husnelly
(2003) tipe deposan di Indonesia sebagian besar termasuk dalam kelompok
floating segment. Floating segment merupakan segmen yang peka terhadap harga
dan hukum islam. Dalam segmen ini sangat tinggi kemungkinan deposan
memindahkan dananya pada bank lain (displacement fund) karena perbedaan
return antara bank konvensional dan bank syariah. Jika bank konvensional yang
mengacu pada BI rate memiliki tingkat return yang lebih tinggi, maka bank
syariah terpaksa (forced) melakukan profit distribution management yang
mengacu pada suku bunga (BI rate), sehingga tingkat return bagi hasil di bank
syariah tidak kalah bersaing. Oleh karena itu, PDM menjadi salah satu langkah
yang digunakan manajer bank syariah untuk memanage stakeholder-nya dan
bersaing dengan bank yang lain.

2.1.2. Bank Syariah
Dalam Pasal 1 Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah,
disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsipprinsip syariat Islam atau bank yang tata cara beroperasinya mengacu pada
ketentuan Al-Quran dan Al-Hadits. Definisi lainnya, bank syariah merupakan
bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga atau lembaga

11

keuangan yang operasional produknya dikembangkan berlandaskan Alquran dan
hadits.

2.1.3. Fungsi Bank Syariah
Berdasarkan Pasal 4 UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
disebutkan bahwa bank syariah wajib menjalankan fungsi menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat. Dalam beberapa literatur perbankan syariah, bank
syariah dengan beragam skema transaksi yang dimiliki dalam skema non-riba
memiliki setidaknya empat fungsi, yaitu (Yaya, 2009):
1. Fungsi Manajemen Investasi
Fungsi ini dapat dilihat pada segi penghimpunan dana oleh bank syariah,
khususnya dana mudharabah. Dengan fungsi ini, bank syariah bertindak sebagai
manajer investasi dari pemilik dana (shahibul maal) dalam dana yang dihimpun
dapat menghasilkan keuntungan yang akan dibagihasilkan antara bank syariah dan
pemilik dana.
2. Fungsi Investor
Dalam penyaluran dana, bank syariah berfungsi sebagai investor (pemilik dana).
Sebagai investor, penanaman dana yang dilakukan oleh bank syariah harus
dilakukan pada sektor-sektor yang produktif dengan risiko yang minim dan tidak
melanggar ketentuan syariah. Selain itu, dalam menginvestasikan dana bank
syariah harus menggunakan alat investasi yang sesuai dengan syariah.
3. Fungsi Sosial
Fungsi sosial bank syariah merupakan sesuatu yang melekat pada bank syariah.
Setidaknya ada dua instrumen yang digunakan oleh bank syariah dalam

12

menjalankan fungsi sosialnya, yaitu instrumen Zakat, Infak, Sadaqah dan Wakaf
(ZISWAF) dan instrumen qardhul hasan.
4. Fungsi Jasa Keuangan
Fungsi jasa keuangan yang dijalankan oleh bank syariah tidaklah berbeda dengan
bank konvensional, seperti memberikan layanan kliring, transfer, inkaso,
pembayaran gaji, letter of guarantee, letter of credit dan lain sebagainya. Akan
tetapi,dalam hal mekanisme mendapatkan keuntungan dari transaksi tersebut,
bank syariah tetap harus menggunakan skema yang sesuai dengan prinsip syariah.

2.1.4. Mekanisme Penghimpunan Dana Bank Syariah
Penghimpunan dana bank syariah dari masyarakat dilakukan dengan
menggunakan instrument tabungan, deposito dan giro yang secara total biasa
disebut dana pihak ketiga. Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN),
prinsip penghimpunan dana yang digunakan dalam bank syariah ada dua, yaitu
prinsip wadiah dan prinsip mudharabah.

Wadiah berati titipan dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan
hukum yang harus dijaga dan dikembalikan oleh yang penerima titipan (bank),
kapan pun si penitip (nasabah) menghendaki. Prinsip wadiah yang lazim
digunakan dalam perbankan syariah adalah wadiah yad adh-dhamanah dan biasa
disingkat dengan wadiah. Prinsip ini dapat diterapkan pada kegiatan
penghimpunan dana berupa giro dan tabungan. Giro wadiah adalah titipan pihak
ketiga pada bank syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, kartu ATM, sarana perintah pembayaran lainnya,
atau dengan cara pemindahbukuan. Adapun tabungan wadiah adalah titipan pihak

13

ketiga pada bank syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati dengan menggunakan kuitansi, kartu ATM, sarana
perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara pemindahbukuan.
Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis kerja sama usaha yang dalam hal
ini pihak pertama menyediakan dana dan pihak kedua bertanggung jawab atas
pengelolaan usaha. Pihak yang menyediakan dana biasa disebut dengan istilah
shahibul maal, sedang pihak yang mengelola usaha biasa disebut dengan istilah
mudharib. Keuntungan hasil usaha dibagikan sesuai dengan nisbah bagi hasil
yang disepakati bersama sejak awal. Akan tetapi, jika terjadi kerugian, shahibul
maal akan menanggung kerugian tersebut sedangkan mudharib tidak dengan
dasar kerugian bukan terjadi karena kelalaian mudharib. Namun jika terjadi
kerugian berdasarkan kelalaian mudharib maka kerugian ditanggung mudharib
(Mulyo, 2012). Dalam bank syariah terdapat dua jenis penghimpunan dana
berdasarkan mudharabah, yaitu:
1. Tabungan Mudharabah
Aplikasi dalam penggunaan produk mudharabah menurut UU No. 10 Tahun
1998 tentang Bank Umum berdasarkan prinsip syariah, sebagaimana tabungan
adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau
alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tabungan mudharabah adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang
dipersamakan dengan itu. Sifat dana pada tabungan mudharabah bersifat
investasi. Insentif pada tabungan mudharabah adalah berupa bagi hasil yang

14

wajib diberikan oleh bank jika memperoleh pendapatan atau laba pada setiap
periode yang disepakati (biasanya 1 bulan) kepada penabung sesuai dengan
nisbah yang disepakati.
2. Deposito Mudharabah
Aplikasi dalam penggunaan produk mudharabah menurut UU No. 10 tahun
1998 tentang Bank Umum berdasarkan prinsip syariah, deposito adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah dengan bank. Deposito mudharabah adalah
simpanan dana dengan skema pemilik dana (shahibul maal) memercayakan
dananya untuk dikelola bank (mudharib) dengan hasil yang diperoleh dibagi
antara pemilik dana dan bank dengan nisbah yang disepakati sejak awal.
Deposito mudharabah hanya dapat ditarik sesuai dengan waktu yang
disepakati. Adapun pembayaran bagi hasil kepada pemilik dana deposito
mudharabah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dilakukan setiap ulang
tanggal pembukaan deposito mudharabah atau dilakukan setiap akhir bulan
atau awal bulan berikutnya tanpa memperhatikan tanggal pembukaan deposito
mudharabah.
2.1.5. Profit Distribution Management
Profit distribution management merupakan aktivitas yang dilakukan manajer
dalam mengelola pendistribusian laba untuk memenuhi kewajiban bagi hasil bank
syariah kepada nasabahnya. Menurut Antonio (2001), metode distribusi bagi hasil
merupakan faktor tidak langsung dalam menentukan besarnya bagi hasil yang
akan dibagikan. Menurut Bank Indonesia (www.bi.go.id), distribusi bagi hasil
adalah pembagian keuntungan bank syariah kepada nasabah simpanan

15

berdasarkan nisbah yang disepakati setiap bulannya. Jadi bisa disimpulkan secara
singkat profit distribution management merupakan aktivitas yang dilakukan
manajer dalam mengelola pendistribusian laba untuk memenuhi kewajiban bagi
hasil bank syariah kepada nasabahnya. Di dalam usaha tersebut diperjanjikan
adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan didapat antara kedua belah
pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan syariah merupakan ciri
khusus yang ditawarkan kapada masyarakat, dan di dalam aturan syariah yang
berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada
awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua
belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan
adanya kerelaan (an-tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur
paksaan.

Sundararajan (dalam Farook dkk., 2009) menemukan bahwa beberapa bank dalam
sampel penelitiannya melakukan PDM yang mengacu pada suku bunga. Farook
dkk. (2009), dalam sampel penelitiannya juga menemukan bahwa Indonesia
cenderung melakukan PDM yang lebih tinggi dari beberapa bank lainnya. Untuk
menghitung PDM yang mengacu pada suku bunga dapat digunakan asset spread.
Asset spread adalah absolute spread antara Return On Asset (ROA) dan average
Return On Investment Account Holder (ROIAH) yang merupakan rata-rata return
bagi hasil bagi nasabah atau deposannya.

2.1.6. Kecukupan Modal (KM)
Kecukupan modal adalah gambaran kemampuan bank dalam mempertahankan
modal yang mencukupi untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul dari

16

penanaman dana dalam aset produktif yang mengandung risiko, serta untuk
pembiayaan dalam aset tetap dan investasi. Rasio CAR dapat digunakan untuk
mengukur kecukupan modal pada bank syariah (Muhammad, 2005). Menurut
Yuliani (2007), CAR juga biasa disebut dengan rasio kecukupan modal, yang
berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang
mungkin timbul dari penanaman aset yang mengandung risiko serta membiayai
seluruh benda tetap dan inventaris bank.
CAR menunjukkan sejauh mana penurunan aset bank masih dapat ditutup oleh
modal bank yang tersedia, semakin tinggi CAR, semakin baik kondisi sebuah
bank (Achmad dan Kusumo, 2003). Semakin besar rasio ini, maka kesehatan bank
dikatakan membaik. Hal ini dikarenakan besar modal yang dimiliki bank mampu
menutupi risiko kerugian yang timbul dari penanaman dana dalam aset produktif
yang mengandung risiko, serta dapat digunakan untuk pembiayaan penanaman
dalam aset tetap dan investasi. Berdasarkan ketentuan Bank for International
Settlements, bank yang dinyatakan sebagai bank sehat harus memiliki CAR paling
sedikit sebesar 8% (Muhammad, 2005: 249).

2.1.7. Efektivitas Dana Pihak Ketiga (EDPK)
Efektivitas dana pihak ketiga merupakan cerminan dari fungsi intermediasi bank,
yaitu dalam menyalurkan dana pihak ketiga ke pembiayaan. Menurut Antonio
(2001: 170) dalam perbankan syariah lebih dikenal istilah pembiayaan (financing)
bukan kredit (loan). Pembiayaan (financing) merupakan penyaluran dana kepada
pihak ketiga, bukan bank dan bukan Bank Indonesia yang dikeluarkan dalam
bentuk produk bank. Penyalurannya dana pada pihak ketiga harus berhubungan

17

dengan sektor riil dan tidak boleh adanya sifat spekulatif (Amalia dan Edwin,
2007). Dana pihak ketiga dalam bank syariah adalah giro, titipan (wadiah),
tabungan dan deposito.

2.1.8. Risiko Pembiayaan (RP)
Risiko pembiayaan adalah tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh
bank syariah. Risiko pembiayaan yang diterima bank merupakan salah satu risiko
usaha bank, yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali pinjaman yang
diberikan atau investasi yang sedang dilakukan oleh pihak bank (Muhammad,
2005: 359). Bank dalam memberikan pembiayaan harus melakukan analisis
terhadap kemampuan debitur dalam membayar kembali kewajibannya. Setelah
pembiayaan diberikan, bank wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan
pembiayaan serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi
kewajibannya.

2.1.9. Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK)
Menurut Farook (2012) Proporsi dana pihak ketiga adalah proporsi atas dana yang
diperoleh oleh bank syariah dalam yang dihimpun oleh bank syariah tersebut,
dimana dana tersebut merupakan dana uang masuk ke bank syariah, yang berasal
dari nasabah selain pemodal maupun peminjam. PDPK juga mengambarkan salah
satu faktor yang memberikan informasi, dimana menggambarkan seberapa besar
bank syariah itu membutuhkan dana dari para nasabahnya. Jika dana tidak cukup,
bank syariah tidak mampu melakukan kegiatan operasionalnya dengan maksimal
atau bahkan menjadi tidak berfungsi sama sekali. Menurut Rinaldy (2008)
Kemampuan bank dalam menghimpun dana masyarakat sangat berpengaruh

18

terhadap pertumbuhan bank, baik itu penghimpunan dalam skala kecil ataupun
besar dengan masa pengendapan yang memadai. Dana deposan merupakan dana
yang dipercayakan masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan
dana. Dana deposan mampu memengaruhi anggaran (budget) sebuah bank, budget
akan bertambah seiring bertambahnya dana deposan (Farook, 2012).

2.1.10. Biaya Operasional per Pendapatan Operasional (BOPO)
Biaya Operasional per Pendapatan Operasional (BOPO) adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasionalnya. rasio BOPO merupakan rasio yang
menunjukkan besaran perbandingan antara beban atau biaya operasional terhadap
pendapatan operasional suatu perusahaan pada periode tertentu (Riyadi, 2004).
BOPO telah menjadi salah satu rasio yang perubahan nilainya sangat diperhatikan
terutama bagi sektor perbankan mengingat salah satu kriteria penentuan tingkat
kesehatan bank oleh Bank Indonesia adalah besaran rasio ini.

Bank yang nilai Rasio BOPO- nya tinggi menunjukkan bahwa bank tersebut tidak
beroperasi dengan efisien karena tingginya nilai dari rasio ini memperlihatkan
besarnya jumlah biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh pihak bank untuk
memperoleh pendapatan operasional. Di samping itu, jumlah biaya operasional
yang besar akan memperkecil jumlah laba yang akan diperoleh karena biaya atau
beban operasional bertindak sebagai faktor pengurang dalam laporan laba rugi.
Nilai rasio BOPO yang ideal berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23
/DPNP tanggal 31 Mei 2004 berada antara 50-75% sesuai dengan ketentuan Bank

19

Indonesia. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam
menjalankan aktivitas usahanya.
2.1.11. Ukuran Bank Syariah
Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang dapat diklasifikasi besar kecil
perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar
saham, dan lain-lain. Ukuran bank merupakan salah satu penentu internal karena
ekspansi perusahaan adalah tanggung jawab manajemen bank. Menurut Boyd dan
Runkle (1993), ukuran bank sering dikaitkan dengan konsep economic of scale.
Teori ekonomi menjelaskan bahwa jika suatu industri yang mengalami economic
of scale, institusi bisa lebih efisien untuk menghasilkan biaya yang lebih rendah.
Diharapkan bahwa ekonomi skala atau ukuran bank yang positif berkaitan dengan
profitabilitas bank. Untuk membandingkan bank besar dengan bank kecil, bank
besar diasumsikan untuk menikmati skala ekonomi, mereka bisa menghasilkan
jumlah besar produk murah dan efisien. Oleh karena itu, bank-bank besar mampu
menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan bank
kecil.

2.2. Hasil Penelitian-penelitian Lain sebelumnya
Hasil Penelitian-penelitian Terdahulu Profit Distribution Management
Rahman (2004) melakukan penelitian berjudul Analisa Faktor Internal Terhadap
Distribusi Bagi Hasil Bank Syariah (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah
Mandiri). Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembiayaan
mudharabah yang tersalurkan, pembiayaan musyarakah yang tersalurkan,
pembiayaan lainnya yang tersalurkan, investasi pada surat berharga, aset yang
diperoleh untuk ijarah, piutang murabahah yang tersalurkan, piutang istishna

20

yang tersalurkan, penempatan pada Bank Indonesia, penempatan pada bank lain,
Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Financing to deposit ratio (FDR) terhadap
distribusi bagi hasil PT. Bank Syariah Mandiri. Hasil penelitian adalah
pembiayaan murabahah, penempatan pada bank sentral, penempatan bank lain
dan pembiayaan lain kecuali ijarah berpengaruh secara signifikan positif terhadap
distribusi bagi hasil. Pembiayaan istishna berpengaruh signifikan negatif terhadap
distribusi bagi hasil sedangkan pembiayaan musyarakah, mudharabah dan
penempatan pada surat berharga tidak signifikan mempengaruhi distribusi bagi
hasil.

Mawardi (2005) melakukan penelitian berjudul Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penetapan Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Muthlaqah.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh tingkat bunga deposito bank
konvensional, tingkat FDR, tingkat NPF (Non Performing Financing), dan
effective rate pendapatan bank terhadap return bagi hasil deposito mudharabah
muthlaqah. Hasil penelitian adalah semua variabel independen secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Secara parsial, hanya variabel
tingkat bunga deposito yang menunjukkan hubungan yang signifikan, sementara
variabel independen lainnya tidak signifikan.

Vustany (2006) dengan penelitiannya yang berjudul Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemberian Bagi Hasil Nasabah. Penelitian tersebut bertujuan
untuk meneliti pengaruh pendapatan bank, jumlah dana pihak ketiga, deposite rate
12 bulan, BI rate dan FDR terhadap pemberian bagi hasil nasabah. Hasil
penelitian adalah pemberian bagi hasil nasabah secara signifikan hanya

21

dipengaruhi oleh variabel pendapatan, BI rate dan FDR, sedangkan variabel yang
tidak mempengaruhi signifikan secara statistik adalah jumlah dana pihak ketiga
dan deposito rate 12 bulan.

Azmy (2009) dengan penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah Pada Bank Umum
Syariah Di Indonesia. Penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti pengaruh FDR,
NPF, CAR, tingkat inflasi, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi terhadap
tingkat bagi hasil simpanan mudharabah. Hasil penelitian adalah variabel
independen secara simultan berpengaruh signifikan. Sedangkan variable
independen secara parsial, hanya CAR, inflasi dan suku bunga yang berpengaruh
secara signifikan terhadap tingkat bagi hasil simpanan mudharabah.

Farook dkk. (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Profit Distribution
Management Management By Islamic Banks: An Empirical Investigation. Hasil
penelitian adalah variabel religiousity, financial development, LA/TA, dan reserve
berpengaruh secara positif terhadap extent of Profit Distribution Management,
sedangkan familiarity with Islamic banking, concentration market, deposit dan
bank-age berpengaruh secara negatif terhadap extent of Profit Distribution
Management.

Aisiyah (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Bagi Hasil pada Bank Syariah Mandiri. Penelitian tersebut
bertujuan untuk meneliti pengaruh FDR, CAR, effective rate of return, tingkat
bunga pinjaman investasi serta tingkat inflasi terhadap bagi hasil. Hasil penelitian
adalah FDR dan tingkat bunga pinjaman investasi berpengaruh positif tidak

22

signifikan, CAR dan tingkat inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan, lalu
effective rate of return berpengaruh positif signifikan terhadap bagi hasil Bank
Syariah Mandiri.

2.3. Pengembangan Hipotesis
2.3.1. Kecukupan Modal dan Profit Distribution Management
Kecukupan modal menggambarkan kemampuan bank dalam mempertahankan
modal yang mencukupi untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul dari
penanaman dana dalam aset produktif yang mengandung risiko, serta untuk
pembiayaan dalam aset tetap dan investasi. Capital Adequacy Ratio (CAR)
dapat digunakan untuk mengukur kecukupan modal pada bank syariah (Rahmat,
2012). Menurut Mulyo (2012) semakin besar rasio CAR, maka kesehatan bank
dikatakan membaik. Hal ini dikarenakan besar modal yang dimiliki bank mampu
menutupi risiko kerugian yang timbul dari penanaman dana dalam aset produktif
yang mengandung risiko, serta dapat digunakan untuk pembiayaan penanaman
dalam aset tetap dan investasi. Berdasarkan ketentuan Bank for International
Settlements, bank yang dinyatakan sebagai bank sehat harus memiliki CAR paling
sedikit sebesar 8% (Muhammad, 2005: 249).
Berdasarkan uraian di atas CAR yang tinggi membuat bank mampu meredam
risiko-risiko yang muncul, sehingga manajer bank lebih berani melakukan PDM
yang mengacu pada suku bunga dikarenakan bank sedang dalam kondisi yang
aman. Jika dikaitkan dengan teori stakeholder, bank syariah akan meningkatkan
PDM yang mengacu pada suku bunga untuk memuaskan deposannya. Oleh
karena itu dibentuklah hipotesis sebagai berikut:

23

H1: Kecukupan Modal Berpengaruh Positif Terhadap Profit Distribution
Management Bank Syariah

2.3.2. Efektivitas Dana Pihak Ketiga dan Profit Distribusi Management
Efektivitas Dana Pihak Ketiga (EDPK) merupakan cerminan dari fungsi
intermediasi bank, yaitu dalam menyalurkan dana pihak ketiga ke pembiayaan.
EDPK dapat diukur dengan Financing to Deposit Ratio (FDR). Semakin tinggi
rasio ini (menurut Bank Indonesia 85%-100%), semakin baik tingkat kesehatan
bank, karena pembiayaan yang disalurkan bank lancar, sehingga pendapatan bank
semakin meningkat.

Dalam manajemen perbankan syariah dituntut untuk memperbaiki dan
meningkatkan dana pihak ketiga, sehingga dana yang diterima kemudian bisa
disalurkan dan diputar kembali untuk kegiatan operasional bank, sehingga
memperoleh keutungan dengan catatan penggunaannya dilakukan dengan efektif,
jadi semakin banyak dana pihak ketiga yang masuk, maka akan meningkatkan
profitabilitas bank syariah. Hal ini diperkuat dengan adanya penelitian yang
dilakukan oleh M